Struktur Baja IStruktur Baja I`
Struktur Baja I
Struktur Baja I
adi hamdani – 1203220 – Teknik sipil s1
30
adi hamdani – 1203220 – Teknik sipil s1
1
Struktur Baja IStruktur Baja I
Struktur Baja I
Struktur Baja I
BAB I
LANDASAN TEORI
1.1 Pengertian Baja
Baja adalah bahan komoditas tinggi terdiri dari Fe dalam bentuk kristal dan karbon. Besarnya unsur karbon adalah 1,6%. Pembuatan baja dilakukan dengan pembersihan dalam temperatur tinggi. Besi mentah tidak dapat ditempa. Dimana pembuatan baja dengan menggunakan proses dapur tinggi dengan bahan mentahnya biji besi (Fe) dengan oksigen (O) dan bahan-bahan lainnya.
1.2 Baja Sebagai Bahan Struktur
Beberapa keuntungan yang diperoleh dari baja sebagai bahan struktur adalah sebagai berikut :
Baja mempunyai kekuatan cukup tinggi dan merata.
Baja adalah hasil produksi pabrik dengan peralatan mesin-mesin yang cukup canggih dengan jumlah tenaga manusia relatif sedikit, sehingga pengawasan mudah dilaksanakan dengan seksama dan mutu dapat dipertanggungjawabkan.
Pada umumnya struktur baja mudah dibongkar pasang, sehingga elemen struktur baja dapat dipakai berulang-ulang dalam berbagai bentuk struktur.
Jika pemeliharaan struktur baja dilakukan dengan baik, struktur dari baja dapat bertahan cukup lama.
1.3 Bentuk Profil Baja
Baja struktur diproduksi dalam berbagai bentuk profil. Bentuk profil baja yang sering dijumpai dipasaran seperti : siku-siku, kanal, I atau H, jeruji, sheet piles, pipa, rel, plat, dan kabel. Disamping itu ada profil yang bentuknya serupa dengan profil I tetapi sayapnya lebar, sehingga disebut profil sayap lebar (wide flange). Beberapa kelebihan dari wide flange, yaitu:
Kekuatan lenturnya cukup besar
Mudah dilakukan penyambungan
Adanya kelebihan diatas menjadikan wide flange sering digunakan sebagai kolom dan balok pada bangunan gedung, gelagar dan rangka jembatan, dan bangunan struktur lainnya. Khusus untuk wide flange dengan perbandingan lebar sayap dan tinggi profil (b/h) sama dengan satu atau disebut juga profil H. Profil H ini sangat cocok digunakan untuk struktur pondasi tiang pancang.
1.4 Sifat Metalurgi Baja
Sifat metalurgi baja ini sangat berkaitan erat dengan fungsi dari unsur-unsur atau komponen kimia dalam baja. Baja struktur yang biasa dipakai untuk struktur rangka bangunan adalah baja karbon (carbon steel) dengan kuat tarik sebesar 400 MPa, sedang baja struktur dengan kuat tarik lebih dari 500 Mpa sampai 1000 Mpa disebut baja kekuatan tinggi (high strength steel).
1.4.1 Sifat –sifat Baja
Sifat yang dimiliki baja yaitu kekakuanya dalam berbagai macam keadaan pembebanan atu muatan. Terutama tergantung dari :
Cara peleburannya
Jenis dan banyaknya logam campuran
Proses yang digunakan dalam pembuatan.
Berikut ini ada beberapa dalil yang menyangkut sifat-sifat baja :
Dalil I
Besi murni tidak mempunyai sifat-sifat yang dibutuhkan untuk dipergunakan sebagai bahan penanggung konstruksi.
Dalil II
Peningkatan nilai dari sifat-sifat tertentu, lazim dengan tidak dapat dihindarkan senantiasa mengakibatkan pengurangan dari nilai sifat-sifat lain, misalnya baja dengan keteguhan tinggi, istimewa lazimnya kurang kenyal.
Dalam praktek terdapat satu hal yang sangat penting bahwa sifai-sifat konstruksi dapat berarti runtuhnya seluruh konstruksi, oleh karena itu :
Penentuan syarat minimum harus dimuat didalam deluruh kontrak pemesanan, pembelian, atau penyerahan bahan.
Garansi tentang meratanya sifat-sifat itu harus didapatkan dengan dilakukanya pengujian pada waktu penyerahan bahan.
Tuntutan yang tinggi tetapi tidak perlu benar, sebab beban tidak bernilai tinggi itu lebih mahal atau ekonomis.
Sifat –sifat ynag kita kehendaki harus ada, bukan saja pada waktu sudah dikerjakan, yaitu setelah dipotong, digergaji, di bor, ditempa, dibengkokan , dan lain-lain.
Sifat-sifat yang kita kehendaki harus ada bukan saja merugikan dengan cara-cara yang tidak dapat dipertanggung jawabkan .
bentuk-bentuk dari bagian-bagian bangunan dan sambungannya harus di terapkan.
1.5 Bentuk-bentuk baja dalam perdagangan
Profil baja tunggal
Baja siku-siku sama kaki
Baja siku tidak sama kaki (baja T)
Baja siku tidak sama kaki (baja L)
Baja I
Baja Canal
Baja
2. Profil Gabungan
Dua baja L sama kaki
Dua baja L tidak sama kaki
Dua baja I
3. Profil susun
Dua baja I atau lebih
Macam-macam bentuk kuda-kuda Baja
Pratt Truss
Hows Truss
Pink Truss
Modified Pink Truss
Mansarde Truss
Modified Pratt Truss
Crescent Truss
Keuntungan dan kerugian Pengunaan Baja.
1.7.1 Keuntungan:
Bila dibandingkan dengan beton maka baja lebih ringan.
Apabila suatu saat konstruksi harus diubah,maka bahan baja akan lebih mudah untuk dipindahkan.
Bila konstruksi harus dibongkar, baja akan dapt dipergunakan lagi sedangkan konstruksi dengan beton tidak dapt digunakan lagi.
Pekerjaan konstruksi baja dapat dilakukan di bengkel sehingga pelaksanaannya tidak membutuhkan waktu lama.
Bahan baja sudah mempunyai ukuran dan mutu tertentu dari pabrik.
Kerugian:
Biala konstruksi terbakar, maka kekuatannya akan berkurang, pada batas yang besar juga dapat merubah konstruksi.
Bahan baja dapat terkena karat, sehingga memerlukan perawatan.
Karena memiliki berat yang cukup besar, dalam melakukan pengangkutan memerlukan biaya yang besar.
