PEMBUATAN PENY PENY EARAH TERK TE RK ONTROL ONTROL PENUH PENUH SATU AT U FASA SEBAGAI SEBAGAI PENGEM UDI UDI M OTOR DC 3 HP K harl harla a Aj A ji Wahyu Hudaya Hudaya (L2F3 (L 2F30 02498) J urusa rusan Tekn Teknik ik Elekt Elektro ro,, Faku Fakulta ltas s Tekn Teknik, ik, Univ Unive ersita rsitas s Dipo iponegoro Abstrak – Pengaturan gaturan kecepatan motor DC DC adalah adal ah paling pali ng mudah diantara antara pengaturan kecepatan pada motor lai l ain. n. Pada Pada masa sekarang ini ini masih banyak yang menggunakan kendali dali konvensional nsional dengan cara memutar autotr autotrafo. Seperti kita kita ketahui bahwa penga pengaturan turan dengan dengan autotrafo terdapat berbagai macam macam kelemahan. Antara lain ain ditinjau diti njau dari dari segi ekonomis, sebuah autotrafo yang mengalam engalami kerusakan kerusakan maka untuk mendapatkan komponen atau penggantian penggantian dengan yang baru baru akan mengalam engalami kesuli kesulitan karena karena harganya harganya yang cukup mahal Sebuah penyearah arah terkontrol terkontrol dengan IC IC TCA TCA 785 digunakan digunakan pada pengaturan ngaturan sudut pemicuan thyristor thyristor untuk suplai daya motor arus arus searah arah dibuat dibuat untuk untuk mengatas engatasii masalah tersebu tersebut. Karena dengan dengan penggunaan unaan IC I C TCA TCA 785, kontrol lebih bih mudah dan tidak mengalam engalamii kesu kesullitan pada pada saat perbaikan erbaikan alat apabila apabil a terjadi terjadi kerusakan. Al Alat at ini ini dibuat dibuat untuk untuk mengatur tegangan tegangan pada pada li lilitan jang jangkar kar dengan menggunakan penyearah arah terkontr terkontrol ol penuh dengan tegangan keluar keluaran maksim aksimal 190 Vdc. Pada tugas akhi akhir ini i ni pembuatan alat alat menggunakan IC TCA TCA 785 untuk pengaturan turan sudut pemicuan pada thyri thyristor, stor, kemudian udian tegangan tegangan yang di dihasilkan disuplaikan disuplai kan ke lilitan jangk jangkar motor. otor. Sebagai obyek obyek percobaan digunak digunakan an motor arus searah berkapasi berkapasitas tas 3 HP yang terdapat di laboratoriumKonversi Energi dan SistemTenaga Listrik Teknik Elektro Universitas Diponegoro. Setelah dilakukan penguji ujian dan alat alat bekerja, dapat mengemudikan udikan motor DC tanpa lonj lonjakan akan arus setiap setiap kenaikan tegangan hingga mencapai putaran putaran yang diinginkan (1500 rpm) dan selanjutn selanjutnya ya dikopel dikopel ke generator sinkron sinkron AC 3 fasa sebagai simulasi ulasi beban beban pada motor DC dengan cara memasang lam lampu pijar pij ar pada output generator 3 fasa. penyearah te terkontr kontrol ol penuh, tegangan pada medan nil nilainya tetap tetap . 5. Simu Si mulasi menggunakan motor DC DC 3 HP dengan beban generator induksi 3 fasa fasa yang menyuplai nyuplai tegangan pada lam lampu pijar, pijar, generator induksi i nduksi 3 fasa tidak tidak dibahas. 6. Harmon Harmonisa yang terjadi rj adi pada alat tidak tidak dibahas. dibahas. 7. Rangkaian Rangkaian elektronika ektronika yang digunakan hanya dibah dibahas pada fungsi ke kerjanya rj anya.
