PENGARUH TOTAL ARUS KAS,LABA AKUNTANSI,DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahan Food & Berveranges Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008-2010) SKRIPSI Diajukan Kepada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Dalam Rangka Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Diajukan Oleh ROCHMA APRILIAWATI 5552082974
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG 2012
SURAT PERNYATAAN Saya Rochma Apriliawati Nomor Induk Mahasiswa 5552 082 974 Jurusan Akuntansi menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul : Pengaruh Total Arus Kas , Laba Akuntansi , dan Ukuran perusahaan Terhadap Harga Saham. (Studi Empiris Pada Perusahan food & Beverange yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008-2010 Saya tulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E) dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri. Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah. Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian Skripsi ini bukan hasil karya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi berupa pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Serang, November 2012 Materai 6000
Rochma Apriliawati 5552 082 974
LEMBAR PERSEMBAHAN
“ Hidup adalah Anugerah bagi setiap manusia yang selalu bersyukur hingga detik ini diberi kehidupan oleh Allah swt. Bersyukur hingga detik ini masih diberi kesempatan menghirup nafas, melihat sang mentari, memandang indahnya dunia, mencapai cita-cita, masih diberi waktu untuk berkumpul dengan orangorang yang dicintai dan disayangi, serta masih diberi waktu untuk dapat menebus dosa dengan beribadah.”
Teriring do’a selalu dan ucapan syukur Kehadirat Allah SWT kupersembahkan karya kecilku ini untuk : Ibu dan Bapak tercinta yang selalu mendo’akan, Kakak-kakaku semua yang ku sayangi
ABSTRACT This study aims to determine whether Total Arus Kas,Laba Akuntansi,Size Perusahaan on Stock Price funds in listed in Bursa Efek Indonesia (BEI) in the period 2008-2010. Independent Total Arus Kas,Laba Akuntansi,Size Perusahaan variable in this study is dependent variable is the Stock Price. This study uses 12 companies Food & Beveranges listed in Bursa Efek Indonesia (BEI) during the period 2008-2010 as the sample with 36 observations. This hypothesis was tested using multiple linear regression analysis to determine the effect of Total Arus Kas,Laba Akuntansi,Ukuran Perusahaan on Stock Price. The results showed that: (1) Total Arus Kas not affects on Stock Price (t = -1,055) ; Sig. = 0,324). (2) Laba Akuntansi effect on Stock Price (t = 3,490; Sig. =0,002), (3) Ukuran Perusahaan affect on Stock Price (t =-3,787 ; sig. = 0,001). Keywords : Total Arus Kas ( TAK),Laba Akuntansi ( LAK),Ukuran Perusahaan (UKP).
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb Alhamdulillah dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya kepada penulis sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Total Arus Kas ,Laba Akuntansi dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham. (Studi Empiris Pada Perusahan
Food &
beveranges Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008-2010”. penulis sajikan guna melengkapi salah satu tugas akhir dalam mencapai gelar sarjana ekonomi pada Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dalam penyusunan sekripsi ini tentunya tidak akan terselesaikan tepat pada waktunya jika tanpanya adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima ksaih kepada : 1. Prof. Dr. Soleh Hidayat, M.Pd. selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Trirtayasa; 2. H. Wawan Prahiawan, SE, MM. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa; 3. Lia Uzliawati, SE, M.Si, selaku Ketua Jurusan Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa; 4. Yeni Januarsi, SE, Ak., M.Sc, selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa; 5. Iis Ismawati, SE, M.Si, selaku Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktunya dalam memberikan ilmu pengetahuan, pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi kepada penulis;
6. Sabarruddinsah,SE,M.Si, selaku Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya dalam memberikan ilmu, arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi kepada penulis; 7. Seluruh Dosen Jurusan Akuntansi yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis. Tak lupa juga untuk para staf dan karyawan jurusan akuntansi; 8. Kedua orang tuaku tercinta yang selalu memberikan segalanya baik moril serta spirit yang tak pernah henti – hentinya, sehingga penulis dapat menyelesikan studinya dengan baik; 9. Wali saya yang selalu memberikan segalanya baik moril dan Material serta spirit yang tak pernah henti – hentinya, sehingga penulis dapat menyelesikan studinya dengan baik; 10. Adik-Adikku tercinta serta keluarga besar ku, yang selalu memberikan doa dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya; 11. Teman-teman angkat 2008, terimaksih atas bantuan, doa serta semangatnya; Seta semua pihak yang tidak disebutkan satu persatu, penulis ucapkan banya–banyak terimaksih. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya. Serang, Agustus 2012
Penulis
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAAN PEMBIMBING SURAT PERNYATAAN LEMBAR PERSEMBAHAN ABSTRAK ...................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ................................................................................
iii
DAFTAR ISI ...............................................................................................
vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .......................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian .................................................................
4
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ...............................................................
4
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................
5
BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Teori ............................................................................................
6
2.1.1 Signlling Theory..........................................................................
6
2.1.2 Laporan Keuangan ......................................................................
7
2.1.3 Total Arus Kas ............................................................................
8
2.1.4 Laba Akuntansi ...........................................................................
11
2.1.5 Ukuran Perusahaan ......................................................................
12
2.1.6 Harga Saham .............................................................................
13
2.2 Tinjauan penelitian Terdahulu ................................................................
17
2.3 kerangka Konseptual ...............................................................................
17
2.4 Pengembangan hipotesis .........................................................................
18
2.4.1 Pengaruh Arus kas Operasi pada Harga Saham ........................
18
2.4.2 Pengaruh Arus Kas Investas pada Harga Saham ......................
19
2.4.3 Pengaruh Arus Kas pendanaan pada Harga Saham ...................
20
2.4.4 Pengaruh Laba Akuntansi Pada Harga Saham .............................
20
2.4.5 Pengaruh Ukuran Perusahaan Pada Harga Saham ......................
21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sempel ..............................................................................
23
3.2 Data Penelitian ........................................................................................
24
3.3 Metode Pengumpulan Penelitian ............................................................
25
3.4 Teknik Analisi Data ...............................................................................
25
3.4.1 Asumsi Klasik .............................................................................
25
3.4.1.1 Uji Normaslitas ..............................................................
25
3.4.1.2 Uji Heteroskedastisitas ...................................................
26
3.4.1.3 Uji Multikoloniearitas ....................................................
27
3.4.1.4 Uji Autokorelasi .............................................................
27
3.4.2 Uji Rgresi Linier Berganda ........................................................
28
3.4.2.1 Analisis Detriminasi .......................................................
29
3.4.1.2 Uji Statistik t ...................................................................
29
3.4.1.3 Uji Statistik F .................................................................
30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian ......................................................................................
35
4.1.1 Harga Saham PerusahanFood & Beveranges ..............................
36
4.1.2 Total Arus Kas Perusahaa food & berveranges .........................
38
4.1.3 Laba Akuntansi Perusahaan Food & berveranges .....................
39
4.1.4Ukuran Perusahaan Food 7 berveranges ....................................
41
4.1.5 Statistik Deskriptif Variabel .......................................................
42
4.1.6 Asumsi Klasik .............................................................................
43
4.1.6.1 Uji Normaslitas ..............................................................
43
4.1.6.2 Uji Multikoloniearitas ....................................................
45
4.1.6.3 Uji Heteroskedastisitas ...................................................
46
4.1.6.4 Uji Autokorelasi .............................................................
48
4.1.7 Pengujian Hipotesis ....................................................................
49
4.1.7.1 Metode Rgresi Linier Berganda .....................................
49
4.1.7.2 Koefisien Detriminasi ....................................................
51
4.1.7.3 Uji Statistik f ..................................................................
52
4.1.7.4 Uji Statistik t ...................................................................
52
4.2 Pembahasan ............................................................................................
54
4.2.1 Total Arus Kas (X1) Terhadap Harga Saham (Y) ......................
54
4.2.2 Laba Akuntansi (X2) Terhadap Harga Saham (Y) .....................
55
4.2.3 Ukuran Perusahaan (X3) Terhadap Harga Saham (Y) ..............
56
4.2.1 Total Arus Kas (X1), Laba Akuntansi (X2), Ukuran Perusahaan (X3) Terhadap Harga Saham (Y) ...........
56
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan .............................................................................................
57
5.1 Keterbatasan Penelitian ..........................................................................
58
5.3 Saran
...............................................................................................
58
5.2.1 Saran bagi perusahan ...................................................................
58
5.2.2 Saran investor ..............................................................................
59
5.2.2 Saran Peneliti...............................................................................
59
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu ....................................................................
17
Tabel 3.1 Operasional variabel ...................................................................
33
Tabel 4.1 Sempel ........................................................................................
24
Tabel 4.2 Daftar Harga Saham pada Perusahan Food & Beveranges .......
42
Tabel 4.3 Daftar Total Arus Kas pada Perusahan Food & Beveranges .....
38
Tabel 4.4 Daftar Laba Akuntansi pada Perusahan Food & Beveranges ....
39
Tabel 4.5 Daftar ukuran Perusahaan pada Perusahan Food & Beveranges......
41
Tabel 4.6 Descriptive Statistics ..................................................................
42
Tabel 4.7 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ....................................
45
Tabel 4.8 Uji multikoloniearitas .................................................................
46
Tabel 4.9 Uji Glejer .....................................................................................
48
Tabel 4.10 Uji autokorelasi .........................................................................
49
Tabel 4.11 Uji Persaman Regresi Berganda .................................................
51
Tabel 4.12 Uji Detriminasi ...........................................................................
51
Tabel 4.13 Uji Persaman F ...........................................................................
52
Tabel 4.14 Uji uji statistik t ..........................................................................
53
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Skema Krangka Pemikiran ...................................................
18
Gambar 4.1
Gambar Histrogram ..............................................................
44
Gambar 4.2
Gambar plot normalitas ........................................................
44
Gambar 4.3
Gambar Uji Heteroskeastisitas .............................................
