286
Blow/ft
Depth (m)
5.3 Perencanaan Pondasi
5.3.1 Perencanaan Pondasi Bored Pile
Gambar 5.117 Beban Reaksi dari portal As-2
Data Perencanaan
Reaksi beban yang dipakai pada portal As-2 :
Pu = 145331,157 kg
Mu = 132,583 kg.m
Vu = 1007, 259 kg
Kedalaman Pile Cap = 200 cm
Panjang pile = 500 cm
Perhitungan daya dukung tiang tunggal
Perhitungan daya dukung tiang tunggal berdasarkan data N-SPT
Menurut Mayerhof (1967), nilai unit tahanan ujung (qp) pada tanah pasir akan bertambah dengan bertambahnya kedalaman tiang sampai ratio (Lb/D) dan akan mencapai maksimum pada saat (Lb/D) = (Lb/D)cr. Sedangkan nilai unit tahan ujung (qp) pada tanah lempung homogen adalah :
qp = 40. Nb (L/D) < 400 D
Nilai N = 10 D di atas ujung tiang = kedalaman ujung tiang -10D
= 4 D di bawah ujung tiang = kedalaman ujung tiang + 4D
Tabel 5.18 Perhitungan trial dan error untuk penentuan dimensi tiang
Diameter tiang (cm)
Kedalaman (cm)
10D diatas ujung tiang
4D dibawah ujung tiang
25
900
650
1000
30
600
1020
35
550
1040
40
500
1060
Dari hasil hitungan trial dan error untuk penentuan dimensi tiang pada diameter 40 cm pada kedalaman 900 cm data SPT sudah mencapai data minimal N-SPT, sehingga pada kedalaman 4 D dibawah ujung tiang dan 10D di atas ujung tiang dapat digunakan untuk mencari nilai N-SPT.
Tabel 5.19 Tabel N-SPT BH-01
Nilai N
no
10 D diatas
N-SPT (N2)
4D dibawah
N-spt (N1)
1
5
4
9
43
2
5,5
4
9,2
43
3
6
4
9,4
43
4
6,5
4
9,6
43
5
7
4
9,8
43
6
7,5
7
10
43
7
8
7
10,2
43
8
8,5
7
10,4
43
9
9
43
10,6
43
N1
43
141,04
N2
9,33
30,613
N1= nilai rata N-SPT pada kedalaman 4D dibawah tiang
N1=43.99=43 blow/ft * 3,28 = 141,06 blow/m
N2 = nilai rata N-SPT pada kedalaman 10 D diatas tiang
N2 = 4*4+7*3+439=9,33 blow/ft *3,28 = 30,613 blow/m
N-SPT = N1+N22=141,06+30,6132=85,826
Koreksi Nilai SPT
Dari data tanah yang dilampirkan dalam BAB 4, diketahui hasil SPT sebagai berikut :
N60=Em.Cb.Cs.Cr.N0,6
Em = 0,5
Cb = 1
Cs = 1
Tabel 5.20 Nilai Koreksi Cr
Kedalaman
Cr
1,00-3,00
0,75
4,00-6,00
0,85
7,00-10,00
0,95
10,00<
1
Berikut adalah hasil koreksi N60 untuk borehole 1
Kedalaman
SPT
Cr
N60
1
0
0,75
0
2
0
0,75
0
3
4
0,75
2,5
4
4
0,85
2,833333
5
4
0,85
2,833333
6
7
0,85
4,958333
7
7
0,95
5,541667
8
7
0,95
5,541667
9
43
0,95
34,04167
10
43
0,95
34,04167
11
43
1
35,83333
12
8
1
6,666667
13
8
1
6,666667
14
8
1
6,666667
15
11
1
9,166667
Perhitungan Daya dukung tiang tunggal
perhitungan daya dukung ijin dengan metode Mayerhof (1967) yang telah ditulis dalam. Berikut data rencana pondasi :
D = 0,4 m
L = 7 m
A = ¼ π D2 = 0,1256 m2
P = π D = 0,314 m
Sf = 2,5
Qu = Qp + Qs
