A. PENGERTIAN GARIS PENGARUH
Garis pengaruh adalah garis yang menentukan atau
mempengaruhi besarnya gaya, momen pada keadaan atau posisi yang
ditinjau dengan muatan beban bergerak yang melintas pada suatu
konstruksi dengan kedudukan yang selalu berubah. Besarnya nilai
reaksi atau gaya – gaya dalam untuk titik yang ditinjau
tersebut, ditunjukkan oleh garis dibawah beban satuan tersebut.
Garis pengaruh ini hanya memberikan indikasi posisi
pendekatan. Sedangkan untuk mengetahui posisi kritis secara
pasti perlu Trial and error. Sebagai taksir awal posisi kritis
adalah: Beban terbesar pada rangkaian gaya terpusat sering
terjadi pada posisi ordinat terpanjang dari diagram garis
pengaruh.
Garis pengaruh merupakan cara lain untuk mencari reaksi
perletakan, gaya lintang dan momen pada suatu konstruksi yang
terbebani beban luar statis. Dengan kata lain garis peng-aruh
dapat pula dipergunakan untuk mencari besarnya reaksi
perletakan, gaya-gaya dalam batang tanpa hukum keseimbangan ((M
= 0 ; (V = 0 ; (H = 0 ).
Garis pengaruh dibedakan menjadi:
1. Garis pengaruh gaya reaksi (pada tumpuan).
2. Garis pengaruh momen (pada suatu penampang).
3. Garis pengaruh gaya lintang (pada suatu penampang).
Garis pengaruh dipergunakan untuk mengetahui dimana
letaknya muatan sesuatu muatan yang ber-gerak yang dapat
menimbulkan akibat yang paling buruk. Dipakai pertolongan muatan
bergerak sebesar 1 ton. Jangkauan gaya-gaya dalam yang dapat
dicari meliputi seluruh titik pada batang konstruksi.
Garis pengaruh berlaku pada bentuk-bentuk konstruksi
seperti :
1. Konstruksi Statis Tertentu meliputi :
2. Konstruksi Balok diatas 2 per-letakan biasa dan dengan
Kantilever
3. Konstruksi Kantilever Murni
4. Konstruksi Balok Gerber
5. Konstruksi dengan Muatan Tak Langsung
6. Konstruksi Pelengkung 3 sendi
B. GARIS PENGARUH MOMEN DAN GAYA LINTANG
1. KANTILEVER BEAM
Balok kantilever adalah konstruksi yang salah satu ujung
batangnya ditumpu dengan tumpuan jepit dan ujung yang lain
bebas.
Gambar 1. Balok kantilever
(Sumber : myjihadsoul.wordpress.com)
Gambar 2. Balok kantilever yang menempel pada kolom
(Sumber : maygunrifanto.blogspot.com)
Gambar 3. Balok kantilever menerus pada kolom
(Sumber : maygunrifanto.blogspot.com)
Contoh soal :
1. Tentukan putaran sudut dan lendutan pada ujung bebas B dari
sebuah balok kantilever AB dengan beban merata q pada
setengah panjang bagian kanan.
Jawab :
Diagram momen lentur berbentuk kelengkungan parabolik dari B
ke C dan garis lurus dari C ke A. Diagram M/EI mempunyai
bentuk sama, karena EI konstan. Diagram dibagi menjadi 3
bagian dengan luas A1, A2, A3.
=
Putaran sudut Ɵb = - luas diagram M/EI
Ɵb = - ( + + ) =
Lendutan δb = - momen pertama diagram M/EI terhadap B
δb = - (A1 Ɵb = - x1 + x2 + - x3)
X1, X2, X3 jarak dari b ke titik berat dari masing – masing
luas.
Jadi δb = =
2. Tentukan putaran sudut dan lendutan pada ujung bebas B dari
sebuah balok kantilever AB dengan beban merata q yang bekerja
pada sebagian panjangnya.
