BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Puskesmas sebagai ujung tombak pembangunan kesehatan dalam menjalankan program kesehatan diharapkan mampu sebagai institusi yang melakukan promotif,preventif,dan kuratif di wilayah kerjanya. Walaupun puskesmas telah melaksanakan rangkaian program kesehatan namun belum maksimal karena puskesmas masih condong berfungsi sebagai media kuratif dibandingkan promotif dan preventif sehingga masyarakatkurang berperan b erperan aktif untuk memelihara dan mningkatkan kesehatan sendiri. Aspek strategik dari pembangunan kesehatan di Kecamatan Medan Amplas yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan indikator :
Meningkatnya umur harapan hidup
Menurunnya angka kematian bayi
Menurunkan angka kematian ibu melahirkan
Menurunkan angka kematian balita ( AKABA )
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan, mempunyai peran cukup besar dalam upaya upa ya mencapai pembangunan kesehatan. Untuk mengetahui tingkat kinerja puskesmas, perlu diadakan penilaian kinerja. 1.2 Pengertian Penilaian Kinerja Puskesmas Penilaian kinerja puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil kerja / prestasi puskesmas.Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat puskesmas sebagai instrumen mawas diri karena setiap puskesmas melakukan penilaian kinerjanya secara mandiri, kemudian dinaskesehatan kabupaten / kota melakukan verifikasi hasilnya. Adapun aspek penilaian meliputi hasil pencapaian cakupan dan manajemen kegiatan termasuk mutu pelayanan (khusus bagi puskesmas yang telah mengembangkan mutu pelayanan ) atas perhitungan seluruh puskesmas. Berdasarkan hasil verifikasi, dinas kesehatan kabupaten / kota bersama puskesmas dapat menetapkan puskesmas kedalam kelompok (I,II,III) sesuai dengan pencapaian kinerjanya. Pada setiap kelompok tersebut, dinas kesehatan kabupaten / kota dapat melakukan analisa tingkat kinerja puskesmas berdasarkan rincian nilainya, sehingga urutan pencapaian kinerjanya dapat diketahui, serta dapat dilakukan pembinaan secara lebih mendalam dan terfokus. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas 1.3.1. Tujuan a. Tujuan Umum Tercapaiannya tingkat kinerja puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten / kota.
b. Tujuan Khusus 1.
Mendapatkan gambarantingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu kegiatan sertamanajemen puskesmas pada akhir tahun kegiatan.
2.Mengetahui tingkat kinerja puskesmas pada akhir tahun berdasarkan urutan peringkat kategori kelompok puskesmas. 3.
Mendapatkan informasi analisis kinerja puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota untuktahun yang akan datang.
1.3.2. Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas: 1.
Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian (prestasi) kunjungan dibandingkan dengan target yang harus dicapai.
2.
Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab dan latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanya berdasarkan adanya kesenjanganpencapaian kinerja puskesmas ( out put dan out come )
3.
Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan datang berdasarkan prioritasnya.
4.
Dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan dan mendukung kebutuhan sumber daya puskesmas dan urgensi pembinaan puskesmas.
1.4 Ruang Lingkup Penilaian Kinerja Puskesmas Ruang lingkup kinerja puskesmas meliputi penilaian pencapaian hasil pelaksanaan pelayana kesehatan, manajemen puskesmas dan mutu pelayanan. Penilaian terhadap kegiatan upaya kesehatan wajib puskesmas yang telah ditetapkan di tingkat kabupaten/kota dan kegiatan upaya kesehatan pengembangan dalam rangka penerapan tiga fungsi puskesmas yang diselenggarakan melalui pendekatan kesehatan masyarakat, dengan tetap mengacu pada kebijak an pemerintah.
BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA
2.1.Bahan dan Pedoman Bahan yang dipakai pada penilaian kinerja puskesmas adalah hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan, manajemen puskesmas dan mutu pelayanan. Sedangkan dalam pelaksanaannya mulai dari pengumpulan data, pengolahan data, analisis hasil / masalah sampai dengan penyusunan laporan berpedoman pada Buku Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas dari Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan R.I Tahun 2010. 2.2.. Teknis Pelaksanaan Teknis Pelaksanaan penilaian kinerja Puskesmas Amplas tahun 2017, sebagaimana berikut dibawah ini 1.