Qu=40.Ap.N.LD+p.L.fav
Daya ujung tiang (Qp)
Qp = 40.A.N.L/D
N =(34,0417+34,0417+35,8333)/3
= 34,638
Qp = 40. 0,1256 . 34,683. 9/0,4
= 1741,14046 kN = 174114,046
Daya dukung selimut tiang
Qs = p . L . Fav
Fav = N
= 8,321
Qs = 0,94 . 5 . 8,321
= 36,599 kN = 3659,955 kg
sehingga daya dukung tiang tunggal
Qu = (Qp + Qs)/3
Qu = 35946,9599 kg
Untuk Selanjutnya, tabel daya dukung pondasi akan ditabelkan sebagai berikut :
Tabel 5.21 Tabel daya dukung ijin pondasi tiang pancang/strauz(Bore pile)
Kedalaman
Daya dukung ijin untuk SF=3 dengan berbagai ukuran dan diameter (Ton)
(m)
40
40x40
45
45x45
50
50x50
1
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
2
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
3
12,75
16,37
16,64
21,19
19,99
25,46
4
16,22
21,03
20,03
25,51
23,81
30,32
5
20,98
27,39
29,29
37,30
31,53
40,15
6
28,24
37,05
41,09
52,31
45,39
57,80
7
29,79
53,57
58,63
74,65
66,52
84,70
8
34,67
79,30
72,43
92,22
81,35
109,24
9
35,554
99,75
90,80
115,6
101,3
128,99
10
60,70
107,8
94,22
118,0
104,8
133,39
11
90,890
111,5
98,21
125,1
113,7
144,70
12
82,99
107,8
94,22
119,9
114,7
146,08
13
76,52
98,73
88,77
113,0
112,2
142,9
14
78,22
100,9
90,98
115,8
106,6
1135,7
15
79,22
102,1
91,68
116,7
109,1
138,94
Daya dukung ijin yang digunakan dalam perencanaan bore pile menggunakan pile 40 pada kedalaman 9 meter dari muka tanah dengan nilai daya dukung sebesar 35,554 Ton.
Jumlah tiang dalam satu pile cap
=PuQa=145331,15735554,8003=4,04 ~ 5 titik
Dari hasil perbandingan jumlah tiang, jika menggunakan diameter 40 cm cukup efisien dibandingkan menggunakan diameter 25cm dan 30cm. jadi dalam perhitungan selanjutnya menggunakan diameter 40 cm.
Daya Dukung Kelompok Tiang
Jarak antar tiang as – as (S) = 3D
= 3 . 40
= 120 cm
Gambar 5.118 Jarak Antar Tiang/pile
Effisiensi kelompok tiang dapat digunakan rumus sebagai berikut :
Eff=QGQall=1636005x3555=1
Karena S 3D maka tidak perlu meninjau efisiensi, sehingga:
Daya dukung vertikal tiang Qg = n . Qa
Qg = 5 . 35,54 ton
Qg = 148950 kg > Qd = 145331,16 kg. Ok
Distribusi Beban Kelompok Tiang
Gambar 5.119 Distribusi Beban Kelompok Tiang
Mu = 132,583 kg.m
x = 0,599 m
Syarat Qp < Qa
Qp1 = QdΣ-Mu . xΣ . x2
=145331,165-132,583 . 0,5995 . 0,5992=29022,037 kg
Qp2=QdΣ+Mu . xΣ . x2
=145331,165+132,583 . 0,5995 . 0,599=29110,425 kg
Qp1, Qp2 < Qa = Qa= 35554,8 kg….Ok
Penurunan Kelompok Tiang
Karena ujung tiang berada pada tanah yang mempunyai lapisan lempung berlanau berpasir dan data mengenai konsolidasi tidak diperhitungkan pada penyelidikan tanah ini, penurunan hanya diperhitungkan pada penurunan elastik saja.
