BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada saat ini pariwisata merupakan salah satu industri yang banyak
dikembangkan di berbagai negara sebagai salah satu sumber pendapatan
negara/daerah, sekaligus untuk penyerapan tenaga kerja dan peningkatan
kualitas hidup masyarakat setempat. Di berbagai daerah, tujuan wisata
dibangun dengan berbagai macam pendekatan dengan tujuan agar dapat menjadi
obyek wisata yang mampu menarik para wisatawan domestik dan mancanegara
sebanyak mungkin. Maka tidaklah salah bahwa sektor pariwisata merupakan
salah satu sektor yang dapat meraup devisa yang cukup banyak.
Obyek wisata Danau Sipin merupakan salah satu potensi wisata yang
dimiliki Kota Jambi. Kawasan Danau Sipin terdapat di Kecamatan Telanaipura
tepatnya di Kelurahan Legok. Kawasan Danau Sipin memiliki panjang sekitar
4.500 meter dan lebar rata-rata sekitar 300 meter lebih dengan kedalaman
danau 2-6 meter.Danau Sipin mempunyai lokasi yang strategis di tengah Kota
Jambi, prasarana pendukung (jalan) yang memadai, mempunyai ketersediaan
lahan memadai untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata alam dan buatan
serta memiliki keunikan melayu Jambi di sekitar kawasan Danau Sipin (Jambi
Seberang Kota). Selain itu potensi yang dimiliki Danau Sipin berupa
panorama alam yang indah alami dengan kondisi air cukup tenang dan bentuk
danau yang panjang dan melingkari Pulau Sipin. Alam di sepanjang danau ini
masih terlihat alami yang ditumbuhi semak belukar dengan pohon-pohon yang
rimbun.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah pengembangan objek wisata Danau Sipin.
3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan potensi Danau Sipin
sebagai tempat wisata.
4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Untuk meningkatkan objek wisata di Kota Jambi, agar menambah
pendapatan asli daerah dari segi parawisata.
2. Untuk meminimalisir pengangguran yang ada di kota Jambi.
3. Untuk meningkatkan ketertarikan dari segi pariwisata sebagai salah
satu upaya untuk menghadapi MEA.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Teori dan Konsep Mengenai Pariwisata
Pariwisata secara etimologis berasal dari bahasa sansakerta "PAR"
berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap. Sedangkan "WISATA"
berarti perjalanan, bepergian yang dalam hal ini sinonim dengan kata
"TRAVEL" dalam bahasa inggris (Oka A. Yoeti, 1991). Pariwisata adalah
keseluruhan daripada gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan
pendiaman orang-orang asing serta menyediakan tempat tinggal sementara,
asalkan pendiaman itu tidak menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari
aktivitas yang bersifat sementara itu (Hunzieker dan Krapt dalam Oka A.
Yoeti).
Faktor pembentuk daya tarik wisata (Holloway, 1983) adalah :
1. Atraksi (attraction), baik yang sifatnya alamiah maupun buatan
manusia, meliputi : alam, budaya dan unsur sejarah lainnya;
2. Fasilitas (facilities) meliputi kemudahan akomodasi dan kemudahan
rekreasi/hiburan;
3. Aksesibilitas, berupa prasarana transportasi.
Suatu kawasan wisata yang baik dan berhasil bila secara optimal didasarkan
kepada empat aspek yaitu:
Mempertahankan kelestarian lingkungannya.
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan tersebut.
Menjamin kepuasan pengunjung.
Meningkatkan keterpaduan dan unity pembangunan masyarakat disekitar
kawasan dan zone pengembangannya.
2. Pengertian Danau
Danau secara harfiah adalah kumpulan air yang besar yang dikelilingi
darat (Poerwardamita). Secara geologi, danau merupakan komponen geologi
yang mengalami proses perusakan dari waktu ke waktu. Apabila air yang
mengalir ke dalam danau berisi endapan-endapan lumpur , maka cawan danau
akan terisi penuh. Ini yang disebut dengan proses pendangkalan. Di samping
itu danau juga dapat rusak akibat proses erosi.
3. Lingkungan Sekitar Danau
Lingkungan sekitar danau, dapat dikelompokan atas sistem-sistem
lingkungan yaitu :
a. Lingkungan permukiman dan industri;
b. Produksi (daerah pertanian) dan lingkungan perlindungan (daerah
konservasi).
Keadaan demikian memberikan arti bahwa setiap aktivitas harus
direncanakan dalam hubungannya dengan unsur-unsur ekosistem karena
aktivitas tersebut saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Oleh karena itu
pengaturan tata guna tanah dan tata guna air perlu diarahkan agar tidak
merusak pemanfaatan air di tempat lain.