Dalam pelaksanaan konstruksi diperlikan tenaga ahli dan berpengalaman dalam hal konstruksi baja.
1.8 Jenis-jenis alat Penyambung baja
Baut
Pemakaian baut diperlukan bila:
Tidak cukup tempat untuk pekerjaan paku keling
Jumlah plat yang akan disambung> 5d (d diameter baut)
Dipergunakan untuk pegangan sementara
Konstruksi yang dapat dibongkar pasang
Paku keeling
Sambungan paku keling dipergunakan pada konstruksi yang tetap, berarti tidak dapt dibongkar pasang.Jumlah tebal pelat yang akan disambung tidak boleh>6d ( diameter paku keling).Beberapa bentuk kepala paku keling:
Las lumer
Ada 2 macam las lumer menurut bentuknya, yaitu:
Las tumpul
Las sudut
1.9 Dasar-dasar Perhitungan
Perhitungan dimensi gording
Perhitungan dimensi batang tarik ( trackstang )
Perhitungan dimensi ikatan angin
Perhitungan dimensi kuda-kuda
Perhitungan kontruksi perletakan
Penggambaran
Macam-Macam Pembebanan
Pembebanan yang digunakan pada konstruksi rangka baja (pembebanan pada kuda-kuda), terdiri dari :
Beban Mati
Beban penutup atap dan gording ( tanpa tekanan angin )
Beban berguna P = 100 kg
Berat sendiri kuda-kuda
Beban Angin
Beban angin kanan
Beban angin kiri
Beban Plafond
Perhitungan dimensi gording
Gording diletakan diatas beberapa kuda-kuda dengan fungsinya menahan beban atap dan perkayuannya,yang kemudian beban tersebut disalurkan pada kuda-kuda.
Beban Sendiri
Pembebanan pada gording berat sendiri gording dan penutup atap
Dimana : a = jarak gording
L = jarak kuda-kuda
G = (1/2a+1/2a)x L meter x berat per m² penutup atap per m² gording
= ax berat penutup atap per m²
catatan: Berat penutup atap tergantung dari jenis penetup atap
Berat jenis gording diperoleh dengan menaksirkan terlebih dahulu dimensi gording, biasanya gording menggunakan profil I, C, dan [setelah ditaksir dimensi gording dari tabel profil di dapat berat per m, gording
Berat sendiri gording = g2 kg/m
Berat mati = b.s penutup atap + b.s gording
= (g1 + g2) kg/m
Gording di letakkan tegak lurus bidang penutup atap, beban mati (g) bekerja vertikal.
gx = g cos
gy = g sin
Gording diletakkan diatas beberapa kuda-kuda, jadi merupakan balik penerus diatas beberapa balok tumpuan (continuous beam ). Untuk memudahkan perhitungan dapat dianggap sebagai balok diatas dua tumpuan statis tertentu dengan mereduksi momen lentur.
Mmax = 1/8 gl2
Ambil M = 20 % (1/8 gl2)
Mmax = 80 % (1/8 gl2)
Mmax = 0,80 (1/8 gl2)
Dmax = 1/2 gl
akibat gx Mgl = 0,80 (1/8 gx l2)
= 0,80 (1/8 sin l2)
akibat gy Myl = 0,8 (1/8 gy l2)
= 0,80 (1/8 g cos l2)
Beban berguna ( P = 100 kg )
Beban berguna P = 100 kg bekerja di tengah-tengah gording
Mmax = 80 % ( ¼ PL)
Akibat Px Mx2 = 0,80 ( ¼ PxL )
= 0,80 ( ¼ P sin L )
Akibat Py My2 = 0,80 ( ¼ Py L )
= 0,80 ( ¼ P cos L )
Beban angin W
Ikatan angin hanya bekerja menahan gaya normal/aksial tarik saja. Cara bekerjanya kalau yang satu bekerja sebagai batang tarik maka yang lainnya tidak menahan apa-apa. Sebaliknya kalau arah angin berubah, maka secara berganti batang tersebut bekerja sebagai batang tarik.Beban angin dianggap bekerja tegak lurus bidang atap
Beban angin yang di tahan gording
W = a . x tekanan angin per meter = ……….kg/m2
Mmax = 80 % ( 1/8 WL2 )
= 0,80 ( 1/8 WL2 )
Akibat Wx Mx3 = 0
Akibat Wy My3 = 0,80 ( 1/8 WyL2 )
= 0,80 ( 1/8 WL2 )
Kombinasi pembebanan
I Mx total = Mx1 + Mx2
My total = My1 + My2
II Beban mati + Beban berguna + Beban angin
Mx total = Mx1 + Mx2
My total = My1 + My2 + My3
Kontrol tegangan
*kombinasi I
catatan: jika , maka dimensi gording diperbesar
*kombinasi II
catatan :jika , maka di mensi gording di perbasar
Kontrol lendutan
Akibat beban mati:
Akibat beban berguna
Akibat beban angin
Fx total = (Fx1+Fx2), F
Fy total = (Fy1+Fy2+Fy3), F
catatan : jika F>F maka dimensi gording di perbesar
Perhitungan Dimensi Tracktang (Batang Tarik)
Batang tarik berfungsi untuk mengurangi lendutan gording pada arah sumbu x (kemiringan atap dan sekaligus untuk mengurangi tegangan lentur pada arah sumbu x.
Batang tarik menahan gaya tarik Gx dan Px, maka :
Gx = berat sendiri gording + penutup atap arah sumbu x
Px = beban berguna arah sumbu x
Pbs = Gx + Px
Karena batang tarik di pasang dua buah, per batang tarik :
=
Fbr =125 % Fn
Fbr = ¼ п d2
Dimana : Fn = luas netto
Fbr = luas brutto
A = diameter batang tarik (diper oleh dari tabel baja )
Batang Tarik
Fn =
Dimana: Fn = Luas penampang netto
P = Gaya batang
= Tegangan yang diijinkan
Fbr = Fn + F Fbr = 125%
Batang Tekan
Imin = 1,69 P.Lk²
Dimana: Imin = momen inersia minimum cm4
P = gaya batang tekan, Kg
Lk = panjang tekuk, cm
Setelah diperoleh Imin lihat tabel propil maka diperoleh dimensi/ukuran propil.