Penurunan Elastik menggunakan data SPT menurut mayerhof (1976) :
q=PuLg . Bg=145331,16220 . 220=3,0774
I=1-LgBg . 8=1-220220 . 8=0,875 0,5, maka digunakan 0,875
Sge=0,92 . q .Bg.IN-SPT=0,92 . 3,380 .220.0,87585,66=0,457 cm < 15 cm ….Ok
5.3.2. Perencanaan Pile cap
Data Perencanaan :
fy = 400 Mpa ; fc = 30 Mpa ; ϕ = 0,65
Dimensi Pile Cap:
B = 220 cm ; L = 220 cm ; h = 80 cm
Pu =145331,157 kg
Qp = 29110,425 kg
Tebal selimut beton = 80 mm
Diameter Tulangan = 25,4 mm
Dimensi kolom = 45 x 60 cm
Tebal efektif (d) = h – p – Ø – ½.Ø
= 800 – 80 – 25,4 – ½.25,4
= 681,9 mm
Kontrol Kekuatan Geser Secara Kelompok
(a) (b)
Gambar 5.120 (a) Daerah kritis geser satu arah ; (b) Daerah kritis geser dua arah.
Aksi Satu Arah
Gaya geser berfakor :
Vu = Σ . Qp
= 2 . 29110,425 = 58220,851 kg
Gaya geser nominal :
ϕVc=ϕ.16 . fc . bw.d
=0,6.16 . 25 . 2200. 681,9
= 744158,5387 N
ϕVc > Vu, maka tebal cap mencukupi untuk menahan geser tanpa menggunakan tulangan geser.
Aksi Dua Arah
Gaya geser berfakor :
Vu = Σ . Qp
= 5 . 29110,425
= 145552,125 kg
Gaya geser nominal :
bo = 2 (b + d) + 2 (h + d)
= 2 (450 + 681,9) + 3 (600 + 681,9)
= 6109,5mm
ϕVc=ϕ13 . fc . bo.d
=0,60.13 . 25 . 6109,5.681,9
= 4133124,175 N
ϕVc > Vu, maka tebal cap mencukupi untuk menahan geser tanpa menggunakan tulangan geser.
Kontrol Kekuatan Geser Secara Individual
bo = π (Øpile + d)
bo = 3,14 (400 + 681,9)
= 3398,889 mm
Gaya geser berfaktor :
Vu = Σ . Qp
= 1 . 29110,425
= 29110,425 kg
Gaya geser nominal :
ϕVc=ϕ13 . fc . bo.d
=0,60.13 . 25 . 3368,79 .681,9
= 2299374,854 N = 229937,4854 kg
ϕVc > Vu, maka tebal cap mencukupi untuk menahan geser tanpa menggunakan tulangan geser.
Perhitungan Momen Lentur Akibat Beban Berfaktor
Momen lentur pada penampang kritis (sisi luar kolom)
Mu= Σ . Qp( x-b kolom2)
= 2 . 29110,425 ( 0,599-0,452)
= 21832,8193 kg.m
Perhitungan Luas Tulangan
Ru=Mub . d2=21832,819 x 1042200 . 681,92=0,21 Mpa
ρperlu=0,851-1-2 . Rufy . fcfy
=0,851-1-2 . 0,21400 . 25400
= 3,40 x 10-5
ρmin=1,4fy=1,4400=0,0035
ρmax=0,750,85 . β1 . fcfy600600+fy
=0,750,85 . 0,85 . 25400600600+400
= 0,02
ρperlu < ρmin < ρmax, maka digunakan ρmin.