Jawab :
Luas diagram M/EI :
Dari teori luas momen pertama :.
Ɵb =
Titik berat diagram berjarak 3a/4 dari titik akhir pembebanan,
atau
sejauh b + 3a/4 dari B. Jadi momen pertama adalah:
Q1 =
Karena b = L – a
Lendutan di ujung δ b = - Q1 =
3. Balok Sederhana dengan Kantilever
Σ MB = 0
RAV . L - 1.(L– x1) = 0 — RAV = (L– x1)/ L
Momen di titik C = RAV. a = (L– x1). a/ L
Bila x1 = 0 — MC = a
Bila x1 = a — MC = (a . b)/ L
Bila x1 = L — MC = 0
Bila x1 = - c — MC = (L + c) . a/ L
Bila x1 = L + d — MC = (L– L– d) . a / L = - (a . d) / L
Σ MA = 0
RBV . L - 1. x1 = 0 — RBV = x1/ L
Momen di titik C = RBV. b = x1. b/ L
Bila x1 = 0 — MC = 0
Bila x1 = a — MC = (a . b)/ L
Bila x1 = L — MC = b
Bila x1 = - c — MC = - (c . d) / L
Bila x1 = L + d — MC = (L+ d) . b / L
2. TERPUSAT
Beban terpusat adalah beban yang titik singgungnya sangat
kecil yang dalam batas tertentu luas bidang singgung tersebut
dapat diabaikan. Sebagai contoh beban akibat tekanan roda
mobil atau motor, pasangan tembok setengah batu di atas balok,
beton ataupun baja dsb. Satuan beban ini dinyatakan dalam
Newton atau turunannya kilonewton (kN). Lihat gambar 4.
Gambar 4. Contoh akibat beban terpusat
(Sumber:http://belajar-teknik sipil.blogspot.com)
Gambar 5. Beban terpusat
(Sumber : wiryanto.wordpress.com)
Gambar 6. Gambar Shear Force Diagram, Bending Momen Diagram,
Momen Maximum pada beban terpusat.
(Sumber : jokomhs.blogspot.com)
Contoh Soal :
1. Tentukan putaran sudut dan lendutan pada ujung bebas B darisebuah
balok kantilever AB dengan beban terpusat P.
Jawab :
Luas diagram :
A1 =
Ɵ ba = Ɵ b - Ɵ a = - A1 =
Garis singgung pada kurva lendutan di A adalah horizontal (Ɵ a = 0)
Maka , Ɵ b =
Lendutan δ b pada ujung bebas dapat diperoleh dari teori luas momen
kedua. Momen pertama dari luas diagram M/EI terhadap titik B adalah
:
Q1 = A1
Dari teori luas momen kedua δ b = - Q1 atau δ b
2. Tentukan defleksi pusat yang disebabkan oleh gaya P.
Jawab :
= + =
3. GARIS PENGARUH KONSTRUKSI RANGKA BATANG (KRB)
Beban – beban yang bekerja pada KRB berupa beban mati,
beban hidup, dan beban sementara (beban angin atau beban
gempa). Beban hidup adalah satu beban yang bersifat bergerak.
Beban – beban bergerak yang sering dijumpai bekerja pada
struktur jembatan adalah kendaraan – kendaraan yang berjalan
diatas lantai jembatan melalui roda – rodanya. Beban – beban
kendaraan tersebut diatas disebut tekanan roda kendaraan (P).
Cotoh : Susunan tekanan roda kendaraan
Gambar 7. Tekanan pada roda mobil
Gambar 8. Susunan tekanan roda mobil
Gambar 9. Tekanan pada roda truck bergandeng
Gambar 10. Susunan tekanan pada roda truck bergandeng
bergandeng
Gambar 11. Tekanan pada roda kereta api
Gambar 12. Susunan tekanan pada roda kereta api
Susunan tekanan roda kendaraan bekerja pada lantai
kendaraan selanjutnya melalui gelagar memanjang, melintang,
sehingga menjadi beban hidup pada gelagar – gelagar KRB yang
pada akhirnya didukung oleh perletakan – perletakan di
pangkal jembatan.