I . PENDAHULUAN 1.1
L ATAR BELAK BELAK ANG ANG Rangkaian Rangkaian Penye Penyearah merupakan rang rangkaian kaian yang mengkonversikan ngkonversikan tegangan AC AC menjadi njadi DC. DC. Penyearah terkontrol terkontrol merupakan rangkaian yang menggunakan thyristor thyri stor sebagai komponen penyearah yang dapat mengendalikan ngendali kan tegangan keluaran DC. DC. Penyearah terkontrol dapat dibe dibedakan menjadi njadi penyearah terkontrol terkontrol penuh dan setengah terkontrol rkontrol.. Penyearah ini ini dapat digunakan digunakan untuk pengaturan kecepatan motor DC. Pengaturan kece kecepatan motor DC dapat dil dilakukan denga dengan beberapa cara, antara lai lain n dengan cara mengatur tegangan terminal (V t). Pengaturan tegangan terminal pada lil li litan jangkar dapat langsung langsung digunakan digunakan untuk mengatur kecepatan pada saat pengasutan (starting (starting)) dan sekali kaligus pada saat berjalan rj alan (running). running). Pengaturan pada Vt menjadi njadi leb lebih mudah dan efisie sien jika jika menggunakan peralat latan elek lektron ronika ika daya. Dalam Dal am perancangan tugas akhir akhir ini ini diguna digunakan motor DC DC 3 HP berpenguatan terpisah rpisah sebagai plant plant yang akan dikontrol dikontrol.. Pengaturan kecepata kecepatan motor DC DC dil dilakukan dengan menaikkan naikkan fluks magnet dari kumparan medan dengan menggunakan penyearah setengah terkontr rkontrol ol 1 fasa sampai mencapai nominal nominal yang dii diinginkan nginkan dan mengatur tegangan jangkar jangkar dengan menggunakan penyearah terkontr terkontrol ol penuh 1 fasa fasa.
I I . DASAR TE DASAR TE ORI 2.1
M otor otor Ar us Searah Searah Dari rumus umum motor arus searah untuk menentukan titi titik k dim dimana dapat dil dilakukan pengaturan kece kecepatan adalah sebagai berikut berikut : E b C N (2.1) dima dimana : Eb : gaya gerak li listri strik k law lawa an (V) (V ) C : konsta konstanta N : kecepatan putaran jangka jangkar (rps) (rps) : fluks fl uks magnet (Wb) (Wb) Eb Vt I a Ra (2.2) dima dimana : Vt : tega tegangan terminal terminal (V) (V ) Ia : arus jangka jangkar (A (A) Ra : tahanan jang jangkar () Dari persamaan 2.1 dan 2.2 digabungkan digabungkan : V I a Ra (2.3) N t C Dari persamaan diatas diatas, dapat dipe diperole rol eh kesimpu kesimpulan bahwa kecepatan putar jangkar jangkar dapat diatur diantaranya diantaranya dengan mengubah nil nilai (mengubah tegangan atau arus li l ilitan medan), n), Ra (memberikan erikan resistor seri terhadap Ra), dan Vt (mengubah tegangan terminal lilitan jangkar). Untuk torsi yang dibang dibangkitkan kitkan diguna digunakan persamaan berikut ri kut : E I (2.4) T b a 2 N Pada saat motor arus searah diasut, diasut, arus pengasutan (starting current) current) mencapai 20 hingga 30 kali kali lebih besar diband dibandingkan arus nominal saat pembebanan penuh. Dari Dari persamaan 2.2 2.2 dapat ditunjuk di tunjukkan kan sebagai berikut ri kut[11][12] : Vt Eb I a Ra
1.2
T UJ UAN Tuju Tujua an tugas akhir ini ini adalah membuat penyearah thyristor thyri stor terkontrol terkontrol satu fasa sebagai pengemudi motor DC DC 3 HP HP dengan pengaturan tegangan jangkar jangkar dari motor oleh ol eh penyearah thyristor thyri stor terkontrol terkontrol penuh dan pengaturan fl fluks magnet pada kumparan medan oleh oleh penyearah setengah terkontrol terkontrol.. Fluks Fl uks magnet dinaik dinaikkan kan pada nil nilai nominal nominal tertentu dan tidak tidak diubahubah. Y ang diatur perubahan naik naik turunnya turunnya adalah teganga tegangan jan jangkar, nilai ilai be besarannya diat iatur sampai mencapai pu putaran motor yang diinginkan. 1.3
