ii
PENGARUH SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH TERHADAP PROFESIONALITAS GURU
DISUSUN SEBAGAI SYARAT
PEMENUHAN TUGAS
STATISTIK INFERENSIAL
FEBRIAN CHRISTYANSEN NARA DJO
942016036
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
2016
Daftar Isi
Judul i
Abstrak iii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang Masalah 1
Rumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
Hipotesis 2
BAB II 3
KAJIAN TEORI 3
Sarana Dan Prasarana 3
Profesionalisme Guru 3
BAB III 5
METODOLOGI PENELITIAN 5
Lokasi dan Waktu Penelitian 5
Populasi dan Sampel 5
Metode dan Variabel Penelitian 5
Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 5
Teknik Analisis Data 6
Uji Validitas dan Reliabilitas Menggunakan SPSS 6
a. Analisis Regresi Sederhana 6
b. Analisa deskriptif 6
BAB IV 7
PEMBAHASAN 7
Hasil Penelitian 7
Uji Validitas dan Realibilitas data 7
Uji Validitas instrument 7
Hasil Analisa Deskriptif 10
Profesionalisme Guru 13
Analisa Regresi Sederhana 16
Uji Hipotesis 18
PEMBAHASAN 18
Sarana dan Prasarana 18
BAB V 19
SIMPULAN 19
Simpulan 19
Daftar Pustaka 20
PENGARUH SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH TERHADAP PROFESIONALITAS GURU
Febrian Ch. Nara Djo
[email protected]
Dalam penelitian ini, masalah yang akan dikaji adalah mengenai hubungan sarana dan prasarana sekolah dengan tingkat profesionalitas guru. Penelitian dilaksanakan di SMK Saraswati Salatiga dengan melibatkan 26 guru. Instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data adlah dua kuesioner yang diolah dengan menggunakan teknik regresi sederhana. Hasil yang ditemukan adalah dari 26 responden kuesioner pertama 82.6% setuju bahwa sarana prasarana mempengaruhi profesionalitas sedangkan pada kuesioner kedua menunjukkan bahwa tingkat profesionalitas guru di SMK Saraswati sudah cukup baik, yaitu 77,5%.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Guru merupakan ujung tombak pendidikan, dalam lingkungan pendidikan terutama pendidikan yang bersifat formal, guru memiliki peranan yang luar biasa penting dan tidak bisa digantikan. Guru memiliki banyak tanggung jawab, mengatur, mengawasi dan mengelola kelancaran proses belajar mengajar adalah salah satu tugas yang harus diemban guru, disamping harus mampu beradaptasi dengan berbagai macam keadaan, mulai dari siswa yang beragam dan tuntutan jaman yang selalu berubah. Walaupun demikian, guru hanyalah manusia yang memiliki batasan dan memerlukan dukungan dalam pelaksanaan tugasnya. Sekolah sebagai instansi atau wadah yang menyelenggarakan pendidikan, adalah instansi yang diharapkan mampu memberi dukungan kepada guru agar pelaksanaan tugas guru bisa lebih efektif. Salah satu faktor yang mampu menunjang efektifitas guru adalah sarana dan prasarana yang berada disekolah. Menurut Djatmiko (2006), guru tidak akan mampu bekerja secara efektif jika sarana dan prasarana tidak mendukung untuk pelaksanaan pembelajaran. Kurangnya sarana dan prasaran mampu membuat profesionalitas guru menjadi kurang. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, menjelaskan bahwa guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan berkewajiban untuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran dan hal ini tentu saja terkait dengan lengkapnya sarana dan prasarana sekolah. Oleh karena itu, perlu adanya sarana dan prasarana yang mendukung profesionalitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran.
Rumusan Masalah
Berangkat dari uraian diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
Apakah sarana dan prasarana pendidikan berpengaruh terhadap profesionalisme guru?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran empirik tentang:
Pengaruh sarana prasarana terhadap profesionalisme guru
Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan berkaitan dengan hubungan sarana dan prasarana serta kedisiplinan guru terhadap profesionalitas guru sendiri. Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan terhadap pengaruh sarana prasarana dan kedisiplinan terhadap kinerja profesionalitas guru serta mampu menjadi bahan refleksi profesionalisme dan kedisiplinan guru.
Hipotesis
Sesuai dengan rumusan masalah yang, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.
Keberadaan sarana dan prasarana pendidikan serta profesionalisme guru adalah baik.
Terdapat pengaruh sarana dan prasarana sekolah terhadap profesionalisme guru.