:
Pengumpulan Data Pengumpulan data dilaksanakan dengan memasukkan data hasil kegiatan puskesmas tahun 2017(Januari s/d Juni) dengan variabel dan sub variabel yang terdapat dalam formulir penilaian kinerja puskesmas tahun 2017.
2.
Pengolahan Data. Setelah proses pengumpulan data selesai, dilanjutkan dengan perhitungan sebagaimana berikut
dibawah ini a.
:
Penilaian Cakupan Kegiatan Pelayanan Kesehatan
Cakupan sub variabel ( SV ) dihitung dengan membagi hasil pencapaian (H) dengan target sasaran (T) dikalikan 100 atau
(%)
=
100%
Cakupan variabel (V) dihitung dengan menjumlah seluruh nilai sub variabel (∑SV)kemudian dibagi dengan jumlah variabel ( n ) atau
(%)
=
∑
Jadi nilai cakupan kegiatan pelayanan kesehatan adalah rerata per jenis kegiatan. Kinerja cakupan pelayanan kesehatan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
:
1. Kelompok I (kinerja Baik)
: Tingkat pencapaian hasil ≥ 91 %
2. Kelompok II (kinerja cukup)
: Tingkat pencapaian hasil 81-90 %
3. Kelompok III (kinerja kurang)
: Tingkat pencapaian hasil ≤ 80 %
b.
Penilaian Kegiatan Manajemen Puskesmas
Penilaian kegiatan manajemen puskesmas dikelompokkan menjadi empat kelompok : 1. Manajemen operasional puskesmas 2. Manajemen alat dan obat 3. Manajemen keuangan 4. Manajemen ketenagaan Penilaian kegiatan manajemen puskesmas dengan mempergunakan skala sebagai berikut :
Skala 1 nilai 4
Skala 2 nilai 7
Skala 3 nilai 10
Nilai masing-masing kelompok manajemen adalah rata-rata nilai kegiatan masing-masing kelompok manajemen. Cara Penilaian : 1.
Nilai manajemen dihitung sesuai dengan hasil pencapaian Puskesmas dan dimasukkan ke dalam kolom yang sesuai.
2.
Hasil nilai skala dimasukkan ke dalam kolom akhi r tiap variabel
3.
Hasil rata-rata dari penjumlahan nilai variabel dalam manajemen merupakan nilai akhir manajemen
4.
c.
Hasil rata-rata dikelompokkan menjadi : Baik
: Nilai rata-rata > 8,5
Cukup
: Nilai 5,5-8,4
Kurang
: Nilai < 5
Penilaian mutu pelayanan
Cara Penilaian : 1.
Nilai mutu dihitung sesuai dengan hasil pencapaian Puskesmas dan dimasukkan kedalam kolom yang sesuai.
2.
Hasil nilai skala di masukkan ke dalam kolom nilai akhir tiap variabel
3.
Hasil rata-rata nilai variabel dalam satu komponen merupakan nilai akhir mutu
4.
