RESUME MODEL-MODEL ASSESMENT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD PENILAIAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
DOSEN PEMBIMBING : Yullys Helsa, S.Pd.,M.Pd
Oleh :
Zulfa Winanda Yulia Cahya Putri Laras Purdi Sutrisno Resti Laila Hasanah Shanty
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2018
Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis
A. Pengertian Kemampuan Berpikir Kritis
Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi dan melakukan penelitian ilmiah. Berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpendapat dengan cara yang terorganisasi. Menurut Siswono (2008) berpikir kritis termasuk salah satu perwujudan berpikir tingkat tinggi (high order thinking). Baker (1991) menjelaskan berpikir kritis digunakan seseorang dalam proses kegiatan mental seperti mengidentifikasi pusat masalah dan asumsi dalam sebuah argumen, membuat simpulan yang benar dari data, membuat simpulan dari informasi atau data yang diberikan, menafsirkan apakah kesimpulan dijamin berdasarkan data yang diberikan, dan mengevaluasi bukti atau otoritas. Sedangkan Jufri (2013) menjelaskan para pemikir kritis selalu melewati beberapa tahap dalam tindakannya yakni merumuskan masalah, memberikan argumen, melakukan deduksi, melakukan induksi, melakukan evaluasi, lalu mengambil keputusan dan menentukan tindakan. Menurut Reason dalam Sanjaya (2006: 228) mengemukakan bahwa berpikir (thinking ) adalah proses mental seseorang yang lebih dari sekedar mengingat (remembering ) dan memahami (comprehending ). ―Mengingat‖ pada dasarnya hanya melibatkan usaha penyimpanan sesuatu yang telah dialami untuk suatu saat dikeluarkan kembali atas permintaan, sedangkan ―memahami‖ memerlukan perolehan apa yang didengar dan dibaca serta melihat keterkaitan antar-aspek dalam memori. Kemampuan berpikir seseorang menyebabkan seseorang tersebut harus bergerak hingga di luar informasi yang didengarnya. Misalkan kemampuan berpikir seseorang untuk menemukan solusi baru dari suatu persoalan yang dihadapi. Berpikir kritis dalam pemecahan masalah menurut Cukwuyenum (2013) menjelaskan
bahwa
berpikir
kritis
meliputi
usaha
seseorang
dalam
mengumpulkan, menafsirkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi untuk sampai pada simpulan yang dapat diandalkan dan valid. Sementara itu Shapiro (2000) mengungkapkan berpikir kritis adalah suatu aktivitas mental yang berkaitan dengan penggunaan nalar yang menggunakan proses mental seperti
1
memperhatikan, mengkategorikan, menyeleksi, dan memutuskan pemecahan suatu masalah. Menurut pengertian-pengertian berpikir kritis di atas maka dapat dikatakan bahwa kemampuan berpikir kritis merupakan berpikir yang melibatkan proses kognitif yang melibatkan siswa untuk berpikir reflektif terhadap permasalahan. Menurut Ennis dalam Hassaobah (2008: 87), mengidentifikasi 12 indikator berpikir kritis, yang dikelompokkannya dalam lima besar aktivitas. Adapun pengelompokkan keterampilan berpikir kritis disajikan pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Indikator Keterampilan Berpikir Kritis
Berpikir Kritis
Sub Berpikir Kritis
1. Memberikan penjelasan sederhana
1. Memfokuskan pertanyaan 2. Menganalisis pertanyaan dan bertanya 3. Menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan dan tantangan
2. Membangun keterampilan dasar
4. Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak 5. Mengamati serta mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi.
3. Menyimpulkan
6. Mendeduksi atau mempertimbangkan hasil deduksi 7. Meninduksi atau mempertimbangkan hasil induksi 8. Membuat serta menentukan nilai pertimbangan
4. Memberikan penjelasan lanjut
9. Mengidentifikasi istilah-istilah dan definisi pertimbangan serta dimensi 10. Mengidentifikasi asumsi
5. Mengatur strategi dan teknik
11. Menentukan tindakan 12. Berinteraksi dengan orang lain
Sumber: Ennis dalam Hassaobah (2008: 87)
2
Berdasarkan penjelasan mengenai indikator kemampuan berpikir kritis menurut Ennis, maka dapat dibuat rubrik dengan pemberian skor 1 sampai skor 4. Skor 1 adalah skor terendah dan skor 4 adalah skor tertinggi. Rubrik tersebut ditampilkan pada Tabel 1.2 , Tabel 1.2 Rubrik penilaian berpikir kritis
Indikator Berpikir Kritis
Skor
Indikator Penilaian Hanya memfokuskan pada
Memberikan Penjelasan Sederhana(MPS)
1
pertanyaan
2
Memilih informasi relevan
3
Menganalisis argument Menjawab pertanyaan tentang
Memberikan Penjelasan Lebih Lanjut(MPLL)
4
suatu penjelasan
1
Mendefinisikan istilah
2
Mendefinisikan asumsi
3
Mempertimbangkan definisi Menemukan pola hubungan yang
Menerapkan Strategi dan Taktik(MST)
4
digunakan
1
Menentukan tindakan
2
Menunjukkan pemecahan masalah Memecahkan masalah
3
menggunakan berbagai sumber
4
Ketepatan menggunakan tindakan
Sumber : Modifikasi dari Ennis dalam Hassaobah (2008: 87)
Bloom dalam Filsaime (2008: 74) menyatakan Mendaftar enam tingkatan berpikir kritis dari tingkatan berpikir kritis yang paling sederhana samapai paling komplek. Daftar tersebut mulai dengan
pengetahuan
dan
bergerak
ke
atas
menuju
penguasaan,
aplikasi,analisis, sintesis dan evaluasi.
