BAB I PENDAHULUAN
Menopause suatu istilah istilah yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat masyarakat berasal dari bahasa Yunani yang berarti berhenti haid (apause (apause in the menses). menses). Menopause terjad terjadii pada peremp perempuan uan yang yang memasu memasuki ki usia usia menjel menjelang ang 50 tahun. tahun. Melalu Melaluii usia usia ters tersebu ebutt meru merupa pakan kan bagi bagian an univ univer ersa sall dan dan irre irreve vers rsib ibel el dari dari keselu keseluruha ruhan n proses proses penuaan yang melibatkan sistem reproduksi dimana siklus haid setiap bulannya mulai terg tergan angg ggu u dan akhi akhirny rnyaa mengh menghil ilan ang g sama sama seka sekali li.. Tergan rganggu gguny nyaa atau atau samp sampai ai hilangnya proses haid disebabkan penurunan dan hilangnya hormon estrogen, ini merupakan masalah yang normal yang sadar atau tidak akan dilalui oleh perempuan dalam kehidupannya. Sehubungan menopause merupakan masalah normal sedangkan penerimaannya berbeda beda diantara para perempuan maka alangkah baiknya masalah ini diketahui se!ara jelas oleh setiap perempuan." #sia menopause setiap $anita bervariasi, tapi bagi sebagian besar $anita terjad terjadii pada usia usia 50an. 50an. %alam %alam kehidu kehidupan pan sekara sekarang ng ini, ini, bebera beberapa pa $anita $anita telah telah memutuskan penggunaan Terapi &engganti 'ormon ('T) yang dapat menyebabkan perdarahan pervaginam. Meskipun, beberapa perdarahan pervaginam pada $anita menopause tidak pernah diharapkan selain perdarahan sesuai siklusnya siklusnya pada $anita yang yang mendapa mendapatka tkan n terapi terapi penggant penggantii hormon hormon sebaik sebaiknya nya ditera diterapi pi dengan dengan seksam seksama. a. %urasi %urasi atau derajat keparahan keparahan seharusnya seharusnya dipertimbangkan. dipertimbangkan. Spotting atau ber!ak merah atau se!ret se!ret ber$arna ber$arna ke!oklatan ke!oklatan biasanya biasanya menggambarka menggambarkan n suatu penyakit
perdarahan. Menyingkirkan keganasan adalah ada lah suatu investigasi utama dan seharusnya telah dilakukan, pertimbangan lain dari terapi sebagai penyebab yang dapat timbul. &erdarahan uterus adalah suatu gejala yang dijumpai dari ilmu ginekologi sekitar *0+ kunjungan oleh perempuan dengan usia sebelum dan setelah menopause. Suatu Suatu gejala gejala yang biasa, biasa, perdar perdaraha ahan n pas!a pas!a menopau menopause se terkad terkadang ang dapat dapat menjadi menjadi indikasi dari suatu penyakit malignan. &enegakan diagnosis !ara lama dapat diketahui dengan melakukan biopsy endometrial endometrial,, namun penegakan diagnose yang !enderung !enderung kearah kearah penggun penggunaan aan ultras ultrasound ound.. &erdar &erdarahan ahan uterus uterus postme postmenopa nopause use didei dideinis nisika ikan n sebagai perdarahan uterus setelah penghentian permanen menstruasi akibat hilangnya aktivitas olikel ovarium. &endarahan dapat spontan atau berhubungan dengan terapi penggantian hormon ovarium atau penggunaan selekti modulator reseptor estrogen (misal (misalnya nya,, terapi terapi adjuvan adjuvan tamo-i tamo-ien en untuk untuk kanker kanker payudar payudara). a). arena arena anovul anovulasi asi /siklus/ dengan episode amenore multibulan sering mendahului menopause, tidak ada ada kons konsen ensu suss meng mengen enai ai ada ada inte interv rval al yang yang sesu sesuai ai amenore sebelum sebelum episode perdarahan yang memungkinkan untuk deinisi pas!amenopause perdarahan.,1
BAB II PEMBAHASAN
2.