4. Jenis - Jenis Pariwista
Walaupun banyak jenis wisata ditentukan menurut motif tujuan
perjalanan, dapat pula dibedakan adanya beberapa jenis pariwisata khusus
sebagai berikut :
a. Pariwisata untuk Menikmati Perjalanan (Pleasure Tourism)
Bentuk pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan
tempat tinggalnya untuk berlibur, untuk mencari udara segar yang baru,
untuk memenuhi keingintahuannya, untuk mengendorkan ketegangan syarafnya,
untuk melihat sesuatu yang baru, untuk menikmati keindahan alam, untuk
mengetahui hikayat rakyat setempat, untuk mendapatkan ketenangan dan
kedamaian di daerah luar kota, atau bahkan sebaliknya untuk menikmati
hiburan di kota-kota besar ataupun untuk ikut serta dalam keramaian pusat-
pusat wisatawan. Sementara orang mengadakan perjalanan semata-mata untuk
menikmati tempat-tempat atau alam lingkungan yang jelas berbeda antara
satu dengan yang lainnya.
b. Pariwisata untuk Rekreasi (Recreation Tourism)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang menghendaki
pemanfaatan hari-hari liburnya untuk beristirahat, untuk memulihkan
kembali kesegaran jasmani dan rohaninya, yang ingin menyegarkan keletihan
dan kelelahannya. Biasanya, mereka tinggal selama mungkin di tempat-
tempat yang dianggap benar-benar menjamin tujuan-tujuan rekreasi tersebut
(misalnya, di tepipantai, di pegunungan, di pusat-pusat peristirahatan
atau pusat-pusat kesehatan) dengan tujuan menemukan kenikmatan yang
diperlukan.
c. Pariwisata untuk Kebudayaan (Culture Tourism)
Jenis ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi, seperti keinginan
untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset, untuk mempelajari adat
istiadat, kelembagaan, dan cara hidup rakyat negara lain, untuk
mengunjungi monumen bersejarah, peninggalan peradaban masa lalu dan
sebaliknya penemuan-penemuan besar masa kini, pusat-pusat kesenian, pusat-
pusat keagamaan, atau juga ikut serta dalam festival-festival seni musik,
teater, tarian rakyat dan lain-lain.
d. Pariwisata untuk Olah Raga (Sport Tourism)
Jenis ini dapat dibagi dalan dua kategori :
Big Sports Events, yaitu peristiwa-peristiwa olahraga besar
seperti olimpiade, kejuaraan ski dunia, kejuaraan tinju dunia, dan
lain-lain yang menarik perhatian tidak hanya pada olahragawannya
sendiri, tetapi juga ribuan penonton atau penggemarnya.
Sporting Tourism of the Practitioners, yaitu pariwisata olahraga
bagi mereka yang ingin berlatih dan mempraktekkan sendiri, seperti
pendakian gunung, berkuda, berburu, memancing, dan lain-lain.
Negara yang memiliki banyak fasilitas atau tempat-tempat olahraga
seperti ini tentu dapat menarik sejumlah besar penggemar wisata
seperti ini.
e. Pariwisata untuk Urusan Usaha Dagang (Business Tourism)
Jenis pariwisata ini telah memberi banyak persoalan. Banyak ahli
teori, ahli sosiologi maupun ekonomi beranggapan bahwa perjalanan untuk
keperluan usaha tidak dapat dianggap sebagai perjalanan wisata karena
unsur voluntaryatau sukarela tidak terlibat. Menurut para ahli teori,
perjalanan usaha ini dapat berbentuk profesional travelatau perjalanan
karena ada kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan yang tidak memberikan
kepada pelakunya baik pilihan daerah tujuan maupun waktu perjalanan.
f. Pariwisata untuk Berkonvensi (Convention Tourism)
Peranan jenis pariwisata ini makin lama makin penting. Tanpa
menghitung banyaknya konvensi atau konferensi nasional, banyaknya
simposium maupun sidang yang diadakan setiap tahun di berbagai negara
pada tahun 1969 telah ditaksir sebanyak 3.500 konferensi internasional.
Jumlah setiap tahunnya terus meningkat sehingga pada tahun 1980 telah
mencapai 19.000 konferensi internasional. Konvensi dan pertemuan bentuk
ini sering dihadiri oleh ratusan bahkan ribuan peserta yang biasanya
tinggal beberapa hari di kota atau negara penyelenggara.
