Perbedaan ACE Inhibitor dengan ARB
Kontraindikasi
ACE INHIBITOR Kehamilan, bilateral artery
ARB Kehamilan, bilateral artery
Efek Samping
stenosis, hiperkalemia Batuk,angioedema,
stenosis, hiperkalemia Angioedema (jarang),
hiperkalemia, hilang rasa,
hiperkalemia, disfungsi renal
Berinteraksi dengan Mekanisme
rash,disfungsi renal Diuretik penahan Kalium, NSAID kskresi kalium melalui ginjal berkurang, !etensi Na dan "#$ "iperkalemia, fek antihipertensi berkurang
Efek
Penghambat enim kon!ersi angiotensin "ACEI#
A%I dianggap sebagai terapi lini kedua setelah diuretik pada kebanyakan pasien dengan hipertensi& Studi A''"A A''"A menunjukkan kejadian gagal jantung dan stroke lebih sedikit dengan klortalidon dibanding dengan lisinopril& erbedaan untuk stroke konsisten dengan hasil trial lainnya, the %aptopril re*ention roje+t (%A)& ada studi dengan lansia, A%I sama efektifnya dengan diuretik dan penyekat beta, dan pada studi yang lain A%I malah lebih efektif& 'agi pula, A%I A%I mempun mempunyai yai perana peranan n lain lain pada pada pasien pasien dengan dengan hiperte hipertensi nsi plus plus kondis kondisii lainny lainnya& a& Kebany Kebanyaka akan n klinisi klinisi setuju setuju bila bila A%I A%I bukan bukan merupa merupakan kan terapi terapi lini lini pertama pada kebanyakan pasien hipertensi, tetapi sangat mendekati diuretik& A%I A%I mengha menghamba mbatt peruba perubahan han angiote angiotensi nsin n I menjadi menjadi angiot angiotens ensin in II, dimana dimana angiot angiotens ensin in II adalah adalah *asoko *asokonst nstrikt riktor or poten poten yang yang juga juga merang merangsan sang g sekresi sekresi aldosteron (lihat gambar )&
-ambar & Sistem renin.angiotensin dan system kallikrein.kinin A%I juga memblok degradasi bradikinin dan merangsang sintesa /at./at yang menyebabkan
*asodilatasi,
termasuk
prostaglandin
#
dan
prostasiklin&
eningkatan bradikinin meningkatkan efek penurunan tekanan darah dari A%I, tetapi juga bertanggung ja0ab terhadap efek samping batuk kering yang sering dijumpai pada penggunaan A%I& A%I se+ara efektif men+egah dan meregresi hipertrofi *entrikel kiri dengan mengurangi perangsangan langsung oleh angiotensin II pada sel miokardial& 1N% 2 men+antumkan indikasi khusus dari A%I, menunjukkan banyak kegunaan yang berdasarkan bukti (e*iden+e.based) dari kelas obat ini (lihat gambar 3)& Beberapa studi menunjukkan kalau A%I mungkin lebih efektif dalam menurunkan resiko kardio*askular dari pada obat antihipert ensi lainnya& ada D4 tipe #, dua studi menunjukkan kalau A%I superior daripada %%B&56 etapi pada 7KDS, +aptopril
eki*alen dengan atenolol dalam
men+egah
kejadian
kardio*askular pada pasien dengan D4 tipe #&58 A%I menurunkan morbiditas dan mortalitas pada pasien dengan gagal jantung5# dan memperlambat progres penyakit ginjal kronis&53 -olongan A%I harus digunakan sebagai pengobatan lini pertama dalam terapi pada pasien.pasien ini, ke+uali terdapat kontraindikasi absolut& Selain terapi dengan penyekat beta, bukti menunjukkan kalau A%I lebih jauh menurunkan resiko kardio*askular pada angina stabil kronis (7!$A) dan pada pasien.pasien pas+a infark miokard ("$)& Akhirnya, data dari !$-!SS menunjukkan berkurangnya resiko stroke yang kedua kali dengan
kombiasi A%I dan diuretik tia/id& Kebanyakan A%I dapat diberikan 8 kali9hari ke+uali kaptopril, 0aktu paruhnya pendek , biasanya dua sampai tiga kali9hari& Kaptopril, enalapril, dan lisinopril diekskresi le0at urin, jadi penyesuaian dosis diperlukan pada pasien dengan penyakit ginjal kronis yang parah& enyerapan kaptopril berkurang 36 : 56 ; bila diberikan bersama makanan& A%I dapat di toleransi dengan baik oleh kebanyakan pasien tetapi tetap mempunyai efek samping& A%I mengurangi aldosteron dan dapat menaikkan kosentrasi kalium serum& Biasanya kenaikkannya sedikit, tetapi hiperkalemia dapat