PEMBAT PEM BATASAN ASAN M ASALAH ASAL AH Pembatasan masalah dalamtugasakhir akhir ini ini,, yaitu yaitu : 1. Pembuatan penyearah thyri thyristor meliputi penyearah terkontrol terkontrol penuh yang diguna digunakan untuk pengaturan pada saat pengasutan dan saat motor berjalan alan serta penyearah setengah terkontr terkontrol ol.. 2. Rangkaian kontrol thyristor thyristor mengguna nggunakan kontrol analog analog dengan IC IC TC TCA 785. 3. Teg Tegangan medan pada motor 198 Vdc Vdc(max), tegangan jangkar jangkar 190 Vdc( V dc(ma max) dengan kemampuan arus 13,5 A. A. Frekue Frekuensi tegangan bolak-ba bolak-balik 50 Hz. Hz. 4. Pengaturan kecepatan motor DC DC hanya dil dilakukan dengan mengatur tegangan jangkar jangkar melalui melal ui
Vt Eb Ra Pada saat pengasutan Eb = 0 sehingga hingga : V I a t I st Ra Ia
1
(2.5)
2.2
Penyearah Terkontrol Penuh Satu Fasa
2.5
TCA785 Prinsip kerja IC TCA 785 dapat dilihat pada gambar blok diagram berikut ini.
Penyearah terkontrol penuh satu fasa tersusun dari 4 buah thyristor dan 1 dioda freewheeling seperti pada gambar 2.1, digunakan untuk mensuplai daya listrik pada lilitan jangkar dimana tegangan lilitan jangkar digunakan untuk mengatur kecepatan putar motor arus searah baik untuk starting maupun running saat kerja pada kalang terbuka (openloop). Tegangan arus searah (Vdc) atau tegangan keluaran (Vo) diperoleh dari persamaan 2.6.
2 Vm sin t d( t) 2
Vo Vdc
(2.6) Gambar 2.5. Blok diagram prinsip kerja IC TCA785 Data bentuk gelombang dari IC TCA 785 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
(a)
(b)
Gambar 2.1 (a) penyearah gelombang penuh terkontrol penuh (b) bentuk gelombang V ac, I gate, V R, dan I R 2.3 Penyearah Setengah Terkontrol Satu Fasa Pengaturan rangkaian dari semikonverter satu fasa diperlihatkan pada gambar 2.2.a dengan beban resistif.
Gambar 2.6. Diagram pulsa 2.6
Isolator Pulsa (Optocoupler) Rangkaian optocoupler berfungsi untuk melindungi rangkaian kontrol apabila terjadi kesalahan atau gangguan pada rangkaian daya. Rangkaian optocoupler diperlihatkan pada gambar 2.6 dibawah ini. +VCC Input R
IS
Thy
I dc
Thy
a
c
Output
AC
Dfw
R
RG Optocoupler
d
RE
b
(a)
(b)
Gambar 2.2 (a) Rangkaian setengah terkontrol 1 fasa (b) Bentuk gelombang V-in, V-out, I-in, I-out 2.3 Thyristor Thyristor adalah komponen yang prinsip kerjanya mirip dioda, namun dilengkapi gate yang dapat diatur besar fasa konduksi.
(a)
Gambar 2.7 Rangkaian Optocoupler
III . PERANCANGAN AL AT 3.1 Perancangan Perangkat K eras Blok diagramnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
(b)
Gambar 2.3 (a) Struktur dasar thyristor (b) Simbol thyristor +IA tegangan jatuh Latching Current Holding Current
IG2
TeganganBreakdown balik - VAK
IG1
IG0
Gambar 3.1 Blok diagramrangkaian penyearah terkontrol penuh satu fasa sebagai pengemudi motor DC 3 HP
+VAK Daerah penahan tegangan maju
Arus bocor balik
Tegangan maju maksimum
3.1.1
Suplai AC 1 Fasa Suplai AC 1 Fasa yang digunakan berasal dari jala-jala PLN dengan tegangan 220 Volt dan frekuensi 50 Hz.