5. Bentuk Pariwisata
a) Pariwisata Individu dan Kolektif
Pariwisata individu meliputi seseorang atau kelompok orang (teman-
teman atau keluarga) yang melakukan perjalanan wisata dengan melakukan
sendiri pilihan daerah tujuan wisata maupun pembuatan programnya,
sehingga bebas pula melakukan perubahan-perubahan setiap waktu
dikehendaki. Seseorang maupun kelompok orang tersebut melakukan sendiri
semua persiapan dalam rangka mendapatkan perlengkapan serta jasa-jasa
yang diperlukan.
b) Pariwisata Jangka Panjang, Pariwisata Jangka Pendek, dan
Pariwisata Ekskursi Pembagian menurut lamanya perjalanan dibedakan
atas pariwisata jangka panjang dimaksudkan sebagai suatu perjalanan yang
berlangsung beberapa minggu atau beberapa bulan bagi wisatawan sendiri.
Ini mempunyai arti penting bagi tempat-tempat yang dikunjungi, lebih-
lebih bila terjadi pada jenis recreation atau cultural tourism.
c) Pariwisata dengan Alat Angkutan
Ada berbagai bentuk pariwisata dengan alat angkutan yang dipakai,
misalnya kereta api, kapal laut, kapal terbang, bus dan kendaraan umum
lainnya. Wisatawan yang berjalan kaki atau pedestrian tourism (hikers)
sampai sekarang masih banyak penggemarnya. Bentuk ini patut diperhatikan
terutama untuk kebijaksanaan investasi.
d) Pariwisata Aktif dan Pasif
Untuk mempelajari pariwisata internasional dan pengaruhnya terhadap
neraca pembayaran. Kedatangan wisatawan asing yang membawa devisa untuk
suatu negara merupakan bentuk pariwisata yang sering disebut active
tourism (receptive tourism). Sedangkan penduduk suatu negara yang pergi
ke luar negeri dan membawa uang ke luar negeri dan mempunyai pengaruh
negatif terhadap neraca pembayaran merupakan passive tourism.
6. Komponen Pariwisata
Kegiatan pariwisata pada dasarnya mencakup dua utama yaitu penawaran
(supply) dan permintaan (demand). Komponen sediaan (supply) merupakan
produk wisata yang dapat ditawarkan, meliputi obyek wisata, sarana
pariwisata, jasa pariwisata, serta prasarana dan sarana lingkungan.
Sementara komponen permintaan (demand) mencakup keinginan serta aspirasi
wisatawan dan masyarakat di sekitar kawasan pariwisata.
1. Penawaran (Supply) Pariwisata
Penawaran pariwisata mencakup segala sesuatu yang ditawarkan kepada
wisatawan baik wisatawan yang aktual maupun wisatawan yang potensial.
Penawaran dalam pariwisata menunjukkan atrakti wisata alamiah dan buatan,
jasa-jasa maupun barang-barang yang diperkirakan akan menarik perhatian
orang-orang untuk mengunjungi suatu obyek wisata tertentu dalam suatu
negara (Salah Wahab, 1975).
2. Sarana Pariwisata
Sarana pariwisata yang memiliki hubungan cukup penting dengan studi
ini meliputi :
Tempat makan; pertimbangan yang perlu dilakukan dalam penyediaan
fasilitas makanan dan minuman antara lain adalah jenis dan variasi
makanan yang ditawarkan, tingkat kualitas makanan dan minuman,
pelayanan yang diberikan, tingkat harga, tingkat higenis, hal-hal
lain yang dapat menambah selera makan seseorang, serta lokasi
tempat makan, biasanya dikaitkan dengan lokasi akomodasi dan rute
perjalanan wisata (Inskeep 1991 dalam Indriasari 2002).
Tempat parkir; tempat parkir dapat berupa parkir terbuka atau
parkir tertutup, dan berdasarkan letaknya, tempat parkir dapat
berupa parkir pinggir jalan dan parkir di luar jalan. Parkir di
luar jalan dapat dibuat bertingkat pada gedung parkir khusus, atau
tidak bertingkat (sebidang) pada lahan yang merupakan bagian dari
lahan bangunan fasilitas tertentu.
Fasilitas belanja; berbelanja merupakan salah satu aktivitas
kegiatan wisata, dan sebagian pengeluaran wisatawan didistribusikan
untuk berbelanja. Karenanya fasilitas terhadap aktivitas belanja
perlu dipertimbangkan dalam perencanaan dan pengembangan
pariwisata, bukan hanya sebagai pelayan.
Sarana pergerakan; keterhubungan antara suatu lokasi dengan lokasi
lain merupakan komponen penting dalam sistem kepariwisataan (Gunn
1988 dalam Indriasari, 2002). Karenanya untuk menciptakan saling
keterhubungan antar berbagai tempat dalam satu kawasan wisata dan
untuk memberi kemudahan dalam pergerakan dari satu tempat ke tempat
yang lain, perlu adanya prasarana dan sarana pergerakan tersebut
harus disesuaikan dengan keberdaannya di suatu lokasi wisata.
