Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Di dalam dunia teknik sipil, terdapat berbagai macam konstruksi bangunan seperti gedung, jembatan, drainase, waduk, perkerasan jalan dan sebagainya. Semua konstruksi ko nstruksi bangunan tersebut akan direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pada tahap perencanaan dan pelaksanaan diperlukan suatu disiplin ilmu (teknik sipil) yang mantap supaya menghasilkan suatu konstruksi bangunan yang aman dan ekonomis. Pada kesempatan ini, saya mencoba untuk merencanakan dan mendesain suatu konstruksi bangunan gedung gedung dua lantai.
1.2
Ruang Lingkup Perencanaan
Perencanaan Bangunan Gedung I merupakan bagian dari kurikulum Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Syiah Kuala, dimana dalam tugas perencanaan ini mencakup 3 sub perencanaan, diantaranya : Struktur Kayu, Struktur Baja, dan Struktur Beton. Pada perencanaan suatu konstruksi bangunan harus dilakukan analisa struktur yang harus diperhatikan perilaku struktur dan ketelitiannya. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan suatu konstruksi bangunan yang aman dan ekonomis sesuai dengan yang diharapkan. Pada bagian kedua perencanaan konstruksi gedung I, berisikan perencanaan kuda – kuda baja, yang akan dihitung pembebanan pada konstruksi baja, perhitungan panjang batang, perencanaan gording, pendimensian batang, perhitungan sambungan serta perhitungan kubikasinya. kubikasinya. Untuk perhitungan kombinasi gaya – gaya – gaya gaya batang akibat pembebanan pada masing – masing titik buhul dan beban gabungan serta perhitungan sambungan dapat dilihat secara rinci pada lampiran Perencanaan Konstruksi Kuda – kuda kuda Baja.
1.3Tujuan
Tujuan perhitungan dari konstruksi gedung ini adalah untuk menerapkan ilmu-ilmu yang telah dipelajari agar dapat dipergunakan di lapangan dan juga sebagai perbandingan antara teori dengan penerapannya di lapangan, sehingga memberikan wawasan yang lebih luas bagi para mahasiswa.
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 1.4
2
Peraturan yang Digunakan
Perhitungan muatan didasarkan pada Peraturan Perencaaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) 1983, SKBI 1987, dan Peraturan Pembebanan Indonesia (PPI – 1983). 1983).
1.5
Penempatan Beban
1.5.1
Beban Mati
Beban mati dapat dibagi 2 bagian yaitu : 1. Muatan yang yang diakibatkan oleh berat sendiri. sendiri. Yaitu atap, gording gording dan dan kuda-kuda, muatan ini dianggap bekerja pada titik buhul bagian atas. 2. Muatan yang yang diakibatkan oleh berat plafond, plafond, dianggap bekerja bekerja pada titik buhul buhul bagian bawah. 1.5.2
Beban Hidup
Beban hidup yang diakibatkan oleh pekerja dengan peralatannya atau berat air hujan yang bekerja pada konstruksi kuda-kuda. Berat pekerja minimum sebesar 100 kg dan beserta air hujan adalah (40 – (40 – 0,8 0,8 α) kg/m², dimana α adalah kemiringan ke miringan atap.
1.5.3
Beban Angin
Angin tekan dan angin hisap yang bekerja dianggap bekerja pada tiap titik buhul bagian atas dan arahnya tegak lurus bidang bidang atap. Untuk konstruksi gedung tertutup dengan α < 65º maka :
Koefisien angin tekan = (0,02 α – 0,4) 0,4) dan
Koefisien angin isap = - 0,4
1.6
Ketentuan Mengenai Tegangan Baja
Jenis baja yang digunakan Bj 37 dengan tegangan leleh (σ1) adalah 2400 kg/cm2dan tegangan dasar izin adalah 1600 kg/cm2. Modulus Elastisitas baja (E) adalah 2,10 x 10 6 2
kg/cm (PPBBI 1983).
1.7
Ketentuan Mengenai Alat Sambung
Alat sambung yang digunakan adalah baut, dimana penentuan dimensi baut disesuaikan dengan ukuran dan jenis profil baja dengan menggunakan rumus pada (PPBBI 1983).
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 1.4
2
Peraturan yang Digunakan
Perhitungan muatan didasarkan pada Peraturan Perencaaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) 1983, SKBI 1987, dan Peraturan Pembebanan Indonesia (PPI – 1983). 1983).
1.5
Penempatan Beban
1.5.1
Beban Mati
Beban mati dapat dibagi 2 bagian yaitu : 1. Muatan yang yang diakibatkan oleh berat sendiri. sendiri. Yaitu atap, gording gording dan dan kuda-kuda, muatan ini dianggap bekerja pada titik buhul bagian atas. 2. Muatan yang yang diakibatkan oleh berat plafond, plafond, dianggap bekerja bekerja pada titik buhul buhul bagian bawah. 1.5.2
Beban Hidup
Beban hidup yang diakibatkan oleh pekerja dengan peralatannya atau berat air hujan yang bekerja pada konstruksi kuda-kuda. Berat pekerja minimum sebesar 100 kg dan beserta air hujan adalah (40 – (40 – 0,8 0,8 α) kg/m², dimana α adalah kemiringan ke miringan atap.
1.5.3
Beban Angin
Angin tekan dan angin hisap yang bekerja dianggap bekerja pada tiap titik buhul bagian atas dan arahnya tegak lurus bidang bidang atap. Untuk konstruksi gedung tertutup dengan α < 65º maka :
Koefisien angin tekan = (0,02 α – 0,4) 0,4) dan
Koefisien angin isap = - 0,4
1.6
Ketentuan Mengenai Tegangan Baja
Jenis baja yang digunakan Bj 37 dengan tegangan leleh (σ1) adalah 2400 kg/cm2dan tegangan dasar izin adalah 1600 kg/cm2. Modulus Elastisitas baja (E) adalah 2,10 x 10 6 2
kg/cm (PPBBI 1983).
1.7
Ketentuan Mengenai Alat Sambung
Alat sambung yang digunakan adalah baut, dimana penentuan dimensi baut disesuaikan dengan ukuran dan jenis profil baja dengan menggunakan rumus pada (PPBBI 1983).