-IA
Gambar 2.4 Karakteristik thyristor
2
3.1.2
Penyearah Penyearah (rectifier) berfungsi untuk mengubah tegangan bolak-balik menjadi tegangan DC. Pada tugas akhir ini menggunakan : 1. Penyearah terkontrol penuh 2. Penyearah setengah terkontrol 3.1.2.1 Penyearah terkontrol penuh Penyearah terkontrol penuh dirancang menggunakan 4 buah Thyristor. Dimana tegangan AC sumber merupakan gelombang sinus murni. Rangkaian penyearah terkontrol penuh digunakan sebagai input tegangan pada rangkaian jangkar motor DC.
3.2
Sumber Tegangan Perancangan sumber tegangan yang digunakan ada tiga macam yaitu: 1. Sumber tegangan 220 V digunakan untuk mensuplai rangkaian Daya penyearah terkontrol yang dihubungkan ke motor DC. 2. Sumber tegangan 15 V dengan arus 1 A untuk mensuplai rangkaian power suplai pemicuan dengan menggunakan IC TCA 785. 3. Sumber tegangan 12 V dengan arus 0,5 A untuk mensuplai rangkaian isolator pulsa (optocoupler). 220/15V/1A
. . 7815
1 15 V 5 2 / F u 0 0 2 2
0
220Vac
15
33K
3
2
1k
V 6 1 / F u 0 7 4
F n 0 0 1
+15 Vdc
33K
Gambar 3.6 Sumber tegangan pemicuan TCA 785
. 220/12V/0.5A
. 7812
1
3
0 220Vac
33K
2
V 5 2 / F u 0 0 0 1
1A
33K
1k
V 6 1 / F u 0 7 4
F n 0 0 1
+12 V dc
Gambar 3.7 Sumber tegangan isolator pulsa 3.3
Perancangan Pemicuan Pengendali Fasa (PhaseControl Trigger) Rangkaian keseluruhan dari rancangan pemicuan dapat dilihat pada gambar 3.8 dibawah ini.
Gambar 3.2 Rangkaian penyearah terkontrol penuh 3.1.2.2 Penyearah Setengah Terkontrol Penyearah setengah terkontrol dirancang dengan menggunakan 2 buah thyristor dan 2 buah dioda bridge. Rangkaian penyearah setengah terkontrol digunakan sebagai input tegangan medan pada motor DC. Rangkaian penyearah setengah terkontrol seperti ditunjukkan pada gambar 3.3 dibawah ini :
RANGKAIANPEMICUAN PROTEKSI THYRISTOR
+15V
10k
1.5k
1
22nF
100
OUTPUT
10k 1k
0.47 F
2.2k
1
16
2
15
1 0 0 4 N I
TRAFO
22nF
CENTER TAP
15
0
0
110
8 8 4 4 1 1 4 4
3
15 220
4
220k 5
6
33K
33K
2.2k
5 8 7 A C T
12
2.2k 33k
12
8
9
22nF
2.2k
11
10
OUTPUT
1k
2.2k
13
7
100
IN4001
0.1nF
1nF 33k
22k
Gambar 3.3. Rangkaian penyearah setengah terkontrol 3.1.3 Dioda Freewheeling (Dioda Dm, MUR 460) Dioda ini digunakan pada rangkaian yang mempunyai beban induktif.
22nF
14
100k
Gambar 3.8. Rangkaian pemicuan pengendali fasa 3.4 Isolator Pulsa Rangkaian rancangan optocoupler dapat dilihat pada gambar 3.9 dibawah ini. +VCC Input
Gambar 3.4. Konstruksi DiodaFreewheeling (MUR 460) 3.1.4 Phase-Control Thyristor SCR BT 151-500R (SiliconControlled Rectifier) SCR BT 151-500R produksi Phillips Semiconductor merupakan komponen utama yang nantinya akan digunakan dalam rangkaian komutasi thyristor. Bentuk dan konfigurasi pin dari SCR BT 151-500R ini dapat dilihat dari gambar 3.5 dibawah ini.
