"PERKEMBANGBIAKAN HEWAN DAN MANUSIA"
MAKALAH
Makalah ini disusun guna untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah IPA 2
SD yang diampu oleh Bapak Andi Wibowo, M.Pd.
HALAMAN JUDUL
Disusun oleh:
Khusniyatul Maf'ulah 201564260012
Lucky Muttaqin 201564260014
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT
NOVEMBER 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan
Alam 2 ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa suatu rintangan apapun.
Makalah Ilmu Pengetahuan Alam 2 yang berjudul "Perkembangbiakan Hewan
dan Manusia" ini kami susun sebagai pelengkap nilai tugas Ilmu Pengetahuan
Alam 2 dan juga memberikan wawasan dan pemaham yang lebih tentang
perkembangbiakan hewan dan manusia.
Sebagai penulis kami menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah mendukung kelancaran dan terciptanya makalah ini. Terutama
kepada Bapak Andi Wibowo, M.Pd. selaku Dosen Ilmu Pengetahuan Alam 2.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih banyak kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran sangat kami
butuhkan untuk menyempurnakan makalah ini di masa yang akan datang. Atas
kurang lebihnya kami mengucapkan terima kasih.
Malang, 26 September 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Perkembangbiakan pada Hewan 2
1. Generatif 2
2. Vegetatif 6
B. Fase Perkembangbiakan pada Hewan 8
1. Fase Embrio atau Embrionik 9
2. Pascaembrionik 9
C. Perkembangbiakan Hewan Berdasarkan Tempatnya 10
D. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perkembangbiakan Hewan 11
E. Alat Perkembangbiakan Hewan Mamalia 12
1. Hewan Jantan 12
2. Hewan Betina 12
F. Perkembangbiakan Manusia 13
BAB III PENUTUP 18
A. Kesimpulan 18
B. Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya semua makhluk hidup di dunia ini tumbuh dan berkembang.
Hal ini berkaitan dengan keberlangsungan hidup suatu populasi.
Perkembangbiakan tersebut bertujuan untuk meneruskan generasi dari suatu
individu/spesies baik itu manusia, hewan ataupun tumbuhan.
Dalam makalah yang kami buat ini kami mengangkat materi
Perkembangbiakan Hewan dan Manusia. Perkembangbiakan hewan memiliki
tujuan untuk melestarikan jenisnya terlebih lagi adalah banyak hewan
yang ada di Indonesia hampir di ambang kepunahan. Oleh sebab itulah,
perkembangbiakan perlu dilakukan agar hewan tersebut tidak punah.
Sebenarnya setiap makhluk hidup memiliki kemampuan untuk melestarikan
jenisnya dengan cara berkembangbiak hewan, namun seiring dengan campur
tangan manusia banyak makhluk hidup yang tidak dapat melestarikan
jenisnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangbiakan hewan?
2. Bagaimanan perkembangbiakan manusia?
C. Tujuan
1. Menjelaskan perkembangbiakan hewan
2. Menjelaskan perkembangbiakan manusia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangbiakan pada Hewan
Perkembangbiakan hewan terbagi menjadi dua macam yaitu sebagai
berikut ini:
1. Generatif
Perkembangbiakan dengan jenis ini akan membentuk individu baru
dengan cara kawin yaitu peleburan sel kelamin jantan dan juga sel
kelamin betina. Berikut ini adalah jenis perkembangbiakan yang masuk
ke dalam jenis generatif:
a. Vivipar atau Melahirkan
Cara pertama yang dapat dilakukan oleh hewan untuk memperbanyak
diri adalah dengan cara melahirkan. Vivipar banyak dilakukan oleh
hewan mamalia. Hewan yang berkembangbiak dengan cara melahirkan,
pertama kali dia akan mengalami pembuahan sel telur yang akan
dilakukan oleh sperma di dalam tubuhnya atau rahimnya. Tidak
hanya itu saja perkembangan embrio ada di rahim hewan tersebut.
Pertumbuhan dan perkembangan embrio akan terus terjadi sampai
saatnya embrio itu berubah menjadi bakal hewan yang dilahirkan di
dunia ini.