Luas tulangan bawah
As = ρmin . B . d
= 0,0035 . 2200 . 681,9
= 5250,63 mm2
Jadi digunakan tulangan bawah D25 – 95 mm (As = 5333,763 mm2)
Luas tulangan atas
As' = 0,002 . B . d
= 0,002 . 2200 . 681,9
= 3000,36 mm2
Jadi digunakan tulangan atas D22 – 120 mm (As = 3167,77 mm2)
Perhitungan Luas Tulangan Pasak
Kekuatan tekan rencana kolom :
ϕPn = ϕ . 0,85 . fc . Ag
= 0,65 . 0,85 . 25 (450 . 600) = 3670626,898 N = 367062,6898 kg
Pu = Σ . Qp
= 4 . 36388,032 = 145552,1287 kg
Bila ϕPn > Pu, maka beban kolom dapat dipindahkan dengan dukungan saja, tetapi disyaratkan menggunakan tulangan pasak sebesar :
As min = 0,005 . Ag
= 0,005 . (450 . 600)
= 1350 mm2
Jadi digunakan tulangan 4 D22 (As = 1520,53 mm2)
Kontrol Panjang Penyaluran Pasak
Tulangan pasak harus disalurkan di atas dan di bawah pertemuan dari kolom dan telapak.
Panjang penyaluran untuk Ld yang disyaratkan untk gaya tekan
Ldb=0,25 . fy . db25= 0,25 . 400 . 2225=401,663 mm
Panjang penjangkaran di bawah permukaan kolom dengan pondasi L1 yang tersedia adalah
L1 = h – p – 2.Dpondasi – D pasak
= 800 – 80 - (2 . 22) – 22 = 634,4 mm
L1 > Ldb OK
5.3.3. Penulangan Bored pile
Data Perencanaan :
Pu = 145331,157 kg
Mu = 132,583 kg.m
Vu = 1007,259 kg
fy = 400 Mpa
fc = 25 Mpa
diameter pile (h) = 400 mm
Tebal selimut beton = 75 mm
Agr = 1/4 . π . h2
= 1/4 . 3,14 . 4002
= 125663,7061 mm2
Dc = h – 2.tebal selimut
= 400 – (2 . 75)
= 250 mm
Ac = 1/4 . π . Dc2
= 1/4 . 3,14 . 2502
= 49087,385 mm2
d = h – p – Øsengkang – ½.Ø
= 400 -75-10-1/2.22
= 304 mm
e. e =MuPu=132,583 x 1000145331,157=0,912 mm
f. Jumlah Tulangan Utama
Berdasarkan SNI 03-2847-2002 Pasal 12.9 1 hlm. 95, nilai ρmin = 0,01 dan ρmax= 0,08 .
As = ρ . Ag
= 0,01 . 125663,7061 = 1256,637 mm2
Aspakai = 1520,530 mm2 (4-D22)
As' = 0,5 Aspakai = 760,265 mm2
Analisa Keruntuhan :
фPnb = 0,65.(0,85.fc.ab.b+As'.fs'-As.fy) = 900,827 < 1453312 N
Maka keruntuhan yang terjadi adalah keruntuhan tekan, jadi digunakan persamaan Pn untuk kasus hancurnya baja di daerah tekan
Pn= As.fy3.eDs+1+Ac.fc'9.6.h.e(0,8h+0,67Ds)2+1,18
Pn = 2484814 N > 1453312 N ... OK
Tulangan Sengkang Spiral
Vu = 1007,239kg
Vc = 16fc' x b x d
= 1625 x 220 x 304
= 100532,0232 N = 11053,203kg
Vu < Vc maka digunakan tulangan geser praktis
Digunakan Ø10 maka :
S1 = 48 x diameter sengkang = 48 x 10 = 480 mm
S2 = 16 x diameter tul. Utama = 16 x 22 = 352 mm
S3 = diameter tiang pancang = 400 mm
maka digunakan sengkang Ø10 – 175 mm
5.3.4 Perencanaan Pondasi Telapak Setempat
Gambar 5.121 Denah pondasi telapak dan pondasi bored pile
