TUGAS 2 GEOLOGI SEJARAH PERKEMBANGAN GEOLOGI PADA PERIODE
DEVONIAN – CARBONIF CARBONIF E ROUS ROUS – PERMI PERMI AN
OLEH:
KELOMPOK 13 UMAR HASAN H. (101216069) AUDITYA WIRA H. (101216086) M. FARIZ ABDUL J. (101216124) GL 2
UNIVERSITAS PERTAMINA 2018
A. DEVONIAN
Istilah Devon diusulkan oleh Adam Sedgwick dan Murchison pada tahun 1893. Nama Devon diambil dari nama daerah Devonshire di Inggris yang menjadi tempat dimana endapan pada zaman devon ditemukan. Berdasarkan paleontologi maupun stratigrafi zaman devon dapat dibedakan dari zaman karbon maupun zaman silur. zaman Devon berawal dari 408 – 360 juta tahun yang lalu. Merupakan bagian dari Masa Paleozoikum, Zaman Devon dibagi menjadi 3 yaiitu : Devon Atas, Devon Tengah dan Devon Bawah. Periode Devonian disebut juga “zaman ikan” dikarenakan banyak terjadi nya evolusi pada beberapa kelompok ikan pada zaman ini. Jenis yang pertama hidup pada peiode akhir Devonian adalah jenis Ichthyostega, bagian tulang tengkoraknya mirip dengan tengkorak keluaga ikan Eusthenopteron. Ichthyostega sepertinya memiliki ekor yang dalam dan juga memiliki sirip, selain itu binatang ini mempunyai beberapa anggota badan yang sangat keras dan bagian kepalnya terpisah dari bagian badan karena binatang ini memiliki leher. Bagian tulang belakang d an bagian kerangka iga yang kuat, telah banyak membantu menopang berat badan binatang ini untuk lebih lama hidup di daratan.
Gambar A.1 - J enis ichthyostega Pada zaman ini, populasi kehidupan di darat mulai meningkat signifikan di bandingkan periode sebelumnya. Terjadi juga persebaran tumbuhan jenis vascular di seluruh lahan yang membentuk hutan yang luasnya hampir mencakup luas benua. Salah satunya adalah Archaeopteris yang merupakan pohon besar dengan kayu yang nyata, dan pada masa akhir Devonian mulai muncul beberapa pohon berbiji.
Pada zaman devon iklim sangat ekstrim suhu tinggi, dan didaerah tropis banyak hujan sehingga tumbuhan berkembang dengan baik. Di samping itu dengan adanya sungai-sungai dan danau-danau, menunjukkan iklim yang agak lembab. Dibeberapa tempat ditemukan bekas-bekas yang menunjukkan adanya gletser-gletser besar. Bekas-bekas ini ditemukan di Afrika Selatan, Grondalia, dan Amerika. Di banyak negara, batu-batu dari Devonian telah menjadi batu sebagai bahan utama pembangunan. Marmer zaman Devonian telah digali di Prancis dan Belgia. Istana abad pertengahan di Jerman dibangun dengan batuan batuan pada Devonian. Di wilayah Eropa Rusia dan di Saskatchewan, Can., sumber daya batuan evaporit, termasuk anhidrit dan halit, dieksploitasi secara komersial. Sejak abad ke-19, minyak dan gas alam telah dihasilkan dari batuan Devonian di New York dan Pennsylvania. Pada 1930-an, minyak ditemukan di batupasir Devon di wilayah UralVolga dan kemudian di daerah Pechora di Eropa Utara Rusia. Pada akhir Devonian, terjadi kepunahan massal dimana sejumlah terumbu karang hancur dan tidak terbentuk bahkan hingga periode trias. Brachiopod, trilobite, dan kelompok ikan primitive sangat berkurang hingga habis akibat peristiwa kepunahan ini. Kepunahan ini dipicu terjadinya pendinginan global dan peristiwa glasial di beberapa bagian Gondwana. B. CARBONIFEROUS
