Pengujian Produk Metabolisme pada Darah dan Urine
BAB I : Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan, organisme memerlukan makanan dan oksigen untuk melangsungkan metabolisme. Proses metabolism, selain menghasilkan zat-zat yang berguna, juga menghasilkan zat sisa yang harus dikeluarkan dari tubuh, salah satu pengeluaran zat sisa tersebut melalui pengeluaran urine. Bahan-bahan yang diperlukan tubuh seperti makanan dan oksigen serta hasil metabolism dan sisa-sisanya, diangkut dan diedarkan didalam tubuh melalui sistem peredaran darah. Hasil pencernaan makanan dan oksigen diangkut dan diedarkan oleh darah keseluruh jaringan tubuh. Sebaliknya, sisa-sisa metabolism diangkut oleh darah dari seluruh jaringan tubuh menuju organ-organ pembuangan seperti ginjal yang menghasilkan urine. Setiap hari tubuh kita menghasilkan kotoran dan zat-zat sisa dari berbagai proses tubuh. Agar tubuh kita tetap sehat dan terbebas dari penyakit, maka kotoran dan zat-zat sisa dalam tubuh kita harus dibuang melalui alat-alat ekskresi. Dalam praktikum pengujian produk metabolism pada darah dan urine ini penulis dapat mengetahui kandungan yang ada dalam darah dan urine. Begitu pula dapat mengetahui zat-zat yang seharusnya tidak terkandung dalam darah dan urine. Apabila zat yang seharusnya tidak terkandung dalam darah dan urine itu ada, maka kita dapat mengetahui secara lebih cepat kandungan zat yang telah terdapat pada darah dan urine. Maka dari itu, penulispun mengkaji percobaan dalam pembuatan karya tulis ini. 1.2 Tujuan Percobaan I. Pemeriksaan Darah a. Mengetahui pemeriksaan hemoglobin diaspect. b. Mengetahui penentuan kadar kolesterol darah. c. Mengetahui penentuan kadar glukosa darah. II. Pemeriksaan Urine Untuk melakukan pemeriksaan glukosa, protein, bilirubin, urobilinogen, pH, berat jenis, keton, leukosit pada urine.
1.3 Prinsip Percobaan I. Pemeriksaan Darah : a.
Pengukuran konsentrasi hemoglobin pada semua darah berdasarkan metode fotometri dengan menggunakan alat diaspect. b. Penentuan kadar kolesterol dalam darah berdasarkan metode fotometri dengan menggunakan alat Accutrand GCU. c. Penentuan kadar glukosa dalam darah berdasarkan metode fotometri dengan menggunakan alat Accutrand GCU. II. Pemeriksaan Urine :
1. Kadar glukosa, protein, bilirubin, urobilinogen, pH, berat je nis, keton, leukosit pada urine akan terbaca oleh alat urine analyzer ber dasarkan metode fotometri.
1.4 Manfaat Percobaan I. Pemeriksaan Darah Yaitu dapat mengetahui, memahami, dan menerapkan cara pemeriksaan hemoglobin, kadar kolesterol, dan kadar glukosa darah dan dapat dijadikan sebagai ilmu bermanfaat. II. Pemeriksaan Urine Yaitu dapat mengetahui, memahami, dan menerapkan cara pemeriksaan glukosa, protein, bilirubin, urobilinogen, pH, berat jenis, keton, leukosit pada urine.
BAB II : Tinjauan Pustaka 2.1 Pemeriksaan Darah Darah adalah kendaraan atau medium untuk transportasi jarak jauh berbagai bahan antara selsel itu sendiri ( Lauralee Sherwood : 2001 ). Darah merupakan cairan yang berwarna merah yang terdapat dalam pembuluh darah. Volume darah pada laki-laki lebih kurang 5 liter dan pada wanita lebih kurang 4,5 liter. Suspensi sel dan fragmen sitoplasma didalam cairan disebut dengan plasma. Plasma adalah suatu cairan kompleks yang berfungsi sebagai medium transportasi untuk zat-zat yang diangkut dalam darah ( Lauralee Sherwood : 2001 ). Plasma darah mengandung 91-92% air, 7-8% protein, 1-2% ion, gula, lemak, asam amino. Fungsi darah antara lain : 1. 2. 3. 4. 5.
