LAPORAN TUGAS BESAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM RTL 3238 DISUSUN OLEH :
KELOMPOK KELURAHAN TANAH ENAM RATUS
NAMA
: SAMUEL M PARDOSI
(120407043)
WIDYA WINANDA
(130407008)
IRMAYANTI
(130407014)
DHIA DARIN SILFI
(130407028)
ASISTEN: CRISTO M ROMARIO MANURUNG
DOSEN: Ir. JONI MULYADI , M.T HAFIZHUL KHAIR, S.T , M.T
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia akan air bersih untuk domestik dan industri telah
melahirkan
berbagai metode pengolahan air. Pengolahan air yang dilakukan bertujuan untuk menjadikan air layak dikonsumsi sehingga aman bagi kesehatan manusia. Air yang dihasilkan harus memenuhi syarat kualitas yang mencakup syarat fisika, kimia, mikrobiologi, dan radioaktif sebagaimana standar yang diberlakukan Departemen Kesehatan RI. Pada umumnya, dalam pengolahan air bersih dengan skala besar seperti instalasi pengolahan air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat perkotaan, air baku diambil dari sumber air yang mampu menjamin keberlangsungan suplai air baku sepanjang tahun. Sumber – sumber air baku tersebut bias berasal dari air laut, air permukaan (sungai dan danau) dan air tanah. Dengan adanya tugas ini
mahasiswa dapat secara langsung merencanakan sistem
pengolahan airnya, dapat merancang bangunan pengolahannya dan bangunan pendukungnya. Selanjutnya dalam menyelesaikan tugas ini mahasiswa harus juga dapat memaparkan bagaimana pentingnya air minum sebagai kebutuhan dasar bagi manusia. Dimana disebutkan bahwa air merupakan substansi penting dalam mendukung kehidupan manusia. Tanpa air, kesinambungan hidup manusia akan terganggu yang pada akhirnya akan menyebabkan berkurangnya keseimbangan lingkungan hidup manusia. Seiring dengan pertambahan populasi manusia, air minum menjadi sumber daya yang semakin langka dan tidak ada sumber. Ini merupakan permasalahan utama yang dihadapi dengan ketersediaan air minum. Pada umumnya pelayanan air minum di Kota Medan sampai saat ini masih jauh dari kondisi faktual yang diharapkan mampu mengakomodir kebutuhan dasar masyarakat di masing-masing kelurahan di Kota Medan. Jangkauan layanan sarana dan prasarana air minum yang dilaksanakan oleh PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara untuk kota Medan, masih terbatas pada daerah pusat kota sedang daerah pinggiran kota termasuk Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan masih banyak yang belum tertangani secara teknis. Ini dapat kita lihat pada masyarakat berpenghasilan rendah yang menempati bantaran sungai yang terkesan kumuh dengan perumahan liar. Kondisi layanan air minum yang kurang memadai ini akan berakibat pada terciptanya dampak kesehatan masyarakat yang memburuk,
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
dengan timbulnya penyakit-penyakit menular dan degradasi lingkungan hidup hingga menimbulkan kerugian secara ekonomi. Dengan adanya tugas ini mahasiswa mencoba
memberikan suatu telaahan
untuk
Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan kira-kira bagaimana solusinya untuk dapat memberikan pelayanan air minum yang memadai bagi masyarakat Kelurahan Tanah Enam Ratus.
1.2 Maksud, Tujuan dan Sasaran 1.2.1 Maksud 1. Agar mahasiswa dapat merencanakan Sistem Bangunan Pengolahan Air Minum (SPAM) 2. Agar mahasiswa dapat merancang Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM), sesuai dengan kondisi Teknis daerah dan sosial ekonomi masyarakatnya 1.2.2 Tujuan 1. Merencanakan pemilihan sumber mata air yang memenuhi standar kualitas dan kuantitas kebutuhan air minum di kelurahan Tanah Enam Ratus kecamatan Medan Marelan. 2. Merencanakan sistem pengolahan air minum yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan. 3. Merancang Bangunan-bangunan
Sistem pengolahan Air yang sesuai dengan sistem
pengolahan yang direncanakan 1.2.3 Sasaran 1. Terpenuhinya sarana air minum di Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan 2. Meningkatkan pelayanan air minum di Kelurahan Tanah Enam Ratus kecamatan Medan Marelan 3. Tersusunnya Rencana Pengolaan Air Minum mulai dari pengambilan
sumber air,
pengolahan, transmisi, distribusi dan konsumsi dengan memperhatikan ketersediaan air baku dan kelestarian lingkungan.
1.3 Ruang Lingkup Untuk memenuhi tercapainya maksud dan tujuan dan sasaran dari tugas ini direncanakan beberapa kegiatan antara lain: a. Persiapan, terdiri dari pembuatan program kerja, menggali sumber data yang ada, melakukan studi literatur, menyiapkan peralatan survei, dan menyusun rencana kerja Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
I-2
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
b. Pengumpulan data terdiri dari data primer dan sekunder, yaitu data kondisi air minum yang sudah ada di Kelurahan Tanah Enam Ratus, letak sumber air baku, kualitas sumber air baku dan kuantitas sumber air baku, sedang data sekunder terdiri dari data kesanggupan pengelolaan dari pemerintah Kota Medan. c. Analisa data terdiri dari menganalisis data yang ada sehingga menghasilkan aspek kuantitatif dan kualitatif yang dapat dipakai sebagai bahan dalam Penyusunan Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Banguan pengolahan Air Minum.
1.4 Sistematika Penulisan BAB I
PENDAHULUAN Berisikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan penulisan, ruang lingkup dan sistematika penulisan;
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Merupakan bab yang menjelaskan kajian teori tentang sumber air, syarat air bersih, debit air minum, proses pengolahan air bersih, dasar-dasar perencanaan, kelengkapan bangunan pengolahan air minum, kriteria perencanaan
dan
perancangan bangunan pelengkap pengolahan air minum; BAB III
GAMBARAN UMUM KELURAHAN DAN DATA EKSISTING Memuat data-data pendukung dalam perencanaan bangunan pengolahan air minum Kelurahan Tanah Enam Ratus, seperti keadaan topografi, hidrologi, kualitas air baku, kependudukan meliputi jumlah penduduk dan mata pencahariannya, jenis pemukiman penduduk, dan tata guna lahan, serta fasilitas perkotaan yang ada di Kelurahan Tanah Enam Ratus.
BAB IV
PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM Berisikan tentang proyeksi penduduk, proyeksi fasilitas umum dan sosial, proyeksi kebutuhan air Kelurahan Tanah Enam Ratus;
BAB V
PERHITUNGAN DESAIN TEKNIS Berisikan perhitungan desain teknis mengenai percencanaan dan percancangan bangunan pelengkap pengolahan air minum dan contoh perhitungan;
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
I-3
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
BAB IV
PENUTUP Pada bab penutup berisikan hasil akhir dari pembuatan laporan Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum, yaitu kesimpulan dan saran yang memuat kesimpulan dari keseluruhan bab serta saran untuk perbaikan isi laporan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
I-4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia itu sendiri. Kehilangan air untuk 15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian yang diakibatkan oleh dehidrasi. Karenanya orang dewasa perlu meminum minimal sebanyak 1,5 – 2 liter air sehari untuk keseimbangan dalam tubuh dan membantu proses metabolisme (Slamet, 2007 ). Air adalah semua air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah, kecuali air laut dan air fosil. Kelas air adalah peringkat kualitas air yang dinilai masih layak untuk dimanfaatkan bagi peruntukan tertentu. Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas. Kelas satu adalah air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP RI No. 82 Tahun 2001). Air bersihadalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum, dimana persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis radiologis,sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping(Ketentuan untuk Permenkes No.416/Menkes/PER/IX/1990) Menurut PERMENKES RI No. 416/MEN.KES/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air, Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Sedangakan air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Menurut PP RI No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Sedangkan air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum. Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar Samuel Mangihut (120407043) Widya Winanada (130407008)
Irmayanti (130407014) Dhia Darin Silfi (130407028)
II - 1
Tugas Besar Perancanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif. Sistem penyediaan air minum yang selanjutnya disebut SPAM merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum.
2.2 Sumber Air di Alam Sumber air di alam terdiri atas air laut, air atmosfir (air metereologik), air permukaan, dan air tanah, (Sutrisno, 2004). 1. Air Laut Air laut mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam NaCl dalam air laut tidak memenuhi syarat untuk air minum. 2. Air Atmosfir, Air Meteriologik Dalam kehidupan sehari-hari air ini dikenal sebagai air hujan. Air hujan memiliki sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi (karatan). Disamping itu air hujan ini mempunyai sifat lunak sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun. 3. Air Permukaan Dalam buku Pengantar Kesehatan Lingkungan, air permukaan merupakan salah satu sumber penting bahan baku air bersih, (Chandra, 2006). Faktor-faktor yang harus diperhatikan, antara lain : a. Mutu atau kualitas baku b. Jumlah atau kuantitasnya c. Kontinuitasnya Yang termasuk air permukaan meliputi : a. Air Sungai. b. Air Rawa. 4. Air Tanah Dalam buku Pengantar Kesehatan lingkungan, air tanah merupakan sebagian air hujan yang mencapai permukaan bumi dan menyerap ke dalam lapisan tanah dan menjadi air tanah, (Chandra, 2006). Adapun jenis-jenis air tanah, antara lain yaitu : a. Air Tanah Dangkal Air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah. b. Air Tanah Dalam Air tanah dalam dikenal juga dengan air artesis. Air ini terdapat diantara dua lapisan kedap air.
Samuel Mangihut (120407043) Widya Winanada (130407008)
Irmayanti (130407014) Dhia Darin Silfi (130407028)
II - 2
Tugas Besar Perancanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
c. Mata Air Mata air merupakan air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah.Berdasarkan keluarnya (munculnya ke permukaan tanah) mata air dapat dibedakan atas : a. Mata Air Rembesan, yaitu mata air yang airnya keluar dari lereng-lereng b. Umbul, yaitu mata air dimana airnya keluar ke permukaan pada suatu dataran.
2.3 Syarat Air Bersih Pemenuhan kebutuhan akan air bersih haruslah memenuhi dua syarat yaitu kuantitas dan kualitas (Depkes RI, 2005). 2.3.1 Syarat Kuantitas Kebutuhan masyarakat terhadap air bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat, (Chandra, 2006). Konsumsi air bersih di perkotaan Indonesia berdasarkan keperluan rumah tangga, diperkirakan sebanyak 138,5 liter/orang/hari dengan perincian yaitu untuk mandi,cuci, kakus 12 liter, minum 2 liter, cuci pakaian 10,7 liter, kebersihan rumah 31,4 liter, taman 11,8 liter, cuci kendaraan 21,8 liter, wudhu 16,2 liter, lain-lain 33,3 liter, (Slamet, 2007). 2.3.2 Syarat Kualitas Syarat kualitas meliputi parameter fisik, kimia, radioaktivitas, dan mikrobiologis yang memenuhi
syarat
kesehatan
menurut
Peraturan
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor
416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air, (Slamet, 2007). a. Parameter Fisik Air yang memenuhi persyaratan fisik adalah air yang tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna, tidak keruh atau jernih, dan dengan suhu sebaiknya dibawah suhu udara sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa nyaman, dan jumlah zat padat terlarut (TDS) yang rendah. Bau Air yang berbau selain tidak estetis juga tidak akan disukai oleh masyarakat. Bau air dapat memberi petunjuk akan kualitas air. Rasa Air yang bersih biasanya tidak memberi rasa/tawar. Air yang tidak tawar dapat menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan. Warna Air sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetis dan untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna. Warna dapat disebabkan adanya tannin dan asam humat yang terdapat secara alamiah di air rawa, berwarna kuning muda, Samuel Mangihut (120407043) Widya Winanada (130407008)
Irmayanti (130407014) Dhia Darin Silfi (130407028)
II - 3
Tugas Besar Perancanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
menyerupai urin, oleh karenanya orang tidak mau menggunakannya. Selain itu, zat organik ini bila terkena khlor dapat membentuk senyawa-senyawa khloroform yang beracun. Warna pun dapat berasal dari buangan industri. Kekeruhan Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik yang bersifat anorganik maupun yang organik. Zat anorganik, biasanya berasal dari lapukan batuan dan logam, sedangkan yang organik dapat berasal dari lapukan tanaman atau hewan. Buangan industri dapat juga merupakan sumber kekeruhan. Suhu Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa yang dapat membahayakan kesehatan, menghambat reaksi-reaksi biokimia didalam saluran/pipa, mikroorganisme patogen tidak mudah berkembang biak, dan bila diminum air dapat menghilangkan dahaga. Jumlah Zat Padat Terlarut Jumlah zat padat terlarut (TDS) biasanya terdiri atas zat organik, garam anorganik, dan gas terlarut. Bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik pula. Selanjutnya, efek TDS ataupun kesadahan terhadap kesehatan tergantung pada spesies kimia penyebab masalah tersebut. b. Parameter Mikrobiologis Sumber- sumber air di alam pada umumnya mengandung bakteri. Jumlah dan jenis bakteri berbeda sesuai dengan tempat dan kondisi yang mempengaruhinya. Oleh karena itu air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari harus bebas dari bakteri patogen. Bakteri golongan coli tidak merupakan bakteri golongan patogen, namum bakteri ini merupakan indikator dari pencemaran air oleh bakteri patogen. c. Parameter Radioaktivitas Dari segi parameter radioaktivitas, apapun bentuk radioaktivitas efeknya adalah sama, yakni menimbulkan kerusakan pada sel yang terpapar. Kerusakan dapat berupa kematian, dan perubahan
komposisi
genetik.
Kematian
sel
dapat
diganti
kembali
apabila
sel
dapatberegenerasi dan apabila tidak seluruh sel mati. Perubahan genetis dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker dan mutasi. d. Parameter Kimia Dari segi parameter kimia, air yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan antara lain air raksa (Hg), alumunium (Al), arsen (As), barium (Ba), besi (Fe), flourida (F), tembaga (Cu), derajat keasaman (pH), dan zat kimia lainnya. Kandungan zat kimia dalam air bersih yang digunakan Samuel Mangihut (120407043) Widya Winanada (130407008)
Irmayanti (130407014) Dhia Darin Silfi (130407028)
II - 4
Tugas Besar Perancanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
sehari-hari hendaknya tidak melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan seperti tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990. Penggunaan air yang mengandung bahan kimia beracun dan zat-zat kimia yang melebihi ambang batas berakibat tidak baik bagi kesehatan dan material yang digunakan manusia, contohnya antara lain sebagai berikut : pH Air sebaiknya tidak asam dan tidak basa (netral) untuk mencegah terjadinya pelarutan logam berat dan korosi jaringan distribusi air. pH yang dianjurkan untuk air bersih adalah 6,5 – 9. Besi(Fe) Kadar besi (Fe) yang melebihi ambang batas (1,0 mg/l) menyebabkan berkurangnya fungsi paru-paru dan menimbulkan rasa, warna (kuning), pengendapan pada dinding pipa, pertumbuhan bakteri besi, dan kekeruhan. Klorida Klorida adalah senyawa halogen klor (Cl). Dalam jumlah banyak, klor (Cl) akan menimbulkan rasa asin, korosi pada pipa sistem penyediaan air panas. Sebagai desinfektan, residu klor (Cl) di dalam penyediaan air sengaja dipelihara, tetapi klor (Cl) ini dapat terikat pada senyawa organic dan membentuk halogenhidrokarbon (Cl-HC) banyak diantaranya dikenal
sebagai
senyawa-senyawa
karsinogenik.
Kadar
maksimum
klorida
yang
diperbolehkan dalam air bersih adalah 600 mg/l. Tembaga (Cu) Tembaga (Cu) sebetulnya diperlukan bagi perkembangan tubuh manusia. Tetapi, dalam dosis tinggi dapat menyebabkan gejala GI, SSP, ginjal, hati; muntaber, pusing kepala, lemah, anemia, kramp, konvulsi, shock, koma dan dapat meninggal. Dalam dosis rendah menimbulkan rasa kesat, warna, dan korosi pada pipa, sambungan, dan peralatan dapur. Mangan (Mn) Mangan (Mn) adalah metal kelabu-kemerahan. Keracunan seringkali bersifat khronis sebagai akibat inhalasi debu dan uap logam. Gejala yang timbul berupa gejala susunan syaraf: insomnia, kemudian lemah pada kaki dan otot muka sehingga ekspresi muka menjadi beku dan muka tampak seperti topeng (mask). Bila pemaparan berlanjut maka bicaranya melambat dan monoton, terjadi hyperrefleksi, clonus pada patella dan tumit, dan berjalan seperti penderita parkinsonism. Seng (Zn) Di dalam air minum akan menimbulkan rasa kesat dan dapat menyebakan gejala muntaber. Seng (Zn) menyebabkan warna air menjadi opalescent dan bila dimasak akan Samuel Mangihut (120407043) Widya Winanada (130407008)
Irmayanti (130407014) Dhia Darin Silfi (130407028)
II - 5
Tugas Besar Perancanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
timbul endapan seperti pasir. Kadar maksimum seng (Zn) yang diperbolehkan dalam air bersih adalah 15 mg/l. 2.4 Langkah – Langkah Sistem Pengolahan Air Bersih Menurut Sulistyoweni (2002), prinsip penjernihan air menurut sumber air sebagai berikut: a. Air yang berasal dari air sungai
Gambar 2.1 Skema Pengolahan Air Minum Bersumber Air Sungai Sumber: Rekayasa Lingkungan, 2002
b. Air yang berasal dari air tanah Air Tanah
Aerasi
Filtrasi
Resevoir
Distribusi
Desinfektan Gambar 2.2 Skema Pengolahan Air Minum Bersumber Air Tanah Sumber: Rekayasa Lingkungan, 2002
Menurut Darmasetiawan (2004), strategi pengolahan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan sistem pengolahan lengkap dan sistem pengolahan kombinasi. Sistem pengolahan lengkap adalah sistem pengolahan dengan menggunakan seluruh komponen yang terdiri dari: a. pra sedimentasi b. koagulasi-flokulasi c. sedimentasi d. filtrasi dan e. desinfeksi
Samuel Mangihut (120407043) Widya Winanada (130407008)
Irmayanti (130407014) Dhia Darin Silfi (130407028)
II - 6
Tugas Besar Perancanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
Sedangkan sistem pengolahan kombinasi merupakan sistem kombinasi diantara jenis atau komponen pengolahan yang ada. Strategi pengolahan untuk masing-masing jenis air berdasarkan karakteristik jenis air yang ada, adalah sebagai berikut: 1. Air permukaan dengan tingkat kekeruhan yang tinggi Pada jenis air ini, pengolahan dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut: Langkah 1 Karena kekeruhan yang tinggi akibat besarnya kandungan sedimen dalam air baku, maka urutan proses pengolahan yang diusulkan adalah: a) prasedimentasi b) koagulasi-flokulasi c) sedimentasi d) filtrasi dan e) desinfeksi Diawalinya proses pengolahan dengan prasedimentasi menyebabkan bahan kimia yang digunakan pada proses selanjutnya akan lebih kecil sehingga lebih ekonomis. Langkah 2 Pengolahan air dengan menggunakan saringan pasir lambat. Sebelum proses penyaringan, terlebih dahulu dilakukan proses pengendapan sampai kekeruhan mencapai 50 mg/L SiO2 . 2. Air permukaan dengan tingkat kekeruhan yang rendah sampai sedang Pada jenis air ini, pengolahan dapat dilakukan dengan alternatif sebagai berikut : Langkah 1 Dengan tingkat kekeruhan yang lebih rendah, maka proses pengolahan dapat dilakukan cukup hanya dengan: a) Koagulasi,flokulasi b) sedimentasi c) filtrasi dan d) desinfeksi Langkah 2 Pengolahan air dengan menggunakan saringan pasir lambat. Sebelum proses penyaringan, terlebih dahulu dilakukan proses pengendapan sampai kekeruhan mencapai 50 mg/L SiO2 . 1) Pada saat air tidak keruh, air diolah dengan saringan pasir cepat bertekanan (pressure filter).