3
Bloom dalam Filsaime (2008: 75) menyatakan Seseorang harus menguasai satu tingkatan berpikir sebelum Dia bisa menuju ke tingkatan atas berikutnya. Alasannya adalah karena tidak bisa meminta seseorang untuk mengevaluasi Dia tidak mengetahui, tidak memahaminya,
tidak
bisa
menginterpretasikannya,
tidak
bisa
menerapkannya, dan tidak bisa menerapkannya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa meliputi: kemampuan mengidentifikasi asumsi yang
diberikan,
kemampuan
merumuskan
pokok-pokok
permasalahan,
kemampuan menentukan akibat dari suatu ketentuan yang diambil, kemampuan mendeteksi adanya bias berdasarkan pada sudut pandang yang berbeda, kemampuan mengungkap data/definisi/teorema dalam menyelesaikan masalah, dan kemampuan mengevaluasi argumen yang relevan dalam penyelesaian suatu masalah. B. Tujuan Berpikir Kritis
Menurut Sapriya (2011: 87), tujuan berpikir kritis ialah untuk menguji suatu pendapat atau ide, termasuk di dalamnya melakukan pertimbangan atau pemikiran yang didasarkan pada pendapat yang diajukan. Pertimbangan pertimbangan
tersebut
biasanya
didukung
oleh
kriteria
yang
dapat
dipertanggungjawabkan. Kemampuan berpikir kritis dapat mendorong siswa memunculkan ide-ide atau pemikiran baru mengenai permasalahan tentang dunia. Siswa akan dilatih bagaimana menyeleksi berbagai pendapat, sehingga dapat membedakan mana pendapat yang relevan dan tidak relevan, mana pendapat yang benar dan tidak benar. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dapat membantu siswa membuat kesimpulan dengan mempertimbangkan data dan fakta yang terjadi di lapangan.
C. Manfaat Berpikir Kritis
1. Memiliki banyak alternatif jawaban dan ide kreatif 4
2. Mudah memahami sudut pandang orang lain 3. Menjadi rekan kerja yang baik 4. Lebih mandiri 5. Sering menenmukan peluang baru 6. Meminimalkan salah perspsi 7. Tidak mudah ditipu
D. Berpikir
Kritis
dalam
Pemecahan
Masalah
Berbentuk
Soal
Cerita
Matematika
Hudojo (1988) menjelaskan suatu pertanyaan akan merupakan masalah hanya jika seseorang tidak mempunyai aturan/hukum tertentu yang segera dapat dipergunakan untuk menemukan jawaban pertanyaan tersebut. Royani (2008) menyatakan soal cerita matematika merupakan soal-soal matematika yang menggunakan bahasa verbal dan umumnya berhubungan dengan kegiatan seharihari. Menurut Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika UPI (2001) tidak semua soal cerita merupakan masalah. Oleh karena itu soal cerita dikatakan masalah apabila soal tidak hanya mengandung unsur deskriptif dalam penyampaian bahasanya, akan tetapi juga memiliki unsur analisis dalam penggunaan aturan/hukum
yang
digunakan
dalam
pemecahannya.
Dari
uraian-uraian
sebelumnya, dapat dibuat indikator berpikir kritis dalam memecahkan masalah berbentuk soal cerita berdasarkan langkah-langkah berpikir kritis IDEALS seperti yang tampak pada Tabel 1.
5
Contoh soal berpikir kritis dalam pembelajaran matematika 1.
Berapakah ? Bagi siswa yang baru belajar perkalian mereka dapat menjawab dengan benar 3 x 4=12. Tetapi bila ditanya, mengapa 3 x 4 = 12? Mereka menjawab itu sesuai tabel perkalian. Ini mungkin akibat dari pembelajaran yang menyuruh anak menghapal perkalian, sehingga mereka menjawab secara otomatis, karena sudah dihafal. Tetapi bagi mereka yang mengerti konsep perkalian, mereka akan menjawab 3 x 4 = 12 diperoleh karena 3 x 4 sama dengan 4+4+4=12
Bagi siswa yang kurang paham maksud dari perkalian dan pembagian maka siswa tersebut akan mengatakan keduanya sama karena nilainya sama. Tetapi bagi siswa yang paham maksud dari perkalian dan pembagian, maka siswa tersebut akan menjawab bahwa kedua hal tersebut bisa saja berbeda.
3.