Gambar 5.122 Skets pondasi telapak setempat (FP1)
Data Perencanaan
Dimensi kolom b = 400 mm
h = 600 mm
Type kolom αs = 40 (kolom dalam)
Dimensi pondasi B= 2,2 m
L = 2,5 m
ht = 0,60 m
Selimut beton sb = 80 mm
Mutu beton fc = 25 Mpa
Mutu baja fy = 240 Mpa
Besi tulangan D = 22
BJ beton yc = 24 KN/m3
Data Tanah
Daya dukung tanah σt = 4,165 ton/m2 = 41,65 Kpa
Berat tanah yt = 1,643 gr/cc = 0,16 Kn/m3
Tebal tanah diatas ha = 2,00 m
Pondasi
Tabel 5.22 Data tanah untuk perencanaan pondasi telapak setempat BH-01
Depth
Berat jenis tanah gr/cc
sudut Geser
kohesi kg/cm2
Bearing factor
Qult (t/m2)
Nc
Nq
Ng
SF = 2
SF = 3
1
1,643
0
0,217
5,7
1
0
8,072
4,144
2
1,643
0
0,217
5,7
1
0
8,1042
4,165
3
1,643
0
0,217
5,7
1
0
8,1363
4,187
Tabel 5.23 Data tanah untuk perencanaan pondasi telapak setempat BH-02
Depth
Berat jenis tanah gr/cc
sudut Geser
kohesi kg/cm2
Bearing factor
Qult (t/m2)
Nc
Nq
Ng
SF = 2
SF = 3
1
1,612
0
0,26
5,7
1
0
9,663
4,9604
2
1,612
0
0,26
5,7
1
0
9,694
4,9808
3
1,612
0
0,26
5,7
1
0
9,694
5,0012
Data Beban
Gambar 5.123 Reaksi Portal (As-3)
Gambar 5.124 Reaksi Portal (As-5)
Gambar 5.125 Reaksi Portal (As-2)
Tabel 5.24 Rekapitulasi data beban untuk perencanaan pondasi telapak
NO
Titik (Node)/Portal
Data Beban Reaksi
X (Kg)
Y (Kg)
Z (Kg.m)
1
33/Portal (As-2)
2599,199
79302,715
421,853
2
9/Portal (As-3)
1864,000
39449,683
16,1673
3
12/Portal (As-5)
846.283
98853,390
774,106
Berdasarkan data rekapitulasi beban diatas bahwa yang digunakan untuk perencanaan pondasi telapak adalah portal As-5 titik 12.
Menghitung q
Berat pondasi = ht x yc = 0,60 x 24 = 14,40 KN/m2
Berat tanah = ha x yt = 2,00 x 24 = 0,334 KN/m2
q = 14,73 KN/m2
Cek Tegangan Tanah
Tegangan yang terjadi pada tanah
σmaks= PultB x L+ Mult16 B x L²+ q σt
= 98,8532,20 x 2,50+0,77416 2,20 x 2,50²+14,73 41,65
= 17,97 + 0,84 + 14,73 41,65
= 33,55 < 41,65 AMAN !
σmin = PultB x L- Mult16 B x L²+ q σt
= 98,8532,20 x 2,50-0,77416 x2,20x2,502+14,73 41,65
= 17,97 – 0,84 + 14,73 275,13
= 31,86 < 41,65 AMAN !
Kontrol Gaya Geser 1 Arah
ds = sb + D2
= 80 + 222 = 91,00 mm = 91 cm
d = ht – ds
= 600 – 91
= 509 mm
a = L2-b2-d
= 25002-4502-509
= 516 mm = 0,516 m
σa = σmin+ L-a x σmaks-σmin l
=31,86+ 2,50-0,516 x 33,55-31,352,50
= 33,20 KN/m²
Gaya Tekan Tanah ke Atas (Vu)
Vu = a x B x (σmaks+σa)2
= 0,516 x 2,20 x (33,55+33,20)2
= 37,88 KN
Gaya Geser Yang Dapat Ditahan Oleh Beton ( Vc)
Ø.Vc = x fc6 x B x d
= 0,75 x 256 x 2,20 x 509
= 699,88 KN
Ø.Vc = 699,88 KN > Vu = 37,88 KN... AMAN !