Proses perkembangbiakan dengan cara melahirkan adalah sebagai
berikut ini:
1) Sel sperma membuahi sel telur yang ada di induk betina.
2) Tumbuhlah embrio di dalam rahim si induk betina.
3) Induk betina akan mengalami masa kehamilan dimana embrio
itu akan berubah menjadi bakal janin hewan di dalam rahim
induk betina.
Sama halnya dengan manusia, hewan yang mengandung dan melahirkan
akan berbagi makanan dengan janin yang ada di dalam rahimnya. Hal
itu dikarenakan janin yang ada di dalam rahim akan memperoleh
makanan dari induknya. Apa yang induknya makan juga akan dimakan
oleh janin yang ada di dalam kandungan. Penghubung antara induk
dengan janin yang ada di dalam kandungan adalah plasenta.
Pertumbuhan janin pada hewan vivipar cenderung lambat, berbeda
dengan pertumbuhan janin hewan ovipar. Anak hewan yang dilahirkan
ke dunia nantinya akan memiliki sifat yang sama dengan induknya
begitupula dengan bentuk tubuh anak hewan yang dilahirkan sama
persis dengan induknya.
Indera anak hewan vivipar akan lengkap yaitu memiliki indera
penglihatan, indera penciuman, indera pendengaran dan juga indera-
indera yang lainnya.Sama halnya dengan manusia, induk hewan
vivipar akan menyusui anak yang dilahirkannya selama beberapa
bulan.
Ciri-ciri hewan vivipar/ melahirkan:
1) Memiliki puting susu
2) Memiliki daun telinga
3) Penutup tubuh hewan vivipar adalah rambut.
Hewan-hewan vivipar biasanya adalah kelompok dari hewan mamalia.
Kucing yang menyusui anaknya termasuk hewan vivipar
Contoh hewan yang berkembang biak dengan cara vivipar:
Kuda, sapi, kerbau, kera, gajah, harimau, kambing, kucing,
anjing, jerapah, unta, babi, kelelawar, singa, tikus.
b. Hewan Bertelur atau Ovipar
Ovipar merupakan hewan yang akan berkembangbiak degan cara
bertelur. Oleh sebab itu hewan yang bertelur akan meletakkan telur
tersebut di luar tubuhnya. Hewan yang berkembangbiak dengan cara
bertelur akan memiliki pertumbuhan dan perkembangan embrio di luar
tubuhnya. Embrio milik hewan ovipar akan dilindungi dengan
cangkang telur. Telur yang dikeluarkan oleh hewan ovipar
dilengkapi dengan kuning telur atau yolk. Fungsi dari kuning telur
tersebut adalah dijadikan sebagai cadangan makanan untuk embrio
yang tumbuh di dalam telur tersebut. Embrio yang tumbuh sempurna
akan menetas dan keluar dari cangkang telur, sedangkan embrio yang
tidak berkembang dengan sempurna dapat membuat telur tersebut
beraroma busuk.
Berikut ini proses perkembangbiakan yang terjadi pada hewan
bertelur:
1) Pertemuan sel kelamin jantan dan betina akan membentuk
embrio di dalam cangkang telur.
2) Embrio akan tumbuh berada di luar induknya namun berada di
dalam cangkang telur.
3). Embrio yang ada di dalam cangkang telur akan memperoleh
makanan dari kuning telur yang ada di dalam telur tersebut.
4). Embrio akan terus tumbuh dan berkembang menjadi individu
baru.
Embrio yang ada di dalam telur akan tumbuh dengan waktu yang
cepat dibandingkan dengan embrio yang ada di dalam rahim hewan
vivipar. Embrio yang tumbuh di dalam cangkang telur akan membentuk
tubuhnya sama dengan indukannya. Embrio yang ditetaskan tidak
memiliki daun telinga seperti hewan vivipar.
Janin yang dikeluarkan oleh hewan ovipar juga tidak memiliki
kelenjar susu sehingga individu baru tersebut akan sama dengan
induknya yang tidak bisa menyusui anaknya.