Samuel Mangihut (120407043) Widya Winanada (130407008)
Irmayanti (130407014) Dhia Darin Silfi (130407028)
II - 7
Tugas Besar Perancanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
2) Pada saat air keruh, filter over load dan clogging (tidak berfungsi). Untuk pelayanan dimanfaatkan air dari reservoir. 3. Air permukaan dengan kandungan warna yang sedang sampai tinggi Urutan proses pengolahan untuk air permukaan dengan tingkat warna yang tinggi adalah : a) koagulasi-flokulasi b) sedimentasi c) filtrasi d) desinfeksi Pada pengolahan jenis ini, lebih banyak koagulan yang dipakai dan akan lebih baik dengan pembubuhan lumpur kaolin, bentonite atau lumpur setempat. Pembubuhan koagulan dimaksudkan untuk memperberat flok yang dihasilkan. Pada jenis air berwarna, koagulasi harus dilakukan dengan tingkat energi yang lebih tinggi, waktu flokulasi dan sedimentasi yang lebih lama dari pada air tidak berwarna. 1. Air permukaan dengan kesadahan yang tinggi Proses pengolahan untuk air permukaan dengan kesadahan yang tinggi adalah dengan proses kapur soda, yaitu dengan pemisahan Ca secara kimiawi untuk kemudian diendapkan di bak pengendap.Apabila kesadahan yang dominan bersifat sementara, dapat dilakukan penyaringan dengan saringan marmer yang dilanjutkan dengan desinfeksi. 2. Air permukaan dengan kekeruhan sangat rendah Pada kasus air permukaan dengan tingkat kekeruhan sangat rendah, dapat dilakukan pengolahan langsung yang terdiri dari proses filtrasi yang dilanjutkan dengan proses desinfeksi. Sebenarnya air dari hasil pengolahan ini sudah cukup baik untuk dikonsumsi langsung tetapi dalam rangka menjaga partikulat yang masuk maka perlu dilakukan filtrasi, dan untuk menjaga supaya tidak terjadi kontaminasi bakteriologis maka perlu dilakukan desinfeksi. 2.5 Proses Pengolahan Air Bersih Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu memerlukan air terutama untuk minum, masak, mandi, mencuci dan sebagainya. Pada saat ini, persentase penduduk di Indonesia yang sudah mendapatkan pelayanan air bersih dari badan atau perusahaan air minum masih sangat kecil yaitu untuk daerah perkotaan sekitar 45 % , sedangkan untuk daerah pedesaan baru sekitar 36 % . Di daerah - daerah yang belum mendapatkan pelayanan air bersih tersebut, penduduk biasanya menggunakan air sumur galian, air sungai yang kadang- kadang bahkan sering kali Samuel Mangihut (120407043) Widya Winanada (130407008)
Irmayanti (130407014) Dhia Darin Silfi (130407028)
II - 8
Tugas Besar Perancanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
air yang digunakan kurang memenuhi standart air minum yang sehat. Bahkan untuk daerah yang sangat buruk kualitas air tanah maupun air sungainya, penduduk hanya menggunakan air hujan untuk memenuhi kebutuhan akan air minum. Oleh karena itu di daerah - daerah seperti ini, persentase penderita penyakit yang disebabkan akibat penggunaan air minum yang kurang bersih atau kurang memenuhi syarat kesehatan masih sangat tinggi. Dalam rangka penyediaan air minum yang bersih dan sehat bagi masyarakat pedesaan yang mana kualitas air tanahnya buruk serta belum mendapatkan pelayanan air minum dari PAM, perlu memasyarakatkan alat pengolah air Minum sederhana yang murah dan dapat dibuat oleh masyarakat dengan menggunakan bahan yang ada dipasaran setempat. Salah satu alat pengolah air minum sederhana tersebut adalah alat pengolah air minum yang merupakan paket terdiri dari Tong (Tangki), Pengaduk, Pompa aerasi dan saringan dari pasir atau disingat Model TP2AS. Alat ini dirancang untuk keperluan rumah tangga sedemikian rupa sehingga cara pembuatan dan cara pengoperasiannya mudah serta biayanya murah. Beberapa jenis proses pemisahan yang dapat dilakukanpengolahannya, untuk pengolahan air minum yang air bakunya mengandung zat besi dan mangan dan zat organik, biasaanya dapat melakukan proses pengolahan dengan cara kimiawi, selain itu ada beberapa proses yang bisa digunakan untuk pengolahan air minum yang digunakan yaitu seperti penggunaan bak sedimentasi, filtrasi,koagulasi,Koagulan, floakulasi dan densinfektan.
2.5.1 Proses Pemisahan zat padat dari air baku secara kimiawi Air baku yang masih tetap keruh meski telah diendapkan selama lebih dari satu jam atau lebih, mengindikasikan bahwa dalam air tersebut masih terdapat koloid-koloid yang melayang-layang, yang tidak akan mengendap. Dengan kondisi seperti ini, efek gravitasi hanya sedikit atau hampir tidak ada pengaruhnya terhadap proses pemisahan kontaminan. Pemisahan kontaminan dari air baku jenis ini lebih efektif dilakukan dengan cara kimiawi, yaitu dengan menggunakan zat kimia. Dengan menambahkan atau mencampurkan zat kimia ke dalam air baku, maka akan terjadi proses koagulasi, yang secara harfiah dapat diartikan sebagai proses pembekuan atau penggumpalan. Secara kimia, koagulasi merupakan proses destabilisasi muatan pada zat padat yang terlarut oleh zat kimia koagulan sehingga zat padat tersebut menggumpal dan dapat mengendap. Pada prinsipnya zat koagulan yang dapat dipakai adalah semua unsur dengan kation bervalensi dua keatas, dengan daya elektrolit yang kuat, misalnya : Fe, Al, Ba. Yang umum dipakai adalah: a. Jenis Aluminium (Al) dan turunannya, yaitu: Samuel Mangihut (120407043) Widya Winanada (130407008)
Irmayanti (130407014) Dhia Darin Silfi (130407028)
II - 9
Tugas Besar Perancanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
1) Aluminium Sulfat atau tawas (Al3(SO4)2.18H2O) dan 2) Poli Aluminium Chloride (PAC) b. Jenis logam besi (Fe), yaitu : 1) Fero Sulfat (Fe(SO4)) 2) Feri Chloride (FeCl3) Berikut proses yang akan dilakukan: 2.5.2. Koagulasi dan Flokulasi Suatu larutan koloidal yang mengandung partikel-partikel kecil dan koloid dapat dianggap stabil bila : 1. Partikel-partikel kecil ini terlalu ringan untuk mengendap dalam waktu yang pendek (beberapa jam). 2. Partikel-partikel tersebut tidak dapat menyatu, bergabung dan menjadi partikel yang lebih besar dan berat, karena muatan elektris pada permukaan elektrostatis antara partikel satu dengan lainnya. Tujuan dari koagulasi dan flokulasi adalah untuk mengubah partikel-partikel kecil seperti warna dan kekeruhan menjadi flok yang lebih besar, baik sebagai presipitat ataupun partikel tersuspensi. Flok-flok ini kemudian dikondisikan sehingga dapat disisihkan dalam proses berikutnya. Secara teknis, koagulasi berlaku bagi penyisihan dari partikel koloid yaitu partikel yang biasanya berukuran 0,001-1 µm seperti asam humus, tanah liat, virus dan protein. Proses pembentukan flok adalah sebagai berikut :
Destabilisasi partikel koloid
Pembentukan mikroflok
Penggabungan mikroflok
Pembentukan makroflok
a. Koagulasi Koagulasi merupakan proses destabilisasi koloid akibat netralisasi muatan elektrostatik dengan penambahan koagulan. Untuk melaksanakan koagulasi secara efektif, koagulan yang ditambahkan harus disebarkan secara cepat dan merata ke dalam air baku. Pencampuran dapat dilaksanakan dengan cara pengadukan secara hidrolis, mekanis atau pneumatis. Koagulan yang dapat digunakan antara lain: 1. Alumunium Sulfat (Al2(SO4)3), atau dikenal dengan nama tawas, merupakan koagulan yang sering digunakan karena harganya murah dan mudah diperoleh. pH optimum untuk proses koagulasi dengan tawas adalah sekitar 6,5-7,5. Bila pH air yang akan dikoagulasi
Samuel Mangihut (120407043) Widya Winanada (130407008)
Irmayanti (130407014) Dhia Darin Silfi (130407028)
II - 10
Tugas Besar Perancanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
lebih kecil dari 6,5 atau lebih besar dari 7,5, perlu dilakukan penaikkan atau penurunan pH terlebih dahulu, misalnya dengan penambahan kapur. 2. Senyawa besi, seperti FeCl3 dan FeSO4. FeCl3 dapat digunakan untuk air yang mengandung hidrogen sulfida. 3. PAC (Poli Alumunium Chloride) Dengan pembubuhan koagulan, maka stabilitas larutan koloidal yang mengandung partikel-partikel kecil dan koloid akan terganggu karena molekul-molekul
koagulan
dapat
menempel
pada
permukaan
koloid
dan
mengubahmuatanelektrisnya. Misalnya molekul Al pada alum yang bermuatan positif, akan menetralkan muatan koloid yang biasanya bermuatan negatif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses koagulasi : 1. Kualitas air 2. Jumlah dan karakteristik partikel koloid 3. pH 4. Pengadukan cepat, waktu pengadukan, dan kecepatan paddles 5. Temperatur 6. Alkalinitas 7. Karakteristik dari ion-ion di dalam air Tabel 2.1 Kriteriaperencanaanunitkoagulasi(pengadukcepat)
Unit
Kriteria
Pengadukcepat •Tipe
Hidrolis: - terjunan - saluranbersekat - dalaminstalasipengolahanair bersekat Mekanis: -Bilah(Blade),pedal(padle) Kinstalasi pengolahan airs
Sumber:(SNI6774:2008)
-Flotasi 1–5
b. Flokulasi Flokulasi berfungsi mempercepat tumbukan antara >750 partikel koloid yang sudah •Waktupengadukan(detik) terdestabilisasi supaya bergabung membentuk mikroflok ataupun makroflok yang secara teknis dapat•NilaiG/detik diendapkan. Berbeda dengan proses koagulasi dimana faktor kecepatan tidak
Samuel Mangihut (120407043) Widya Winanada (130407008)
Irmayanti (130407014) Dhia Darin Silfi (130407028)
II - 11
Tugas Besar Perancanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
menjadi kendala, pada flokulator terdapat batas maksimum kecepatan untuk mencegah pecahnya flok akibat tekanan yang berlebihan. Tenaga yang dibutuhkan untuk pengadukan secara lambat dari air selama flokulasi dapat diberikan secara mekanis maupun hidrolis . Tingkat keselesaian dari proses flokulasi bergantung pada kemudahan dan kecepatan mikroflok kecil bersatu menjadi flok yang lebih besar dan jumlah total terjadinya tumbukan partikel selama flokulasi. Tabel 2.2Kriteriaperencanaanunitflokulasi(pengaduklambat)
Flokulator Kriteriaumum G(gradienkecepatan) 1/detik
horizontal
vertikal
dengan pedal
dengan bilah
60(menurun)
60(menurun)–
70(menurun)
–5
10
–10
hidrolis
Waktutinggal(menit)
30–45
Tahapflokulasi(buah)
6–10 Bukaanpintu/
Pengendalianenergi
Flokulatormekanis sumbu Sumbu
Sekat
30–40
20–40
Flokulator Clarifier
100–10 20–100
3–6
2–4
1
Kecepatan
Kecepatan
Kecepatan
putaran
putaran
aliran air
Kecepatanaliran max.(m/det)
0,9
0,9
1,8–2,7
1,5–0,5
Luasbilah/pedal dibandingkan luasbak
--
5–20
0,1–0,2
-
(%) Kecepatanperputaran sumbu (rpm) Tinggi(m)
--
1–5
8–25
2–4*
Sumber: (SNI6774:2008)
2.5.3. Sedimentasi Sedimentasi adalah suatu proses yang dirancang untuk menghilangkan sebagian besar padatan yang dapat mengendap dengan pengendapan secara gravitasi. Hasil yang tersisa adalah berupa cairan jernih dan suspensi yang lebih pekat. Sedimentasi adalah salah satu unit proses yang paling umum digunakan dalam proses pengolahan air. Partikel akan mengendap dalam salah satu dari 4 cara, bergantung pada konsentrasi dari suspensi tersebut dan sifat-sifat flokulasi dari partikel. Empat cara pengendapan pada Sedimentasi : 1. Pengendapan Tipe 1, untuk menghilangkan partikel diskret 2. Pengendapan Tipe 2, untuk menghilangkan partikel non diskret 3. Pengendapan Tipe 3, disebut juga Zone Settling Samuel Mangihut (120407043) Widya Winanada (130407008)
Irmayanti (130407014) Dhia Darin Silfi (130407028)
II - 12
Tugas Besar Perancanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
4. Pengendapan Tipe 4, disebut juga Compression Tabel 2.3 Kriteria Perencanaan Unit Sedimentasi (Penegendap) Bak
Bak Persegi
Persegi
Aliran Vertikal
(Aliran
(Menggunakan
Horizon
Pelat/Tabung
tal)
Pengendap)
0,8 – 2,5
3,8 – 7,5*)
1,3 – 1,9
2–3
0,5 – 1,0
3–6
3–6
3–5
3–6
0,5 – 1,0
1,5 – 3
0,07**)
1–3
1–2
2 – 2,5
> 1,5
–
–
–
–
< 11
< 11
3,8 – 15
7 – 15
7,2 – 10
< 2000
< 2000
–
–
< 2000
–
Max 0,15
–
–
–
> 10-5
> 10-5
–
–
> 10-5
–
–
–
<1
<1
Sirkulasi Lumpur
–
–
–
Kemiringan Dasar
45° – 60°
45° – 60°
45° – 60°
> 60°
45° – 60°
12 – 24
8 – 24
12 – 24
Kontinyu
12 –
Kriteria Umum
Beban Permukaan (m3/m2/jam) Kedalaman (m) Waktu Tinggal (jam) Lebar/Panjang Beban Pelimpah (m3/m/jam) Bilangan Reynold
Bak Bundar (Aliran Vertikal – Radial)
Bak Bundar (Kontak
Clarifier
Padatan)
Kecepatan pada Pelat/Tabung Pengendap (m/menit) Bilangan Fraude Kecepatan Vertikal (cm/menit)
3 – 5% dari input
–
Bak (Tanpa Scraper) Periode Antar Pengurasan
24***)
Lumpur (jam) Kemiringan
30°/60
30°/60
30°/60
30°/60
30°/60°
Tube/Plate Sumber: SNI 6774:2008 Keterangan:
*) luas bak yang ditutupi oleh pelat/tabung pengendap
**)waktu retensi pada pelat/tabung pengendap ***) pembuangan lumpur sebagian Samuel Mangihut (120407043) Widya Winanada (130407008)
Irmayanti (130407014) Dhia Darin Silfi (130407028)
II - 13
Tugas Besar Perancanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
Tangki sedimentasi yang ideal terdiri dari : 1. Zona inlet, dimana air didistribusikan sepanjang bagian yang menyilang. 2. Zona pengendapan, yaitu partikel tersuspensi diendapkan, air berada dalam keadaan diam. 3. Zona lumpur, dimana partikel yang mengendap dikumpulkan. 4. Zona outlet, adalah bagian untuk menyalurkan air yang sudah tidak mengandung partikel yang dapat diendapkan keluar dari tangki Aliran pada tangki sedimentasi dapat horizontal maupun vertikal. Bentuk tangki dapat berupa lingkaran, persegi panjang, ataupun segiempat sama sisi. Kedalaman tangki berkisar antara 2 sampai 5 meter. Rata-rata dibuat tangki dengan kedalaman 3 meter. Tangki persegi panjang dapat berukuran panjang hingga 30 meter dan lebar 10 meter. Ukuran dari scrappers mekanik juga mempengaruhi ukuran bak. Kemiringan dasar tangki berkisar antara 2 sampai 6 persen.Lumpur yang terkumpul pada dasar tangki dikeluarkan dengan membilasnya ke dalam suatu wadah atau mengumpulkannya ke dalamhopper dan kemudian mengambilnya secara gravitasi atau menggunakan pompa. Lumpur juga dapat dikeluarkan dibawah tekanan hidrostatik air pada tangki sedimentasi. Untuk
memperbaiki
kinerja
dari
bak
sedimentasi
dapat
digunakan tube
settler ataupun plate settler. Tube settler tersedia dalam 2 konfigurasi dasar, yaitu horizontal tubes dan steeply inclined. Horizontal tubes dioperasikan dalam sambungan dengan unit filtrasi yang mengikuti unit sedimentasi. Tube-tube tersebut akan terisi zat padat dan dibersihkan dengan backwash dari filter. Horizontal tubes settlers digunakan pada instalasi dengan kapasitas kecil (3,785 m3/hari). Steeply inclined tube settlers membersihkan lumpur secara kontinu melalui pola aliran yang dibuat. Karena kedalaman yang dangkal dari steeply inclined tube settlers dan pembersihan lumpur yang kontinu, ukuran instalasi menjadi tidak terbatas. 2.5.4Filtrasi Filtrasi adalah suatu proses pemisahan solid dari cairan dimana cairan (air) dilewatkan melalui suatu media yang berongga atau materi berongga lainnya untuk menyisihkan sebanyak mungkin materi tersuspensi. Filtrasi digunakan di pengolahan air untuk menyaring air yang telah dikoagulasi dan mengendap untuk menghasilkan air minum dengan kualitas yang baik. Menurut tipe media yang digunakan, filter dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Filter dengan media tunggal 2. Filter dengan media ganda 3. Filter dengan multi media Menurut laju filtrasinya, filter dibedakan menjadi 2 : 1. Slow Sand Filter Samuel Mangihut (120407043) Widya Winanada (130407008)
Irmayanti (130407014) Dhia Darin Silfi (130407028)
II - 14
Tugas Besar Perancanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
Pada slow sand filter medium pasir yang digunakan umumnya hanya disyaratkan bebas lumpur dan organik. Urutan diameter butir pasir dari atas ke bawah tidak teratur (tidak terstratifikasi). Proses penyaringan yang lambat dalam slow sand filter memungkinkan kontak yang cukup lama antara air dengan media filter sehingga proses biologis terjadi, terutama pada permukaan media yang berada di atas. Biomassa yang terbentuk pada medium filter bersama suspended partikel disebut sebagai ”Scmutz decke” yang bersifat aktif dalam proses penyisihan senyawa organik dan anorganik terlarut lainnya.
2.
Rapid Sand Filter Mekanisme penyaringan pada rapid sand filter sama dengan mekanisme pada slow sand
filter. Perbedaannya adalah pada beban pengolahan dan penggunaan media filter. Beban pengolahan pada RSF jauh lebih tinggi daripada SSF. RSF memanfaatkan hampir seluruh media sebagai media filter (in-depth filter) sedangkan SSF hanya pada lapisan teratas saja. Selain itu, RSF hanya efektif untuk menyaring suspensi kasar dalam bentuk flok halus yang lolos dari sedimentasi sedangkan SSF dapat meyaring suspensi halus (bukan koloid) dan mempunyai lapisan biomassa yang aktif. Dalam proses filtrasi oleh granular filter terdapat beberapa mekanisme yang terjadi, yaitu : 1. Mechanical Straining Mekanisme mechanical straining terjadi akibat partikel atau flok tertahan karena mempunyai ukuran yang lebih besar dari lubang pori, sehingga partikel tidak lolos. 2. Sedimentasi Hasil yang tersisa adalah berupa cairan jernih dan suspensi yang lebih pekat. 3. Adsorpsi Sebagian partikel yang halus akan teradsorpsi oleh permukaan media filter karena ada tumbukan dan gaya tarik antar partikel. Ketika mekanisme filtrasi tersebut terjadi secara simultan, secara kuantitatif umumnya mekanisme yang pertama lebih dominan. Untuk meningkatkan efektivitas media, dalam arti meningkatkan volume atau kedalaman media, digunakan ”dual media” yang umumnya menggunakan media yang lebih ringan. Persyaratan dari penggunaan dual media adalah kecepatan pengendapan dari medium yang paling besar harus lebih kecil dari kecepatan pengendapan media yang lebih berat dengan diameter yang paling kecil. Persyaratan ini diperlukan supaya kedua media tersebut tidak tercampur setelah pencucian dengan teknik backwashing.
