Perancangan dan Implementasi Private Cloud Computing Menggunakan Eucalyptus - Ubuntu Enterprise Cloud Ibnu Yahya Sumantri1, Henry Rossi Andrian, S.T., M.T. 2, Robbi Hendriyanto, ST.3 Program Studi Teknik Komputer Politeknik Telkom Bandung 2010 Jl. Telekomunikasi No.1 Dayeuhkolot Bandung 40257
ABSTRAK Private Cloud Computing merupakan pemodelan cloud computing yang memberikan lingkup yang lebih kecil untuk dapat memberikan layanan kepada pengguna tertentu. Dengan menggunakan Ubuntu Enterprise Cloud (UEC), Cloud Computing yang bersifat private ini dapat dibangun dengan mudah dan gratis. UEC dapat menggunakan beberapa metode instalasi yang disesuaikan dengan topologi yang telah disarankan. UEC yang didukung Eucalyptus, memiliki fitur diantaranya Image Management, Instance Management, Storage Management, Network Management, dan juga Security. Eucalyptus mengimplementasikan model layanan Infrastruktur as a Service atau IaaS. Jadi, eucalyptus ini memberikan layanan berupa infrastruktur yang salah satunya adalah sistem operasi. Untuk mengakses private cloud ini adalah dengan menggunakan Secure Shell (SSH) sebagai jalur akses kepada layanan cloud yang diberikan. Layanan yang diberikan dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan, sebagai contoh adalah web server. Kata kunci : Private Cloud, Eucalyptus, Ubuntu Enterprise Cloud
PENDAHULUAN Latar Belakang Fungsi internet yang pada awalnya hanya sebagai media pengirim data dan informasi, saat ini mengalami perluasan menjadi semakin berkembang mengikuti bidangnya masing-masing. Sebagai contoh internet digunakan untuk mengelola data pribadi dan juga pekerjaan penting seperti pekerjaan kantor. Dengan demikian internet diharapkan dapat memberikan layanan berupa kemudahan serta kenyamanan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Perpaduan permasalahan tersebutlah yang kemudian mengarah kepada suatu teknologi, yaitu komputasi berbasis internet. Dalam perkembangannya, teknologi komputasi berbasis internet lebih diarahkan kepada proses pengaplikasian sistem yang mudah dan tidak memerlukan banyak waktu atau tenaga. Teknologi yang sudah ada hingga saat ini masih terbatasi oleh ruang, yang tentunya akan memerlukan banyak waktu dan tenaga. Contoh di bidang pendidikan adalah instansi pada perguruan tinggi. Kebutuhan pengolahan data yang ada sangat tinggi. Data-data tersebut merupakan data yang diolah oleh berbagai divisi dalam instansi tersebut. Data yang diolah dan disimpan pada sistem tersebut semakin lama akan semakin bertambah, sehingga memerlukan tempat penyimpanan atau storage yang besar pula. Penambahan kapasitas ini juga mengakibatkan pekerjaan dan biaya pemeliharaan serta perawatan perangkat kerasnya menjadi bertambah. Bandwidth
yang diperlukan untuk proses ini pun tidak sedikit. Oleh karena itu, cloud computing ditunjuk sebagai teknologi yang dapat mengatasi masalah tersebut. Teknologi ini menggabungkan prinsip dasar ekonomi dan peletakan sumber daya komputasi. Sesuai dengan karakteristiknya yaitu virtualisasi sumber daya komputasi dan penyewaan berbasis pengguna.