Daur hidup kupu-kupu, kupu-kupu termasuk hewan ovipar/ bertelur
Ciri-ciri hewan ovipar/ bertelur:
1) tidak mempunyai daun telinga
2) tidak mempunyai kelenjar susu
3) tidak menyusui anaknya
Hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur/ ovipar yaitu
semua bangsa burung/unggas, sebagian bangsa reptil, sebagian
bangsa serangga, sebagian bangsa ikan, dan sebagian bangsa hewan
amfibi.
c. Bertelur Dan Melahirkan (Ovovivipar)
Banyak yang bingung dengan perkembangbiakan ini, bagaimana bisa
hewan bisa bertelur dan juga melahirkan. Sebenarnya simpel saja,
telur hasil pembuahan tersebut ada di dalam tubuh induknya dan
baru dilahirkan setelah telur itu menetas. Oleh sebab itu, hewan
yang berkembangbiak dengan cara itu disebut dengan hewan yang
bertelur dan juga melahirkan.
Berikut ini adalah proses hewan yang bertelur dan juga
melahirkan:
Pembuahan yang dilakukan sel kelamin jantan terhadap sel kelamin
betina menghasilkan embrio yang ada di dalam tubuh induk betina.
Embrio tersebut tumbuh dan berkembang di dalam cangkang telur.
Embrio tersebut akan terus berkembang dan tumbuh di dalam telur.
Sama halnya dengan hewan ovipar, makanan yang diperlukan oleh
bakal janin itu ada pada kuning telur. Makanan yang dibutuhkan
oleh bakal janin itu tidak berasal dari induknya.Saat tiba
waktunya untuk dilahirkan, telur tersebut akan menetas. Setelah
telur tersebut menetas, anak hewan tersebut akan keluar dari tubuh
induknya dan menjadi individu yang baru. Contoh hewan yang
berkembang biak dengan cara bertelur melahirkan (ovovivipar):
ular, kadal, ikan hiu, ikan pari.
Ular termasuk hewan yang berkembang biak dengan cara ovovivipar
2. Vegetatif
Perkembangbiakan dengan cara vegetatif akan dilakukan oleh hewan
yang memiliki tingkat rendah. Cara vegetatif merupakan cara yang
dapat dilakukan hewan dengan berkembangbiak meskipun dengan cara
tidak kawin. Berikut ini adalah jenis perkembangbiakan yang masuk ke
dalam jenis vegetatif:
a. Tunas
Hydra berkembangbiak dengan cara tunas
Cara perkembangbiakan hewan yang pertama adalah dengan cara
tunas. Hewan yang berkembangbiak dengan cara tunas adalah hewan
hydra. Cara perkembangbiakan dengan cara tunas yang dilakukan oleh
hewan adalah sebagai berikut ini:
Hewan hydra akan berkembangbiak dengan cara membentuk tunas di
dalam tubuhnya. Tunas tersebut akan tumbuh dan juga berkembang
dalam batasan ukuran tertentu. Setelah dirasa cukup dewasa, tunas
yang ada pada hewan itu akan melepaskan diri dari induknya.
Setelah tunas memisahkan diri dari induknya, tunas itu akan
membentuk individu yang baru.
b. Membelah Diri
Tahap perkembangbiakan amoeba
Perkembangbiakan secara vegetatif lainnya adalah membelah diri.
Perkembangbiakan ini biasanya terjadi pada hewan yang memiliki sel
satu. Berikut ini adalah cara pembelahan diri yang dilakukan oleh
hewan yang memiliki sel satu:
Hewan bersel satu memiliki inti sel. Inti sel pada hewan bersel
satu itu akan membelah diri menjadi dua bagian. Pembelahan dua
bagian itu diikuti dengan pembelahan cairan dan juga dinding sel.
Setelah itu, munculah dua sel individu baru. Kedua hewan bersel
satu itu akan hidup mandiri dan nantinya akan membelah diri lagi,
begitulah seterusnya. Contoh hewan yang berkembangbiak dengan cara
membelah diri yaitu amoeba
c. Fragmentasi
Fragmentasi merupakan perkembangbiakan yang akan dilakukan oleh
kelompok hewan tingkat rendah dengan memotong bagian tubuh
tertentu untuk menghasilkan individu baru.