Fasilitas umum; selain sarana yang telah disebutkan di atas, juga
diperlukan fasilitas umum sebagai sarana pelengkap (Indriasari,
2002). Dalam studi ini fasilitas umum yang dikaji meliputi
fasilitas-fasilitas umum yang biasa tersedia di tempat-tempat
rekreasi di Indonesia, yaitu : WC umum dan tempat ibadah.
7. Jasa Pariwisata
Jasa pariwisata, sebagaimana jasa lainnya memiliki sifat khas, yaitu
tidak biasa ditimbun dan akan dikonsumsi pada saat jasa tersebut
dihasilkan (Yoeti, 1996). Dari sifat ini dapat pula dikatakan bahwa jasa
pariwisata adalah pelayanan wisata yang diberikan kepada wisatawan.
Analisis terhadap pelayanan wisata merupakan hal penting karena
pengeluaran yang dihabiskan oleh wisatawan untuk membayar pelayanan
memberikan input utama dalam analisis ekonomi kepariwisataan (Gunn, 1988
dalam Indriasari, 2002). Jasa pariwisata meliputi jasa perencanaan, jasa
pelayanan dan jasa penyelenggaraan pariwisata (UU No. 9 Tahun 1990).
Komponen pelayanan jasa wisata yang dikaji dalam studi ini meliputi :
1. Pusat informasi; dalam pengelompokan komponen-komponen pariwisata,
informasi dan promosi merupakan pelayanan yang sejalan. Dengan
adanya informasi, orang dapat memberikan penilaian yang berkaitan
dengan pengalaman dari perjalanan wisata yang akan mereka lakukan,
dan penilaian ini akan mempengaruhi keputusan pilihan tujuan wisata
mereka (Gunn 1998 dalam Indriasari, 2002). Memberikan nilai promosi
yang menggambarkan daya tarik obyek wisata.
2. Pemandu wisata; untuk bentuk-bentuk tertentu dalam sistem
kepariwisataan mungkin memerlukan jenis-jenis fasilitas dan
pelayanan wisata khusus (Indriasari, 2004).
8. Konsep Teoritis Pariwisata
1. Konsep Pariwisata Berkelanjutan
Menurut Butler (1996) : pariwisata bekelanjutan adalah pariwisata yang
dikembangkan dan dipelihara dengan cara dan skala tertentu pada suatu
area dan dapat bertahan dalam jangka waktu yang tak tentu serta tidak
menimbulkan degradasi terhadap lingkungan baik itu lingkungan fisik
maupun non fisik dimana jika pengembangannya harus dihentikan. Dalam
konsep pariwisata berkelanjutan ada beberapa tujuan yang ingin dicapai
jika konsep tersebut diaplikasikan di lapangan. Menurut Burger-Arndt
(2000) tujuan utama dari pariwisata berkelanjutan adalah :
a. Kesesuaian terhadap lingkungan dengan cara mengendalikan dampak
terhadap sumberdaya alam, membatasi perubahan penggunaan lahan
(dalam Konteks pembangunan fasilitas dan infrastruktur),
meminimalkan perubahan terhadap pemandangan alam, memelihara budaya
tradisional.
b. Pertanggung jawaban sosial dapat berupa keputusan masyarakat lokal
untuk mengurus diri sendiri, memelihara evolusi sosial dan
identitas budaya, meningkatkan kualitas hidup, membatasi kerugian
sosial dan psikologi.
c. Memberikan kepuasan dan rekreasi yang optimum kepada pengunjung
dengan cara menawarkan aktivitas dan informasi tentang landscape
alami dan sosial, menawarkan kontak sosial dengan masyarakat lokal,
mencegah eksploitasi melalui perbaikan kualitas pelayanan yang
rendah, menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan alami.
d. Mengoptimalkan nilai tambah ekonomi berupa keuntungan ekonomi yang
besar terhadap masyarakat lokal, struktur ekonomi untuk produksi
lokal yang luas, strategi bagi pertumbuhan kualitas ekonomi,
prinsip ekonomi jangka panjang. Dalam konsep ini selain adanya
tujuan yang ingin dicapai, terkandung pula beberapa prinsip yang
perlu diperhatikan jika akan merencanakan suatu kawasan wisata
diantaranya :
1. Menggunakan sumber daya dengan memperhatikan asas
keberlanjutan.
2. Mereduksi over konsumsi serta sampah.
3. Memelihara keragaman wisata yang ada.
4. Mengintegrasi perencanaan pariwisata ke dalam rencana
pembangunan lokal atau regional.