48
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal membawa peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian. Pasar modal juga dapat dipandang sebagai salah satu barometr kondisi perekonomian suatu negara. Dalam dasawarsa terakhir ini, masyarakat semakin memandang pasar modal sebagai salah satu aternatif dalam menginvestasikan dana yang mereka miliki. Hal ini terbukti dengan semakin maraknya kegiatan-kegiatan di pasar modal. Investor untuk berinvestasi di pasar modal memerlukan pertimbangan-pertimbangan yang matang, sehingga informasi yang relevan dengan kondisi pasar modal merupakan sesuatu yang selalu dicari para pelaku pasar modal dalam upaya melakukan pengabilan keputusan investasi. Namun tidak semua informasi merupakan informasi yang berharga, akibatnya para pelaku pasar modal harus secara tepat memilih informasi-informasi yang layak (relevan) untuk dijadikan pertimbangan dalam pengabilan keputusan. Laporan laba rugi juga merupakan salah satu informasi yang memperlihatkan kinerja suatu perusahaan,dalam laporan laba rugi memuat banyak angka laba,yaitu laba kotor,laba bersih,laba operasi,selain itu kita juga menenal laba akuntansi yang semuanya mempunyai tujuan yang sama yaitu pengukuran evisiansi manager dalam mengelola perusahaan. Riset akuntansi terutama yang mencari hubungan angka laba dengan harga saham maupun return saham selalu menggunakan angka laba operasi atau EPS yang dihitung menggunakan angka laba bersih dan jarang yang menggunakan angka laba kotor. Pada penelitian ini peneliti menggunakan angka laba kotor untuk melihat pengaruhnya terhadap hasil penelitian Febrianto ( 2005 ) dalam Ninna dan Suhairi ( 2006 ) yang membuktikan bahwa laba kotor dan
laba operasional yang disajikan dalam laporan laba rugi, lebih operatif, dan lebih mampu memberikan gambaran yang lebih baik tentang hubungan antara laba dan harga saham. Dari dua hal diatas ( laporan arus kas dan laba kotor ), size ukuran perusahaan juga bias diambil sebagai informasi bagi bahan pertimbangan investor untuk melakukan investasi. Terkadang para investor tidak memeperhatikan lagi hal ini karena sudah melihat harga saham dipasar modal, padahal ukuran perusahaan juga penting untuk dilihat karena size perusahaan menurut Cooke 1992 terbukti mempengaruhi luas pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan. Penelitian Miswanto ( 1999) dalan Ninna dan Suhairi ( 2006 ) tentang pengaruh operating leverage, cyclicality, dan ukuran perusahaan terhadap resiko bisnis menemukan bahwa operating leverage tidak berpengaruh cyclicality terhadap resiko bisnis relative kecil. Lain halnya dengan ukuran perusahaan yang memiliki pengaruh positif terhadap resiko bisnis hal ini berarti pula berpengaruh terhadap risiko bisnis, hal ini berarti pula berpengaruh terhadap return investasi. Livnat dan Zarowin (1990) yang menguji hubungan antara arus kas dan laba akrual dengan abnormal return. Pengujian dengan analisis regresi berganda berhasil membuktikan bahwa komponen aliran kas mempunyai hubungan positif lebih kuat dengan abnormal return saham dibandingkan dengan aliran kas total atau laba akrual dengan abnormal return. Triyono dan jogiyanto ( 2000 ) dalam Muhamad Syafii ( 2008 ) PSAK (Pernyataan Standar Akuntansin Keuangan ) No.2 mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap return saham. Peneliti tertarik untuk meneliti perusahaan food &beveranges karena perkembangannya yang cukup pesat. Dengan tidak terpengaruhnya industri makanan dan minuman terhadap krisis global yang terjadi maka saham pada perusahaan makanan dan minuman lebih banyak
menarik minat investor karena tingkat konsumsi masyarakat akan semakin bertambah sejalan dengan tuntutan kebutuhan manusia yang semakin kompleks. Data GAPMMI (Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia). Rubrik : Bisnis & Keuangan juga menunjukkan trend pertumbuhan industri makanan dan minuman dalam negeri yang cukup baik. Volume penjualan ditahun 2007 mencapai Rp 383 Trilyun, di tahun 2008 mencapai Rp. 505 Trilyun, di tahun 2009 mencapai Rp. 555 Trilyun dan ekspektasi di tahun 2010 adalah untuk mencapai Rp. 605 Trilyun. Ironisnya, meskipun industri makanan dan minuman merupakan salah satu kontributor terbesar dalam pertumbuhan, masih banyak faktor termasuk kebijakan pemerintah yang masih belum sepenuhnya mendukung perkembangan industri makanan dan minuman itu sendiri. Sementara ancaman dari produk mamin impor terus bertambah sejalan dengan integrasi perekonomian Indonesia dengan perekonomian regional dan global. Penelitian ini merupakan replikasi dari jurnal akuntansi yang dibuat oleh keni yang berjudul “Pengaruh Arus Kas Dan Laba Akuntansi Terhadap Harga Saham Perusahaan industry Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Adapun perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang saya lakukan adalah periode masa penelitiannya,
periode
penelitian yang saya lakukan adalah dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 dan perbedaan lainnya adalah adanya penambahan satu variabel independen yaitu ukuran perusahaan dengan alasan karena penelitian yang dilakukan oleh nina daniati (2006 ) ada berpengaruh positifterhadap expected return saham sehingga peneliti mencobauntuk meneliti lebih lanjut apakah ukuran perusahaan akan berpengaruh juga terhadap harga saham. Dan dengan memperhatikan hal-hal diatas, maka penulis memberi judul penelitian ini yaitu : “Pengaruh Total Arus Kas, Laba Akuntansi, dan Size Perusahaan Terhadap Harga Saham (studi empiris pada perusahaan food & beveranges yang tercatat di Bursa Efek Indonesia ( BEI ) periode 2008-2010 )”
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, pokok permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah total aarus kas berpengaruh terhadap harga saham. 2. Apakah laba kotor berpengaruh terhadap harga saham. 3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap harga saham. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh total arus kas terhadap harga saham. 2. Untuk mengetahui pengaruh laba kotor terhadap harga saham. 3. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap harga saham. Penelitian ini juga dimaksudkan untuk meneliti informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh pemakai laporan keuangan di Indonesia.Penelitian ini untuk mereplikasi dengan memodifikasi dan melanjutkan penelitian yang dilakukan oleh nina daniati (2006).Perbedaan dengan penelitian terdahulu adalah penelitian ini berusaha lebih merinci informasi arus kas yang ditemukan berpengaruh lebih baik terhadap prediksi arus kas dimasa depan.
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan berguna bagi : 1. Kegunaan Operasional Di bidang akuntansi, terutama yang berkaitan dengan Pasar Modal dan akuntansi keuangan, khususnya dalam bidang Pasar Modal. 2. Bagi regulator pasar modal, yakni memberikan kontribusi praktis pada pihak BAPEPAM mengenai perhatiannya terhadap kemungkinan terjadinya praktik Pasar Modal di Indonesia. 3. Bagi pembaca Penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat,dan dapat memberikan tambahan pemikiran dan pengetahuan bagi peneliti selanjutnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telah Teori 2.1.1 Signlling Theory (Teori Sinyal) Signalling theory menjelaskan hubungan antara arus kas pendanaan dengan return
saham. Berdasarkan asumsi informasi asimetris yang dimiliki antara
manjemen dan investor atau pihak luar perusahaan, penerbitan utang merupakan sinyal yang baik untuk menaksir arus kas karena pemilik dapat mempertahankan proporsi kepemilikannya dari pada menerbitkan saham. Berdasar teori ini, pasar akan bereaksi positif terhadap pengumuman penerbitaan utang (Brigham et al,1997:439) dalam tjiptowati. Menurut Wolk, et al. (2001) teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut. Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal-sinyal pada pengguna laporan keuangan. Menurut Jama’an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan
melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate. Menurut Maria Immaculatta (2006) kualitas keputusan investor dipengaruhi oleh kualitas informasi yang diungkapkan perusahaan dalam laporan keuangan. Kualitas informasi tersebut bertujuan untuk mengurangi asimetri informasi yang timbul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa mendatang dibanding pihak eksternal perusahaan. Informasi yang berupa pemberian peringkat obligasi perusahaan yang dipublikasikan diharapkan dapat menjadi sinyal kondisi keuangan perusahaan tertentu dan menggambarkan kemungkinan yang terjadi terkait dengan utang yang dimiliki. Teori signal juga dapat membantu pihak perusahaan (agent), pemilik (prinsipal), dan pihak luar perusahaan mengurangi asimetri informasi dengan menghasilkan kualitas atau integritas informasi laporan keuangan. Untuk memastikan pihak-pihak yang berkepentingan meyakini keandalan informasi keuangan yang disampaikan pihak perusahaan (agent), perlu mendapatkan opini dari pihak lain yang bebas memberikan pendapat tentang laporan keuangan (Jama’an, 2008). 2.1.2 Laporan Keuangan Laporan Keuangan Adalah hasil dari proses atau kegiatan akuntansi. Laporan keuangan berisi tentang informasi keuangan perusahaan yang terdiri dari : Neraca, laporan laba-rugi, laporan arus kas, laporan perubahan modal, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang merupakan hasil proses akuntansi dimasukkan untukmenyajikan informasi keuangan yang dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak ekstern. (Gonedes,1978 dalam Bandi dan rahmawati). Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2007) dalam keni, laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi Neraca,laporan laba rugi,Laporan perubahan posisis keuangan,catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2007) dalam keni adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputasan ekonomi.Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. satu fungsi laporan keuangan adalah memprediksi arus kas masa depan (SFAC No.1 dalam Bandi dan Rahmawati ). 2.1.3 Total Arus Kas Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang berisi informasi aliran kas masuk dan aliran kas keluar dari suatu perusahaan selama periode tertentu Menurut Brigham dan Houston ( 2001 ) dalam keni ,laporan arus kas adalah laporan yang menjelaskan dampak dari aktivitas operasi,investasi dan pembiayaan perusahaan terhadap arus kas selama periode akuntansi.Ikatan Akuntansi Indonesia ( 2007 ) menyatakan bahwa setiap perusahaan harus menyusun dan menyajikan laporan arus kas sebagai bagian yang tak terpisahkan dari laporann keuangan untuk setiap periode.Laporan arus kas harus dapat memberikan informasi yang memungkinkan
para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan,struktur keuangan dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam mengadaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.untuk Informasi arus kas yang terdapat dalam laporan arus kas dapat digunakan untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengnan perubahan keadaan dan peluang.Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas.Informasi ini juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama. Data arus kas mempunyai manfaat potensia dalam berbagai keputusan seperti prediksi
kegagalan,penafsiran
risiko,prediksi
pemberian
pinjaman,penilaian
perusahaan dan memberikan informasi tambahan pada pasar modal.Para analisis keuangna juga merekomendasikan pada investor agar memperhatikan analisis arus kas dalam aktivitas pemilihan saham.selain itu informasi arus kas dapat meniadakan pengaruh akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama. Menurut Tuanakotta ( 1999) dalam keni, tujuan utama dari pelaporan arus kas adalah untuk memberikan informasi yang akan membantu investor dan kreditor untuk : 1. Meramalkan jumlah kas yang memungkinkan akan diterimanya dalam bentuk dividen, bunga dan pembayaran kembali hutang pokok. 2. Mengevaluasi resiko yang mungkin terjadi.
Menurut Naimah (2000) dalam keni,arus kas yang berisi informasi tentang aliran arus kas masuk dan keluar selama periode akuntansi terdiri dari : a) Arus kas yang berasal dari atau digunakan untuk aktivitas operasi yaitu arus kas yang muncul akibat adanya produksi atau pengiriman barang yang akan dijual dan penyediaan jasa serta pengaruh dari transaksi dan peristiwa lainnya terhadap kas yang mempengaruhi penentuan pendapatan. b) Arus kas yang berasal dari atau digunakan untuk aktivitas investasi yaitu arus kas yang berasal dari adanya perolehan penjualan atau sebaliknya penghentian dari surat-surat berharga yang bukan merupakan ekuivalen kas dan aktiva produktif yang diharapkan bermanfaat bagi perusahaan dimasa yang akan datang dalam jangka waktu panjang serta peminjaman. c) Arus kas yang berasal dari atau digunakan untuk aktivitas pendanaan yaitu arus kas yang berasal dari adanya kegiatan peminjaman dari kreditur dan pembayaran kembali hutang tersebut serta perolehan sumber daya yang berasal dari pemilik dan pemerian imbalan atas investasi bagi pemilik. Menurut Brigham dan Houston (2001) dalam keni, laporan arus kas terbagi atas tiga katogori yaitu: 1. Aktivitas operasi yang mencakup laba bersih,penyusutan dan perubahan aktiva lancer serta kewajiban lancer selain kas dan hutang jangka pendek. 2. Aktivitas investasi yang mencakup investasi dalam atau menjual aktivaa tetap. 3. Aktivitas pendanaan yang mencakup kas yang diperoleh selama tahun berjalan dengan menerbitkan hutang jangka pendek,hutang jangka panjang,atau saham
serta pembayaran dividen atau kas yangdigunakan untuk membeli kembali saham atau obligasi yang menurunkan kas perusahaan. Ada 2 metode yang dapat digunakan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasional, yaitu : 1. Metode langsung: metode yang menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan,karena informasi tentang sumber-sumber utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh secara langsung,baik dari catatan perusahaan maupun dari penyesuaian penjualan,beban pokok penjualan dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi. 2. Metode tidak langsung : dalam pelaporan ini perusahaan harus melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan pendanaan. 2.1.4 Laba Akuntansi Menurut Brighman dan Houston (2001) dalam keni, laba akuntansi adalah laba bersih perusahaan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi. Menurut suhendah (2005) dalam keni, laba akuntansi memiliki karekteristik sebagai berikut : a) Didasarkan pada transaksi actual yang berasal dari penjualan barang dan jasa. b) Mengacu pada kinerja perusahaan selama periode tertentu. c) Didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pengukuran biaya atau expenses dalam bentuk historic cost. d) Adanya perbandingan antara pendapatan dengan biaya yang relevan.