Mengangkut O2 dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh jaringan. Mengangkut CO2 dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru. Mengambil zat makanan dari usus halus untuk diedarkan keseluruh jaringan t ubuh. Mempertahankan tubuh. Menyebarkan panas keseluruh tubuh.
Darah dapat menggumpal karena fibrinogen (protein yang larut dalam plasma) diubah menjadi fibrin yang berupa jaringan-jaringan yang disebabkan oleh trombin dalam darah sebagai pritrombin. Pembentukannya tergantung pada tromboplastin dan ion Ca2+.
A. Pemeriksaan Hemoglobin Diaspect (Hb) Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang tergabung dengan oksigen dan karbondioksida untuk diangkut melalui sistem peredaran darah. Pada manusia kurang dari 14 macam Hb yang diberi nama, misalnya : Hb A, Hb C, Hb D, Hb E, Hb F, Hb G, Hb I, Hb M, Hb S, dan lain-lain ( Joice, 2008 ). Pada manusia dewasa Hb merupakan tetramer ( 4 subunit protein ) yang
tiap subunit memiliki berat molekul lebih kurang 16000 dalton, sehingga total molekul tetramernya 64000 dalton, sehingga secara keseluruhan Hb memiliki kapasitas 4 molekul oksigen ( Hariono, 2006). Hb normal sebagai berikut : a. b. c. d. e. f. g. h.
Baru lahir : 17-22 g/dl Usia seminggu : 15-20 g/dl Usia sebulan : 11-15 g/dl Kanak-kanak : 11-13 g/dl Lelaki dewasa : 14-18 g/dl Wanita dewasa : 12-16 g/dl Lelaki separuh usia : 12,4-14,9 g/dl Wanita separuh usia : 11,7-13,8 g/dl
Fungsi Hb antara lain : a. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida didalam jaringan tubuh. b. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa keseluruh jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan baku. c. Membawa CO2 dari jaringan tubuh sebagai hasil metabolism ke paru-paru untuk dibuang.; Pada saat pemeriksaan darah sel darah merah mengandung protein, protein dalam darah disebut dengan hemoglobin, yang mana salah satu fungsi Hb itu mengatur pertukaran oksigen dan karbondioksida yang merupakan fungsi darah, yaitu mengangkut O 2 dari paru-paru keseluruh tubuh dan mengangkut CO2 dari jaringan untuk diedarkan ke paru-paru. Besi berperan penting dalam sintesis hemoglobin dalam sel darah merah dan mioglobin dalam sel otot. Oksigen yang terikat, jumlahnya sama dengan jumlah atom besi. Tiap gram Hb akan mengangkut sekitar 1,34 ml oksigen maka dari itu besi penting dalam pembentukan Hb, Mioglobin, dan substansi lainnya ( Sawali, 2013 ). Hal yang mempengaruhi tinggi atau rendahnya kadar Hb seseorang yaitu : 1. Makanan atau gizi, untuk menyusun terbentuknya Hb yaitu besi(Fe) dan protein. 2. Fungsi jantung dan paru-paru, yaitu adanya ikatan antara Hb dan paru-paru mempengaruhi kerja jantung yang optimal. 3. Fungsi organ-organ tubuh lainnya, seperti hepar dan ginjal. B. Pemeriksaan Kadar Kolesterol dalam Darah Kolesterol merupakan unsur terpenting dalam tubuh yang diperlukan untuk me ngatur proses kimiawi dalam tubuh, namun kolesterol dalam jumlah tinggi bisa menyebabkan terjadinya aterosklerosis yang akhirnya akan berdampak pada penyakit jantung koroner ( Rahayu, 2005). Kolesterol adalah biomolekul sejenis lipid yang mempunyai rangkaian 4 struktur siklik 5 atau 6 karbon. Kolesterol ditemukan dalam membrane sel dan disirkulasi dalam plasma darah. Kolesterol dapat larut dalam pelarut organik, misalnya eter, klorofrom, benzena, karbon disulfida, aseton, dan alkohol panas (tidak larut dalam air, asam, dan basa). Pada kolesterol tinggi memiliki titik lebur 150oC – 151oC. Kolesterol diangkut dalam darah dalam bentuk partikel seperti