DASAR TEORI Definisi Cloud Computing Istilah cloud telah digunakan dalam perkembangan dunia Internet, karena Internet bisa digambarkan sebagai sebuah awan besar. Penggunaan istilah ini awalnya digunakan untuk gambaran umum sebuah jaringan besar/backbone yang berupa awan, yang sebenarnya berisi sekumpulan komputer yang saling terhubung. Konsep ini dikenalkan pada awal 1961, ketika Profesor John McCarthy menyatakan bahwa “teknologi komputer time-sharing mungkin akan berkembang di masa depan, dimana kemampuan komputasi dan aplikasi spesifik mungkin dapat dijual melalui model bisnis berdasarkan tipe utilitas”. Baru pada sekitar tahun 2008 awal teknologi ini muncul kembali dan masih banyak perbedaan pendapat serta pemahaman mengenai cloud computing. Semua menjadi sangat jelas saat ini sehingga memaksa para profesional TI untuk
dapat beradaptasi dengan cepat dalam mengimplementasikan cloud computing. Cloud computing sendiri adalah sebuah model komputasi, dimana sumber daya seperti daya komputasi, penyimpanan, jaringan dan perangkat lunak disediakan sebagai layanan di internet [10]. Cloud computing juga dapat dikatakan sebuah “mekanisme” yang memungkinkan pengguna “menyewa” sumber daya teknologi informasi melalui internet dan memanfaatkan dan membayar sesuai dengan layanan yang digunakan saja. Dengan konsep ini, maka semakin banyak orang yang bisa memiliki akses dan memanfaatkan sumber daya tersebut, tanpa harus melakukan investasi besar-besaran.
Model Cloud Berdasarkan Infrastruktur Ada beberapa model penyebaran dari cloud computing yang dapat diterima oleh para stakeholder saat ini dan diakui oleh National Institute of Standards and Technology (NIST) [4] : 1. Public Cloud Public cloud merupakan sebuah model layanan cloud yang disediakan oleh provider dan ditujukan untuk layanan public/masal. Mekanisme public cloud adalah sebuah utilitas berbasis bayar yang disesuaikan dengan penggunaan. Resource dari cloud ini dihosting di tempat penyedia layanan, mulai dari aplikasi hingga media penyimpanan/storage. Contoh dari public cloud yang populer adalah Amazon AWS (EC2, S3 dll), Rackspace Cloud Suite, dan Microsoft’s Azure Service Platform. 2. Private Cloud Private cloud dibangun, dioperasikan, dan dikelola oleh sebuah organisasi untuk perusahaan penggunaan/keperluan internal untuk mendukung operasi bisnisnya secara eksklusif. Mulai dari masyarakat umum, perusahaan swasta, hingga organisasi pemerintah di seluruh dunia yang mengadopsi model ini untuk mengeksploitasi manfaat cloud seperti fleksibilitas, pengurangan biaya, kecepatan dan sebagainya. 3. Community Cloud Community cloud terbagi menjadi beberapa organisasi dan mendukung komunitas tertentu yang telah berbagi kepentingan misalnya misi, persyaratan keamanan, kebijakan, dan pertimbangan. Community cloud dikelola oleh sebuah organisasi atau pihak ketiga dan mungkin oleh anggota aktif. Salah satu contoh dari Community Cloud adalah OpenCirrus, yang dibentuk oleh HP, Intel, Yahoo, dan lainnya. 4. Hybrid Cloud Hybrid cloud merupakan infrastruktur yang terdiri dari dua atau lebih cloud (private, community, atau public). Jadi, Hybrid cloud
adalah infrastruktur cloud berupa gabungan dari beberapa cloud yang ada.
Model Cloud Berdasarkan Jenis Layanan Layanan ini secara umum dibagi menjadi tiga kategori menurut definisi NIST [4]. 1. Infrastructure as a Service (IaaS) Sistem memberikan layanan kepada konsumen berupa Aplikasi yang dapat diakses dari berbagai perangkat klien. Konsumen bisa menggunakan thin client, atau web browser sebagai interface/antarmukanya. Seperti Amazon Web Services (AWS) menyediakan virtual server dengan alamat IP yang unik dan blok penyimpanan sesuai permintaan. Pelanggan mendapatkan manfaat dari sebuah API dimana mereka dapat mengontrol server mereka. Karena pelanggan membayar sejumlah pelayanan yang mereka gunakan, seperti halnya membayar listrik atau air, dan layanan ini juga disebut utilitas komputasi. 2. Platform as a Service (PaaS) Sistem PaaS mengijinkan pengguna menggunakan aplikasi dan bahasa pemrograman yang disediakan oleh sistem serta menyimpan data-data di dalam sistem cloud computing, tentunya dengan menggunakan API provider. Google Apps merupakan salah satu yang paling terkenal sebagai penyedia PaaS. 3. Software as a Service (SaaS) SaaS merupakan perangkat lunak yang berbentuk layanan/service. Dalam hal ini provider memungkinkan pelanggan hanya untuk menggunakan aplikasi tersebut (aplikasi yang disewa). Perangkat lunak ini berinteraksi dengan user melalui user interface. Aplikasi ini dapat berupa email berbasis web, aplikasi seperti Twitter atau Last.fm.