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)
3
BAB II PEMBEBANAN
2.1
Pembebanan Pada Konstruksi Baja J A3 A4 I
K A5
A2 D2
V3
H
A6 D4 V5
V1
A H1
C
3.13
L V4
V2
D1
A1
D3
D
H2
H4
E
H5
F
H6
10.80
Direncanakan :
Panjang bentang kuda-kuda = 10,8 m
Sudut kemiringan atap
= 30o
Penutup atap
= Genteng Metal = (10 kg/m2)
Jarak antar kuda-kuda
= 3,5 m
Plafond + penggantung penggantung
= 18 kg/m2
Mutu baja yang digunakan
= Bj 37
Tegangan Teganga n dasar izin
= 1600 kg/cm2
Modulus elastisitas baja
( )
= 2,1 x 106 kg/cm2
G
B H7
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 2.2
4
Perhitungan Panjang Batang
Perhitungan Panjang Batang
Batang Mendatar Batang H1 = H2 = H3= 1,80 m
Batang Kaki Kuda-kuda Batang A1 = A2 = A3 A1=
H 1 Cos
1,80 Cos30 0
= 2,08 m
Batang Tegak Lurus Batang V1 = A1 Sin α = 2,08 Sin 30 = 1,04 m Batang V2 = (A1+ A2) x Sin α = (4,16) x Sin 30 = 2,08 m Batang V3 = h = 3,12 m
Batang Diagonal 2
2
D1 V 1 H 2 1,04 2 1,80 2 2,08 m 2
2
D2 V 3 H 3 3,122 1,802 3,60 m Tabel 2.1. Panjang Batang Nomor
Panjang Batang
Nomor
Panjang Batang
Batang
(m)
Batang
(m)
A1
2,08
H6
1,80
A2
2,08
D1
2,08
A3
2,08
D2
3,60
A4
2,08
D3
3,60
A5
2,08
D4
2,08
A6
2,08
V1
1,04
H1
1,80
V2
2,08
H2
1,80
V3
3,12
H3
1,80
V4
2,08
H4
1,80
V5
1,04
H5
1,80
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 2.3
5
Perencanaan Gording
Direncanakan:
Jarak antar kuda-kuda
=3,50 m
Jarak antar gording
= 0,6 m
Jenis atap
=Genteng metal (10 kg/m )
Mutu baja
= Bj 37
Tegangan dasar izin ( )
= 1600 kg/cm2
Modulus elastisitas baja (E)
= 2.1 x 10 kg/cm
2
6
Profil baja rencana : WF 100 x 50 x 5 x 7 Dari tabel baja, diperoleh data profil : 4
Ix
= 187 cm
Wx = 37,5 cm3
= 14,8 cm
Wy = 5,91 cm3 2
F
4
Iy
= 11,85 cm
q
= 9,30 kg/m
Rumus yang digunakan :
Beban terpusat Bidang momen
:M
= ¼ PL
Bidang geser
:D
=½P
Lendutan
PL3
:f
=
Bidang momen
:M
= /8 qL
Bidang geser
:D
= ½ qL
48 EI
Beban terbagi rata
Lendutan
:f
1
=
2
5qL4 384 EI
2
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 2.3.1
6
Perhitungan Momen Akibat Beban
A.Beban Mati Berat sendiri gording
= (profil WF 100 x 50 x 5 x 7 )
Berat atap
= berat seng x jarak gording = 10 x 0,60
= 9,30 kg/m
=6 q= 15,30 kg/m
b h
qx = q sin α = 15,30 sin 30 =7,65 kg/m qy = q cos α= 15,30cos 30 = 13,25 kg/m Mx = 1/8 qy L2 = 1/8 (13,25) (3,50)2= 20,289 kg.m My = 1/8 qx L2 = 1/8 (7,65) (3,50) 2 = 11,714 kg.m Dx = ½ q x L = ½ (7,65) (3,50) = 13,386 kg Dy = ½ q y L = ½ (12,393) (3,50) = 23,188 kg Lendutan yang timbul : f x =
f y =
5q x L4 384 EI y
5q y L4 384 EI x
=
=
5(7,65)(102 )(350) 4 384(2,1.106 )(14,8) 5(13,25)(10 2 )(350) 4 384(2,1.106 )(187)
B. Beban Hidup
1. Beban Terpusat ( P = 100 kg)
0,481cm
0,066 cm
kg/m+
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)
b h
Px = P sin α = 100 sin 30 = 50 kg Py = P cos α = 100 cos 30 = 86,6 kg Mx = ¼P yL = ¼ (86,6) (3,50) = 75,777 kg.m My = ¼ P xL = ¼ (50) (3,50) = 43,301 kg.m Dx = ½ P x = ½ (50) = 25 kg Dy = ½ P y = ½ (86,6) = 43,301 kg
Lendutan yang timbul : f x =
P x L3 48 EI y
=
50(350)
f y =
48 EI x
=
1,437cm
6
48(2,1.10 )(14,8)
3
P y L
3
86,6(350) 3 48(2,1.106 )(187)
0,197cm
2. Beban terbagi rata q = (40 – 0,8α) = (40 – 0,8 (30)) = 16 kg/m Beban akibat air hujan yang diterima gording : q = Beban air hujan x jarak gording = 16 x 0,6 = 9,60 kg/m
qx = q sin α = 9,60 sin 30 = 4,80 kg/m qy = q cos α= 9,60cos 30 = 8,31 kg/m Mx = 1/8 qy L2 = 1/8 (8,31) (3,50) 2 = 13,46 kg.m 1
2
1
2
My = /8 qx L = /8 (4,80) (3,50) = 7,776 kg.m
7
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)
8
Dx = ½ q x L = ½ (4,80) (3,50) = 8,640 kg Dy = ½ q y L = ½ (8,31) (3,50) = 14,958 kg
Lendutan yang timbul : f x =
f y =
5q x L4 384 EI y
5q y L4 384 EI x
=
=
5(4,80)(10 2 )(350) 4 6
384(2,1.10 )(14,8) 5(8,31)(10 2 )(350) 4 384(2,1.106 )(187)
0,34 cm
0,046cm
Momen akibat beban terpusat > momen akibat beban terbagi rata, maka tegangan yang timbul ditentukan oleh beban terpusat P = 100 kg.
C. Beban angin 2
Tekanan angin rencana diambil 40 kg/m (PPI 1983 hal 22) 1. Angin tekan α < 65o, maka koefisien angin tekan : C = 0,02α – 0,4 = 0,02 (30) – 0,4 = 0,2 qx = 0 qy = koef angin x tekanan angin x jarak gording = 0,2 x 40 x 0,60 = 4,8 kg/m My = 0 Mx = 1/8 qy L2 = 1/8 (4,8) (3,50) 2 = 7,350 kg.m Dx = 0 Dy = ½ q y L = ½ (4,8) (3,60) = 8,40 kg
Lendutan yang timbul f x = 0 f y =
5q y L4 384 EI x
=
5(4,8)(102 )(350) 4 6
384(2,1.10 )(187)
0,024 cm
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)
9
2. Angin hisap Koefisien angin hisap = -0,4 qx = 0 qy = koef angin x tek. angin x jarak gording = - 0,4 x 40 x 0,6 = 9,6 kg/m (-) My = 0 Mx = 1/8 qy L2 = 1/8 (9,6) (3,50) 2 = 14,70 kg.m (-) Dx = 0 Dy = ½ q y L = ½ (9,6) (3,50) = 16,80 kg (-)
Lendutan yang timbul f x = 0
5q y L4
f y =
384 EI x
5(9,6)(10 )(350) 2
=
4
6
384(2,1.10 )(187)
0,048cm
Tabel 2.2Momen dan bidang geser akibat variasi dan kombinasi beban Momen dan Gaya Geser (1) Mx (kg.m) My (kg.m) Dx (kg) Dy (kg)
2.3.2
Beban Mati
Beban Hidup
(2) 20,289 11,714 13,386 0,066
(3) 75,777 43,75 25 43,301
Kontrol Kekuatan Gording
Profil baja rencana : WF 100 x 50 x 5 x 7 Dari tabel baja, diperoleh data profil : Ix
= 187 cm4
Iy
Wx = 37,5 cm3 F
= 14,8 cm4
Wy = 5,91 cm3 2
= 11,85 cm
q
= 9,30 kg/m
Beban Angin tekan (4) 7,35 0 0 8,40
Kombinasi Beban Primer
Sekunder
(2) + (3) 96,067 55,464 38,386 66,489
(2)+(3)+(4) 103,417 55,464 38,386 74,889
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)
10
A. Kontrol kekuatan gording terhadap tegangan σlt ytb = σlt ytb =
M tot
< = 1600 kg/cm2 (beban primer)
W M tot
<1,3 x
W
