PENGKONDISIAN UDARA A. Pengkondisian udara sistem variable air volume (VAV)
Sistem Sistem ini merupa merupakan kan perbai perbaikan kan dari dari consta constant nt air volume volume (CAV) (CAV) yang yang banyak banyak digunakan sebelum dunia dilanda krisis energi pada tahun 1973 (Stein, 1997). Sistem CAV CAV menggunakan saluran udara (duct) tunggal untuk mengalirkan udara dingin ke seluruh ruangan. Untuk menyediakan kebutuhan pendinginan yang maksimal, temperatur udara diset diset sangat sangat rendah; rendah; selanj selanjutn utnya ya di setiap setiap ruanga ruangan n disedi disediakan akan sistem sistem pemanas pemanas-ul -ulang ang (reheater) guna mengatur temperatur udara sesuai dengan kebutuhan. Sumber pemborosan energi pada sistem CAV disebabkan oleh tiga hal:(1) Sangat rendahnya set temperatur udara dingin untuk seluruh ruangan,(2) Energi yang diperlukan untuk memanaskan ulang udara udara yang yang memasu memasuki ki ruanga ruangan, n, dan(3) dan(3) Energ Energii yang yang diperl diperluk ukan an oleh fan elektri elektrik k dan efeknya terhadap udara dingin (fan elektrik memberikan beban panas pada udara dingin). Sistem VAV melakukan pengaturan volume udara yang disuplai ke setiap ruang secara otomatis. Volume udara yang masuk ke setiap ruang disesuaikan dengan besarnya beban beban pendingin pendinginan an (cooling (cooling load) load) yang ada di masing-mas masing-masing ing ruangan. Sebuah kotak kotak pengontrol pengontrol yang bekerja berdasarkan berdasarkan informasi informasi temperatur temperatur ruangan ruangan (thermostat (thermostaticallyicallycontrol box) mengatur volume udara yang masuk ke dalam ruangan disesuaikan dengan kebutuhan. Dengan demikian, sistem VAV mengalirkan udara pendingin sesuai dengan kebutuhan ruangan; berbeda dengan sistem CAV yang mensuplai pendinginan maksimal dan seragam untuk kemudian dipanaskan ulang di sebagian ruangan. Kampus National Institute of Education Singapura baru-baru ini mendapatkan penghargaan dari ASHRAE (American Society of Heating, Refrigeration, and Air Conditioning Engineers) berkenaan dengan penghematan energi pada kampus tersebut yang salah satunya merupakan hasil penerapan sistem VAV (ASHRAE, 2006).
B. Mesin refrigerasi dengan pendingin air
Air memiliki kapasitas termal yang lebih tinggi dibandingkan dengan udara; salah satunya karena densitas air lebih tinggi daripada udara. Ini berarti untuk volume yang sama, sama, air mampu mampu mentran mentranspo sportas rtasika ikan n panas panas lebih lebih besar besar diband dibanding ingkan kan dengan dengan udara. udara. Apalagi temperatur air umumnya lebih rendah dibandingkan udara. Kedua keuntungan tersebu tersebutt bisa bisa mening meningkat katkan kan efisien efisiensi si mesin mesin pendin pendingin gin bila bila air diper dipergun gunaka akan n sebaga sebagaii pendi pendingi ngin n konden kondensor sor.. Yik dkk (2001 (2001)) mengun mengungka gkapka pkan n bahwa bahwa di Hongko Hongkong, ng, mesin mesin refr refrig iger eras asii
yang yang meng menggu guna naka kan n
pend pendin ingi gin n
udar udaraa
memi memili liki ki COP COP (Coe (Coefffici ficien entt
of
Performance) sebesar 2.6 - 2.9; sedangkan mesin yang menggunakan pendingin air bisa memiliki COP hingga 4 - 5. Mena Menara ra pend pendin ingi gin n (cool (coolin ing g tower tower)) adal adalah ah alat alat yang yang umum umum digu diguna naka kan n untu untuk k mendinginkan air yang telah digunakan pada pendinginan kondensor. Sentuhan air dan udara serta evaporasi air di dalam menara pendingin akan menurunkan temperatur air yang selanjutnya kembali disirkulasikan ke kondensor mesin refrigerasi. Air penambah (make up water water)) digu diguna naka kan n untu untuk k meng mengga gant ntii seju sejumla mlah h air yang yang meng mengua uap p selam selamaa pros proses es pen pendi ding ngin inan an di dala dalam m mena menara ra pend pendin ingi gin. n. Sela Selain in meng menggu guna naka kan n mena menara ra pend pendin ingi gin, n, kondensor mesin refrigerasi bisa juga didinginkan menggunakan air dari sungai, danau, ataupun laut. Yik dkk (2001) memprediksikan dari perhitungannya bahwa pendinginan menggunakan air laut secara langsung pada kondensor akan meningkatkan COP mesin refrigerasi dibandingkan menggunakan menara pendingin.
