Nama : Erni Wulandari NIM
: 4411412053
PENGENCERAN SERIE
Untuk menentukan jumlah mikrobia pada suatu bahan dapat ditentukan dengan bermacammacam cara, tergantung pada bahan dan jenis mikrobianya. Jenis populasi mikrobia dalam tanah, air, bahan makanan dan lain-lainnya berbeda-beda tergantung pada susunan bahan tersebut. Ada dua cara perhitungan jumlah mikrobia yaitu perhitungan secara langsung dan perhitungan secara tidak langsung (Soetarto dkk, 2008). Beberapa cara perhitungan mikrobia secara langsung yaitu menggunakan counting chamber, menggunakan cara pengecatan dan pengamatan di bawah mikroskop, dan cara lainnya dengan menggunakan filter membran. Cara menghitung mikrobia secara tidak langsung dipakai untuk menentukan jumlah mikrobia secara keseluruhan, baik yang hidup maupun yang mati atau hanya untuk menentukan jumlah mikrobia yang hidup saja, tergantung cara yang digunakan. Untuk menentukan jumlah mikrobia yang hidup dapat dilakukan setelah suspensi bahan atau biakan mikrobia diencerkan beberapa kali dan ditumbuhkan dalam medium dengan cara tertentu tergantung dari macamnya bahan dan sifat mikrobia. Beberapa cara menetukan jumlah mikrobia secara tidak langsung yaitu dengan menghitung jumlah mikrobia menggunakan
sentrifuge,
berdasarkan
kekeruhan,
menggunakan
perhitungan
elektronik
(elektronik counter), berdasarkan analisis kimia, bedasarkan berat kering, menggunakan cara pengenceran, menggunakan cara Most cara Most Probable Number (MPN) dan menghitung bakteria berdasarkan jumlah koloni. Pengenceran yang bertingkat ditujukan untuk membentuk konsentrasi dari suatu suspense bakteri/mikrobia. Tingkat pengenceran yang diperlukan didasarkan pada pendugaan populasi bakteri/mikrobia. Hasil yang baik adalah jika pada pengenceran yang lebih rendah sampel yang diduga lebih banyak menunjukkan hasil uji positif (adanya pertumbuhan mikrobia) dan pada pengenceran lebih tinggi sampel yang diduga lebih sedikit menunjukkan hasil uji positif (tidak ada pertumbuhan mikrobia). Oleh karena itu jumlah populasi mikrobia yang ada dalam sampel diduga tinggi maka sampel harus diencerkan sampai diperoleh tingkat pengenceran yang paling mudah dengan melakukan pengenceran 10 kali lipat dengan menggunakan 3 atau 5 tabung pengenceran sekaligus. Keuntungan:
- dapat menghitung jumlah koloni dengan pngenceran tertinggi - menggunakan kontrol sehingga hasil lebih baik
- dapat digunakan untuk sampel yang padat maupun cair - menggunakan pengenceran berulang sehingga lebih teliti Kerugian :
- memerlukan banyak media - memerlukan banyak waktu - kemungkinan terkontaminasi besar
Langkah/prosedur kerja pengenceran seri : 1.Menyiapkan biakan/isolate yang akan dihitung (biasanya dalam bentuk suspense) 2.
Membuat pengenceran seri sampai 10-6 (tergantung prediksi tingkat kekeruhan suspense dan keperluannya)
3. Menandai
tabung A, B, C, D, E, F yang berisi aquadest steril sebanyak 9 ml.
4. Memindahkan
1 ml suspensi control ke tabung A.
5.Mengocok tabung A sehingga larutan tercampur 6. Memindahkan 1 ml larutan dari tabung A ke tabung B, kemudian kocok. 7.Memindahkan 1 ml larutan dari tabung B ke tabung C, kemudian kocok 8.Mengulangi langkah tersebut sampai tabung F 9.Menanam dalam medium cawan petri dengan inokulasi sebesar 1 ml atau 0,1 ml, dengan masingmasing pengenceran diulang 2 kali 10. Meratakan (spread plate) dalam seluruh permukaan 11. Inkubasi pada suhu 25-300C selama 24-48 jam 12. Mengamati jumlah koloni yang tumbuh, menghitung dan mencatat
Suspensi pengenceran yang ke-1, 2,3 dari akhir ditanam dengan metode tuang (pour plate) atau sebar (spread plate). Bakteri akan bereproduksi pada medium agar dan membentuk koloni setelah 18-24 jam inkubasi. Untuk menghitung jumlah koloni dalam cawan petri dapat digunakan alat ’colony counter’ yang biasanya dilengkapi dengan pencatat elektronik. Menurut Pangastuti dan Triwibowo (1996), syarat perhitungan jumlah bakteri adalah: a. Jumlah koloni pada tiap cawan petri antara 30-300 koloni, bila tidak ada, dipilih yang mendekati. b. Tidak ada spreader (koloni yang menutup lebih dari setengah luas cawan petri). c.
Bila
perbandingan
jumlah
bakteri
antara
pengenceran
yang
lebih
besar
dengan
pengenceran sebelumnya < 2, hasilnya dirata-rata, tetapi bila > 2, yang dipakai jumlah bakteri dan pengenceran sebelumnya. d.
Bila dengan ulangan dan hasil memenuhi syarat, hasilnya dirata-rata
Analisis Data
No.
Pengenceran
Jumlah koloni tiap petridish 1 2 360 270 26 27
Jumlah bakteri
1.
10-5 10-6
2.
10-5 10-6
305 66
Spreader 60
6,3 x 107 sel/gram
3.
10-5 10-6
260 89
280 70
2,7 x 107 sel/gram
4.
10-4 10-5 10-6
301 176 54
297 154 62
2,97 x 107 sel/gram
Perhitungan:
Jumlah koloni x
1 Factor pengenceran
2,7 x 107 sel/gram
Referensi:
Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Gramedia : Jakarta Pangastuti Hestining dan Triwibowo Sitoresmi http://www.kalbe.co.id/files/ cdk/files/17 (Diakses pada 19 Mei 2014) Soetarto, M., Pudjarwoto, S., and Nurindah P. 2008. Analisis Mikroorganisme. Jakarta: EGC