= 1,3x 1600 kg/cm 2 = 2080 kg/cm2 (beban sekunder)
1. Pembebanan primer σlt
ytb =
M tot W
=
Mx My Wx
Wy
=
9606,7 37,5
5546,4 5,91
= 1194,656 kg/cm2< = 1600 kg/cm2
(Aman)
2. Pembebanan sekunder σlt
ytb =
M tot W
=
Mx My Wx
Wy
=
10341,6 37,5
5546,4 5,91
2
= 1214,253 kg/cm < 1,3 x
= 2080 kg/cm
2
(Aman)
B. l Kontrol kekuatan gording terhadap tegangan geser Tegangan geser yang diizinkan untuk pembebanan tetap, besarnya sama dengan 0,58 kali tegangan dasar (PPBBI 1983 hal 5)
τytb <0,58 = 0,58 x 1600 = 928 kg/cm 2 (beban primer) τytb <1,3 x 0,58 = 1,3 x 0,58 x 1600 = 1206,4 kg/cm 2 (beban sekunder) 2 t
F1
Profil WF 100 x 50 x 5 x 7 A
= 100mm = 10 cm
B
= 50mm = 5 cm
t1
= 5,0mm = 0,50 cm
t2
= 7,0 mm = 0,70 cm
t1
F2 x
A
Cx = 0 cm Cy = 0 cm
F3 y B
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)
11
Tegangan Geser Maksimum
a. Terhadap sumbu x – x
2
F2=½(8,6 x 0,50)
= 2,15 cm
F3 = 0,70 x 5
= 3,50 cm 2
4.30
F2 5.00
y2 = 1/2 (4,3) = 2,15 cm 1
y3 = 5 – /2 (0,70) = 4,65 cm F3
Sx = (F2 . y2) + (F3 . y3) = (2,15 x 2,15) + (3,50 x4,65)
5.00
= 20,898 cm3
y
bx= 0,50 cm
y
b. Terhadap sumbu y – y F1 = F3 = 2,50x 0,7
= 1,75 cm2
F2= 0,25 x 8,6
= 2,15 cm2
1
x1= x3 = /2 (2,50)
= 1,25 cm
x2=½ (0,25)
= 0,125 cm
x1
F1
Sy= (F1 . x1) + (F2 . x2) + (F3 . x3) = (1,75 x 1,25) + (2,15 x 0,125) + (1,75 x 1,25) = 4,698 cm3
10.00
x2
by= 2 x 0,7 = 1,4 cm
Beban Primer τytb =
D x .S x b x . I x
+
D y .S y b y . I y
F2 F3 x3 2.50
y
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)
=
38,386 x20,898 0,50 x187
1,40 x14,80
2
2
=23,655kg/cm < = 928kg/cm
Beban Sekunder τytb =
=
2.3.3
66,489 x4,698
12
D x .S x b x . I x
+
D y .S y b y . I y
38,386 x 20,898 0,50 x187
74,889 x4,698 1,40 x14,80
2
2
=25,559kg/cm < = 1206,4kg/cm
Kontrol kekuatan gording terhadap lendutan
Batas lendutan maksimum arah vert ikal untuk gording batang tunggal menerus adalah : f maks =
1 180
. L =
1 180
x360 = 2,00 cm
Lendutan yang timbul terhadap sb. x – x f x = f x beban mati + f x beban hidup + f x beban angin = 0,481 + 1,437 + 0,0 = 1,918 cm
Lendutan yang timbul terhadap sb. y – y f y = f y beban mati + f y beban hidup + f y beban angin = 0,066 + 0,197 + 0,048 = 0,311 cm
Total lendutan yang dialami gording : f ytb
=
( fx) 2 ( fy) 2 =
(1,918) 2 (0,311) 2 = 1,943cm
f ytb = 1,943cm < f maks = 2,00 cm .......................... (aman)
Gording dengan profil WF 100 x 50 x 5 x 7 dapat digunakan.
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 2.4
Pembebanan pada Kuda-kuda
2.4.1
Beban Mati
13
A. Berat Rangka Kuda-kuda
Berat rangka kuda-kuda dihitung didasarkan rumus Ir. Loa Wan Kiong q
= (L – 2) s/d (L + 5) = (10,8 – 2) s/d (10,8 + 5) = 8,80 kg/m2 s/d 15,8 kg/m2
Diambil yang maksimum yaitu 15,8 kg/m2
Pelimpahan ke titik buhul : qmaks x jarak antarkuda kuda x pjg ben tan g kuda kuda jumlah titik buhul
=
15,8 x3,50x10,8 12
49,77 kg
Bracing / ikatan angin Diambil 25% dari berat sendiri kuda-kuda (PPBBI 1984) P = 25 % x 49,77 = 12,443 kg
B. Berat Penutup Atap + Berat Gording 2
Penutup atap = Genteng Metal (10 kg/m ) Gording
= 9,30 kg/m
Jarak gording = 0,60 m
P1 = Berat penutup atap
= 10 x jarak kuda-kuda x jarak gording = 10 x 3,50 x 0,60 = 21 kg
P2 = Berat gording
= 9,30 x jarak kuda-kuda = 9,30 x 3,50 = 32,55 kg
P = P1 + P2 = 21+ 32,55= 53,55 kg P′ = ½ P1 + P2 = ½ (21) + 32,55= 43,05 kg
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)
Batang A – tritisan
R AA’ = P’ = 43,05 kg
∑MH = 0 R AH (2,08) = 53,55(2) + 53,55(1,4) + 53,55(0,8) + 53,55(0,2) R AH = 113,279 kg ∑V = 0 R HA = 4(53,55) – 113,279= 100,921 kg
14
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)
∑MI = 0 R HI (2,08) = 53,55(1,68) + 53,55(1,08) + 53,55(0,48) R HI = 83,414 kg ∑V = 0 R IH = 3(53,55) – 83,414= 77,236 kg
∑MJ = 0 R IJ (2,08) = 53,55(1,96) + 53,55(1,36) + 53,55(0,76) + 53,55(0,16) R IJ = 109,159 kg ∑V = 0 R JI = 4(53,55) – 109,159= 105,041kg
Jadi, Pelimpahan beban penutup atap + gording pada masing-masing titik buhul : 1. Titik A = B
= RAA’ + RAH = 43,05 +113,279= 156,329kg
2. Titik H = L
= RHA+ RHI = 100,921+ 83,414= 184,335 kg
15
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 3. Titik I = K
16
= RIH + RIJ = 77,236+ 109,159= 186,395 kg
4. Titik J
= (2 x RJI) = (2 x 105,041) = 210,082 kg
C. Berat Plafond + Penggantung Berat plafond dan penggantung = (11 + 7) = 18 kg/m 2 1. Titik A = B
= ½ (H 1) x 3,50 x 18 = ½ (1,80) x 3,50 x 18 = 56,70 kg
2. Titik C = D = E = F = G = ½ (H1 + H2) x 3,50 x 18 = ½ (1,80 + 1,80) x 3,50 x 18 = 113,40 kg
2.4.2
Beban Hidup
A. Beban orang/pekerja PPI-1983 menegaskan bahwa pada tiap titik buhul bagian atas perlu ditambah beban sebesar 100 kg yang diakibatkan oleh seorang pekerja dan peralatannya. Tetapi pada kantilever ditambah beban sebesar 200 kg. Demikian juga pada titik buhul bagian bawah ditambah 100 kg sebagai akibat dari pemasangan instalasi listrik. Penyambungan titik buhul dan keduanya merupakan bagian dari beban hidup. B. Beban air hujan Menurut PPI-1983, beban air hujan yang bekerja pada titik buhul bagian atas dapat dicari dengan menggunakan rumus : beban air hujan = 40 – 0,8 = 40 – (0,8 x 30 o) = 16 kg/m2
Beban terhadap titik buhul masing-masing : 1. Titik A = B
= ½ (A1+ tritisan) x 3,50 x 16 = ½ (2,08 + 1,15) x 3,50 x 16 = 90,44 kg
2. Titik H = I = J = K = L
= ½ (A1 + A2) x 3,50 x 16 = ½ (2,08 + 2,08) x 3,50 x 16 = 116,48 kg
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)
17
Dari kedua jenis beban hidup di atas (beban orang/pekerja dan air hujan), maka beban yang diperhitungkan adalah beban yang terbesar yaitu beban air hujan.