Nilai mutu dikelompokkan menjadi : Baik
: Nilai rata-rata > 8,5
Cukup
: Nilai 5,5-8,4
Kurang
: Nilai < 5
BAB III HASIL KINERJA PUSKESMAS AMPLAS TAHUN 2017
Hasil kinerja Puskesmas Amplas Tahun 2017 berdasarkan data tahun 2017 dapat kami sajikan sebagaimana berikut ini : A.Hasil Kinerja Pelayanan Kesehatan 1. Upaya Kesehatan Wajib
Tabel 1. Hasil Pencapaian Kinerja Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas Amplas Tahun 2017 Hasil No
KomponenKegiatanUpayaKesehatanWajib
Cakupan (%)
1 2
3 4 5 6
Tingkat Kinerja
Keterangan
Upaya promosi kesehatan
71,63
Kurang
Baik ≥ 91 %
Upaya kesehatan lingkungan
63,33
Kurang
Cukup
≥ 81-
90 % Upaya kesehatan ibu dan anak
48,39
Kurang
Kurang ≤ 80 %
Upaya perbaikan gizi masyarakat
74,54
Kurang
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit
60,14
Kurang
100
Baik
69,67
Kurang
menular Upaya pengobatan
Rata-rata kinerja
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Tabel 2. Hasil Pencapaian Kinerja Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas Amplas Tahun 2017 No 1 2
3 4 5 6
Komponen Kegiatan Upaya Kesehatan
Hasil
Tingkat
Cakupan(%)
kinerja
Upaya kesehatan usia lanjut
60,00
Kurang
Baik ≥ 91 %
Upaya
mata/pencegahan
67,00
Kurang
Cukup ≥ 81-90 %
Upaya kesehatan telinga/pencegahan
60,00
Kurang
Kurang ≤ 80 %
100
Baik
60,31
Kurang
60,00
Kurang
67,89
Kurang
Pengembangan
kesehatan
Keterangan
kebutaan
gangguan pendengaran Kesehatan jiwa Pencegahan
dan
penanggulangan
penyakit gigi Perawatan kesehatan masyarakat
Rata-rata kinerja
Nilai cakupan kinerja pelayanan kesehatan adalah : rata-rata nilai upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan, atau dengan kata lain nilai pencapaian upaya kesehatan wajib + pengembangan dibagi 2.Jadi nilai kinerja cakupan Puskesmas Amplas adalah : 68,78% (Kurang)
C. Hasil Kinerja Kegiatan Manajemen
Tabel 3.Hasil pencapaian Kinerja manajemen Puskesmas Amplas Tahun 2017 No
KomponenManajemenPuskesmas
1 2
Tingkat
CakupanKegiatan
Keterangan
Kinerja
Manajemen Operasional Puskesmas
9,14
Baik
Baik ≥ 8.5
Manajemen Alat dan Obat
8,20
Baik
Cukup ≥ 5.58.4
3
Manajemen Keuangan
4
Manajemen Ketenagaan
Rata-rata
10
Baik
9,25
Baik
9,15
Baik
Kurang< 5.5
Jadi hasil kinerja kegiatan manajemen Puskesmas Amplas Tahun 2017 adalah 9,15 % (Baik). D.Hasil Kinerja Mutu Pelayanan Kesehatan Puskesmas Amplas Tahun 2017
Tabel 4.Hasil Pencapaian Kinerja Mutu Pelayanan Kesehatan Puskesmas Amplas Tahun 2017 No
JenisKegiatan
Nilai
Tingkat Kinerja
1
Drop out pelayanan ANC (K1-K4)
10,00
Baik
2
Persalinan oleh tenaga kesehatan
4,00
Kurang
3
Penanganan komplikasi obstyetri / resiko tinggi
10,00
Baik
4
Kepatuhan terhadap standar ANC
4,00
Kurang
5
Kepatuhan terhadap standar pemeriksaan Tb Paru
7,00
Sedang
Tingkat
6
kepuasan
pasien
terhadap
pelayanan 10,00
Baik
puskesmas Rata-rata nilai
7,50
Sedang