100
Output 100 33k 4N35
Gambar 3.9 Rangkaian isolator pulsa
I V. PENGUJ IA N DAN ANAL I SA 4.1
Pengujian Sumber Tegangan Pengujian sumber tegangan dengan menggunakan osiloskop menghasilkan gambar-gambar sebagai berikut :
Gambar 3.5. Konfigurasi SCR BT 151-500R
3
Gambar 4.1 Gelombang sumber tegangan rangkaian daya(220 Vac)
Gambar 4.7. Gelombang keluaran pemicuan 4.2.
Pengujian K eluaran Optocoupler Keluaran dari Optocoupler ini digunakan untuk memicu thyristor pada rangkaian daya. Bentuk gelombang keluaran dari Optocoupler terbaca pada osiloskop seperti gambar di bawah ini: Gambar 4.2 Gelombang sumber tegangan pemicuan (15 Vdc)
Gambar 4.8 Gelombang keluaran optocoupler Gambar 4.3 Gelombang sumber tegangan optocoupler (12 Vdc)
4.3.
Pengujian Rangkaian Daya Pengujian rangkaian dengan menggunakan beban lampu pijar dan diatur pada = 120 0, menghasilkan bentuk gelombang seperti pada gambar 4.9.
4.1
Pengujian Rangkaian Pemicuan (Phase control trigger) Output rangkaian pemicuan nantinya digunakan untuk suplai tegangan thyristor setelah melalui rangkaian isolator pulsa. 4.1.1 Pengujian Pembangkit Gelombang Gigi Gergaji Pengujian pembangkit gelombang gigi gergaji dilakukan pada pin 10 dari IC TCA 785 terhadap ground dengan menggunakan osiloskop.
Gambar 4.9 Bentuk gelombang pada beban lampu yang dipicu 120 0 Pengujian rangkaian dengan menggunakan beban motor DC dan diatur pada =120 0, menghasilkan bentuk gelombang seperti pada gambar 4.10.
Gambar 4.4. Bentuk gelombang gigi gergaji 4.1.2 Pengujian Tegangan kontrol Pengujian tegangan kontrol ini dilakukan pada pin 11 dari TCA 785 terhadap ground. Pengujian dilakukan untuk melihat batas minimal dan batas maksimal dari tegangan kontrol dengan mengatur sebuah tahanan variabel. Bentuk Gelombang yang dihasilkan osiloskop seperti gambar berikut.
Gambar 4.10 Bentuk gelombang pada beban motor DC yang dipicu 120 0 4.4 Pengujian Alat Dilakukan pada kondisi tanpa beban dan berbeban 4.4.1 Pengujian Alat Tanpa Beban Percobaan ini dilakukan dengan tidak memberikan beban pada generator. Setelah didapatkan data percobaan diperoleh grafik sebagai berikut : Perubahan tegangan jangkar (Vt) yang dihasilkan, terhadap perubahan arus jangkar (Ia) akan tampak jelas dengan melihat grafik pada gambar 4.11.
Gambar 4.5. Batas minimal tegangan kontrol
) t l 150 o 120 90 V ( 60 t 30 V 0
1.95
Gambar 4.6. Batas maksimal tegangan kontrol
2.20 2.35 2.72
2.96
Ia (Amp)
4.1.3 Pengujian keluaran Pemicuan Pengukuran tegangan keluaran pemicuan diperoleh nilai tegangan 1,7 V. Bentuk gelombang keluaran pemicuan yang dihasilkan osiloskop terlihat pada gambar 4.7. Baik hasil pengukuran maupun bentuk gelombang osiloskop berlaku untuk output 1 maupun output 2, karena hasilnya sama.