2.5.3 Beban angin 2
Beban angin yang bekerja ω = 40 kg/m . Untuk bangunan yang tertutup menurut o
PPI-1983 untuk sudut kemiringan atap = 30 , maka koefisien angin tekan dan angin hisap. 1. Angin tekan C = 0,02 – 0,4 = (0,02 x 30 o) – 0,4 = 0,2 Beban yang diterima masing-masing titik buhul :
Titik buhul A = B
= ½ (A1) x 3,50 x 0,2 x 40 = ½ (2,08) x 3,50 x 0,2 x 40 = 29,12 kg
Titik buhul H = I = K = L Titik buhul J
= ½ (A1 + A2) x 3,50 x 0,2 x 40
= ½ (2,08+ 2,08) x 3,50 x 0,2 x 40 = ½ (A3) x 3,50 x 0,2 x 40
= 58,24 kg
= ½ (2,08) x 3,50 x 0,2 x 40 = 29,12 kg 2. Angin hisap C = – 0,4 Beban yang diterima masing-masing titik buhul :
Titik buhul A = B
= ½ (A1) x 3,50 x (-0,4) x 40 = ½ (2,08) x 3,50 x (-0,4) x 40 = 58,24 kg (-)
Titik buhul H = I = K = L
= ½ (A1 + A2) x 3,50 x (-0,4) x 40 = ½ (2,08+ 2,08) x 3,50 x (-0,4) x 40= 116,48 kg (-)
Titik buhul J
= ½ (A3) x 3,50 x (-0,4) x 40 = ½ (2,08) x 3,50 x (-0,4) x 40= 58,24 kg (-)
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)
18
Tabel 2.3. Tabel Pembebanan pada masing – masing titik.
Beban Tetap
Beban Hidup
Titik Buhul
Jumlah
Dibulatkan
Berat
Beban Atap +
Berat Plafond +
sendiri
gording
penggantung
ikatan angin
Pekerja
Hujan
(kg)
(kg)
(kg)
(kg)
(kg)
(kg)
J
49,77 49,77 49,77 49,77 49,77 49,77 49,77 49,77 49,77 49,77
156,329 156,329 184,335 186,395 210,082
56,7 56,7 113,4 113,4 113,4 113,4 113,4 -
12,443 12,443
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
90,44 90,44 116,48 116,48 116,48
362,799 362,799 263,17 263,17 275,613 263,17 263,17 350,585 352,645 388,775
363 363 264 264 276 264 264 351 353 389
K
49,77
186,395
-
-
100
116,48
352,645
353
L
49,77
184,335
-
-
100
116,48
350,585
351
A B C D E F G H I
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)
19
Tabel 2.4. Kombinasi Gaya Batang Akibat Beban Gabungan
Batang
Panjang Batang
Beban Tetap
Beban Angin
Kombinasi Beban
Gaya Maks
(m)
(Kg)
(Kg)
(Kg)
(Kg)
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
1
2
3
4
5
(3) + (4)
(3) + (5)
A1
2,08
-3129
50,6
201,53
-3078,4
-2927,47
-3078,4
A2
2,08
-2514
84,21
134,28
-2429,79
-2379,72
-2429,79
A3
2,08
-1898
117,84
67,03
-1780,16
-1830,97
-1830,97
A4
2,08
-1898
67,4
117,46
-1830,6
-1780,54
-1830,6
A5
2,08
-2514
134,8
83,61
-2379,2
-2430,39
-2430,39
A6
2,08
-3129
202,05
49,99
-2926,95
-3079,01
-3079,01
H1
1,8
2710
203,71
-407,49
2913,71
2302,51
2913,71
H2
1,8
2710
203,71
-407,49
2913,71
2302,51
2913,71
H3
1,8
2177
145,47
-291,01
2322,47
1885,99
2322,47
H4
1,8
2177
-29,38
116,09
2147,62
2293,09
2293,09
H5
1,8
2710
-146,25
57,27
2563,75
2767,27
2767,27
H6
1,8
2710
-146,25
57,27
2563,75
2767,27
2767,27
V1
1,04
264
0
0
264
264
264
V2
2,08
571,5
33,62
-67,25
605,12
504,25
605,12
V3
3,12
1509
-67,4
-67,03
1441,6
1441,97
1441,97
V4
2,08
571,5
67,47
33,96
638,97
605,46
638,97
V5
1,04
264
0
0
264
264
264
D1
2,08
-615
-67,25
134,5
-682,25
-480,5
-682,25
D2
3,6
-815
-88,96
177,93
-903,96
-637,07
-903,96
D3
3,6
-815
178,12
89,26
-636,88
-725,74
-725,74
D4
2,08
-615
134,95
67,92
-480,05
-547,08
-547,08
Gaya Desain
-3079,01
2913,71
2767,27
1441,97
638,97
-903,96
-725,74
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)
20
BAB III PENDIMENSIAN BATANG
Rangka batang kuda-kuda direncanakan dari profil tersusun kanal ( ][ ). 3.1
Ketentuan dan Rumus yang Digunakan
(Berdasarkan PPBBI – 1983 hal 20 – 22) 3.1.1
Batang Tarik
Perhitungan didasarkan pada daya dukung luas netto (F n) Fn = F br =
Pmaks
Fn 0,85
Kontrol tegangan σytb =
Pmaks 2 F
≤
Kelangsingan batang tarik
3.1.2
x =
i =
L i x
maks , maks 240
L imin
(konstruksi aman)
maks
Batang Tekan
Dipengaruhi oleh tekuk Panjang tekuk (Lk ) Dimana : Lk = L (sendi-sendi, K (koef, tekuk) = 1)
Kelangsingan : λ=
Lk i min
≤
Syarat : λ maks ≤ 140 untuk konstruksi utama (SKBI 1987)
Profil yang dipilih berdasarkan iη = imin
Kelangsingan sumbu masif (λ x < 140) λ x =
Lk i x
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)
Kelangsingan sumbu ( λ I< 50) λ 1 =
Lk i
Iy1 = 2 [Iy + F (e +
iy =
2
)2 ]
I y1 2 F
Kelangsingan sumbu tidak masif (λ y < 140) λ y =
21
λ iy =
Lk i y ( y ) 2 m 2 ( 1 ) 2
Dimana : m = jumlah batang tunggal yang membentuk batang tersusun
Syarat untuk menjaga kestabilan elemen : λ x ≥ 1,2 λ 1 λ x ≥ 1,2 λ 1
Tegangan yang timbul : σytb =
3.1.3
P
2 F n
≤
Kekuatan Kopel
Digunakan pada batang tekan
Pelat kopel harus dihitung dengan menganggap bahwa seluruh panjang batang tersusun terdapat gaya lintang sebesar : D = 0,02 P
Gaya geser memanjang (torsi) DL1
T= dimana :
L1 = jarak kopel a
2a
= (e + ½δ)
Momen pada plat kopel M = T . ½C