C. Refrigerasi tak langsung (indirect refrigeration) refrigeration)
Pada sistem ini, panas yang didapat dari beban pendinginan dipindahkan ke fluida sekunder (secondary fluid). Fluida ini selanjutnya akan mempertukarkan panasnya melalui penukar kalor yang menghubungkannya dengan refrigeran di mesin refrigerasi. Beberapa pen penel eliti iti (Kru (Kruse se,, 2000 2000;; Dunn Dunn,, 2005 2005)) meng mengem emuk ukak akan an bahw bahwaa sist sistem em tak tak lang langsu sung ng meng mengko kons nsum umsi si lebih lebih bany banyak ak ener energi gi diba diband ndin ingk gkan an deng dengan an sist sistem em lang langsu sung ng (dire (direct ct expans expansion ion - DX). DX). Hal ini diseba disebabk bkan an karena karena energ energii tambah tambahan an yang yang diperl diperluka ukan n guna guna mensirkulasikan fluida sekunder dan lebih rendahnya temperatur evaporator pada mesin refrigerasi akibat pertukaran panas yang tidak langsung. Pada beberapa aplikasi sistem tak langsung, pemanas ulang (reheater) dipergunakan untuk menyesuaikan temperatur udara dengan kebutuhan; hal ini turut menyumbang besarnya konsumsi energi refrigerasi sistem tak langsung (Dunn, 2005). Skema sistem refrigerasi tak langsung bisa dilihat di Gambar 3. Dapat dilihat di Gambar 3, fluida sekunder akan mempertukarkan panasnya dengan refrigeran di dalam evaporator. Fluida sekunder selanjutnya akan mengalir menuju Fan Coil Units (FCUs) yang berfungsi untuk mengkondisikan udara di setiap ruangan. Pompa diperlu diperlukan kan untuk untuk mengal mengalirk irkan an fluida fluida sekun sekunder der dari dari FCUs FCUs ke mesin mesin refrige refrigeras rasii dan sebaliknya. sebaliknya. Selain menggunak menggunakan an FCUs, FCUs, fluida fluida sekunder sekunder bisa juga dipergun dipergunakan akan untuk mendinginkan udara di Air Handling Unit (AHU) untuk selanjutnya udara dingin dari AHU ditran ditranspo sportas rtasika ikan n ke setiap setiap ruanga ruangan n menggu menggunak nakan an salura saluran n udara udara (duct). (duct). Namun Namun perlu perlu diperhatikan bahwa ada beberapa kerugian dalam transportasi udara dingin dibandingkan dengan cairan dingin. Hal ini akan dibahas pada sub-bab selanjutnya.