M34&6#S3 Menurut arti katanya, menopause berasal dari dua kata dari bahasa Yunani yaitu 7men8 berarti bulan, 7 pause, pausis, paudo8 berarti periode atau tanda berhenti, sehingga menopause diartikan sebagai berhentinya se!ara deeniti menstruasi. %iagnosa dapat ditegakkan setelah satu tahun amenorrhea. ata menopause berarti sebuah ase dimana berakhirnya siklus menstruasi yang diikuti oleh satu tahun amenorrhea. &ost menopause berarti beberapa tahun setelah masa menopause.5,9 varium $anita memiliki jumlah oosit terbesar selama bulan kelima kehamilan dan memiliki sekitar ".000.000 : .000.000 oosit saat lahir. &ada saat masa penuaan, proses atresia mengurangi jumlah oosit, sehingga dimasa menopause seorang $anita mungkin hanya memiliki beberapa ratus hingga beberapa ribu oosit saja yang tertinggal. varium tersebut memproduksi tiga hormone penting yaitu estrogen, progesterone dan androgen.9 3strogen se!ara endogen memproduksi 3strone (3"), 3stradiol (3) dan 3striol (3). 3stradiol (3) diproduksi oleh olikel ovarium dominan selama siklus menstruasi bulanan dan merupakan estrogen alami yang paling ampuh. 3strone (3") adalah bentuk dominan estrogen selama menopause. 2ni diproduksi dalam jumlah ke!il oleh ovarium dan kelenjar adrenal, dan terutama diturunkan oleh konversi
perier androstenedion dalam jaringan adipose.9
&rogesteron diproduksi oleh korpus luteum dan menyebabkan penebalan endometrium dalam persiapan untuk penempelan ovum yang telah dibuahi. &rogesteron juga menghambat tindakan estrogen pada jaringan tertentu. &ada $anita yang anovulatori, tidak ada korpus luteum yang terbentuk. leh karena itu, estrogen sering
tidak
terhalangi.
'al
ini
dapat
mengakibatkan
penumpukan
pada
endometrium, menyebabkan perdarahan menstruasi yang tidak teratur pada ase perimenopause.9 &embentukan korpus luteum menga$ali ase sekretori dimana estrogen, progesteron dan androgen juga dikeluarkan. 3strogen menyebabkan prolierasi seluler, sedangkan progesteron menyebabkan penebalan dan peningkatan sekresi pada endometrium. ;ika kehamilan tidak terjadi, kadar estrogen dan progesteron turun bertahap. &enurunan hormon ini memberi tanda bagi penebalan lapisan dalam rahim untuk dikeluarkan, menyebabkan perdarahan menstruasi dan memberi tanda bagi ovarium untuk memulai proses kembali lagi dengan mulai menumbuhkan lebih banyak ollikel untuk ovum baru dan siklus baru.9 varium pada saat menopause tidak lagi menghasilkan estradiol (3) atau inhibin dan progesteron dalam jumlah yang bermakna, dan estrogen hanya dibentuk dalam jumlah ke!il. leh karena itu,
atau &erdarahan &as!a
Menopause
merupakan salah satu dari sekian banyak kasus yang datang ke pelayanan ginekologi, oleh karena penyebab dasar dari keganasan endometrium. &ada umumnya, dilakukan Dilatasi dan Kuratase (% A ?) di rumah sakit untuk melakukan identiikasi, namun metode terbaru yang digunakan yaitu biopsy endometrium , #SB Transvaginal dan 'isteroskopi.* %okter pelayanan primer biasanya paling sering menemukan kasus $anita dengan perdarahan pas!a menopause. leh karena itu, sangat penting untuk mengetahui serta mendiagnosis penyakit ini. &enggunaan Terapi &engganti 'ormone dapat juga meningkatkan resiko perdarahan pervaginam. &enggunaan Tamoifen untuk terapi kanker payudara dapat meningkatkan resiko kanker endometrium.* 6. %einisi &erdarahan pas!a menopause diidentiikasikan sebagai perdarahan yang terjadi setelah " bulan amenorrhea pada $anita usia menopause (diatas 15 tahun). &erdarahan pas!a menopause ini adalah tidak lain dari kelainan patologis terhadap perdarahan uterus abnormal pada masa usia reprodukti. Meskipun demikian, hal ini