BAB II
KAJIAN TEORI
Sarana Dan Prasarana
Sarana dan prasarana pendidikan adalah salah satu penunjang berhasilnya pendidikan. Salah satu komponen penting di sekolah yang dapat menunjang kelancaran proses belajar mengajar adalah sarana prasarana. Soetjipto ( 2004 : 170 ) mengartikan sarana prasarana pendidikan adalah semua benda bergerak maupun yang tidak bergerak, yang diperlukan untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung. Depdiknas sebenarnya telah mengeluarkan buku Pedoman Standar Nasional Pendidikan yang mencakup persyaratan minimal lahan, ruang kelas, ruang pimpinan, ruang pendidik, ruang tata usaha, perpusatakaan, laboratorium, lapangan olahraga dan tempat ibadah. Namun dalam banyak kasus, minimnya ketersediaan sarana dan prasaran pendidikan dapat menjadi masalah yang serius dalam penyelenggaraan pendidikan (Dalyono, 2005). Sarana dan prasarana ini dikembangkan dengan mengacu kepada standar BSNP dan ditetapkan dengan peraturan Menteri, namun demikian masih sering menjadi masalah dalam terselenggaranya pendidikan ( Djamarah, 2000). Banyaknya masalah dalam pemenuhan standar sarana dan prasarana pendidikan di sekolah berputar pada ketersediaan atau kurang lengkapnya sarana pendukung pembelajaran. Menurut Margono (2005) pemenuhan sarana dan prasarana sering ditentukan pihak sekolah bersama komite sekolah saja dan ini juga merupakan kendala karena sekolah dan komitenya belum tentu mampu memenuhi semua kebutuhan sarana dan prasarana, karena kurangnya stadarisasi mengenai apa yang harus dipenuhi (Azhari, 2004).
Profesionalisme Guru
Profesionalisme guru sangat diperlukan dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu. Guru tidak hanya membatasi diri pada batasan profesi tetapi juga memiliki panggilan yang akan menunjang perbaikan serta kualitas pendidikan. Syah (1997) menekankan bahwa guru harusnya tidak sekedar menjadi pengajar tetapi juga menjadi direktur pembelajran. Pendapat Syah ini bisa diartikan bahwa guru, dalam pencapaian keberhasilan belajar harus mampu mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan. Walaupun dengan demikian tugas guru akan semakin rumit dan kompleks dan juga membawa fungsi-fungsi khusus yang adalah bagian dari profesionalisme guru itu sendiri. Syah mengutip pendapat Gagne bahwa setiap guru berfungsi sebagai:
Designer of intruction (perancang pengajaran)
Manager of intruction (pengelola pengajaran)
Evaluator of student learning (penilai prestasi belajar siswa)
Memang tidak mudah merumuskan gambaran guru profesional, Suciptoardi menegaskan bahwa guru adalah profesi. Sebagai profesi, diperlukan berbagai syarat, dan syarat itu tidak sebegitu sukar dipahami, dan dipenuhi, kalau saja tiap guru memahami dengan benar apa yang harus dilakukan, mengapa dan bagaimama agar dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian, guru sudah berada di dalam proses menjadi guru yang profesional. Dengan demikian, guru yang profesional diharapkan mampu untuk mempengaruhi proses belajar mengajar, meningkatkan mutu pendidikan dan pada akhirnya mampu mencetak murid yang berprestasi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian yang dituju adalah SMK Saraswati Salatiga, yang beralamat di Jl. Hasanudin No. 738, Kota Salatiga, Jawa Tengah. SMK Saraswati meiliki guru sebanyak 66 orang.
Populasi dan Sampel
Populasi yang diteliti adalah kalangan guru SMK Saraswati, dengan sampel yang menggambarkan populasi, sampel yang diambil berjumlah 26 orang dengan taraf kesalahan 5 persen.
Metode dan Variabel Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif, sedangkan variabel yang diteliti adalah Sarana dan prasarana sekolah dan profesionalitas guru. Sarana dan prasarana serta adalah variabel independen yang dicari pengaruhnya terhadap profesionalitas guru. Profesionalitas guru adalah variabel dependen.
Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Teknik yang digunakan untuk menghimpun data adalah dua angket mengenai sarana dan prasarana dan profesionalitas guru.
