PENGENALAN KARAKTER TAKSONOMI UNTUK IDENTIFIKASI VERTEBRATA
Oleh : Nama NIM Rombongan Kelompok Asisten
: Diah Nanda Utari : B1A015092 : IV :5 : Hafizh Aulia Khairy Rakananda
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN I
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2017 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Klasifikasi adalah suatu cara pengelompokan yang didasarkan pada ciri-ciri tertentu. Semua ahli biologi menggunakan sistem klasifikasi untuk mengelompokkan tumbuhan ataupun hewan yang memiliki persamaan struktur, kemudian dipasangpasangkan dengan kelompok tumbuhan atau hewan lainnya yang memiliki persamaan dalam kategori lain. Klasifikasi makhluk hidup didasarkan pada persamaan yang dimilikinya, perbedaan yang dimilikinya, ciri morfologi dan anatomi, dan ciri biokimia (Jasin, 1992). Pada tahun 1969, R. H. Whittaker mengelompokkan makhluk hidup menjadi lima kingdom dan diantaranya terdapat kingdom animalia atau hewan. Kingdom animalia merupakan kingdom yang memiliki spesies terbanyak. Hewan memiliki pengelompokan yang terbagi berdasarkan keberadaan tulang belakang yaitu hewan vertebrata dan avertebrata. Hewan vertebrata dan avertebrata dikelompokkan menjadi lima golongan berdasarkan habitatnya yaitu hewan akuatik, semi akuatik, terrestrial, subterral, dan arboreal (Suhardi, 1983). Hewan vertebrata yaitu hewan yang bertulang belakang atau punggung. Memiliki struktur tubuh yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan hewan avertebrata. Hewan vertebrata memiliki tali yang merupakan susunan tempat terkumpulnya sel-sel saraf dan memilki perpanjangan kumpulan saraf dari otak. Tali tersebut yang tidak dimiliki oleh hewan yang tidak memiliki tulang belakang (Anwar, 1985). Hewan vertebrata adalah subfilum dari chordate, tergolong dalam hewan yang memiliki sistem otot yang banyak dan terdiri dari pasangan massa serta sistem syaraf pusat yang letaknya didalam tulang belakang. Anggota hewan vertebrata yaitu pisces, amphinia, reptilia, aves, dan mamalia (Radiopoetro, 1977). B. Tujuan
Tujuan praktikum acara pengenalan karakter taksonomi untuk identifikasi vertebrata kali ini, antara lain: 1. Mengetahui pengertian dan beberapa contoh dari karakter taksonomi hewan vertebrata. 2. Mengetahui karakter morfologi dari beberapa jenis hewan vertebrata.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi merupakan mekanisme yang digunakan untuk mengelompokkan sesuatu menurut hubungannya dengan yang lain. Dalam bidang ilmu pengetahuan, taksonomi merupakan sarana yang digunakan untuk mengklasifikasikan tumbuhan dan satwa dalam urutan yang sistematik dan logis (Bastable, 2002). Sistematika didefinisikan sebagai kajian keilmuan dari jenis-jenis dan keragaman makhluk hidup dan hubungan yang terjadi di antara mereka (Simpson,1961). Taksonomi dan sistematika sering dianggap sebagai suatu kesamaan, padahal sebenarnya taksonomi dan sistematika memiliki perbedaan yaitu taksonomi hanya membahas suatu spesies ke dalam penggolongan taksa, sedangkan sistematika membahas hingga karakter pada spesies tersebut seperti habitat, morfologi, fisiologi, dan sebagainya (Wahid, 2012). Vertebrata atau hewan bertulang belakang memiliki karakter umum yang membedakannya dengan avertebrata yaitu pembagian tubuhnya terdiri atas kepala, leher, badan, dan ekor. Memiliki susunan ruas tulang belakang (kolumna vertebralis) dan memiliki otak di dalam cranium (tulang tengkorak). Pada tulang belakangnya terdapat syaraf-syaraf pusat yang mengatur syaraf-syaraf di tubuhnya. Vertebrata memiliki endoskeleton atau rangka dalam yang beruas tulang belakang sebagai kerangka penguat tubuh. Pada kerangka melekat otot-otot kerangka, bagian kulitnya terdiri dari epidermis dan dermis serta menghasilkan rambut, sisik, bulu, kelenjar, atau zat tanduk. Otaknya terlindung dengan tulang-tulang tengkorak. Memiliki selom (rongga badan) yang dindingnya dilapisi selaput peritoneum. Semua anggota vertebrata memiliki rahang dua pasang kecuali kelas agnate (contohnya cyclostomata). Jantung beruang 2 hingga 4.