perlu ditekankan bah$a perdarahan pas!a menopause ini sebaiknya diinvestigasi se!ara lebih lanjut untuk menentukan diagnosis yang tepat. Meskipun #SB dapat mendiagnosis polip endometrium dan leiom!oma, pengambilan sampel endometrium untuk pemeriksaan histology juga dapat dilakukan untuk menentukan diagnosis.C @. 3tiologi &enyebab perdarahan perimenopause atau pas!a menopause antara lain 6troi 3ndometrium,
&olip
3ndometrium,
Terapi
&engganti
'ormon,
'iperplasia
3ndometrium dan ?ar!inoma 3ndometrium. =eiomioma seharusnya tidak termasuk dalam perdarahan pas!a menopause.D ") 6troi 3ndometrium "trofi #ndometrium merupakan penyebab terbanyak pada $anita dengan perdarahan pas!a menopause, terhitung sekitar 90 : C0+ perdarahan. Eanita dengan atroi endometrium biasanya telah mengalami menopause sekitar "0 tahun. &ada hasil biopsy endometrium terdapat insuisiensi jaringan endometrium atau hanya darah dan mukosa, biasanya terjadi perdarahan pas!a biopsy. &erdarahan pas!a menopause biasanya berasal dari penyakit jinak. ?ho, dkk menemukan bah$a sebagian besar kasus ditemukan dari atroi endometrium.D ) &olip 3ndometrium. Polip #ndometrium dipahami sebagai perdarahan abnormal vagina, biasanya sebagian besar menometrorrhagia atau pas!a menopause. &olip terjadi pada umur D : 5D tahun, dengan mayoritas kasus terjadi setelah usia 50 tahun. 2nsiden polip tanpa gejala pada perempuan pas!a menopause sekitar "0+. &olip endometrium biasanya mun!ul di undus dan dapat ditandai dengan tangkai tipis (bertangkai)
atau memiliki dasar yang luas (sessile). adangkadang, terjadi prolaps polip melalui leher rahim. ;elas sekali, polip endometrium seperti beludru halus, ber$arna merah ke!oklatan, massa bulat seperti telur dalam ukuran beberapa millimeter sampai sentimeter. Se!ara histology, polip endometrium memiliki core stroma ditandai dengan saluran pembuluh darah dan permukaan mukosa endometrium yang dapat men!akup komponen kelenjar. &olip distal dapat menunjukkan perdarahan stroma, inlamasi sel, ulserasi dan pembesaran pembuluh darah. adangkadang, terdapat lebih dari satu polip. ;enis yang jarang terjadi adalah adenomioma pedun$ulata.C %ierensial diagnosis meliputi mioma submukosa, sisa hasil konsepsi, kanker endometrium dan !ampuran sar!oma. &olip sensitive terhadap paparan estrogen dan dapat mengalami keganasan, dalam hal ini, prognosis mungkin lebih baik dibandingkan dengan kanker nonpolyp endometrium. Ter!atat sekitar : "+ dari kasus perdarahan pas!a menopause. &olip biasanya terdiagnosa dengan biopsy endometrium atau kuretase. 'isteros!opy dan #SB Transvaginal juga dapat berguna untuk mendiagnosis polip endometrium. %iagnosis dibuat dengan histeroskopi, dan pengobatan dengan eksisi. 'al ini dapat ditemukan dengan mudah oleh histeroskopi diikuti dengan kuretase tangkai.C,D ) Terapi &engganti 'ormon>'ormon epla!ement Therapy ('T) Setelah menopause, ovarium tidak memproduksi lagi estrogen dikarenakan habisnya olikel ovum. Sumber estrogen pada $anita pas!a menopause itu didapatkan dari konversi peripheral dari androgen. Sedang dengan berkurangnya estrogen terjadilah hipoestrogenik yang menyebabkan peningkatan resiko
terjadinya osteoporosis, ketidakstabilan vasomotor,
atroi genital, penyakit
kardiovaskular dan perubahan mood, dan bisanya untuk mengatasi itu diberikanlah hormon pengganti estrogen yang salah satu eek sampingnya adalah perdarahan pervaginam bahkan setelah terjadinya menopause."0 Terapi pengganti hormon juga merupakan salah satu aktor resiko hyperplasia endometrium dan kanker. esiko kanker endometrium adalah sekitar 1 : C kali lebih besar pada $anita pas!a menopause yang menerima terapi estrogen dan meningkat seiring dengan lama dan jumlah dosis estrogen. esiko dapat dikurangi dengan penambahan progestin pada estrogen. @iopsi endometrium dapat dilakukan untuk mendiagnosis.D 1) 'iperplasia 3ndometrium Hiperplasia endometrium merupakan lesi yang sangat penting karena kemungkinan memiliki keterkaitan dengan kanker endometrium.