Samuel Mangihut (120407043) Widya Winanada (130407008)
Irmayanti (130407014) Dhia Darin Silfi (130407028)
II - 15
Tugas Besar Perancanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238) Tabel 2.4 Kriteria Perencanaan Unit Filtrasi (Saringan Cepat) Jenis Saringan No.
Unit
Saringan Biasa (Gravitasi)
1.
Jumlah Bak Saringan
2.
Kecepatan Penyaringan (m/jam)
3.
Pencucian:
Sistem Pencucian
Bertekanan
N = 12 Q0,5*)
Minimum 5 Bak
–
6 – 11
6 – 11
12 – 33
Tanpa/Dengan
Tanpa/Dengan
Tanpa/Dengan
Blower dan/atau
Blower dan/atau
Blower dan/atau
Surface Wash
Surface Wash
Surface Wash
36 – 50
36 – 50
72 – 198
Lama Pencucian (menit)
10 – 15
10 – 15
–
Periode
18 – 24
18 – 24
–
30 – 50
30 – 50
30 – 50
antara
Dua
Ekspansi (%)
Media Pasir:
Tebal (mm)
300 – 700
300 – 700
300 – 700
Singel Media
600 – 700
600 – 700
600 – 700
Media Ganda
300 – 600
300 – 600
300 – 600
Ukuran Efektif (ES), mm
0,3 – 0,7
0,3 – 0,7
–
Koefisien
1,2 – 1,4
1,2 – 1,4
1,2 – 1,4
2,5 – 2,65
2,5 – 2,65
2,5 – 2,65
0,4
0,4
0,4
> 95%
> 95%
> 95%
Keseragaman,
UC
6.
Saringan
Saringan
Kecepatan (m/jam)
5.
Pencucian antar
Pencucian (jam)
4.
Saringan dengan
Berat Jenis (kg/dm3)
Porositas
Kadar SiO2
Media Antrasit:
Tebal (mm)
400 – 500
400 – 500
400 – 500
ES (mm)
1,2 – 1,8
1,2 – 1,8
1,2 – 1,8
UC
1,5
1,5
1,5
Berat Jenis (kg/dm3)
1,35
1,35
1,35
Porositas
0,5
0,5
0,5
80 – 100
80 – 100
–
2–5
2–5
–
80 – 100
80 – 100
–
Filter Botom/Dasar Saringan 1) Lapisan
Penyangga
dari
Atas ke Bawah
Kedalaman (mm) Ukuran Butir (mm)
Kedalaman (mm)
Samuel Mangihut (120407043) Widya Winanada (130407008)
Irmayanti (130407014) Dhia Darin Silfi (130407028)
II - 16
Tugas Besar Perancanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238) Lanjutan Tabel 2.4 Jenis Saringan No.
Unit
Saringan Biasa (Gravitasi)
Pencucian antar Saringan
Saringan Bertekanan
5 – 10
5 – 10
–
Kedalaman (mm)
80 – 100
80 – 100
–
Ukuran Butir (mm)
10 – 15
10 – 15
–
Kedalaman (mm)
80 – 150
80 – 150
–
Ukuran Butir (mm)
15 – 30
15 – 30
–
Ukuran Butir (mm)
Saringan dengan
2) Filter Nozel
Lebar Slot Nozel (mm)
< 0,5
< 0,5
< 0,5
Prosentase
> 4%
> 4%
> 4%
Slot
Nozel
Terhadap Luas Filter (%)
Sumber: SNI 6774:2008
2.5.5
Disinfektan Setelah melalui proses filtrasi, pada prinsipnya air sudah memenuhi standard kualitas.
Namun untuk menghindari kontaminasi air dari mikroorganisme perlu dilakukan desinfeksi. Beberapa metode desinfeksi antara lain dengan metode chlorinasi, ozon atau dengan UV (Ultra Violet). Metode yang umumnya dilakukan adalah metode chlorinasi, sedang sistem ozon dan UV jarang dilakukan, khususnya pada skala besar. Chlorine, selain digunakan sebagai desinfektan juga dapat digunakan untuk mengendalikan keberadaan mikroorganisme dan sebagai oksidan. Sebagai oksidan, Chlorine berfungsi untuk : 1) Mengoksidasi Fe dan Mn 2) Menghilangkan rasa yang tidak enak di air 3) Menghilangkan warna di air 4) Menghilangkan amonia nitrogen. Proses desinfeksi air dengan metode klorinasi diawali dengan penyiapan larutan kaporit pada konsentrasi tertentu serta penetapan dosis klor yang tepat. Beberapa metode pembubuhan kaporit yang dapat diterapkan untuk mendapatkan pembubuhan yang cukup tepat secara kontinu serta tidak membutuhkan tenaga listrik antara lain: 1) Metode gravitasi tanpa atau dengan kotak pengatur tinggi pembubuhan yang konstan 2) Metode otomatis dengan pembubuhan yang sebanding dengan debit yang dibubuhkan Kedua metode ini sudah diterapkan di Indonesia dengan hasil yang cukup memuaskan.
Samuel Mangihut (120407043) Widya Winanada (130407008)
Irmayanti (130407014) Dhia Darin Silfi (130407028)
II - 17
Tugas Besar Perancanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
2.6Rencana Desain Dalam perencanaan unit pengolahan air minum terdapat kriteria-kriteria tertentu yang harus diperhatikan, antara lain: 2.6.1 Bangunan Pengambilan Air Baku Berdasarkan Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM, dasardasar perencanaan bangunan pengambilan air baku, meliputi: 1) Survei dan identifikasi sumber air baku, mengenai mata air, debit, kualitas air, dan pemanfaatan. 2) Perhitungan debit sumber air baku: Perhitungan debit air sungai pengukuran debit sungai dilakukandengan mengukur luas potongan melintang penampang basahsungai dan kecepatan rata-rata alirannya, dengan rumus: 𝑄 = 𝐴 . 𝑉…………………………………………………………………(2.1) 𝑉 = 𝐶. 𝑅. 𝑆……………………………………………………………… (2.2) dimana: Q
= debit (m³/detik)
A
= luas penampang basah (m²)
R
= jari-jari hidrolik (m)
S
= kemiringan/slope
𝐶 = 𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝐶ℎ𝑒𝑧𝑦
157,6 1+
𝑚 𝑅
……………………………………………….(2.3)
m = koefisien Bazin Data-data yang diperlukanmeliputi debit aliran, pemanfaatan sungai, tinggi muka airminimum dan tinggi muka air maksimum. 3) Persyaratan lokasi penempatan dan konstruksi bangunan pengambilan: a) Penempatan bangunan penyadap (intake) harus aman terhadap polusi yang disebabkan pengaruh luar (pencemaran oleh manusia dan mahluk hidup lain); b) Penempatan bangunan pengambilan pada lokasi yang memudahkan dalam pelaksanaan dan aman terhadap daya dukung alam (terhadap longsor dan lain-lain); c) Konstruksi bangunan pengambilan harus aman terhadap banjir air sungai, terhadap gaya guling, gaya geser, rembesan, gempa dan gaya angkat air (up-lift); d) Penempatan bangunan pengambilan disusahakan dapat menggunakan sistem gravitasi dalam pengoperasiannya; e) Dimensi bangunan pengabilan harus mempertimbangkan kebutuhan maksimum harian; f) Dimensi inlet dan outlet dan letaknya harus memperhitungkan fluktuasi ketinggian muka air; Samuel Mangihut (120407043) Widya Winanada (130407008)
Irmayanti (130407014) Dhia Darin Silfi (130407028)
II - 18
Tugas Besar Perancanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
g) Pemilihan lokasi bangunan pengambilan harus memperhatikan karakteristik sumber air baku; h) Konstruksi bangunan pengambilan direncanakan dengan umur pakai (lifetime) minimal 25 tahun; i) Bahan/material konstruksi yang digunakan diusahakan menggunakan material lokal atau disesuaikan dengan kondisi daerah sekitar. 4) Tipe bangunan pengambilan air baku
Pemilihan bangunan pengambilan air permukaan dibedakan menjadi: Bangunan penyadap (Intake) Bangunan penyadap berupa pipa (PVC/GI), dihitung dengan formulasebagai berikut:𝜙 =
4𝑄 𝜋𝑣
…………………………………………………………………..(2.4)
dengan pengertian: Φ = diameter pipa (m) Q = debit aliran (m3/detik) v = kecepatan aliran (m/detik) Bangunan bak pengumpul a) Volume bak pengumpul = waktu detensi (td) x Qt = Panjang (P) x Lebar (L) x Tinggi (T)……………(2.5) b) Dimensi bak pengumpul: Panjang (P) = (3 – 4) x Lebar (L) Kedalaman (T) = 1 m – 1,5 m…………………………………………………..(2.6)
Samuel Mangihut (120407043) Widya Winanada (130407008)
Irmayanti (130407014) Dhia Darin Silfi (130407028)
II - 19
BAB III GAMBARAN UMUM KELURAHAN TANAH ENAM RATUS DAN DATA EKSISTING 3.1 Umum Kelurahan Tanah Enam Ratus merupakan salah satu dari lima kelurahan yang berada di Pemerintahan Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Provinsi Sumatera Utara yang mempunyai luas wilayah sekitar 3,42 Km 2. Kelurahan Tanah Enam Ratus berjarak kira-kira 3,5 Km dari Kantor Pusat Pemerintahan Kecamatan dan kira-kira berjarak 25 Km dari Pusat Kota. Secara geografis Kelurahan Tanah Enam Ratus memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Rengas Pulau, Medan Marelan 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Titi Papan, Medan Deli 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Manunggal, Deli Serdang 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Terjun, Medan Marelan Untuk lebih jelasnya peta administrasi Kelurahan Tanah Enam Ratus dapat dilihat pada Gambar 3.1.
3.2 Topografi Kelurahan Tanah Enam Ratus memiliki relief permukaan bumi yang relatif datar dan berada pada ketinggian lebih kurang 2 meter diatas permukaan laut. Wilayah seluruhnya berupa daratan, dan merupakan daerah dataran rendah yang memiliki luas 3,42 Km 2.Untuk lebih jelasnya peta tata guna lahan Kelurahan Tanah Enam Ratus dapat dilihat pada Gambar 3.2.
3.3 Iklim Kota Medan memiliki 2 buah stasiun pengamatan cuaca, yaitu Stasiun Sampali dan Stasiun Polonia. Berdasarkan data dari Stasiun Polonia, diketahui pada siang hari temperatur udara di Kelurahan Denai berkisar antara 30,1 – 33,1C dan pada malam hari, suhunya berkisar 23,7 – 29,4C. Sedangkan berdasarkan data dari Stasiun Sampali, diketahui pada siang hari temperatur udara di Kelurahan Denai berkisar antara 30,4 – 34,1C dan pada malam hari, suhunya berkisar 23,4 – 30,1 C.
Berdasarkan data dari Stasiun Polonia,
diketahui curah hujan rata-ratanya 220,45 mm/bulan dengan rata-rata hari hujan 18 hari/bulan pada tahun 2012. Sedangkan berdasarkan data dari Stasiun Sampali, diketahui curah hujan rata-ratanyanya 180,17 mm/bulan dengan rata-rata hari hujan 15 hari/bulan pada tahun 2012.
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
Data lengkap mengenai temperatur udara di Stasiun Polonia dapat dilihat pada Tabel 3.1. Sedangkan data lengkap mengenai temperatur udara di Stasiun Sampali daoat dilihat pada Tabel 3.2. Dan data-data mengenai banyaknya curah hujan dan banyaknya hari hujan dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.1Temperatur Udara di Stasiun Polonia Medan menurut Tahun/Bulan, Waktu, Maksimum, Minimum Tahun 2012 Waktu
Maksimum
Minimum
Tahun/ Bulan
07.00
13.00
18.00
RataRata
Rata-rata
Absolut
RataRata
Absolu t
Januari
24,0
30,1
27,6
26,7
31,0
34,2
23,7
22,0
Februari
24,8
31,1
28,4
27,3
31,7
33,2
24,1
23,0
Maret
25,2
31,8
28,3
27,8
32,3
33,8
24,1
23,0
April
25,3
31,3
27,9
27,6
32,2
33,4
24,0
22,0
Mei
25,5
31,5
28,4
27,7
32,3
32,6
24,3
21,4
Juni
25,4
32,5
29,4
28,2
33,1
34,4
25,0
21,6
Juli
25,0
31,8
28,3
27,5
32,4
35,8
23,7
22,8
Agustus
25,0
31,1
28,4
27,4
32,0
34,2
23,8
22,6
September
25,2
31,1
27,9
27,4
31,8
33,6
24,1
22,8
Oktober
25,2
30,3
27,0
27,0
31,0
32,4
24,3
22,0
November
25,3
30,7
27,3
27,3
31,5
33,0
24,1
22,4
Desember
25,1
30,2
27,3
27,3
31,0
31,8
24,3
23,2
2012
25,1
31,1
28,1
27,4
31,9
33,5
24,0
22,5
2011
24,2
31,7
28,8
31,8
32,2
34,2
23,7
22,5
2010
25,7
30,8
29,7
28,0
31,4
33,4
24,6
22,8
2009
24,2
31,3
28,9
27,2
32,3
34,6
23,8
22,7
Sumber: Stasiun Klimatologi Sampali Medan/Sampali Climatology Station, Medan
Dari Tabel 3.1 dapat dilihat temperatur udara yang paling tinggi pada tahun 2012 terjadi pada bulan Juli yaitu 35,8C dan temperatur udara yang paling rendah pada tahun 2012 terjadi pada bulan Mei yaitu 21,4C. Umumnya rata-rata temperatur udara perbulan hampir sama yaitu sekitar 26,7–28,2C. Tabel 3.2Temperatur Udara di Stasiun Sampali Medan menurut Tahun/Bulan, Waktu, Maksimum, Minimum Tahun 2012
Waktu
Tahun/
Maksimum
Minimum
Bulan
07.00
13.00
18.00
RataRata
Rata-rata
Absolut
RataRata
Absolu t
Januari
23,9
30,8
28,7
26,8
31,6
34,4
23,4
21,9
Februari
24,4
31,5
29,3
27,4
32,7
34,2
23,9
22,6
Maret
24,4
31,9
29,2
27,5
32,8
34,0
23,8
23,0
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) WidyaWinanda (130407008)Dhia Darin Silfi(130407028)
III - 2
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238) April
24,4
31,8
28,4
27,3
32,8
34,0
23,9
23,1
Mei
24,9
32,0
28,8
27,6
32,9
33,4
24,1
23,0
Juni
24,5
33,3
30,1
28,1
34,1
36,9
23,9
21,0
Juli
24,0
32,1
29,0
27,3
33,0
36,1
23,5
22,4
Agustus
24,2
31,3
28,9
27,2
32,5
34,6
23,7
23,0
September
24,5
31,6
28,6
27,3
32,5
34,7
23,9
22,9
Oktober
24,4
30,4
28,0
26,8
31,5
32,9
23,7
22,0
November
-
-
-
-
-
-
-
-
Desember
24,5
30,4
28,3
26,9
31,5
33,3
-
-
2012
24,4
31,6
28,8
27,3
32,5
34,4
23,8
22,5
2011
24,88
30,34
27,92
27,02
31,48
33,33
24,10
22,53
2010
25,4
31,4
28,4
27,5
32,2
33,9
24,4
22,6
2009
24,8
30,8
27,9
27,1
31,7
33,3
24,0
22,5
Sumber: Stasiun Klimatologi Sampali Medan/Sampali Climatology Station, Medan
Dari Tabel 3.2 dapat dilihat temperatur udara yang paling tinggi pada tahun 2012 terjadi pada bulan Juni yaitu 36,9C dan temperatur udara yang paling rendah pada tahun 2012 terjadi pada bulan Juni yaitu 21,0C. Umumnya rata-rata temperatur udara perbulan hampir sama yaitu sekitar 26,8–28,1C. Tabel 3.3 Curah Hujan dan Banyaknya Hari Hujan di Kota Medan Tahun 2012 Stasiun/Station Polonia
Tahun/Bulan
Sampali
Curah Hujan Rainfall
Hari Hujan Rainy Days
Curah Hujan Rainfall
Hari Hujan Rainy Days
(mm)
(hari/days)
(mm)
(hari/days)
Januari/January
62
19
112
12
Februari/February
93
14
78
12
Maret/March
202
16
149
12
April/April
206
16
262
20
Mei/May
515
24
264
18
Juni/June
57
14
122
12
Juli/July
279
20
121
12
Agustus/August
160
22
138
13
September/September
242
22
244
18
Oktober/October
339
22
297
18
November/November
-
-
214
17
Desember/December
270
13
161
14
2012
2425
208
2165
178
Year/Month
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) WidyaWinanda (130407008)Dhia Darin Silfi(130407028)
III - 3
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238) 2011
2593
258
2610
199
2010
1946
227
1605
173
2009
2804
240
2184
208
Sumber: Stasiun Klimatologi Sampali Medan/Sampali Climatology Station, Medan
Berdasarkan Tabel 3.3 dapat dilihat bahwa curah hujan tertinggi pada Stasiun Sampali terjadi pada bulan Oktober yaitu sebesar 297 mm dan pada Stasiun Polonia terjadi pada bulan Mei yaitu sebesar 515 mm. Dan harihujan yang paling banyakpada Stasiun Sampali terjadi pada bulan April yaitu sebanyak 20 hari, sementara pada Stasiun PoloniaterjadipadabulanAgustus, September, dan Oktoberyaitusebanyak 22hari. 3.4 Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya 3.4.1 Tata Guna Lahan Kelurahan Tanah Enam Ratus ini sebagian besar kawasannya diperuntukan untuk pemukiman. Berikutnya setelah pemukiman adalah untuk fasilitas lainnya, sarana perdagangan, sarana pendidikan, sarana ibadah, dan sarana kesehatan. Data mengenai tata guna lahan dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Tata Guna Lahan Kelurahan Tanah Enam Ratus No
Tata Guna Lahan
Persentase (%)
Luas (Km2)
1
Pemukiman
80,35
2,747
2
Sarana Pendidikan
1,06
0,0365
3
Sarana Kesehatan
0,1073
0,00367
4
Sarana Ibadah
0,26
0,0089
5
Sarana Perdagangan
8,22
0,2811
6
Lainnya
10
0,342
Sumber: Data Tugas Besar PPBPAM, 2016
3.4.2 Kependudukan 3.4.2.1 Jumlah Penduduk Jumlah penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus dalam lima belas tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup besar tiap tahunnya. Data jumlah penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) WidyaWinanda (130407008)Dhia Darin Silfi(130407028)
III - 4
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238) Tabel 3.5 Jumlah Penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus Tahun 2000-2014 Tahun
Jumlah
Jumlah Penduduk
Banyak
Rata-rata
Kepadatan
Penduduk
Berdasarkan Jenis
Rumah
per
Penduduk
(jiwa)
Kelamin
Tangga
Rumah
per Km2
Lk
Pr
Tangga
2000
18027
9215
8812
4188
4,3
5271
2001
18249
9309
8940
4218
4,3
5336
2002
18471
9403
9068
4248
4,6
5400
2003
20132
10175
10057
4376
4,6
5886
2004
20421
10258
10163
4439
4,6
5971
2005
20873
10578
10295
4376
4,8
6103
2006
21505
10914
10591
4480
4,8
6288
2007
22903
12699
10204
4860
4,71
6696
2008
23100
12760
10340
4860
5
6754
2009
23311
12881
10430
6581
4
6816
2010
28517
14415
14102
6408
4
8338
2011
29393
14856
14537
6814
4
8594
2012
29684
14982
14702
6866
4
868
2013
29861
15061
14800
6868
4,35
8731
2014
30038
15140
14898
6870
4,37
8783
Sumber: BPS Kota Medan
3.4.2.2 Mata Pencaharian Umumnya penduduk di Kelurahan Tanah Enam Ratus memiliki mata pencaharian sebagai pegawai swasta dan petani. Disamping itu, juga ada yang memiliki mata pencaharian sebagai pegawai negeri sipil, TNI/ABRI, nelayan, pedagang dan lain-lain. Jumlah dan persentase mata pencaharian di Kelurahan Tanah Enam Ratus dapat dilihat dari Tabel 3.6 berikut ini.