5. Mendukung aktivitas ekonomi lokal serta menghindari kerusakan
lingkungan.
6. Melibatkan masyarakat lokal.
7. Adanya konsultasi antara pengambil keputusan dengan
masyarakat umum untuk menghindari konflik kepentingan.
8. Pelatihan bagi staf lokal.
9. Pemasaran pariwisata.
10. Adanya penelitian untuk memonitor pelaksanaan pembangunan.
2. Konsep Wisata Berbasis Masyarakat (Community Based Tourism)
Prinsip dasar kepariwisataan berbasis masyarakat adalah menempatkan
masyarakat sebagai pelaku utama melalui pemberdayaan masyarakat dalam
berbagai kegiatan kepariwisatan. Jika masyarakat dilibatkan, pasti
timbul hubungan yang sinergi antara masyarakat dan pariwisata sehingga
kemanfaatan kepariwisataan sebesar-besarnya diperuntukkan bagi
masyarakat. Pemberdayaan masyarakat sebagai unsur penting yaitu
sebagai stakeholder utama dalam pengembangan, disamping pemerintah dan
swasta. Karena keberhasilan jangka panjang industri pariwisata sangat
tergantung pada tingkat penerimaan dan dukungan dari masyarakat atau
komunitas lokal
.
3. Konsep Pengembangan Ekowisata
Salah satu batasan mengenai pengertian konsep pengembangan ekowisata (eco
tourism), adalah bagian terbaru pengembangan kepariwisataan di Indonesia,
dimana sisi dan materi utama yang di jual adalah originitas keadaan alam
seperti kehutanan dan kelautan. Issue pengembangan ekowisata berkembang
seiring dengan adanya tuntutan-tuntutan sebagai berikut:
a) Semakin baiknya pemahaman dan penghargaan para wisatawan (wisatawan
muda) terhadap perlindungan dan pengelolaan sumber daya alam;
b) Menurunnya kualitas lingkungan di beberapa tempat baik diperkotaan
maupun di pedesaan, sehingga keberadaan lingkungan alam yang asli
dan asri menjadi sesuatu hal yang dicari;
c) Telah berkembangnya cabang-cabang olahraga dan kegiatan out door
yang mempergunakan faktor alam sebagai dasar kegiatan tersebut;
d) Adanya issue global berkaitan dengan aspek pelestarian alam
terutama di kawasan-kawasan tropis.
4. Konsep Agrowisata
Agrowisata adalah cara baru dalam memberikan pelayanan wisata alam
dengan produk yang dijual adalah lingkungan pedesaan yang dipadu
dengan aktivitas pertanian, perkebunan, perternakan dan perikanan.
Oleh karena konsep utamanya adalah mengedepankan sisi-sisi alamiah,
maka dalam prakteknya konsep agrowisata sering dipadukan dengan wisata
petualangan (baik individu maupun kelompok). Secara sederhana konsep
wisatawan/pengunjung dapat turut aktif langsung dalam proses produksi
setempat. Sebagian prasyarat dalam pengembangan konsep agrowisata,
atau lokasi wisata haruslah memiliki persyaratan sebagai berikut :
a. Lokasi, bertipe pedesaan atau kawasan homogen produktif seperti
kawasan kebun teh, kebun apel, sayur mayur, bunga, perikanan dan
lain sebagainya.
b. Memungkinkan terjadi interaksi yang menonjol antara lokasi obyek
dengan wisatawan, seperti tidak adanya kendaraan untuk mencapai
satu titik dengan titik lainnya.
c. Faktor tradisional yang kental, karena konsep agro lebih
mengedepankan sisi-sisi tradisional.
5. Konsep Wisata Inti
Wisata inti adalah jenis wisata tunggal dimana atraksi wisata yang
diperlihatkan/dijual berupa satu atraksi saja dan biasanya bertipe wisata
alam. Beberapa contoh wisata inti adalah air terjun, kolam renang, kebun
binatang, dimana hanya materi wisata utamanya saja yang dikedepankan dan
dipromosikan. Komponen dan elemen lainnya hanya sebagai pelengkap kegiatan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Latar Belakang Pemilihan Daerah
Untuk merencanakan pengembangan objek wisata danau sipin dibutuhkan
pengetahuan tentang kondisi riil dilapangan. Data mengenai kondisi ril
daerah perencanaan diperoleh dari studi literatur. Pada bagian ini akan
dibahas secara umum kondisi daerah perancangan.
1. Aspek Fisik
Kelurahan Legok adalah salah satu Kelurahan dari kecamatan Telanaipura
Kota Jambi. Kelurahan tersebut memiliki luas wilayah 89,29 Ha atau 3,4 Km²
(Sumber: kecamatan Telanaipura dalam angka, 2013).