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)
dimana :
C = jarak antar baut pada profil C = (2w + δ)
Plat kopel harus cukup kaku, sehingga memenuhi persamaan : I P a
dimana : IP
>10
I l Ll
(PPBBI 1983 hal 21)
= Momen inersia plat kopel
a
= jarak profil tersusun
Ll
= jarak tengah-tengah plat kopel pada arah batang tekan
Il = Iη = Momen inersia minimum 1 profil
22
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 3.2
23
Perhitungan Pendimensian
Batang
1 A1 A2 A3 A4 A5 A6 H1 H2 H3 H4 H5
Gaya Maks (Kg) 2 -3078,4 -2429,79 -1830,97 -1830,6 -2430,39 -3079,01 2913,71 2913,71 2322,47 2293,09 2767,27
H6 V1 V2 V3 V4
2767,27
V5 D1 D2 D3
264 -682,25 -903,96 -725,74
D4
-547,08
264 605,12 1441,97 638,97
Gaya Desain
Gaya
-3079,01
tekan
2913,71
tarik
2767,27
tarik
1441,97
tarik
638,97
tarik
-903,96 -725,74
Tekan Tekan
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 3.2.1
24
Perhitungan Batang Tekan
a. Batang A1, A2, A3, A4, A5, A6
Gaya design P = 2979 kg (tekan) Lk = L = 2,08 m = 208 cm max
= 140
→ Untuk batang tekan ( PPBBI – 1983 )
iη = imin =
Lk maks
=
208 140
= 1,486 cm
Berdasarkan iη dipilih profil C8 Dari tabel baja diperoleh data : 4
Ix
= 106cm
F
= 11cm2
ix
= 3,1 cm
w
= 2,5 cm
e
= 1,45 cm
b
= 4,5 cm
h
= 8 cm
d
= 0,6 cm
Iy = 19,4 cm
4
iy= 1,33 cm
Direncanakan jarak punggung kedua profil δ = 0, 5 cm
Kontrol x
1
Lk i x
Lk i
208 3,10
208 1,33
67,10 < 140 ……………. (aman)
156,39 > 50 ……………….. (perlu plat kopel)
Jarak Plat Kopel Panjang L max = λ maks . iη = 50 x 1,33 = 66,50cm Jumlah Lapangan, n
Lk Lmax
L1
Lk n
208 66,50 208 4
3,128 4 lapangan
52 cm
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)
1
Iy1 = 2 [Iy + F (e + I y1
i y
y
2 F
L k i y
iy
2
2 11
208 2,157
( y ) 2
m 2
i
52 1,33
39,10 cm < 50 ............ (aman)
)2 ] = 2 [19,4 + 11 (1,45 +
102,380
L1
25
0,5 2
)2] = 102,380 cm4
2,157 cm
96,430
( 1 ) 2
(96,430) 2
2 2
(39,10) 2 104,06 < 140 ............ (aman)
Syarat : 1,2 λ 1 = 1,2 x 39,10 = 46,92 λ x ≥ 1,2 λ 1 → 67,10 >27,576............(aman) λ iy ≥ 1,2 λ 1 → 104,06>27,576...........(aman)
Kontrol Tegangan yang timbul akibat plat kopel : Karena λ x> λ iy, maka untuk menentukan faktor tekuk (ω) diambil λ x = 67,10 Dari tabel 3PPBBI 1983 hal 12, untuk mutu baja Fe 360 (Bj 37) : λ x = 67,10diperoleh ω = 1,569 (interpolasi) Kontrol tegangan : ytb
P 2 F n
1,569 3079,01 2 9,35
2
2
258,34 kg / cm < = 1600 kg/cm
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 9,5 cm 3,75 cm
10 cm
52 cm
0,5 cm
Perhitungan Plat Kopel Panjang plat kopel = 2 (b + ½ ) = 2 (4,5 + (½ x 0,5)) = 9,50 cm Jarak antar plat kopel = 52 c m Tebal plat kopel direncanakan = 0,5 cm Direncanakan baut = Ø 5/8" = 1,58 cm h = 1,5d + 3d + 1,5d = 6d = (6 x 1,58) = 9,48 diambil h = 10 cm Jarak baut : 1,5d = 1,5 x 1,58 = 2,37 = 2,5 cm 3d = 3 x 1,58 = 4,74 = 5 cm baja =
1600 kg/cm2
baut =
1600 kg/cm2
D = 0,02 P = 0,02 x 3079,01 = 61,58 kg M1 = M2 D.L1 = T1(2e + ) T 1
D L1 (2e )
61,58 52 (2(1,86) 0,5)
758,81 kg
T1 = T2 = 758,806 kg Jarak antar baut : C = 2 w + = 2(2,5) + 0,5 = 5,5 cm
26
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)
27
Momen : M = T x ½ C = 758,806 x ½ x 5,5 = 2086,717 kg.cm Kontrol tegangan : W = 1/6 t h2 = 1/6(0,5) (10)2 = 8,33 cm3 ytb ytb ytb =
M
2086,717
W 3T
2 F
8,33
3 T 2 t h
2
2
250,506kg / cm < = 1600 kg/cm ………….. (Aman)
3 758,806 2 0,5 10
227,642 kg / cm
2
227,642 kg/cm2< = 928 kg/cm2 …………(Aman)
Gaya yang bekerja pada baut K v K h
T n
758,806
2
M . y 2
x y
2
379,403kg
2086,717 (5 / 2)
R ( K h ) ( K v )
0 2 (5 / 2) 2
arah vertikal
417,343 kg arah horizontal
417,3432 379,4032
564,023 kg
9,5 cm 3,75 cm y
2,5 5
x
2,5
Kontrol kekuatan baut :
Terhadap geser
= 0,6
Pgsr
→ PPBBI 1983 hal 68 2
= ¼ d n 0,6
n = jumlah bidang geseran
2
= ¼ x 1,58 x 1 x 0,6 x 1600 Pgsr
= 1881,287 kg > R = 564,023 kg ……………………(Aman)
Terhadap tumpuan tu
= 1,5
tu
= 1,2
Ptu
(untuk S 1 ≥ 2d) (untuk 1,5d ≤ S 1 ≤ 2d)
= d x t x 1,2 x
t = tebal plat
→ PPBBI 1983 hal 68
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)
28
= 1,58 x 0,5 x 1,2 x 1600 Ptu
= 1516,8 kg > R = 564,023 kg ……………………(Aman)
Jadi ukuran plat kopel b = 9,5 cm, h = 10 cm, t = 0,5 cm cukup aman untuk digunakan. 0,6
PLAT BUHUL
BAUT 5/8''
0,6 BAUT 5/8'' PLAT KOPEL
b. Batang Diagonal
Gaya design P = 903,96 kg (tekan) Lk = L = 2,08 m = 208 cm max
= 140
→ Untuk batang tekan ( PPBBI – 1983 )
iη = imin =
Lk maks
Berdasarkan iη dipilih profil C
=
208 140
= 1,486 cm
8
Dari tabel baja diperoleh data : 4
Ix
= 106 cm
F
= 11 cm2
ix
= 3,1 cm
w
= 2,5 cm
e
= 1,45 cm
b
= 4,5 cm
h
= 8 cm
d
= 0,6 cm
Iy = 19,4 cm
4
iy= 1,33 cm