Menurut Muhamad Syafii (2008) kelemahan dan keunggulan laba akuntansi adalah :
Keunggulan laba akuntansi adalah : 1. Laba akuntansi bermanfaat untuk membantu pengambilan keputusan ekonomi. 2. Dapat diuji kebenarannya karena didasarkan pada transaksi/fakta actual yang didukung bukti objektif. 3. Memenuhi criteria konservatisme artinya laba akuntansi tidak mengakui laba yang direalisasi,masih dipandang bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama pertanggungjawaban manajemen.
Kelemahan laba akuntansi adalah : 1. Laba akuntansi gagal mengakui kenaikan nilai aktiva yang belum direalisasi dalam suatu periode karena prinsip biaya historis dan prinsip realisasinya. 2. Laba akuntansi yang didasarkan pada biaya historis mempersulit perbandingan laporan keuangan karena adanya perbedaan metode perhitungan cost dan metode alokasinya. 3. Laba akuntansi yang didasarkan pada prinsip realisasi,biaya historis dan konservatisme dapat menghasilkan data yang menyesatkan dan tidak relevan.
2.1.5 Size Perusahaan Ukuran perusahaan (size) merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam keputusan struktur modal. Perusahaan besar memiliki kebutuhan dana yang besar untuk membiayai aktivitas perusahaan dan salah satu alternatif pemenuhan kebutuhan dana tersebut adalah dengan menggunakan hutang. Dengan kata lain, besar kecilnya ukuran suatu perusahaan secara langsung berpengaruh terhadap kebijakan struktur modal perusahaan.
Ukuran (size) perusahaan bisa diukur dengan menggunakan total aktiva,penjualan, atau modal dari perusahaan tersebut. Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran aktiva dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang kecil (Indriani (2005) dalam Nina Daniati dan suhairi (2006 )). Cooke (1992) dalam Nina Daniati dan suhairi (2006 ),meneliti pengaruh size perusahaan, status pendaftaran dan jenis industri terhadap luas pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan Jepang yang terdaftar dibursa. Size perusahaan merupakan variabel penting yang menjelaskan luas pengungkapan dalam laporan tahunan, sedangkan untuk jenis industri ditemukan
bahwa
perusahaan
manufaktur
berpengaruh
signifikan
terhadap
luas
pengungkapan dibandingkan dengan jenis industri lain. Miswanto (1999) dalam penelitiannya mengenai pengaruh ukuran perusahaan pada risiko bisnis menemukan bahwa besar kecilnya perusahaan mempengaruhi risiko bisnis. Dari penelitiannya diperoleh bukti empiris bahwa perusahaan kecil memiliki risiko dan return yang lebih tinggi dibanding perusahaan besar. 2.1.6 Harga Saham Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat tersebut. Kertonegoro (1995:99) dalam kusumawardani mendefinisikan saham sebagai bentuk modal penyertaan (equity capi tal) atau bukti posisi kepemilikan dalam suatu perusahaan.
Menurut Robbert Ang (1997) dalam kusumawardani, saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan. Nilai suatu saham berdasarkan fungsinya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu : 1. Par Value (Nilai Nominal) 2. Base Price (Harga Pasar) 3. Market Price (Harga Saham) Harga saham mencerminkan juga nilai dari suatu perusahaan. Jika perusahaan mencapai prestasi yang baik, maka saham perusahaan tersebut akan banyak diminati oleh para investor. Prestasi yang baik yang di capai perusahan dapat di lihat di dalam laporan keuangan yang di publikasikan oleh perusahaan (emiten). Emiten berkewajiban untuk mempublikasikan laporan keuangan pada periode tertentu. Laporan keuangan ini sangat berguna bagi investor untuk membantu dalam pengambilan keputusan investasi, seperti menjual, membeli, atau menanam saham. Mernurut widoatmojo (1996) dalam keni harga pasar saham adalah harga jual dari investor yang satu dengan yang lain.Harga ini disebut juga harga pasar sekunder. Menurut Sawidji Widoatmojo (1996;46) dalam kusumawardani harga saham dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu : a. Harga Nominal Harga yang tercantum dalam sertifik at saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. b. Harga Perdana Harga ini merupakan pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa efek.
c. Harga pasar
Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan inves tor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham menurut Weston&Birgham ( 1993) dalam kusumawardani adalah proyeksi laba per lembar saham saat diperoleh laba, tingkat resiko dari proyeksi laba, proporsi hutang perusahaan terhadap ekuitas, serta kebijakan pembagian deviden. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham adalah kendala eksternal seperti kegiatan perekonomian pada umu mnya, pajak & keadaan bursa saham. Secara matematis Perubahan harga saham dapat digambarkan dalam rumusan berikut ini : Perubahan harga saham (%) = Saham Harga t – Saham Harga t-1 Saham Harga t-1
Return saham merumpakan tingkat keuntungan atau pendapatan yang diperoleh dari investasi dalam instrumen investasi surat berharga saham. Return yang telah terjadi dinamakan actual return. Sedangkan rata-rata return yang diharapkan mampu dihasilkan oleh investor dimasa mendatang berdasarkan anlisis adalah expected return. Selisih atau perbedaan antara actual return dan expected return adalah abnormal return. Pengertian return (tingkat kembalian) menurut Robert Ang (1997) dalam Hardian Hariono Sinaga dan Dr. H. Sugeng Pamudji, MSi., Akthardiyono yaitu tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya. Komponen return terdiri dari 2 jenis yaitu: 1.
Current income Merupakan keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat
periode seperti pembayaran bunga deposito, bunga obligasi, dividen dan sebagainya. 2.
capital gain
Yaitu keuntungan yang diterima karena adanya selisih antara harga jual dengan harga beli saham dari suatu instrumen investasi. Capital gain sangat tergantung dari harga pasar instrumen investasi, yang berarti bahwa instrumen investasi harusdiperdagangkan di pasar. Dengan adanya perdagangan maka akan timbul perubahan nilai suatu instrumen investasi yang memberikan capital gain.Besarnya capital gain dilakukan dengan analisis return historis yang terjadipada periode sebelumnya, sehingga dapat ditentukan besarnya tingkat kembalian yang diinginkan (expected return). Expected return merupakan return (tingkat kembalian) yang diharapkan oleh investor atas suatu investasi yang akan diterima pada masa yang akan datang. Faktor yang mempengaruhi return suatu investasi meliputi faktor internal perusahaan dan faktor eksternal. Faktor internal perusahaan meliputi
kualitas
dan
reputasi
manajemen,
struktur
permodalan, struktur hutang, tingkat laba yang dicapai dan kondisi intern lainnya di dalam perusahaan.
Rumus
untuk
menghitung
estimasi
hasil
yang
diharapkan (expected
return) menurut Sunariyah (2000) dalam Hardian Hariono Sinaga,Dr. H. Sugeng Pamudji, MSi., Akt
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama peneliti/tahun
Judul penelitian
Variabel yang
Hasil penelitian
digunakan Dwi
The effect of financial
firm size,and cash
Cash flow from
Martini,Mulyono,Rahfiani ration, firm size,and
flow from operating
operating
Khairurizka
cash flow from
activities ,
activities,firm size
(2009)
operating activities in
berpengaruh positif
the stock return
terhadap stock return
Nina daniati,suhairi
Pengaruh kandungan
Pengaruh
Arus kas aktivitas
(2006)
informasi komponen
kandungan
operasi,investasi dan
laporan arus kas,laba
informasi
pendanaan, size
kotor ,size perusahaan
komponen laporan
perusahaan
terhadap expected
arus kas, size
berpengaruh positif
return saham
perusahaan terhadap terhadap expected
Muhamad Syafii ( 2007 )
expected return sah
return saham
Informasi Laba aliran
komponen aliran
Arus kas aktivitas
kas dan komponen
kas
operasi,investasi dan
aliran kas terhadap
pendanaan
harga saham pada
berpengaruh positif
perusahaan
terhadap harga saham
manufaktur di Indonesia Tjiptowati Endang Irianti
Pengaruh kandungan
Komponen arus kas, Arus kas aktivitas
(2008 )
informasi arus
laba akuntansi
operasi,investasi dan
Keni ( 2008)
kas,komponen arus
pendanaan,laba
kas,dan laba akuntansi
berpengaruh postif
terhadap harga saham
terhadap harga saham
Pengaruh komponen
Komponen arus kas
Arus kas aktivitas
arus kas dan laba
dan laba
operasi,investasi dan
akuntansi terhadap
akuntansi,harga
pendanaan,laba
harga saham
saham
berpengaruh postif
perusahaan industry
terhadap harga saham
kimia yang terdaftar di BEJ 2.3 Kerangka Konseptual Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji kembali pengaruh komponen arus kas,laba akuntansi dan ukuran perusahaan terhadap harga saham.Berdasarkan pada uraian di atas, secara skematis, kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Total Arus Kas
H1
Laba Akuntansi
H2 H3
Ukuran perusahaan
HARGA SAHAM
2.4 Pengembangan Hipotesis 2.4.1 Pengaruh Arus Kas dari Aktivitas Operasi terhadap Harga Saham Triyono dan Jogiyanto Hartono (2000) dalam oktavia menyimpulkan bahwa pemisahan arus kas ke dalam 3 komponen arus kas khususnya arus kas operasi, mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga saham.Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya, perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan,
membayar
deviden
dan
melakukan
investasi
baru
tanpa
mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Sehingga dengan adanya peningkatan arus kas dari aktivitas operasi akan memberikan sinyal positif mengenai kinerja perusahaan di masa
yang
akan
datang
kepada
investor, akibatnya investor akan membeli saham
perusahaan tersebut yang pada akhirnya akan meningkatkan harga saham. Dengan demikian Semakin tinggi arus kas dari aktivitas operasi menunjukkan bahwa perusahaan mampu beroperasi secara profitable, karena dari aktivitas operasi saja perusahaan dapat menjalankan bisnisnya dengan baik.
2.4.2 Pengaruh Arus Kas dari Aktivitas Investasi terhadap Harga Saham Arus kas dari aktivitas investasi merupakan arus kas yang mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Hal ini secara empiris telah dibuktikan oleh Miller dan Rock (1985) dalam oktavia yang mengemukakan bahwa peningkatan investasi akan berhubungan erat dengan arus kas di masa mendatang yang pada akhirnya akan meningkatkan harga saham. Hal ini karena adanya peningkatan investasi akan mampu memberikan arus kas tambahan bagi perusahaan untuk meningkatkan pendapatannya. Adanya peningkatan pendapatan ini akan menarik investor untuk membeli sahamnya di bursa,sehingga harga
saham akan meningkat dan return saham pada akhirnya akan mengalami peningkatan juga. Penelitian dari Triyono dan Jogiyanto Hartono (2000) dalam oktavia juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara arus kas dari aktivitas investasi terhadap harga saham. Demikian pula halnya dengan penelitian Zahroh Naimah (2000) oktavia yang menunjukkan hasil bahwa arus kas dari aktivitas investasi secara signifikan berpengaruh terhadap harga saham. Namun penelitian – penelitian tersebut bertolak belakang dengan hasil penelitian dari Adler Manurung (1998) dalam keni yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara arus kas dari aktivitas investasi dengan harga saham. Dengan demikian semakin meningkat arus kas dari aktivitas investasi maka menujukkan bahwa perusahaan akan mampu meningkatkan penghasilan di masa yang akan datang. 2.4.3 Pengaruh Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan terhadap Harga Saham Arus kas dari aktivitas pendanaan merupakan arus kas yang berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Adanya aktivitas-aktivitas yang meningkatkan sumber pendanaan perusahaan seperti penerbitan obligasi maupun emisi saham baru mampu meningkatkan struktur modal perusahaan. Adanya aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan pendanaannya merupakan sinyal positif bagi investor, sehingga harga saham akan terangkat naik.Berkaitan dengan pengaruh arus kas dari aktivitas pendanaan terhadap harga dan return saham, Triyono dan Jogiyanto Hartono (2000) dalam oktavia menemukan adanya hubungan yang signifikan antara arus kas pendanaan dengan harga dan return saham. Pada penelitian yang dilakukan oleh Zahroh Naimah (2000) dalam oktavia, hubungan yang signifikan juga ditemukan antara arus kas dari aktivitas pendanaan dengan harga saham.