Ubuntu Enterprise Cloud (UEC) Ubuntu merupakan salah satu distribusi sistem operasi berbasis linux yang dikembangkan dari linux Debian. Ubuntu server memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh distribusi linux lainnya, yaitu meluncurnya versi terbaru ubuntu setiap enam bulan sekali yang disertai paket-paket aplikasi terkini juga penggunaan kernel linux terbaru. Sistem operasi Ubuntu Server dapat dipasang pada beberapa tipe arsitektur komputer diantaranya Intel X86, AMD64, ARM, SPARC, PowerPC, Itanium64 bahkan pada Playstation3 [8]. Ubuntu Server 10.04 alias Lucid Lynx yang merupakan distribusi ubuntu dengan fitur terintegrasi Ubuntu Enterprise Cloud (UEC). Ubuntu versi UEC ini meningkatkan stabilitas pada kemampuan server cloud, baik cloud dengan jaringan Amazon atau cloud yang dengan jaringan
mandiri. Eucalyptus sebagai pendukung cloud ini juga ikut ditingkatkan.
Eucalyptus Elastic Utility Computing Architecture for Linking Your Programs To Useful Systems atau Eucalyptus adalah sebuah perangkat lunak dibawah General Public License (GPL) yang berbasis open source yang mendukung perkembangan cloud computing baik private maupun public cloud. Eucalyptus juga menyertakan sistem Amazon Web Services API (EC2, S3, EBS) dan dukungan untuk menggunakan Xen dan KVM (Konqueror Virtual Machine) server. Eucalyptus mengimplementasikan model layanan Infrastruktur as a Service atau IaaS. Eucalyptus sendiri memiliki beberapa komponen utama diantaranya [10]: a. Node Controller (NC) b. Cluster Controller (CC) c. Walrus Storage Controller (WS3) d. Storage Controller (SC) e. Cloud Controller (CLC)
Ada empat tujuan utama penggunaan virtualisasi yang menjadi nilai tambah untuk sebuah organisasi[11]: 1. Meningkatnya penggunaan sumber daya perangkat keras. 2. Mengurangi biaya manajemen dan sumber daya. 3. Meningkatkan fleksibilitas bisnis. 4. Peningkatan keamanan dan mengurangi downtime.
Jenis Virtualisasi Banyak sekali jenis dari teknologi virtualisasi yang telah diperkenalkan dalam dunia komputerisasi dan disesuaikan dengan kemampuan serta kebutuhannya. Secara umum ada dua jenis virtualisasi yang berhubungan dengan sistem cloud, yaitu full virtualization dan paravirtualization. 1. Full Virtualization 2. Paravirtualization
PERANCANGAN DAN ANALISA Kebutuhan Sistem Implementasi private cloud computing pada Proyek Akhir ini menggunakan sistem operasi Ubuntu 11.04 Server versi UEC serta perangkat lunak Eucalyptus. Ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan untuk kebutuhan perangkat kerasnya. 1) Front End Secara keseluruhan Front End meliputi bagian-bagian berikut, diantaranya adalah : a) Cloud Controller (CLC) b) Cluster Controller (CC) c) Walrus (S3-Simple Storage Solution) d) Storage Controller (SC) 2) Node Pada bagian Node hanya terdiri dari Node Controller (NC).