Direncanakan jarak punggung kedua profil δ = 0, 5 cm
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)
Kontrol x
1
29
Lk
208
i x
Lk
i
3,10
208
67,10 < 140 ……………. (aman)
156,39 > 50 ……………….. (perlu plat kopel)
1,33
Jarak Plat Kopel 9,5 cm 3,75 cm
10 cm
52 cm
0,5 cm
Panjang L max = λ maks . iη = 50 x 1,33 = 66,50cm Jumlah Lapangan, n
Lk Lmax
L1
1
Iy1 = 2 [Iy + F (e +
i y
I y1 2 F
2
n
L1 i
208 66,50 208 4
52 1,33
3,128 4 lapangan
52 cm
39,10 cm < 50 ............ (aman)
2
) ] = 2 [19,4 + 11 (1,45 +
102,380 2 11
Lk
2,157 cm
0,5 2
2
4
) ] = 102,380 cm
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) L k
y
i y
208
96,430
2,157
( y ) 2
iy
30
m 2
( 1 ) 2
(96,430) 2
2 2
(39,10) 2 104,06 < 140 ............ (aman)
Syarat : 1,2 λ 1 = 1,2 x 39,10 = 46,92 λ x ≥ 1,2 λ 1 → 67,10 >27,576............(aman) λ iy ≥ 1,2 λ 1 → 104,06>27,576...........(aman)
Kontrol Tegangan yang timbul akibat plat kopel : Karena λ x> λ iy, maka untuk menentukan faktor tekuk (ω) diambil λ x = 67,10 Dari tabel 3 PPBBI 1983 hal 12, untuk mutu baja Fe 360 (Bj 37) : λ x = 67,10 diperoleh ω = 1,569 (interpolasi) Kontrol tegangan : P
ytb
2 F n
1,569 903,96 2 9,35
2
75,846 kg / cm < = 1600 kg/cm
2
Perhitungan Plat Kopel Panjang plat kopel = 2 (b + ½ ) = 2 (4,5 + (½ x 0,5)) = 9,50 cm Jarak antar plat kopel = 52 c m Tebal plat kopel direncanakan = 0,5 cm Direncanakan baut = Ø 5/8" = 1,58 cm h = 1,5d + 3d + 1,5d = 6d = (6 x 1,58) = 9,48 diambil h = 10 cm Jarak baut : 1,5d = 1,5 x 1,58 = 2,37 = 2,5 cm 3d = 3 x 1,58 = 4,74 = 5 cm baja =
1600 kg/cm
2
baut =
1600 kg/cm
2
D = 0,02 P = 0,02 x 903,96 = 18,079 kg M1 = M2 D.L1 = T1(2e + ) T 1
D L1 (2e )
18,079 52 (2(1,45) 0,5)
276,502 kg
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)
31
T1 = T2 = 276,502 kg Jarak antar baut : C = 2 w + = 2(2,5) + 0,5 = 5,5 cm Momen : M = T x ½ C = 276,502 x ½ x 5,5 = 760,381 kg.cm Kontrol tegangan : W = 1/6 t h2 = 1/6(0,5) (10)2 = 8,33 cm3 ytb
ytb ytb =
M
760,381
W 3T
2 F
8,33
2
2
91,282 kg / cm < = 1400 kg/cm …………..
3 T 2 t h
3 276,502
2 0,5 10
82,951kg / cm
(Aman)
2
82,951 kg/cm2< = 928 kg/cm2 …………(Aman)
Gaya yang bekerja pada baut K v K h
T n
276,502 2
M . y 2
x y
2
138,251kg
760,381 (5 / 2)
R ( K h ) ( K v )
0 2 (5 / 2) 2
arah vertikal
152,076 kg arah horizontal
2 (152,076) 138,251 205,525 kg 2
9,5 cm 5,5 cm y
2,5 5 2,5
Kontrol kekuatan baut :
Terhadap geser
= 0,6
Pgsr
→ PPBBI 1983 hal 68 2
= ¼ d n 0,6
n = jumlah bidang geseran
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)
32
2
= ¼ x 1,58 x 1 x 0,6 x 1600 Pgsr
= 1881,287 kg > R = 205,525 kg ……………………(Aman)
Terhadap tumpuan tu
= 1,5
tu
= 1,2
Ptu
(untuk S 1 ≥ 2d)
→ PPBBI 1983 hal 68
(untuk 1,5d ≤ S 1 ≤ 2d)
= d x t x 1,2 x
t = tebal plat
= 1,58 x 0,5 x 1,2 x 1600 Ptu
= 1516,8 kg > R = 205,525 kg ……………………(Aman)
Jadi ukuran plat kopel b = 9,5 cm, h = 10 cm, t = 0,5 cm cukup aman untuk digunakan. 0,6
PLAT BUHUL
BAUT 5/8''
0,6 BAUT 5/8'' PLAT KOPEL
3.2.2
Perhitungan Batang Tarik
a. Batang H1, H2, H3,H4,H5,H6
Gaya design P= 2913,71 kg (tarik)
Lk = 1,80 m = 180 cm baja =
F n
1600 kg/cm2
P maks
F br
F n 0,85
2913,71 1600 1,821 0,85
1,821 cm
2,142 cm
2
2
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)
i x
Lk
180 240
33
0,750 cm
Dipilih profil C 3 Ix
= 6,4 cm
Iy
= 5,3 cm4
F
= 5,4 cm
ix
= 1,08 cm
iy
= 0,99 cm
e
= 1,31 cm
2
b
= 3,3 cm
d
= 0,5 cm
h
= 3 cm
Kontrol Jika dipakai sambungan baut ukuran diameter 1,59 cm dengan satu baris (dua buah baut), maka diameter lubang = 1,59 + 0,1 = 1,69 cm Anetto = A profil – Luas lubang = 5,4 – 2 (0,5 x 1,69) = 5,4 – 0,845 = 3,71 cm2 0,85 A brutto = 0,85 (5,4) 2
Anetto = 4,59 cm
Diambil yang terkecil, yaitu A netto = 3,71 cm2
P maks Anetto
2913,71 3,71
Jadi, profil kanal C3 dapat digunakan. b. Batang Vertikal V 1, V2, V3, V4, V5
Gaya design P= 1441,97 kg (tarik) Lk = 1,04 m = 104 cm baja =
2
2
785,367 kg / cm < tr = 1200 kg/cm
1600 kg/cm2
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)
F n
P maks
1441,97 1600
F br i x
F n 0,85
Lk
0,901 0,85
104 240
0,901 cm
1,060 cm
34
2
2
0,433 cm
Dipilih profil C 3 Ix
= 6,4 cm
Iy
= 5,3 cm
F
= 5,4 cm2
ix
= 1,08 cm
iy
= 0,99 cm
e
= 1,31 cm
4
b
= 3,3 cm
d
= 0,5 cm
h
= 3 cm
Kontrol Jika dipakai sambungan baut ukuran diameter 1,59 cm dengan satu baris (dua buah baut), maka diameter lubang = 1,59 + 0,1 = 1,69 cm Anetto = A profil – Luas lubang = 5,4 – 2 (0,5 x 1,69) = 5,4 – 0,845 = 3,71 cm2 0,85 A brutto = 0,85 (5,4) 2
Anetto = 4,59 cm
Diambil yang terkecil, yaitu A netto = 3,71 cm2
P maks Anetto
1441,97 3,71
2
2
88,671kg / cm < tr = 1200 kg/cm
Jadi, profil kanal C3 dapat digunakan.