Tabel ". lasiikasi dari 'iperplasia endometrium dan hubungannya dengan ?ar!inima 3ndometrium. %ikutip dari kepustakaan C
&ada pasien yang lebih tua, kadang kurang dapat dibedakan kanker endometrum yang ternyata dapat berkembang tanpa tanda intervensi, tetapi pada sebagian besar kanker endometrium ada ase premalignant dari h!perplasia endometrium. Hiperplasia #ndometrium terjadi pada 5 : "0+ $anita dengan perdarahan pas!a menopause.C,D
Bambar ". 3ek endometrial pada $anita premenopauseF (a) Siklus normalG (b) 3ek 3strogen yang tidak berhen ti. %ikutip dari kepustakaan 5 Terapi untuk h!perplasia endometrium se!ara langsung terkait dengan derajat h!perplasia, usia pasien dan keinginannya dalam reproduksi. H!perplasia "denomatosa tipe sedang dan berat pada $anita yang mele$ati usia reproduksi atau yang sudah tidak menginginkan anak pada umumnya memerlukan histerektomi. ;ika tetap ingin untuk mempertahankan uterus, dan hatihati terhadap % A ? atau histeroskopi dengan biopsy terarah telah dilakukan, terapi dapat dilakukan dengan Magestrol asetat (10 : 0 mg>hari) selama beberapa bulan untuk benarbenar menekan endometrium. &engobatan endometrium se!ara menyeluruh dilakukan sampai enam bulan untuk memastikan keberhasilan terapi. Terlepas dari tingkat keparahan h!perplasia adenomatosa, jika perdarahan
abnormal berulang meskipun terapi yang tepat, maka endometrium harus segera diperiksa jaringannya.C Terapi untuk h!perplasia adenomatosa tipe ringan terdiri dari % A ? dan mungkin progestin kurang kuat (misalnya, medro-yprogesterone asetat "0 mg & setiap hari selama minggu sampai satu bulan). 3ndometrium harus di sampel lagi dalam 9 : " bulan, untuk menilai kelanjutan tipe h!perplasia adenomatosa pada seorang $anita yang tidak menginginkan reproduksi, maka histerektomi dibenarkan. #ntuk h!perplasia adenomatosa, % A ? menyeluruh mungkin merupakan terapi adekuat jika progestin atau induksi ovulasi telah diberikan. 'al ini dilakukan hanya pada $anita yang menginginkan reproduksi. Sampel endometrium harus diperiksa dalam " tahun untuk memastikan bah$a h!perplasia endometrium telah menurun.C 5) ?a 3ndometrium Terdapat sekitar "0+ $anita dengan perdarahan pas!a menopause mengalami kanker endometrium. Meskipun etiologinya masih belum diketahui dengan pasti, tapi pemberian estrogen merupakan salah satu aktor utama yang terkait. Selain itu, kejadian %a endometrium se!ara langsung berkaitan dengan peningkatan estrogen (endogen dan eksogen) dan durasi dari stimulasi ini. Eanita perimenopause dengan %a #ndometrium biasanya mengalami perdarahan uterus yang abnormal. @iasanya mengalami Menometrorrhagia (perdarahan siklus haid yang tidak teratur dalam jumlah yang lebih dari normal) atau &ligomenorrhea atau perdarahan yang teratur dan berkelanjutan setelah masa menopause.