Perkembangbiakan planaria
Cara perkembangbiakan dengan cara fragmentasi adalah sebagai
berikut ini: hewan yang berkembangbiak dengan cara fragmentasi
adalah cacing planaria. Cacing ini adalah cacing pipih. Cara
perkembangbiakan cacing ini adalah ketika kita memotong bagian
tubuh cacing ini, bagian tubuh yang dipotong tersebut akan
membentuk individu baru.
D. Fase Perkembangbiakan pada Hewan
Sama halnya dengan pertumbuhan janin di dalam rahim, hewan di dalam
cangkang telur maupun di dalam rahim induknya akan mengalami beberapa
fase. Sayangnya masyarakat banyak yang tidak tahu fase yang akan dilalui
oleh hewan ketika berkembangbiak. Berikut ini adalah fase yang dialami
hewan ketika melakukan perkembangbiakan:
1. Fase Embrio atau Embrionik
Tahap-tahap fase embrionik
Fase ini merupakan fase perkembangbiakan hewan ketika hewan
tersebut membentuk zigot. Zigot adalah pertemuan sel telur dan juga
sel sperma. Hasil pertemuan sel telur dan sel sperma itu akan
membentuk zigot atau embrio. Zigot di dalam rahim hewan akan
mengalami beberapa tahapan yaitu mulai dari pembelahan zigot, morula,
blastula, gastrula dan juga tahap organogenesis.
3. Pascaembrionik
Fase pascaembrionik pada katak
Fase ini merupakan tahapan perkembangbiakan yang akan terjadi
setelah embrio itu ditetaskan atau dilahirkan. Fase ini akan terus
ada sampai individu baru tersebut beranjak dewasa. Salah satu contoh
yang melalui fase dalam perkembangbiakannya adalah: daur hidup kecoa,
daur hidup katak, daur hidup nyamuk
E. Perkembangbiakan Hewan Berdasarkan Tempatnya
Perkembangbiakan yang dilakukan oleh hewan akan dibagi dalam
beberapa jenis tergantung dengan tempat pembuahannya. Banyak masyarakat
yang belum mengetahui jenis perkembangbiakan berdasarkan tempat
tersebut. Berikut ini adalah perkembangbiakan pada hewan berdasarkan
dengan tempat pembuahannya:
1. Pembuahan Di Luar Tubuh Atau Eksternal
Pembuahan ini biasanya terjadi di luar bagian tubuh si betina.
Si jantan akan melakukan pembuahan sel telur yang berada di luar
bagian tubuh betina.
Pembuahan di luar tubuh akan dibagi menjadi dua macam yaitu
sebagai berikut ini:
a. Pembuahan luar acak
Pembuahan luar ini akan melibatkan sel sperma dan juga sel telur
dimana sel sperma itu bisa membuahi sel telur di sembarang tempat.
Pengeluaran sel sperma dan juga sel telur ini dilakukan secara
bersamaan. Hewan yang melakukan pembuahan luar secara acak ada
pada hewan katak dan juga hewan ikan.
b. Pembuahan luar di dalam sarang
Pembuahan ini akan melibatkan sel sperma dan juga sel telur yang
akan disimpan di dalam cekungan atau sarang.
2. Pembuahan Di Dalam Tubuh Hewan
Jenis pembuahan berdasarkan tempat yang kedua adalah pembuahan
yang dilakukan di dalam tubuh hewan itu sendiri. Pembuahan itu
disebut juga dengan fertilisasi internal. Tempat yang dijadikan
pembuahan adalah di dalam tubuh sang betina.
Proses pembuahan di dalam tubuh betina adalah sebagai berikut
ini:
1) Sel telur yang dihasilkan oleh ovarium hewan betina akan
berjalan menuju ke saluran telur.
2) Hewan jantan yang memiliki sel sperma akan memasukkan sel
spermanya ke organ reproduksi hewan betina.
3) Di dalam saluran telur tersebutlah akan terjadi pembuahan dimana
sel telur dan juga sel sperma akan bertemu.
4) Pembuahan yang dihasilkan oleh pertemuan sel sperma dan juga sel
telur akan menghasilkan embrio atau zigot.
Hewan yang melakukan pembuahan di dalam tubuh induk betinanya
adalah hewan amfibi, hewan reptil, burung, mamalia dan juga beberapa
jenis ikan maupun amfibi.
F. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perkembangbiakan Hewan
Sama halnya dengan manusia, perkembangbiakan yang terjadi pada hewan
ada faktor yang menentukannya. Meski hewan bisa berkembangbiak, namun
tidak semua proses yang dilakukan dalam perkembangbiakan tersebut akan
menghasilkan individu baru.
Berikut ini adalah berbagai macam faktor yang bisa mempengaruhi
berhasil atau tidaknya perkembangbiakan yang dilakukan oleh hewan:
1. Hormon
Hal pertama yang berpengaruh terhadap perkembangbiakan pada
hewan adalah jenis hormon pada hewan itu sendiri. Sama halnya dengan
manusia, hormon yang kurang bagus tidak bagus pula untuk menciptakan
kehamilan. Hormon pada hewan juga berpengaruh terhadap tingkat
kesuburan hewan itu sendiri.
2. Usia
Salah satu hal yang bisa mempengaruhi perkembangbiakan hewan
adalah faktor usia. Sama halnya dengan manusia, usia menjadi penentu
efisien atau tidaknya untuk melakukan reproduksi. Usia wanita yang
terlalu tua tidak efisien untuk terjadinya kehamilan begitu pula
dengan hewan betina. Ayam yang sudah terlalu tua dan sudah sering
bertelur akan mengeluarkan telur yang lebih sedikit dan juga ukuran
telurnya lebih kecil dari ayam muda. Oleh sebab itu hewan betina yang
sudah terlalu tua untuk bertelur atau beranak biasanya akan
disembelih.
3. Suhu
Faktor yang berpengaruh terhadap sukses atau tidaknya
perkembangbiakan hewan adalah faktor suhu. Ayam akan melakukan
pengeraman terhadap telur-telurnya agar suhu telur tersebut tetap
hangat dan dapat menetas. Penyu akan menguburkan telur-terlurnya di
dalam pasir agar suhu telur tersebut juga tetap hangat. Suhu yang
kurang bisa menyebabkan hewan gagal untuk menetas, jika gagal menetas
pertumbuhan individu baru pun tidak bisa tercapai.
G. Alat Perkembangbiakan Hewan Mamalia
Yang berpengaruh penting dalam proses perkembangbiakan itu adalah
alat perkembangbiakan pada hewan dan sistem pernapasan mamalia itu
sendiri. Tanpa alat perkembangbiakan, proses pembuahan tidak akan
terjadi sehingga tidak ada individu baru yang muncul hasil dari
pembuahan tersebut.
Berikut ini adalah alat perkembangbiakan yang ada pada hewan jenis
mamalia:
1. Hewan Jantan
Hewan mamalia jantan memiliki alat perkembangbiakan. Alat
perkembangbiakan itu adalah sepasang testis dengan bentuk bulat.
Testis itu terletak pada kantung skrotum. Tugas dan fungsi testis itu
adalah memproduksi sel sperma atau sel jantan. Sel sperma itu
dikeluarkan melalui saluran sperma. Di bagian luar alat
perkembangbiakan, ada penis yang berguna untuk memasukkan sel sperma
ke dalam organ reproduksi hewan betina.
4. Hewan Betina
Hewan mamalia betina memiliki sepasang ovarium, letak ovarium
itu ada di sebelah kanan ginjal dan juga sebelah kiri ginjal. Ukuran
ovarium pada hewan sangat kecil, tugas dari ovarium tersebut adalah
untuk menghasilkan sel telur. Ketika sel telur telah matang, hewan
betina akan melakukan ovulasi. Sama halnya dengan proses reproduksi
manusia, saat ovulasi akan terjadi pelepasan sel telur yang siap
untuk dibuahi. Ovulasi itu akan mengeluarkan sel telur menuju ke
uterus atau rahim. Uterus tersebut adalah tempat untuk tumbuh dan
berkembangnya embrio. Alat perkembangbiakan luar pada hewan betina
berupa vagina. Lewat vagina itu, penis jantan dapat masuk untuk
membuahi sel telur si hewan betina.