Gambar 3 Sistem refrigerasi tak langsung Dibandingk Dibandingkan an dengan dengan sistem DX, refrigerasi refrigerasi tak langsung langsung memerlukan jumlah refrigerant yang jauh lebih kecil. Sebagai contoh, bila untuk mengatasi beban pendinginan pada rata-rata supermarket, sistem DX memerlukan refrigeran sebanyak 500 - 1,000 kg, maka sistem refrigerasi tak langsung bisa bekerja hanya dengan 25 - 50 kg refrigeran. Transpo Transportasi rtasi energi energi pada loop sekunder sekunder bisa menggunaka menggunakan n berbagai berbagai fluida fluida yang tidak berbahaya bagi lingkungan, seperti air. Dengan demikian, sistem refrigerasi tak langsung memiliki total equivalent warming impact (TEWI) yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan sistem DX (Kruse, 2000). TEWI merupakan penjumlahan warming impact akibat emisi refrigeran dan pembangkitan energi untuk menjalankan sistem refrigeasi. Menilik karakteristiknya, sistem tak langsung ini cocok dipergunakan untuk mesin refrigerasi yang menggunakan refrigeran ammonia dan hidrokarbon - yang masing-masing karena sifat racun (toxicity) dan keterbakarannya (flammability) menjadikan kedua jenis refrigeran alami (natural) tersebut belum dipergunakan secara luas di ruang publik (public space). Dengan menggunakan sistem tak langsung, refrigeran ammonia atau hidrokarbon hanya disirkulasikan pada mesin refrigerasi utama, sedangkan fluida sekunder yang aman, seperti air atau sluri es, akan mendinginkan udara di setiap ruangan.
Sistem Hidronik Sistem Sistem hidron hidronik ik adalah adalah jenis jenis refriger refrigerasi asi tak langsu langsung ng yang yang fluida fluida sekund sekundern ernya ya (cairan (cairan)) ditran ditranspo sportas rtasika ikan n hingga hingga mencapa mencapaii koil koil pendin pendingin gin di setiap setiap ruanga ruangan. n. Hal ini
berbeda dengan sistem transportasi udara yang menggunakan AHU. Pada sistem CAV, misalnya, udara yand telah dikondisikan dialirkan melalui saluran udara (duct) dengan ban bantu tuan an fan fan elek elektri trik. k. Kerja Kerja yang yang dila dilaku kuka kan n fan fan elek elektri trik k terha terhada dap p udara udara ding dingin in ini ini sebenarnya memberikan beban panas. Usibelli dkk (Feutsel dan Stetiu, 1995) menyatakan bahwa panas dari fan elektrik bisa berkontribusi terhadap beban pendinginan (cooling load) sebesar 13% untuk gedung-gedung Los Angeles pada umumnya. Pada all-air system, udara dingin berfungsi sebagai pendingin sekaligus ventilasi. Pada sistem hidronik, fungsi pendinginan dijalankan oleh fluida sekunder, yakni cairan yang mengalir melalui FCUs, seda sedang ngka kan n fung fungsi si vent ventil ilas asii dija dijala lank nkan an oleh oleh sist sistem em supl suplai ai udar udaraa yang ang terp terpis isah ah..
Terdapat erdapat dua jenis jenis sistem sistem hidron hidronik, ik, yakni yakni konvek konveksi si dan radias radiasi. i. Pada Pada sistem sistem konvek konveksi, si, fluida fluida sekund sekunder er dialirk dialirkan an ke dalam dalam penuka penukarr kalor kalor / FCUs FCUs yang yang selanj selanjutn utnya ya mempertukarkan kalor dengan udara yang dialirkan melalui FCUs. Sedangkan pada sistem radiasi, pertukaran kalor antara koil pendingin dengan udara berlangsung secara radiasi. Pada sistem ini, koil yang memuat fluida sekunder bisa ditanam di langit-langit ataupun di dalam dinding. Penggunaan sistem radiasi di Eropa membuktikan bahwa sistem ini mampu mengatasi beban pendinginan yang tinggi sekaligus menyediakan kenyamanan termal yang baik (Behne, 1999). Feustel dan Stetiu (1995) memperkirakan bahwa sistem hidronikradiasi mampu menghemat energi hingga 40% dibandingkan dengan sistem CAV. Sistem hidron hidronik ik juga juga menghe menghemat mat ruang ruang cukup cukup signif signifika ikan n karena karena keciln kecilnya ya volume volume pipa pipa fluida fluida sekunder (cairan) bila dibandingkan dengan saluran udara (duct).