%a endometrium dapat menyebar dari berbagai !ara, antara lain permukaan dalam endometrium sebagai tempat pertumbuhan ( misalnya, ke dalam saluran leher rahim), ke dalam m!ometrium menuju ke peritoneum dan parametrium, melalui tuba uteri ke ovarium, ke uterus dan serviks, ke arteri dan vena di uterus, atau ke daerah panggul. 2nvasi m!ometrium dan metastasis terjadi relative lambat.C %i sisi lain, terdapat D0+ $anita dengan !a endometrium akan bermaniestasi sebagai perdarahan pervaginam. esiko keganasan bergantung pada episode perdarahan meningkat sesuai usia hanya "+ $anita pada usia 50 tahun daripada 5+ $anita dengan usia C0 tahun akan mengalami penyakit tersebut. &enyebab lain dapat didapatkan melalui anamnesis, pemeriksaan isik dan pemeriksaan penunjang lainnya. Meskipun "0 : "5+ dari pasien, tidak ada penyebab
yang
mendasarinya.
leh
karena
itu,
sangat
penting
untuk
memeriksakan darah dan urine. hususnya apabila sumber perdarahan tidak diketahui. @iasanya, Hematuria dan perdarahan re!tum dapat bermaniestasi sebagai suspek perdarahan pas!a menopause. Bejala klinis dapat berupa perdarahan yang jarang, kadang disertai tidak rasa sakit, ke!uali ineksi intrauteri atau obstruksi serviks, eputihan berlebih, berbau busuk yang dapat terjadi sesekali.C
&ada kasus dini, tidak ada tandatanda kelainan yang ditemukan dari pemeriksaan isik, tetapi sebagai perlangsungan dari sebuah kanker, uterus biasanya menjadi lebih besar, lebih bulat, dan tidak terlalu lunak. Serviks dapat terasa lembut. &ada perempuan pas!a menopause dengan usia yang lebih tua, jaringan parut serviks atau stenosis dapat menghambat perdarahan eksternal, dan mungkin pasien hanya akan mengalami kram perut.C &emeriksaan sitologi apusan serviks dan vagina harus selalu dilakukan pada kasus ini, terutama untuk menyingkirkan neoplasia servi$s atau vagina. Sitologi vagina mengungkapkan selsel karsinoma endometrium hanya sekitar 50+ kasus. Memang, teknik sitologi intrauteri kurang eekti dibandingkan pengambilan sampel jaringan endometrium (D0+) untuk diagnosis. Setiap kasus yang di!urigai %a endometrium harus memiliki evaluasi endoserviks bahkan sebelum pemberian terapi. leh karena itu, tindakana kuretase pada endoserviks merupakan hal yang penting untuk mendapatkan sampel jaringan endometrium.C
?.
Kelompok Usia (Tahun)
pasien 0,1 + 9,9 + C,9C + C, + *,C +
H 50 50 : 5D 90 : 9D *0 : *D I C0
b) Terapi &engganti 'ormon
&enggunaan
regimen
Terapi
&engganti
'ormon
yang
lama
dapat
meningkatkan level estrogen yang akan meningkatkan resiko !a endometrium yang digunakan selama 5 : 9 tahun. &enambahan progesterone diberikan pada terapi pengganti hormone untuk mengurangi resiko hyperplasia endometrium dan kanker. &enggunaan progesterone selama "0 : " hari atau dapat dikombinasikan se!ara
bersamaan.
2nsiden
kelainan
endometrium
pada
$anita
yang
menggunakan terapi pengganti hormone sangat tinggi di masyarakat umum jika dibandingkan dengan penelitian karena penelitian terakhir menunjukkan bah$a perdarahan dengan 'T sangat sedikit jika dibandingkan dengan $anita yang 4on'T. 'al ini kemungkinan disebabkan oleh kelainan jinak,seperti polip.*
!) Tamo-ien
&erempuan yang menerima Tamo-ien dalam pengobatan atau pen!egahan dari kanker payudara akan beresiko tiga sampai enam kali lipat lebih besar mengalami kanker endometrium. &eningkatan kejadian terjadi pada perempuan yang menerima terapi saat ini. esiko dari peningkatan kanker endometrium terjadi dengan dosis tinggi dan durasi yang lama pada penggunaan tamo-ien se!ara bersamasama. &engobatan melebihi dari lima tahun akan meningkatkan resiko paling sedikit empat kali lipat.*