Kontrol:
terhadap sumbu bahan
terhadap sumbu bebas bahan
Untuk profil rangkap dipasang kopel plat atau plat kopling
Catatan:
Konstruksi rangka baja kuda-kuda biasanya dipakai prfil C
Pada batang tarik yang menggunakan profil rangkap perlu dipasang kopel plat satu buah ditengah-tengah bentang
Pada batang tekan pemasangan kopel plat mulai mulai dari ujung batang tengah ke tengah bentang dengan jumlah ganjil
Perhitungan Gaya-gaya Batang
Besarnya gaya batang tidak dapat langsung tidak dapat langsung dicari dengan cara cremona, karena ada momen lentur pada kolom.Perhitungan dapat diselesaikan dengan membuat batang-batang tambahan(fiktif)
Selanjutnya dapat diselesaikan dengan cara cremona.
Ada dua cara untuk mencari besarnya gaya batang yaitu dengan cara :
Grafis, yaitu dengan cara cremona dan car cullman
Analistis, yaitu dengan cara ritter, cara Henenberg, cara keseimbangan titik kumpul.
Untuk mencari gaya batang pada konstuksi kuda-kuda, biasanya dipakai dengan cara cremona kemudian di kontrol dengan cara ritter. Selisih kesalahan cara cremona ddan cara ritter maksimum 3 %jika lebih maka perhitungan harus di ulang.
Ada beberapa asumsi yang di ambil dalam penyelesaian konsrtuksi rangka batang, terutama untuk mencari besarnya gaya batang, yaitu :
Titik simpul dianggap sebagai sendi (M=o)
Tiap batang hanya memikulgaya normal atau axial tarik atau tekan
Beban dianggap bekerja pada titik simpul
Beban mati dianggap bekerja vertikal pada tiap-tiap titik simpul batang tepi atas
Beban angin, dianggap bekerja tegak lurus bidang atap pada tiap-tiap simpul batang tepi atas
Bahan flapon, dianggap bekerja vertikal pada tiap-tiap titik simpul batang tepi bawah
Gaya batang tekan arahnya mendekati titik simpul dan gaya batang tarik arahnya menjauhi titik simpul
a. Cara Cremona ( Cara Grafis )
Dalam menyelesaikan cara cremona perlu diperhatikan beberapa patokan sebagai berikut:
Ditetapkan segala gaya ,yaitu dari satuan Kg/ton menjadi satuan cm.
Penggambaran gaya batang dimulai dari titik simpul yang hanya terdapat maksimum dua gaya batang yang belum diketahui.
Urutan penggambaran dapat searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam.Keduanya jangan dikombinasikan.
Akhir dari penggambaran gaya batang harus kembali pada titik ,dimana dimulai penggambaran gaya batang.
Prosedure penyelesaian cara cremona:
Gambar bentuk kuda-kuda rencana dengan skala yang benar,lengkap dengan ukuran gaya-gaya yang bekerja.
Tetapkan skala gaya dari Kg atau ton menjadi cm.
Cari besar resultan dari gaya yang bekerja.
Cari besar arah dan titik tangkap dari reaksi perletakan.
Tetapkan perjanjian arah urutan penggambarandari masing-masing gaya batang pada titik simpul searah jarum jam atau berlawanan jarum jam.
Gambar masing-masing gaya batang sesuai ketentuan pada patokan yang berlaku.
Ukuran panjang gaya batang, tarik (+),atau tekan (-).
Besarnya gaya yang dicari adalah panjang gaya batang dikalikan skala gaya.
b. Cara Ritter ( Analisis )
Mencari gaya-gaya dengan cara ritter bersifat analitis dan perlu diperhatikan ketentuan berikut:
Membuat garis potong yang memotong beberapa batang yang akan dicari.
Batang yang terpotong diasumsikan sebagai batang tarik.Arah gaya menjauhi titik simpul.
Catatan :
Sebaikanya ditinjau bagian konstruksi yangterdapat gaya lebih sedikit, hal ini untuk mempercepat perhitungan
Urutan cara penggambaran:
Gambar bentuk konstruksi rangka batang yang akan dicari ,gaya batang lengkap dengan ukuran dan gaya-gaya yang bekerja.
Cari besar reaksi perletakan
buat garis potong yang memotong batang yang akan dicari gaya batangnya.
Tinjau bagian konstruksi yang terpotong tersebut dimana terdapat gaya-gaya yang lebih sedikit.
Tandai arah gaya dari batang yang terpotong tersebut dimana terdapat gaya yang lebih sedikit.
Cari jarak gaya trhadap titik yang ditinjau.
Selanjutnya didapat gaya batang yang dicari.
Perhitungan Sambungan
Dalam kontruksi baja ada beberapa sambungan yang biasanya digunakan. Pada perhitungan disini sambungan yang dipergunakan adalah sambungan baut. Karena pada baut terdapat ulir, yang menahan geser dan tumpu hanya diperhitungkan bagian galinya (kran), untuk mempermudah perhitungan dapat diperhitungkan pada penentuan besarnya tegangan geser dan tumpuan yang diijinkan.
Akibat pembebanan (tarik/tekan), pada baut bekerja gaya dalam berupa gaya geser dan gaya normal. Gaya normal menimbulkan tegangan tumpu pada baut, sedangkan gaya geser menimbulkan tegangan geser pada baut. Untuk perhitungan sambungan dengan baut perlu diketahui besarnya daya pikul 1 baut terhadap geser dan tumpu.
Fgs = ¼ . . d2
Ftp = d. Smin
Dimana :
Fgs = Luas bidang geser
Ftp = Luas bidang tumpu
Smin = Tebal plat minimum
d = diameter baut
Catatan:
Untuk sambungan tunggal (single skear)
Ngs = ¼ . . d2
Untuk sambungan ganda (double skear)
Ngs = ¼ . . d2. C
Ntp = d. Smin . σtp
BAB II
KONSTRUKSI BAJA
Gambar 2.1 Konstruksi Atap Baja
Keterangan :
Tipe konstruksi atap baja : D
Bahan penutup atap : Asbes
Jarak gading-gading kap (l) : 3,1 m
Bentang kap (L) : 12.5 m
Kemiringan atap (α) : 37.5°
Beban angin kiri : 50 kg/m2
Beban angin kanan : 40 kg/m2
Beban plafond : Triplek
Beban berguna : 100 kg
Sambungan : Paku Keling
BAB III
PERHITUNGAN PERANCANGAN KONSTRUKSI BAJA
Gambar 3.1.1 Konstruksi Setengah Atap Baja
Perhitungan Panjang Batang
b= 12.52
= 6,25 m
tan37.5°= ab
a=6,25×tan37.5°
= 4.796 m
x=6.252+4.7962 =7.878 m
a1=a2=a3=a4= 7.878 4=1.969 m
jadi, memenuhi syarat karena nilainya < 2 m.