Transportasi Panas Laten (Latent Heat Transportation) Selain Selain menggu menggunak nakan an fluida fluida fasa fasa tungga tunggall (singl (single-p e-phas hasee fluid) fluid),, saat saat ini sudah sudah diguna digunakan kan pula pula zat yang yang beruba berubah h fasa fasa (phase (phase-ch -chang angee materia materiall - PCM) PCM) sebaga sebagaii fluida fluida sekunder pada sistem refrigerasi tak langsung. Inaba (2000) menekankan bahwa sistem tran transp spor orta tasi si pana panass
late laten n bisa bisa mene menek kan ukur ukuran an pipa pipa yang yang dipe diperg rgun unak akan an untu untuk k
ment mentran ransp spor ortas tasik ikan an
flui fluida da
sekun sekunder der,,
meng mengur uran angi gi
kehil kehilan anga gan n
pana panass
(heat (heat
loss loss), ),
meningkatkan kapasitas termal, dan meningkatkan performansi penukar kalor. Sluri es (ice slurry) merupakan PCM yang banyak dipergunakan saat ini. Egolf dan Kauffeld (2005) menjelaskan keuntungan penggunaan sluri es dibandingkan fluida fasa tunggal sebagai berikut: (a) Sluri es memiliki sifat transport yang lebih baik di dalam pipa dan penukar kalor; kapasitas termal sluri es 8 kali lebih tinggi dibandingkan fluida fasa tunggal, (b) Diameter pipa untuk transportasi sluri es lebih kecil hingga 50%, demikian pula kecepatan
alir sluri es juga bisa ditekan hingga 50%, (c) Energi Energi pemompaan yang diperlukan diperlukan untuk mengalirkan sluri es hanya sekitar 1/8 dari energi pemompaan fluida fasa tunggal, dan (d) Koefis Koefisien ien perpin perpindah dahan an panas panas sluri sluri es di dalam dalam penuk penukar ar kalor kalor mening meningkat kat 50 - 100% 100% dibandingkan dengan fluida fasa tunggal. Dengan menggunakan CTES (Cold Thermal Energy Storage) beban listrik untuk mesi mesin n refrig refriger eras asii bisa bisa dige digese serr dari dari peri period odee punc puncak ak (pad (padaa saat saat hamp hampir ir semu semuaa oran orang g meng menghi hidu dupk pkan an mesi mesin n AC) AC) ke off off peak peak peri period od (mis (misal alny nyaa mala malam m hari) ari).. Hal Hal ini ini dimungkinkan karena produksi sluri es bisa dilakukan pada malam hari untuk kemudian dipergunak dipergunakan an pada siang hari - pada saat diperlukan diperlukan untuk mengatasi beban pendingin pendinginan an ruangan. Skema semacam ini sangat menguntungkan untuk diterapkan di berbagai wilayah yang sudah mengenakan tarif listrik berdasarkan periode penggunaan (tarif siang lebih tinggi tinggi daripada daripada malam). Saat ini sudah tersedia tersedia beberapa beberapa teknologi teknologi untuk mengontrol mengontrol ukuran ukuran partike partikell es, misaln misalnya ya dengan dengan menggu menggunak nakan an sejuml sejumlah ah kecil kecil aditif aditif yang yang bisa bisa menghentikan pertumbuhan partikel es seperti anti freeze protein (Grandum dkk, 1999), silane coupling agent (Inada dkk, 2000), 2 000), dan surfaktan (Usui dkk, 2004). Salah satu problem penggunaan sluri es adalah rendahnya temperatur evaporator di mesin mesin refrige refrigeras rasii yang yang diperl diperluk ukan an guna guna mempro memproduk duksi si sluri sluri es. Hal ini menyeb menyebabk abkan an penur penuruna unan n perform performans ansii (COP) (COP) mesin mesin refrig refrigera erasi. si. Terlebih erlebih lagi