Dengan demikian semakin meningkat arus kas dari aktivitas pendaaan maka menujukkan bahwa perusahaan akan mampu meningkatkan penghasilan di masa yang akan datang 2.4.4 Pengaruh Laba Akuntansi terhadap Harga Saham Standar Akuntansi Keuangan 2004 menyatakan bahwa laba akuntansi atau penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Laba akuntansi menunjukkan ukuran tingkat pengembalian bagi para pemegang saham dan ukuran kinerja manajemen dalam keseluruhan penilaian kinerja keuangan (Robbert Ang,1997) dalam oktavia. Jika laba akuntansi suatu perusahaan menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu, maka investor akan tertarik untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan tersebut, dengan demikian harga saham yang dimiliki oleh perusahaan akan semakin meningkat, sehingga return saham akan meningkat pula (Henry Simamora,2000) dalam oktavia. Laba akuntansi memiliki pengaruh terhadap harga saham ( Brown & Hancock,1977 ) dalam oktavia. Penelitian Jimmy Andi Saksono (2000) dalam oktavia menunjukkan adanya respon positif dari investor yang ditunjukkan dengan adanya return saham yang signifikan terhadap adanya perubahan laba yang semakin meningkat. Demikian pula halnya dengan penelitian Untung Affandi dan Siddarta Utama (1998) dalam oktavia yang menemukan adanya reaksi positif terhadap harga saham pada perubahan laba yang semakin meningkat dan negatif pada perubahan laba yang semakin menurun. Penelitian ini senada juga dengan hasil temuan dari Putu Lanang Artawijaya dan Bambang Hartadi (2000) dalam oktavia yang menyatakan adanya pengaruh yang signifikan antara perubahan laba akuntansi dengan perubahan harga saham, dengan kata lain adanya hubungan yang positif dari perubahan laba akuntansi terhadap perubahan harga saham. Akan tetapi, penelitian dari
Zahroh Naimah (2000) dalam oktavia menyatakan bahwa laba akuntansi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Dengan demikian semakin besar laba suatu perusahaan, maka kecenderungan yang ada adalah semakin tinggi harga saham . Hal ini terjadi karena laba perusahaan pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan dan meningkatkan kekayaan pemegang saham dalam bentuk naiknya harga saham. H4 : Diduga laba Akuntansi Berpengaruh Positif Terhadap Harga Saham. 2.4.5 Pengaruh
Ukuran perusahaan (Size Perusahaan ) Dengan expected Return
Saham. Size perusahaan merupakan variabel penting yang menjelaskan luas pengungkapan dalam laporan tahunan, sedangkan untuk jenis industri ditemukan bahwa perusahaan manufaktur berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan dibandingkan dengan jenis industri lain. Miswanto (1999) dalam penelitiannya mengenai pengaruh ukuran perusahaan pada risiko bisnis menemukan bahwa besar kecilnya perusahaan mempengaruhi risiko bisnis. Dari penelitiannya diperoleh bukti empiris bahwa perusahaan kecil memiliki risiko dan return yang lebih tinggi dibanding perusahaan besar.Dengan demikian semakin besar perusahaan tersebut maka semakin tinggi minat investor untuk berintestasi di perusahaan, sehingga semakin besar pula nilai expected return saham. Dan sebaliknya, semakin kecil perusahaan tersebut maka yang diperoleh perusahaan maka semakin kecil minat investor untuk berintestasi di perusahaan tersebut, sehingga semakin kecil pula nilai expected return saham. H5 : Diduga perubahan size perusahaan berpengaruh terhadap Harga saham.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan Food & Beveranges
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sektor manufaktur dipilih untuk menghindari adanya industrial effect yaitu risiko industri yang berbeda antara suatu sektor industri yang satu dengan yang lain. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan metode purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut : 1. Perusahaan Food & Beveranges sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelum 1 Januari 2008. 2. Perusahaan Food & Beveranges tidak keluar (delisting) Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode penelitian 2008–2010 3. Perusahaan Food & Beveranges Menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen dari tahun 2008-2010. 4. Perusahaan Food & Beveranges Mengalami laba bersih setelah pajak yang negatif sekurangnya dua periode laporan keuangan selama periode pengamatan tahun 2008 – 2010.
Tabel 3.1.1 Sempel No
Nama Perusahaan
1
ADES (Aksha Wira Internasional Tbk)
2
DAVO ( Davomas Abadi Tbk)
3
FAST ( Fasfood Tbk )
4
MYOR ( Mayora Indonesia Tbk)
5
MLBI (Multi Bintang Indonesia Tbk )
6
PTSP ( Pioneerindo Tbk )
7
PSDN (Prashida Aneka Niaga Tbk)
8
SKLT( Sekar Laut Tbk)
9
SMART (Smart Tbk )
10
ULTJ ( Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk)
11
INDOFOOD ( Indofood Tbk )
12
AISA ( Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk)
Sumber : bei5000.com
3.2
Data Penelitian Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan
keuangan perusahaan Food & Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008-2010 yang telah dipublikasikan dan tersedia di Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia ( PRPM ). 3.3
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain adalah dengan melakukan dokumentasi dimana penulis mencari data langsung dari catatan-catatan atau laporan keuangan yang ada pada BEI. Data sekunder yang diambil dari BEI ini terdiri dari laporan keuangan perusahaan setiap perusahaan Food & Beverages yang terdaftar dan sesuai dengan kriteria pemilihan sampel. 3.4
Teknik Analisi Data Teknik analisi data yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Uji Asumsi Klasik (Uji Normalitas, Uji Heteroskedastisitas, Uji Autokorelasi dan Uji Multikolinearitas) 2. Analisis Regresi Berganda (Uji signifiakn Parameter Individual (Uji statistik t). Uji Koefisien regresi Secara Bersama-sama (Uji F), Analisis Determinasi (R2)) Dengan menggunakan program SPSS versi 16 (Statistical Package for the Social
Science). 3.4.1 Uji Asumsi Klasik 3.4.1.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel bebas dan variabel terikat keduanya memiliki distribusi normal atau tidak ( Ghozali, 2005:110).
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah variabel indpenden yaitu komponen arus kas,laba akuntansi dan ukuran perusahaanterhadap variabel dependen yaitu Harga Saham, keduanya didistribusikan normal atau tidak. Sedangkan dasar pengambilan keputusan dalam deteksi normalitas menurut Ghozali (2006) adalah : x
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
x
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas
3.4.1.2 Uji Heterokedastisitas Menurut Ghazali (2006) uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap
maka
disebut
homokedastisitas.
Dan
jika
varians
berbeda
disebut
heterokedastisitas.model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Deteksi dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot, dimana sumbu X dan sumbu Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya). Dasar pengambilan keputusan:
1.
Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang tertur
(bergelombang,
melebar,
kemudian
menyempit),
maka
telah
terjadi
heterokedastisistas. 2.
Jika tidak ada pola yang yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka terjadi heterokedastisitas. 3.4.1.3 Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Multikolinearitas dapat juga diliaht dari : 1. Nilai Tolerance dan lawannya 2. variance inlation independen
factor (VIF) kedua ukuran yang menujukan setiap variabel
manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam
pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabelitas variabel independen yang terpilih tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai Tolerance yang terendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/ Tolerance).
Nilai cutoof
yang umum nya dipakai untuk menujukan adanya
Multikolinearitas adalah nilai Tolerance <0.10 atau sama dengan nilai VIF>10. 3.4.1.4 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Prasyarat yang harus
terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin- Watson (uji DW).
3.4.2 Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor predictor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2. (Sugiyono, 2005:206) Adapun persamaan regresi berganda dapat dirumuskan sebagai berikut: Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε Dimana : Y = variabel dependen (harga saham) a = titik potong dengan sumbu pada saat X = 0 β = kemiringan dari garis regresi (kenaikan atau penurunan Y untuk setiap perubahan satu –satuan X) X1 = perubahan Arus kas operasional X2 = perubahan Arus kas investasi X3 = perubahan Arus kas pendanaan X4= Perubahan Ukuran perusahaan ε = kesalahan acak
3.4.2.1 Analisis Determinasi (R2) Untuk mengetahui pengaruh perubahan dari variabel X terhadap variabel Y, maka digunakan koefisien determinasi yaitu suatu bilangan yang merupakan bentuk kuadrat dari koefisien korelasi, dengan rumus sebagai berikut : KD = r2 x 100 % Sebelum nilai r2 digunkan untuk membuat kesimpulan, terlebih dahulu harus diuji apakah nilai terletak dalam daerah penerimaan Ho atau penolakan Ho.
3.4.2.2 Uji signifiakn Parameter Individual (Uji statistik t) Uji t (t-test) dilakukan untuk menghitung dan membuktikan apakah koefisien korelasi secara statistik signifikan atau tidak. Menurut Ghazali (2005), uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independent secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Adapun t hitung dapat dicari dengan rumus :
t hitung
=
r n2 1 r2
Kemudian hasilnya dibandingkan dengan ttabel. Dengan taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dimana ttabel = t1- α/2 (n- - 2). Sugiyono (2005), dalam pengujian hipotesis yang menggunakan uji dua fihak ini berlaku ketentuan, bahwa bila harga t hitung, berada pada daerah penerimaan Ho atau terletak diantara harga tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Harga t hitung adalah harga mutlak, jadi tidak dilihat ( + ) atau ( - ) nya.
Jika t
hitung
>t
tabel
maka Ho ditolak dan Ha diterima, ini berarti secara parsial variabel
independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Jika t
hitung
tabel
maka Ho diterima dan Ha ditolak, ini berarti secara parsial tidak ada
pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variable dependen.
3.4.2.3 Uji Koefisien regresi Secara Bersama-sama (Uji F) Uji
F statistik digunakan untuk menguji apakah semua variabel independent
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen nilai F hitung dicari dengan rumus :
F hitung =
R2 / k 1 R 2 / n k 1
Dimana : R = koefisien regresi ganda k = jumlah variabel independent n = jumlah anggota sampel Kemudian hasilnya akan dibandingkan dengan Ftabel
dengan didasarkan pada dk
pembilang = k dan dk penyebut = (n-k-1) dan Tingkat signifikan (D) adalah besar kecilnya risiko pada waktu membuat kekeliruan. Tingkat signifikan yang dipakai adalah 0,05 karena dinilai cukup kuat untuk mewakili hubungan antara variable-variabel diatas. 1. Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak 2. Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima
a. Analisis Determinasi (R2) Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel Independen 1. Arus kas operasional (X1) Arus kas operasional adalah Aktivitas operasi adalah arus kas yang dihasilkan dari aktivitas perusahaan yang merupakan aktivitas rutin dalam operasinya setiap tahun untuk memperoleh pendapatan. aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue activities) dan aktivitas lain yang bukan
merupakan aktivitas
investasi dan pendanaan, umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih, dan merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar.r Rumus : CFO = CFO Masuk – CFO Keluar 2. Arus kas investasi ( X2 ) Arus kas investasi adalah aktivitas yang menyangkut perolehan atau pelepasan aktiva jangka panjang (aktiva tidak lancar) serta investasi lain yang tidak termasuk dalam setara kas, mencakup aktivitas meminjamkan uang dan mengumpulkan piutang tersebut serta memperoleh dan menjual investasi dan aktiva jangka panjang produktif. Rumus: CFI = CFI Masuk – CFI Keluar
3. Arus kas pendanaan ( X4 ) Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi ekuitas dan pinjaman perusahaan. Arus kas pendanaan berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Rumus : CFP =CFP masuk- CFP keluar 4.