Gambar 2. 1 Arsitektur Eucalyptus [9]
Virtualisasi Hal yang paling penting dibalik cloud computing adalah skalabilitas, dan teknologi yang memungkinkan untuk menerapkannya adalah virtualization/virtualisasi. Virtualisasi, dalam arti luas adalah emulasi dari satu atau lebih workstation/server dalam satu komputer fisik tunggal. Sederhananya, virtualisasi adalah emulasi dari hardware di dalam sebuah perangkat lunak. Hal ini memungkinkan satu komputer untuk mengambil peran beberapa komputer.
Seluruh komponen eucalyptus tersebut dikonfigurasi sesuai dengan kelompok yang telah ditetapkan. Konfigurasi komponen-komponen tersebut sesuai dengan desain sistem yang akan dikerjakan seperti pada gambar 3.1.
layanan storage yang akan diberikan kepada client. Pengujian storage berupa penyimpanan data hingga percobaan instalasi aplikasi ke storage tersebut. Selain itu juga dilakukan analisis terhadap performansi bandwidth/throughput . Pengamatan terhadap besarnya bandwidth aktual untuk sistem ini dilakukan pada bagian front end sisi client. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kebutuhan bandwidth yang diperlukan oleh satu buah client yang mengakses sistem ini. Selanjutnya adalah analisis terhadap delay saat client mengakses sistem ini.
SERVER 2
SERVER 1
Pengujian CLIENT
CLIENT
Gambar 3. 1 Desain Sistem Gambar 3.1 merupakan kebutuhan sistem untuk implementasi cloud menggunakan eucalyptus. Uji pengimplementasian dengan menggunakan tiga buah komputer, diantaranya adalah dua buah komputer server dan satu buah komputer client. Server 1 sebagai front end dan server 2 sebagai Node Controller. Dengan demikian sistem ini menerapkan Two Physical Systems Topologies, yaitu topologi yang menggunakan minimal dua buah mesin fisik/komputer. Sistem operasi yang digunakan adalah Ubuntu Server 11.04 versi UEC sebagai sistem operasi server 1 dan server 2. Komputer client menggunakan Ubuntu Desktop 11.04 sebagai sistem operasinya.
Kebutuhan Perangkat Keras Kebutuhan perangkat keras untuk implementasi cloud computing menggunakan eucalyptus memiliki spesifikasi sebagai berikut. Tabel 3. 1 Kebutuhan hardware [10]
Pengujian terhadap sistem yang telah dikerjakan yaitu dengan mengakses server melalui web browser dan terminal pada client menggunakan sistem operasi ubuntu desktop. Sebelum user lain dapat menggunakan seluruh fasilitas yang ada, admin sebagai user tertinggi harus mempersiapkan segala kebutuhan yang akan digunakan nantinya. Admin perlu mempersiapkan yang diantaranya adalah image, storage, dan juga konfigurasi ketersediaan service/layanan yang akan diberikan. 1. Registrasi User Baru Sebelum dapat mengakses dan menggunakan fasilitas yang ada pada private cloud ini user/client diwajibkan untuk melakukan registrasi, yaitu dengan mengakses alamat IP dari front end https://192.168.10.121:8443 melalui web browser. Cara melakukan registrasi yaitu dengan klik tombol “Apply” kemudian isi form yang telah disediakan. Account yang telah dibuat oleh user tidak bisa langsung dapat digunakan, melainkan harus menunggu konfirmasi dari admin. Server 1
Analisis dan Pengujian Tahap pengujian dilakukan untuk mendapatkan hasil yang layak terhadap penelitian yang telah dibuat secara keseluruhan. Dengan demikian akan diketahui tingkat keberhasilan dari sistem yang telah dibuat. Dalam uji coba ini dibutuhkan tiga buah komputer, yang akan digunakan sebagai server, dan yang lain digunakan sebagai node dan client. Pengujian dilakukan dengan mengakses server melalui client. Pengaksesan dilakukan menggunakan web browser dan disarankan untuk menggunakan Mozilla Firefox. Penggunaan browser Mozilla firefox dikarenakan firefox memiliki plugin yang dapat digunakan untuk memudahkan konfigurasi pada eucalyptus. Web browser akan digunakan untuk melakukan login hingga menjalankan image yang disediakan oleh cloud server. Kemudian pengujian terhadap