H. Perkembangbiakan Manusia
Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran yang tidak dapat kembali
ke asal, yang meliputi pertambahan volume dan pertambahan masa serta
proses perubahan jasmani yang terjadi sampai mencapai kematangan fisik
yang bersifat kuantitatif yang dialami oleh individu yang satu dengan
yang lain berbeda. Contohnya, bayi yang baru lahir ukurannya sekitar 45
cm dengan berat badan sekitar 3 kg. Setelah mengalami pertumbuhan,
tinggi badan dapat mencapai lebih dari 150 cm dan berat badan lebih dari
30 kg.
Perkembangan adalah perubahan individu yang lebih ke arah rohaniah
yang menjadi unik untuk setiap individu atau biasa disebut proses menuju
tercapainya kedewasaan. Makhluk hidup dikatakan telah dewasa apabila
organ- organ atau alat reproduksinya telah berfungsi dan matangnya sel
kelamin. Perkembangan setiap individu berbeda, perkembangan juga
memiliki pola-pola tersendiri yang khas yang hanya bisa diamati tanpa
bisa diukur.
1. Tahap- tahap Perkembangan Manusia.
Tahap-tahap perkembangbiakan bayi didalam rahim
Tahap awal perkembangan manusia diawali dengan peristiwa
pertemuan atau peleburan sel sperma dengan sel telur (ovum) yang
dikenal dengan peristiwa fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan
sel individu baru yang disebut dengan zygot. Zygot akan melakukan
pembelahan diri atau pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan
perkembangan menjadi embrio. Tahapan pertumbuhan dan perkembangan
embrio dibedakan menjadi 2 tahap:
a. Fase embrionik
Fase embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk
hidup selama masa embrio yang diawali dengan fertilisasi sampai
dengan terbentuknya janin di dalam rahim ibu. Setelah peristiwa
fertilisasi, zygot akan berkembang menjadi embrio yang sempurna
dan embrio akan tertanam pada dinding uterus ibu. Hal ini terjadi
masa 6 – 12 hari setelah proses fertilisasi. Sel-sel embrio yang
sedang tumbuh mulai memproduksi hormon yang disebut dengan HCG
atau human chorionic gonadotropin, yaitu bahan yang terdeteksi
oleh kebanyakan tes kehamilan. HCG membuat hormon keibuan untuk
mengganggu siklus menstruasi normal, membuat proses kehamilan jadi
berlanjut.
Janin akan mendapatkan nutrisi melalui plasenta/ari-ari. Embrio
dilindungi oleh selaput-selaput yaitu:
1) Amnion yaitu selaput yang berhubungan langsung dengan
embrio dan menghasilkan cairan ketuban. Berfungsi untuk
melindungi embrio dari guncangan.
2) Korion yaitu selaput yang terdapat diluar amnion dan
membentuk jonjot yang menghubungkan dengan dinding utama
uterus. Bagian dalamnya terdapat pembuluh darah.
3) Alantois yaitu selaput terdapat di tali pusat dengan
jaringan epithel menghilang dan pembuluh darah tetap.
Berfungsi sebagai pengatur sirkulasi embrio dengan plasenta,
mengangkut sari makanan dan O2, termasuk zat sisa dan CO2.
4) Sacus vitelinus yaitu selaput yang terletak diantara
plasenta dan amnion yang merupakan tempat munculnya pembuluh
darah yang pertama.
Ada 3 tahap dalam fase embrionik, yaitu:
1) Morulla
Morulla adalah satu bentukan sel seperti bola (bulat)
akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu
dengan sel yang lain adalah rapat. Morulasi adalah proses
terbentuknya morula.
2) Blastula
Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus
mengalami pembelahan. Bentuk blastula ditandai dengan mulai
adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak
beraturan. Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut
dengan blastosoel.
3) Gastrula
Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang
pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan
dinding tubuh embrio serta rongga tubuh.
Pertumbuhan dan perkembangan embrio: sekitar 1 minggu setelah
pembuahan, bola sel memendamkan diri dalam lapisan rahim yang kaya
akan darah dan menyerap zat makanan dari sana. Sel itu terus
membelah diri, membentuk jaringan tubuh pertama, seperti pembuluh
darah dan syaraf. Secara bertahap bola sel menekuk dan memutar,
sehingga dasar tubuh terbentuk. Sementara itu, sel lain membentuk
plasenta, yaitu organ terbentuk cawan dilapisan rahim. Di dalam
plasenta darah bayi mengalir sangat dekat dengan darah ibunya.