Selain itu, terdapat bukti dari satu kasus penyakit mengenai kejadian kanker endometrium dalam penggunaan tamo-ien jangka panjang yang memiliki prognosis lebih buruk (seharusnya histology lebih sedikit baik dan tingkat tertinggi) pada kankerkanker yang terjadi pada perempuan. %isini terdapat beberapa perdebatan tentang bagaimana lekat perempuan dengan tamo-ien dimana
seharusnya
dapat
dimonitor
untuk
perkembangan
dari kanker
endometrium, termasuk saransaran yang dapat membantu penyelidikan berkala selanjutnya dalam pembahasan dari &M@.*
%. %iagnosis %alam situasi klinik, untuk menegakkan diagnosis &erdarahan &as!a Menopause dibutuhkan beberapa tahapan sepertiF
". 6namnesis . &emeriksaan
meningkatkan ?a 3ndometrium dan berkaitan dengan mediasi elevasi level estrogen pada $anita %M, hiperinsulinemia, dan insulin seperti gro$th aktor. i$ayat keluarga juga sangat penting seperti ri$ayat kolorektal, endometrial, atau kanker lainnya yang berhubungan dengan kanker herediter nonpolip. &ada akhirnya, ri$ayat pengobatan sebelumnya dan ri$ayat operasi pada gangguan perdarahan atau antikoagulan sebaiknya ditanyakan. %$ Peme!iksaan &isik
&emeriksaan keseluruhan abdomen dan pemeriksaan panggul, termasuk pemeriksaan spe!ulum sangat penting. 6pabila penyebab perdarahan pas!a menopause adalah kelainan intrauterine, pemeriksaan isik dapat menunjukkan adanya kelainan tersebut. &emeriksaan bimanual sangat penting untuk melihat apakah ada pembesaran dari uterus dan untuk mengetahui posisi dan mobilitas uterus. 6troi vagina dapat terlihat dari inspeksi langsung. ulit vagina terlihat tipis, kemerahan dan inlamasi pada titik keluarnya darah. &emeriksaan &apJs smear sebenarnya tidak diperlukan akan tetapi merupakan program skrining nasional. &emeriksaan ini bukan untuk mendiagnosis akan tetapi untuk mengidentiikasi neoplasia serviks yang tidak diketahui. 6pabila hal tersebut di!urigai, maka pemeriksaan kolposkopi sebaiknya dilakukan. ;ika terdapat lesi !ervi!al neoplasia sebaiknya segera dirujuk ke ginekologi onkologi, yang dapat melakukan biopsy dan pemeriksaan M2 serta terapi kank er.
'$ Peme!iksaan Penunjang T!ansaginal Ul!asoun (T*US)
Transvaginal #ltrasound (TK#S) merupakan prosedur non invasive diagnosis tes yang dapat membantu mengidentiikasi pada $anita yang tidak dilakukan histereskopi dan biopsy endometrium. Transvaginal #ltrasound dibandingkan dengan #SB 6bdominal TK#S memiliki resolusi yang baik untuk mendeteksi adanya ?a endometrium dan menampilkan visualisasi struktur rongga pelvis yang baik."0 3ndometrium yang tipis se!ara umum masih normal. %imana area tersebut kemungkinan menimbulkan sebuah polip endometrium, hyperplasia atau ?a endometrium. etebalan endometrium pada $anita dengan ?a endometrium lebih tebal : 1 kali dibandingkan $anita normal."0 &ada penelitian, terdapat sebanyak ""9C $anita dengan perdarahan pas!a menopause, dengan ratarata ketebalan endometrium disertai endometrial atroi ialah ,DD mm (,5 mm) dimana untuk ?a endometrium adalah berkisar "," mm. ;ika ketebalan endometrium kurang dari mm, maka diagnosis kanker dapat disingkirkan, meskipun ditemukan 0,C+ $anita dengan perdarahan pas!a menopause dengan ketebalan kurang dari 1 !m terdiagnosis kanker."0 TK#S memiliki kesamaan sensitivitas dengan biopsy endometrium, dan dapat digunakan ketika biopsy endometrium tidak valid, tidak dapat terdiagnosis atau tidak berhasil. TKS# dapat menjelaskan dengan jelas ketebalan dan morologi
endometrium dan dapat juga mengidentiikasi kelompok $anita dengan perdarahan pas!a menopause yang memiliki endometrium yang tipis.*,"0 In+us Saline Sonog!aph,
;ika
di!urigai
sonohysterography
sebuah
dapat
polip,
membantu
prosedur untuk
ini
disebut
menjelaskannya.