Untuk mengungkap data ini digunakan angket berbentuk skala Likert. Alasan meng-gunakan skala Likert ini untuk mengukur sikap, pendapat dan profesi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu fenomena sosial. Skala Likert yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut. Penskoran pada Skala Likert adalah sebagai berikut:
Pernyataan
Bobot Penilaian
Pernyataan
Bobot Penilaian
Sangat Tidak Setuju
1
Sangat Tidak Setuju
1
Tidak Setuju
2
Tidak Setuju
2
Ragu-Ragu
3
Ragu-Ragu
3
Setuju
4
Setuju
4
Sangat Setuju
5
Sangat Setuju
5
Teknik Analisis Data
Data akan dianalisis dengan cara :Uji Validitas dan Reliabilitas Menggunakan SPSS
Analisis Regresi Sederhana. Analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis yang diawali dengan deskripsi data penelitian dari variabel dalam bentuk distribusi frekuensi dan histogramnya serta menentukan persamaan regresinya. Analisis regresei linier sederhana diawali dengan pengujian asumsi klasik dengan persamaan regresi sebagai berikut.
y = a + bX + e
Keterangan: Y : SARPRAS X : PROFESIONALISME a : konstanta b : koefisien regresi atau slope garis regresi Y atas X, e : alat presiksi yang terjadi secara acak
Analisa deskriptif untuk mengetahui rata-rata, median, standar deviasi dan varian data. Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur persepsi, sikap atau pendapat seseorang atau kelompok mengenai sebuah peristiwa atau fenomena sosial, berdasarkan definisi operasional yang telah ditetapkan oleh peneliti. Pengolahan data secara deskriptif adalah dengan cara memperoleh hasil perkalian dari jumlah responden dengan skor pilihan jawaban yang diberikan. Seluruh hasil perkalian dari jumlah responden pada masing-masing pilihan jawaban ini (pada masing-masing item) dijadikan dasar penafsiran data hasil penelitian secara deskriptif.
Skala interpretasi yang digunakan adalah sebagai berikut.
Angka 0% – 20% = Sangat lemah
Angka 21% – 40% = Lemah
Angka 41% – 60% = Cukup
Angka 61% – 80% = Kuat
Angka 81% – 100% = Sangat kuat
BAB IV
PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Uji Validitas dan Realibilitas data
Uji Validitas instrument
Dalam penelitian ini uji validitas yang digunakan adalah validitas internal, yaitu validitas yang dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan (Arikunto, 2002:147). Instrumen dikatakan memiliki validitas internal apabila setiap instrumen mendukung misi instrumen secara keseluruhan, yaitu mengungkap data dari variabel yang dimaksud. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi item total melalui koefisien korelasi r Product Moment dari Pearson.
Hasil uji validitas Sarana-Prasarana
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
SARPRAS1
33,62
18,406
,416
,498
,825
SARPRAS2
33,23
17,065
,651
,694
,792
SARPRAS4
33,12
20,186
,408
,484
,820
SARPRAS5
33,38
17,526
,620
,551
,797
SARPRAS6
33,35
18,395
,560
,529
,804
SARPRAS7
33,42
20,014
,415
,477
,820
SARPRAS8
33,23
18,505
,610
,692
,800
SARPRAS9
33,88
17,066
,658
,770
,791
SARPRAS10
33,38
19,766
,442
,635
,817
Validitas item kuesioner didasarkan kepada nilai pada table r product moment sebesar 0,388 pada taraf signifikansi 5% dan N = 26. Hasil pada tabel di atas dapat ditafsirkan sebagai berikut.
SARPRAS1. Besarnya Koefisien korelasi skor item terhadap Skor Total = 0,416 > r kritis = 0,388. Dengan demikian instrumen Item 1 dinyatakan Valid.
SARPRAS2. Besarnya Koefisien korelasi skor item terhadap Skor Total = 0,651 > r kritis = 0,388. Dengan demikian instrumen Item 2 dinyatakan Valid.
SARPRAS4. Besarnya Koefisien korelasi skor item terhadap Skor Total = 0,408 > r kritis = 0,388. Dengan demikian instrumen Item 4 dinyatakan Valid.
SARPRAS5. Besarnya Koefisien korelasi skor item terhadap Skor Total = 0,620 > r kritis = 0,388. Dengan demikian instrumen Item 5 dinyatakan Valid.
SARPRAS6. Besarnya Koefisien korelasi skor item terhadap Skor Total = 0,560 > r kritis = 0,388. Dengan demikian instrumen Item 6 dinyatakan Valid.
SARPRAS7. Besarnya Koefisien korelasi skor item terhadap Skor Total = 0,415 > r kritis = 0,388. Dengan demikian instrumen Item 7 dinyatakan Valid.