terjadi& erlihat terutama pada pasien dengan penyakit ginjal kronis, atau diabetes melitus dan pada pasien yang juga mendapat A!B, NSAID, supplemen kalium, atau diuretik penahan kalium& 4onitoring serum kalium dan kreatinin dalam 0aktu 5 minggu dari a0al pemberian atau setelah menaikkan dosis A%I sering dapat mengidentifikasi kelainan ini sebelum dapat terjadi komplikasi yang serius& Angiedema adalah komplikasi yang serius dari terapi dengan A%I& Sering ditemui pada Afri+an.Amerian dan perokok& -ejala berupa bengkak pada bibir dan lidah dan kemungkinan susah bernafas& "entikan pemberian A%I untuk semua pasien dengan angioedema, tetapi edema laring dan gejala pulmonal kadanag.kadang terjadi dan memerlukan terapi dengan epinefrin, kortikosteroid, antihistamin, dan9atau intubasi emergensi untuk membantu respirasi& Batuk kering yang persisten terlihat pada #6; pasien< dapat dijelaskan se+ara farmakologi karena A%I menghambat penguraian dari bradikinin& Batuk yang disebabkan tidak menimbulkan penyakit tetapi sangat menganggu ke pasien& Bila A%I diindikasikan untuk indikasi khusus gagal jantung, diabetes, atau penyakit ginjal kronis< pada pasien.pasien dengan batuk kering, A%I diganti dengan A!B& A%I merupakan kontraindikasi absolut untuk perempuan hamil dan pasien dengan ri0ayat angioedema& A%I harus dimulai dengan dosis rendah terutama pada pasien dengan deplesi natrium dan *olume, eksaserbasi gagal jantung, lansia, dan yang juga mendapat *asodilator dan diuretik karena hipotensi akut dapat terjadi& enting untuk memulai dengan = dosis normal untuk pasien.pasien diatas dan dosis dinaikkan pelan.pelan& Pen$ekat reseptor angiotensin II "ARB#
Angitensinogen II dihasilkan dengan melibatkan dua jalur en/im> !AAS (!enin Angiotensin Aldosterone System) yang melibatkan A%, dan jalan alternatif yang menggunakan en/im lain seperti +hymase (lihat gambar ?)&3 A%I hanya menghambat efek angiotensinogen yang dihasilkan melalui !AAS, dimana A!B menghambat angiotensinogen II dari semua jalan& $leh karena perbedaam ini, A%I hanya menghambat sebagian dari efek angiotensinogen II& A!B menghambat se+ara langsung reseptor angiotensinogen II tipe 8 (A8) yang memediasi efek angiotensinogen II yang sudah diketahui pada manusia> *asokonstriksi, pelepasan aldosteron, akti*asi simpatetik, pelepasan hormon antidiuretik dan konstriksi arteriol efferen dari glomerulus& A!B tidak memblok reseptor angiotensinogen tipe # (A#)& 1adi efek yang menguntungkan dari stimulasi A# (seperti *asodilatasi, perbaikan jaringan, dan penghambatan pertumbuhan sel) tetap utuh dengan penggunaan A!B& Studi menunjukkan kalau A!B mengurangi berlanjutnya kerusakan organ target jangka panjang pada pasien.pasien dengan hipertensi dan indikasi khusus lainnya& ujuh A!B telah di pasarkan untuk mengobati hipertensi< semua obat ini efektif menurunkan tekanan darah& A!B mempunyai kur*a dosis.respon yang datar, berarti menaikkan dosis diatas dosis rendah atau sedang tidak akan menurunkan tekanan darah yang drastis&
enambahan
diuretik
dosis
rendah
akan
meningkatkan
efikasi
antihipertensi dari A!B& Seperti A%I, kebanyakan A!B mempunyai 0aktu paruh +ukup panjang untuk pemberian 8 @9hari& etapi kandesartan, eprosartan, dan losartan mempunyai 0aktu paruh paling pendek dan diperlukan dosis pemberian #@9hari agar efektif menurunkan tekanan darah& A!B mempunyai efek samping paling rendah dibandingkan dengan obat antihipertensi lainnya& Karena tidak mempengaruhi bradikinin, A!B tidak menyebabkan batuk kering seperti A%I& Sama halnya dengan A%I, A!B dapat menyebabkan insufisiensi ginjal, hiperkalemi, dan hipotensi ortostatik& "al.hal yang harus diperhatikan lainnya sama dengan pada penggunaan A%I& Kejadian batuk sangat jarang, demikian juga angiedema< tetapi +ross.rea+ti*ity telah dilaporkan& A!B tidak boleh digunakan pada perempuan hamil&