juga
dengan
%engan
!ara
memasukkan larutan saline murni sebanyak 5 : "0 !! kedalam uterus melalui kateter yang dimasukkan ke dalam rongga uterus, yang diikuti oleh TK#S. 'al ini meningkatkan sensitivitas dari ultrasound untuk menampakkan lesi endometrium seperti polip submukosa yang ibroid. 'asil dari TK#S dan inus saline sonography merupakan kolaborasi terbaik. leh karena itu, biopsy, TK#S dan hysteros!opy merupakan pilihan diagnostik."0
Hise!oskopi
&rosedur dilatasi dan kuretase serviks saat ini telah berganti dengan histeroskopi. 'al ini tersedia dan aman serta baik untuk digunakan sebagai prosedur diagnostik untuk investigasi kelainan pada endometrium dan endoserviks pada pasien dengan perdarahan pas!a menopause.
&emeriksaan pelvik merupakan langkah a$al pemeriksaan isik pada kanker endometrium. &ada pemeriksaan pelvik, dokter memeriksa sepanjang kandungan apakah terdapat lesi, benjolan, atau mengetahui daerah mana yang terasa sakit jika diraba. #ntuk daerah kandungan bagian atas dokter menggunakan alat spekulum. Teknik pemeriksaan ini sebenarnya harus rutin dilakukan oleh $anita untuk mengetahui kondisi vaginanya. @iopsy
endometrial
diperlukan untuk
menegakkan diagnosis kanker
endometrium. &ada pemeriksaan biopsy, akan diambil sebagian ke!il dari lapisan uterus (endometrium) kemudian dilihat sediaan tersebut di mikroskop. arena kanker endometrium dimulai di dalam uterus, kelainannya tidak selalu dapat dideteksi dengan pap smear. arena itu, sampel dari jaringan endometrium harus diambil dan dilihat dengan mikroskop untuk dideteksi apakah terdapat sel kanker atau tidak.
3. &enatalaksanaan
"$ A!o+i Enome!ium Terapi estrogen sistemik eekti untuk menghilangkan kekeringan vagina,
dispareunia, dan kelainan saluran kemih. @agi $anita yang tidak seharusnya atau memilih untuk tidak menggunakan terapi estrogen, pilihan lain adalah krim topikal. arena penyerapan sistemik yang rendah, stimulasi endometrium minimalG sehingga terapi estrogen vagina mungkin !o!ok bahkan untuk $anita dengan gejala kanker payudara. %osis rendah krim estrogen (&remarin, 3stra!e) (0,5 g) eekti bila digunakan hanya " sampai kali seminggu. Sebuah tablet estradiol pervaginam (Kagiem) (5 Lg) dimasukkan dua kali seminggu, yang mungkin lebih mudah digunakan daripada krim estrogen. ?in!in vagina yang mengandung estrogen (3string) (*,5 Lg>hari), yang ditempatkan di dalam vagina setiap bulan dan perlahanlahan melepaskan dosis rendah estradiol, juga tersedia.D &enelitian dari tablet estrogen pervaginam dan !in!in vagina telah dikonirmasi aman pada endometrium pada " tahun, tetapi pada eek jangka panjang dari terapi estrogen dosis rendah pada endometrium tidak pernah diadakan penelitian. Eanita yang ingin menggunakan terapi estrogen pervaginam harus diminta untuk melaporkan setiap perdarahan vagina, dan perdarahan ini harus dievaluasi se!ara menyeluruh. @iasanya, terapi progestin sistemik tidak diresepkan untuk $anita yang menggunakan dosis rendah estrogen vagina. %engan tidak adanya buktibukti yang mendukung, itu tidak masuk akal untuk merekomendasikan penggunaan progestin
selama " sampai "1 hari, setiap 9 sampai " bulan, pada $anita yang pengguna jangka panjang estrogen pervaginam, terutama perempuan dengan kelebihan berat badan atau orang lain pada peningkatan risiko untuk hiperplasia endometrium. &elumas (misalnya, eplens, Y ;elly) merupakan alternati nonhormon untuk mengurangi ketidaknyamanan dengan hubungan seksual di hadapan atroi urogenital.D Terapi estrogen pervaginam mun!ul untuk mengurangi eek gejala saluran kemih, seperti rekuensi dan urgensi, dan telah terbukti mengurangi kemungkinan ineksi saluran kemih berulang pada $anita pas!amenopause. 3ek terapi estrogen pada inkontinensia urin tidak jelas. Sedangkan beberapa studi menunjukkan hasil peningkatan