Istilah “karbon” berasal dari bahasa latin yaitu Carbonium yang memiliki arti arang. Nama karbon diambil dari sifat suatu sistem yang dimana timbulnya sejumlah besar senyawa karbon bebas. Sistem karbon untuk pertama kalinya dikenal oleh masyarakat Eropa Barat yaitu di Prancis yang dikemukakan oleh Omalius d’Halloy seorang ahli geologi Prancis. Oleh sebab itu maka terminologi zaman karbon digunakan di Eropa. Zaman Karbon diawali dengan pembentukan progresif dari super pangea. Belahan bumi utara daratan hari ini bergerak menuju khatulistiwa untuk membentuk Laurasia dan untuk bergabung dengan besar belahan bumi Selatan daratan Gondwana. Tabrakan antara Siberia dan Eropa Timur menciptakan Pegunungan Ural, dan Cina dibentuk dengan beberapa tabrakan microcontinents dan Siberia. Tabrakan antara Gondwana dan Laurasia menyebabkan pembentukan Appalachian belt di Amerika Utara dan Pegunungan Hercynian di Eropa. Gondwana juga bergeser ke arah khatulistiwa sementara benua bergerak dari timur ke barat. Hubungan massa tanah yang berbeda, seperti lokasi dari masing-masing benua hari ini relatif satu sama lain ditentukan oleh perbandingan kutub magnet kuno dan interpretasi dari zona kuno aktivitas tektonik. Batu magnet ini didasarkan pada kenyataan bahwa beberapa jenis batuan dapat mengandung mineral yang sedikit magnetik dan sehingga posisi diri mereka dengan cara tertentu bila terkena medan magnet. Ketika batu pertama diletakkan,
seperti selama ledakan gunung berapi, mineral ini bebas untuk mengorientasikan diri mereka dalam cara apapun yang mereka inginkan, dan mereka kemudian terjebak dalam posisi itu ketika batu mengeras, sehingga merekam posisi medan magnet Bumi pada saat itu. Daratan ditempatkan dekat satu sama lain akan mengalami medan magnet yang sama sehingga mineral dalam batuan akan berorientasi dalam arah yang sama.
Gambar B.1 - K ondisi G eografis Periode K arbon Pada periode ini, terjadi perkembangan amphibi dan tumbuhan pteridophyta seperti fern paku. Pada zaman ini juga merupakan kemunculan pertama reptilian dan serangga raksasa yang merupakan hasil perkembangan dari periode devonian. Pada lapisan dasar laut terdapat karang dan koral dalam jumlah yang besar. Perkembangan tumbuhan pada periode ini sangat signifikan disertai iklim tropis yang mendukung pembentukan awal batubara. Pada lingkungan laut, setelah melewati kepunahan massal pada Devonian, mengalami perubahan yaitu tingkat keragaman serta jumlah dominan cri noid meningkat. Maka dari itu, Periode ini biasanya disebut dengan “Age of Crinoids”. Untuk organisme invertebrata, terdapat beberapa perkembangan di periode ini. Fenestrasi Bryozoa yang umum tumbuh dilautan, seperti terdapatnya fosil Archimedes yang sampai saat ini menjadi fosil indeks untuk penanda karbon akhir. Karang pada saat itu terbatas keterdapatannya setelah kepunahan Devonian dan karang besar di Devonian diganti dengan terumbu karang yang lebih kecil. Crinoid juga kontributor penting untuk membangun karang kecil ini, seperti halnya blastoids, kelompok echinodermata yang serupa.
Gambar B.2 - F osil Archimedes Pada perkembangan vertebrata periode ini, ikan hiu dan ikan bertulang lainnya terus berkembang dengan keanekaragaman pada saat karbon awal, yang setelahnya pada saat karbon akhir mengalami penurunan air laut yang menyebabkan habitat mereka menghilang. Kelompok ikan yang mendominasi pada saat itu adalah palaeoniscoids yang dimana kelompok ini hidup pada Karbon hingga Trias. Sedangkan kehidupan di darat, terdapat pembagian untuk tumbuhan dan hewan. Lycophytes menjadi elemen penting flora dunia selama Karbon. Tanaman non-benih ini berevolusi menjadi pohon di genus fosil Lepidodendron dan Sigillaria, de ngan ketinggian mencapai hingga 40 meter dan 20-30 meter masing-masing. Hewan-hewan utama di darat selama Periode Karbon adalah amfibi dan serangga. Seperti halnya penemuan fosil capung telah ditemukan dengan sayap hingga 75 cm. Hylonomus adalah salah satu reptil paling awal. Dari kelompok reptil awal ini berevolusi pelycosaurs, reptil besar dari zaman Karbon-Permian. Pelycosaurs termasuk spesies herbivora dan karnivora. Kelompok ini ditandai dengan sirip yang rumit.