Darah
mengandung sel
darah
putih, sel darah merah dan hemoglobin dan peredaran darahnya tertutup. Rongga tubuh mengandung organ visceral (organ bagian dalam). Memiliki sepasang ginjal sebagai alat ekskresi yang berupa urine dan termasuk Poikioterm yaitu suhu tubuh mengikuti suhu lingkungan (berdarah dingin) yaitu pada kelas pisces, amphibian dan reptile dan Homoioterm yaitu suhu tubuh tidak mengikuti lingkungan sekitar karena memiliki kemampuan mengatur suhu tubuh (berdarah panas) yaitu pada kelas aves dan mamalia (Lilies, 1991). Kelas Amphibia (amfibi) memiliki karakter khusus yaitu hewan yang memiliki dua bentuk kehidupan atau hidup di dua alam. Hewan ini merupakan hewan
peralihan dari kehidupan air ke kehidupan darat. Pada saat larva, hidupnya di air dan bernapas menggunakan insan, sedangkan pada waktu dewasa hidupnya di air dan bernapas menggunakan insang. Seperti halnya ikan, amfibi juga hewan yang berdarah dingin. Tubuhnya terdiri dari kepala, badan, dan anggota gerak tetapi tidak memiliki leher. Anggota gerak pada amfibi dasarnya adalah pentadactylus dan tidak memiliki kuku atau cakar namun memiliki selaput renang di sela-sela jarinya. Kulitnya memiliki kelenjar mukosa atau kelenjar racun (berbintil-bintil) bagi beberapa jenis hewan amfibi yang memiliki metamorfosis sempurna (Widayati, 2009). Kelas Reptilia merupakan hewan melata. Seluruh tubuhnya teradaptasi secara maksimal untuk kehidupan terrestrialReptilia berkembang biak dengan bertelur (ovipar), namun ada juga yang ovovivipar (Widayati, 2009).Vertebrata yang bersisik, fertilisasi internal, telur bercangkang, dan kulit tertutup sisik. Kulit yang ditutupi sisik akan meminimalkan kehilangan cairan tubuh, sehingga reptil dapat bertahan di lingkungan darat yang kering, secara umum habitat reptil terbagi menjadi lima yakni terrestrial, arboreal, akuatik, semi akuatik, dan fossorial. Reptil dan amfibi menghuni hampir seluruh permukaan bumi, ecuali di antartika (Yudha et al., 2015). Salah satu contohnya kadal yang memiliki tubuh kekar, sisik kepala yang kasar dan sisik punggung (dorsal) berlunas tiga. Punggung berwarna cokelat zaitun, dengan jalur coklat gelap bertepi terang keputih-putihan atau kekuning kuningan di sisi badannya. Kerongkongan, pada hewan jantan dewasa merah terang kadang-kadang berbintik gelap, pada hewan betina berwarna krem tak berpola. Perut berwarna putih kehijauan (Origia, 2012). Chondrichthyes adalah ikan yang bertulang rawan bukan tulang sejati, memiliki rahang, sirip yang berpasangan, lubang hidung berpasangan, dan jantung beruang dua. Menurut Jasin (1992), karakter khusus yang dimiliki Chondrichthyes adalah seperti kulitnya yang tegar diliputi oleh sisik placoid dengan banyak kelenjar mukosa, pada kedua bagian sisinya terdapat sirip yang disokong oleh jari-jari pina pelvicus membentuk beberapa bagiannya menjadi klasper pada individu jantan, mulut terletak disebelah ventral kepala, skeletonnya tidak memiliki tulang keras, tulang kranium bergabung dengan capsula sensoris, respirasi dilakukam dengan insang, memiliki sepuluh pasang nervi cranialis, dan suhu tubuh poikilotermis. Sarcopterygii merupakan subkelas dari ikan bertulang sejati (Ostechtyes), karakteristik umum dari ikan bertulang sejati adalah mulutnya yang berahang,
skeleton sebagian atau seluruhnya bertulang menulang, dan sisiknya bertipe ganoid, sikloid, dan klenoid. Sedangkan, karakteristik umum yang dimiliki oleh subkelas Sarcopterygii ini adalah seperti memiliki sirip yang berpasangan, mempunyai bonggol dibagian pangkal, mempunyai lubang hidung yang bermuara ke mulut, dan memiliki sisik yang disokong oleh elemen-elemen tulang yang kuat (Jasin, 1992). Subkelas Actinopterygii merupakan kelompok ikan yang hidup pada zaman sekarang. Karakteristik umum yang dimiliki oleh ikan subkelas Actinopterygii antara lain adalah siripnya yang berpasangan, tidak memiliki pangkal yang menonjol ditubuh sehingga lembar sirip yang ada diluar tubuh hanya disokong oleh jari-jari sirip, sisik-sisik umumnya tilakoid atau ganoid, dan ekornya yang bertipe homocercal/bicercal (Taufiq, 2010). Kolom vertebral dari ikan actinopterygian memiliki dua bagian dasar yaitu bagian perut dan bagian dada dengan perbedaan bertanda di vertebral dengan region tersebut, bagian perut termasuk dari anterior ke posterior (Jawad et al., 2014). Kelas aves (burung) secara umum tubuhnya terdiri atas kepala, leher, badan, dan ekor. Tubuhnya ditutupi oleh bulu, lengan depannya mengalami modifikasi sebagai sayap yang umumnya digunakan untuk terbang. Alat gerak belakang digunakan untuk berjalan, bertengger, berenang atau mencengkeram, dan umumnya dilengkapi dengan empat jari. Mulut aves meluas sebagai paruh dan tidak bergigi. Bentuk paruhnya bervariasi, kelas aves digolongkan menjadi dua sub kelas yaitu Archaeornithes dan subkelas Neornithes (Haryono, 2001). Kelas mamalia memiliki ciri utamanya adalah mempunyai kelenjar susu (glandula mamae) berfungsi untuk menyusui anaknya yang baru lahir. Tubuhnya ditutupi oleh rambut. Kulitnya dilengkapi berbagai macam kelenjar. Rahangnya umumnya dilengkapi dengan gigi. Mamalia memiliki tungkai yang sesuai untuk berjalan, memanjat menggali, berenang, dan terbang. Jarinya dilengkapi cakar, kuku, atau teracak (Widayati, 2009). Perkembangbiakan dengan beranak atau melahirkan (vivipar) dan bertelur (ovipar). Ordo Monotremata merupakan satu-satunya Mamalia yang berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar). Contoh ordo monotremata yang terkenal adalah Platypus sp. dari Australia, yang hidupnya di sungai. Sedangkan contoh dari Indonesia adalah nokdiak atau landak irian (Zaglossus bruijni). Ciri-ciri tersebut telah menunjukkan bahwa Mamalia merupakan kelas yang paling maju di antara kelas-kelas yang lain dari filum animalia. Kelas mamalia dibagi menjadi 28 ordo, dan beberapa ordo diantaranya telah punah (Darbohoesodo, 1976).