Laba Akuntansi ( X4 ) Menurut Brighman dan Houston (2001) dalam keni, laba akuntansi adalah laba bersih perusahaan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi. Dapat dirumuskan sebagai berikut : EAT = Earning –Tax
5. Ukuran perusahaan / Size perusahaan ( X5 ) Ukuran perusahaan adalah ukuran yang menunjukkan besar kecilnya kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan. Variable dependen 1. Harga Saham Mernurut widoatmojo (1996) dalam keni harga pasar saham adalah harga jual dari investor yang satu dengan yang lain.Harga ini disebut juga harga pasar sekunder. Dapat dirumuskan sebagai berikut : Perubahan harga saham (%) = Saham Harga t – Saham Harga t-1 Saham Harga t-1
Tabel 3.5 Operasionalisasi Variabel Independent Variabel
Definisi Variabel
Parameter
Skala
Arus kas operasional
Menurut Naimah (2000) dalam CFO = CFO Masuk Rasio
(X1)
keni , arus kas operasional adalah – CFO Keluar arus kas yang muncul akibat adanya produksi atau pengiriman barang yang akan dijual dan penyediaan jasa serta pengaruh dari
transaksi
lainnya
dan
terhadap
mempengaruhi
peristiwa k as
yang
penentuan
pendapatan. Arus kas investasi ( X2 )
Menurut Naimah (2000) dalam CFI = CFI Masuk – keni,arus kas investasi adalah CFI Keluar arus kas yang berasal dari adanya perolehan
penjualan
atau
sebaliknya
penghentian
dari
surat-surat berharga yang bukan merupakan ekuivalen kas dan aktiva produktif yang diharapkan bermanfaat
bagi
perusahaan
dimasa yang akan datang dalam jangka
waktu
panjang
serta
Rasio
peminjaman Arus kas pendanaan ( X3
Menurut Naimah (2000) dalam CFP =CFP masuk-
)
keni,aktivitas pendanaan adalah CFP keluar
Rasio
arus kas yang berasal dari adanya kegiatan
peminjaman
dari
kreditur dan pembayaran kembali hutang tersebut serta perolehan sumber daya yang berasal dari pemilik dan pemerian imbalan atas investasi bagi pemilik.
Laba akuntansi (X4 )
Menurut Brighman dan Houston EAT = Earning –
Rasio
(2001) dalam keni, laba akuntansi Tax adalah laba bersih perusahaan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi. Ukuran perusahaan / Size
Ukuran perusahaan adalah ukuran Total aktiva +
perusahaan ( X5 )
yang menunjukkan besar kecilnya penjualan kekayaan
yang
dimiliki
Rasio
oleh
perusahaan. Harga saham ( Y )
Mernurut dalam
widoatmojo
keni
harga
(1996) Saham
jual
dari Saham
Harga t – Rasio Harga
t-
investor yang satu dengan yang 1)/Saham Harga t-1 lain.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1
Hasil Penelitian Penelitian yang akan dilakukan mengenai Pengaruh Total Arus Kas,Laba
Akuntansi,dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008-2010. Perusahaan food & berveranges merupakan kelompok perusahaan manufaktur yang go publik yang menarik untuk dijadikan obyek dalam penelitian ini karena mengalami peningkatan pada semester pertama tahun 2010 di antara perusahan-perusahan manufaktur lainnya. Perusahan food & berveranges Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008-2010 sebanyak 12 perusahaan. Perusahaan yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah : Tabel 4.1 Sempel No
Nama Perusahaan
1
ADES (Aksha Wira Internasional Tbk)
2
DAVO ( Davomas Abadi Tbk)
3
FAST ( Fasfood Tbk )
4
MYOR ( Mayora Indonesia Tbk)
5
MLBI (Multi Bintang Indonesia Tbk )
6
PTSP ( Pioneerindo Tbk )
7
PSDN (Prashida Aneka Niaga Tbk)
8
SKLT( Sekar Laut Tbk)
9
SMART (Smart Tbk )
10
ULTJ ( Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk)
11
INDOFOOD ( Indofood Tbk )
12
AISA ( Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk)
Sumber data yang diolah dalam penulisan skripsi ini diperoleh dari financial report dan Annua reportl perusahaan Food & Berveranges. Data-data yang tersedia di situs http://www.bei5000.com dan juga data-data yang tersedia di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sumber-sumber tersebut antara lain laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, dan catatan atas laporan keuangan tahun 2008 sampai dengan 2010. 4.1.1 Harga Saham pada Perusahan Food & beveranges Harga saham adalah harga yang terbentuk di pasar modal ditentukan oleh beberapa faktor seperti laba per lembar saham atau earning per share, rasio laba terhadap harga perlembar saham atau price earning ratio, tingkat bunga bebas resiko yang diukur dari tingkat bunga deposito pemerintah dan tingkat kepastian operasi perusahaan Secara matematis Perubahan harga saham dapat digambarkan dalam rumusan berikut ini :
Perubahan harga saham (%) = Harga Saham t – Harga Saham t-1 Harga Saham t-1
Informasi mengenai jumlah harga saham pada Perusahan Food & Beveranges yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008-2010 dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini :
Tabel 4.2 Daftar Harga Saham pada Perusahan Otomotif
No.
Nama Emiten
1
ADES
2
DAVO
3
FAST
4
MYOR
5
MLBI
6
PTSP
7
PSDN
8
SKLT
9
AISA
Harga Saham ( Dalam Rp )
Rata-rata
2008
2009
2010
225,00
640,00
1.010,00
625,00
58,00
50,00
74,00
60,67
3.000,00
4.550,00
7.600,00
5.050,00
1.14O,OO
4.500,00
10.750,00
5.083,33
49.500,00
150.100,00
274.950,00
158.183,33
360,00
280,00
235,00
291,67
120,00
148,00
80,00
116,00
90,00
150,00
140,00
126,67
10
SMART
11
ULTJ
12
INDOFOOD
425,00
360,00
780,00
521,67
1.700,00
2.550,00
5.000,00
3.083,33
800,00
560,00
1.210,00
856,67
930,00
3.550,00
4.875,00
3.118,33
Rata-rata
8.855,83
Sumber : Data Olahan Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa perusahaan yang memiliki jumlah Harga Saham terbesar pada tahun 2008 adalah MLBI ( Multi Bintang Indonesia Tbk ) dengan jumlah Harga Saham sebesar Rp. 49.500,00 sedangkan perusahaan yang memiliki jumlah Harga Saham terendah adalah DAVO ( Davomas Abadi Tbk )dengan jumlah Harga Saham Rp. 58,00. Pada tahun 2009 perusahaan yang memiliki jumlah Harga Saham terbesar masih dimiliki oleh MLBI ( Multi Bintang Indonesia Tbk ) dengan jumlah Harga Saham sebesar Rp 150.100,00. sedangkan perusahaan yang memiliki jumlah Harga Saham terendah masih dimiliki oleh DAVO ( Davomas Abadi Tbk )dengan jumlah Harga Saham Rp50,00. Dan pada tahun 2010 perusahaan yang memiliki jumlah Harga Saham terbesar masih dimiliki oleh MLBI ( Multi Bintang Indonesia Tbk ) dengan jumlah Harga Saham sebesar Rp. 274.950,00, sedangkan perusahaan yang memiliki jumlah Harga Saham terendah masih dimiliki oleh DAVO ( Davomas Abadi Tbk )dengan jumlah Harga Saham Rp. 74,00. Jika dilihat dari jumlah ratarata harga saham selama tiga tahun yaitu antara tahun 2008-2010, perusahaan yang memiliki jumlah harga saham terbesar adalah MLBI ( Multi Bintang Indonesia Tbk ) sebesar
158.183,33, Sedangkan dengan jumlah harga saham terendah adalah DAVO ( Davomas Abadi Tbk ) sebesar Rp. 60,67. Dari tabel 4.2 juga dapat diketahui bahwa harga saham ratarata dari 12 perusahaan Food & beveranges selama 3 tahun adalah Rp. 8.855,83 . 4.1.2 Total Arus Kas pada Perusahan Tabel 4.3 Daftar Total Arus Kas pada Perusahan Food & beveranges No.
total arus kas
Nama Emiten
1
ADES
2
DAVO
3
FAST
4
MYOR
5
MLBI
6
PTSP
7
PSDN
8
SKLT
9
AISA
2008
29.311,00
2009
38.471,00
2010
15.670,00
Rata-rata
27.817,33
290.241.830.557,00 587.390.173.578,00 297.594.461.978,00 391.742.155.371,00
587.390.173.578,00
374.432.253,00
374.207.101,00 196.046.270.977,33
316.330.699.463,00 321.582.619.407,00 472.105.631.514,00 370.006.316.794,67
276.849,00
337.162,00
206.585,00
273.532,00
7.866.531.602,00
7.244.688.092,00
10.323.103.804,00
8.478.107.832,67
62.566.677.538,00
56.335.929.299,00
56.335.929.299,00
58.412.845.378,67
12.851.579.724,00
10.024.556.977,00
5.216.964.071,00
9.364.366.924,00
10
SMART
11
ULTJ
12
20.278.782.484,00
21.522.727.933,00
480.277.284.158,00
497.577,00
15.427.089.579,00
19.076.199.998,67
292.971,00 160.092.691.568,67
162.869.889.775,00 214.879.968.612,00 383.120.307.358,00 253.623.388.581,67
INDOFOOD
4.271.208,00 Rata-rata
4.474.830,00
10.328.991,00
6.358.343,00
73.342.450.155,98
Sumber : Data Olahan Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa perusahaan yang memiliki jumlah Total Arus Kas terbesar pada tahun 2008 adalah FAST ( Fasfood ) dengan jumlah total arus kas sebesar Rp. 587.390.173.578,00, sedangkan perusahaan yang memiliki jumlah terendah total arus kas adalah ADES (Akasha Wira Internassional Tbk) dengan jumlah total arus kas Rp. 29.311,00 Pada tahun 2009 perusahaan yang memiliki jumlah total arus kas terbesar dimiliki oleh DAVO ( Davomas Abadi Tbk ) dengan jumlah sebesar Rp. 587.390.173.578,00, sedangkan perusahaan yang memiliki jumlah total arus kas terendah adalah ADES (Akasha Wira Internassional Tbk) dengan jumlah Rp. 38.471,00. Dan pada tahun 2010 perusahaan yang memiliki jumlah total arus kas terbesar adalah MYOR (Mayora Indonesia Tbk ) dengan jumlah total arus kas 472.105.631.514,00,sedangkan perusahaan yang memiliki jumlah total arus kas terendah masih dimiliki oleh ADES (Akasha Wira Internassional Tbk) dengan jumlah total arus kas Rp. 15.670,00. Jika dilihat dari jumlah rata-rata total arus kas selama tiga tahun yaitu antara tahun 2008-2010, perusahaan yang memiliki jumlah total arus kas terbesar adalah DAVO ( Davomas Abadi Tbk ) sebesar Rp.391.742.155.371,00,Sedangkan dengan jumlah total arus kas terendah adalah ADES (Akasha Wira Internassional Tbk)
sebesar Rp.27.817,33. Dari tabel 4.3 juga dapat diketahui bahwa total arus kas rata-rata dari 12 perusahaan food & beveranges selama 3 tahun adalah Rp.73.342.450.156 . 4.1.3 Laba Akuntansi pada Perusahan laba akuntansi atau penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Laba akuntansi menunjukkan ukuran tingkat pengembalian bagi para pemegang saham dan ukuran kinerja manajemen dalam keseluruhan penilaian kinerja keuangan. EAT = Earning –Tax
Tabel 4.4 Daftar Laba Akuntansi ( LAK )pada Perusahan Food & Beveranges No.