bola dan dibawa oleh protein yang disebut lipoprotein. Lapisan luar lipoprotein terbentuk dari kolesterol ampifilik dan molekul fosfolipid, dipenuhi dengan protein yang mengelilingi inti hidrofibik trigliserida dan kolesterol ester. Ada 5 je nis protein, yaitu kilomikro, VLDL, IDL, LDL, dan HDL. Ada 2 jenis kolesterol yaitu kolesterol jahat dan kolesterol baik. Kolesterol baik yaitu semakin tinggi kolesterol baik atau HDL, maka semakin baik untuk kesehatan karna HDL melindungi dari penyakit jantung. Kadar HDL minimal 600 mg/dl, jika tingkat HDL kurang dari 40 mg/dl akan menaikkan resiko penyakit jantung. Kolesterol jahat yaitu LDL atau kolesterol jahat sebaiknya pada tingkat yang rendah yaitu kadar kolesterolnya kurang dari 100 mg/dl. Jumlah LDL 100-129 mg/dl dikatakan diatas ambang toleransi. Jika lebih, menyebabkan ateroma, penyakit jantung, dan stroke. Penyebab meningkatnya kadar kolesterol paling banyak disebabkan oleh asupan makan yang banyak mengandung lemak jenuh, pola hidup yang tidak sehat dan seimbang, dan kebiasaan buruk yang menjadi rutinitas sehari-hari.
C. Penentuan Kadar Glukosa Darah Glukosa darah merupakan karbohidrat dalam bentuk monosakarida yang terdapat dalam darah ( Baron, 1984 ). Organ-organ yang mempengaruhi dalam metabolism glukosa antara lain hati dan pankreas. Glukosa darah berada dalam keseimbangan dan mengatur secara hormonal, yaitu hormon teroid, hormone insulin, hormon efineprin, dan hormon pertumbuhan ( Ganong, 1994 ). Glukosa merupakan salah satu hasil selama fotosintesis dari awal bagi respirasi. Glukosa memiliki berat molekul 180.18, termasuk dalam heksosa yaitu monosakarida yang mengandung 6 atom karbon. Darah manusia normal mengandung glukosa dalam jumlah tetap, yaitu antara 70-100 mg tiap 100 ml darah. Pada penderita diabetes melitus, jumlah glukosa darah lebih besar dari 130 mg/100 ml darah. Gula darah pada saat sehat dikendalikan oleh insulin. Insulin adalah hormon yang dibuat oleh pankreas. Insulin membantu glukosa dalam darah masuk ke sel untuk menghasilkan tenaga. Gula darah yang tinggi dapat berarti bahwa pankreas tidak memproduksi cukup insulin, hal ini disebut resistensi insulin. Hormone insulin memiliki hubungan yang erat dengan diabetes, yang mana penderita diabetes harus memerlukan banyak insulin. Gula darah yang tinggi merangsan pancreas membuat insulin dalam jumlah banyak. Jika berlangsung lama akan terjadi resistensi insulin.
2.2 Pemeriksaan Urine Urine adalah cairan sisa yang di ekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui urinasi. Ekskresi urine diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostatis cairan tubuh. Urine disaring didalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih. Akhirnya, dibuang keluar tubuh melalui uretra.
Dari urine kita dapat mengetahui ada penyakit dalam tubuh kita melalui warna urine kita. Urine terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme, garam terlarut, dan materi organik. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebihan atau beracun yang akan dibuang keluar tubuh. Fungsi utama urine adalah untuk melarutkan zat sisa seperti racun atau obat-obatan dalam tubuh. Adapun zat yang terkandung dalam urine antara lain : air, empedu, garam, urea, asam urat, amonia, obat-obatan, asam klorida, sodium, patosium, glukosa, nitrogen, fosfor, kreatinin, dan asam sulfat.