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) WidyaWinanda (130407008)Dhia Darin Silfi(130407028)
III - 5
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238) Tabel 3.6 Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus Tahun 2014 No.
Mata pencaharian
Jumlah (jiwa)
1.
Pegawai Negri Sipil
223
2.
ABRI
91
3.
Pegawai Swasta
3893
4.
Petani
1569
5.
Pedagang
670
6.
Pensiunan
93
7.
Dan lain-lain
2419
Sumber: BPS Kota Medan
3.5 Fasilitas Perkotaan 3.5.1 Sarana Pendidikan Kelurahan Tanah Enam Ratus memiliki sarana pendidikan berupa gedung sekolah yang permanen. Tingkatan sekolah yang ada mulai dari tingkat TK sampai sekolah menegah atas. TK sampai SMA beserta jumlahnya dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut ini. Tabel 3.7 Sarana Pendidikan Kelurahan Tanah Enam Ratus Tahun 2014 No
Tingkatan
Jumlah
1.
TK
2
2.
SD
7
3.
SLTP
1
4.
SMU/SMK
1
Total
11
Sumber: BPS Kota Medan
3.5.2 Sarana Kesehatan Pelayanan atau sarana kesehatan di Kelurajan Tanah Enam Ratus dapat dilihat pada Tabel 3.8 dibawah ini. Tabel 3.8 Sarana Kesehatan Kelurahan Tanah Enam Ratus Tahun 2014 No
Sarana Kesehatan
Jumlah
1.
Posyandu
10
2.
Praktek Dokter
4
3.
Praktek Bidan
10
Total
24
Sumber: BPS Kota Medan
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) WidyaWinanda (130407008)Dhia Darin Silfi(130407028)
III - 6
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
3.5.3 Sarana Peribadatan Sarana peribadatan di Kelurahan Tanah Enam Ratus dapat dilihat pada Tabel 3.9 dibawah ini. Tabel 3.9 Sarana Peribadatan Kelurahan Tanah Enam Ratus Tahun 2014 No
Sarana Ibadah
Jumlah
1.
Mesjid
5
2.
Mushollah
13
3.
Gereja
-
Total
18
Sumber: BPS Kota Medan
3.5.4 Sarana Perdagangan Sarana perdagangan yang tersedia di Kelurahan Tanah Enam Ratus dapat ddilihat pada Tabel 3.10 dibawah ini. Tabel 3.10 Sarana Perdagangan Kelurahan Tanah Enam Ratus Tahun 2014 No
Sarana Perdagangan
Jumlah
1.
Pertokoan
1
2.
Swalayan/ Mini Market
1
3.
Rumah Makan
1
4.
Warung Makan/ Minum
12
5.
Mall
1
6.
Industri Kecil
7
7.
Bengkel Motor
7
8.
Bengkel Mobil
1
9.
Doorsmeer Mobil/ Motor
7
Total
38
Sumber: BPS Kota Medan
3.5.5 Prasarana Listrik dan Air Minum Data mengenai pelanggan listrik dan air bersih di Kelurahan Tanah Enam Ratus dapat dilihat pada Tabel 3.11 dibawah ini. Tabel 3.11 Pelanggan Listrik dan Pelanggan Air Minum Tahun 2014 No
Pelanggan
Jumlah
1.
Listrik (PLN)
6900
2.
Air Minum (PAM)
3685
Sumber: BPS Kota Medan
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) WidyaWinanda (130407008)Dhia Darin Silfi(130407028)
III - 7
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
3.6 Kualitas Air Baku Sumber air baku Kelurahan Tanah Enam Ratus yang akan dikelola menjadi air bersih berasal dari Sungai Deli. Kondisi fisik Sungai Deli terlihat keruh dan adanya logam berat dalam air akibat aktivitas penambangan pada bagian hulu. Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa pH Sungai Deli cenderung basa dengan kisaran pH 6,89 sampai dengan 7,29 dengan nilai rata-rata pada 7,10. Nilai pH yang diperoleh cenderung masih memenuhi baku mutu air kelas II menurut Peraturan Pemerintah no.82 tahun 2001 yaitu antara 69.Dengan mengacu kepada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang penentuan indeks pencemaran air, maka diperoleh hasil bahwa kualitas air Sungai Deli tercemar ringan untuk peruntukan air kelas II.
3.7 Debit Air Baku Berdasarkan informasi lapangan yang ada, debit Sungai Deli yang mampu dimanfaatkan untuk penyediaan air bersih berkisar antara 1,5 – 1,8 m3/detik dan diperkirakan kapasitas pengambilan air baku dari Sungai Deli tidak bisa ditingkatkan lagi karena kapasitasnya menurun dan semakin terbatas.
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) WidyaWinanda (130407008)Dhia Darin Silfi(130407028)
III - 8
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum ( RTL 3238)
BAB IV PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM 4.1 Proyeksi Jumlah Penduduk Proyeksi jumlah penduduk merupakan perkiraan jumlah penduduk di masa datang. Perhitungan proyeksi jumlah penduduk sangat penting dilakukan untuk memprediksikan kebutuhan air minum suatu wilayah dalam periode perencanaan. Dalam melakukan perhitungan harus memperhatikan perkembangan jumlah penduduk masa lampau, kecenderungannya, arah tata guna lahan, dan ketersediaan lahan untuk menampung perkembangan jumlah penduduk. Berikut ini beberapa metode statistik yang dapat digunakan untuk memprediksi laju pertumbuhan penduduk: 1. Metode Aritmatik 2. Metode Geometrik 3. Metode Eksponensial 4. Metode Logaritmik
4.1.1 Metode Aritmatika Metode ini didasarkan pada angka kenaikan penduduk rata-rata setiap tahunnya. Metode ini digunakan jika data berkala menunjukan jumlah penambahan yang relatif sama setiap tahunnya. Untuk lebih jelasnya perhitungan penduduk di kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan dengan mengunakan metode aritmatika dapat dilihat Tabel 4.1.
35000
Proyeksi Penduduk dengan Metode Aritmatika
30000 25000 20000
Penduduk Awal
15000
Linear (penduduk awal)
10000 5000 0
Gambar 4.1 Grafik Proyeksi Penduduk dengan Metode Aritmatika Samuel Mangihut (120407043) Widya Winanda (130407008)
Irmayanti (130407014) Dhia Darin Silfi (130407028)
IV - 1
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum ( RTL 3238) Tabel 4.1 Proyeksi Penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus dengan Metode Aritmatika Xi
Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 120
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Penduduk (Yi) 18027 18249 18471 20132 20421 20873 21505 22903 23100 23311 28517 29393 29684 29861 30038 354485
Yratarata
Xi2
Xi.Yi
Y'
1 18027 16692 4 36498 17683 9 55413 18675 16 80528 19666 25 102105 20658 36 125238 21649 49 150535 22641 64 183224 23632 23632,333 81 207900 24624 100 233110 25615 121 313687 26607 144 352716 27598 169 385892 28590 196 418054 29581 225 450570 30573 1240 3113497 354485,00
(Yi - Y')
(Yi -Y' )2
(Yi-Yrata)
1335,09 565,60 -203,89 465,62 -236,87 -776,35 -1135,84 -729,33 -1523,82 -2304,31 1910,20 1794,71 1094,22 279,73 -534,76 0,00
1782469,76 319906,05 41569,87 216805,53 56105,25 602726,72 1290141,70 531927,11 2322035,37 5309853,35 3648859,49 3220982,27 1197317,93 78249,41 285966,48 20904916,30
-5605,33 -5383,33 -5161,33 -3500,33 -3211,33 -2759,33 -2127,33 -729,33 -532,33 -321,33 4884,67 5760,67 6051,67 6228,67 6405,67 0,00
(Yi-Yrata)2
S
31419761,78 28980277,78 26639361,78 12252333,44 10312661,78 7613920,444 4525547,111 531927,1111 1866,59 283378,7778 103255,1111 23859968,44 33185280,44 36622669,44 38796288,44 41032565,44 296159197,3
R
0,96
Sumber : Data dan Perhitungan Tugas Besar PPBPAM, 2016
a = 15700 b = 991,49 Y = 15700 + 991,49 Xi
Samuel Mangihut (120407043) Widya Winanda (130407008)
Irmayanti (130407014) Dhia Darin Silfi (130407028)
IV - 2
IV-2
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum ( RTL 3238)
4.1.2 Metode Geometri Metode ini didasarkan pada rasio pertambahan penduduk rata-rata tahunan. Sering digunakan untuk memperkirakan data yang perkembangan melaju sangat cepat. Untuk lebih jelasnya perhitungan penduduk di kelurahan Tanah Enam Ratus dengan mengunakan geometri dapat dilihat pada tabel 4.2.
Proyeksi Penduduk dengan Metode Geometri 35000 30000 25000
Penduduk Awal
20000 Linear (penduduk awal)
15000 10000 5000
2014
2013
2012
2011
2010
2009
2008
2007
2006
2005
2004
2003
2002
2001
0
Gambar 4.2 Grafik Proyeksi Penduduk dengan Metode Geometri
Samuel Mangihut (120407043) Widya Winanda (130407008)
Irmayanti (130407014) Dhia Darin Silfi (130407028)
IV - 3
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum ( RTL 3238)
Tabel 4.2 Proyeksi Penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus dengan Metode Geometri Xi
Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 120
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Penduduk (Yi)
ln Xi
ln Xi2
ln Yi
ln Xi ln Yi
Y'
(Yi - Y' )
(Yi - Y')2
18027 18249 18471 20132 20421 20873 21505 22903 23100 23311 28517 29393 29684 29861 30038 354485
0 0,693 1,099 1,386 1,609 1,792 1,946 2,079 2,197 2,303 2,398 2,485 2,565 2,639 2,708 27,899
0 0,48 1,207 1,922 2,59 3,21 3,787 4,324 4,828 5,302 5,75 6,175 6,579 6,965 7,334 60,452
9,8 9,812 9,824 9,91 9,924 9,946 9,976 10,039 10,048 10,057 10,258 10,289 10,298 10,304 10,31 150,79
0 6,8 10,79 13,74 15,97 17,82 19,41 20,88 22,08 23,16 24,6 25,57 26,41 27,19 27,92 282,34
15475 18003 19669 20944 21989 22882 23665 24365 25000 25582 26120 26620 27090 27532 27949 352885
2552,28 246,22 -1197,96 -811,84 -1568,35 -2009,22 -2160,36 -1462,38 -1900 -2270,69 2397,46 2772,57 2594,33 2329,5 2088,69 1600,23
6514116,32 60622,81 1435117,54 659091,19 2459734,19 4036982,17 4667162,52 2138549,72 3610014,45 5156031,16 5747818,55 7687169,65 6730526,98 5426562,44 4362633,74 60692133,4
Yratarata
YiYrata
(Yi-Yrata)2
S
R
23632
-5605,33 -5383,33 -5161,33 -3500,33 -3211,33 -2759,33 -2127,33 -729,33 -532,33 -321,33 4884,67 5760,67 6051,67 6228,67 6405,67 0,00
31419761,7 28980277,7 26639361,7 12252333,4 10312661,7 7613920,44 4525547,11 531927,11 283378,78 103255,11 23859968,4 33185280,4 36622669,4 38796288,4 41032565,4 296159198
3175,99
0,89
Sumber : Data dan Perhitungan Tugas Besar PPBPAM, 2016
a = 9,6470 b = 0,2183 Y = EXP(9,6470+(0,2183 x ln Xi))
Samuel Mangihut (120407043) Widya Winanda (130407008)
Irmayanti (130407014) Dhia Darin Silfi (130407028)
IV - 4
IV-4
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum ( RTL 3238)
4.1.3 Metode Eskponensial Untuk lebih jelasnya perhitungan penduduk di kelurahan Tanah Enam Ratus dengan mengunakan metode eksponensial pada Tabel 4.3.
Proyeksi Penduduk dengan Metode Eksponensial
35000 30000 25000
Penduduk Awal
20000 Linear (penduduk awal)
15000
10000 5000 2014
2013
2012
2011
2010
2009
2008
2007
2006
2005
2004
2003
2002
2001
2000
0
Gambar 4.3 Grafik Proyeksi Penduduk dengan Metode Eksponensial
Samuel Mangihut (120407043) Widya Winanda (130407008)
Irmayanti (130407014) Dhia Darin Silfi (130407028)
IV - 5
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum ( RTL 3238) Tabel 4.3 Proyeksi Penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus dengan Metode Eksponensial Xi
Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 120
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Penduduk (Yi) 18027 18249 18471 20132 20421 20873 21505 22903 23100 23311 28517 29393 29684 29861 30038 354485
Xi2
ln Yi
1 9,80 4 9,81 9 9,82 16 9,91 25 9,92 36 9,95 49 9,98 64 10,04 81 10,05 100 10,06 121 10,26 144 10,29 169 10,30 196 10,30 225 10,31 1240 150,80
Xi ln Yi 9,80 19,62 29,47 39,64 49,62 59,68 69,83 80,31 90,43 100,57 112,84 123,46 133,88 144,26 154,65 1218,07
Y'
(Yi -Y' )
(Yi -Y' )2
17331 695,53 483755,12 18072 177,40 31469,98 18843 -372,34 138634,10 19648 483,97 234230,71 20487 -66,08 4366,56 21362 -488,96 239086,62 22274 -769,21 591685,66 23225 -322,41 103950,82 24217 -1117,24 1248219,47 25251 -1940,42 3765213,69 26330 2187,24 4784027,25 27454 1938,85 3759139,07 28627 1057,44 1118182,85 29849 11,97 143,20 31124 -1085,71 1178773,48 354095 390,02 17680878,56
Yi rata-rata (Yi -Yrata) (Yi -Yrata)2
23632
-5605,33 -5383,33 -5161,33 -3500,33 -3211,33 -2759,33 -2127,33 -729,33 -532,33 -321,33 4884,67 5760,67 6051,67 6228,67 6405,67 0,00
31419762 28980278 26639362 12252333 10312662 7613920,4 4525547,1 531927,11 283378,78 103255,11 23859968 33185280 36622669 38796288 41032565 296159197
S
R
16285,315 0,97
Sumber : Data dan Perhitungan Tugas Besar PPBPAM, 2016
a = 9,718 b = 0,0418 Y = EXP(9,718+(0,0418x Xi))
Samuel Mangihut (120407043) Widya Winanda (130407008)
Irmayanti (130407014) Dhia Darin Silfi (130407028)
IV - 6
IV-6
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum ( RTL 3238)
4.1.4 Metode Logaritma Untuk lebih jelasnya perhitungan penduduk di Kelurahan Tanah Enam Ratus dengan mengunakan metode logaritma dapat dilihat pada Tabel 4.4
Proyeksi Penduduk dengan Metode Logaritma 35000 30000 25000
Penduduk Awal
20000 Linear (penduduk awal)
15000 10000 5000 2014
2013
2012
2011
2010
2009
2008
2007
2006
2005
2004
2003
2002
2001
2000
0
Gambar 4.4 Grafik Proyeksi Penduduk dengan Metode Logaritma
Samuel Mangihut (120407043) Widya Winanda (130407008)
Irmayanti (130407014) Dhia Darin Silfi (130407028)
IV - 7
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum ( RTL 3238) Tabel 4.4 Proyeksi Penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus dengan Metode Logaritma Xi
Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 120
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Penduduk (Yi)
ln Xi
ln Xi2
18027 18249 18471 20132 20421 20873 21505 22903 23100 23311 28517 29393 29684 29861 30038 354485
0,000 0,693 1,099 1,386 1,609 1,792 1,946 2,079 2,197 2,303 2,398 2,485 2,565 2,639 2,708 27,899
0,00 0,48 1,21 1,92 2,59 3,21 3,79 4,32 4,83 5,30 5,75 6,17 6,58 6,96 7,33 60,45
Yi ln Xi
Y'
0,00 14203 12649,24 17717 20292,47 19772 27908,88 21231 32866,33 22362 37399,40 23287 41846,80 24068 47625,45 24745 50755,89 25342 53675,56 25876 68380,78 26360 73038,86 26801 76137,96 27207 78804,89 27582 81344,41 27932 702726,91 354485
(Yi-Y')
(Yi-Y')2
Yrata-rata (Yi-Yrata) (Yi-Yrata)2
3824,42 14626176,41 532,24 283276,75 -1301,43 1693711,13 -1098,94 1207676,70 -1941,26 3768478,83 -2413,61 5825501,26 -2563,13 6569659,63 -1842,12 3393422,27 -2242,27 5027781,89 -2565,44 6581471,96 2157,35 4654158,04 2592,21 6719560,66 2477,40 6137529,10 2278,68 5192402,27 2105,90 4434806,22 0,00 76115613,10
23632
-5605 -5383 -5161 -3500 -3211 -2759 -2127 -729 -532 -321 4885 5761 6052 6229 6406 0,00
31419762 28980278 26639362 12252333 10312662 7613920,4 4525547,1 531927,11 283378,78 103255,11 23859968 33185280 36622669 38796288 41032565 296159197
S
R
3561,73 0,86
Sumber : Data dan Perhitungan Tugas Besar PPBPAM, 2016
a = 14203 b = 5069,89 Y = 14203+(5069,89 x ln Xi)
Samuel Mangihut (120407043) Widya Winanda (130407008)
Irmayanti (130407014) Dhia Darin Silfi (130407028)
IV - 8
IV-8
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum ( RTL 3238)
4.1.5 Perbandingan Metode Proyeksi Penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus Perhitungan proyeksi penduduk akan diuraikan dalam keempat metode, yang akan dibandingkan satu sama lainnya untuk memperoleh metode yang terbaik untuk memproyeksikan penduduk. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Tabel 4.5 Tabel 4.5 Proyeksi Penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus No
Tahun
Penduduk
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
18027 18249 18471 20132 20421 20873 21505 22903 23100 23311 28517 29393 29684 29861 30038
Aritmatika 18027 18249 18471 20132 20421 20873 21505 22903 23100 23311 28517 29393 29684 29861 30038 31564 32556 33547 34539 35530 36522 37513 38505 39496 40488 41479 42471
Proyeksi Penduduk Geometri Eksponensial 18027 18027 18249 18249 18471 18471 20132 20132 20421 20421 20873 20873 21505 21505 22903 22903 23100 23100 23311 23311 28517 28517 29393 29393 29684 29684 29861 29861 30038 30038 28346 32453 28724 33839 29084 35284 29430 36791 29761 38362 30080 40000 30387 41708 30683 43489 30969 45346 31247 47283 31515 49302 31776 51407
Logaritma 18027 18249 18471 20132 20421 20873 21505 22903 23100 23311 28517 29393 29684 29861 30038 28259 28567 28856 29131 29391 29638 29874 30099 30315 30522 30721 30912
Sumber : Data dan Perhitungan Tugas Besar PPBPAM, 2016
Samuel Mangihut (120407043) Widya Winanda (130407008)
Irmayanti (130407014) Dhia Darin Silfi (130407028)
IV - 9
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum ( RTL 3238)
Proyeksi Penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus 60000 50000 40000 ARITMATIKA 30000
GEOMETRI EKSPONENSIAL
20000
LOGARITMA 10000
0
Gambar 4.5 Grafik Proyeksi Penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus
4.1.6 Pemilihan Metode Proyeksi Penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus Metode proyeksi yang dipilih adalah metode eksponensial. Untuk lebih jelasnya, nilai koefisien korelasi (R) dan nilai standar deviasi (S) masing-masing metode proyeksi penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus dapat dilihat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6 Pemilihan Metode Proyeksi Metode Proyeksi Aritmatika Geometri Eksponensial Logaritma
Nilai S 1866,59 3175,99 16285,315 3561,73
Nilai R 0,96 0,89 0,97 0,86
Sumber : Data dan Perhitungan Tugas Besar PPBPAM, 2016
Proyeksi jumlah penduduk dari keempat metode yang dipakai dapat dilihat bahwa metode eksponensial memiliki nilai R yang paling mendekati 1 yaitu 0,97
Samuel Mangihut (120407043) Widya Winanda (130407008)
Irmayanti (130407014) Dhia Darin Silfi (130407028)
IV - 10
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum ( RTL 3238)
4.2 Proyeksi Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial Proyeksi fasilitas umum dan sosial digunakan untuk menentukan kebutuhan air non domestik. Proyeksi dilakukan dengan mengacu kepada karakteristik wilayah perencanaan. RTRW yang telah ditetapkan dan standar pendukung untuk setiap fasilitas umum dan fasilitas sosial yang telah diciptakan Ditjen Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum. Adapun fasilitas umum dan fasilitas sosial terdiri dari sebagai berikut: 1. Fasilitas pendidikan; 2. Fasilitas peribadatan; 3. Fasilitas kesehatan; 4. Fasilitas perdagangan dan jasa; 5. Kegiatan industri.