b1= 14 x b= 14 x 6.25=1.5625 m
b2=b3= 24 x b= 24 x 6.25=3.125 m
c1= 14 x a= 14 x 4.796=1.199 m
c2= 34 x a= 34 x 4.796=3.597 m
d1=d2=(12 x 3.125)2+(12 x 4.796)2 =2.861 m
d3=(12 x 3.125)2+(4.796)2 =5.044 m
Tabel 3.1.1 Panjang Batang
Nama Batang
Panjang Batang (m)
b2 = b3 = b4
3.125
a1 = a2 = a3 = a4 = a5 = a6 = a7 = a8
1.969
c1 = c4
1,199
c1 = c2
3.597
d1 = d2 = d5 = d6
2.861
d3 = d4
5.044
Perhitungan Dimensi Gording
Mutu baja yang digunakan adalah mutu baja 37 = σit=1600 kg/cm2
Beban mati : Berat sendiri gording (kg/m)
Berat sendiri penutup atap (kg/m2)
Beban hidup : Beban berguna = 100 kg
Beban angin : Jarak gading-gading kap (l) = 3,1 m
Kemiringan atap = 37,5°
Berat sendiri penutup atap (asbes) = 11 kg/m2
Jarak antar gording = 1,969 m
Beban air hujan
Beban Mati
Beban mati pada gording terdiri atas :
Berat sendiri gording (q1)
Untuk dimensi gording, dicoba menggunakan profil baja Canal 6,5 dengan berat q1=7,09 kg/m
Berat sendiri penutup atap (q2)
q2 = berat sendiri penutup atap (asbes) × jarak antar gording
= 11 kg/m2×1,969 m
= 21,659 kg/m
Maka, qtot = q1+q 2
= 7,09+21,659
= 28,749 kg/m
q.cosαq.sinαqYXαq.cosαq.sinαqYXα
q.cosα
q.sinα
q
Y
X
α
q.cosα
q.sinα
q
Y
X
α
Gambar 3.2.1 beban yang bekerja oleh beban matiGambar 3.2.1 beban yang bekerja oleh beban mati
Gambar 3.2.1 beban yang bekerja oleh beban mati
Gambar 3.2.1 beban yang bekerja oleh beban mati
qx = q. Sin 37,50 qy = q. Cos 37,50
= 28,749 . Sin 37,50 = 28,749 . Cos 37,50
= 17,501 kg/m = 22,808 kg/m
Karena dianggap sebagai balok menerus diatas dua tumpuan (Continous beam) maka untuk mempermudah perhitungan dapat diasumsikan sebagai berat bertumpuan ujung. Sehingga momen yang timbul akibat berat sendiri atap dan gording adalah:
Menggunakan 1 buah trackstang, maka l dibagi 2.
Mx=18qxl2280%
= 18×17,501 ×3,122×0,8
=4,205 kg m
My= 18qyl280%
= 18×22,808×3,12×0,8
=21,919 kg m
Beban Berguna
Beban berguna atau beban hidup adalah beban yang bekerja di tengah-tengah bentang gording. Beban ini diperhitungkan jika ada orang di atas gording.
Diketahui : Beban berguna (p) = 100 kg
Kemiringan atap = 37,5°
Gambar 3.2.2 beban yang bekerja oleh beban hidupGambar 3.2.2 beban yang bekerja oleh beban hidup
Gambar 3.2.2 beban yang bekerja oleh beban hidup
Gambar 3.2.2 beban yang bekerja oleh beban hidup
Maka,
px=psin37,5°
=100sin37,5°
=60,876 kg
py=pcos37,5°
=100cos37,5°
=79,335 kg
Momen yang timbul akibat beban terpusat (hidup) dianggap continous beam (PBI 1971)
Mx=14pxl280%
=14×60,876×3,12×0,8
=18,872 kg m
My=14pyl80%
=14×79,335×3,1×0,8
=49,188 kg m
Beban Angin
Gambar 3.2.3 beban yang bekerja oleh beban anginGambar 3.2.3 beban yang bekerja oleh beban angin
Gambar 3.2.3 beban yang bekerja oleh beban angin
Gambar 3.2.3 beban yang bekerja oleh beban angin
Beban angin dianggap tegak lurus bidang atap.
Diketahui : Beban angin kiri (q1) = 50 kg/m2
Beban angin kanan (q2) = 40 kg/m2
Maka,
Koefisien angin tekan (wt) = 0,02 α – 0,4
= 0,02 (37,5) – 0,4
= 0,35
Koefisien angin hisap (wh) = -0,4
Beban angin kiri = 50 kg/m2 (q1)
Angin tekan (wt)
w =c×q1×d1 gording)
= 0,35×50×1,969
= 34,457 kg/m
Angin hisap (wh)
w = c×q1×d1
= -0,4×50×1,969
= -39,38 kg/m
Beban angin kanan = 40 kg/m 2(q2)
Angin tekan (wt)
w = c×q2×a1
= 0,35×40×1,969
= 27,566 kg/m
`Angin hisap (wh)
w = c×q2×a1
= -0,4×40×1,969
=-31,504 kg/m
Dalam perhitungan diambil harga w (tekan terbesar) :
wmax= 34,457 kg/m
wx = 0 kg/m
wy = 34,457 kg/m
Momen akibat beban angin
Mx=18×wx×l22×80%
=18×0×3,12×0,8
=0 kg m
`
My=18×wy×l2×80%
=18×34,457×3,12×0,8
=33,114 kg m
Beban Air Hujan
Perhitungan beban :
qair=40-0,8α
=40-0,8(27)
=10 kg/m2
q=qair× d1
=10 × 1,969
=19,69 kg/m
qx=q×sinα
=19,69×sin37,5°
=11,986 kg/m
qy=q×cosα
=19,69×cos37,5°
=15,621 kg/m
Momen akibat beban air hujan :