Gambar 13. Susunan benda hidup pada KRB
Apabila sebuah KRB berupa jembatan bekerja susunan beban
hidup seperti pada gambar, maka setiap batang pada KRB
meerima beban. Gaya – gaya batang akibat beban hidup akan
selalu berubah besarnya karena beban hidup tersebut posisinya
maximum. Untuk mendapatkan gaya batang maximum perlu
diketahui posisi dari beban hidup. Sementara beban hidup
berupa susunan dari beban – beban terpusat yang berjarak
tertentu satu dengan yang lainnya. Satu cara untuk
menyelesaikan masalah tersebut diatas dengan menggunakan
metode garis pengaruh.
Metode garis pengaruh membantu menyelesaikan dengan
menggunakan beban berjalan P = 1t. Akibat beban P = 1t yang
posisinya berubah – ubah sepanjang bentang, dapat ditentukan
besarnya gaya – gaya batang pada setiap posisi. Sehingga
dapat digambarkan grafik besarnya gaya batang yang disebut
grafik garis pengaruh gaya batang. Dengan memperhatikan
bentuk garis pengaruh maka gaya batang maksimum dapat
ditentukan dengan mudah
Definisi garis pengaruh gaya batang pada KRB tunggal
adalah ordinat yang menunjukkan besarnya gaya batang dibawah
pengaruh dari beabn P sebesar 1 ton berjalan.
Contoh Soal :
Sebuah KRB dengan bentuk dan bentang serta tinggi seperti
tercantum pada gambar ;
- Ditanyakan grafik garis pengaruh – garis pengaruh reaksi
Ra, Rb.
- Grafik garis pengaruh gaya – gaya batang A2, B3, D3, dan
V3.
Jawab :
Garis pengaruh reaksi perletakan di A (Ra) dan di B (Rb)
Garis pengaruh (G.p). RA.
Untuk mencari besarnya RA akibat beban P = 1t berjalan diatas
bentang AB, dimisalkan posisi P = 1t berjarak xm dari A dengan
menggunakan MB = 0, maka RA dapat ditentukan yang besarnya
RA =
Disini terlihat bahwa besarnya RA tergantung dari besarnya RA
tergantung dari besarya harga x dan berubah secara liniar.
X semakin besar, RA bertambah kecil
X semakin kecil, RA bertambah besar
Untuk x = 0 RA = 1t
Untuk x = 1 RA = 0t
Dari besaran – besaran RA pada posisi- posisi P = 1t
tertentu , maka garis pengaruh RA dapat digambar. Dengan jalan
yang sama untuk gambar garis pengaruh RB .
Garis Pengaruh Gaya – gaya batang pada KRB
Untuk mencari besarnya gaya – gaya batang akibat beban P =
1t berjalan dapat menggunakan salah satu dari beberapa metode
antara lain : keseimbangan titik simpul, potongan (Ritter),
atau yang lainnya, pilihlah yang termudah perhitungannya.
Garis Pengaruh Gaya Batang A2
Beban P = 1t berjalan xm dari A
RA =
Ditinjau potongan I – I centrum kekuatan batang Az berada
di titik simpul II dengan menggunakan MB = 0 (ditinjau
sebelah kiri potongan I-I )
A2 =
X berlalu mulai titik A s/d titik simpul II
Bila ditinjau sebelah kanan potongan I- I
MB = 0 . RB 4λ + A2 h = 0
A2 = -
Dari dua peninjauan besarnya gaya batang A2 adalah sama yaitu
: , akan tetapi cara yang terakhir perhitungannya lebih
mudah dari pada cara yang pertama. Jadi dapat disimpulkan :
menentukan gaya batang dengan metode potongan ,
perhitugannya lebih mudah :
- Bila P = 1t berada sebelah kiri potongan , maka
perhitungannya ditinjau sebelah kanan.