inkontinensia
dengan
terapi
estrogen,
yang
lain
menunjukkan
memburuknya gejala.D %$ Polip Enome!ium &ada $anita yang memiliki gejala, penatalaksanaa normalnya bisa dilakukan di ba$ah pengaruh general anastesi. @agaimanapun, hal ini bisa dilakukan pada pasien ra$at jalan salah satunya dengan mengangkat langsung polip yang terlihat, atau pengobatan dengan menggunakan instrument diathermy khusus. Salah satu yang memungkinkan adalah memisahkan polip dari dasarnya dan kemudian mengangkat seluruh lesi se!ara utuh. 6lternatinya, lesi yang terlihat jelas dapat dipotongpotong dalam potongan ke!il dan diangkat se!ara langsung. &olip yang tak teridentiikasi dapat juga bermaniestasi sebagai perdarahan berkelanjutan atau berulang, sehingga perlu dilakukan histerektomi.5,D
'$ Te!api Penggani Ho!mon
Tidak ada terapi khusus untuk terapi pengganti hormon, tapi ada hormon pengganti dengan nama alo-iene yang memiliki modul reseptor estrogen selekti dimana memiliki eek sebagai estrogenagonist pada tulang dan kolesterol, tetapi estrogenantagonist pada payudara dan endomentrium. -$ H,pe!plasia Enome!ium Terapi untuk hyperplasia endometrium sebaiknya diterapi berdasarkan hasil kriteria histology, aktor predisposisi, umur pasien. %isisi lain, tergantung dari prognosisnya, beberapa tipe hyperplasia endometrium biasanya berespon dengan pemberian terapi progestogen.
.$ Ka!sinoma Enome!ium
Terapi utama pada karsinoma endometrium adalah pembedahan. Termasuk mengangkat bagian uterus, serviks dan struktur 6dneksa. ;ika uterus telah diangkat,
harus
dilakukan
pemeriksaan
patologi
anatomi.
&ada
pasien
yang
tidak
memungkinkan untuk dilakukan laparotomy, maka vaginal histerektomi atau laparoskopi dapat dilakukan. &ilihan terapi untuk karsinoma endometrium adalah kemoterapi. &ada bebrapi kasus, manajemen ?a endometrium dengan metastasis adalah progestin dosis tinggi atau kemoterapi merupakan terapi paliati, dengan harapan ke!il untuk mengontrol penyakit dalam jangka panjang. @ahan kemoterapi yang biasanya digunakan adalah %o-orubi!in hydro!hloride (6driamy!in) dan ?isplatin (&latinol) atau ?arboplatin (&araplatin)."" &ada beberapa tahun ini, telah ditemukan bah$a karsinoma endometrium dapat diterapi, meskipun dengan kontra indikasi terapi pengganti estrogen, seperti adeno!ar!inoma pada endometrium bisa disebabkan oleh estrogen dependent neoplasma.
3strogen
dapat
memi!u
prolierasi
endometrium
yang
akan
mengakibatkan hyperplasia endometrium pada $anita menopause yang mendapat terapi pengganti hormone.""
DA&TA/ PUSTAKA
". Bhani, =anai$aty. 00D. Selu$ (elu$ Menopause. &engembangan esehatan Kol.2. ;akarta.
. Munot, Sarika. 00C. Modern management of postmenopausal bleeding . Trends in #rology Bynae!ology A Se-ual 'ealth. $$$.tughs.!om . 6ppleton,ellie. upesi!,Sanja &lavsi!. )ole of *ltrasound in the "ssessment of Postmenopausal (leeding . %onald S!hool ;ournal o #ltrasound in bstetri!s and Byne!ology. 0" 1. B Munro,Makolm. +nvestigation of ,oman 'ith Postmenopausal *terine (leeding %linical Practice )ecommendations. ?aliornia. 0"1 5. 3dmonds, %.eith. De'hurst/s Tetboo$ of &bstetrics 0 1!naecolog!. ?hapter 1* F Menopause and &ostmenopausal Eoman. #S6 @la!k$ell &ublishing. 00" 9. ?unningham,