Dengan melihat tabel diatas hasil kinerja mutu pelayanan kesehtan Puskesmas Amplas tahun 2017 adalah : 7,50 (Sedang). E.Hasil Total Kinerja Kegiatan di Puskesmas Amplas Tahun 2017
Tabel 5.Hasil Total Kinerja Kegiatan Puskesmas Amplas Tahun 201 7 No
Komponen Kegiatan
Pencapaian
Tingkat Kinerja
1
Pelayanan Kesehatan
68,78
Sedang
2
Manajemen
9,15
Baik
3
Mutu
7,50
Sedang
Rata-rata kinerja
7,94
Sedang
Keterangan
BAB IV ANALISIS HASIL KERJA
4.1 Hasil Kinerja Kegiatan (Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan) Puskesmas Amplas Tahun 2017 Dari tabel di atas beberapa kegiatan belum mencapai 100 % yang termasuk kurang yaitu : Upaya Promosi Kesehatan (71,63 %), Upaya Kesehatan Lingkungan (63,33 %), Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (48,39 %), Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat (74,54 %), Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (60,14%),
Upaya Kesehatan Telinga/Pencegahan Gangguan
Pendengaran (60 %) , Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi (60,31%) Kemudian dapat kita jabarkan lagi kedalam pencapaian kinerja per kegiatan. Dari tabel di atas terlihat bahwa untuk kegiatan Promkes PHBS RT ( 50,98 % ), Institusi Pendidikan (76,19 %), Institusi Sarana Kesehatan (50,00 %), Intitusi TTU ( 100 %), Tempat Kerja (100%).Bayi mendapat ASI Eksklusif (45,45 %). Untuk Kegiatan Kesling, Inspeksi sarana air bersih (60,00%), Inspeksi sanitasi sarana pembuangan sampah dan limbah (60,00 %), Pemeriksaan penyehatan lingkungan pada perumahan (60,00 %). Untuk kegiatan KIA dan KB pelayanan kesehatan bagi bumil sesuai standart untuk kunjungan lengkap (46,89 %), Drop out K4-K1 (0 %), Pelayanan persalinan oleh nakes (39,29 %), Pelayanan
nifas lengkap (39,29 %),Pelyaanan dan atau rujukan resiko
tinggi/komplikasi (10,00 %).Upaya kesehatan balita dan anak pra sekolah pada pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang balita (59,99 %), Pelayanan deteksi dini tumbuh kembang anak pra sekolah (60,01 %). Upaya Kesehatan Anak usia sekolah dan remaja (60,00 %).Pelayanan KB aktif di Puskesmas (60,00 %).Untuk upaya perbaikan gizi masyarakat pada pemberian kapsul Vitamin A pada balita 2x/tahun (91,67 %), pemberian tablet besi pada ibu hamil (54,36 %), Balita naik berat badannya (98,99 %), Balita bawah garis merah (6,35 %), Balita yang ditimbang (95,85 %). Untuk upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit pada pengobatan Tb Paru BTA positif (5,61 %), pengobatan penderita Tb Paru BTA negatif rontgen positif (100 %). Untuk pelayanan imunisasi pada imunisasi DPT Hb Hib I (46,24 %), Drop out DPT3 Campak (0 %), Imunisasi Hb0<7 hari (43,02 %), Imunisasi campak pada bayi (46,21 %), Imunisasi DT pada anak kelas 1 SD (0 %), Imunisasi TT pada anak SD kelas 2 & 3 (0%). Untuk diare pada penemuan kasus diare di Puskesmas dan kader (10,63 %),Untuk angka
bebas
jentik
(100%).