- Bila P = 1t berada sebelah kanan potongan , maka
perhitungannya ditinjau sebelah kiri.
Beban P = 1t berjarak xm dari A dan berada sebelah kanan
potongan I – I .
MB = 0 (ditinjau sebelah kiri potongan I – I )
RB .2λ + A2.h = 0
A2 = -
Persamaan GP . A2
A2 = (0 < x < (A2 meningkat linier)
A2 = (A2 menurun linier)
Dari2 persamaan GP. A2 diatas menunjukkan bahwa A2 maximum
terjadi pada posisi P = 1t berjarak x = 2λ dari A, yaitu
pada titik simpul II (centrum kekuatan batang A2). Jadi grafik
GP.A2 berbentuk segitiga dengan puncak di bawah centrumnya
A2 max = = (tekan)
Garis Pengaruh Gaya Batang B3
Batang B3 mempunyai kondisi yang sama dengan batang A2
pada KRB gambar 1.3 sehingga bentuk grafik GP. B3 akan
serupa dengan bentuk grafik GP.A2 yaitu berbentuk segitiga
dengan puncak dibawah centrum kekuatan batang B3 (titik simpul
III). Gaya batang B3 max terjadi pada posisi P = 1t berada
dibawah titik simpul III.
Lihat gambar 1.5, P = 1t terletak di sebelah kanan potongan I
– I, maka untuk mempermudah perhitungannya gaya batang B3
ditinjau sebelah kiri potongan I –I :
MB = 0 . RA . 3λ – B3 . h = 0
B3 = = (tarik)
Grafik G.P.B3 lihat gambar 1.3.d
Garis Pengaruh Gaya Batang D3
Batang D3 mempunyai kondisi yang tidak sama dengan batang
– batang A2 dan B3 (batang horizontal). Batang D3 merupakan
batang diagonal. Gaya batang D3 akan lebih mudah ditentukan
dengan menggunakan metode potongan memakai V = 0.
Dari perhitungan gaya – gaya batang A2 dan B3 ternyata
gaya batang maximum terdapat pada P = 1t terletak di titik –
titik simpul terdekat dengan potongan I – I sehingga hasil
tersebut diatas dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan
gaya batang maximum D3. Ditinjau dari potongan I – I jelas
bahwa gaya – gaya batang maximum akan terletak pada P = 1t di
titik simpul II dan III.
P = 1t di titik simpul II – RA = t ; RB = t
Ditinjau sebelah kiri potongan I – I (Gb: 1.6)
V = 0 RA + D3 sin α = 0
(P = 1t berada di kanan potongan I - I)
D3 = - = - = (tekan)
Ternyata gaya batang D3 mempunyai 2 harga yang berbeda
tandanya artinya, akibat P = 1t berjalan, gaya batang D3 dapat
berupa batang tarik atau batang tekan tergantung posisi beban
P, sehingga terdapat satu titik perubahan gaya batang D3, dari
gaya batang tarik menjadi gaya batang tekan, titik perubahan
tersebut terletak di daerah potongan I – I atau antara titik
simpul II dan III. Jadi grafik garis pengaruh gaya batang D3
merupakan 2 segitiga dengan puncak di bawah titik – titik
simpul II dan III
Garis Pengaruh Gaya Batang V3
Pada gambar 1.3 batang V3 adalah batang vertical, dan
bertemu tegak lurus dengan batang – batang bawah yang
horizontal di titik simpul III. Melihat posisi batang V3
tersebut, metodeyang paling mudah untuk menentukan gaya batang
V3 adalah metode keseimbangan titik simpul. Dengan
keseimbangan titik simpul III memakai V = 0 , maka gaya
batang V3 dapat ditentukan . Gaya batang V3 mempunyai besaran
bila di titik simpul III bekerja gaya vertical. Agar ada gaya
dititik simpul III, maka gaya harus bekerja di daerah antara
titik simpul II dan titik simpul IV. Apabila di daerah
tersebut tidak ada gaya maka besarnya gaya batang V3 = 0.