BAB III. MATERI DAN METODE A. Materi Alat–alat yang digunakan pada praktikum acara Pengenalan Karakter Taksonomi untuk Identifikasi Vertebrata adalah bak preparat, pinset, kaca pembesar, mikroskop cahaya, mikroskop stereo, kamera, sarung tangan karet (gloves), masker, dan alat tulis. Bahan–bahan yang digunakan pada praktikum acara Pengenalan Karakter Taksonomi untuk Identifikasi Vertebrata adalah beberapa spesimen hewan vertebrata dan alkohol 70%. B. Metode Metode yang dilakukan pada praktikum acara Pengenalan Karakter Taksonomi untuk Identifikasi Avertebrata antara lain: 1. Karakter pada beberapa spesimen hewan vertebrata yang sudah disiapkan diamati. 2. Beberapa hewan vertebrata yang sudah disiapkan diidentifikasi berdasarkan karakter morfologi yang diamati. Deskripsi hasil identifikasi hewan tersebut dibuat oleh masing-masing praktikan. 3. Tabel hasil pengamatan karakter dan identifikasi pada beberapa hewan dilengkapi. 4. Laporan sementara dibuat berdasarkan hasil praktikum.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil
B. Pembahasan Hewan vertebrata merupakan hewan yang memiliki tulang belakang dengan ciri khas yaitu terdapat kolumna vertebrae yang disusun dari tulang rawan atau sejati, C. Materi
DAFTAR REFERENSI
Jasin, Maskoeri. 1992. ZOOLOGI VERTEBRATA untuk Perguruan Tinggi. Sinar Wijaya. Surabaya. Suhardi. 1983. Evolusi Avertebrata. Jakarta: UI Press. Radiopoetro. 1977. Zoologi. Jakarta: Erlangga. Anwar, A. 1985. Ringkasan Biologi. Ganeca Exact, Bandung. Darbohoesodo, R.B. 1976. Penuntun Praktikum Taxonomi Avertebrata. Purwokerto: Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman. Haryono. 2001. Variasi Morfologi dan Morfometri Ikan Dokun (Puntius lateristriga) di sumatera. Cibinong: Balitbang Zoologi. Widayati, S. S. N. Rochmah, & Zubedi. 2009. Biologi : SMA & MA kelas X. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Lilies, C. 1991. Kunci Determinasi Serangga. Yogyakarta: Kanisius. Bastable, B. S. 2002. Perawat Sebagai Pendidik. Jakarta: EGC. Simpson,G.G. 1961. Principles of Animal Taxonomy. New York: Columbia University Press. Wahid, A. 2012. Jurnal karakteristik Sedimentasi di Waduk PLTA Bakaru. Jurnal Hutan dan Masyarakat, 2(2), pp. 229-236. Origia, K., Novarino, W., dan Tjong, D. H. 2012. Jenis-Jenis Kadal (Sub-Ordo Sauria) di Hutan Harapan Jambi. Journal Biologi, Vol. 1(1). pp. 86-92. Yudha, D.S., R. Eprilurahman, I.A. Muhtianda, D.F. Ekarini, O.C. Ningsih. 2015. Keanekaragaman Spesies Amfibi dan Reptil di Kawasan Suaka Margasatwa
Sermo Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal MIPA. 38(1); pp.7-12. Jawad, L. A., Luqman, Al-hassani., & Abdullah, AL-kindi. 2014. Vertebral Column Morphology of The Bengal Snapper, Lutjanus bengalensis (Bloch, 1790), from the Oman Sea. Zoology Journal, Vol. 55. pp. 491-497. Taufiq H. 2010. Ensiklopedia seri ikan. Semarang : Aneka Ilmu.