Tabel 4.7 Asumsi Penambahan Fasilitas Kota No 1
2
3
4 5
6
Jenis Fasilitas Pendidikan - TK - SD - SMP - SMA Peribadatan - Mesjid - Mushollah Kesehatan - Posyandu - Praktek Dokter - Praktek Bidan Industri - Industri Kecil Perdagangan - Toko - Rumah Makan - Mall - Minimarket/swalayan Lain-Lain - Bengkel Mobil - Bengkel Sepeda Motor - Doorsmeer
Tahun Sebelum Proyeksi
Tahun 2026
Keterangan
2 7 1 1
3 8 2 2
100 jiwa/unit 600 jiwa/unit 800 jiwa/unit 800 jiwa/unit
5 13
6 14
400 jiwa/unit 100 jiwa/unit
10 4 10
10 5 11
5 tt/unit 3 tt/unit 2 tt/unit
7
9
300 m2/unit
1 1 1 1
20 6 1 3
50 m2/unit 50 m2/unit 700 m2/unit 300 m2/unit
1 7 7
5 14 14
200 m2/unit 30 m2/unit 200 m2/unit
Sumber : Data dan Perhitungan Tugas Besar PPBPAM, 2016
Samuel Mangihut (120407043) Widya Winanda (130407008)
Irmayanti (130407014) Dhia Darin Silfi (130407028)
IV - 11
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum ( RTL 3238)
4.3 Proyeksi Kebutuhan Air Untuk memproyeksi kebutuhan air bersih untuk daerah perencanaan, diperlukan standar kebutuhan air bersih, hasil proyeksi penduduk, dan hasil proyeksi jumlah fasilitas umum serta fasilitas sosial, dan jenis peruntukan pemakaian air bersih. Faktor-faktor yang akan mempengaruhi proyeksi kebutuhan air antara lain: 1. Pertambahan jumlah penduduk 2. Tingkat sosial ekonomi penduduk 3. Keadaan iklim daerah setempat 4. Rencana daerah pelayanan dan perluasannya. Berikut ini akan dibahas standar kebutuhan air bersih dan peruntukan pemakaian air bersih yang terbagi menjadi 2, yaitu: 1. Pemakaian untuk kebutuhan domestik/rumah tangga 2. Pemakaian untuk kebutuhan non domestik
4.3.1 Kebutuhan Air Domestik Standar penyediaan air domestik ditentukan oleh jumlah konsumen domestik yang dapat diketahui dari data penduduk yang ada. Standar penyediaan kebutuhan air domestik ini meliputi minum, mandi, masak, dll. Kecenderungan meningkatnya kebutuhan dasar air ditentukan oleh kebiasaan pola hidup masyarakat setempat dan didukung oleh kondisi sosial ekonomi. Pemenuhan kebutuhan air domestik dilakukan dengan dua cara, yaitu sambungan rumah dan hidran umum.
SR : HU = 80 : 20
Standar kebutuhan air minum: o Sambungan Rumah
: 190 L/org/h
o Hidran Umum
: 30 L/org/h Tabel 4.8 Standar Kebutuhan Air Bersih Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk
No.
Uraian
Satuan
Kota Sedang
Kota Kecil
Pedesaan
100.000 – 500.000
20.000 – 100.000
3.000 – 20.000
1.
Kosumsi Unit Sambungan Rumah
Liter/o/h
100 – 150
100 – 130
90 – 100
2.
Kosumsi Unit Hidran Umum
Liter/o/h
30
30
30
Samuel Mangihut (120407043) Widya Winanda (130407008)
Irmayanti (130407014) Dhia Darin Silfi (130407028)
IV - 12
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum ( RTL 3238) Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk No.
Uraian
Satuan
Kota Sedang
Kota Kecil
Pedesaan
100.000 – 500.000
20.000 – 100.000
3.000 – 20.000
3.
Kosumsi Unit Non Domestik Terhadap Kosumsi Domestik
%
25 – 30
20 – 25
10 – 20
4.
Kehilangan Air
%
15 – 20
15 – 20
15 – 20
5.
Faktor Hari Maksimum
1,1 – 1,25
1,1 – 1,25
1,1 – 1,25
6.
Faktor Jam Puncak
1,5 – 2,0
1,5 – 2,0
1,5 – 2,0
7.
Jumlah Jiwa per SR
Jiwa
6
6
6
8.
Jumlah Jiwa per HU
Jiwa
100 – 200
100 – 200
100 – 200
9.
Jam Operasi
Jam
24
24
24
10.
SR/HU
%
80 – 20
70 – 30
70 – 30
Sumber: Kimpraswil, 2003
Tabel 4.9 Konsumsi Air Bersih
Kategori Kota
Jumlah Penduduk
Sambungan
Sambungan
Rumah
Umum
(L/org/hari)
(L/org/hari)
Kehilangan Air
Metropolitan
> 1.000.000
190
30
20 %
Kota Besar
500.000 – 1.000.000
170
30
20 %
Kota Sedang
100.000 – 500.000
150
30
20 %
Kota Kecil
20.000 – 100.000
130
30
20 %
IKK
< 20.000
100
30
20 %
Sumber: Kebijaksanaan Operasional Program Air Bersih, Direktorat Jenderal Cipta Karya, DPU
4.3.2 Kebutuhan Air Non Domestik Standar penyediaan air non domestik ditentukan oleh banyaknya konsumen non domestik yang meliputi fasilitas seperti perkantoran, kesehatan, industri, komersial, umum, dan lainnya. Kosumsi non domestik terbagi menjadi beberapa kategori yaitu: a. Umum, meliputi: tempat ibadah, rumah sakit, sekolah, terminal, kantor, dan lain sebagainya. b. Komersil, meliputi: hotel, pasar, pertokoan, rumah makan, dan sebagainya. c. Industri, meliputi: peternakan, industri, dan sebagainya.
Samuel Mangihut (120407043) Widya Winanda (130407008)
Irmayanti (130407014) Dhia Darin Silfi (130407028)
IV - 13
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum ( RTL 3238) Tabel 4.10 Kebutuhan Air Konsumen Non Domestik Kategori Masjid
25 – 40 L/orang/hari
Gereja
5 – 15 L/orang/hari
Terminal
15 – 20 L/orang/hari
Sekolah
15 – 30 L/orang/hari
Rumah Sakit
220 – 300 L/tempat tidur/hari
Kantor
25 – 40 L/orang/hari
Peternakan
10 – 35 L/ekor/hari
Industri Umum
0,4 –l L/det /Ha
Bioskop
10 – 15 L/kursi/hari
Hotel
80 – 120 L/orang/hari
Rumah Makan
65 – 90 L/meja/hari
Pasar/Toko
5 L/m2/hari
Umum
Industri
Komersil
Kebutuhan Air
Sumber: Ir. Sarwoko, “Penyediaan Air Bersih”
4.3.3 Kebutuhan Air di Kelurahan Tanah Enam Ratus 4.3.3.1 Kebutuhan Air Domestik AdapunProyeksiKebutuhan Air Minum pada tahun 2016 untuk sektor domestik di KelurahanTanah Enam Ratus sebagaiberikut: Tabel 4.11 Kebutuhan Air Domestik Kelurahan Tanah Enam Ratus No. I. 1 2 II.
1 2 3 4 5 6 1 2 3
Uraian JUMLAH PENDUDUK TERLAYANI Jumlah Penduduk Pelayanan Jumlah Penduduk yang akan dilayani 80% KEBUTUHAN AIR MINUM DOMESTIK Kebutuhan Ait untuk Sambungan Rumah Rencana Tingkat Pelayanan Asumsi Jumlah Orang per Rumah Penduduk yang akan dilayani Jumlah Sambungan Rumah Tingkat Pemakaian Air Minum Kebutuhan Air Minum Hidran Umum Jumlah penduduk terlayani 20% Tingkat Pemakaian Air Minum Kebutuhan Air Minum Total Domestik
Satuan
Tahun 2016
2026
Jiwa
33.839 27.071
51.407 41.126
% Jiwa Jiwa Unit ltr/org/hr ltr/det
80 5 21.657 4.331 120 30,08
80 5 32.900 6.580 120 45,70
Jiwa ltr/org/hr ltr/det ltr/det
6.768 30 2,35 32,43
10.281 30 3,57 49,27
Sumber : Data dan Perhitungan Tugas Besar PPBPAM, 2016
Samuel Mangihut (120407043) Widya Winanda (130407008)
Irmayanti (130407014) Dhia Darin Silfi (130407028)
IV - 14
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum ( RTL 3238)
4.3.3.2 Kebutuhan Air Non Domestik AdapunProyeksiKebutuhan Air Minumpada sektor non domestik di KelurahanTanah Enam Ratus sebagaiberikut: Tabel 4.12 Kebutuhan Air Non Domestik Kelurahan Tanah Enam Ratus No
Jenis Fasilitas
1
Pendidikan - TK - SD - SMP - SMA Peribadatan - Mesjid - Mushollah Kesehatan - Posyandu - Praktek Dokter - Praktek Bidan Industri - Industri Kecil Perdagangan - Toko - Rumah Makan - Mall - Minimarket/swalayan Lain-Lain - Bengkel Mobil - Bengkel Sepeda Motor - Doorsmeer
2
3
4 5
6
Jumlah Unit Tahun 2026
Standar Kebutuhan Air
Total Kebutuhan Air
3 8 2 2
30 L/orang/hari 30 L/orang/hari 30 L/orang/hari 30 L/orang/hari
9000 l/hari 144000 l/hari 48000 l/hari 48000 l/hari
6 14
30 L/orang/hari 30 L/orang/hari
72000 l/hari 42000 l/hari
10 5 11
220 L/tt/hari 220 L/tt/hari 220 L/tt/hari
11000 l/hari 3300 l/hari 4840 l/hari
9
0,7 L/det/Ha
0,189 l/detik
20 6 1 3
5 L/m2/hari 5 L/m2/hari 30 L/m2/hari 5 L/m2/hari
5000 l/hari 1500 l/hari 21000 l/hari 4500 l/hari
5 14 14
10 L/m2/hari 10 L/m2/hari 300 L/m2/hari
10000 l/hari 4200 l/hari 840000 l/hari
Sumber : Data dan Perhitungan Tugas Besar PPBPAM, 2016
Adapun rekapitulasiproyeksikebutuhan air minum di KelurahanTanah Enam Ratus sebagaiberikut: Tabel 4.13Rekapitulasi Kebutuhan Air di Kelurahan Tanah Enam Ratus No.
Uraian
Satuan
Kebutuhan Air
1 2
Kebutuhan Air Domestik Kebutuhan Air Minum Non Domestik Total Kebutuhan Domestik dan Non Domestik Kehilangan Air 20% Kebutuhan Rata-rata Kebutuhan Maximum 1,1 x kebutuhan rata-rata Kebutuhan Puncak 1,5 x kebutuhan rata-rata TOTAL KEBUTUHAN AIR MINUM
ltr/det ltr/det ltr/det
49,27 14,87 64,14
ltr/det ltr/det ltr/det
12,83 76,96 84,66
ltr/det
126,99
ltr/det
139,81
I ii iii iv v
Sumber : Data dan Perhitungan Tugas Besar PPBPAM, 2016
Samuel Mangihut (120407043) Widya Winanda (130407008)
Irmayanti (130407014) Dhia Darin Silfi (130407028)
IV - 15
BAB V PERHITUNGAN DESAIN TEKNIS
5.1 Umum Kota Medan adalah kota yang padat penduduk dengan populasi jiwa mencapai kurang lebih 2 juta jiwa dengan pelayanan
mencapai 100%. Guna mencapai pelayanan 100%
khususnya pada Kelurahan Tanah Enam Ratus, maka akan dibangun unit pengolahan air minum. Sungai yang menjadi air baku adalah sungai Deli setelah dilakukan sampling di lapangan maka didapatkan data sebagai berikut: Debit air sungai Deli kurang lebih 234000 m3/jam Lebar sungai 18 m dan kedalaman rata-rata4,6 m. kondisi tebing didaerah sungai jarang longsor walaupun pada musim hujan. Hasil analisa kualitas air baku dapat dilihat pada Tabel 5.1. Tabel 5.1 Kualitas Air Baku Sungai Deli No 1 2 3
Parameter Analisis Fisika Bau TDS TSS
Kimia 1 pH 2 Fe 3 Mn Sumber: Analisa, 2016
Satuan
Hasil
mg/l mg/l
Tidak berbau 500 50
mg/l mg/l
5,95 3,2 1,4
Dari karakter sungai belawan dan hasil analisa diatas, diketahui bahwa konsentrasi besi melewati baku mutu. Oleh karena itu, diperlukan unit pengolahan air tambahan berupa penambahan Klorin pada air baku sebelum masuk ke proses Koagulasi untuk menurunkan kadar besi dan Mangan pada air. Maka akan direncanakan bangunan pengolahan air minum mulai dari intake tipe tower intake, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, desinfeksi, netralisasi untuk menaikkan pH dan reservoir. Untuk lebih jelasnya, susunan unit pengolahan yang akan dibangun dapat dilihat pada Diagram 5.1.
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
Sungai
Penyisihan Logam
Intake
Koagulasi
Flokulasi
Sedimentasi
Filtrasi Daerah Pelayanan
Reservoir
netralisasi
Desinfeksi
Diagram 5.1 Skema Bangunan Pengolahan Air Minum
Dengan jumlah penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus pada tahun 2026 sebanyak 51407 jiwa, dari perhitungan pada bab sebelumnya didapat: Qrata-rata = Qdomestik nondomestik + Kehilangan air 20% = 64,14 l/det + 12,83 l/det = 76,96 l/det Qmax
= 1,1 x Qrata-rata = 1,1 x 76,96 l/det = 84,66 l/det = 0,08466 m3/detik
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
V- 2
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
5.2 Perhitungan Desain Teknis 5.2.1
Intake
Intake Tower Bar Screen Kriteria Desain (Susumu Kawamura, 1991): Saringan yang digunakan Bell Mouth; Diameter batang (w)
= 5 – 19 mm
Jarak antar batang (b)
= 5 – 7,5 mm
Kecepatan aliran air saat melewati bar
= 0,1 – 0,6 m/detik
Letak pintu air
= 0,6 m dari dasar;
Jarak vertical antar pintu air
= 3 – 4,5 m.
Kriteria perencanaan; Q maks
= 0, 08466 m3/det;
Kecepatan aliran air, v
= 0,4 m/det;
Jarak antar batang (b)
= 6 mm = 0,006 m
Lebar pintu (L)
=3m
Diameter batang (w)
= 10 mm = 0,01 mm
Saringan Bell Mouth Kriteria Desain (Al-layla, 1978): Kecepatan air melalui lubang saringan(vLs) = (0,15 – 0,3) m/det Diameter bukaan lubang(dbL)
= 6 – 12 mm
Gross area / luas total saringan
= 2 x luas efektif saringan
Kriteria perencanaan; Kecepatan air melalui lubang saringan(vLs) = 0, 3 m/det; Diameter bukaan lubang(dbL)
= 10 mm;
Gross area / luas total saringan
= 2 x luas efektif saringan
Tabel 5.2 Perhitungan Bar Screen dan Bell Mouth Parameter
Rumus
Perhitungan
Lebar pintu (L)
Hasil
Satuan
3
M
187,13 = 187
Batang
Bar Screen Jumlah Batang (n)
L = n.w + (n+1)b
3 = (n × 0,01) +
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
V- 3
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238) (n+1)10,006 Lebar bukaan total (L’) Ac Cek kecepatan pada aliran batang
L’ = L – n.w
L’ = 3 – (187 x 0,01)
1,13
M
Ac = L’ x t
Ac = 1,13 x 1
1,13
m2
v=
m/det
𝑄 𝐴𝑐
v=
0,08466 𝑚 3 /𝑑𝑒𝑡 1,13
0,076< 0,6
𝑄 𝑣
A=
0,08466 𝑚 3 /𝑑𝑒𝑡 0,4
0,21165
m2
𝜋 0,012 4
7,85 x 10−5
m2
OK
Saringan Bell Mouth Luas efektif area (A) Luas area semu (A’) Jumlah lubang pada saringan (n) Gross Area
A= A’ = n=
𝜋 𝑑2 4
A’ =
𝐴 𝐴′
n=
A = 2 x luas
0,21165 7,85 x 10 −5
A = 2 × 0,1135
efektif
2696,18= 2697 0,227
buah m2
Sumber : Data dan Perhitungan PPBPAM, 2016
Pipa Air Baku Kriteria Desain (Al-layla, 1978): Kecepatan air dalam pipa air baku
= (0,6 – 1,5) m/det
Pipa air baku satu buah, diletakkan pada jarak 70 cm dibawah muka air minimum; Kriteria perencanaan; Qmaks
= 0,08466 m3/det;
Kecepatan air dalam pipa air baku
= 1,1 m/det
Pipa Air Hisap Kriteria Desain (Al-layla, 1978): Kecepatan air di pipa hisap
= (1 – 1,5) m/det
Beda tinggi dari muka air minimum ke pusat pompa ≤ 3,7 m; Jika muka air ˃ dari muka air minimum, maka jarak pusat pompa ke muka air minimum ˂ 4 m Kriteria perencanaan; Qmaks
= 0,08466 m3/det;
Kecepatan air di pipa hisap
= 1,1 m/det
Karena kecepatan pipa hisap dan pipa air baku yang ditetapkan sama, maka diameter pipa hisap dan air baku sama. Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
V- 4
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
Tabel 5.3 Perhitungan Pipa Air Baku Parameter Luas penampang pipa (A) Diameter pipa (d)
Rumus A=
Perhitungan
𝑄 𝑣
A=
4×𝐴
d=
0,08466 𝑚 3 /𝑑𝑒𝑡 1,1 𝑚/𝑑𝑒𝑡 4 × 0,077
d=
𝜋
𝜋
D pasaran
Hasil
Satuan
0,077
m2
0,313 = 0,31
m
350
mm
0,096
m2
0,88
m/det
Cek perhitungan Luas penampang pipa menjadi Kecepatan (v)
A=
𝜋 𝑑2 4
v=
A=
𝑄
v=
𝐴
𝜋 0,35 2 4
0,08466 𝑚 3 /𝑑𝑒𝑡 0,096 𝑚 2
(0,6 – 1,5
Kriteria desain
m/det)
OK
Sumber : Data dan Perhitungan PPBPAM, 2016
Sumur Pengumpul Kriteria Desain (al-layla, 1978): Minimal terdiri dari dua sumur pengumpul; Waktu detensi (td) minimal 20 menit = 1200 detik; Jarak dasar sumur dari muka air minimum 1,52 m; Tinggi foot valve dari dasar sumur 0,6 m; Tebal dinding dan sumur dan lantai 20 cm Freeboard 0,5 m Debit maksimum 0,08466 m3/det Kemiringan dasar sumur 10 – 20% Sumur pengumpul dilengkapi engan flow meter; Dasar sumur minimum 1 m dibawah permukaan sungai; Kriteria Perencanaan Waktu detensi (td)
= 1200 det
Q maks
= 0, 08466 m3/det;
Muka air maksimum
= 5,5 m
Muka air maksimum
=4m
Jarak dasar sumur dari muka air minimum
= 1,52 m
Jarak dasar sumur dari muka air maksimum = 0,48 m Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
V- 5
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
Freeboard
= 0,5 m Tabel 5.4 Perhitungan Sumur Pengumpul
Parameter
Rumus
Perhitungan
Hasil
Satuan
0,0423
m3/det
50,79 ≈ 51
m3
3,02
m
16,88
m2
4,11
m
3
m
4
m
350
mm
0,0282
m2
0,189
m
200
mm
𝜋 0,22 4
0,031
m2
0,0423 𝑚 3 /𝑑𝑒𝑡 0,031 𝑚 2
1,364
m/det
Jumlah bak 2 buah Debit (Q) Volume (V)
Q=
𝑄 2
V = Q × td
0,08466 𝑚 3 /𝑑𝑒𝑡 2
Q=
V = 0,0423 m3/det × 1200 det
He = (m.a max – Kedalaman efektif
m.a min + jarak
He = 5,5 m – 4 m + 1,52
(HE)
dasar sumur ke
m
m.a min) Luas dasar (As) Dimensi dasar sumur
As =
𝑉 𝐻𝑒
s = 𝐴𝑠
51 𝑚 3 3,02 𝑚
v=
s = 16,88 m2
Panjang = lebar t = He + jarak Tinggi (t)
muka tanah
t = 3,02 m + 0,48 m + 0,5
dengan m.a max +
m
freeboard Pipa outlet = Dair baku Pipa Penguras Luas penampang pipa (A) Diameter pipa (d)
A=
𝑄 𝑣
4×𝐴 𝜋
d=
A=
0,0423 𝑚 3 /𝑑𝑒𝑡 1,5 𝑚 /𝑑𝑒𝑡 4 × 0,0282 𝑚 2 𝜋
d=
D pasaran Cek perhitungan Luas penampang pipa (A) Kecepatan (v)
A=
𝜋 𝑑2 4
v=
𝑄 𝐴
A= A=
Sumber : Data dan Perhitungan PPBPAM, 2016
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
V- 6
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
Intake Kriteria Desain (Susumu Kawamura, 1991): Tebal dinding dan lantai 20 cm Jenis pompa yaitu sentrifungal, yang terdiri dari dua buah. Satu beroperasi, satu lagi sebagai cadangan Dilengkapi dengan rumah pompa Puncak intake berada 1,5 m di atas muka air maksimum
Transmisi Kriteria Desain (al-layla, 1978): Kecepatan air
= 0,6 – 1,2 m/det;
Tekanan di dalam pipa
= 1,8 – 2,8 kg/cm2;
Tekanan di dalam pipa untuk pemadam kebakaran = 4,2 kg/cm2; Tekanan di dalam pipa untuk wilayah komersil
= 5,3 kg/cm;
Tebal tanah penutup untuk pipa di bawah jalan raya = min 90 cm; Tebal tanah penutup untuk pipa di bawah trotoar
= min 75 cm.