Mx=18×qx×l22×80% My=18×qy×l2×80%
=18×11,986×3,122×0,8 =18×15,621×3,12×0,8
=2,880 kg m =15,012 kg m
Tabel 3.2.2 Beban HidupTabel 3.2.2 Beban HidupTabel 3.2.1 Beban MatiTabel 3.2.1 Beban Mati
Tabel 3.2.2 Beban Hidup
Tabel 3.2.2 Beban Hidup
Tabel 3.2.1 Beban Mati
Tabel 3.2.1 Beban Mati
Tabel 3.2.3 Beban AnginTabel 3.2.3 Beban AnginTabel 3.2.4 Beban Air HujanTabel 3.2.4 Beban Air Hujan
Tabel 3.2.3 Beban Angin
Tabel 3.2.3 Beban Angin
Tabel 3.2.4 Beban Air Hujan
Tabel 3.2.4 Beban Air Hujan
Kontrol Gording
Kontrol gording terhadap tegangan
Dari tabel profil baja diketahui profil baja Canal 6,5 wx=17,7 cm3
wy=5,07 cm3
Kombinasi 1
Mxtot=b.mati+b.hidup
=4.205+ 18.872
=23,07629 kg m
=2307.629 kg cm
Mytot=b.mati+b.hidup
=21.919+49.188
=71,10651 kg m
=7110.651 kg cm
σ=Mxtotwy+Mytotwx
=2307.6295.07+7110.65117.7
σ=856.885 kg/cm2 ( σit=1600 kg/cm2) OK
Kombinasi 2
Mxtot=b.mati+b.hidup+b.angin
=23,07629+0
=23,07629 kg m
=2307.629 kg cm
Mytot=b.mati+b.hidup+b.angin
=71,10651+33.114
=104,22016 kg m
=10422.016 kg cm
σ=Mxtotwy+Mytotwx
=2307.6295.07+10422.01617.7
σ=1043.968 kg/cm2 ( σit=1600 kg/cm2) OK
Kombinasi 3
Mxtot=b.mati+b.hidup+b.angin+b.air hujan
=23,07629+2.880
= 25,95605 kg m
=2595.605 kg cm
Mytot=b.mati+b.hidup+b.angin+b.air hujan
=104,22016+15.012
=119,23207 kg m
=11923.207 kg cm
σ=Mxtotwy+Mytotwx
=2595.6055.07+11923.20717.7
σ=1185.581 kg/cm2 ( σit=1600 kg/cm2) OK
Kontrol Terhadap Lendutan
Ketentuan :
E = 2,1 . 106 kg/cm2
l = 3,7 m = 370 cm
Ix = 57.5 cm4
Iy = 14.1 cm4
Syarat lendutan yang diizinkan untuk balok pada konstruksi kuda-kuda terlindung adalah :
fmax 1250l f=1250×310=1,24 cm
Akibat Beban Mati
qx=17.501kg/m=17.501×10-2kg/cm
qy=22.808 kg/m=22.808×10-2kg/cm
fx1=5×qx×l24384×E×Iy =5×17.501×10-2×31024384×2,1×106×14,1=0.044422 cm
fy1=5×qy×l4384×E×Ix =5×22.808×10-2×3104384×2,1×106×57,5 =0.227137 cm
Akibat Beban Hidup
px=60.876 kg
py=79.335 kg
fx2=px×l23384×E×Iy =55,399×10-2×31023384×2,1×106×14,1=0.159501 cm
fy2=py×l3384×E×Ix =79,335×10-2×3103384×2,1×106×57,5 =0.407778 cm
Akibat Beban Angin
wx=0
wy=34.458 kg/m=34.458×10-2kg/cm
fx3=0
fy3=5×wy×l4384×E×Ix =5×34.458×10-2×3104384×2,1×106×57,5 =0.343149 cm
Akibat Beban Air Hujan
qx=11,987 kgm = 11,987 x 10-2 kgcm
qy=15,621 kg/m=15,621×10-2 kg/cm
fx4=5×qx×l24384×E×Iy =5×11,987×10-2×31024384×2,1×106×14,1=0.030424 cm
fy4=5×qy×l4384×E×Ix =5×15.621×10-2×3104384×2,1×106×57,5 =0.155565 cm
Jadi, pelenturan adalah sebagai berikut :
fxtotal=fx1+fx2+fx3+fx4
=0.04442+0.1595+0+0.030424=0.234347 cm ( f=1,24 cm OK)
fytotal=fy1+fy2+fy3+fy4
=0.22714+ 0.40778+0.34315+0.155565
=1.133628 cm f=1,24 cm OK
ftotal=fxtotal2+fytotal2
=0.2343472+1.1336282
=1.157597 cm f=1,24 cm OK
Tabel 3.2.5 Kontrol LendutanTabel 3.2.5 Kontrol Lendutan
Tabel 3.2.5 Kontrol Lendutan
Tabel 3.2.5 Kontrol Lendutan
Batang Tarik (Trackstang)
Batang tarik berfungsi untuk mengurangi lendutan gording pada arah sumbu x dan sekaligus untuk mengurangi tegangan lentur yang timbul pada arah sumbu x batang tarik dipasang satu buah.
Batang tarik menahan gaya tarik qx dan px ,maka :
Akibat beban mati (28,749 x 3,1) = 89,122 kg
Akibat beban orang = 60,876 kg +
Pbs = 149.998 kg
Karena batang tarik (trackstang) yang dipasang satu buah, maka :
pts=149.9981=149.998 kg
σ=ptsfn σit=1333kgcm2
fn=ptsσ=149.9981333=0,1125 cm2
Fbr=125%×fn
=1,25×0,1125=0,1407 cm2
Fbr=14πd2
d=Fbr14π=0,140714π=0,4232 cm=4,232 mm
Karena dalam tabel baja nilai d yang paling kecil adalah 6 mm, maka diambil d = 6 mm.
Perhitungan Dimensi Ikatan Angin
Ikatan angin hanya bekerja menahan gaya normal atau gaya axial tarik saja. Cara kerjanya kalau yang satu bekerjanya sebagai batang tarik, maka yang lainnya tidak menahan apa-apa. Sebaliknya kalau arah anginya berubah, maka secara berganti-ganti batang tersebut bekerja sebagai batang tarik.