Laba Akuntansi
Nama Emiten
2008
2009
-15.208,00
16.321,00
Rata-rata 2010
1
ADES
2
DAVO
3
FAST
4
MYOR
5
MLBI
222.307,00
340.458,00
442.926,00
335.230,33
6
PTSP
4.287.122.917,00
10.948.539.057,00
15.766.633.385,00
10.334.098.453,00
7
PSDN
9.448.209.908,00
32.449.818.159,00
12.919.024.633,00
18.272.350.900,00
8
SKLT
4.271.023.656,00
12.802.527.979,00
4.833.531.934,00
7.302.361.189,67
9
AISA
28.686.156.655,00
37.766.775.452,00
75.857.173.515,00
47.436.701.874,00
10
SMART
1.046.389.267.147,00
63.313,00
1.246.922,00
348.796.859.127,33
11
ULTJ
61.152.852.190,00 107.123.243.835,00
157.329.199.076,33
12
INDOFOOD
-510.651.648.318,00 226.748.939.904,00 125.267.988,00
10.924,00
-26.485.837.675,00 -254.628.808.632,33 199.597.177,00
168.953.916,33
196.230.049.693,00 372.157.912.334,00 484.086.202.515,00
350.824.721.514,00
303.711.501.204,00
181.996.584,00
31.659,00
1.034.389,00 Rata-rata
2.075.861,00
2.075.861,00
1.728.703,67 34.291.925.613,82
Sumber : Data Olahan Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa perusahaan yang memiliki jumlah LAK terbesar pada tahun 2008 adalah SMART dengan LAK jumlah sebesar Rp. 1.046.389.267.147,00, sedangkan perusahaan yang memiliki jumlah LAK terendah adalah DAVO ( Davomas Abadi Tbk dengan jumlah LAK Rp.-510.651.648.318,00. Pada tahun 2009 perusahaan yang memiliki jumlah LAK terbesar adalah MYOR ( Mayora Indonesia Tbk )dengan jumlah LAK sebesar Rp. 372.157.912.334,00, sedangkan perusahaan yang memiliki jumlah LAK terendah masih dimiliki oleh DAVO ( Davomas Abadi Tbk )dengan jumlah LAK Rp.-
226.748.939.904,00. Dan pada tahun 2010 perusahaan yang memiliki jumlah LAK terbesar masih dimiliki oleh MYOR ( Mayora Indonesia Tbk ) dengan jumlah LAK Rp. 484.086.202.515,00, sedangkan perusahaan yang memiliki jumlah LAK terendah masih dimiliki oleh DAVO ( Davomas Abadi Tbk )dengan jumlah LAK Rp. -26.485.837.675. Jika dilihat dari jumlah rata-rata LAK selama tiga tahun yaitu antara tahun 2008-2010, perusahaan yang memiliki jumlah LAK terbesar adalah MYOR ( Mayora Indonesia Tbk ) sebesar Rp.350.824.721.514,00, Sedangkan dengan jumlah LAK terendah adalah DAVO ( Davomas Abadi Tbk ) sebesar Rp.-245.800.196.074,00. Dari tabel 4.4 juga dapat diketahui bahwa LAK rata-rata dari 12 perusahaan food & beveranges selama 3 tahun adalah Rp. 34.479.427.498. 4.1.4 Ukuran Perusahaan pada Perusahan Food & Berveranges Size perusahaan merupakan variabel penting yang menjelaskan luas pengungkapan dalam laporan tahunan, sedangkan untuk jenis industri ditemukan bahwa perusahaan manufaktur berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan dibandingkan dengan jenis industri lain.Pengaruh ukuran perusahaan pada risiko bisnis menemukan bahwa besar kecilnya perusahaan mempengaruhi risiko bisnis. Ukuran Perusahaan = Total aktiva + penjualan
Tabel 4.5 Daftar Ukuran Perusahaan ( UKP )pada Perusahan Food & beveranges
No.
Ukuran Perusahaan
Nama Emiten
2008
2009
Rata-rata
1
ADES
185.015,00
2
DAVO
3.620.074.234.697,00
3
FAST
784.758.815,00
4
MYOR
29.222.998.415.036,00
5
MLBI
941.389,00
993.465,00
1.137.082,00
1.023.978,67
6
PTSP
81.755.257.118,00
90,667,258,170
109.008.910.124,00
63.588.055.747,33
7
PSDN
286.965.007.378,00
353.628.509.667,00
353.628.509.667,00
331.407.342.237,33
8
SKLT
201.003.449.401,00
196.186.028.659,00
199.375.442.469,00
198.854.973.509,67
9
AISA
1.016.957.755.151,00
1.568.829.044.876,00 1.936.949.441.138,00
1.507.578.747.055,00
10
SMART
10.025.915.920.087,00 10.210.594.909.953,00 1.936.949.441.138,00
7.391.153.423.726,00
11
ULTJ
12
INDOFOOD
1.740.646.379.006,00
178.287,00
2010 324.493,00
229.265,00
2.806.017.091.339,00 2.857.204.618.547,00
3.094.431.981.527,67
1.041.408.834,00
1.236.043.044,00
1.020.736.897,67
3.246.498.515.952,00 4.399.191.135.535,00 12.289.562.688.841,00
1.732.701.994.634,00 2.006.595.762.260,00
39.591.309,00 Rata-rata
40.382.953,00
1.826.648.045.300,00
47.275.955,00
42.416.739,00
1.335.214.483.241,22
Sumber : Data olahan Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa perusahaan yang memiliki jumlah UKP terbesar pada tahun 2008 adalah MYOR ( Mayora Indonesia Tbk ) dengan jumlah UKP sebesar Rp.29.222.998.415.036,00, sedangkan perusahaan yang memiliki jumlah UKP terendah adalah ADES ( Akasha Wira International Tbk ) dengan jumlah UKP Rp. 185.015,00. Pada tahun 2009 perusahaan yang memiliki jumlah UKP terbesar adalah SMART dengan jumlah UKP sebesar Rp. 10.210.594.909.953,00, sedangkan perusahaan yang memiliki jumlah UKP
terendah adalah ADES ( Akasha Wira International Tbk )
dengan jumlah UKP Rp.
178.287,00 Dan pada tahun 2010 perusahaan yang memiliki jumlah UKP terbesar dimiliki oleh MYOR ( Mayora Indonesia Tbk ) dengan jumlah UKP Rp. 4.399.191.135.535,00, sedangkan perusahaan yang memiliki jumlah UKP terendah masih dimiliki oleh ADES ( Akasha Wira International Tbk ) dengan jumlah UKP Rp. 324.493,00. Jika dilihat dari jumlah rata-rata UKP selama tiga tahun yaitu antara tahun 2008-2010, perusahaan yang memiliki jumlah UKP terbesar adalah MYOR ( Mayora Indonesia Tbk ) sebesar Rp.12.289.562.688.841,00, Sedangkan dengan jumlah UKP terendah adalah ADES (Akasha Wira Internasional Tbk ) sebesar Rp.229.265,00. Dari tabel 4.4 juga dapat diketahui bahwa UKP rata-rata dari 12 perusahaan food & beveranges selama 3 tahun adalah Rp. 1.301.569.612.864. 4.1.5 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Statistik deskriptif dalam penelitian dilakukan guna mencari nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi dari Harga Saham Total Arus Kas,Laba Akuntansi,dan Ukuran Perusahaan dari tahun 2008-2010. Tabel 4.6
Descriptive Statistics Std. Mean Ln_harga_saham Ln_ukuran_perusahaa n Ln_total_arus_kas
Deviation
N
7.2188
2.05406
30
23.5612
5.97786
30
20.9786
5.69235
30
Descriptive Statistics Std. Mean Ln_harga_saham
Deviation
N
7.2188
2.05406
30
23.5612
5.97786
30
Ln_total_arus_kas
20.9786
5.69235
30
Ln_laba_akuntansi
20.8807
5.59574
30
Ln_ukuran_perusahaa n
Statistik deskriptif untuk tahun 2008-2010 dari jumlah harga saham 12. Harga saham mempunyai nilai rata-rata (mean) 7.2188 sedangkan standar deviasinya 2.05406 Nilai minimum Harga saham 1,39 dan nilai maksimum 11,21 Statistik untuk variabel independen terdiri dari: a) Total Arus Kas memiliki nilai mean 20.9786 dan standar deviasinya 5.69235. Nilai minimum 23,40 dan maksimum 23,40 b) Laba Akuntansi memiliki nilai mean 20.8807 dan standar deviasinya 5.59574 Nilai minimum 0,22 dan maksimumnya 6,20 c) Ukuran Peerusahaan memiliki nilai mean 23.5612 dan standar deviasinya 5.97786 Nilai minimum 0,05 dan maksimum 0,80. 4.1.6 Uji Asumsi Klasik 4.1.6.1 Uji Normalitas Pengujian normalitas bertujuan untuk melihat apakah variabel independen Total Arus Kas,Laba Akuntansi,dan Ukuran Perusahaan serta variabel dependen (Harga Saham) terdistribusi secara normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data digunakan normal probability plot, yaitu deteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal
dari grafik, juga bisa menggunakan uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan syarat tingkat signifikansinya diatas >5%. Ghozali (2005) Pengujian hipotesis dalam peneltian ini dilakukan dengan terlebih dahulu menguji normalitas data dengan menggunakan menyatakan bahwa pendekatan grafik Normal P-P of regression standardized residual dapat digunakan untuk menguji normalitas data. Jika data menyebar disekitar garis diagonal pada grafik Normal P-P of regression standardized residual dan mengikuti arah garis diagonal tersebut, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, tetapi jika sebaliknya data menyebar jauh berarti tidak memenuhi asumsi normalitas tersebut. Grafik Normal P-P of regression standardized residual dan uji statistic non-parimatik adalah sebagai berikut ini.