Server 2
Client 1
Hardware Minimum Suggested Minimum Suggested Minimum Suggested CPU
1 Ghz
2 X 2 Ghz VT VT, extensions 64Bit, Multicore
VT VT, extensions 64Bit, Multicore
Memory
1 GiB
2 GiB
1 GiB
4 GiB
1 GiB
2 GiB
Disk
5400rpm IDE
7200rpm SATA
5400rpm IDE
7200rpm SATA or SCSI
5400rpm IDE
7200rpm SATA or SCSI
Disk Space
40 GiB
200 GiB
40 GiB
100 GiB
40 GiB
100 GiB
1000 Mbps
100 Mbps
1000 Mbps
100 Mbps
1000 Mbps
Networking 100 Mbps
Gambar 4.1 Registrasi User Account Registrasi telah dilakukan dan menunggu konfirmasi dari admin untuk mengaktifkan akun tersebut.
Gambar 4.4 Approve Account Selain user dapat melakukan registrasi secara langsung, untuk menambahkan akun dapat dilakukan oleh admin. Dengan klik “Add user” pada tab “Users” kemudian akan muncul halaman seperti gambar. Setelah lengkap diisi kemudian klik “Add user”.
Gambar 4.2 Registrasi Selesai 2. Manajemen Users Admin dapat menentukan account mana saja yang diterima atau tidak, karena registrasi yang dilakukan client harus menunggu persetujuan dari admin.
Gambar 4.3 User Management Untuk menerima akun yang telah melakukan registrasi yaitu dengan klik Approve pada kolom Actions. Akan tetapi cara ini membutuhkan konfirmasi dari pemilik akun yang bersangkutan, yaitu melalui email yang telah dituliskan pada form saat melakukan registrasi. Konfirmasi dapat dilakukan tanpa perlu membuka email, yaitu dengan cara klik Edit pada kolom Actions. Maka akan muncul tampilan seperti pada gambar, kemudian beri tanda cek pada “Skip email confirmation” kemudian klik tombol “Update Record”.
Gambar 4.5 Add User dari admin Admin juga dapat dapat menonaktifkan akun yang sudah ada, yaitu dengan klik Delete pada kolom Actions. 3. Membuat Keypairs Pembuatan keypair ini menggunakan addons mozila firefox yaitu hybridfox. Hybridfox akan menampilkan konfigurasi apa saja yang dapat dilakukan oleh user, sesuai dengan credential dari masing-masing account. Telah dibahas sebelumnya ada beberapa cara untuk menginstansisasi sebuah image di UEC : a. Menggunakan Command Line
b. Menggunakan management tools seperti Landscape c. Menggunakan hybridfox yang merupakan addons dari Mozila Firefox. Pada pembuatan sistem private cloud ini, manajemen terhadap cloud menggunakan hybridfox dengan dibantu konfigurasi dari command line. Sebelum menggunakan hybridfox pastikan bahwa hybridfox telah terinstal pada addons mozila firefox. Untuk mendapatkan hybridfox, dapat di unduh dari link http://code.google.com/p/hybridfox/downloads/ list. Langkah pertama untuk memulai hybridfox yaitu dengan menjalankan mozila firefox kemudian masuk pada menu tools. Kemudian instances yang akan dibuat atau yang telah ada akan secara automatis termonitor sesuai dengan credentials yang telah diberikan kepada masing-masing user. Langkah yang perlu dilakukan adalah : a. Membuat Regions Klik pada tombol “Regions” kemudian isi “Region Name” dengan apa saja. Dan untuk “Endpoint URL” isi dengan http://:8773/services/Eucalyptus. Kemudian klik tombol “Add” dan “Close”. b. Membuat Credentials Buka tab baru dan akses https://:8443. Buka tab “Credentials” dan klik “Show keys” pada “Query interface credentials”.
menyimpan file keypair tersebut. Keypair ini digunakan untuk melakukan koneksi SSH.