Perubahan pada ikatan angin ini datang dari arah depan atau belakang kuda-kuda. Beban angin yang diperhitungkan adalah beban angin terbesar yang disini adalah angin sebelah kanan yaitu: 50 Kg/ m2
Gambar 3.4.1 Gaya kerja pada ikatan angin
Ket :
P = Gaya/tetapan angin
N = Dicari dengan syarat keseimbangan
ΣH = 0
Nx = P
N cos β = P
N = P / cos β
Luas Kuda-kuda=12×bentang kuda-kuda×tinggi kuda-kuda
=12×12,5×4,796
Jumlah titik simpul (n) = 9 buah
tanβ=panjang batang miring kuda-kudajarak gading-gading kap=7,8783,1=2,541
β=tan-12,541
β=68,52°
Panginmax=50 kg/m2
P=Panginmax×luas kuda-kudan-1=50×29,9759-1=187,34 kg
N=Pcosβ=187,34cos68,52°=511,61 kg/m2
Karena batang tarik dipasang satu buah, maka :
σ=PFn σit=1333 kgcm2
Fn=Pσ=511,611333=0,384 cm2
Fbr=125%×Fn
=125%×0,384
=0,479 cm2
Fbr=π4 ×d2
d =Fbrπ4=0,479π4=0,780 cm=7,80 mm
maka diambil d=8 mm
Pehitungan Beban
Gambar 3.5.1 Konstuksi Atap Baja
Akibat Beban Sendiri
Ketentuan :
Berat penutup asbes = 11 kg/m2
Bentang kap (L) = 12.5 m
Jarak antar gording = 1,96 m
Jarak gading-gading kap (l) = 3,1 m
Berat penutup atap
p=a×berat penutup atap×l
=1,96×11×3,1
=66,836 kg
Berat akibat beban berguna
p=100 kg
Berat sendiri gording (C-6,5)
pg=berat gording×jarak gading-gading kapl
=7,09×3,1
=21,979 kg
Berat sendiri kuda-kuda
L = 12,5 m
l = 3,1 m
n = 9 buah
gk=L-2lL+4l
gk1=L-2l=12,5-23,1=32,55 kgm
gk2=L+4l=12,5+43,1=51,15 kgm
gk=gk1+gk22=32,55+51,152=41,825 kgm
Gk=gk×Ln-1=51,8×139-1=65,35 kg
Berat branching (ikatan angin)
Branching =20%×berat sendiri kuda-kuda
=0,2×65,35
=13,07 kg
P_total berat sendiri =b.penutup atap+b.gording+b.kuda-kuda+ b.branching
= 66,836 + 21,979 + 65,35 + 13,07
= 167,235 kg
Akibat Beban Plafond
Jarak gading-gading kap (l) = 3,1 m
Panjang batang bawah = 3,125 m
Berat plafond + penggantung = 11 kg/m2
Pf=λ×l×Gf=3,125×3,1×11=106,5625 kg
Akibat Beban Angin
Ketentuan :
Koefisien angin tekan (c) = (0,02) – 0,4
= (0,02 . 37,5) – 0,4
= 0,35
Koefisien angin hisap (c') = -0,4
Angin kiri (q1) = 50 kg/m2
Angin Kanan (q2) = 40 kg/m2
Angin tekan = W
Angin hisap = W'
Jarak gading-gading kap (l) = 3,1 m
Jarak gording (d) = 1,96 m
Angin Kiri
w =c x a x l x q1
=0,35 x 1,96 x 3,1 x 50
=106,33 kg
w'=c' x a x l x q1
= -0,4 x 1,96 x 3,1 x 50
=121,52 kg
Angin Kanan
w =c x a x l x q2
=0,35 x 1,96 x 3,1 x 40
=85,064 kg
w'=c' x a x l x q1
= -0,4 x 1,96 x 3,1 x 40
=97,261 kg
Akibat beban hidup
Beban air hujan :
qair=40-0,8α
=40-0,837,5
=10 kg/m2
q= qair x l x Jarak antar gording
=10 x 3,1 x 1,96
=60,76 kg
Beban Orang
Po = 100 kg
Jadi beban hidup = beban air hujan + beban orang
= 60,07 + 100 = 160,76 kg
Beban
Nilai
Tekan
Hisap
Angin Kiri
106.33
121.52
Angin Kanan
85.064
97.261
Mati
167.235
Hidup
160.76
Plafond
106.5625
Tabel 3.5.1 Tabel PembebananTabel 3.5.1 Tabel Pembebanan
Tabel 3.5.1 Tabel Pembebanan
Tabel 3.5.1 Tabel Pembebanan
Perhitungan Gaya Batang
Akibat Beban Mati
P = 167,235 kg
Tabel 3.6.1 Daftar gaya batang akibat beban mati
Batang
Beban Mati (Kg)
Cremona
SAP
A1
-961.27
-961.27
A2
-961.27
-961.27
A3
-686.62
-686.62
A4
-686.62
-686.62
A5
-686.62
-686.62
A6
-686.62
-686.62
A7
-961.27
-961.27
A8
-961.27
-961.27
B1
762.61
762.61
B2
653.67
653.67
B3
435.78
435.78
B4
653.67
653.67
B5
762.61
762.61
C1
-167.20
-167.20
C2
-167.20
-167.20
C3
-167.20
-167.20
C4
-167.20
-167.20
D1
199.56
199.56
D2
-199.56
-199.56
D3
351.70
351.70
D4
351.70
351.70
D5
-199.56
-199.56
D6
199.56
199.56
Akibat Beban Hidup
P = 160,76 kg
Tabel 3.6.2 Daftar gaya batang akibat beban hidup
Batang
Beban Hidup (Kg)
Cremona
SAP
A1
-924.24
-924.25
A2
-924.24
-924.25
A3
-660.17
-660.18
A4
-660.17
-660.18
A5
-660.17
-660.18
A6
-660.17
-660.18
A7
-924.24
-924.25
A8
-924.24
-924.25
B1
733.24
733.24
B2
628.49
628.49
B3
418.99
419.00
B4
628.49
628.49
B5
733.24
733.24
C1
-160.76
-160.76
C2
-160.76
-160.76
C3
-160.76
-160.76
C4
-160.76
-160.76
D1
191.87
191.88
D2
-191.87
-191.88
D3
338.15
338.15
D4
338.15
338.15
D5
-191.87
-191.88
D6
191.87
191.88
Akibat Beban Plafond
P = 106,5625 kg
Tabel 3.6.4 Daftar gaya batang akibat beban Plafond
Batang
Beban Plafond (Kg)
Cremona
SAP
A1
-306.3
-306.33
A2
-306.3
-306.33
A3
-218.80
-218.80
A4
-218.80
-218.80
A5
-218.80
-218.80
A6
-218.80
-218.80
A7
-306.3
-306.33
A8
-306.3
-306.33
B1
243.02
243.02
B2
190.94
190.94
B3
130.19
130.19
B4
190.94
190.94
B5
243.02
243.02
C1
0.00
0.00
C2
0.00
0.00
C3
0.00
0.00
C4
0.00
0.00
D1
95.39
95.39
D2
-31.80
-31.80