SARPRAS8. Besarnya Koefisien korelasi skor item terhadap Skor Total = 0,610 > r kritis = 0,388. Dengan demikian instrumen Item 8 dinyatakan Valid.
SARPRAS9. Besarnya Koefisien korelasi skor item terhadap Skor Total = 0,658 > r kritis = 0,388. Dengan demikian instrumen Item 9 dinyatakan Valid.
SARPRAS10. Besarnya Koefisien korelasi skor item terhadap Skor Total = 0,442 > r kritis = 0,388. Dengan demikian instrumen Item 10 dinyatakan Valid.
Dasar penentuan validitas item kuesioner didasarkan kepada nilai kritis pada tabel r Product Moment pada taraf signifikansi 5% dan N=26, yakni sebesar 0,388. Pada tabel di atas pun tampak pula bahwa seluruh item memiliki validitas cukup tinggi sebagaimana ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi item yang terletak antara 0,400 – 0,600.
Hasil Uji Validitas Profesionalisme Guru
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
PROFES1
36,31
26,382
,601
,435
,822
PROFES2
36,69
26,702
,468
,500
,833
PROFES3
36,50
25,460
,647
,571
,816
PROFES4
36,35
23,355
,708
,662
,808
PROFES5
36,46
23,058
,664
,681
,814
PROFES6
36,50
26,740
,572
,438
,824
PROFES7
36,23
27,385
,527
,540
,828
PROFES8
36,19
25,762
,554
,509
,825
PROFES9
36,38
27,126
,391
,316
,840
PROFES10
36,19
29,282
,248
,538
,849
Validitas item kuesioner didasarkan kepada nilai pada table r product moment sebesar 0,388 pada taraf signifikansi 5% dan N = 26. Hasil pada tabel di atas dapat ditafsirkan sebagai berikut:
SARPRAS1. Besarnya Koefisien korelasi skor item terhadap Skor Total = 0,601 > r kritis = 0,388. Dengan demikian instrumen Item 1 dinyatakan Valid.
SARPRAS2. Besarnya Koefisien korelasi skor item terhadap Skor Total = 0,468 > r kritis = 0,388. Dengan demikian instrumen Item 2 dinyatakan Valid.
SARPRAS2. Besarnya Koefisien korelasi skor item terhadap Skor Total = 0,647 > r kritis = 0,388. Dengan demikian instrumen Item 2 dinyatakan Valid.
SARPRAS4. Besarnya Koefisien korelasi skor item terhadap Skor Total = 0, 708 > r kritis = 0,388. Dengan demikian instrumen Item 4 dinyatakan Valid.
SARPRAS5. Besarnya Koefisien korelasi skor item terhadap Skor Total = 0, 664 > r kritis = 0,388. Dengan demikian instrumen Item 5 dinyatakan Valid.
SARPRAS6. Besarnya Koefisien korelasi skor item terhadap Skor Total = 0, 572 > r kritis = 0,388. Dengan demikian instrumen Item 6 dinyatakan Valid.
SARPRAS7. Besarnya Koefisien korelasi skor item terhadap Skor Total = 0, 527 > r kritis = 0,388. Dengan demikian instrumen Item 7 dinyatakan Valid.
SARPRAS8. Besarnya Koefisien korelasi skor item terhadap Skor Total = 0, 554 > r kritis = 0,388. Dengan demikian instrumen Item 8 dinyatakan Valid.
SARPRAS9. Besarnya Koefisien korelasi skor item terhadap Skor Total = 0, 391 > r kritis = 0,388. Dengan demikian instrumen Item 9 dinyatakan Valid.
Dasar penentuan validitas item kuesioner didasarkan kepada nilai kritis pada tabel r Product Moment pada taraf signifikansi 5% dan N=26, yakni sebesar 0,388. Pada tabel di atas pun tampak pula bahwa seluruh item memiliki validitas cukup tinggi sebagaimana ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi item yang terletak antara 0,400 – 0,600.
Hasil Analisa Deskriptif
Untuk mendapatkan hasil interpretasi, harus diketahui dulu skor tertinggi (X) dan angka terendah (Y) untuk item penilaian dengan rumus sebagai berikut :
Y = Skor tertinggi likert x jumlah responden (Angka Tertinggi 5) "Perhatikan Bobot Nilai"
X = Skor terendah likert x jumlah responden (Angka Terendah 1) "Perhatikan Bobot Nilai"
Jumlah skor tertinggi untuk item SANGAT SETUJU ialah 5 x 26 = 130, sedangkan item SANGAT TIDAK SETUJU ialah 1 x 26 = 26. Jadi, jika total skor responden di peroleh angka 115, maka penilaian interpretasi responden terhadap media pembelajaran tersebut adalah hasil nilai yang dihasilkan dengan menggunakan rumus Index %.