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)
35
Tabel 3.1 Daftar Profil yang digunakan pada Kuda-kuda Batang
Profil
Berat profil
Panjang batang
(mm)
(kg/m)
(m)
Berat batang faktor reduksi
(kg)
Baut Kopel
1
2
3
4
5
(3) x (4) x (5)
7
A1
C8
8,64
2,08
0,9
16,174
4 baut /8''
A2
C8
8,64
2,08
0,9
16,174
4 baut /8''
A3
C8
8,64
2,08
0,9
16,174
4 baut /8''
A4
C8
8,64
2,08
0,9
16,174
4 baut /8''
A5
C8
8,64
2,08
0,9
16,174
4 baut /8''
A6
C8
8,64
2,08
0,9
16,174
4 baut /8''
H1
C3
4,27
1,8
0,9
6,917
H2
C3
4,27
1,8
0,9
6,917
H3
C3
4,27
1,8
0,9
6,917
H4
C3
4,27
1,8
0,9
6,917
H5
C3
4,27
1,8
0,9
6,917
H6
C3
4,27
1,8
0,9
6,917
V1
C3
4,27
1,04
0,9
3,997
V2
C3
4,27
2,08
0,9
7,993
V3
C3
4,27
3,12
0,9
11,990
V4
C3
4,27
2,08
0,9
7,993
V5
C3
4,27
1,04
0,9
3,997
D1
C8
8,64
2,08
0,9
16,174
4 baut /8''
D2
C8
8,64
3,6
0,9
27,994
4 baut /8''
D3
C8
8,64
3,6
0,9
27,994
4 baut /8''
D4
C8
8,64
2,08
0,9
16,174
4 baut /8''
262,855
40 baut /8''
JUMLAH
Karena profil kuda-kuda baja berupa profil ganda, maka : Berat total
= 2 x 262,855 = 525,710 kg
Kebutuhan total rangka baja = berat total + 25% berat total = 525,710+ 131,428= 657,138 kg
5 5 5 5 5 5
5 5 5 5
5
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)
36
3.3Perhitungan zetting
Zetting (penurunan) yang terjadi pada konstruksi kuda-kuda akibat pembebanan dapat dihitung dengan rumus : fs
S . L.U F . E
dimana : fs = Penurunan yang terjadi (cm) S
= Gaya batang akibat beban luar (kg)
L = Panjang masing-masing batang (cm) U = Gaya akibat beban 1 satuan F
= Luas penampang profil (cm2) 6
2
E = Modulus elastisitas baja (2,1 x 10 kg/cm )
Penurunan maksimum yang diizinkan dihitung dengan rumus :
f max
1
L 180
(PPBBI, 1983)
dimana : L = panjang bentang kuda-kuda
Dalam perhitungan zetting, digunakan metode cremona untuk mendapatkan gaya batang akibat beban 1 satuan yang berada di tengah-tengah konstruksi, f max
1 180
x1080 = 6 cm
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)
37
Tabel 3.2. Perhitungan Zetting S
L
U
E
(kg)
(cm)
(ton)
(kg/cm )
(cm )
(cm)
H1
2913,71
180
0,87
2100000
5,4
0,040236948
H2
2913,71
180
0,87
2100000
5,4
0,040236948
H3
2322,47
180
0,87
2100000
5,4
0,032072205
H4
2293,09
180
0,87
2100000
5,4
0,031666481
H5
2767,27
180
0,87
2100000
5,4
0,038214681
H6
2767,27
180
0,87
2100000
5,4
0,038214681
A1
-3078,4
208
-1
2100000
11
0,027718926
A2
-2429,79
208
-1
2100000
11
0,021878629
A3
-1830,97
208
-1
2100000
11
0,016486656
A4
-1830,6
208
-1
2100000
11
0,016483325
A5
-2430,39
208
-1
2100000
11
0,021884031
A6
-3079,01
208
-1
2100000
11
0,027724419
V1
264
104
0
2100000
5,4
0
V2
605,12
208
0
2100000
5,4
0
V3
1441,97
312
1
2100000
5,4
0,039673249
V4
638,97
208
0
2100000
5,4
0
V5
264
104
0
2100000
5,4
0
D1
-682,25
208
0
2100000
11
0
D2
-903,96
275
0
2100000
11
0
D3
-725,74
275
0
2100000
11
0
D4
-547,08
208
0
2100000
11
0
Batang
F 2
jumlah
Jadi, lendutan yang timbul akibat zetting adalah : SF = 0,392491178cm < f max = 6 cm............(aman)
SF 2
0,392491178
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)
38
BAB IV PERHITUNGAN SAMBUNGAN
Alat sambung yang digunakan adalah baut, Berdasarkan ketentuan PPBBI 1983 hal 68, untuk alat sambung baut, berlaku :
Tegangan geser yang diizinkan :
=0,6
Tegangan tarik yang diizinkan : tr = 0,7
Tegangan tumpu yang diizinkan : tu = 1,5σ
( untuk S 1 ≥ 2d )
tu = 1,2σ
( untuk 1,5d ≤ S 1 ≤ 2d )
dimana : S1 = Jarak dari sumbu baut yang paling luar ke tepi bagian yang disambung Direncanakan ketebalan plat buhul : 0, 6 cm σ baut = 1600 kg/cm2 2
σ plat = 1600 kg/cm
Kekuatan baut dengan diameter 5/8" (1,59 cm) a. Kekuatan baut terhadap geser Pgsr = Fgsr . τ = n (1/4 π d2) . 0,6
= 1 x 1/4 π (1,59) 2 x 0,6 x 1600 = 1906,142 kg a. Kekuatan baut terhadap tumpuan t = 0,6 cm Ptu
= Ftu . σtu = t . d . 1,2σ = 0,6 x 1,59 x 1,2 x 1600 = 1831,68 kg
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)
Pgsr > Ptu, maka perhitungan jumlah baut didasarkan pada harga P tu dengan rumus :
n=
P P tu
dimana : n
= jumlah baut
P
= Beban / gaya yang bekerja
Ptu
= Kekuatan baut terhadap geser
39
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)
40
Gaya desain untuk masing-masing batang : J A 3
A 4
I
K
A 2
2 D
H A 1
A
H1
V1 C
D 1 H2
V3
V2 D
Batang
A 5
D 3
L V4 D 4
H3
Gaya Maks (Kg)
1 A1 A2 A3 A4 A5 A6 H1 H2 H3 H4 H5
2 -3078,4 -2429,79 -1830,97 -1830,6 -2430,39 -3079,01 2913,71 2913,71 2322,47
H6 V1 V2 V3 V4
2767,27
V5 D1 D2 D3
264 -682,25 -903,96 -725,74
D4
-547,08
2293,09 2767,27 264 605,12 1441,97 638,97