Gambar 4.7 Key Pair 4. Membuat Security Groups Klik pada tab “Security Groups”, pilih grup yang telah ada atau membuat baru dengan klik icon “Create Groups” dan berikan nama grup tersebut. Selanjutnya pindah ke bagian “Group Permisions” dan tambahkan group rules sesuai dengan kebutuhan untuk akses cloud nantinya. Secara umum port yang diakses adalah SSH/RDP, jadi kedua port ini harus ada.
Gambar 4.8 Security Groups 5. Menjalankan Image Untuk menjalankan image dari hybridfox perlu dipastikan bahwa image telah tersedia dalam daftar pada tab “Images” seperti gambar 4.32.
Gambar 4.9 Image List in Hybridfox Gambar 4.6 Download Credential Kemudian klik pada tombol “Credentials”, isi “Account Name” dengan apa saja, “AWS Access Key” dengan “Query ID” dan “AWS Secret Key” dengan “Secret Key”. Klik “Add” kemudian “Close”. c. Setelah langkah diatas maka hybridfox akan mendeteksi apa saja yang telah dikonfigurasi kepada cloud yang telah didaftarkan. Mulai dari ketersediaan Image, status Instances, Elastic IPs, Snapshot, Security Groups dan lainnya. Pembuatan keypair dapat dilakukan dengan klik pada tab “Keypairs”, pilih icon “Create a new keypairs”. Berikan nama pada keypair yang baru dibuat, kemudian pilih lokasi untuk
Gambar 4.13 Connect to Instance Setelah status instance menjadi “running”, klik kanan pada instance lalu pilih “Show Console Output” untuk melihat proses dari instance. Gambar 4.10 Menjalankan Instance dari sebuah Image
Gambar 4.11 Instance dengan Status Running
Gambar 4.14 Console Output Jika hasil dari “Show Console Output” seperti diatas, instance berjalan dengan baik. Klik “OK” dan lanjutkan dengan klik kanan pada instance, pilih “Connect to Public DNS Name” untuk me-remote instance. Atau dengan melalui terminal, kemudian ketikkan : cd ~/.euca sudo ssh -i ubuntu@
Gambar 4.15 Autentikasi dari Host yang dituju
Gambar 4.12 Informasi Detail Instance Selanjutnya klik kanan pada image storage yang dipilih (kode emi-xxxxx), pilih “Launch Image”.
Apabila koneksi SSH berhasil, maka akan muncul seperti gambar diatas. Kemudian lanjutkan dengan mengetik “yes”, dan sistem akan melanjutkan untuk login ke instance yang telah running.
Gambar 4.16 Remote Instance Gambar diatas adalah tampilan setelah user/client berhasil terkoneksi dengan instance yang telah dibuat. Sistem operasi yang ditampilkan merupakan pilihan user saat membuat/menjalankan instance. Sistem tersebut dapat digunakan sesuai kebutuhan user, misalnya sebagai server. Setelah instance dijalankan menggunakan salah satu bundle image atau paket yang disediakan, maka apabila dilihat perbedaan sebelum dan sesudah penggunaan adalah sebagai berikut.
Gambar 4.17 Melihat Ketersediaan Paket Instance Gambar tersebut menunjukkan adanya pengurangan terhadap jumlah ketersediaan instance yang dapat dibentuk. Jumlah ketersediaan berkurang satu, karena instance yang dibuat sebelumnya menggunakan paket processor satu core.