Gambar B.3 - F osil Lycophytes Stratigrafi dari Mississippian dapat dengan mudah dibedakan dari Pennsylvanian. Lingkungan Mississippian di Amerika Utara adalah sangat laut, dengan laut yang meliputi sebagian benua. Akibatnya, sebagian besar batuan Mississippian adalah batu gamping, yang tersusun dari sisa-sisa
crinoid, alga hijau bertabur kapur, atau kalsium karbonat yang dibentuk oleh gelombang. Lingkungan Pennsylvanian yaitu di Amerika Utara bergantian terestrial dengan laut, dengan transgresi dan regresi laut yang disebabkan oleh glasiasi. Kondisi lingkungan ini, dengan jumlah besar bahan utama hutan batubara yang luas, memungkinkan pembentukan batubara. Bahan tanaman tidak membusuk ketika laut menguburnya, dan tekanan serta panas menjadi elemen dalam mengubah bahan tanaman menjadi batu bara yang mana pada periode ini karbon bebas sangat banyak ditemukan. Sebagian besar cekungan batubara terbesar di dunia adalah Periode Karbon. Ini termasuk cekungan batubara yang terkenal di bagian tengah dan timur Amerika Utara, Inggris, Eropa barat dan timur, Rusia, Ukraina, Cina, dan Australia Pada periode ini, terjadi kepunahan massal yang diakibatkan oleh adanya proses glasiasi pada gondwana sehingga mengakibatkan penurunan permukaan laut serta diiringi dengan terus bergeraknya benua sampai berbentuk Pangea. C. PERMIAN
Sesudah zaman Karbon disusul oleh zaman Permian. Selama zaman ini diendapkan sistem Permian. Nama Permian berasal dari nama daerah tipenya yaitu daerah Perm di Rusia. Nama zaman Perm untuk pertama kalinya diusulkan pada tahun 1841 oleh Murchison.
Gambar C.1 - K ondisi Geogr afi s Periode Permian Pada zaman Permian, seluruh benua bergabung mejadi satu super kontinen yang disebut sebagai Pangea. Super kontinen tersebut bertumpuk pada garis ekuator kemudian bergerak perlahan
ke arah kutub selatan dan utara. Pergerakan ini disebabkan pula oleh arus samudra tunggal pada waktu itu (Panthalassa). Selanjutnya terbentuklah samudera Paleo Tethys yang terletak diantara pecahan Pangea yakni Gondwana dan Laurasia. Benua Cimmeria juga bergerak menjauh dari gondwana menuju Laurasia yang disebabkan oleh penyusutan samudera Paleo-Thetys. Lalu akibat dari kejadian tersebut samudera baru terbentuk samudera tersebut bernama Samudera Tethys, samudera ini lah mendominasi kejadian-kejadian pada Era Mesozoikum. Ukuran Kontinental yang sangat besar menyebabkan perubahan iklim yag bervariasi, mulai dari dingin hingga panas. Gurun pasir mulai terbentuk di bagian utara bumi, sedangkan bagian selatan bumi ( Amerika Selatan, Antartika, Australia, Afrika) di selimuti oleh es yang kemudian terjadi transgresi – regresi. Periode Permian juga dikenal sebagai periode dengan kepunahan massal terbesar dalam sejarah karena memusnahkan sekitar 90% spesies di bumi. Pada periode Permian, secara umum organisme foraminifera fusulinid terus mengalami perkembanganan keanekaragaman atau yang disebut diversifikasi yang telah muncul dari periode karbon. Sedangkan beberapa organisme yang telah mengalami kepunahan seperti trilobit sudah jarang sekali untuk ditemukan, sedangkan seperti brachiopoda dan crinoid mengalami perkembangan jumlah lagi setelah kepunahan karbon. Disini juga kita ketahui bahwa perkembangan reptilian mirip mamalia telah meningkat serta keanekaragaman serangga mulai muncul. Namun pada periode Permian, jumlah amphibi mulai berkurang karena kondisi alam yang berubah namun masih tetap dapat bertahan (tidak sampai punah).