Gambar 4.11 Grafik perbandingan Vt terhadap Ia Pada gambar 4.11 diatas terlihat bahwa setiap kenaikan Vt (tegangan pada jangkar motor) tidak terjadi lonjakan arus Ia yang tinggi.
4
Gambar 4.17 memperlihatkan perbandingan T dengan I a, dalam kondisi Vt semakin berkurang, terlihat perubahan I a terhadap T adalah berbanding lurus.
) 2000 m p r 1000 ( N 0
1.95
2.20
2.35
2.72
2.96
2000
Ia (Amp)
) 1500 m p r 1000 ( N
Gambar 4.12 Grafik perbandingan N terhadap Ia Gambar 4.12 memperlihatkan perbandingan N dengan I a, dengan kondisi bila Vt dinaikkan, dan terlihat kenaikan I a diikuti kenaikan N.
500 0 2.81
2.35
2.72
4.55
4.70
5.82
5.93
Gambar 4.18 Grafik perbandingan N terhadap Ia Gambar 4.18 memperlihatkan perbandingan N dengan I a. Penambahan beban mengakibatkan tegangan Vt semakin berkurang, namun arus I a makin bertambah dengan diikuti penurunan putaran N.
0.0000 2.20
3.42
Ia (Amp)
) 0.0400 m . 0.0200 N ( T
1.95
3.27
2.96
Ia (Amp) 2000
Gambar 4.13 Grafik perbandingan T terhadap Ia Gambar 4.13 memperlihatkan perbandingan T dengan I a, dalam kondisi Vt dinaikkan, dan terlihat perubahan Ia terhadap T adalah berbanding lurus.
) 1500 m p r 1000 ( N
500 0 0.035 0.040 0.041 0.052 0.053 0.063 0.064 T (N.m)
2000
) m p r 1000 ( N
Gambar 4.19 Grafik perbandingan N terhadap T
V. PENUTUP
0 0.0233 0.0256 0.0269 0.0303 0.0331
5.1 K esimpulan Hasil perancangan, pengujian dan analisa tentang pembuatan penyearah terkontrol penuh satu fasa sebagai pengemudi motor DC 3 HP dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.Pembuatan penyearah terkontrol penuh satu fasa dengan pengaturan output tegangan pada jangkar motor (maksimal 190 Vdc) dan eksitasi pada medan motor (maksimal 198 Vdc) dapat menjalankan motor DC 3 HP dengan baik. 2.Pengaturan tegangan pada jangkar motor dilakukan setelah eksitasi medan dinaikkan sampai mencapai tegangan nominal yang diinginkan, nilai tegangan eksitasi tetap dan tidak diubah-ubah. Y ang diatur perubahannya hanya pada tegangan jangkar motor hingga mencapai putaran pada motor maksimal 1750 rpm. 3.Variabel arus searah keluaran penyearah terkontrol penuh dapat diatur dengan menggunakan kendali sudut fasa thyristor pada rangkaian pemicuan kendali fasa IC TCA 785. 4.Pembebanan motor DC dilakukan setelah motor mencapai putaran minimal 1500 rpm dengan cara output generator AC dihubungkan ke lampu pijar 15 watt, penambahan beban lampu secara bertahap sampai beban mencapai 75 watt akan mengakibatkan penurunan pada kecepatan motor. 5.Bentuk gelombang keluaran pemicuan yang dihasilkan mengalami perubahan setelah dilewatkan pada rangkaian isolator karena adanya waktu naik (rise time) dan waktu turun (fall time) dari optocoupler
T (N.m)
Gambar 4.15 Grafik perbandingan N terhadap T 4.4.2
Pengujian Berbeban Cara pengambilan datanya dalam kondisi awal tanpa beban dengan cara memutar regulator hingga kecepatan motor DC mencapai 1500 rpm, kemudian berikan beban berupa lampu pijar pada generator sesuai dengan tabel 4.2 tanpa mengubah posisi regulator. Setelah didapatkan data percobaan diperoleh grafik sebagai berikut : Untuk mengetahui perubahan tegangan jangkar (Vt) yang dihasilkan, terhadap perubahan arus jangkar (Ia) akan tampak jelas dengan melihat grafik pada gambar 4.16. 150 ) t 100 l o V ( t V 50