Kriteria Perencanaan Q maks
= 0, 08466 m3/det;
Kecepatan pipa transmisi, v = 1,1 m/det
Tabel 5.5 Perhitungan Pipa Transmisi Parameter Luas penampang pipa (A) Diameter pipa (d)
Rumus A=
𝑄 𝑣
4×𝐴 𝜋
d=
Perhitungan
Hasil
Satuan
0,077
m2
0,31
m
350
mm
𝜋 0,35 2 4
0,096
m2
0,08466 𝑚 3 /𝑑𝑒𝑡 0,096 𝑚 2
0,88
m/det
A=
0,08466 𝑚 3 /𝑑𝑒𝑡 1,1 𝑚 /𝑑𝑒𝑡
d=
4 × 0,077 𝑚 2 𝜋
D pasaran Cek perhitungan Luas penampang pipa menjadi Kecepatan (v)
A=
𝜋 𝑑2 4
v=
𝑄 𝐴
A= V=
0,6 – 1,2 m/det
OK
Sumber : Data dan Perhitungan PPBPAM, 2016
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
V- 7
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
Pompa Hisap Intake Kriteria Desain (Al-Layla, 1978): Faktor gesekan pipa
= 0,03 ;
Konstanta pipa masuk
= 0,5;
Konstanta pipa keluar
= 1;
Konstanta Bend 90°
= 0,7;
Konstanta Tee
= 1,5;
Konstanta valve
= 0,2;
Jarak dari pompa ke IPA
= 600 m
Jumlah pompa 2 (dua) buah; satu beroperasi, satu lagi cadangan. Kriteria Perencanaan: Diameter pipa tekan, Dd
= 0,2 m
Diameter pipa hisap, Ds
= 0,2 m
Kecepatan air di pipa tekan, vd= 1,2 m/det Kecepatan air di pipa hisap,vs = 1,2 m/det Q maks
= 0, 08466 m3/det; 5,0796 m3/men
𝛾
= 1 kg/L
Konstanta pipa masuk
= 0,5;
Konstanta pipa keluar
= 1;
Konstanta Bend 90°
= 0,7;
Konstanta Tee
= 1,5;
Konstanta valve
= 0,2;
Jarak dari pompa ke IPA
= 600 m
ῆ
= 75%
Sisa tekan
=5m
Perhitungan Head Pompa Intake Hfd1 : kerugian gesek dari pompa ke muka air di intake Hfd1 : kerugian gesek dari pompa ke muka air di intake Hfd1 = =
𝑓𝐿𝑉𝑑 2 2𝑔𝐷𝑑 0,03 × 6 𝑚 × (1,2 𝑚/𝑑𝑒𝑡 )2 2 ×9,81
𝑚 ×0,2 𝑑𝑒𝑡 2
= 0,066 m Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
V- 8
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
Hfd2 = =
𝑓𝐿𝑉𝑑 2 2𝑔𝐷𝑑 0,03 ×(600+6 𝑚) × (1,2 𝑚/𝑑𝑒𝑡 )2 2 ×9,81
𝑚 ×0,2 𝑑𝑒𝑡 2
= 6,671m Hmd
= Hmd Bend + Hmd valve + Hmd Tee 𝑣2
= K.Bend 90 2𝑔 + K. valve = 0,7 ×
(1,2 𝑚/𝑑𝑒𝑡 )2 2 ×9,81
+ 0,2 ×
𝑣2
𝑣2
+ K. Tee 2𝑔 2𝑔 (1,2 𝑚/𝑑𝑒𝑡 )2 2 ×9,81
+ 1,5 ×
(1,2 𝑚/𝑑𝑒𝑡 )2 2 ×9,81
= 0,176 m Ht
= 0,066m + 6,671m + 0,176m = 6,913 m
5.2.2
Koagulasi
Kriteria Desain (Susumu Kawamura, 1991): Menggunakan system hidrolis (terjunan) dengan persamaan Thomson sudut 90° Rentang Gradien (G) = 200 – 1200 /det Detention time, td
= 30 – 120 det
Viskositas kinematis (v)
= 0,8975 × 10−6 m2/det
Konsentrasi Koagulan
= 5 – 50 mg/L
Kriteria perencanaan; Detention time, td
= 60 det
Konsentrasi Koagulan
= 30 mg/L
Debit (Q maks)
= 0, 8466 m3/det;
Gaya gravitasi
= 9,81 m2/det
Direncanakan 2 bak dengan masing masing Q = 0,04233m3/det Tinggi bak
=1m
Perbandingan P : L
=2:1
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
V- 9
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238) Tabel 5.6 Perhitungan Koagulasi Parameter
Rumus
Perhitungan
Hasil
Satuan
0,245
m
211,27
/det
2,6
m3
1
m
2,6
m2
Koagulasi Headloss Cek nilai G Volume
Q = 1,417 G=
5
0,04233= 1,417
2
5
m2
𝑔 × 𝑣 × 𝑡𝑑
d=
9,81 det ×0,245 𝑚
0,8975 ×10 −6 m2
𝑑𝑒𝑡 × 60𝑑𝑒𝑡
3
V = Q × td
V = 0,04233 m /det × 60 det
Tinggi bak, h Luas
A=
2
𝑉
A=
2,6𝑚3 1𝑚
Lebar
A = 2 × 𝐿2
2,6 = 2 × 𝐿2
1,15
m
Panjang
P=2×𝐿
P = 2 × 1,15
2,3
m
61,5
dtk
td =
td
𝑉 𝑄
td =
2,6 0,04233
Sumber : Data dan Perhitungan PPBPAM, 2016
5.2.3
Flokulasi
Kriteria desain dan Desain Perencanaan
Flokulasi dalam 3 kompartmen: Tabel 5.7 nilai G dan td Kompartmen 1 2 3
G (/dt) 20 15 10
Td (detik) 360 400 440
Sumber: Asumsi dan Kriteria Desain
Panjang bak direncanakan 10 m
td = (120-1200) detik
Debit Pengolahan (Qmaks) = 0,08466 m3/det
f = 0,03
h=1m
td = 1200 det
μ = 0,000985 kg/m.det
ρ = 998,2 kg/m3
Perhitungan Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
V- 10
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
Total Volume (Vtotal) Vtotal = Qmaks x td = 0,08466 m3/det x 1200 det = 101,6 m3 Lebar Bak (L) L
= V / (Pxh) = 101,6 m3/ (10 x 1 m) = 10,16 m
Lebar tiap kompartmen (l) l
= L/n = 101,6 m / 3 = 3,386 m
Perhitungan masing-masing kompartmen menggunakan persamaan dibawah ini: Jumlah baffle (n) 2 𝑥 𝜇 𝑥 𝑡𝑑
𝑥𝑃𝑥𝐺
n ={ 𝜌(1,44+𝑓) 𝑥 ( 𝑄𝑚𝑎𝑘𝑠 )2}1/3 Jarak antar baffle = P/n Small opening = 5% x jarak antar baffle Headloss (HL) HL =
𝜇 𝑥 𝑡𝑑 𝑥 𝐺^2 𝜌𝑥𝑔
Hasil perhitungan untuk masing masing kompartmen: Tabel 5.8 Perhitungan Flokulasi Hitungan
1 Jumlahbaffle (buah) 20,31 ≈21 Jarakantar baffle (m) 0,476 ≈ 0,5 Small Opening (m) 0,025 ≈ 0,025 Headloss(m) 0,0015 Sumber: Perhitungan PPBPAM, 2016
Kompartmen 2 17,37 ≈18 0,555 ≈ 0,5 0,025 ≈ 0,025 0,0009
3 13,71 ≈ 14 0,714 ≈ 0,7 0,035≈ 0,035 0,0004
Headloss total = 0,0015 + 0,0009 + 0,0004 = 0,0028 m 5.2.4
Sedimentasi
Kriteria Desain:
Vd, Surface loading (Q/A)
= 20-80 m3/hari/m2 (= 2,3x10-4-9,3x10-4 )m/det
Tinggi bak (h)
= (3-4) m
Waktu pengendapan (td)
= (2-4 jam)
Panjang : lebar
= (4:1)-(6:1)
Bilangan Reynold (Re)
=< 2000
Bilangan Froude (Fr)
=≥ 10-5
Lebar tube settler (w)
= 5-10 cm
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
V- 11
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
Kandungan lumpur
= 0,5%-2%
Efisiensi penyisihan
= 80%
Weir loading
= 3,472 x 10-3 m3/det
Kecepatan aliran pada saluran pelimpah = 0,6 m/det
Bak Pengendap (Clarifier) Kriteria perencanaan
Tinggi bak
=3m
Suhu
= 10 0C
Debit tiap bak sedimentasi
= 0,8466 m3/detk
Viskositas kinematis,
= 1,31 x 10–6 m2/dtk
Tinggi tube (Htube)
= 0,5 m
Lebar tube (w)
= 0,05 m
Tebal tube
= 2,5 x 10–3 m
Panjang tube total adalah 80% dari panjang total bak sedimentasi.
E
C
w
w’
pipa .a maks
D
H
vo A
Gambar 5.1 Tube Settler B
Perhitungan Hasil perhitungan dimensi bak sedimentasi dapat dilihat pada tabel 5.9 berikut. Tabel 5.9 Perhitungan Dimensi Bak Sedimentasi Rumus & Perhitungan Hasil
Parameter
Satuan
Dari grafik dengan performance very good dan n = 1/8, didapatkan to/td = 1,8 Vo
v
to
td
vo
vo = 1,8 x 2,3 x 10-4
m/detk
1,59 x 10–3
m/detk
Q A w
0,05 0,5 0,866 sin θ 0,866 0.5 Q sin θ cos θ vα v 2,3x10 4 A w 0,05 tgθ 1,732 sin θ 0,866 H
4,14 x 10–4
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
V- 12
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
Tube Settler Luas tube
A
53,24
m2
53,24 4
3,65
M
P = 4 x 3,65
14,6
M
0,06
M
243
Buah
61
Buah
0,0125
M
15,17
< 2000...OK
4,54 x 10–3
>10-5...OK
3,50
<18...OK
0,08466 53,24
0,006
m/det
0,0032 6,93
4,62 x 10–4
OK
vo = 1,8 x 4,62 x 10–4
8,32 x 10–4
m/det
4,61
<18...OK
Q v
A
0,08466 1,59 x10 3
Dimensi tube dimana p : l = 4 : 1 A 4
Lebar tube
L
Pjg tube
P=4xL
Lebar efektif tube (w')
w'
Jmlh tube pd sisi panjang
w
P
R
nP
w'
L
nL
Jari – jari hidrolis (R)
w'
sin
nP
Jumlah tube pada sisi lbr
L
nL
w'
luasbasah
R
kllbasah
0,05 sin
14,6 0,06
3,65 0,06
( 0,05 x 0,05) ( 4 x 0,05)
Cek perhitungan Bilangan Reynold
NR e
Bilangan Froude
NFr
v R v
Cek terhadap Q/A
Vo
Ktrl scouring
v
NFr
gR
Ktrl v< 18 vo scouring Cek jika salah satu bak dikuras v
NRe
v
Luas tube total
w
sin sin cos Q v A w tg sin
to
td
vo
0,00159 9,81 x 0,0125
1,59 x 10–3 / 4,54 x 10–4
Q
H
0,00159 x 0,0125 1,31x 10 6
Q A
Q A
v< 18 vo
0,006 / (1,3 x 10–3)
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
V- 13
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238) Cek thd bil. Reynold
NR e
Cek thd bil. Frounde
NFr
vαR υ
N Re
0 ,006 x 0 ,0125 1,31 x 10 6
57,25
< 2000...OK
v
NFr
0,006 9,81 x 0,0125
0,017
>10-5...OK
gR
Dimensi Bak Pengendap Panjang tot = Panjang bak + bak tebal tube x (jml tube pada sisi pjg + 1)
Lebar tot bak
= lebar + tebal tube x (jumlah tube pada sisi lebar + 1)
Tinggi tot bak
tinggi bak + freeboard
= (100/80x14,6) + 0,0025 x (243+1)
18,86 m
= 3,65 + 0,0025 x (61+1)
3,80 m
h = 3 + 0,5
3,5 m
Sumber: data dan perhitungan PPBAM, 2016
Ruang Lumpur Kriteria perencanaan
Kandungan solid dalam lumpur
= 1,5 %
Lama pengurasan
= 10 menit = 600 dtk
Waktu pengurasan
= 1 x sehari
Kecepatan pengurasan
= 0,5 m/detk
Q bak
= 0,08466 m3/detk
Qunderdrain
= 2% x Qbak = 0,02 x 0,08466 m3/det = 1,69 x 10-3 m3/det
Panjang = lebar, dan volume lumpur = volume limas
Perhitungan Hasil perhitungan ruang lumpur dapat dilihat pada tabel 5.10 berikut. Tabel 5.10 Perhitungan Ruang Lumpur Parameter Volume lumpur (1 hari)
Rumus & Perhitungan
V
%lumpur x td x Q1underdrain
1,5 x86400 x1,69x10
1000
Volume limas
V = ⅓ x luasalas x t
3
Hasil
Satuan
0,22
m3
0,05
m3
1000 t
3 x 0,22 3,80 x 3,80
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
V- 14
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238) Debit lumpur (Ql)
Ql
Luas penampang pipa penguras
A
Diameter pipa penguras
A
Volume
Ql
T
0,22
3,6 x 10-4
m3/detk
7,2 x 10-4
m2
0,03
m
600
Q
A
v
3,6 x10 4 0 ,5
π d2
4 x 7,2 x10
d
4
4
π
Sumber: data dan perhitungan PPBAM, 2016
Inlet Kriteria perencanaan
Qorifice terdekat dengan terjauh
90%
Diameter orifice
= 0,1 m
Kecepatan orifice
= 0,2 m/detk
Jumlah orifice
= 10 buah
Perbandingan muka air terdekat dengan terjauh
= 0,01 m
Kecepatan inlet cabang
= 1 m/detk
Q tiap bak
= 0,08466 m3/det
Flume dilengkapi 6 orifice
Lebar flume
= 20 cm
Perhitungan Hasil perhitungan dimensi inlet dapat dilihat pada tabel 5.11 berikut. Tabel 5.11 Perhitungan Dimensi Inlet Bak Sedimentasi Parameter
Luas penampang pipa cabang (A) Dimensi pipa inlet cabang
Rumus & Perhitungan A
d
Q
A
v
0,08466
V
Satuan
0,08466
m2
0,33
m
350
m
0,990
m/detk...OK
400
mm
1
4A
d
4 x 0 ,08466
Diameter pasaran Kec. inlet cabang
Hasil
Q 1 / 4 π d2
V
0 ,08466 1/ 4 x π x 0 ,33
Diameter inlet utama (asumsi)
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
2
V- 15
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238) Q
Kec. inlet utama
V
Debit tiap orifice
Qor
Luas orifice
V
1 / 4 π d2 Q tiap bak
0,08466
Aor
v orifice d orf
0,014 0,2
3,80 ( 6 x 0,1 )
Jarak antar orifice
Lor
Jarak orifice dg dinding
= ½ x jarak antar orifice = ½ x 0,53
n orifice
0,67
m/detk…OK
0,014
m3/detk
0,07
m2
0,53
m
0,26
m
0,085
m2
0,425
m
5,76x10-3
m
0,0126
m3/detk
4,67x10-3
m
1,16x10-3
m
0,014
m3/detk
5,76x10-3
m
2
6
Qorifice
l bak - n orf
1/ 4 x π x 0,4
Qor
n orifice
Aor
0,08466
6
Dimensi Flume Luas flume
Tinggi flume
A
Q
A
v
0 ,08466 0 ,990
t A l
t
0 ,085 0 ,2
Perhitungan headloss Headloss orifice 1 yg terdekat dg p. inlet cabang
Q12 Hl 1 0,72 A 2 g
Debit orifice keenam
Q2
Headloss orifice ke-6
Q22 Hl 2 0,72 A 2 g
Turunnya m.a dlm flume dr tengah ketepi
= Hl1 – Hl2 = 5,76x10-3– 4,6x10-3
Q1
100% 90%
Hl 1
Q2
0,014 2 2 0 ,72 x 0 ,07 x 9 ,81
0,014x 90% 100%
2 0,0126 Hl 2 2 0 ,72 x 0 ,07 x 9 ,81
Cek jika salah satu bak dikuras Q tiap orifice
Headloss orifice 1 yg terdekat dg p. inlet cabang
Qor
Hl 1
Q tiap bak n orifice Q12 0,72 A 2 g
Qor
0,08466 6
Hl 1
2 0,014 2 0 ,72 x 0 ,07 x 9 ,81
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
V- 16
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238) Debit orifice keenam Headloss orifice ke-6 Turunnya m.a dr tengah ke tepi dr flume
Q2
100% 90%
Q1
Q2
0,014 x 90%
0,0126
m3/detk
4,67x10-3
m
1,16x10-3
m
100% Q22 0,72 A 2 g
Hl 2
2 0 ,0126 Hl 1 2 0 ,72 x 0 ,07 x 9 ,81
= Hl1 – Hl2 = 5,76x10-3-4,6x10-3
Sumber: data dan perhitungan PPBAM, 2016
Outlet Kriteria perencanaan
Menggunakan V-Notch 900
Jarak antar V-notch
= 50 cm
Lebar pelimpah
= 20 cm
Lebar saluran pengumpul
= 20 cm
Weir loading
= 5 m3/m/h = 1,39 x 10-3 m3/m/detk
Kecepatan saluran pelimpah = 0,5 m/detk
Kecepatan saluran pengumpul= 0,3 m/detk
Perhitungan Hasil perhitungan dimensi outlet dapat dilihat pada tabel 5.12 berikut. Tabel 5.12Perhitungan Dimensi Outlet Bak Sedimentasi Parameter
Rumus & Perhitungan Q bak
Panjang pelimpah tot
P tot
w'
w’ = lbr bak – lbr sal pengumpul = 3,8 – 0,2
Jumlah sal. pelimpah (n)
n
Panjang 1 sal. pelimpah
P1 sal.