Lewat plasenta inilah oksigen dan zat makanan yang sangat penting
mengalir dari ibu ke bayi, sementara hasil buangan mengalir kearah
yang berlawan. Seperti keterangan di bawah ini:
1) Pada bulan ke-1:
Sudah terbentuk organ-organ tubuh yang penting seperti jantung
yang berbentuk pipa, sistem saraf pusat (otak yang berupa
gumpalan darah) serta kulit. Embrio berukuran 0,6 cm.
2) Bulan ke-2:
Tangan dan kaki sudah terbentuk, alat kelamin bagian dalam,
tulang rawan (cartilago). Embrio berukuran 4 cm.
3) Bulan ke-3:
Seluruh organ tubuh sudah lengkap terbentuk, termasuk organ
kelamin luar. Panjang embrio mencapai 7 cm dengan berat 20
gram.
4) Bulan ke-4 :
Sudah disebut dengan janin dan janin mulai bergerak aktif.
Janin mencapai berat 100 gram dengan panjang 14 cm.
5) Bulan ke-5:
Janin akan lebih aktif bergerak, dapat memberikan respon
terhadap suara keras dan menendang. Alat kelamin janin sudah
lebih nyata dan akan terlihat bila dilakukan USG (Ultra
Sonographi)
6) Bulan ke-6:
Janin sudah dapat bergerak lebih bebas dengan memutarkan badan
(posisi)
7) Bulan ke-7:
Janin bergerak dengan posisi kepala ke arah liang vagina.
8) Bulan ke-8:
Janin semakin aktif bergerak dan menendang. Berat dan panjang
janin semakin bertambah, seperti panjang 35-40 cm dan berat
2500 – 3000 gram.
9) Bulan ke-9:
Posisi kepala janin sudah menghadap liang vagina. Bayi siap
untuk dilahirkan.
b. Fase Pascaembrionik
Setelah sembilan bulan berkembang di dalam rahim ibu, bayi akan
segera terlahirkan. Di dalam rahim ibu yang diselubungi oleh
katung ketuban, bayi akan merasa hangat, basah, gelap, dan pada
kondisi terlindungi. Setelah bayi tersebut terlahirkan akan
mendapatkan lingkungan yang berbeda sama sekali. Lingkungan baru
tersebut terasa lebih dingin, kering, terang, dan tidak
terlindungi oleh sesuatu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari materi yang telah kami paparkan, maka dapat kami simpulkan bahwa
perkembangbiakan hewan dibagi menjadi: generatif/ kawin dan vegetatif/
tidak kawin. Jenis perkembangbiakan generatif yaitu vivipar/ melahirkan,
ovipar/ bertelur dan ovovivipar/ bertelur dan melahirkan. Sedangkan
jenis perkembangbiakan vegetatif terdiri dari tunas, membelah diri dan
fragmentasi.
Fase perkembangbiakan pada hewan terdiri dari fase embionik dan fase
pasca embrionik. Berdasarkan tempatnya, perkembangbiakan hewan terdiri
dari pembuahan di luar tubuh dan pembuahan di dalam tubuh hewan. Faktor
yang mempengaruhi perkembangbiakan hewan yaitu hormon, usia, dan suhu.
Perkembangbiakan manusia terdiri dari fase embrionik dan fase pasca
embrionik. Fase embrionik terjadi di dalam rahim ibu dari terbentuknya
morulla, blastula, gastrula, hingga bayi keluar dari rahim.
I. Saran
Sekian makalah tentang perkembangbiakan hewan dan manusia yang
dapat kami sampaikan. Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini
jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami memohon saran dari semua
pihak dan pembaca demi kesempurnaan makalah yang telah kami susun ini.
Semoga makalah yang kami susun dapat berguna bagi pembaca sekalian.
DAFTAR PUSTAKA
Soemarwoto I dkk. (1982). Biologi Umum 1. Jakarta: Gramedia.
Yosaphat S dkk. (2000). Konsep Dasar IPA di SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.
-----------------------
i