Rumus Index % = Total Skor / Y x 100
Analisa deskriptif dapat dilihat dari tabel berikut:
Sarana Prasarana
Item 1
Kriteria
Skor
F
Nilai
Sangat Tidak Setuju
1
1
1
Tidak Setuju
2
0
2
Ragu-Ragu
3
7
21
Setuju
4
9
36
Sangat Setuju
5
9
45
Jumlah
26
105
Persentase
80.76
Item 2
Kriteria
Skor
F
Nilai
Sangat Tidak Setuju
1
1
1
Tidak Setuju
2
0
0
Ragu-Ragu
3
2
6
Setuju
4
9
36
Sangat Setuju
5
14
70
Jumlah
26
112
Persentase
86.90
Item 3
Kriteria
Skor
F
Nilai
Sangat Tidak Setuju
1
0
0
Tidak Setuju
2
1
2
Ragu-Ragu
3
4
12
Setuju
4
16
64
Sangat Setuju
5
5
25
Jumlah
26
103
Persentase
79.23
Item 4
Kriteria
Skor
F
Nilai
Sangat Tidak Setuju
1
0
0
Tidak Setuju
2
0
0
Ragu-Ragu
3
2
6
Setuju
4
10
40
Sangat Setuju
5
14
70
Jumlah
26
116
Persentase
89.23
Item 5
Kriteria
Skor
F
Nilai
Sangat Tidak Setuju
1
0
0
Tidak Setuju
2
1
2
Ragu-Ragu
3
5
15
Setuju
4
8
32
Sangat Setuju
5
12
60
Jumlah
26
109
Persentase
83.84
Item 6
Kriteria
Skor
F
Nilai
Sangat Tidak Setuju
1
0
0
Tidak Setuju
2
1
2
Ragu-Ragu
3
3
9
Setuju
4
11
44
Sangat Setuju
5
11
55
Jumlah
26
110
Persentase
84.61
Item 7
Kriteria
Skor
F
Nilai
Sangat Tidak Setuju
1
0
0
Tidak Setuju
2
0
0
Ragu-Ragu
3
4
12
Setuju
4
14
56
Sangat Setuju
5
8
40
Jumlah
26
108
Persentase
83.7
Item 8
Kriteria
Skor
F
Nilai
Sangat Tidak Setuju
1
0
0
Tidak Setuju
2
0
0
Ragu-Ragu
3
4
12
Setuju
4
9
36
Sangat Setuju
5
13
65
Jumlah
26
113
Persentase
86.92
Item 9
Kriteria
Skor
F
Nilai
Sangat Tidak Setuju
1
1
1
Tidak Setuju
2
1
2
Ragu-Ragu
3
7
21
Setuju
4
13
52
Sangat Setuju
5
4
20
Jumlah
26
96
Persentase
73.84
Item 10
Kriteria
Skor
F
Nilai
Sangat Tidak Setuju
1
0
0
Tidak Setuju
2
1
2
Ragu-Ragu
3
1
3
Setuju
4
16
64
Sangat Setuju
5
8
40
Jumlah
26
109
Persentase
83.84
Setelah melihat hasil dari masing-masing item diatas, maka perlu diadakan rekapitulasi untuk melihat rata-rat persentase dari keseluruhan item.
Item
Persentase
1
80.76
2
86.90
3
79.23
4
89.23
5
83.84
6
84.61
7
83.7
8
86.92
9
73.84
10
83.84
Rata-rata
82.6
Menurut Harun Al-Rasyid dalam Somantri (2006) dalam menyusun penskalaan dengan metode Likert's Summated Rating, untuk mengetahui posisi setiap responden tentang suatu variabel, ditentukan skor maksimal dan skor minimal yang mungkin dicapai oleh setiap responden. Dengan perolehan nilai sebagaimana terlihat pada tabel di atas, rata-rata persentase pelaksanaan sarana dan prasarana pendidikan menunjukkan pada skala yang yang cenderung tinggi. Hal tersebut menandakan bahwa pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan relatif cukup baik.