Letak geografis merupakan salah satu kelurahan dari Kecamatan
Telanaipura yang ada di kota jambi.berbatasan dengan wilayah :
Sebelah utara : berbatasan dengan Suangai Batanghari.
Sebelah selatan : berbatasan dengan Kecamatan Kota Baru.
Sebelah timur : berbatasan dengan Kecamatan Pasar Jambi.
Sebelah barat : berbatasan dengan Kecamatan Jambi Luar
Kota.
2. Aspek Ekonomi
Adapun jumlah penduduk di Kelurahan Legok (Danau Sipin) mengalami
peningkatan tiap tahunnya. Pada tahun 2016 sebanyak 12.295 jiwa dengan laju
pertambahan penduduk sebesar 1,4% - 1,8% tiap tahunnya (kelurahan Legok
2006).
3. Aspek Lingkungan
Jika ditinjau dari keadaan penyaluran air buangan yang telah ada, dan
serta bila dikaitkan dengan laju pertambahan penduduk, maka sangatlah perlu
melakukan perencanaan pengembangan objek wisata danau sipin. Berdasarkan
hasil analisis mengenai dampak negatip yang ditimbulkan oleh air buangan
terhadap kesehatan masyarakat serta lingkungan, maka perlu sekali
perencanaan bangunan pengolahan air buangan yang baik.
2. Waktu dan Lokasi Perencanaan
1. Waktu
Waktu perencanaan ditetapkan untuk pemakaian sampai 25 tahun kemudian
dengan Pengambilan data Primer dan sekunder seperti peta administrasi
kecamatan dan kelurahan.
2. Peta Lokasi Perencanaan
Lokasi perencanaan wisata Danau Sipin terletak di Kelurahan Legok,
Kecamatan Telanaipura sebagai mana yang dituju pada gambar 3.1.
Gambar 3.1. Lokasi wisata Danau Sipin (Sumber, BPS 2016).
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Analisa Potensi Objek Wisata
Adapun objek wisata ysng ada di Danau Sipin, berpotensi untuk
dikembangkan sesuai dengan objek wisata yang ada di Danau Sipin, bahwa
objek wisata yang mungkin di kembangkan adalah meliputi : wisata khusus dan
akomudasi, serta wisata rekreasi umum kota (wisata alam, wisata alam, dan
wisata air ). Dari kondisi eksistingnya tetap terpelihara dari pengaruh-
pengaruh yang dapat merusak nilainya. Sedangkan objek wisata air dan
olahraga air lebih tepat bila di kembangkan pada daerah Danua Sipin serta
Sungai Batanghari.
2. Bentang Alam Danau Sipin
Tepian pantainya berbentuk melengkung dengan topografi yang diatur pada
sepanjang permukaan Pulau Sipin. Pada kawasan seberang danau tepiannya
diselingi oleh kawasan berbukit. Dengan bentuk danau yang melengkung
memberikan kesan adanya permukian yang tersendiri pada kawasan Danau Sipin.
Kelompok pemukiman masyarakat di Pulau Sipin mempunyai suatu potensi untuk
dikembangkan / ditata secara baik. Hal ini mengingat apabila kawasan ini di
kembangkan sebagai objek wisata perlu adanya kemufakatan bersama masyarakat
perihal terjadinya relokasi permukiman mereka.
3. Potensi Flora dan Fauna
Komponen hayati yang beraneka ragam pada dasarnya merupakan modal bagi
terselenggara kegiatan atau perkembangan suatu masyarakat dan akan menjadi
sumber daya bagi manusia apabila manfaat dan daya gunanya benar-benar di
pahami.
Ada beberapa hal penting / mendasar yang patut di garis bawahi
sehubungan dengan pendayagunaan keanekaragaman hayati di suatu kawasan
yaitu :
Keberadaan dan keterkaitannya dengan kondisi lingkungan.
Kelayakan ekonomi.
Ketersedian teknologi.
Pengamatan terhadap kawasan ini diantaranya adalah berupaya untuk
mengisi status keanekaragaman hayati di kawasan sekitar Danau Sipin
penjabaran tujuannya sebagai berikut:
1. Mengungkapkan berbagai bentuk ekosistem yang berkaitan dengan
keberadaan masyarakat jambi kota seberang:
2. Menjabarkan sumber daya hayati yang potensial untuk dikembangkan.
4. Program Fasilitas Wisata Danau Sipin
Kawasan Danau Sipin akan dikembangkan menjadi 3 bentuk pengembangan ,
yaitu :
Kelompok kegiatan pengembangan rekreasi wisata (Pusat Akomodasi dan
Pusat Rekreasi Terbatas)
Kelompok kegiatan pengembangan rekreasi wisata (Pusat Rekreasi Umum
Kota)
Kelompok kegiatan rekreasi pelengkap kawasan wisata.