Ditinjau P = 1 t berjalan dari titik simpul II ke titik simpul
IV melalui titik simpul III.
Ditinjau P = 1t sejarak xm dari titik simpul II, maka pada
titik simpul II bekerja gaya P II = dan pada titik
simpul III bekerja gaya PIII = , sehingga gaya batang
V3 = PIII = .
Untuk x = 0 P = 1t di titik II – gaya batang V3 = 0
X = λ P = 1t di titik simpul III – gaya batang V3 = 1
Dengan cara yang sama , bila P = 1t berjalan diantara
titik simpul III dan IV. Jadi grafik garis pengaruh gaya
batang V3 merupakan segitiga dengan puncak dibawah titik
simpul III dengan alas dibawah titik simpul II sampai dengan
titik simpul IV.
Garis Pengaruh Gaya Batang V2
Pada Gambar 1.3 batang V2 adalah batang vertical dan
bertemu tegak lurus dengan batang – batang atas yang
horizontal di titik simpul IX. Batang V2 ini kondisinya serupa
dengan batang V3. Ditinjau P = 1t berjalan di bentang
jembatan AB melalui titik – titik simpul I, II, III, IV, dan
V. Dan titik – titik simpul VI, VII, IX, dan X tidak pernah
dilalui oleh = 1t.
Batang V2, ujung – ujungnya terletak pada titik – titik
simpul II dan IX. Untuk menentukan gaya batang menggunakan V
= 0. Oleh karena titik simpul IX tidak pernah dilalui oleh
beban P = 1t berjalan sepanjang gelagar AB, maka gaya batang
Vz = 0 pada setiap posisi beban P = 1t pada gelagar AB.
Jadi gambar grafik garis pengaruh gaya batang V2 = 0 sepanjang
gelagar AB.
4. DEFLEKSI BALO ELASTIS : METODE – LUAS MOMEN
Defleksi balok diperoleh dengan memanfaatkan sifat diagram
luas momen lentur. Cara ini cocok untuk lendutan dan putaran
sudut pada suatu titik sudut saja, karena kita dapat
memperoleh besaran - besaran tersebut tanpa terlebih dahulu
mencari persamaan selengkapnya dari garis lentur. Metode luas
momen diperkenalkan oleh Saint – Venant dan dikembangkan oleh
Mohr dan Greene.
Gambar 14. Prinsip Meoda Momen Area
a. Teori Momen Luas Pertama
Sudut Ɵ antara tangen A dan tangen B sama dengan luasan
diagram M antara kedua titik dibagi EI.
Ɵ = {
Keterangan :
Ɵ = sudut kemiringan
M = momen lentur dengan jarak x dari titik B
E = modulus elastisitasbalok
I = momen-area kedua
Teori ini dipergunakan untuk:
Menghitung lendutan
Menghubungkan putaran sudut antara titik-titik yang
dipilih sepanjang sumbu balok.
b. Teori Momen Luas Kedua
Jarak vertikal B pada kurva defleksi dan tangen A sama
dengan momen dikali jarak (centroid area) dibagi EI.
= {
= defleksi
Teori momen luasan kedua berguna untuk mendapatkan
lendutan, karena memberikan posisi dari suatu titik pada
balok terhadap garis singgung disuatu titik lainnya.
c. Defleksi Balok Kantilever
Defleksi vertical dari sebarang titik pada balok
kantilever dapat dihitung dengan menggunakan prinsip luas
momen kedua, seperti digambarkan pada gambar berikut ini.
Apabila dijelaskan dan diperlihatkan secara khusus maka
semua balok kantilever dianggap mendatar pada titik
jepitan. Garis singgung ke kurva elastik pada titik
jepitan juga mendatar sehingga menyederhanakan
penyelesaian tipe soal
ini.