Gambar C.2 - F osil Glossopteris Perubahan yang terjadi pada Periode Permian terjadi hanya di daratan saja. Hal ini terjadi dikarenakan kelangkaan relatif yang dimana jarang ditemukan endapan sedimen laut pada umur Permian. Salah satunya, kehidupan tanaman di Permian semakin berkembang dengan munculnya sejumlah tanaman gymnospermae selama akhir Carboniferous dan tetap mengalami perkembangan
sehingga beraneka ragam selama Permian. Paleobotani dari Permian juga ditandai oleh kelompok tumbuhan pakis yang terbatas pada wilayah Gondwana yaitu bagian selatan dari Pangaea. Kelompok tumbuhan ini menghasilkan jenis daun yang khas (diklasifikasikan di bawah daun-genus Glossopteris). Kondisi geologi pada saat itu dapat dikatakan ekstrim. Karena bisa dikatakan, daratan yang berada di bagian dalam mengalami kekeringan karena kurangnya daerahnya yang berair dan curah hujannya relatif kecil. Di bagian selatan superbenua (Pangea) tersebut terdapat daerah gletser yang luas, terbukti dari pengecilan/pengurusan batu glasial yang sekarang adalah Afrika, Amerika Selatan, Antartika, dan tanah hasil penggerusan angin mengindikasikan iklim yang sangat kering. Namun, ada indikasi pada masa ini iklim di bumi berubah pada masa ini, daerah es berkurang ketika bagian dalam benua menjadi semakin kering. Batuan Permian menjadi sumber mineral evaporit ekonomis yang penting, seperti halit, sylvite, gipsum dan anhidrit, minyak bumi, dan batu bara. Distribusi sumber daya ini terkait dengan garis lintang di mana mereka terendapkan. Evaporites sangat umum di paleolatitudes Permian subtropis dan tropis yaitu West Texas, New Mexico, dan Kansas di Amerika Utara dan di Eropa barat laut dan bagian Eropa dari Rusia. Bara tebal terbentuk di paleolatitudes beriklim dingin, seperti Siberia tengah dan utara, Manchuria, Korea, semenanjung India, Australia timur, Afrika Selatan, Zimbabwe, dan Kongo. Lokasi-lokasi ini terletak di garis lintang yang lebih tinggi selama Periode Permian. Akhir Permian, juga akhir era Paleozoikum, ditandai oleh kepunahan terbesar dari eon Phanerozoikum. Pada kepunahan Permian sangat sedikit hasil penelitian yang ditemukan. Selama peristiwa kepunahan Permian, yang penyebabnya masih kontroversial, lebih dari 95% spesies laut punah, sementara 70% taksonomi terestrial yang juga mengalami kepunahan. Foraminiferans fusulinid benar-benar punah, seperti halnya trilobita. Mayoritas kepunahan tampaknya terjadi pada paleolatitudes rendah, mungkin menunjukkan beberapa peristiwa yang melibatkan lautan. Akhir Permian, juga akhir era Paleozoikum, ditandai oleh kepunahan terbesar dari eon Phanerozoikum.
REFERENSI:
Sukandarrumidi. (1994). Geologi sejarah. Gadjah Mada University Press Dadan Ahmad. (2018, 16 Juni). Kehidupan Pada Masa Karbon. Diperoleh 6 November 2018, dari https://www.sridianti.com/kehidupan-pada-masa-karbon.html University of California Museum of Paleontology. (2009). The Devonian Period . Diperoleh 6 November 2018, dari http://www.ucmp.berkeley.edu/devonian/devonian.php University of California Museum of Paleontology. (2009). The Carboniferous Period . Diperoleh 6 November 2018, dari http://www.ucmp.berkeley.edu/carboniferous/carboniferous.php University of California Museum of Paleontology. (2009). The Permian Period . Diperoleh 6 November 2018, dari http://www.ucmp.berkeley.edu/permian/permian.php Michael R. House. Devonian Period (Geochronolgy). Diperoleh 6 November 2018, dari https://www.britannica.com/science/Devonian-Period https://www.britannica.com/science/Carboniferous-Period (diakses pada 6 November 2018) https://www.britannica.com/science/Permian-Period (diakses pada 6 November 2018) M. J. Farabee. (2001). Paleobiology: The Late Paleozoic. Diperoleh 6 November 2018, dari https://www2.estrellamountain.edu/faculty/farabee/biobk/BioBookPaleo4.html