Bagaimana dengan
? Jika siswa paham dengan contoh 2, maka siswa akan bisa
memahami dan menjelaskan mengapa
. Siswa akan bisa mengilustrasikan
dalam
kehidupan sehari-hari. Jika ada 2 batang emas dibagi bagian maka akan didapattkan 3
6 kali bagian emas. Perhatikan ilustrasi berikut: 3
6
4.
0
0
0
0
Bagaimana dengan tak hingga Banyak siswa yang bingung, mengapa tak hingga. Jika siswa paham konsep perkalian dan pembagian, maka siswa tersebut tidak akan bingung. Jika Jika Jika
0 0 0 0 0 0
=1
maka 0 X 1 = 0 (Benar)
= 2 maka =9
0 X 2 = 0 (Benar)
maka 0 X 9 = 0 (Benar)
Dari beberapa pernyataan diatas, dapat ditemukan lebih dari satu jawaban yang benar 0
0
0
0
yang memenuhi . Jadi dapat disimpulkan bahawa
= n. n disini artinya bisa berapa
saja (tidak terhingga/sembarang)
Selain soal yang didesain untuk memperoleh gambaran kemampuan berfikir kritis siswa, untuk memperoleh data kemampuan berfikir kritis matematis, dilakukan penskoran terhadap jawaban siswa untuk tiap butir soal. Kriteria penskoran yang digunakan adalah skor rubrik yang dimodifikasi dari Facione, (Ismamuza, 2010)
7
Pedoman Penskoran Kemampuan Berfikir Kritis Matematis ASPEK YANG RESPON SISWA TERHADAP SOAL SKOR DIUKUR Tidak menjawab atau memberikan 0 jawaban yang salah Menemukan dan mendeteksi hal-hal yang 1 penting dari soal yang diberikan Menemukan dan mendeteksi hal-hal yang penting tetapi membuat kesimpulan yang 2 salah Mengevaluasi Menemukan dan mendeteksi hal-hal yang penting tetapi membuat kesimpulan yang 3 benar,tetapi melakukan kesalahan dalam perhitungan Menemukan dan mendeteksi hal-hal yang penting tetapi membuat kesimpulan yang 4 benar,tetapi melakukan perhitungan yang benar Tidak menjawab atau memberikan 0 jawaban yang salah Bisa menentukan fakta, data dan konsep 1 tetapi belum bisa menghubungkannya Bisa menentukan fakta, data dan konsep dan bisa menghubungkannya dan menyimpulkannya antara fakta, data, 2 konsep yang didapat tetapi salah dalam melakukan perhitungan Bisa menentukan fakta, data dan konsep Mengidentifikasi dan bisa menghubungkannya dan menyimpulkannya antara fakta, data, 3 konsep yang didapat dan benar dalam melakukan perhitungan Bisa menentukan fakta, data dan konsep dan bisa menghubungkannya dan menyimpulkannya antara fakta, data, 4 konsep yang didapat dan benar dalam melakukan perhitungan serta menguji kebenaran dari jawaban Tidak menjawab atau memberikan 0 jawaban yang salah Bisa menentukan fakta, data dan konsep 1 serta bisa menghubungkannya Bisa menentukan fakta, data dan konsep Menghubungkan tetapi belum bisa menghubungkannya 2 tetapi salah dalam perhitungan Bisa menentukan fakta, data dan konsep serta bisa menghubungkannya serta benar 3 dalam melakukan perhitungannyadan
8
Menganalisis
Memecahkan masalah
mengecek kebenaran hubungan yang terjadi Bisa menentukan fakta, data dan konsep serta bisa menghubungkannya serta benar dalam melakukan perhitungannya dan mengecek kebenaran hubungan yang terjadi serta menguji kebenaran dari jawaban Tidak menjawab atau memberikan jawaban yang salah Bisa menentukan informasi dari soal yang diberikan, tetapi belum bisa memilih informasi yang penting Bisa menentukan informasi dari soal yang diberikan, dan bisa memilih informasi yang penting Bisa menentukan informasi dari soal yang diberikan, dan bisa memilih informasi yang penting dan memilih strategi yang benar dalam menyelesaikannyatetapi melakukan kesalahan dalam melakukan perhitungan Bisa menentukan informasi dari soal yang diberikan, dan bisa memilih informasi yang penting dan memilih strategi yang benar dalam menyelesaikannya dan benar dalam melakukan perhitungan Tidak menjawab atau memberikan jawaban yang salah Mengidentifikasi soal (diketahui,ditanyakan, kecukupan unsur) dengan benar tetapi model matematika yang dibuat salah Mengidentifikasi soal (diketahui,ditanyakan, kecukupan unsur) dengan benar tetapi model matematika yang dibuat benar tetapi penyelesaiannya benar Mengidentifikasi soal (diketahui,ditanyakan, kecukupan unsur) dengan benar tetapi model matematika yang dibuat benar tetapi penyelesaiannya benar dan mengecek kebenaran jawaban yang dipeolehnya
4
0 1
2
3
4
1
2
3
4
9
DAFTAR RUJUKAN
digilib.unila.ac.id/5608/14/BAB%20II.pdf
eprints.uny.ac.id/23884/4/4.%20BAB%20II.pdf