D3
140.09
140.09
D4
140.09
140.09
D5
-31.80
-31.80
D6
95.39
95.39
Akibat Beban Angin Kanan
Angin Tekan = 85,064 Kg
Angin Hisap = 97,261 Kg
Tabel 3.6.4 Daftar gaya batang akibat beban Angin Kanan
Batang
Beban Angin Kanan (Kg)
Cremona
SAP
A1
-306.3
-306.33
A2
-306.3
-306.33
A3
-218.80
-218.80
A4
-218.80
-218.80
A5
-218.80
-218.80
A6
-218.80
-218.80
A7
-306.3
-306.33
A8
-306.3
-306.33
B1
243.02
243.02
B2
190.94
190.94
B3
130.19
130.19
B4
190.94
190.94
B5
243.02
243.02
C1
0.00
0.00
C2
0.00
0.00
C3
0.00
0.00
C4
0.00
0.00
D1
95.39
95.39
D2
-31.80
-31.80
D3
140.09
140.09
D4
140.09
140.09
D5
-31.80
-31.80
D6
95.39
95.39
Akibat Beban Angin Kiri
Angin Tekan = 106,33 Kg
Angin Hisap = 121,52 kg
Tabel 3.6.5 Daftar gaya batang akibat beban Angin Kiri
Batang
Beban Angin Kiri (Kg)
Cremona
SAP
A1
-306.3
-306.33
A2
-306.3
-306.33
A3
-218.80
-218.80
A4
-218.80
-218.80
A5
-218.80
-218.80
A6
-218.80
-218.80
A7
-306.3
-306.33
A8
-306.3
-306.33
B1
243.02
243.02
B2
190.94
190.94
B3
130.19
130.19
B4
190.94
190.94
B5
243.02
243.02
C1
0.00
0.00
C2
0.00
0.00
C3
0.00
0.00
C4
0.00
0.00
D1
95.39
95.39
D2
-31.80
-31.80
D3
140.09
140.09
D4
140.09
140.09
D5
-31.80
-31.80
D6
95.39
95.39
Tabel 3.6.6 Tabel Kombinasi Gaya BatangTabel 3.6.6 Tabel Kombinasi Gaya Batang
Tabel 3.6.6 Tabel Kombinasi Gaya Batang
Tabel 3.6.6 Tabel Kombinasi Gaya Batang
Perhitungan Dimensi Batang
Daftar gaya batang maksimum untuk tiap batang :
A. Batang – batang atas (a) = 2286,65 (tekan)
B. Batang – batang bawah (b) = 2165,19 (tarik)
C. Batang – batang diagonal (d) = 1111,87 (tarik)
D. Batang – batang tegak dalam (c) = 461,19 (tekan)
Dimensi Batang Atas (d)
Batang atas adalah batang tekan
Diketahui :
Gaya batang maksimum = 2286,65 kg = 2,28665 ton
Panjang batang (Lk) = 1,969 m = 196,9 cm
Tegangan ijin (σit) = 1600 kg/cm2
Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki.
Perhitungan :
Imin= 1,69×P×Lk2
=1,69×2,28665×1,969 2
=14,98 cm4
Batang a merupakan batang tekan.
Dipakai profil rangkap =14,982=7,49 cm4
Dari tabel profil diambil : 50.50.9
In = 7,67 cm4
IX.IY = 17,9 cm4
ix.iy = 1,47 cm4
F = 8,24 cm2
e = 1,56 cm
Kontrol terhadap sumbu bahan (x)
τx= Lkix =196,91,47=133,94 ω=3,414 (tabel baja)
τ=wxFtot=3,414×2286,652×8,24=473,70 kgcm2
τ=473,70 kgcm2 τ=1600 kgcm2
Kontrol terhadap sumbu bebas bahan (y)
Dipasang 4 plat kopling
L=Lk(n-1)=196,9(4-1)=65,63 cm
Potongan I – I tebal plat kopling t = 10 mm = 1cm
Etot=e+12×t
=1,56+ 12×1
=2,06 cm
IYtot=2(Iy+F×etot2)
=2(17,9+8,24×2,062)
=105,734 cm4
IY=IYtotFtot= 105,7342×8,24=2,533 cm
τ=LkIY=196,92,533=77,73 ω=1,567 tabel baja
Syarat pemasangan kopling
L 12τ[4-3 ω×pF×τ]
65,63 12 77,73[4-3 1,425×2965,282×8,24×1600]
65,63 136,775 cm………ok memenuhi syarat
Dimensi Batang Bawah
Diketahui :
Batang bawah adalah batang tarik
Gaya batang maksimum = 2165,19 kg = 2,16519 ton
Panjang batang (Lk) = 6,25 m = 6,25 cm
Tegangan ijin (σit) = 1600 kg/cm2
Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki.
Perhitungan :
τ= PFn τ=1600kgcm2 Fn= Pτ
Fn= 2165,191600=1,3532
Fbr=Fn x 125%
=(1,3532 x 1,25)
=1,6915
Batang b merupakan batang tarik.
Dipakai profil rangkap
Fbr=1,69152=0,84575
Dengan tabel profil didapat 15.15.4
Karena profil minimum yang diizinkan untuk konstruksi adalah 45.45.5
Jadi tabel profil diambil adalah 45.45.5
In = 3,25 cm4
IX.IY = 7,83 cm4
ix.iy = 1,35 cm4
F = 4,3 cm2
e = 1,28 cm
Kontrol
τ= PFtot =2165,192×4,3=251,766kgcm2 1600 kgcm2 ok
Dimensi Batang Diagonal (d)
Diketahui :
Batang Diagonal adalah batang tarik
Gaya batang maksimum = 1111,87 kg = 1,11187 ton
Panjang batang (Lk) = 5,044 m = 504,4 cm
Tegangan ijin (σit) = 1600 kg/cm2
Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki.
Perhitungan :
τ = PFn τ=1600kgcm2 Fn= Pτ
Fn = 1111,87 1600=0,695 cm2
Fbr=Fn x 125%
=(0,695 x 1,25)
=0,8686 cm2
Batang ini merupakan batang tarik.
Dipakai profil rangkap
Fbr=0,86862=0,4343
Dengan tabel profil didapat 15.15.3
Karena profil minimum yang diizinkan untuk konstruksi adalah 45.45.5
Jadi tabel profil diambil adalah 45.45.5
In = 3,25 cm4
IX.IY = 7,83 cm4
Ix.Iy = 1,35 cm4
F = 4,3 cm2
e = 1,28 cm
Kontrol
τ= PFtot =1111,872×4,3=129,287 kgcm2 1600 kgcm2 ok
Dimensi Batang Tegak (c)
Batang Tegak adalah batang tekan
Diketahui :
Gaya batang maksimum = 461,19 kg = 0,46119 ton
Panjang batang (Lk) = 3,597 m = 359,7 cm
Tegangan ijin (σit) = 1600 kg/cm2
Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki.