A. Pemeriksaan Glukosa dalam Urine Glukosa urine adalah gugus gula sederhana yang masih ada di urine setelah melewati berbagai proses diginjal. Jika ada glukosa diurine ada yang salah dalam proses urinisasi, karena kurangnya hormone insulin ( Gandasoebrata, 1968 ). Proses pembentukan glukosa urine dimana darah disaring oleh jutaan nefron, sebuah unit fungsional dalam ginjal. Hasil penyaringan berisi produk-produk limbah, elektrolit, asam amino dan glukosa. Kurang dari 0,1% glukosa yang disaring oleh glomerulus terdapat dalam urine kurang dari 130 mg/24jam. Kelebihan glukosa dalam urine terjadi karena nilai ambang ginjal melampaui 160-180 mg/dl atau 8,9-10 mmol/l. hal ini dapat ditemukan dalam kondisi diabetes mellitus, tirotoksikosis, dan sindroma cushing dan lain-lain. B. Pemeriksaan Protein dalam Urine Protein adalah komponen dasar dan utama makanan yang diperlukan oleh semua makhluk hidup sebagian dari daging, jaringan kulit, otot, otak, sel darah merah, rambut, dan lainlain ( Sandjaja, 2010 ). Proteinuria yaitu protein yang ada di urine manusia yang melebihi nilai normalnya yaitu lebih dari 150 mg/24jam atau pada anak-anak lebih dari 140 mg/24jam. Dalam keadaan normal, protein didalam urine dalam jumlah tertentu dianggap fungsional. Adapun proteinuria yang ditemukan saat pemeriksaan penyaringan urine pada orang sehat sekitar 3,5%, yang dikatakan patologis bila kadar diatas 200 mg/2 4jam, pada waktu yang berbeda, disebabkan 2 faktor utama yaitu : 1. Filtrasi glomerulus dan 2. Reabsorbsi protein tubulus. C. Pemeriksaan Bilirubin dalam Urine Protein kuning yang berasal dari perombakan heme dan hemoglobin dalam proses pemecahan eritrosit oleh sel retikuloendotel. 20% bilirubin berasal dari perombakan zat-zat lain. Bilirubin diekskresikan dalam empedu dan urine, peningkatan kadar dapat mengindikasikan penyakit tertentu. Warna kuning urine ( melalui produk pemecahan direduksi urobilin ), warna cokelat dari kotoran ( melalui konversi kepada sterocobilin ) dan perubahan warna kuning pada penyakit kuning. Adanya bilirubin 0,05-1 mg/dl urine akan memberikan basic positif dan keadaan ini menunjukkan kelainan hati atau saluran empedu. D. Pemeriksaan Urobilinogen dalam Urine Urobilinogen merupakan bilirubin terkonjugasi oleh hati kedalam empedu dikeluarkan kedalam sistem usus melalui saluran-saluran empedu, kemudian bakteri didalam sistem usus
mengubah bilirubin menjadi sebuah kelompok persenyawa, yang larut dalam air. Setengah dari urobilinogen beredar kembali ke hati setengah lainnya di ekskresikan melalui fases sebagai urobilin. Secara normal 1-4 mg urobilinogen dikeluarkan dalam urine pada periode 24 jam. Konsentrasi urobilinogen didalam urin normal adalah 0,1-1 unit Ehrlich/dl. Penentuan-penentuan uribilinogen merupakan sebuah prosedur yang berguna dalam kegiatan analisa urine dalam mendeteksi dan membedakan penyakit hati, penyakit hemolitik, dan penyumbatan biliary. E. Pemeriksaan pH dalam Urine PH berasal dari singkatan potential of hydrogen. pH merupakan ukuran konsentrasi ion hydrogen yang menunjukkan keasaman atau kebasaan suatu zat. Nilai pH bervariasi dari 1-14. Sebuah larutan dikatakan netral memiliki pH = 7 larutan asam pH < 7 larutan basa pH > 7. Ginjal mengatur pengeluaran asam yang tidak mudah menguap yang dihasilkan oleh proses metabolisme normal dari jaringan-jaringan, berkaitan dengan