Gambar 15. Defleksi Balok Kantilever dengan Diagram Luas
Momen.
d. Contoh – Contoh Soal Dan Pembahasannya
1) Tentukan defleksi yang terjadi pada balok dan sudut
kemiringannya (Ɵ) .
Jawab :
a) EI = (L/2)(-PL)(2L/3) = -PL³/3 = -PL³/3EI
b) EI Ɵ = (L/2)(-PL) Ɵ = - PL²/2EI
2) Tentukan defleksi yang terjadi pada balok.
Jawab :
EI = L () () = =
=
3) Tentukan defleksi maksimum yang terjadi pada balok.
Jawab :
EI = ())) () x {-
(}a + () = -
= ( - )
4) Tentukan defleksi pada titik tenah balok.
Jawab :
EI = + ) )
=
5) Tentukan defleksi pusat yang disebabkan oleh gaya P.
Jawab :
= () () () + () (){}
=
6) Tentukan putaran sudut dan lendutan pada ujung bebas B
dari sebuah balok kantilever AB dengan beban terpusat P.
Jawab :
Luas diagram :
A1 = (L)(- PL)() = -
Ɵ ba = Ɵb – Ɵa = - A1 =
Garis singgung pada kurva lendutan di A adalah horizontal
(Ɵa = 0)
Maka, Ɵb =
Lendutan δb pada ujung bebas dapat diperoleh dari teori
luas momen kedua. Momen pertama dari luas diagram M/EI
terhadap titik B adalah:
Q1 = A1 () = - () =
Dari teori momen kedua δb = - Q1 atau δb =
7) Tentukan putaran sudut dan lendutan pada ujung bebas B
dari sebuah balok kantilever AB dengan beban merata q pada
setengah panjang bagian kanan.
Jawab :
Diagram momen lentur berbentuk kelengkungan parabolik dari
B ke C dan garis lurus dari C ke A. Diagram M/EI mempunyai
bentuk sama, karena EI konstan. Diagram dibagi menjadi 3
bagian dengan luas A1, A2, A3.
A1 = ()() = -
A2 = () =)
A3 = () () = -
Putaran sudut Ɵb = - luas diagram M/EI
Ɵb = - (A1+ A2 +A3) =
Lendutan δb = - momen pertama diagram M/EI terhadap B
δb = - (A1 X1 + A2 X2 + A3 X3)
X1, X2 , X3) : jarak dari b ke titik berat dari masing –
masing luas.
Jadi δb = () + () =
8) Tentukan putaran sudut dan lendutan pada ujung bebas B
dari sebuah balok kantilever AB dengan beban merata q yang
bekerja pada sebagian panjangnya.
Jawab :
C. BEBAN BERJALAN
1. MERATA
Beban merata adalah beban yang bekerja menyentuh bidang
konstruksi yang cukup luas yang tidak dapat diabaikan. Beban ini
dinyatakan dalam satuan Newton/meter persegi ataupun newton per
meter atau untuk yang sejenisnya lihat gambar 7.
Gambar 7. Contoh jenis Beban merata.
(Sumber : http://belajar-teknik-
sipil.blogspot.com/2010/03/menghitung-momen-gaya-dalam-
statika.html)
Gambar 8. Beban Merata
(Sumber : irikaw.wordpress.com)
Gambar 9. Contoh Aplikasi Beban Merata
(Sumber : sawalbank.blogspot.com)
2. 2 BEBAN
Gambar 10. Contoh 2 Beban Terpusat.