Luas sal. pelimpah
A
Tinggi sal. pelimpah (t)
t
weir loading
Ptotal
P tot
n
2 w'
Q
l
60,9
Satuan
60,9
m
3,6 8,46≈9
Buah
5,07
m
0,17
m2
0,85
m
2 x 3,6 P total n (1sal 2 plph )
P1 sal.
60,9 6x2
A
0 ,08466 0 ,5
v
A
0 ,08466 3 1,39 x 10
Hasil
t
0,17 0,2
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
V- 17
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238) Jarak antar sal. pelimpah
Ptot - 2 lbr sal pel
n sal pel 1
60,9 - ( 2 x 0 ,2 )
6,05≈6
m
72
Buah
0,00117
m3/detk
0,058
m
0,0667
m
( 9 1 )
Perhitungan v-notch Jmlh v-notch
Q tiap v-notch
w'
n
jarak antar v -notch
Q
(jlhpel)
Qtiap bak n v - notch
3,6 x 10 0,5
Q
0,08466 72
Tinggi air pada vnotch
Qv-notch = 1,417 H5/2
Tinggi v - notch
= H + 15% x H = 0,058 + 15% x 0,058
2 0,00117 5 H 1,417
Perhitungan Saluran Pengumpul Q
Tinggi sal. pengumpul (h)
h
1,41
m
Cek kec. Untuk debit tiap bak
v
0,3
m/detk...OK
Panjang sal. pengumpul
= (n x lbr sal pelimpah) + {(n-1) x jrk antar pelimpah)}
49,8
m
Asumsi waktu detensi
60
dtk
Tinggi ruang pengumpul
0,5
m
Kecepatan aliran ruang pengumpul
0,5
m/detk
h
l v
Q
0 ,2 x 0 ,3
v
A
0 ,08466
0 ,08466 0 ,2 x1, 41
= (9 x 0,2) +{(9 – 1) x 6} Perhitungan Dimensi Ruang Pengumpul
Panjang ruang pengumpul = 2 lebar sedimentasi
= (2 x 3,8)
7,6
m
Volume bak
vol = Q x td
vol = 0,08466 x 60
5,08
m3
Lebar ruang pengumpul
l
1,33
m
Dimensi pipa keluar
d
0,464
m
500
mm
Vol ph 4Q π v
l
5,08 7,6 x 0,5
d
4 x 0,08466 π x 0 ,5
Diameter pasaran
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
V- 18
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238) Cek kecepatan
v
Q
v
A
0,43
0,08466 1 x π x 0 ,5 4
m/detk...OK
2
Sumber: data dan perhitungan PPBAM, 2016
saluran pengumpul flume
ruang lumpur
saluran pelimpah
tube settler
bak pengumpul
pipa penguras pipa inlet
Gambar 5.2 Skema Ruang Lumpur
5.2.5
Filtrasi
Kriteria Perencanaan:
Kedalaman air baku diatas media
= 0,5 m
Kecepatan filtrasi (vf)
= 5 m/jam;
Porositas (e)
= 0,4;
Faktor bentuk (Φ)
= 0,75
Konstanta kerikil (K)
= 12
Spesific gravity (Sg)
= 2,65
Konstanta Manning (n)
= 0,014
Panjang : lebar bak
=3:1
Q
= 0,08466 m3/det
Perhitungan Dimensi Bak Filtrasi
Jumlah Bak = 12Q0,5 = 12(0,08466)0,5 = 3,49 ~ 4
Debit Tiap Filter Q =
0,08466 m 3 /det = 0,0211 m3/det 4
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
V- 19
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
Luas Tiap Unit Filter A =
Q 0,0211 m 3 /det 3600 det/jam 15m 2 vf 5 m / jam
P:L=3:1 A=PxL 15 m2 =3 L2 L=
15 3
L = 2,23 m P = 3 x 2,23 m = 4,46 m A filtrasi sebenarnya
=PxL = 4,46 m x 2,23 m = 9,9458 m2
Tinggi Bak Filtrasi (H)
= 1,5 x Ldesain = 3,345 m
Media Filtrasi Media filtrasi terdiri dari: 1. Media penyaring, digunakan antrasit dan pasir dengan diameter terkecil pada bagian yang paling atas; 2. Media penyangga, digunakan kerikil; Kriteria penyaring yang digunakan dapat dilihat pada table 5.13: Tabel 5.13 Kriteria Penyaring Media
D efektif (d10)
Koef. Keseragaman (µc)
Berat jenis spesifik (g/m3)
Tebal media (m)
Spherisitas (φ)
Porositas (e)
Antrasit
0,9
1,45
1,5
0,4
0,72
0,55
Pasir
0,5
1,5
2,65
0,35
0,82
0,42
Sumber: Theory end practice of Waste Water Treatment,Ronald L Droste,1997
Distribusi Ukuran Media Distribusi ukuran media didasarkan pada Appendix 7 (Unit Operation of Sanitary Engineering Linvil G. Rich) sehingga diperoleh nilai D1 dan D2 yang berasal dari Sieve Size. Dimensi nilai diameter (d) adalah:
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
V- 20
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238) Nilai D1 dan D2 didefinisikan berdasarkan appendix 7 (Unit Operation Of Sanitary Engineering, Livil G.Rich).
Tabel 5.14 Distribusi Ukuran Media Sieve Size
D1 (mm)
D2 (mm)
d (mm) (D1 x D2)1/2
14-20
1,41
0,840
1,09
20-30
0,84
0,590
0,70
30-35
0,59
0,500
0,54
35-40
0,5
0,420
0,46
40-45
0,42
0,350
0,38
45-50
0,35
0,297
0,32
Sumber: Unit Operation of Sanitary Engineering Linvil G. Rich
Ketebalan lapisan penyangga 450 mm dengan menggunakan media kerikil dengan diameter 1,7 mm-20 mm. (Kriteria desain Kawamura 1990)
Diameter dan ketebalan media kerikil Tebal lapisan kerikil (l) L = k (log d + 1,4) Tabel 5.15 Perhitungan Tebal Terpilih Media Kerikil Diameter
Nilai tengah
L (cm)
Peningkatan (cm)
Tebal terpilih (cm)
3/16 – 6/16
4,5/16
10,2
10,2
10
6/16 – 12/16
9/16
13,8
3,6
3,5
12/16 – 24/16
18/16
17,4
3,6
3,5
24/16 – 48/16
36/16
21,03
3,65
4
(in)
Sumber : UO dan UP: Tom D Reinold dan Perhitungan
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
V- 21
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
Sistem Underdrain Kriteria Perencanaan:
Underdrain menggunakan manifold dengan pipa lateral pada sisi-sisinya dan dilengkapi dengan sejumlah orifice;
Panjang filter = panjang bak filtrasi = 4,89 m;
Diameter orifice 0,5 inchi (1,27 cm);
Luas media filter 8 m2;
Perbandingan luas pipa lateral dengan luas orifice (2 − 4) : 1 diambil 4 : 1;
Perbandingan luas pipa manifold dengan luas pipa lateral (1,5 − 3) : 1 diambil 3 : 1;
Panjang pipa manifold = panjang bak = 4,89 m;
Qmaks
: 0,08466 m3/det;
Tinggi pasir
: 0,75 m;
Tinggi kerikil : 0,53 m;
Tinggi air
: 0,5 m;
Freeboard
: 0,3 m;
td
: 180 det.
Perhitungan Bak Filtrasi
Luas Bukaan Total Orifice A Orifice = 0,25 % x luas media = 0,25 % x 8 m2 = 0,02 m2 A tiap Orifice Aorifice = ¼ . π . d2 = ¼ . 3,14 . (0,0127 m)2 = 1,27 x 10-4 m2
Jumlah Lubang Orifice (n) A orifice 0,02m 2 n= A tiap orifice 1,27 x 10 4 m 2 n = 157,48 ~ 158 lubang untuk tiap filter
Pipa Lateral A lateral : Aorifice Jarak antar lateral Jarak lateral ke dinding A lateral total
=4:1 = 0,3 m = 0,25 m = 25 cm = 4 x A orifice = 4 x 0,02 m2 = 0,08 m2
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
V- 22
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
= panjang bak – jarak lateral ke dinding = 4,89 m – 0,25 m = 4,64 m
Panjang manifold
Panjang manifold x2 = Jarak antar lateral
Jumlah lateral =
4,64 m x 2 = 31 buah 0,3 m
Orifice untuk 1 lateral =
Jumlah orifice 158 4,93 ~ 5 lub ang Jumlah Lateral 32
A lateral total 0,08m 2 0,0025 m 2 Jumlah lateral 32 = ¼ . . D2 = ¼ . . D2
A tiap lateral
=
A lateral 0,00258 m2
0,0025 m 2 x 4 = 3,14 = 0,056 m = 56 mm
D
Pipa Manifold (Am) Am.tot = 3 x luas total lateral = 3 x 0,08 m2 = 0,24 m2
Am
= 3 x 0,02 m2 = 0,06 m2
Diameter Manifold Am = ¼ . π . d2 0,06 = ¼ . 3,14 . d2
d
=
0,06 𝑥 4 3,14
= 0,276 m = 276 mm Panjang lateral tiap sisi (L)
= L – (2 x jarak lateral ke dinding) - manifold = 1,63 m – (2 x 0,25 m) – 0,276 m = 0,854 m
Jarak antar orifice
=
P lateral - (3 x orifice ) 3 0,854 m (3 x 0,056 m) 0,23m = 3
Sistem Inlet Kriteria Desain:
Qorifice terdekat dengan terjauh ≥ 90 %;
Perbandingan tinggi muka air terdekat dengan terjauh (∆h) = 0,01 m;
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
V- 23
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
Kecepatan (v) inlet cabang
= 1 m/det;
Kecepatan orifice
= 0,2 m/det;
Q tiap bak
= 0,0211 m3/det;
Flume dilengkapi 4 orifice;
Lebar
= tinggi;
Perhitungan: Luas Penampang Pipa Cabang (A) Q=vxA Q 0,0211 m 3 /det A= 0,0211 m 2 v 1m/det
Dimensi Pipa Inlet Cabang A 1/4 x π x d 2 d
4xA π
d
4 x 0,0211 m 2 0,16 m 160 mm π
Dimensi Pipa Inlet Utama Q = 0,0211 m3/det dengan kecepatan < 3 m/det Digunakan pipa diameter 200 mm Cek diameter terhadap kecepatan:
Q
=vxA
0,0211 m3/det
= v x (¼ x π x (0,2 m)2)
v
= 0,671 m/det < 3 m/det . . . . . . . . ok!
Luas Penampang Flume A = Q/v A= (0,0211 m3/det) / 0,2 m/det = 0,1055 m2
Dimensi Flume A =lxt l
=t
A = l2 0,1055 m 2 = 0,324 m = 0,4 m
l
=t=
A
= 0,16 m2
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
V- 24
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
Pintu Air Kriteria Perencanaan:
Setiap bak terdiri dari 1 pintu air;
Lebar pintu air (L) 20 cm;
Bukaan pintu (b) 10 cm.
Perhitungan Debit yang melalui pintu (Q) Q = (0,2 m x 0,1 m ) x 0,0211 m/det = 0,000422 m3/det
Sistem Outlet Kriteria Perencanaan: Air hasil filtrasi dilimpahkan dan ditampung dalam saluran penghubung antara unit filter dan selanjutnya dialirkan menuju bak desinfeksi;
Bukaan outlet terletak di bawah permukaan air dengan panjang bukaan 1,63 m (sama dengan lebar bak filtrasi) dan tinggi bukaan 30 cm;
Saluran terdiri dari 2 buah;
Lebar saluran 0,5 m.
Perhitungan Debit dalam saluran = 0,0211 m3/det Q H = 1,38 x b
2/3
0,0211 1,38 x 0,5
2/3
0,1 m
Luas pipa outlet A=Q/v A = (0,0211 m3/det) / 1 m/det = 0,0211 m2 Dimensi pipa outlet cabang D=
(4 x A) π
D=
(4 x 0,0211 m 2 ) π
= 0,16 m ~ 160 mm Dimensi pipa outlet utama 200 mm, cek kecepatan:
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
V- 25
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
V=
Q 1/4 π D 2
0,0211 m 3 /det = = 1,05 m/det……ok! 1/4 π (0,16m) 2
Headloss filter saat beroperasi Headloss pada saat filter beroperasi terdiri dari headloss:
Media Penyaring;
Media Penyangga;
Pintu air;Underdrain. Perhitungan Headloss Pada Penyaringan Asumsi terdapat 2 jenis media penyaring (pasir dan antrasit) dan 1 jenis media penyangga (kerikil atau gravel). Media Pasir Pasir Nre
<5
Porositas awal (ƒ)
= 0,4
Tebal pasir
= 70 cm
Diameter (d)
= 0,8 mm
Viskositas (ν)
= 0,000008039 m2/detik
Kecepatan Filtasi (Vf) = 0,00139 m/dtk Nre =
Vf x d x (1 f ) v
0,00139 x (0,8 .10 3 ) 1 x = = 0,229 ……(OK) (1 0,4) 0,000008039 HL = 180 x
= 180 x
v (1 f ) 2 Vf x x 2 xL g f3 D
(0,000008039 ) (1 0,4) 2 1,39 x10 3 x x x 0,7 9,81 0,4 3 (0,8 .10 3 ) 2
= 1,26 m
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
V- 26
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
Media Antrasit Antrasit Nre
<5
Porositas awal (ƒ)
= 0,4
Tebal pasir
= 70 cm
Diameter (d)
= 0,001 m
Viskositas (ν)
= 0,000008039 m2/detik
Kecepatan Filtasi (Vf) = 0,00139m/dtk Nre =
Vf x d x (1 f ) v
(1,39 x10 3 ) x(1x10 3 ) 1 = = 0,288………(OK) x (1 0,4) 0,000008039 HL = 180 x
= 180 x
w (1 f ) 2 Vf x x 2 xL g f3 D
0,000008039 (1 0,4) 2 1,39 x 10 3 x x x 0,7 = 0,807 m 9,81 0,4 3 (1x10 3 ) 2
Media Penyangga Kerikil Antrasit Nre <5 Porositas awal (ƒ)
= 0,4
Tebal pasir
= 30 cm
Diameter (d)
= 0,003 m
Viskositas (ν)
= 0,000008039 m2/detik
Kecepatan Filtasi (Vf) = 0,00278 m/dtk Nre
=
Vf x d x (1 f ) v
(2,78 x10 3 ) x (3 .x 10 3 ) 1 x = =0,172 m ……..(OK) (1 0,4) 0,000008039 HL
= 180 x
v (1 f ) 2 Vf x x 2 xL g f3 D
= 180 x
0,000008039 (1 0,4) 2 2,78.x10 3 x x x 0,3 = 0,038 m 9,81 0,4 3 (3 x 10 3 ) 2
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
V- 27
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
HL media
= HL pasir + HL antrasit + HL kerikil = 1,26 m + 0, 807 m + 0,038 m = 2,105 m
Headloss pada pintu air (HLpa) Lebar pintu air 0,2 m
Tinggi bukaan pintu air 0,1 m Debit (Q) 0,0211 m3/det Sehingga, 2
HLpa
2
Q 0,0211 0,147 m = 2,746 x l x b 2,746 x 0,2 x 0,1
Headloss pada Underdrain Kapasitas masing-masing bak filter 0,0211 m3/det
Pada orifice Jumlah lubang 158 buah dengan diameter 0,56 inch (1,27 cm) Debit air tiap orifice = 0,0211/158 = 1,34 x 10-4 m3/det Luas bukaan orifice
= 1,27 x 10-4 m2
C
= 0,65
Kecepatan air melalui orifice (v) v
= Q/A = (1,34 x 10-4 m3/det)/ 1,27 x 10-4 m2 = 1,055 m/det
Kehilangan tekanan pada orifice HLor
=
=
Q or
2
2
(A or x C 2 x 2 g) (1,34x10 4 m 3 /det) 2 1,002 m (1,27 .10 -4 m 2 ) 2 x 0,65 2 x 2 x 9,81 m/det 2 )
Pada Lateral Panjang pipa lateral (L)
= 0,854 m
Diameter pipa lateral
= 0,056 m
Koefisien gesek (f)
= 0,02
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
V- 28
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
Jumlah pipa lateral
= 31 buah
Debit (Q) tiap pipa lateral
= Q / jml pipa lateral = (0,0211 m3/det) / 31 buah = 6,81.10-4 m3/det
Kecepatan air pada lateral
= (6,81.10-4 m3/det)/(1/4 x 3,14 x (0,056)2) = 0,28 m/det
Headloss pada pipa lateral HLlateral) L x v2 =f 2xgD
HLlateral
0,854 m x (0,28 m/det) 2 = 0,02 x = 1,22.10-3 m 2 2 x 9,81 m/det x 0,056 m
HLsebenarnya
= 1/3 (1,22.10-3 m) = 4,07 x10-4 m
Pada manifold Panjang pipa manifold =4,64 m Diameter pipa manifold= 0,276 m C
= 100
Dengan persamaan Q = 0,2785 x C x D2,63 x S0,54 Maka
S0,54 = Q / (0,2785 x C x D2,63) S0,54 = 0,0211 m3/det / (0,2785 x 100 x (0,276 m)2,63) S0,54 S
= 0,0223 = 8,79 x 10-4 m
Headloss pipa manifold (HLmanifold) S
= (HLmanifold/L)
8,79 x 10-4
= HLmanifold/4,89 m
HLmanifold
= 4,298 10-3 m
HLsebenarnya= 1/3 (4,298 10-3 m) =1,4327.10-3 m Headloss total pada saat filter beroperasi HT = HLlateral + HLmanifold + HLmedia + HLpintu air = 1,22.10-3 m + 4,298 10-3 m + 2,105 m + 0,147 m Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
V- 29
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
= 2,257 m Backwash V back wash = 4 x Vs = 4 x 0,00139 m/dtk = 5,56.10-3 m/dtk Media Pasir Tebal pasir = 70 cm w = 995 kg/m3 s = 2650 kg/m3 Porositas akhir filtrasi (f1) artinya kedalaman di mana penyaringan mulai tersumbat.