Untuk
pemeriksaan
sputum
Tb
(100%),
Upaya
kesehatan
telinga/pencegahan ganggua pendengaran (60 %).Untuk kesehtaan olah raga pada pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan kader (100 %), Untuk pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi pada murid SD yang mendapat perawatan kesehatan gigi (60,31 %).Untuk upaya pengob atan (100 %). 4.2. Hasil Kinerja Kegiatan Manajemen Puskesmas Kinerja manajemen dibagi menjadi 4 variabel, yaitu : manajemen operasional puskesmas, manajemen alat dan obat, manajemen keuangan, dan manajemen ketenagaan. Berikut ini gambaran pencapaian kinerja manajemen di Puskesmas Amplas Tahun 2017. Terlihat bahwa pencapaian kinerja sebagian besar baik (>8,5)tetapi masih ada yang perlu diperbaiki yaitu manajemen operasional puskesmas untuk menyusun RUK melalui analisa dan perumusan masalah berdasarkan prioritas belum
semua ada analisa perumusan. Begitu juga dengan menyusun RPK secara lengkap dan terinci belum terinci semuanya.Untuk manajemen alat dan obat perlu perbaikan dikarenakna tidak semua ruangan terdapat dan updating dtar inventaris barang, data alat tidak rutin dilaksanakan. Untuk kinerja manajemen keuangan semuanya baik, tidak ada masalah. Untuk kinerja manjemen ketenagaan, belum semua petugas membuat rencana kerja bulanan. 4.3.Hasil kinerja Mutu Pelayanan Kesehatan Untuk kinerja mutu pelayanan kesehatan semua variabel bernilai Sedang (7,50 %). A.IDENTIFIKASI MASALAH DAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH Dengan melihat gambaran di atas hasil kinerja kegiatan Puskesmas Amplas Tahun 2017 dapat dikategorikan perjenis kegiatan : 1. Kategori Kinerja Baik
Upaya Pengobatan a.Kesehatan Jiwa
2. Kategori Kinerja Kurang a.Upaya Promosi kesehatan b.Upaya kesehatan Lingkungan c.Upaya KIA d.Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat e.Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular f.Upaya kesehatan telinga/pencegahan gangguan pendengaran h.Upaya Kesehatan Lanjut Usia i. Upaya Kesehatan Mata j.Upaya Kesehatan Mata/Pencegahan Kebutaan k.Upaya Kesehatan Telinga l.Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi m.Perawatan Kesehatan Masyarakat B.Penilaian Kinerja Penilaian Kinerja Kurang, meliputi : Upaya Promosi Kesehatan Promosi Kesehatan dengan nilai 71,63 % disebabkan Program PHBS pada Rumah Tangga 50,98 %. CUCI TANGAN PAKAI SABUN Latar belakang Dari aspek kesehatan masyarakat, khususnya pola penyebaran penyakit menular, cukup banyak penyakit yang dapat dicegah melalui kebiasan atau perilaku higienes dengan cuci tangan pakai sabun (CTPS), seperti misal penyakit diare, typhus perut, kecacingan, flu burung, dan bahkan flu babi yang kini cukup menghebohkan dunia. Seperti halnya perilaku buang air besar sembarangan, perilaku cuci tangan terlebih cuci tangan pakai sabun merupakan masih merupakan sasaran penting dalam promosi kesehatan, khususnya terkait perilaku hidup bersih dan sehat.
Hal ini disebabkasn perilaku tersebut masih sangat rendah, dimana baru • 12% masyarakat yang cuci tangan pakai sabun setelah buang air besar, • hanya 9% ibu-ibu yang mencuci tangan pakai sabun setelah membersihkan tinja bayi dan balita, • hanya sekitar 7% masyarakat yang cuci tangan pakai sabun sebelum memberi makan kepada bayi, • baru 14% masyarakat cuci tangan pakai sabun sebelum makan. Dengan perilaku cuci tangan yang benar, yaitu pakai sabun dan menggunakan air bersih yang mengalir akan dapat menurunkan kejadian diare sampai 45%. Mengapa perlu CTPS Perilaku cuci tangan pakai sabun ternyata bukan merupakan perilaku yang biasa dilakukan sehari-hari oleh masyarakat pada umumnya. Rendahnya perilaku cuci tangan pakai sabun dan tingginya tingkat efektifitas perilaku cuci tangan pakai sabun dalam mencegah penularan penyakit, maka sangat penting adanya upaya promosi kesehatan bermaterikan peningkatan cuci tangan tersebut. Dengan demikian dapat dipahami betapa perilaku ini harus dilakukan, antara lain karena berbagai alasan sbb: a. Mencuci tangan pakai sabun dapat mencegah penyakit yang dapat menyebabkan ratusan ribu anak meninggal setiap tahunya. b. Mencuci tangan dengan air saja tidak cukup c. CTPS adalah satu-satunya intervensi kesehatan yang paling “cost-effective” jika dibanding dengan hasil yang diperolehnya.