Kontrol Gaya Geser 2 Arah
Dimensi kolom : b = 450 mm
h = 600 mm
b + d = 450 + 509 = 959 mm = 0,959 m
h + d = 600 + 509 = 1109 mm = 1,109 m
Vu = [ B x L – ( b + d ) x ( h + d )] x σmaks + σmin2
= [ 2,20 x 2,50 – ( 450+509 ) x ( 600 + 509 )] x 33,55+31,862
= 145,08 kN
ßc = hkbk=600450 = 1,33
bo = 2 x [( bk + d ) + ( hk + d )]
= 2 x [( 450 + 509 ) + (600 + 509 )]
= 4136 mm
Gaya Geser Yang Dapat Ditahan Oleh Beton (Ø.Vc)
Vc1 = 1+ 2ßc x fc x bo x d6
= 1+ 21,50 x 25 x 4136 x 5096
= 435883,33 N
= 4385,88 KN
Vc2 = 2+ αs x dbo x fc x bo x d12
= 2+ 40 x 5094136 x 25 x 4136 x 50912
= 6072370,000 N
= 6072,37 KN
Vc3 = 13 x fc x bo x d
= 13 x 25 x 4136 x 509
= 3508706,667 N
= 3508,71 KN
Jadi diambil yang terkecil
Sehingga Vc yang dipakai adalah
Vc = 3508,71 KN
Ø.Vc = 0,75 x 3508,71
= 2631,53 KN
Cek kekuatan beton terhadap gaya geser 2 arah
Ø.Vc = 2631,53 > Vu = 145,08 AMAN !
(b)
Gambar 5.126 (a) Daerah kritis geser satu arah ; (b) Daerah kritis geser dua arah.
Penulangan Pondasi (sejajar arah panjang)
ds = sb + 12 x D
= 80 + 12 x 22
= 91,000 mm = 9,1 cm
= 0,091 m
d = ht + ds
= 0,60 – 0,091
= 0,509 m
= 509 mm
x = L2 - h2
= 25002 - 6002
= 950 mm
= 0,95 m
σx = σmin + L-xx (σmaks –σmin) L
σx = 31,86 + 2,5 - 0,95 x (33,55-31,86) 2,50
= 32,905 kN/m³
Mu = (0,5 x σx x x²) + σmaks - σx 3 x x²
= (0,5 x 32,905 x 0,90 2) + 33,55 -32,905 3 x 0,90 2
= 15,04 kN.m
K = MuØ x b x d²
= 15041214,320,8 x 1000 x 509²
= 0,073 Mpa
Kmaks = 382,5 x 0,85 x 600 + fy - 225 x β1 f'c( 600 + fy )²
= 382,5 x 0,85 x 600 + 400 - 225 x 0,85 25( 600 + 240 )²
= 7,473 Mpa
Jika :
K > Kmaks : Tulangan dipasang 1 lapis
K < Kmaks : Tulangan dipasang rangkap/dobel (atas-bawah)
K = 0,768 < Kmaks = 6,574..... Tulangan dipasang rangkap.
a' = ( 1- 1- 2 x K0,85 x f'c ) x d
= ( 1- 1- 2 x 0,0730,85 x 35 ) x 509
= 1,741 mm
As(1) = 0,85 x f'c x a' x bfy
= 0,85 x 35 x 1,741 x 1000240
= 154,17 mm²
Untuk
f'c 31,36 Mpa maka As(2) = 1,4 x b x dfy .....(R.1)
= 1,4 x 1000 x 509240
= 2969,1667 mm²
f'c > 31,36 Mpa maka As(2) = f'c x b x d4 x fy .....(R.2)
= 25 x 1000 x 5094 x 240
= 2651,042 mm²
f'c = 25 < 31,36
maka yang dipakai adalah persamaan : (R.1) dengan As (2) = 2969,167 mm²
Dipilih yang terbesar dari As(1) dan As(2),.......sehingga,
As(1) = 154,17 mm²
As(2) = 2969,167 mm²
Jadi dipiih As = 2969,167 mm²
Jarak tulangan :
S(1) = 0,25 x л x D² x SAs
= 0,25 x 3,14 x 22² x 10002969,167
= 127,962 mm => 127 mm
S(2) 2 x ht
2 x 600
600 mm