Wisata malam hari ( Angsa Night)
Berdasarkan ketiga pengelompokan pengembangan kegiatan wisata yang
telah disebutkan diatas , maka dapat disusun programfasilitas wisata
kawasan Danau Sipin. Site Plan kawasan wisata danau sipin dapat di lihat
pada gambar 4.1.
1. Program Fasilitas Untuk Kelompok Kegiatan Pengembangan Rekreasi Wisata
(Pusat Rekreasi Umum Kota).
a. Gerbang Utama
Merupakan bangunan dengan ruang terbuka yang dilengkapi pintu gerbang
utama menunju seluruh kegiatan di Pulau Pandan/Sipin (Danau Sipin).
b. Rekreasi Anak-anak
Merupakan suatu taman yang sifatnya meningkatkan dunia fantasi anak-
anak dan meningkatkan kecintaan anak-anak untuk mencintai alam
lingkungannya. Fasilitas yang diadakan disini meliputi: Taman bermain
anak-anak.
c. Fasilitas Penunjang
Selain restoran, maka akan disediakan fasilitas pelengkap di darat
yang alokasi banguananya lebih tersebar. Adapun fasilitas yang akan
diarahkan untuk disediakan disini adalah:
Toko kelontong mini.
Toko souvenir.
Worshop barang kesenian daerah.
d. Rekreasi Mobil Wisata
Suatu sarana angkutan khusus dengan bak samping terbuka, sehingga para
pengunjung dapat melihat/menikmatai pemandangan disekitar kawasan wisata.
2. Program Fasilitas Kawasan Danau Sipin Untuk Kelompok Kegiatan
Pengembangan Rekreasi Wisata (Pusat Akomodasi dan Pusat Rekreasi
Terbatas).
a. Teater Terbuka
Berfungsi untuk mengadakan acara pertunjukan seperti tarian
tradisional, pertunjukan musik atau acara lain yang bersifatnya sebagai
wadah untuk menembangkan budaya seni.
b. Gedung Kesenian
Tempat ini merupakan gedung untuk pertunjukan kesenian yang sifatnya
tertutup.
c. Gedung Serba Guna
Merupakan fasilitas ruang untuk kegiatan pertemuan baik formal maupun
non formal sebagai penunjang dan fasilitas yang ada di kawasan wisata.
d. Pondok-pondok Penginapan
Merupakan fasilitas penginapan untuk wisatawan yang berkunjung ke
Danau Sipin yang berupa banguan terpisah dan berdiri sendiri dan
berfungsi untuk menikmati pemandangan alam maupun berekreasi dengan
pertimbangan bahwa perkiraan "lenght of stay" pengunjung lebih dari satu
hari.
e. Jetski
Merupakan fasilitas rekreasi air yang mengguakan sejenis motor ski air
yang ditawarkan di objek wisata Danau Sipin. Aktivitas ini memerlukan
keterampilan yang penuh dengan tantangan yang bersifat rekreatif.
Kegiatan rekreasi air ini harus ditunjang oleh sarana dan pelengkapan
khusus yang di tampung di dalam area dermaga jetski, karena aktivitas ini
memerlukan persyaratan khusus yang sangat berbeda dengan rekreasi air
lainnya.
f. Ruang Pertemuan (GSC).
Merupakan fasilitas ruang untuk kegiatan pertemuan baik formal maupun
informal sebagai penunjang dan fasilitas bangunan penginapan (cottages).
3. Program Fasilitas Untuk Kelompak Kegiatan Pelengkap Kawasan Wisata
a. Restoran
Restroan-retoran disini khususnya melayani kegiatan pengembangan
wisata. Sifat dan restoran disini lebih eksklusif dibanding dengan
restoran lain yang akan direncanakan di Danau Sipin.
b. Restoran Terapung
Merupakan bangunan restoran yang terletak di atas Danau Sipin,
merupakan prasarana penyediaan makanan dan minimum sambil menikmati
pemandangan alam. Retoran ini bersifat umum dan terbuka yang memungkinkan
seluruh lapisan masyarakat pengunjung untuk datang dan menikmatinya.
c. Pasar Ikan
Merupakan penjualan ikan segar, dapat dibeli dan dimasak langsung di
tempat sesuai dengan selera pembeli dimana pasar ini bersifat
tradisional.
d. Kolam Pemancingan
Tempat ini disesuaikan bagi yang hobi mancing, pemilihan lokasi
pemancingan berada di sebelah utara Danau Sipin, daerah yang tenang
sehingga suasana yang tanag dan alami dapat dirasakan pemancing di lokasi
ini.