Kapan harus cuci tangan? Ada 5 waktu kritis untuk cuci tangan pakai sabun yang harus diperhatikan, yaitu saat-saat sebagai berikut: a. Sebelum makan b. Sebelum menyiapkan makanan c. Setelah buang air besar d. Setelah menceboki bayi/anak e. Setelah memegang unggas/hewan Selain 5 waktu kritis tersebut, ada beberap waktu lain yang juga penting dan harus dilakukan cuci tangan, yaitu: - Sebelum menyusui bayi - Setelah batuk/bersin dan membersihkan hidung - Setelah membersihkan sampah - Setelah bermain di tanah atau lantai (terutama bagi anak-anak) Apa manfaat cuci tangan ? Ada beberapa manfaat yang diperoleh setelah seseorang melakukan cuci tangan pakai sabun, yaitu antara lain: a. membunuh kuman penyakit yang ada ditangan b. mencegah penularan penyakit, seperti disentri, flu burung, flu babi, typhus, dll c. tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman
Bagaimana mencuci tangan yang benar? a. cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun seperlunya b. bersihkan telapak tangan, pergelangan tangan, sela-sela jari dan punggung tangan c. bersihkan tangan pakai lap bersih. Apa peran kader masyarakat? Kader kesehatan, atau kelompok masyarakat desa yang berkesdaran untuk memajukan dan meningkatkan derajat kesehatan mempunyai peran yang sangat penting dalam promosi perilaku cuci tangan pakai sabun, diantaranya adalah: a. memanfaatkan setiap kesempatan di dusun/desa untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnya perilaku CTPS b. mengadakan kegiatan yang sifatnya “suatu gerakan” cuci tangan pakai sabun sehingga d apat menarik perhatian masyarakat, seperti pada hari besar kesehatan, pesta desa, dll
PENGOLAHAN AIR MINUM RUMAH TANGGA Mengapa perlu air bersih? Air merupakan kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum, mandi, cuci, dan keperluan lainnya. Bila kita tidak menggunakan air yang bersih. Air banyak dijumpai di alam, dan merupakan benda social yang melimpah ruah seperti kita lihat di laut, sungai, danau dan lain-lain. Namun demikian air yang bersih yang sehat merupakan benda ekonomi, yang kini susah untuk diperoleh bagi masyarakat. Air merupakan suatu unsur yang sangat penting dalam aspek kesehatan masyarakat, dimana air dapat menjadi sumber dan tempat perindukan dan media kehidupan bibit penyakit. Banyak penyakitterkait dengan air, baik air kotor dan bahkan juga air yang bersih secara fisik, seperti diare, demam berdarah, dll. Air dialam akan digunakan sebagai sumber air baku air minum bagi masyarakat. Airyang tercemar akan menyebabkan susah dalam pengolahanya, memerlukan teknologi yang kadang-kadang canggih . Untuk itu air dialam harus dipelihara, dan dicegah dari pencemaran.
Apa syarat air bersih? Air bersih dan air minum harus memenuhi syarat kesehatan, baik syarat fisik, biologi maupun kimiawi.Syarat fisik dapat dibedakan melalui indera kita, seperti dapat dilihat, dirasa, dicium,diraba. Secara fisik air harus memenuhi syarat sbb : • air tidak berwarna, bening/jernih • air tidak keruh, bebas dari lumpur, sampah, busa, dll • air tidak berasa, tidak rasa asin, tidak rasa asam, tidak payau • air tidak berbau, tidak bau amis, anyir, busuk, tdak bau belerang, dll
Apa manfaat air ? Air yang bersih dan sehat, akan memberi menfaat bagi kesehatan masyarakat, seperti terhindar dari gangguan penyakit diare, cholera, disentri, th ypus, penyakit kulit, dll Disamping dari aspek penyakit, air juga sangat penting untuk aspek kebersihan diri, atau hygiene perorangan.
Dari mana sumber air bersih dapat diperoleh ? Air bersih untuk kebutuhan dapat diperoleh dari berbagai sumber. Namun seringkali sumber air bersih jauh dari lokasi tempat tinggal suatu kelompok masyarakat, sehingga sulit dan membutuhkan tenaga dan biaya untuk mendapatkannya.