S(3) 450 mm
Dipilih (S) yang terkecil, S = 127 mm
Jadi dipakai tulangan sejajar arah panjang: D22 – 127
Hitungan Penulangan Pondasi (sejajar arah lebar)
ds = sb + D + 12 x D
= 80 + 22 + 12 x 22
= 113,00 mm
= 0,113 m
d = ht - ds
= 0,60 – 0,113
= 0,487 m
= 487 mm
x = B2 - b2
= 22002 - 4502
= 875 mm
= 0,86 m
σx = σmin + B-x x (σmaks-σmin)B
= 31,86 + 2,20-0,875 x ( 33,55-31,86)2,20
= 32,875 kN/m³
Mu = ( 0,5 x σx x x² ) + σmaks-σx3 x x²
= ( 0,5 x 32,875 x 0,862 ) + 33,55-32,8753 x 0,86²
= 12,76 kN.m
K = MuØ x b x d²
= 1275622,900,8 x 1000 x 487²
= 0,067 Mpa
Kmaks = 382,5 x 0,85 x 600+fy-225 x β1 f'c( 600+fy )²
= 382,5 x 0,85 x 600+240-225 x 0,85 35( 600+240 )²
= 7,743 Mpa
Jika :
K < Kmaks : Tulangan dipasang 1 lapis
K > Kmaks : Tulangan dipasang rangkap/dobel (atas-bawah)
K = 0,067 < Kmaks = 7,743 ....... Tulangan bawah masing-masing 1 lapis arah X dan Y
a' = 1-1-2 x K0,85 x f'c x d
= 1-1-2 x 0,0670,85 x 35 x 487
= 1,543 mm
As(1) = 0,85 x f'c x a' x bfy
= 0,85 x 25 x 1,543 x 1000240
= 136,64 mm²
Untuk
f'c 31,36 Mpa maka As(2) = 1,4 x b x dfy ..... (R.1)
= 1,4 x 1000 x 487240
= 2840,833 mm²
f'c > 31,36 Mpa maka As(2) = f'c x b x d4 x fy ..... (R.2)
= 25 x 1000 x 4874 x 240
= 2536,458 mm²
f'c = 25 < 31,36
maka yang dipakai adalah persamaan (R.1) dengan As(2) = 2840,833 mm
Dipilih yang terbesar dari As(1) dan As(2),..... Sehingga,
As(1) = 136,64 mm²
As(2) = 2840,833 mm²
Jadi dipakai As = 2840,833 mm²
Jarak tulangan:
Untuk jalur pusat/utama selebar B = 2,20 m, maka,
As,pusat = 2 x B x AsL+B
= 2 x 2,20 x 2840,8332,50+2,20
= 2659,50 mm²
S(1) = 0,25 x л x D² x SAs.pusat
= 0,25 x 3,14 x 22² x 10002659,50
= 142,861 mm => 142 mm
S(2) 2 x ht
2 x 600
1200 mm
S(3) 450 mm
Dipilih (S) yang terkecil, S = 142 mm
Jadi dipakai tulangan sejajar arah lebar: D 22 – 142
Untuk jalur tepi maka,
bt= L-B2
bt= 2,50-2,202
= 0,15 m (kiri dan kanan pondasi)
As,tepi = As – As,Pusat
= 2840,833 – 2659,50
= 181,330 mm²
S(1) = 0,25 x л x D² x SAs.pusat
= 0,25 x 3,14 x 22² x 1000181,330
= 2095,298 mm => 2095 mm
S(2) 2 x ht
2 x 600
1200 mm
S(3) 450 mm
Dipilih (S) yang terkecil, S = 450 mm
Jadi dipakai tulangan sejajar arah panjang : D 22 – 450
Gambar 5.127 Jalur penulangan pusat dan jalur tepi
Kontrol Kuat Dukung Pondasi
Pn = Ø x 0,85 x f'c x Ap
= 0,7 x 0,85 x 35 x 270000
= 4016250 N
= 4016 kN
Pult = 98,9 kN
Pult < Pn
98,9 < 4016 ......... OK !!
Gambar 5.128 Skets desain tulangan pondasi telapak setempat