E
H4
F
Gaya Desain
Gaya
-3079,01
tekan
2913,71
tarik
2767,27
tarik
1441,97
tarik
638,97
tarik
-903,96 -725,74
Tekan Tekan
H5
V5 G
A 6 H6
B
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)
41
4.1 Perhitungan Titik Buhul 4.1.1 Titik buhul A = B
Tebal plat direncanakan = 0,6 cm
Batang A1 (Tekan) PA1 tk = 3078,4 kg n =
3078,4 1831,68
= 1,681 2 baut Ø 5/8" = 1,59 cm
Batang H1(Tarik) PH1 tr = 2913,71 kg n
=
2913,71 1831,68
= 1,591 2 baut Ø 5/8" = 1,59 cm
0,6 4,5
4,5
Kaki kuda-kuda C 8
Balok bint C 3
Plat Buhul Ø 6 mm Baut ø 5/8"
4.1.2 Titik Buhul C = G
Tebal plat direncanakan = 0,6 cm
Batang H1 dan H2 (Tarik) PH1 tr = PH2 tr = 2913,71 kg
n =
2913,71 1831,68
= 1,591 2 baut Ø 5/8" = 1,58 cm
Batang V1(Tarik) PV1tr = 264 kg
8
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)
n
=
264 1831,68
42
= 0,144 1 baut Ø 5/8" = 1,59 cm
Batang Vertikal C 3
Plat Buhul Ø 6 mm
Balok bint C 3
4.1.3 Titik Buhul H = L
Tebal plat direncanakan = 0,6 cm
Batang A1(Tekan) PA1 tk = 3078,4 kg n =
3078,4 1831,68
= 1,681 2 baut Ø 5/8" = 1,59 cm
Batang A2(Tekan) PA2 tk = 2429,79 kg n =
2429,79 1831,68
= 1,327 2 baut Ø 5/8" = 1,59 cm
Batang D1(Tekan) PD1tk = 682,25 kg n=
682,25 1831,68
= 0,372 1 baut Ø 5/8" = 1,59 cm
Batang V1(Tarik) PV1tr = 264 kg n
=
264 1831,68
= 0,144 1 baut Ø 5/8" = 1,59 cm
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)
43
0,6 4,5
4,5 8
Kaki kuda-kuda C 8
Baut ø 5/8"
Batang Diagonal C 8
Plat Buhul Ø 6 mm
4 , 5
0 , 6
4 , 5
8
Batang Vertikal C3
4.1.4 Titik Buhul J
Tebal plat direncanakan = 0,6 cm
Batang A3 PA3tk = 1830,97 kg n =
1831,68
= 1,001 2 baut Ø 5/8" = 1,59 cm
Batang A4 PA4tk = 1830,6 kg n =
1830,97
1830,6 1831,68
= 1,0005 2 baut Ø 5/8" = 1,59 cm
Batang V3(Tarik) PV3tr = 1441,97 kg n
=
1441,97 1831,68
= 0,787 1 baut Ø 5/8" = 1,58 cm
Batang D2 (Tarik) P D2tr = 903,96 kg n
=
903,96 1831,68
= 0,494 1 baut Ø 5/8" = 1,59 cm
Batang D3(Tarik) P D3tr = 724,74 kg n
=
725,74 1831,68
= 0,396 1 baut Ø 5/8" = 1,59 cm
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)
44
Baut ø 5/8" Kaki kuda-kuda C8
Kaki kuda-kuda C8
Plat Buhul Ø 6 mm
Batang Vertikal C3
4.1.5 Titik Buhul I = K
Tebal plat direncanakan = 0,6 cm
Batang A2(Tekan) PA2 tk = 2429,79 kg n =
2429,79 1831,68
= 1,327 2 baut Ø 5/8" = 1,59 cm
Batang A3 (Tekan) PA3tk = 1830,97 kg n =
1830,97 1831,68
= 1,001 2 baut Ø 5/8" = 1,59 cm
Batang V2(Tarik) P V2tr = 605,12 kg n=
605,12 1831,68
= 0,330 1 baut Ø 5/8" = 1,59 cm
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)
45
0,6 4,5
4,5 8
Kaki kuda-kuda C 8 Baut ø 5/8"
Batang Diagonal C 8
Plat Buhul Ø 6 mm
Batang Vertikal C3
4.1.6 Titik Buhul D = F
Tebal plat direncanakan = 0,5 cm
Batang H2(Tarik) PH2 tr = 2913,71 kg n =
2913,71 1831,68
= 1,591 2 baut Ø 5/8" = 1,59 cm
Batang H3 (Tarik) PH3 tr = 2322,47kg n =
2322,47 1831,68
= 1,268 2 baut Ø 5/8" = 1,59 cm
Batang V2(Tarik) P V2tr = 605,12 kg n=
605,12 1831,68
= 0,330 1 baut Ø 5/8" = 1,59 cm
Batang D1(Tekan) PD1tk = 682,25 kg n=
682,25 1831,68
= 0,372 1 baut Ø 5/8" = 1,59 cm
Batang D2(Tarik) P D2tr = 903,96 kg n=
903,96 1831,68
= 0,494 1 baut Ø 5/8" = 1,59 cm
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)
46
4, 5 0, 6 4, 5
8 a l C i a g o n D g n B a t a Batang Vertikal C3
Batang Diagonal C 8 Plat Buhul Ø 6 mm Balok bint C 3
Baut ø 5/8"
4.1.7 Titik Buhul E
Tebal plat direncanakan = 0,6 cm
Batang H3(Tarik) PH3 tr = 2322,47 kg n =
2322,47 1831,68
= 1,268 2 baut Ø 5/8" = 1,59 cm
Batang H4 (Tarik) PH3 tr = 2293,09 kg n =
2293,09 1831,68
= 1,252 2 baut Ø 5/8" = 1,59 cm
Batang V3(Tarik) PV3tr = 1441,97 kg n
=
1441,97 1831,68
= 0,787 1 baut Ø 5/8" = 1,59 cm
Batang Vertikal C 3
Plat Buhul Ø 6 mm
Balok bint C 3
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)
47
BAB VI PERHITUNGAN KUBIKASI
6.1 Tabel Kubikasi Panjang Batang
Profil
Luas Penampang
Kubikasi
L
(mm)
F
V=FxL
Batang 2
(m)
3
(m )
(m )
1
2
3
4
5
H1
1,8
C3
0,00054
0,000972
H2
1,8
C3
0,00054
0,000972
H3
1,8
C3
0,00054
0,000972
H4
1,8
C3
0,00054
0,000972
H5
1,8
C3
0,00054
0,000972
H6
1,8
C3
0,00054
0,000972
A1
2,08
C8
0,0011
0,002288
A2
2,08
C8
0,0011
0,002288
A3
2,08
C8
0,0011
0,002288
A4
2,08
C8
0,0011
0,002288
A5
2,08
C8
0,0011
0,002288
A6
2,08
C8
0,0011
0,002288
V1
1,04
C3
0,00054
0,0005616
V2
2,08
C3
0,00054
0,0011232
V3
3,12
C3
0,00054
0,0016848
V4
2,08
C3
0,00054
0,0011232
V5
1,04
C3
0,00054
0,0005616
D1
2,08
C8
0,0011
0,002288
D2
3,6
C8
0,0011
0,00396
D3
3,6
C8
0,0011
0,00396
D4
2,08
C8
0,0011
0,002288
Total
0,0371104