lagi bila bila terjadi terjadi fenome fenomena na supercooling (terlambat mengkristal) pada sluri es, maka COP mesin refrigerasi bisa lebih rendah rendah.. Oleh karena karena itu Saito Saito (2002 (2002)) menyar menyarank ankan an para para peneli peneliti ti di bidang bidang ini ini untuk untuk mencari PCM lain yang memiliki temperatur kristalisasi lebih tinggi dibandingkan dengan es. Indartono dkk (2006), misalnya, telah meneliti sejenis sluri hidrat (hydrate slurry) yang memilik memilikii temper temperatu aturr krista kristalis lisasi asi sekitar sekitar 10oC; 10oC; dan disimp disimpulk ulkan an bahwa bahwa sluri sluri ini cocok cocok diaplikasikan dalam sistem refrigerasi tak langsung. Temperatur kristalisasi sluri hidrat yang lebih tinggi dibandingkan dengan sluri es berkonsekuensi pada lebih tingginya COP mesi mesin n refrig refriger eras asii yang yang memp mempro rodu duks ksii slur slurii hidr hidrat at diba diband ndin ingk gkan an denga dengan n slur slurii es. es.
D. Pendinginan Sistem Distrik
Berdas Berdasark arkan an cakupa cakupan n wilaya wilayahny hnya, a, sistem sistem pendin pendingin gin bisa bisa dibagi dibagi menjad menjadii tiga tiga bagian: (1) Sistem tunggal, (2) Sistem terpusat, dan (3) Sistem distrik. Skema ketiga jenis sistem
pendingin
tersebut
bisa
dilihat
di
Gambar
4
berikut
ini:
Gambar 4 Skema sistem pendingin berdasarkan cakupan wilayahnya: (a) Sistem tunggal, (b) Sistem terpusat, dan (c) Sistem distrik Pada sistem tunggal, satu mesin refrigerasi bisa melayani kebutuhan pendinginan untuk satu atau beberapa ruang. Kapasitas pendinginan pada sistem ini bervariasi mulai dari dari 2.7 2.7 - 5.5 5.5 kW. kW. Peru Perusa saha haan an pemb pembua uatt mesi mesin n pend pendin ingi gin n juga juga meny menyed edia iaka kan n mesi mesin n refrige refrigeras rasii yang yang memili memiliki ki outlet outlet khusus khusus untuk untuk bebera beberapa pa ruanga ruangan, n, dengan dengan kapasi kapasitas tas pendinginan total 5 - 10 kW. Untuk sistem split, mesin pendingin ini terdiri dari dua bagian yang yang terhub terhubung ung;; unit unit indoor indoor dan dan outdo outdoor or.. Kompres Kompresor or ditemp ditempatk atkan an di luar luar ruanga ruangan n (outdoor) guna menghindarkan gangguan kebisingan (noise disturbance). Sistem tunggal semacam ini menggunakan sistem DX, dalam artian tidak terdapat fluida sekunder yang menghubungkan mesin refrigerasi dan unit terminal (FCUs misalnya). Sistem ini cocok diterapkan untuk kebutuhan rumah tinggal, perkantoran dan pertokoan skala kecil. Dengan menggunakan 4-way reversing valve, mesin refrigerasi ini bisa mensuplai udara hangat di musim dingin. Pada Pada refri refrige gera rasi si sist sistem em terpu terpusa satt (cent (centra rall syst system em), ), satu satu atau atau bebera beberapa pa mesi mesin n refrigerasi yang terletak di satu lokasi melayani kebutuhan pendinginan untuk satu gedung perka perkanto ntoran, ran, pertok pertokoan oan,, pusat pusat bisnis bisnis,, dsb. dsb. Daya Daya pendin pendingin ginan an per unit unit pada pada sistem sistem ini ini berkisar antara 5 - 48 HP (Horse Power). Untuk memenuhi kebutuhan pendinginan pada area yang luas, sistem ini lebih hemat energi bila dibandingkan dengan penggunaan sistem tunggal. tunggal. Sistem Sistem refrigerasi refrigerasi terpusat terpusat bisa menggunakan menggunakan sistem DX ataupun ataupun refrigerasi refrigerasi tak langsung dengan fluida sekunder. Sistem DX berarti refrigeran langsung mengambil beban kalor kalor dari dari setiap setiap ruanga ruangan n dan membu membuang angnya nya di konden kondensor sor mesin mesin refriger refrigerasi asi.. Cara Cara ini