Sumber-sumber air tersebut adalah: • mata air • air sumur (bias sumur dalam atau sumur dangkal) • air ledeng atau perusaahan air minum • air hujan • air dalam kemasan
Bagaimana menjaga sumber air bersih? • Sumber mata air harus dilindungi dari bahan pencemar, baik cemaran fisik, cemaran biologi maupun cemaran kimiawi • Sumur gali, sumur pompa, kran-kran umum dan juga mata air harus dijaga bangunannya agar tidak rusak, seperti lantai sumur tidak boleh retak, tidak rusak, bibir sumur diplester, dll • Lingkungan sumber air harus dijaga kebersihannya, seperti tidak boleh untuk tempat pembuangan sampah, tidak ada genangan air, dll • Gayung, timba, dan ember pengambil air harus dijaga tetap bersih, tidak diletakan di lantai. • Jarak sumber air (missal sumur) tidak boleh berdekatan dengan tangki jamban keluarga, tidak boleh ada berdekatan dengan kandang ternak. • Dan lain-lain
Bagaimana menjaga air minum yang ada di rumah supaya sehat ? Meskipun air terlihat bersih, namun air tersebut belum tentu bebas dari ku man penyakit. Untuk itu air harus direbus dulu sampai mendidih, karena kuman akan mati pada suhu 100 derajat C (saat air ,mendidih). Disamping cara tersebut diatas, ada beberapa cara untuk membunuh kuman dalam air, misal derngan member bahan-bahan kimia terbatas yang sudah dinyatakan aman bagi kesehatan (misal air rahmat, sodis, dll) Apa peran kader ? • Melakukan pendataan rumah tangga mana yang sudah dan yang belum memiliki ketersedian air bersih/air minum di rumahnya
• Bersama dengan tokoh masyarakat/pemerintah desa, berusaha untuk mencari sumber air, berupaya mencari jalan kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan air bersih bagi lingkungannya • Membentuk kelompok pemakai air (pokmair misalnya) untuk mengawasi sumber air, memelihara saluran air dan memperbaiki kerusakan bilamana terjadi • Menggalang pihak lain, termasuk dunia usaha untuk memberi bantuan dalam penyedian air bersih dan air minum • Memanfaatkan setiap kesemapatan untuk memberi penyuluhan kepada masyarakat tentang hidup bersih dan sehat , tentang air yang sehat bagi masyarakat, dll.
PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA Apa itu sampah ? Sampah adalah limbah yang bersifat padat, terdiri dari bahan yang bias membusuk (organic) dan tidak membusuk (anorganik) yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan masyarakat. Namun demikian anggapan bahwa sampah itu tidak berguna kini mulai memudar, karena ternyata kini sampah justru mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi sehingga “sampah” bisa menjadi barang rebutan, untuk diolah atau digunakan kembali, dan kemudian dijual sebagai bahan komoditas yang sangat menggiurkan. Sampah yang dihasilkan di pedesaan relative sedikit dibandingkan dengan lahan di desa tersebut. Jenis sampah pada umumnya berupa bahan-bahan organic yang mudah hancur secara alami oleh alam lingkungan.