e. Bangunan Administrasi
Merupakan pusat pengendalian teknis administrasi kegiatan wisata
sehari-hari dilengkapi dengan:
Ruang kantor untuk pengendalian
Ruang pembelian tiket masuk
Fasilitas penunjang lainnya
f. Service Building
Merupakan bangunan pusat pelayanan kawasan wisata Danau Sipin yang
terdiri dari bangunan pelayanan:
Pusat pelayanan kesehatan
Pos pemadam kebakaran
Pos keamanan
Bangunan pemeliharaan kendaraan wisata
g. Fasilitas Dermaga
Merupakan fasilitas transportasi untuk pengunjung khusus yang akan
mengunjungi kelompok kegiatan pengembangan wisata.
h. Sarana dan Prasarana Jalan
Dengan klasifikasi dapat dilalui kendaraan bermotor pengangkut barang-
barang pengunjung maupun pelayanan pondok-pondok penginapan. Sarana jalan
bagi pengunjung berupa mobil atau kendaraan penumpang, terbuka bagi yang
menginginkan namun lebih diprioritaskan bagi pejalan kaki.
i. Rekreasi Aktif
Merupakan kegiatan olah raga air yang sifatnya kolektif dan
memasyarakat dengan fasilitas olah raga antara lain yaitu berperahu
sampan, berperahu motor, sepeda air dan lain-lain.
j. Rekreasi Pasif (Taman / Penghijauan dan jalan setapak)
Merupakan fasilitas berupa taman dan pendestrian yang diolah
sedemikian rupa sehingga menimbulkan suasana tenang dan wisatawan dapat
menikmati pemandangan alam yang ada di kawasan wisat ini.
k. Pusat Penerangan/Informasi
Merupakan suatu sarana dimana wisatawan dapat dengan mudah mengetahui
wisata yang hendak dituju.
l. Ruang Istirahat Pengunjung
Suatu sarana ruang terbuka atau pun tertutup untuk beristirahat bagi
wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Danau Sipin.
m. Toko Souvenir dan Kenang-Kenangan
Merupakan tempat penjualan cinderamata untuk para wisatawan.
4. Wisata Malam (Angsa Night)
Bagi para pengunjung yang ingin berwisat malam maka sudah disediakan.
Wisata malam ini adalah ciri khas tersendiri bagi wisata Danau Sipin yang
berbeda dengan tempat wisata lainnya. Tempat wisata tersebut akan diberi
nama ANGSA NIGHT. Yang dibuka mulai pukul 15.00 WIB sampai dengan pukul
23.00 WIB.
Gambar 4.2. Angsa Night
Gambar 4.2. Angsa Night ( Terlihat pada siang hari)
Gambar 4.3. Angsa Night (Terlihat pada malam hari)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Danau sipin mempunyai satu pontensi wisata yang dimilki oleh kota jambi,
namun saat ini kawasan Danau Sipin belum di manfaatkan secara maksimal.
Perencanaan pengembangan objek wisata Danau Sipin diarahkan pada konsep
wisata berkelanjutan dan konsep wisata berbasis masyarakat (community based
tousim).
2. Saran
Dampak negatif dari pendaya gunaan potensi wisata yang tekandung dalam
kawasan Danau Sipin maka diperlukan campur tangan pemerintah baik secara
langsung maupun secara tidak langsung. Selain itu juga diharapkan
masyarakat setempat diikutsertakan dalam peroses pengelolaan objek wisata
tersebut sesuai dengan arahan konsep yaitu wisata berbasis masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Oka a. Yoeti, 1991. Pengaruh Profesionalisme Pariwisata Dalam Memandu
Wisatawan Di Obyek Wisata Candi Prambanan. Jogjakarta
Holloway, 1963 United Nations Conference on Intarnational Travel and
Tourism.
Indriasari, 2002. Peranan Lokawisata Baturaden Di Kab. Dati II Banyumas
Prop. Jateng. Jawa Tengah
Miandy, Febrian. 2013 "Rencana Pengembangan Dan Pengelolaan Lanskap Kawasan
Objek Wisata Danau Kerinci". Kerinci
Dinas Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi, 1997. Penyusunan Rencana Tapak
Kawasan Wisata Danau Kerinci Propinsi Jambi, Laporan Ringkas, Tidak
dipublikasikan. Jambi.
Mulyani, T.H. 2006. Arsitektur Ekologis. Yogyakarta: Kanisius
Pemerintah Desa Sanggaran Agung, 1995. Desa Sanggaran Agung dan
Permasalahannya, Studi Kasus dalam Perencanaan Pembangunan (Tidak
dipublikasikan).