melibatkan penggunaan refrigeran yang cukup besar, misalnya 500 kg - 1,000 kg untuk satu supermarket dengan ukuran standard. Sistem ini juga memerlukan tekanan operasi yang cukup tinggi, bisa mencapai 30 bar. Sistem refrigerasi tak langsung bisa digunakan pada sistem terpusat. Refrigeran hanya bersirkulasi terbatas pada mesin refrigerasi, sedangkan tugas mentransportasikan kalor dari setiap ruangan dilakukan oleh fluida sekunder. Fluida sekunder selanjutnya akan mempertukarkan kalornya dengan refrigeran di evaporator. Dengan demikian, untuk beban pendinginan yang sama, chiller pada sistem refrigerasi tak langsung memerlukan refrigeran dalam jumlah yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan sistem DX. Namun demikian, sistem tak langsung semacam ini berkonsekuensi pada hilangnya sebagian ketersediaan energi (exergy) akibat pertukaran kalor di evaporator. Mesin refrigerasi pada sistem tak lang langsu sung ng juga juga haru haruss berop beropera erasi si pada pada temp tempera eratu turr yang yang lebih lebih rend rendah ah;; hal hal ini ini bisa bisa menyeb menyebabk abkan an penuru penurunan nan COP. COP. Oleh karena karena itu, itu, bebera beberapa pa perbai perbaikan kan tambah tambahan an perlu perlu dila dilaku kuka kan n pada pada sist sistem em ini ini untu untuk k meng mengha hasi silk lkan an perfo perform rmans ansii akhi akhirr yang yang lebih lebih baik baik.. Pendi Pendingi nginan nan konde kondenso nsorr refrige refrigeras rasii terpus terpusat at bisa bisa dilaku dilakukan kan dengan dengan udara udara (air (air cooled) cooled) ataupun air (water cooled). Menara pendingin (cooling tower) umumnya digunakan untuk sistem pendinginan kondensor yang menggunakan air. Pada Pada sistem sistem distri distrik, k, satu satu pabrik pabrik pendin pendingin gin (cooli (cooling ng plant) plant) melayan melayanii kebutu kebutuhan han pendinginan untuk beberapa gedung, satu komplek besar universitas, hingga satu kota. Tentu saja pendinginan sistem distrik harus menggunakan sistem refrigerasi tak langsung mengingat luasnya cakupan daerah yang harus dilayani. Pabrik pendingin menghasilkan fluida sekunder yang dialirkan ke setiap gedung dan ruang untuk mengambil beban kalor. Keuntungan sistem distrik dibandingkan dengan sistem lainnya (tunggal ataupun terpusat) diantaranya (Chow dkk, 2004): (1) Konsumen mendapatkan tambahan ruang bebas (free space) karena mereka tidak memerlukan ruang mesin pendingin di gedung mereka, (2) Lebih Lebih hemat hemat energi energi diband dibanding ingkan kan denga dengan n pemasan pemasangan gan chiller chiller di setiap setiap gedun gedung, g, (3) Fleksibel dalam menggunakan kombinasi berbagai jenis teknologi pendinginan, misalnya penggunaan penggunaan sluri es dan penyimpan penyimpanannya annya (thermal storage), storage), serta penggunaan penggunaan sistem kombinasi bersama pembangkit listrik dan produksi air panas. Skema distribusi fluida sekunder dari pabrik pendingin ke setiap gedung umumnya terbagi menjadi tiga jenis: 1. Terhubung erhubung langsung langsung.. Fluida sekunder sekunder dari dari pabrik pending pendingin in langsung langsung mengalir mengalir ke setiap gedung dan setiap ruang di dalam gedung tersebut. Untuk mengatur laju