asam fosfat dan sedikit asam pyruvic, asam lactic, dan asam citric. Urine asam dikeluarkan oleh pasien pada diet protein tinggi biasanya pada pasien diabetes mellitus yang tidak dikontrol. Urine basa terjadi pada individual yang mengkonsumsi sayuran, buah jeruk, produksi susu, dan obat-obatan yang menyebabkan pembentukan urine basa. F. Pemeriksaan Berat Jenis dalam Urine Pengukuran berat jenis urine bertujuan untuk mengetahui fungsi pemekatan atau pengenceran oleh ginjal dan komposisi serta dilusi urine itu sendiri. Pengukuran berat jenis urine berfungsi untuk membedakan oliguria karena acute renal failure yang memiliki berat jenis isosthenuria sekitar 1,010 dan oliguria akibat dehidrasi. Normal berat jenis urin seorang adalah 1,003-1,030. Yang mempengaruhi berat jenis adalah komposisi urine, fungsi pemekatan ginjal, dan produksi urine. Berat jenis rendah adalah kondisi tubuh pada udara dingin diabetes insidious dan terlalu banyak mengkonsumsi air. Berat jenis tinggi adalah dehidrasi, protein uria, diabetes mellitus. Isosthenuria adalah keadaan dimana berat jenis urine berkisar 1,010 dan hipothenuria adalah jenis urine dibawah 1,008. G. Pemeriksaan Keton dalam Urine Keton merupakan produk sampingan dari metabolisme lemak. Bahan keton ( asam acetoacetic, asam beta-hidroksibutirat, dan aseton ) tidak signifikan dalam urine yang normal dalam keadaan semalam puasa. Namun keton yang menjadi sumber penting energy metabolic dalam keadaan ketersediaan glukosa dibatasi, sepert i diabetes mellitus dekompesasi. Mekanisme untuk pengembangan ketonemia adalah 1. Peningkatan produksi oleh hati 2. Penurunan pemanfaatan perifer di otot dan 3. Mengurangi volume distribusi. Keton diproduksi oleh hati sebagai bagian dari metabolisme asam lemak. Keton memiliki struktur kecil dan dapat di ekskresikan dalam urine. Namun kenaikan kadar pertama kali tampak pada plasma, kemudian baru urine ketonuria terjadi akibat ketosis. Bahan keton dijumpai di urine terutama adalah aseton dan asam asetoasetat ( Riswanto, 2010 ). H. Pemeriksaan Leukosit dalam Urine
Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti yang disebut juga sel darah putih. Ratarata jumlah leukosit dalam darah manusia normal adalah 5000-9000/mm 3, jika lebih dari 10000/mm3 disebut leukositosis, bila kurang dari 5000/mm 3 disebut leukopenia ( Effendi, Z., 2003 ). Jika leukosit ditemukan dalam urine hal ini merupakan tanda adanya infeksi leukosit. Leukosit yang berada dalam urine mengandung bakteri atau virus, jika ada infeksi ginjal kronis, limfosit juga ditemukan dalam urine. Volume urine normal 750-2000 ml/hari, 0-10 lev/volume, leukosit dianggap normal. Factor lain yang dapat memfasilitasi ekskresi sejumlah besar leukosit dalam urine seperti tumor, batu ginjal, dan rintangan kandung kemih.
BAB III : Metodologi 3.1 Alat dan Bahan I. Pemeriksaan Darah A. Pemeriksaan Hemoglobin Diaspect Alat dan bahan : Alat : 1. Alat Diaspect 2. Kuvet 3. Kapas 4. Blood 5. Tissue Bahan : Alkohol 70% B. Pemeriksaan Kadar Kolesterol dalam Darah Alat : 1. Alat Accuntrand GCU 2. Tes trip 3. Blood lancet 4. Kapas 5. Tissue 6. Auto lancet Bahan : Alkohol 70% C. Pemeriksaan Kadar Glukosa dalam Darah Alat : 1. Alat Accuntrand GCU 2. Blood lancet
3. Auto lancet 4. Stik glukosa 5. Alkohol pad 6. Tissue Bahan : 1. Sampel darah 2. Alkohol 70%