0 2.81
3.27
3.42
4.55
4.70
5.82
5.93
Ia (Amp)
Gambar 4.16 Grafik perbandingan Vt terhadap Ia
5.2 Saran Untuk kepentingan pengembangan tugas akhir ini, maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut: 1.Untuk pemicuan kendali fasa thyristor dapat menggunakan mikrokontroller AT89S51 agar menghasilkan keluaran yang lebih presisi. 2. Tegangan sinkron pada pemicuan IC TCA 785 perlu diperhatikan agar gelombang tegangannya sefasa dengan gelombang dari sumber tegangan untuk rangkaian dayanya (penyearah setengah terkontrol dan terkontrol penuh). Hal ini disebabkan rangkaian daya tidak akan menghasilkan keluaran
0.0800 ) 0.0600 m . N ( 0.0400 T
0.0200 0.0000 2.81
3.27
3.42
4.55
4.70
5.82
5.93
Ia (Amp)
Gambar 4.17 Grafik perbandingan T terhadap Ia
5
yang baik apabila gelombang tegangan sinkron dan sumber tegangan rangkaian daya tidak sefasa. DAFTAR PUSTAK A Agrawal Jai P. Power Electronic Systems: Theory and Design, Pearson Education Pte, Ltd. 2002. 2. Boldea Ion, S. A. Nasar, Electric Driving, United States of America, 1999. 3. David E. J , Johnny R. J, J ohn L. H, Electric Circuit Analysis, Prentice-Hall, Second edition. 4. Jacob M. Ph.D, C.C. Halkias, Ph.D, Elektronika Terpadu, Penerbit Erlangga, 1990. 5. Rashid, Muhammad H., Power Electronics: Circuits, Devices and Application, Prentice-Hall International Inc, Second Edition, New Jersey, 1993. 6. Malvino Albert Poul, Prinsip-prinsip Elektronik, Penerbit Erlangga, J akarta,1984. 7. Presman I. Abraham, Switching Power Supply Design, The McGraw-Hill Company Inc, 1998. 8. Drs. Parsumo R, Elektronika Daya, Politeknik Negeri Semarang, 1997. 9. Mohan.Ned, Tore M.Undeland, William P Robbins, Power Electronics : Converter, Applications, and Design, John Wiley and Sons Inc, Canada, 1995. 10. Zuhal, Dasar Tenaga Listrik Dan Elektronika Daya, Gramedia, 1995. 11. B.L. Theraja, Electrical Technology, Nirja Construction & Dev. Co. Ltd, 1980. 12. Theodore Wildi, Electrical Machines, Drives and Power Systems 3rd,Prentige Hall Inc, New Jersey, 1997. 13. P C Sen, Power Electronics, Tata McGraw-Hill, 1987. 14. Richard AH, Op Amps and Linier Integrated Circuit, Delmar Publishers Inc, 1988. 15. Ir. Muslimin Marapung, Teori Soal Penyelesaian Teknik Tenaga Listrik (TTL), Armico, Bandung, 1979. 16. Ramakant A.G, Op-Amps and Linier Integrated Circuit 4th, Prentice-Hall International Inc, 2000. 17. Sandewan H. Tutut ST, Tugas Akhir: Pembuatan Prototipe AVR (Automatic Voltage Regulator) Generator Sinkron Tiga Fasa, Universitas Diponegoro Semarang, 2001. 18. I J Nagrath, DP Kothari, Electric Machines, Tata Mc GrawHill, 1985. 1.
Mengetahui / Mengesahkan : Dosen Pembimbing Pembimbing I
Pembimbing II
Ir. Agung Warsito, DHET
Mochammad Facta, ST MT NI P. 131 231 134
NIP. 131 668 485
K harla Aji Wahyu Hudaya L 2F302498 Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang, dengan pilihan konsentrasi Tenaga listrik.
6