aliran, aliran, bisa bisa diguna digunakan kan pompa pompa pengua penguatt (boost (booster er pump) pump) atau atau pengat pengatur ur tekana tekanan n (pressure regulator). Sistem ini sederhana karena tidak memerlukan pengontrolan yang rumit. 2. Semi Semi terpisa terpisah. h. Fluida Fluida sekund sekunder er akan akan terus terus bersirk bersirkul ulasi asi di dalam dalam gedung gedung hingga hingga kondisi final yang diharapkan pada fluida tesebut tercapai. Fluida sekunder baru dari pabrik pendingin berfungsi untuk menambah atau menggantikan fluida lama yang sudah mencapai kondisi final. Kontrol temperatur biasanya diterapkan untuk memutuskan saat penambahan atau penggantian fluida sekunder. 3. Terpisah. erpisah. Aliran Aliran fluida fluida antara pabrik pending pendingin in dan gedung dipisahk dipisahkan an oleh sebuah sebuah penukar penukar kalor. kalor. Jenis ini mengindik mengindikasikan asikan digunakannya digunakannya fluida tersier di dalam gedung. Dari sisi tekanan alir yang harus disediakan oleh pabrik pendingin, sistem ini menguntungkan karena tidak memerlukan tekanan setinggi pada jenis (1) dan (2). Namun kelemahan utama sistem ini adalah terjadinya kehilangan ketersediaan energi akibat pertukaran kalor di penukar kalor. Sistem distrik juga merupakan sistem yang paling memungkinkan untuk digunakan dalam sistem kombinasi bersama sistem yang lain, misalnya sistem pembangkit listrik dan penyedia penyedia air panas. Lin dkk (2001) (2001) meneliti meneliti penggunaan penggunaan Combined Combined Heating Cooling Cooling and Power (CHCP) di Beijing. Pada CHCP tersebut, air panas yang dihasilkan dari sistem cogenerating (power and heating) disirkulasikan melalui jaringan pipa antara pabrik CHCP dan stasiu stasiun-s n-stas tasiun iun pemana pemanas. s. Saat Saat musim musim panas, panas, energi energi termal termal dari dari air panas panas terseb tersebut ut dipergunak dipergunakan an untuk untuk menggerakk menggerakkan an refrigerasi refrigerasi absorbsi absorbsi dan menghasilk menghasilkan an pendingin pendinginan, an, sedangkan pada musim dingin air panas tersebut akan langsung menghasilkan pemanasan udara; selain itu sistem ini menyediakan suplai air panas untuk rumah tangga sepanjang tahun. Shinjuku District Heating and Cooling System di Jepang memiliki daya pendinginan hingga 200 MW. Sistem ini menggunakan refrigerasi absorbsi yang mendapatkan energi termalnya dari exhaust gas sistem pembangkit listrik dan air panas. Sistem pembangkit listrik tersebut menggunakan gas sebagai sumber energinya. Air dingin yang dihasilkan dari dari refrige refrigeras rasii absorb absorbsi si dialirk dialirkan an ke beberap beberapaa gedung gedung untuk untuk memenuh memenuhii kebutu kebutuhan han pendinginan. Tokyo Gas sebagai operator Shinjuku District Heating and Cooling System mengklaim mengklaim bahwa bahwa mereka berhasil menghemat 20% energi energi bila dibanding dibandingkan kan dengan dengan sistem pendingin konvensional/individual (Tokya Gas, 2000).