II. Pemeriksaan Urine Alat : 1. Urine Analyzer 2. Beaker glass 3. Kapas alkohol 4. Tissue 5. Strip Aution Bahan : Urine pagi 3.2 Prosedur Kerja I. Pemeriksaan Darah A. Prosedur Kerja Hemoglobin Diaspect Pemeriksaan Hemoglobin Darah
Bersihkan tangan pasien dengan kapas yang telah dibasahi alcohol
Tusuk dengan blood lancet sehingga keluar darah
Bersihkan darah yang keluar satu kali dengan kapas alkohol
Kemudian kuvet diletakkan diatas tetesan darah yang kedua
Masukkan kuvet didalam alat diaspect
Tunggu lebih kurang 15 detik
Hasil pemeriksaan Hb darah akan keluar dalam skala pembacaan pada alat diaspect
B. Prosedur Kerja Kadar Kolesterol Darah Pemeriksaan Kadar Kolesterol Darah
Bersihkan tangan dengan sabun dan air, lalu keringkan
Masukkan kode alat Accutrand GCU
Masukkan tes strip kolesterol, sampai terlihat symbol dan kode tetesan darah di alat
Hapus ujung jari dengan kapas beralkohol, biarkan alkohol mengering
Lukai/tusuk jari dengan blood lancet steril
Bersihkan darah yang keluar satu kali menggunakan tisu, kemudian darah itu dikeluarkan lagi
Teteskan darah di zona reaksi tes strip
Tunggu 180 detik
Hasil pemeriksaan kadar kolesterol darah akan keluar dalam skala pembacaan kadar kolesterol
darah pada layar ( rentang 150-300 mg/dl )
C. Prosedur Kerja Kadar Glukosa dalam Darah Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah
Persiapkan alat dan bahan
Bersihkan tangan dengan alkohol pad
Masukkan kode alat Accutrand GCU
Masukkan tes strip glukosa, sampai terlihat symbol dan kode tetesan darah di alat
Hapus ujung jari dengan kapas beralkohol, biarkan alkohol mengering
Lukai/tusuk jari dengan blood lancet steril
Bersihkan darah yang keluar satu kali menggunakan tisu, kemudian darah itu dikeluarkan lagi
Teteskan darah di zona reaksi pada stik, kemudian tutup
Tunggu 10 detik
Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah akan keluar dalam skala pembacaan kadar glukosa darah pada layar ( rentang 20-600 mg/dl )
II. Pemeriksaan Urine Prosedur kerja pemeriksaan urine
Preparasi sample
Nyalakan tombol on/off, tunggu beberapa saat.
Celupkan strip aution pada urine
Letakkan strip pada tempatnya (tray), tunggu beberapa saat
Hasil pemeriksaan urine akan keluar dalam skala pembacaan pada layar
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Nama Andrian Anggy Annisa Avio Deva Dinda Dwi Elva Esra Eva Feny A Feny V Indah M Indah V Kaswatun Kholifatun Meli Mei Mutia Natalia Patri Cia Pinta Raudhatul Renika Rika Sandra Sonia Sekar Selfira Sindy Sisca Sonia Sri Syarifah T. Hidayu Verrent Vina Winda Zelin
Kolesterol
Glukosa
224 mg/dl
89 mg/dl
139 mg/dl
91 mg/dl
129 mg/dl
85 mg/dl
220 mg/dl
85 mg/dl
105 mg/dl
87 mg/dl
196 mg/dl 159 mg/dl
63 mg/dl 80 mg/dl
161 mg/dl
88 mg/dl
Pemeriksaan Hb Hasil Keterangan 16,4 g/dl Normal 13,1 g/dl Normal 13,0 g/dl Normal 14,4 g/dl Normal 13,3 g/dl Normal 12,0 g/dl Normal 12,6 g/dl Normal 12,1 g/dl Normal 16,7 g/dl Tinggi 12,6 g/dl Normal 12,6 g/dl Normal 11,9 g/dl Rendah 12,2 g/dl Normal 11,1 g/dl Rendah 12,3 g/dl Normal 10,8 g/dl Rendah 12,1 g/dl Normal 8,7 g/dl Rendah 12,7 g/dl Normal 12,4 g/dl Normal 13,4 g/dl Normal 16,4 g/dl Tinggi 14,5 g/dl Normal 13,9 g/dl Normal 12,8 g/dl Normal 14,0 g/dl Normal 13,7 g/dl Normal 11,3 g/dl Rendah 14,7 g/dl Normal 13,8 g/dl Normal 10,3 g/dl Normal 13,6 g/dl Normal 11,1 g/dl Rendah 12,6 g/dl Normal 17,0 g/dl Normal 12,2 g/dl Normal 14,3 g/dl Normal 12,7 g/dl Normal