Mengapa sampah perlu dikelola ? Sampah harus dikelola dengan baik dan benar, karena bila tidak akan dapat menjadi tempat perindukan vector bibit penyakit penyakit. Sampah akan menarik binatang-binatang yang dikenal dalam aspek kesehatan dapat menyebarluaskan penyakit, seperti misal lalat, kecoa , tikus, dan anjing. Penyakit-penyakit yang berkaitan erat dengan sampah yang tidak dikelola dengan benar antara lain : demam berdarah, disentri, thypus, dan lain-lain
Jenis-jenis sampah Sampah digolongkan menjadi dua jenis yaitu sampah basah (organic) dan sampah kering (non-organik) Sampah basah biasanya akan mudah mengalami pembusukan, seperti missal sisa makanan, sisa sayuran, buah-buahan, daun, dan lain-lain. Sampah kering relative sukar dan bahkan tidak dapat mebusuk, separti misal kayu, sisa kertas, botol, plastic, sisa-sisa bangunan ( pecahan batu, batu bata) seng, logam, kaca, dan lain-lain
Kemana sampah dibuang ? Untuk pedesaan, pada umumnya sampah biasanya ditangani dengan beberapa cara, yaitu : • Dengan dibakar • Dibuang ke lubang galian • Dibuat kompos
Namun dengan berkembangnya dunia usaha dan juga ilmu pengetahuan, ki ni sampah dapat dikelola dengan lebih menguntungkan, yaitu yang dikenal dengan istilah pendekatan 3R ( reduce, reuse dan recycle) Reduce, adalah upaya pengelolaan sampah dengan cara mungurangi volume sampah itu sendiri. Cara ini sifatnya lebih mengarah ke pendekatan pencegahan. Misal kalo beli sayuran pilihlah sayuran yang sesedikit mungkin dibuang, kalo ambil makanan jangan berlebihan, sehingga akan mengurangi makanan yang menjadi sampah. Reuse, yaitu suatu cara untuk menggunakan kembali sampah yang ada, untuk keperluan yang sama atau fungsinya yang sama. Misal botol sirop digunakan kembali untuk botol sirop, atau untuk botol kecap. Tentunya proses ini harus dilakukan dengan baik, missal dengan dicuci yang benar. Recycle, atau daur ulang, adalah pemanfaatan limbah melalui pengolahan fisik atau kimia, untuk mengahsilkan produk yang sama atau produk yang lain. Misal sampah organik diolah menjadi kompos, besi bekas diolah kembali menjadi barang-barang seni dari besi, dll
Apa peran kader? • Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk mengelola sampah dengan benar, dan bila mungkin dapat mendatangan keuntungan secara financial • Menggalang pihak lain, termasuk dunia usaha untuk memberi bantuan dalam pengelolaan sampah • Memanfaatkan setiap kesemapatan untuk memberi penyuluhan kepada masyarakat tentang hidup bersih dan sehat , tentang persampahan terkait masalah kesehatan masyarakat
BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan : Puskesmas Amplas telah melaksanakan penilaian kinerja tahun 2017 dengan hasil sebagai berikut : 1. Kinerja cakupan Yankes dengan nilai 68,78 % termasuk kategori Sedang 2. Kinerja kegiatan manajemen puskesmas dengan nilai 9,15 % termasuk kategori baik 3. Kinerja mutu yankes dengan nilai 7,50 % termasuk kategori Sedang Dengan melihat gambaran di atas hasil kinerja Puskesmas Amplas tahun 2017 dapat dikategorikan perjenis kegiatan sebagai berikut : 2. Kategori Kinerja Baik
Upaya Pengobatan a.Kesehatan Jiwa
2. Kategori Kinerja Kurang a.Upaya Promosi kesehatan b.Upaya kesehatan Lingkungan c.Upaya KIA d.Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat e.Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular f.Upaya kesehatan telinga/pencegahan gangguan pendengaran h.Upaya Kesehatan Lanjut Usia i. Upaya Kesehatan Mata j.Upaya Kesehatan Mata/Pencegahan Kebutaan k.Upaya Kesehatan Telinga l.Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi m.Perawatan Kesehatan Masyarakat h.Kepatuhan terhadap standar ANC
B. Saran dan Usul
Monitoring dan evaluasi dari Dinas kesehatan Kota lebih diaktifkan
Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor sebagai upaya untuk lebih meningkatkan partisipasi masyarakat
Diharapkan untuk tahun-tahun ke depan, masing-masing program dapat meningkatkan hasil kinerjanya, terutama untuk program-program yang hasil pencapaiannya masih di bawah target sasaran.
Untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan dan mengantisipasi segala dampak pembangunan perlu dibuat upaya baru dalam menanggulangi dan menghadapi masalah – masalah yang timbul.