Perhitungan :
Imin= 1,69×P×Lk2
=1,69×0,46119×3,597 2
=10,08 cm4
Batang a merupakan batang tekan.
Dipakai profil rangkap =10,082=5,04 cm4
Dari tabel profil diambil : 50.50.6
In = 5,24 cm4
IX.IY = 12,8 cm4
ix.iy = 1,50 cm4
F = 5,69 cm2
e = 1,45 cm
Kontrol terhadap sumbu bahan (x)
τx= Lkix =359,7 1,50=239,8 ω=7,720 (tabel baja)
τ=wxFtot=7,720×461,192×5,69=312,86 kgcm2
τ=312,86 kgcm2 τ=1600 kgcm2
Kontrol terhadap sumbu bebas bahan (y)
Dipasang 4 plat kopling
L=Lk(n-1)=359,7(4-1)=119,9 cm
Potongan I – I tebal plat kopling t = 10 mm = 1cm
Etot=e+12×t
=1,50+ 12×1
=2,00 cm
IYtot=2(Iy+F×etot2)
=2(12,8+5,69×2,002)
=71,12 cm4
IY=IYtotFtot= 71,122×5,69=2,49 cm
τ=LkIY=359,72,49=144,45 ω=4,002 tabel baja
Syarat pemasangan kopling
L 12τ[4-3 ω×pF×τ]
119,9 12 144,45[4-3 4,002×461,192×5,69×1600]
119,9 266,936 cm………ok memenuhi syarat
DAFTAR PROFIL BATANG
Tabel 3.7.1 profil batang
BATANG
UKURAN PROFIL
TARIK/TEKAN
Atas (a)
50.50.9
Tekan
Bawah (b)
45.45.5
Tarik
Diagonal (d)
45.45.5
Tarik
Tegak (c)
50.50.6
Tekan
3.8 Perhitungan sambungan
Perhitungan dimensi paku keling dihitung berdasarkan beban terbesar pada setiap batang, maka diperoleh :
σ = 1600 kg/cm2
τ gs = 0,8 . σ = 0,8 . 1600 = 1280 kg/cm2
σ tp = 2 . σ = 2.1600 = 3200 kg/cm2
Tebal plat diambil 10 mm = 1cm
lubang 1,1 cm
Digunakan paku keling 11 mm = 1,1 cm, disambung secara double, maka :
Digunakan paku keling ø11 mm : Ngs = 2.¼ .π. d2 . τ gs
= 2.¼ .3,14.1,12. 1280
= 2432,85 kg
Jumlah paku keling (n) minimum : Ntp = d. Smin..σtp
= 1,1.1.3200
= 3520 kg
Jumlah paku keling (n) minimal adalah 2 buah
Nmin = Ngs = 2432,85 kg
n = PN min
untuk perencanaan sambungan pada masing-masing titik simpul ambil batang dengan gaya batang rencana akibat pembebanan yang paling besar.
Jumlah paku keling pada titik simpul 1
Batang A1
n =buah
Batang B1
n =buah
Jumlah paku keling pada titik simpul 2
Batang B1
n =buah
Batang C1
n =buah
Batang D1
n =buah
Batang B2
n =buah
Jumlah paku keling pada titik simpul 3
Batang A1
n =buah
Batang A2
n =buah
Batang C1
n =buah
Jumlah paku keling pada titik simpul 4
Batang A2
n =buah
Batang A3
n =buah
Batang D1
n =buah
Batang D2
n =buah
Jumlah paku keling pada titik simpul 5
Batang B2
n =buah
Batang B3
n =buah
Batang C2
n =buah
Batang D2
n =buah
Batang D3
n =buah
Jumlah paku keling pada titik simpul 6
Batang A3
n =buah
Batang A4
n =buah
Batang C2
n =buah
Jumlah paku keling pada titik simpul 7
Batang A4
n =buah
Batang A5
n =buah
Batang D3
n =buah
Batang D4
n =buah
Jumlah paku keling pada titik simpul 8
Batang B3
n =buah
Batang B4
n =buah
Batang C3
n =buah
Batang D5
n =buah
Batang D6
n =buah
Jumlah paku keling pada titik simpul 9
Batang A5
n =buah
Batang A6
n =buah
Batang C3
n =buah
Jumlah paku keling pada titik simpul 10
Batang A6
n =buah
Batang A7
n =buah
Batang D5
n =buah
Batang D6
n =buah
Jumlah paku keling pada titik simpul 11
Batang A7
n =buah
Batang A8
n =buah
Batang C4
n =buah
Jumlah paku keling pada titik simpul 12
Batang B5
n =buah
Batang B4
n =buah
Batang C4
n =buah
Batang D6
n =buah
Jumlah paku keling pada titik simpul 13
Batang B5
n =buah
Batang A8
n =buah
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan, ada beberapa kesimpulan yang dapat penulis ungkapkan mengenai perencanaan dan perhitungan konstruksi kuda-kuda rangka baja. Kesimpulan itu antara lain :
Penentuan spesifikasi dan klasifikasi konstruksi sangat menentukan kemudahan perhitungan dan pengerjaan konstruksi.
besarnya dimensi gording dipengaruhi oleh gaya yang bekerja dan jarak kuda-kuda.
Pada perhitungan pembebanan yang diakibatkan oleh angin, besar kecilnya kemiringan suatu atap akan menentukan besar kecilnya gaya angin yang diterima.
Pada perhitungan gaya batang pada tiap batang kuda-kuda. Perhitungan gaya batang bisa dilaksanakan dengan cara manual (grafis dan analitis) ataupun dengan bantuan program.
Berikut daftar dimensi batang hasil perhitungan desain :
BATANG
UKURAN PROFIL
TARIK/TEKAN
Atas (a)
50.50.9
Tekan
Bawah (b)
45.45.5
Tarik
Diagonal (d)
45.45.5
Tarik
Tegak (c)
50.50.6
Tekan
4.2 Saran
Untuk perbaikan tugas perencanaan ini dimasa yang akan datang, pada bagian ini penulis menyampaikan beberapa saran dan masukan, saran dan masukan itu antara lain:
Pada perhitungan dimensi gording, disarankan menghitung beberapa percobaan dimensi, dengan tujuan agar dimensi yang dihasilkan betul-betul sesuai dengan kebutuhan.
Penentuan gaya batang akan lebih mudah dan cepat dilaksanakan dengan bantuan program, selain itu faktor kesalahan pada perhitungan relatif kecil.
Perhitungan gaya batang akan lebih mudah dan cepat bila menggunakan cara grafis.
[Author]
[Author]