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian dan analisis dari implementasi proyek akhir ini dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu : 1. Eucalyptus merupakan salah satu framework perangkat lunak berbasis Open Source yang mendukung perkembangan Cloud Computing baik private maupun
public, dengan mengimplementasikan Infrastructure As Service atau IaaS. Infrastruktur yang dimaksud berupa sebuah sistem operasi yang diperuntukan dalam kebutuhan baik server jaringan maupun penggunaan user biasa. 2. Sumber daya untuk kebutuhan hidup setiap instances secara minimal adalah satu core dari processor yang digunakan oleh server node controller. Jadi banyaknya instances tergantung dari banyaknya node controller dan jumlah core dari setiap node controller. Dengan demikian sebuah perangkat node dapat disediakan untuk beberapa pengguna sehingga mengurangi kebutuhan hardware yang dapat memakan ruangan. 3. Private cloud yang dibangun menggunakan eucalyptus ubuntu enterprise cloud dapat digunakan sebagai ujicoba/study pengembangan sistem dengan perangkat yang terjangkau.
Saran 1. Implementasi hendaknya menggunakan perangkat dan fasilitas yang sesuai dan mendukung. 2. Penggunaan topologi harus sesuai dengan kemampuan perangkat dan kebutuhan pemakaian. 3. Penelitian selanjutnya agar dapat dikembangkan kepada Virtual Private Cloud atau VPC dan penggunaan koneksi Virtual Private Network atau VPN serta penggunaan image yang dibuat sendiri baik dari sistem operasi linux maupun windows. 4. Infrastruktur private cloud agar digunakan dan diuji coba sebagai server/satu kesatuan sebuah sistem seperti web server, database, mail server dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA [1] Escalante, Armando.2010. Handbook of Cloud Computing, New York : Springer. [2] Khamidah, Nafiani Nur. Sulistianingsih, Neny. Paputungan, Irving Vitra. 2010. Wacana Cloud Computing di Universitas Islam Indonesia. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2010 (SNATI 2010). Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. [3] Rittinghouse, John W. Ransome, James F. 2010. Cloud Computing Implementation, Management, and Security. New York : CRC Press. [4] Sarna, David E.Y. 2010. Implementing and Developing Cloud Computing Applications. New York : CRC Press. [5] Velte, Anthony T.Velte, Toby J. Elsenpeter, Robert. 2010. Cloud Computing a Practical Approach, New York : McGraw-Hill.
[6] Buyya, Rajkumar. Broberg, James. Goscinski, Andrzej. 2011. Cloud Computing Principles and Paradigms. New Jersey : John Wiley & Sons, Inc. [7] Budianto,Aris. 2011. Pemanfaatan Eucalyptus (Sistem Cloud Computing Berbasis Open Source). Online. Tersedia : http://aris.staff.uns.ac.id/2011/03/19/pemanfa atan-eucalyptus-sistem-cloud-computingberbasis-open-source, (05-05-2011). [8] Pradana, Harindra Wisnu. Sistem Operasi Ubuntu Server. Universitas Diponegoro, Semarang. [9] Nurmi, Daniel. Et al. Eucalyptus : A Technical Report on an Elastic Utility Computing ArchietctureLinking Your Programs to Useful Systems UCSB Computer Science Technical Report Number 2008-10. Computer Science DepartmentUniversity of California, Santa, California. [10] D, Johnson. Murari, Kiran. Raju, Murthy. RB, Suseendran. Girikumar, Yogesh. 2010.Eucalyptus Beginner's Guide – UEC Edition (Ubuntu Server 10.04 - Lucid Lynx). CSS Corp. [11] The Art of Service. Cloud Computing Specialist Certification Kit : Virtualization. Brisbane : The Art of Service. [12] 2010. Distributed Internet Traffic Generators dan QoS. Online. Tersedia : http://blog.unila.ac.id/ch4nnuxer/2010/01/22/ distributed-internet-traffic-generators-danqos-part-2, (21 Juni 2011). [13] Antonopoulos , Nick. Gillam, Lee. 2010. Cloud Computing Principles, Systems and Applications. New York : Springer. [14] Stojanović, Mirjana. Aćimović-Raspopović, Vladanka. 2004. A Novel Approach for Providing Quality of Service in Multiservice IP Networks. University of Belgrade, Belgrade Serbia & Montenegro.