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Hasil uji normalitas data dengan menggunakan pendekatan grafik Normal P-P of regression standardized residual menunjukkan bahwa data tersebar disekitar garis diagonal pada grafik
Normal P-P of regression standardized residual dan mengikuti arah garis diagonal tersebut meskipun tidak sempurna. Dengan hasil uji ini menunjukkan bahwa data telah berdistribusi normal. Tabel 4.7 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardize d Residual N Normal Parametersa
30 Mean Std. Deviation
.0000000 1.42732931
Most Extreme
Absolute
.106
Differences
Positive
.082
Negative
-.106
Kolmogorov-Smirnov Z
.582
Asymp. Sig. (2-tailed)
.887
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Data diolah melalui SPSS 16, 2012. Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.7 di atas yaitu dengan uji statistik nonparametik Kolmogorov-Smirnov (K-S), nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,887 dan tidak signifikan pada 0,05 ( karena 0,887 >0,05). Hal ini sesuai dengan kaidah pengujian. Jadi kita tidak dapat menolak Ho yang mengatakan bahwa residual terdistribusi secara normal atau dengan kata lain residual berdistribusi normal. Kesimpulannya bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
4.1.6.2 Uji Multikolinearitas Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui korelasi antar variable independen. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terdapat korelasi antara variabel independen atau korelasi antar variabel independennya rendah. Multikolinearitas terjadi apabila variabel dependen satu sama lain atau dengan kata lain variabel independen berkorelasi dengan variabel independen lain. Hasil pengujian asumsi multikolinearitas dapat dilihat berdasarkan nilai variance inflation factor (VIF), Untuk melihat ada atau tidaknya multikoleniaritas didasarkan pada tolerance value dan The Variance Inflation Factor (VIF). Batas tolerance value adalah 0,10 dan VIF adalah 10. Jadi, apabila hasil analisa menunjukkan tolerance value diatas nilai 0,10 dan VIF dibawah nilai 10 maka tidak tejadi multikoleniaritas (Ghozali, 2005 dan Tolerance berikut ini. Tabel 4.8 Hasil Pengujian Multikoliniearitas Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constant) Ln_ukuran_perusahaan
.021
48.476
Ln_total_arus_kas
.291
3.434
Ln_laba_akuntansi
.021
48.397
a. Dependent Variable: res Sumber ; Data diolah melalui spss 16, 2012 Tabel 4.8 menunjukkan hasil analisis uji multikolinearitas. Dari hasil tersebut diketahui bahwa model regresi tidak terjadi gejala multikolinearitas, karena terdapat semua
variabel sesuai dengan syarat yang ditentukan yaitu memiliki nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10. 4.1.6.3 Uji Heterokedasisiktas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dan residual satu pengamatan kepengamatan yang lain (Imam Ghozali, 2005) Alat untuk menguji heterokedastisitas adalah dengan menggunakan analisis residual berupa grafik. Analisisnya dengan cara menggambar scatter plot (diagram pencar) menggunakan nilai studentized residual dan standardized predicted value. Analisis lainnya bisa menggunakan Uji Glejser yaitu dengan ketentuan nilai signifikansinya diatas >5%. Analisis pada scatter plot yang menyatakan terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas adalah: x Jika ada pola tertentu seperti titik-titik (poin-poin) yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang,
melebar,
kemudian
menyempit)
maka
telah
terjadi
heteroskedastisitas. x Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005) Gambar 4.2 di bawah ini menunjukkan hasil uji heteroskedastisitas. Gambar 4.3 Uji Heteroskeastisitas
Sumber: Data diolah melalui spss 16, 2012
Berdasarkan gambar 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa semua titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak ada pola yang jelas, hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi penelitian ini. Analisis lainnya bisa menggunakan Uji Glejser yaitu dengan ketentuan nilai signifikansinya diatas >5%. Dalam penelitian ini menggunakan Uji Glejser.
Tabel 4.9 Uji Glejser Coefficientsa
Standardize
Model 1
Unstandardized
d
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
Std. Error
1.431
.697
-.021
.189
Ln_total_arus_kas
.021
Ln_laba_akuntansi
-.011
Ln_ukuran_perusah aan
Beta
t
Sig.
2.052
.050
-.154
-.114
.911
.053
.146
.405
.689
.201
-.075
-.056
.956
a. Dependent Variable: res
Dari hasil Uji Glejser diperoleh nilai signifikasi dari ukuran perusahaan yaitu 0,911 , Total arus kas 0,689,Laba akuntansi 0,956. Apabila tingkat ukuran perusahaan,total arus kas,laba akuntansi< 0,05, maka dapat dikatakan mengandung heteroskesdastisitas, jadi dapat disimpulkan bahwa data residual tidak terjadi heteroskesdastisitas karena mempunyai nilai signifikansinya >0,05. 4.1.6.4 Uji Autokorelasi Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin-Watson (DW Test). Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t sebelumnya. Cara pengujian ini diawali dengan penentuan hipotesis pengujian, yaitu sebagai berikut (Ghazali, 2005). Asumsi autokorelasi diuji dengan
menggunakan uji statistik Durbin-Watson (DW). Hasil uji statistik Durbin-Watson (DW) dapat dilihat pada tabel 4.6
Tabel 4.10 Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model 1
R .719a
R Square
Adjusted R
Std. Error of
Durbin-
Square
the Estimate
Watson
.517
.461
1.50743
1.567
b. Dependent Variable: Ln_harga_saham Sumber: Data diolah melalui SPSS 16, 2012
Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai du
nilai dari 4-dU adalah 2.146. Maka
(1,236<1,567<2.146) Hal ini menunjukkan bahwa persamaan model regresi penelitian ini tidak terjadi autokorelasi positif maupun negatif. Dari hasil pengujian terhadap asumsi klasik yang dilakukan di atas, semua hasil menunjukkan bahwa tidak ada satu pun asumsi klasik yang terdapat pada sampel penelitian. Sehingga sampel penelitian dapat dikatakan bebas dari asumsi klasik, maka syarat uji regresi telah dapat terpenuhi. 4.1.7 Pengujian Hipotesis 4.1.7.1 Metode Regresi Linear Berganda
Metode regresi linier berganda merupakan metode yang digunakan utuk menguji pengaruh dua atu lebih variabel dependen dengan skala rasio dalam suatu persamaan linier. (Ghozali, 2005). Berdasarkan tabel 4.11 di bawah ini dapat dilihat nilai konstanta dan nilai koefisien untuk setiap variabel.
Tabel 4.11 Koefisien Persamaan Regresi Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Coefficients
Std. Error
Beta
(Constant)
12.871
1.205
Ln_ukuran_perusahaan
-1.235
.326
-3.593
Ln_total_arus_kas
-.092
.091
-.254
Ln_laba_akuntansi
1.214
.348
3.308
a. Dependent Variable: Ln_harga_saham Sumber: Data sekunder diolah melalui SPSS 16, 2012 Nilai konstanta untuk persamaan regresi pada kolom unstandardized coefficients yaitu sebesar
12,871.
Nilai
tersebut
menunjukkan
apabila
keseluruhan
nilai
Ukuran
Perusahaan,Total Arus Kas,dan Laba Akuntansi bernilai 0, maka nilai perubahan Harga Saham akan sebesar nilai konstantanya yaitu sebesar 12,871. Dari tabel 4.9 di atas maka terbentuk persamaan regresi sebagai berikut:
Dimana :
Y = 12,871-0,092X1+1,214X2-1,235X3+1,205𝜀
Y
= Harga Saham
X1
= Total Arus Kas (TAK)
X2
= Laba Akuntansi(LAK)
X3
= Ukuran Perusahaan (UKP)
𝜀
= Variabel pengganggu / error
Koefisien regresi untuk (β1) sebesar- 0,092 dan bertandanegatif, hal ini berarti bahwa
setiap perubahan satu satuan pada Total Arus Kas (TAK) dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka Harga Saham akan mengalami perubahan sebesar - 0,092 dengan arah yang berbeda. Koefisien regresi untuk (β2) sebesar 1,214 dan bertanda positif, hal ini berarti bahwa setiap perubahan satu satuan Laba Akuntansi (LAK) pada dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka Harga Saham akan mengalami perubahan sebesar 1,214 dengan arah yang sama. Koefisien regresi untuk (β3) sebesar -1,235 dan bertanda negatif, hal ini berarti bahwa setiap perubahan satu satuan pada Ukuran Perusahaan (UKP) dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka Harga Saham akan mengalami perubahan sebesar -1,235 dengan arah yang berbeda. 4.1.7.2 Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi digunakan untuk melihat atau menerangkan seberapa besar prosentase varians dalam variabel independen dapat menjelaskan variasi variabel dependen. Semakin besar variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel
independen, begitupun sebaliknya. Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini. Tabel 4.12 Koefisien Determinasi Model Summaryb
Model 1
R
R Square
.719a
Adjusted R
Std. Error of
Durbin-
Square
the Estimate
Watson
.517
.461
1.50743
1.567
b. Dependent Variable: Ln_harga_saham
Dari hasil estimasi diperoleh nilai koefisien determinasi (dalam bentuk adjusted R square) sebesar 0,461 atau 46,1 %. Artinya, 46,1%. dari Harga saham perusahaan dapat dijelaskan olehTotal Arus Kas (TAK),Laba Akuntansi(LAK),Ukuran Perusahaan (UKP), sedangkan sisanya 50% dijelaskan oleh faktor lain di luar model penelitian.
4.1.7.3 Uji Statistik F Uji statistik F digunakan untuk mengetahui kebaikan model atau goodness of fit pada persamaan regresi dalam penelitian ini. Berikut hasil uji F :
Tabel 4.13 Uji Statistik F ANOVAb Sum of Model 1
Squares
df
Mean Square
Regression
63.275
3
21.092
Residual
59.081
26
2.272
122.356
29
Total
F 9.282
Sig. .000a
Sumber:
a. Predictors: (Constant), Ln_laba_akuntansi, Ln_arus_kas,
Data
Ln_ukuran_perusahaan
diolah
b. Dependent Variable: Ln_harga_saham
melalui spss 16,
2012 Berdasarkan tabel 4.13 di atas dapat dilihat bahwa nilai Fhitung adalah sebesar 9,282 dan Ftable 2,88 dan nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05, maka berdasarkan Maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi Harga Saham atau dapat dikatakan bahwa Total Arus Kas (TAK),Laba Akuntansi (LAK),dan Ukuran Perusahaan (UKP), secara bersama-sama berpengaruh terhadap Harga Saham. 4.1.7.4 Uji Statistik t Uji t merupakan pengujian variabel-variabel independen secara parsial atau individu terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen lainnya konstan. Secara ringkas hasil pengujian dan keputusan yang diberikan dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut :
Tabel 4.14 Uji t Coefficientsa
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
Std. Error
12.871
1.205
-1.235
.326
Ln_total_arus_kas
-.092
Ln_laba_akuntansi
1.214
Ln_ukuran_perusah aan
Beta
t
Sig.
10.680
.000
-3.593
-3.787
.001
.091
-.254
-1.005
.324
.348
3.308
3.490
.002
a. Dependent Variable: Ln_harga_saham
Sumber: Data diolah melalui spss 16.2012 Berdasarkan hasil uji t pengabilan keputusannya adalah sebagai berikut : Secara parsial pengaruh Ukuran Perusahaan ( UKP )melalui uji t didapat dari hasil thitung sebesar -3,787 dan ttabel 2,032. Sementara untuk uji signifikansi konstanta dan variabel independen, dalam tabel di atas diperoleh nilai Sig. sebesar 0,000 lalu dibandingkan dengan taraf signifikansi (α=0,05). Karena thitung (-3,787) < ttabel (2,032) dan Sig. (0,001) < α (0,05). Maka Ho ditolak dan Ha1 diterima yang artinya terdapat pengaruh antara Ukuran Perusahaan terhadap Harga Saham. Secara parsial pengaruh Laba Akuntansi (LAK) melalui uji t didapat dari hasil thitung sebesar 3,490 dan ttabel 2,032. Sementara untuk uji signifikansi konstanta dan variabel
independen, dalam tabel di atas diperoleh nilai Sig. sebesar 0,002 lalu dibandingkan dengan taraf signifikansi (α=0,05). Karena thitung (3,490) < ttabel (2,032) dan Sig. (0,002) < α (0,05). Maka Ho ditolak dan Ha1 diterima yang artinya terdapat pengaruh antara Laba Akuntansi (LAK) terhadap Harga Saham Secara parsial pengaruh Total Arus Kas (TAK) melalui uji t didapat dari hasil thitung sebesar -1,055 dan ttabel 2,032. Sementara untuk uji signifikansi konstanta dan variabel independen, dalam tabel di atas diperoleh nilai Sig. sebesar 0,324 lalu dibandingkan dengan taraf signifikansi (α=0,05). Karena thitung (-1,055) < ttabel (2,032) dan Sig. (0,324) > α (0,05). Maka Ho ditolak dan Ha1 diterima yang artinya tidak terdapat pengaruh antara pengaruh Total Arus Kaspada Harga Saham. 4.2 Pembahasan Hasil penelitian ini menujukan bahwa harga saham dapat dijelaskan oleh Total Arus Kas (TAK),Laba Akuntansi (LAK),dan Ukuran Perusahaan (UKP). Namun dari ketiga variable tersebut hanya Laba Akuntansi (LAK) dan Ukuran Perusahaan (UKP) yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham dengan arah positif untuk Total Arus Kas (TAK) akan dijelaskan masing-masing sebagai berikut : 4.2.1 Pengaruh Total Arus Kas(X1) Terhadap Harga Saham (Y) Hipotesis pertama yang diajukan menyatakan bahwa Total Arus Kas(TAK) berpengaruh Negatif terhadap Harga Saham berdasarkan tabel 4.14 diketahui bahwa Total Arus Kas(TAK) melalui uji t didapat dari hasil thitung sebesar -1,055 dan ttabel 2,032. Sementara untuk uji signifikansi konstanta dan variabel independen, dalam tabel di atas diperoleh nilai Sig. sebesar 0,324 lalu dibandingkan dengan taraf signifikansi (α=0,05). Karena thitung (1,055) > ttabel (2,032) dan Sig. (0,324) < α (0,05). Maka Hipotesis pertama ditolak, yang artinya tidak terdapat pengaruh antara Total Arus Kas(TAK) terhadap Harga Saham.