(Sumber : myjihadsoul.wordpress.com)
Gambar 11. Gambar 2 beban
(sumber : http://thamrinnst.files.wordpress.com/2012/04/modul-6-
garis-pengaruh1.pdf)
D. CONTOH SOAL GARIS PENGARUH MOMEN DAN GAYA LINTANG
Gambar 12 . Garis pengaruh momen dan gaya lintang pada beban
terpusat
(sumber : http://thamrinnst.files.wordpress.com/2012/04/modul-6-
garis)
Contoh Soal : Diketahui balok ABC ; hitung garis pe- ngaruh MI akibat beban
hidup merata q = 2t/m' sepanjang 3m
Jawab :
Gambar 13 . Garis pengaruh momen dan gaya lintang pada beban
merata
(Sumber : S2846721.ppt.binus.ac.id)
Mencari Gp. MA & LA
MA = - P( l – x )
x = 0 … MA = -P.l
x = l … MA = 0
L A = + P
* Mencari Gp. MI & LI
0 ( x ( a
MI = - P( a – x )
x = 0 … MI = -a
x = a … MI = 0
L A = + P
a ( x ( l
MI = 0
LI = 0
E. CONTOH BEBAN BERJALAN
Beban berjalan atau beban bergerak yaitu beban yang dapat
menimbulkan getaran dinamik, Beban ini sangat berpengaruh sekali
dalam struktur. Karena beban ini bersifat melintas dan
mempunyai tagangan yang mengejutkan maka perlu direncanakan
berapa tegangan maksimum yang mungkin akan terjadi pada
struktur.Beban yang bergerak (melintas) pada struktur dapat
berupa:
1. Beban orang, baik sendiri maupun kelompok (yang dapat
diasumsikan sebagai beban merata).
2. Beban kendaraan, Kereta Api, Truk Gandeng, Bus, Trailer,
Peti Kemas, Pesawat terbang, Angkutan lainnya.
Beban bergerak harus diperhatikan dalam perencanaan
struktur (terutama pada jembatan) sehingga dalam analisis dapat
ditentukan pengaruh kedudukannya terhadap tegangan maksimum yang
mungkin terjadi. Beberapa jenis beban kendaraan antara lain :
1. Jalan Rel (Sesuai Skema Beban Gandar 1988), dapat dilihat
pada Gambar IV – 1
P = 18 ton (beban terpusat)
Q = 6 t/m (beban merata
2. Jalan Raya
F. KESIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN
a. Garis pengaruh merupakan garis yang menentukan atau
mempengaruhi besarnya gaya, momen pada keadaan atau posisi
yang ditinjau dengan muatan beban bergerak yang melintas pada
suatu konstruksi dengan kedudukan yang selalu berubah.
b. Garis pengaruh merupakan cara lain untuk mencari reaksi
perletakan, gaya lintang dan momen pada suatu konstruksi yang
terbebani beban luar statis
c. Bentuk garis pengaruh pada setiap beban berbeda.
2. SARAN
Diharapkan setiap mahasiswa menyelesaikan soal – soal
mekanika teknik dapat memahami dan mencermati soal tersebut. Dan
mampu menyelesaikan soal – soal tersebut dengan baik.
G. PUSTAKA
http://hms-univ-jember.blogspot.com/2012/09/garis-pengaruh.html
diakses pada 7 desember 2012 pukul 09.00 wib.
http://www.scribd.com/search?query=pengertian+garis+pengaruh
diakses pada 7 desember 2012 pukul 09.30 wib.
http://thamrinnst.files.wordpress.com/2012/04/modul-6-garis-
pengaruh1.pdf diakses pada 7 desember 2012 pukul 09.30 wib.
myjihadsoul.wordpress.com diakses pada 9 desember 2012 pukul
10.00 wib.
wiryanto.wordpress.com diakses pada 9 desember 2012 pukul 10.00
wib.
jokomhs.blogspot.com diakses pada 9 desember 2012 pukul 10.00
wib.
maygunrifanto.blogspot.com diakses pada 9 desember 2012 pukul
10.00 wib.
S2846721.ppt.binus.ac.id diakses pada 9 desember pukul 12.00
wib.
http://web.ipb.ac.id/~lbp/kulon/diktat/5.pdf diakses pada 9
desember pukul 21.00 wib