Vf w w (1 / 4,3) 2,95 x (1 / 3, 2 ) x x (1 / 2 ) s .w D g f1 =
(1 / 3)
0,995 x 10 6 (1 / 4,3) 1,39 .10 3(1 / 3) 995 kg / m 3 x x = 2,95 x 9,81(1 / 3, 2 ) 2650 995 kg / m 3 8 x10 4 (1 / 2)
= 0,05 m Asumsi % ekspansi = 20% (tidak boleh lebih dari 60%)
Le Lo x100% 20% = Lo Le 0,7 m 0,2 = 0,7 m
Le – 0,7 m = 0,14 Le = 0,14+ 0,7 Le = 0,84 m Tinggi ekspansi (fe) (1-fe)2 Le
= (1-fe) . Lo
(1-fe) 0,84 m
= (1- 0,05 m) . 0,7 m
1 - fe
= 0,79 m
fe
= 0,21 m
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
V- 30
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
w0,8 (1 f e ) 2 f bw x x 1,8 x Le 3 9,81 d fe 1; 2
130 x HL pasir
= = 130 x
0,995 x10 6 (0,8) (1 0,21) 2 0,01(1, 2) x x x 0,84 9,81 0,213 0,8 x10 3 (1,8)
= 0,084 m Media Antrasit ø antrasit
= 1 mm
s
= 2650 kg/m3
w
= 995 kg/m3
Tebal antrasit = 70 cm Porositas akhir (f1)
Vf w w (1 / 4,3) 2,95 x (1 / 3, 2) x x (1 / 2) s .w D g =
(1 / 3)
f1
0,995 x10 6 (1 / 4,3) 1,39 x10 3(1 / 3) 995 x x = 2,95 x 2650 995 1.10 3(1 / 2) 9,81(1 / 3,6) =0,0015 m Asumsi % ekspansi = 20% (tidak boleh lebih dari 60%)
Le Lo x100% 20% = Lo Le 0,7 m 0,2 = 0,7 m
Le – 0,7 m = 0,14 Le = 0,14 + 0,7 Le = 0,84 m Tinggi ekspansi (fe) (1-fe)2 Le
= (1-f1) . Lo
(1-fe) 0,84 m = (1-0,806 m) . 0,7 m 1 - fe
= 0,16 m
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
V- 31
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
fe
= 0,838 m
w 0,8 (1 f e ) 2 f bw 130 x x x 1,8 x Le 3 9 D fe 1; 2
HL antrasit
=
0,995 x 10 6 ( 0,8) (1 0,838) 2 0,01(1, 2) 130 x x x x 0,84 9,81 0,838 3 1x10 3 (1,8) = = 0,016 m Media Penyangga Kerikil kerikil
= 3 mm
s
= 2650 kg/m3
Tebal kerikil = 30 cm Porositas akhir (f1)
Vf w w (1 / 4,3) 2,95 x (1 / 3, 2) x x (1 / 2) s .w D g =
(1 / 3)
f1
= 2,95 x
0,995 x10 6 (1 / 4,3) 995 0,00139 (1 / 3) x x 2650 995 3x10 3(1 / 2) 9,81(1 / 3,6)
= 1,18 m Asumsi % ekspansi = 20% (tidak boleh lebih dari 60%)
Le Lo x100% 20% = Lo Le 0,3 m 0,2 = 0,3 m
Le – 0,3 m = 0,15 Le = 0,15 + 0,3 Le = 0,36 m Tinggi ekspansi (fe) (1-fe)2 Le
= (1-fe) . Lo
(1-fe) 0,36 m
= (1-0,46 m) . 0,3 m
1 - fe
= 0,45 m
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
V- 32
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
fe
= 0,55 m
w 0,8 (1 f e ) 2 f bw 130 x x x 1,8 x Le 3 9 D fe 1; 2
HL kerikil
=
0,995 x 10 6 ( 0,8) (1 0,55) 2 0,01(1, 2) 130 x x x x 0,3 9,81 0,55 3 3x10 3 (1,8) = = 0,002m HL Total Backwash = HL pasir + HL antrasit + HL kerikil = 0,008 m + 0,016 m + 0,002m = 0,17 m Pompa Backwash Kriteria Perencanaan Proses backwash menggunakan pompa sentrifugal, dimana air diambil dari reservoar Pompa disediakan 2 unit, 1 beroperasi dan 1 sebagai cadangan Debit pada saat backwash (Qb)
= 0,0211 m3/det
Kecepatan air dalam pipa
= 2 m/det
Tebal lapisan terekspansi (De)
= 2,139 m
Faktor gesekan pipa
= 0,02
Konstanta pipa masuk
= 0,5
Konstanta pipa keluar
=1
Konstanta bend 90o
= 0,7
Konstanta Tee
= 1,5
Konstanta valve
= 0,2
Panjang pipa hisap
=3m
Panjang pipa tekan
=3m
Perhitungan Diameter pipa tekan 4Q d v =
4 x 0,0211 m 3 / det = 0,12 m = 120 mm ~ x 2 m/det
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
digunakan pipa 150 mm
V- 33
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
Perhitungan luas pipa tekan (A) A = ¼ d2 = ¼ . . (0,15)2 = 0,017 m2 Cek kecepatan Q 0,0211 m 3 /det v= A= = 1,24 m/det.....OK!! 0,017 m 2 Diameter pipa hisap 4Q d v =
4 x 0,0211 m 3 / det = 0,12 = 120 mm ~digunakan pipa 150 mm x 2 m/det
Perhitungan luas pipa hisap (A) A = ¼ d2 = ¼ . . (0,15)2 = 0,017 m2 Cek kecepatan Q 0,0211 m 3 /det v= A= = 1,24 m/det.....OK!! 0,017 m 2 Headloss sistem pipa tekan f
Hpt=
L v2 2 g D = 0,02
3.x1,24 2 = 0,031 m 2.x9,81x0, 15
Headloss sistem pipa hisap L v2 f 3.x1,24 2 Hph= 2 g D = 0,02 = 0,031 m 2.x9,81.x0,15 Headloss total pipa = (0,031 + 0,031) m = 0,062 m Head total,Ht Ht = 2,139 + 0,062 = 2,201 m Daya Pompa P = (0,163 x Q x Ht x γ)/η = (0,163 x 0,0211 m3/det x 60 det/menit x 2,201 m x 1 kg/l)/0,75 = 0,605 Kwatt
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
V- 34
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
5.2.6
Desinfeksi
Desinfektan (Ca(OCl)2) = kaporit Kriteria Desain(Kawamura, 1991 dan Schulz-Okun, Newyork, 1984): Jenis desinfektan adalah kaporit Cl sisa
= 0,6 mg/l- 1 mg/l
pH
= 6 -8
Waktu kontak
= (10-15) menit
Diameter tube plastik = (0,6-1,3) cm v
= (0,3-6) m/det
Diketahui :
DPC
= 3 mg/l
Kadar kaporit
= 70 %
Cl sisa
= 0,8 mg/l
Diameter tube plastik
= 0,75 cm = 7,5 mm
Waktu kontak
= 10 menit
Frekuensi pembubuhan
= 2 kali sehari
Diameter pipa air pelarut
=0,5m
Diameter pipa keluar
= 0,1 m
Tinggi bak pelarut
=1m
Pencampuran dilakukan 2 sehari
Waktu untuk 1 kali pencampuran
= 0,5 hari = 43200 dtk
Panjang bak = lebar bak
=1m
Freeboard
= 0,3 m
Perhitungan Hasil perhitungan Desinfeksi dapat dilihat pada tabel 5.16 berikut. Tabel 5.16 Perhitungan Desinfeksi Parameter Rumus Perhitungan Klorin yang DPC = klorin yang = 3 mg/l + 0,8 mg/l ditambahkan ditambahkan – klorin sisa Jumlah klorin yang = Qmax × klorin yang = 84,66 L/det x 3,8 mg/L akan diolah ditambah Diketahui: kandungan klorin di pasaran 70% Klorin untuk 1 hari =kandungan klorin di =(100/70) ×321,8 mg/dtk Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
3,8
Hasil
Satuan mg/l
321,8
mg/dtk
459,7
mg/dtk V- 35
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238) pasaran × jumlah klorin 39,70 yang akan diolah Direncanakan: pembuatan larutan dilakukan sebanyak 2x sehari dengan volume bak 1000:1 Jumlah klorin yang = 39,70 kg/hari × 0,5 hari 19,85 dibutuhkan untuk 1x pembuatan
kg/hari
Konsentrasi larutan = Jumlah klorin / volume = 19,85/ 1000: 1 di dalam bak bak Direncanakan: larutan dibuat dalam waktu 10 menit (600 detik) Debit air pelarut = volume/waktu = 1000: l /600 det (Q) Cek Kecepatan Air Q 0,08466 m 3 /dt v v Pelarut 2 A
0,01985 19,85
kg/l g/l
1,67 1,67.10-3 0,43
l/dtk m3/dtk m/dtk
= 1 m3 / 43200 det
2,31 10-5
m3/dtk
2,31 x 10 -5 m 3 /dt v 1/4 π (0,1m) 2
2,92 10-3
m/dtk
1,3
m
kg
1/4 π (0,5 m)
Debit larutan pada pipa keluar Cek kecepatan Q= v A dalam pipa Dimensi Pelarut
Bak Panjang bak = lebar bak .=1m
Tinggi bak =
Volume freeboard pl
1m 3 = 0,3 m 1m 1m
Sumber : Data dan Perhitungan PPBPAM, 2016
5.2.7
Netralisasi
Kriteria Perencanaan
Zat penetralisasi yang digunakan adalah kapur dalam bentuk padatan
Pembubuhan kapur ke dalam bak pelarut dilakukan 24 jam sekali.
Jumlah bak pelarut adalah 2 (1 operasional ±1 cadangan) dengan bentuk silinder.
Bak penjenuh kapur memiliki waktu kontak selama 1 jam.
Jumlah bak penjenuh kapur adalah 2 (1 operasional ±1 cadangan) dengan bentuk silinder dengan dasar berbentuk konus.
Dosis kapur (100%) = 17,7 mg/L
Persentase kandungan kapur = 70 %
Berat Jenis kapur, ȡkapur= 3,71 Kg/L
Konsentrasi kapur, Ckapur= 10%
Konsentrasi larutan kapur jenuh, Cs= 1100 mg/L = 0,11 %
Kecepatan naik, Vup= 4,17 x 10-4m/dtk
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
V- 36
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
Perhitungan Hasil perhitungan Bak Pelarut Kapur dapat dilihat pada tabel 5.17 berikut. Tabel 5.17 perhitungan Bak Pelarut Kapur Parameter Kebutuhan
Rumus m kapur=Q
Kapur Debit Kapur
Volume
Q kapur=
Kapur
Perhitungan
Dosis kapur (100%) % kandungan kapur
mg/s
2140,2 3,71
576,8
l/hari
= 576,8 × 1
576,8
l
0,576
m3
19,30
m3
19,876
m3
9,4
m2
3,5
m
=
Vkapur= q kapur x td
tiap pelarutan 1-C kapur
Volume Pelarut Vair=
C kapur
1-0,1
x m kapur
⍴ air
0,1
V air=
x td
x 2140,2
997,7
Volume Larutan
V = Vkapur + V air
= 0,576 + 19,30
Dimensi Pelarut
Ketinggian bak pelarut, h = 2 m Freeboard = 20 cm V A= h
A=
Bak
d= 4
A π
Satuan
2140,2
= 0,08464
m kapur ⍴ kapur
17,7 x 1000 0,7
Hasil
x1
19,876 2
d= 4
9,4 3,14
Sumber : Data dan Perhitungan PPBPAM, 2016
Bak Penjenuh Kapur
Kapur yang telah dilarutkan dalam bak pelarut kemudian dimasukkan ke dalam lime saturator untuk dijenuhkan dengan cara menambahkan air pelarut sehingga mencapai konsentrasi jenuh, Cs= 1100 mg/L. Perhitungan Hasil perhitungan Bak Penjenuh dapat dilihat pada tabel 5.18 berikut. Tabel 5.23 Perhitungan Bak Penjenuh Kapur Parameter
Rumus
Debit larutan kapur jenuh
q kj=
Perhitungan
mk Cs
q kj =
q kj V up
Als=
2140,2 1100
x 1000
Hasil
Satuan
0.0225
m3/dtk
53,95
m3/dtk
86400
Luas permukaan
A ls=
0,0225 0,000417
lime saturation Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
V- 37
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238) A π
Diameter bak
d= 4
Tinggi Silinder
Hls = Vup × tk
Volume
V ls=
silinder
53,95 3,14
8,3
m
= 0,000417 x 3600
1,5
m
81,2
m3
d= 4
1 π d sl 4
2
h ls
=
1 3,14 8,3 4
2
1,5
Tinggi konus
h k =0,5 x ds x tan a
= 0,5 × 8,3 × 1
4,15
m
Volume konus
V k=
1 hk.Als 3
1 = .4,15 .53,95 3
74,6
m3
Volume total
V = Vls + Vk
= 81,2 + 74,6
155,8
m3
Sumber : Data dan Perhitungan PPBPAM, 2016
Pompa Pembubuhan Kapur Jenuh Data Perencanaan :
Jumlah pompa adalah 2 ( 1 operasi – 1 cadangan), sesuai jumlah bak penjenuh kapur.
Efisiensi pompa, n= 0,85
Head pompa disediakan, H = 10 m
Debit larutan kapur jenuh, qkj = 0,0120 m3/detik
Konsentrasi larutan kapur jenuh, Cs = 0,11%
Perhitungan Hasil perhitungan Pompa Pembubuhan Kapur Jenuh dapat dilihat pada tabel 5.19 berikut. Tabel Perhitungan 5.19 Pompa Pembubuhan Kapur Jenuh Parameter Massa
Rumus ⍴l=
jenis
Perhitungan
1 Cs 1-Cs + ⍴ Kapur ⍴air
⍴l= 0,0011 3,71
larutan Daya pompa
P=
⍴l .g.qkj.H n
𝑃=
Hasil
Satuan
978,5
Kg/m3
2159,7
Watt
21,597
KW
1 +
1-0,0011 997,7
978, 5×9,81 ×0,0225 ×10 0,85
Sumber : Data dan Perhitungan PPBPAM, 2016
5.2.8
Reservoir Volume reservoir dapat dihitung berdasarkan kurva fluktuasi pemakaian air minum.
Debit yang masuk ke reservoir konstan (100/24)% atau 4,17 % untuk setiap jam, sedangkan debit yang keluar reservoir bervariasi tergantung dari pemakaian air minum.
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
V- 38
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238) Tabel 5.20 Perhitungan Volume Reservoir
Jumlah
Pemakaian Jumlah
Periode
Suplai
Jumlah Surplu Defisit s Pemakai per jam suplai (%) an (%) (%) (%) (%)
Jam
per jam (%)
22.00-04.00
6
1
6
4,17
25,02
19,02
-
04.00-05.00
1
2
2
4,17
4.17
2,17
-
05.00-06.00
1
5
5
4,17
4.17
-
0,83
06.00-07.00
1
6
6
4,17
4,17
-
1,83
07.00-09.00
2
7
14
4,17
8,34
-
5,66
09.00-10.00
1
5
5
4,17
4,17
-
0,83
10.00-13.00
3
5
15
4,17
12,51
-
2,49
13.00-17.00
4
6
24
4,17
16,68
-
7,32
17.00-18.00
1
10
10
4,17
4,17
-
5,83
18.00-20.00
2
4
8
4,17
8,34
0,34
-
20.00-21.00
1
3
3
4,17
4,17
1,17
-
21.00-22.00
1
2
2
4,17
4.17
2,17
-
Jumlah
24
24,87
24,79
100
Sumber: Asumsi dan Hasil Perhitungan, PPBPAM 2016
Perencanaan : Tipe reservoir adalah ground reservoir Kriteria kedalaman (3 – 6) m, untuk perencanaan diambil 5 m Perhitungan : Persentase volume reservoir % V = (24,87 + 24,79)/2 = 24,83 % Volume reservoir V
= 24,83 % x Q x t
V
= 24,83 % x 0,0202 m3/s x 86400 s
V
= 433,35 m3 ~ 450 m3
Luas melintang reservoir , As As
= V/h = 450/5 = 90 m2
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
V- 39
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
Lebar reservoir Direncanakan lebar reservoir L = 10 m Panjang reservoir P
= Ac/L = 90/10 = 9m
Kedalaman reservoir H
= 5 m (+ direncanakan freeboard = 1.0 m) = 6 m
Pompa Reservoir Kriteria Perencanaan
Pompa disediakan 2 unit, 1 beroperasi dan 1 sebagai cadangan
Debit yang masuk ke reservoar(Qr) = 0,08466 m3/det
Kecepatan air dalam pipa
= 2 m/det
Tebal lapisan terekspansi (De)
= 2,139 m
Faktor gesekan pipa
= 0,02
Konstanta pipa masuk
= 0,5
Konstanta pipa keluar
=1
Konstanta bend 90o
= 0,7
Konstanta Tee
= 1,5
Konstanta valve
= 0,2
Panjang pipa hisap
=3m
Panjang pipa tekan
=3m
Perhitungan
Diameter pipa tekan
d
=
4Q v 4 x 0,08466 m 3 / det = 0,232 m = 232 mm ~digunakan pipa 250 mm x 2 m/det
Perhitungan luas pipa tekan (A) A = ¼ d2 = ¼ . . (0,25)2 = 0,05 m2 Cek kecepatan Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
V- 40
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
Q v= A =
0,08466 m 3 /det = 1,693 m/det.....OK!! 0,05 m 2
Diameter pipa hisap
d
4Q v 4 x 0,08466 m 3 / det = 0,232 m = 232 mm ~ digunakan pipa 250 mm x 2 m/det
=
Perhitungan luas pipa tekan (A) A = ¼ d2 = ¼ . . (0,25)2 = 0,05 m2 Cek kecepatan
Q v= A =
0,08466 m 3 /det = 1,693 m/det.....OK!! 0,05 m 2
Headloss sistem pipa tekan L v2 f Hpt= 2 g D = 0,02
3x1,693 2 = 0,035 m 2x9,81.x0, 25
Headloss sistem pipa hisap f
Hph=
L v2 2 2 g D = 0,02 3.x1,693 = 0,035 m 2x9,81.x0, 25
Headloss total pipa = (0,035 + 0,035) m = 0,07 m Head total,Ht Ht
= 2,139 m + 0,07 m
= 2,209 m
Daya Pompa P
= (0,163 x Q x Ht x γ)/η = (0,163 x 0,08466 m3/det x 60 det/menit x 2,209 m x 1 kg/l)/0,75 = 2,438 Kwatt
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
V- 41
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan Berdasarkan kondisi eksisting pada Kelurahan Tanah Enam Ratus dan sumber air baku yang akan digunakan yaitu air sungai Deli, maka dapat diambil kesimpulan dari perencanaan bangunan pengolahan air minum yang kami rancang, alternatif pengolahan yang akan digunakan yaitu: Intake; Koagulasi Flokulasi Sedimentasi; Filtrasi (Saringan Pasir cepat); Desinfeksi; Netralisasi; Reservoir. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan berpatokan pada kriteria desain yang ada dan debit pengolahan (0,08466 m3/dtk), maka dimensi dari masing-masing unit pengolahan yaitu: Intake
Koagulasi
: Panjang
=3m
Lebar
=3m
Tinggi
= 4 m (termasuk freeboard 0,5 m)
: Panjang
= 2,3 m
Lebar
= 1,15 m
Tinggi
=1m
Jumlah bak = 2 buah Flokulasi
: Panjang
= 10 m
Lebar
= 10,16 m
Tinggi
=1m
Jumlah sal. = 3 buah
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
Sedimentasi
: Panjang
= 18,86 m
Lebar
= 3,80 m
Tinggi
= 3,5 m (termasuk freeboard 0,5 m)
Jumlah bak = 1 buah Filtrasi (SPC)
: Panjang
= 17,84 m
Lebar
= 8,92 m
Tinggi
= 13,38 m
Jumlah bak = 4 buah Desinfeksi
: Panjang
=1m
Lebar
=1m
Tinggi
=1m
Jumlah Bak = 1 buah Netralisasi
Reservoir
: Diameter Bak=3,5 m Tinggi
=2m
Jumlah Bak
= 2 buah
: Panjang
=9m
Lebar
= 10 m
Tinggi
= 5 m (termasuk freeboard 1 m)
Jumlah bak = 2 buah
6.2 Saran Perlu dilakukan pengamatan secara berkala terhadap kualitas sumber air baku sehingga kualitas air baku dapat terus dipantau sehingga dapat dilakukan tindakan agar pengolahan tetap berlangsung baik. Potensi calon pelanggan ini sangat penting artinya dalam perencanaan suatu proyek, dimana potensi calon pelanggan ini dapat diketahui dari hasil survey sosial ekonomi penduduk, karena adakalanya suatu bangunan fisik yang telah selesai dibangun ternyata kurang bermanfaat atau tidak berguna sama sekali, penyebabnya adalah masyarakat selaku pemakai merasa tidak membutuhkan perencanaan dan pembangunan proyek tersebut. Karena
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
VI - 2
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
itulah keterlibatan masyarakat sangat penting artinya dalam perencanaan suatu proyek, khususnya perencanaan bangunan pengolahan air minum. Dalam kaitannya dengan perencanaan bangunan pengolahan air minum ini, masyarakat memiliki posisi sebagai pemakai air dan penanggung beban biaya atas banyaknya air yang dimanfaatkan, sudah selayaknya dalam perencanaan desain teknis dipertimbangkan pula informasi
yang memang berkaitan langsung dengan kriteria dasar perencanaan. Contoh
informasi yang diperlukan adalah tingginya minat masyarakat untuk menggunakan air minum dari PDAM dan juga tingkat kemampuan dalam membayar biaya atas jumlah air yang digunakan.
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028)
VI - 3
LAMPIRAN