Hasil regresi menunjukkan bahwa Total Arus Kas(TAK) tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham, yang berarti Semakin tinggi Total Arus Kas(TAK) suatu perusahaan berarti semakin besar total arus kas yang akan di terima investor dari investasinya tersebut, sehingga bagi perusahaan peningkatan Total Arus Kas(TAK) tersebut dapat memberi dampak terhadap harga sahamnya di pasar. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Muhamad syafii (2008) yang meneliti apakah total arus kas beerpengaruh terhadap Harga saham.Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa Total Arus Kas(TAK) tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham. 4.2.2 Pengaruh Laba Akuntansi (X2) Terhadap Harga Saham (Y) Hipotesis kedua yang diajukan menyatakan bahwa Laba Akuntansi (LAK) berpengaruh positif terhadap Harga Saham berdasarkan tabel 4.14 diketahui bahwa Laba Akuntansi (LAK) melalui uji t didapat dari hasil thitung sebesar 3,490 dan ttabel 2,032. Sementara untuk uji signifikansi konstanta dan variabel independen, dalam tabel di atas diperoleh nilai Sig. sebesar lalu dibandingkan dengan taraf signifikansi (α=0,05). Karena thitung (3,490) < ttabel (2,032) dan Sig. (0,002) > α (0,05). Maka Hipotesis kedua diterima, Laba Akuntansi (LAK) yang artinya mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham, laba akuntansi memiliki hubungan positif dengan harga saham.Perusahaan yang mempublikasikan laba positif yang tinggi, harga saham akan naik. Begitu sebaliknya, laba yang buruk akan menurunkan harga saham.Investor seharusnya mengabaikan perusahaan dengan catatan laba yang buruk karena berisiko kerugian terhadap investasi yang ditanamkan atau sulit mendapat pembagian dividen.. Hasil ini menunjukkan bahwa laba akuntansi merupakan hal yang paling sering menjadi pertimbangan investor dalam melakukan investasi di pasar modal. Kandungan informasi yang ada dalam laba akuntansi menjadi sinyal mengenai kinerja perusahaan bagi investor.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Vicky Oktavia,S.E ( 2008) dan Tjiptowati Endang Irianti (2008) yang meneliti apakah Laba Akuntansi berpengaruh terhadap Harga Saham. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa Laba Akuntnasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham. 4.2.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan (X3) Terhadap Harga Saham (Y) Hipotesis ketiga yang diajukan menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan (UKP) positif pada Harga Saham berdasarkan tabel 4.14 diketahui bahwa Ukuran Perusahaan (UKP) melalui uji t didapat dari hasil thitung sebesar -3,787 dan ttabel 2,032. Sementara untuk uji signifikansi konstanta dan variabel independen, dalam tabel di atas diperoleh nilai Sig. sebesar 0,819 lalu dibandingkan dengan taraf signifikansi (α=0,05). Karena thitung (-3,787 ) < ttabel (2,032) dan Sig. (0,001) < α (0,05). Maka Hipotesis ketiga ditolak yang artinya Ukuran Perusahaan (UKP) mempunyai pengaruh positif sebesar 0,001 signifikan terhadap Harga Saham. Hasil ini memberikan indikasi bahwa besar ukuran perusahaan akan mempengaruhi risiko bisnis yang lebih baik. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Ninna Daniati dan Suhairin (2006) Hasil penelitiannya menyatakan bahwa Size perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap expected return Saham. 4.2.4 Pengaruh Total Arus Kas (TAK),Laba Akuntansi (LAK) dan Ukuran Perusahaan (UKP)Terhadap Harga Saham Hipotesis keempat yang diajukan menyatakan bahwa Pengaruh Total Arus Kas (TAK),Laba Akuntansi (LAK) dan Ukuran Perusahaan (UKP)Terhadap Harga Saham. Hasil ini ditujukan dengan nilai Fhitung 9,282 > Ftabel 2,88 dan tingkan signifikan 0,000 < a = 5%. Maka hipotesis kelima diterima yang berarti bahwa Total Arus Kas (TAK),Laba Akuntansi (LAK) dan Ukuran Perusahaan (UKP secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan Terhadap Harga Saham.
BAB V Kesimpulan dan Saran 5.1
Kesimpulan Hasil penelitian yang dilakukan mengenai Pengaruh Total Arus Kas (TAK),Laba
Akuntansi (LAK),dan Ukuran Perusahaan (UKP)Terhadap Harga Saham. Studi Empiris Pada Perusahan Food & beveranges Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 20082010 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 46,1%. perubahan Harga Saham dipengaruhi oleh Total Arus Kas (TAK),Laba Akuntansi (LAK),dan Ukuran Perusahaan (UKP) sedangkan sisanya, yaitu 50 % dipengaruhi oleh faktor lain di luar model penelitian. Maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1.
Hasil penelitian secara parsial variabel Laba Akuntnasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham, Hasil penelitian ini didukung hasil penelitian dari Vicky Oktavia,S.E ( 2008) dan Tjiptowati Endang Irianti (2008) yang meneliti apakah Laba Akuntansi berpengaruh terhadap Harga Saham. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa Laba Akuntnasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham
2.
Hasil penelitian secara parsial variabel Ukuran Perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham, Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Ninna Daniati dan Suhairin (2006) Hasil penelitiannya menyatakan bahwa Size perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap expected return Saham.
3.
Hasil penelitian secara parsial variabel Total Arus Kas berpengaruh Negatif tetapi tidak signifikan terhadap Harga Saham.Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Muhamad syafii (2008) yang meneliti apakah total arus kas beerpengaruh terhadap Harga saham.Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa Total Arus Kas(TAK) tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham.
4.
Hasil penelitian ini menunjukan secara simultan diperoleh kesimpulan bahwa variable Total Arus Kas (TAK),Laba Akuntansi (LAK),dan Ukuran Perusahaan (UKP) secara simultan mempunyai pengaruh terhadap Harga Saham pada tahun 2008-2010.
5.2
Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh
peneliti. Antara lain : 1.
Periode pengamatan perlu diperpanjang untuk memberikan gambaran yang lebih konsisten dengan penelitian selanjutnya. Mengingat karakteristik harga saham yang berbasis utama pada investasi saham, maka harus memperhitungkan karakteristik investasi pada perusahaan food & beveranges yang berjangka waktu panjang (longterm investment), yaitu di atas tiga tahun.
2.
Berdasarkan uji R2, variabel-variabel independen yang mempengaruhi Harga Saham yang berada di luar model masih cukup banyak. Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya variabel-variabel yang diteliti diperbanyak lagi dengan mengacu pada hasil-hasil penelitian lainnya.
5.3 Saran
Setelah mempelajari, menganalisis serta menarik kesimpulan dari hasil penelitian, maka penulis mencoba mengemukakan beberapa saran yaitu sebagai berikut : 1. Bagi Perusahaan Penelitian selanjutnya agar bisa meninjau lebih jauh tentang aspek lain selain Total Arus Kas (TAK),Laba Akuntansi (LAK),dan Ukuran Perusahaan (UKP). Hal ini menunjukan bahwa rasio keuangan bukan merupakan satu-satunya informasi yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam memprediksi harga saham perusahaan.
2. Bagi Investor Bagi investor diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi dipasar modal, karena dengan menggunakan harga saham, Para investor dapat mengetahui prospek suatu perusahaan tersebut layak atau tidaknya untuk diberikan investasi. 3. Bagi penelitian Disarankan untuk penelitian selanjutnya, perusahaan yang akan dijadikan objek penelitian hendaknya berjumlah lebih banyak dan menggunakan kriteria-kriteria tertentu dalam pengambilan sampel sehingga menghasilkan sampel yang sesuai dengan pertimbangan yang ada. Diharapkan penelitian selanjutnya lebih memperhatikan faktor-faktor lain yang lebih kuat mempengaruhi harga saham.
DAFTAR PUSTAKA Bandi dan Rahmawati, 2005.Relevansi Kandungan Informasi Komponen Arus Kas dan Laba Dalam Memprediksi Arus Kas Masadepan, Jurnal Akuntansi dan Bisnis,vol. 15,No. 5. Daniati, N., Suhairi. 2006. Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Kotor, Dan Size Perusahaan Terhadap Expected Return Saham, Simposium Nasional Akuntansi 9 (Padang), K-AKPM 21, hal. 1-16. Hardian Hariono Sinaga dan Dr. H. Sugeng Pamudji, MSi., Akt., Analisis Pengaruh Total Arus Kas,Komponen Arus Kas, Laba Akuntansi Terhadap Return Saham. Keni,2008.Pengaruh Komponen Arus Kas Dan Laba Akuntansi Terhadap Harga Saham Perusahaan Industri Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta,Jurnal Akuntansi/Tahun XII,No.02,Mei 2008: 155-166. Martani, D., Mulyono. and Khairurizka, R. Jun, 2009. The Effect of Financial Ratios, Firm Size, and Cash Flow From Operating Activities in The Interim Report to The Stock Return. Chinese Business Review. ISS_1537-1506, USA, Vol. 8, No. 6 (Serial No.72). Muhamad Syfii, 2008 .Informasi Laba Aliran Kas dan Komponen Aliran Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia,Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 12,No. 3,Hal 421 -432. Nurhidayah Djam’an,Pengaruh Informasi Laporan Terhadap Abnormal Return Saham.
Arus Kas, Laba danSize Perusahaan
Putu Ari Dharma Laksmi, 2009.Dampak Pemoderasian Komponen Arus Kas Terhadap Hubungan Laba Akuntansi Dengan Return Saham, Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol.14,no.2. Tjiptowati Endang Irianti,Pengaruh Kandungan Informasi,Komponen Arus Kas,dan Laba Akuntansi Terhadap Harga Saham dan Return Saham,Tesis,Universitas Diponegoro Semaramg,2008 Vicky Oktavia,S.E.,Analisis Pengaruh Total Arrus Kas,Komponen Arus Kas dan Laba Akuntansi Terhadap Harga Saham,Tesis,Universitas Diponegoro,semarang,2008. Ghozali, Imam. 2006. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS” Edisi IV, Program Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
www.bej.com www.campur-aduk.com www.gapmmi.or.id www.idx.co.id www.bei5000.com