Profesionalisme Guru
Item 1
Kriteria
Skor
F
Nilai
Sangat Tidak Setuju
1
0
0
Tidak Setuju
2
0
0
Ragu-Ragu
3
6
18
Setuju
4
11
44
Sangat Setuju
5
9
40
Jumlah
26
103
Persentase
79.23
Item 2
Kriteria
Skor
F
Nilai
Sangat Tidak Setuju
1
0
0
Tidak Setuju
2
3
6
Ragu-Ragu
3
5
15
Setuju
4
14
56
Sangat Setuju
5
4
20
Jumlah
26
97
Persentase
74.61
Item 3
Kriteria
Skor
F
Nilai
Sangat Tidak Setuju
1
1
1
Tidak Setuju
2
0
0
Ragu-Ragu
3
4
12
Setuju
4
16
64
Sangat Setuju
5
5
30
Jumlah
26
107
Persentase
82.30
Item 4
Kriteria
Skor
F
Nilai
Sangat Tidak Setuju
1
1
1
Tidak Setuju
2
2
4
Ragu-Ragu
3
1
3
Setuju
4
12
48
Sangat Setuju
5
10
50
Jumlah
26
107
Persentase
82.30
Item 5
Kriteria
Skor
F
Nilai
Sangat Tidak Setuju
1
1
1
Tidak Setuju
2
2
4
Ragu-Ragu
3
5
15
Setuju
4
7
28
Sangat Setuju
5
11
55
Jumlah
26
103
Persentase
79.23
Item 6
Kriteria
Skor
F
Nilai
Sangat Tidak Setuju
1
0
0
Tidak Setuju
2
1
2
Ragu-Ragu
3
5
15
Setuju
4
15
60
Sangat Setuju
5
5
25
Jumlah
26
102
Persentase
78.46
Item 7
Kriteria
Skor
F
Nilai
Sangat Tidak Setuju
1
0
0
Tidak Setuju
2
0
0
Ragu-Ragu
3
4
12
Setuju
4
13
52
Sangat Setuju
5
9
45
Jumlah
26
109
Persentase
83.84
Item 8
Kriteria
Skor
F
Nilai
Sangat Tidak Setuju
1
1
1
Tidak Setuju
2
0
0
Ragu-Ragu
3
2
6
Setuju
4
12
48
Sangat Setuju
5
11
55
Jumlah
26
110
Persentase
84.61
Item 9
Kriteria
Skor
F
Nilai
Sangat Tidak Setuju
1
0
0
Tidak Setuju
2
0
0
Ragu-Ragu
3
10
30
Setuju
4
5
20
Sangat Setuju
5
11
55
Jumlah
26
105
Persentase
80.76
Item 10
Kriteria
Skor
F
Nilai
Sangat Tidak Setuju
1
0
0
Tidak Setuju
2
1
2
Ragu-Ragu
3
1
3
Setuju
4
15
60
Sangat Setuju
5
9
45
Jumlah
26
100
Persentase
76.92
Setelah melihat hasil dari masing-masing item diatas, maka perlu diadakan rekapitulasi untuk melihat rata-rata persentase dari keseluruhan item.
Item
Persentase
1
79.23
2
74.61
3
82.30
4
82.30
5
79.23
6
78.46
7
83.84
8
84.61
9
80.76
10
76.92
Rata-rata
77.5
Dengan perolehan nilai sebagaimana terlihat pada tabel di atas, rata-rata persentase menunjukkan pada skala yang yang cenderung tinggi. Hal tersebut menandakan bahwa pengembangab profesionalistas guru relatif cukup baik.
Analisa Regresi Sederhana
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
,017a
,000
-,125
3,355
a. Predictors: (Constant), Sarpras
ANOVAa
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1
Regression
,027
1
,027
,002
,962b
Residual
90,073
8
11,259
Total
90,100
9
a. Dependent Variable: Profesionalisme
b. Predictors: (Constant), Sarpras
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
80,719
20,778
3,885
,005
Sarpras
-,012
,251
-,017
-,049
,962
a. Dependent Variable: Profesionalisme
Dari output tabel terlihat nilai F yaitu 0.002 dengan tingkat signifikansi 0.962.
Dari tabel kedua dapat dituliskan persamaan regresi yang diperoleh, yaitu:
Y = 80.719 + 0.962
Dimana, Y = Profesionalisme guru
X = Sarana Prasarana
Konstanta sebesar 73.252 menyatakan bahwa jika X1=0.962 maka Y akan bernilai 80.719.
Koefisien Regresi untuk X sebesar 0.962 menyatakan bahwa setiap perubahan pada Sarana dan Prasarana akan memberi kontribusi pada profesionalitas guru sebesar 0.962.
Uji Hipotesis
H0 = Koefisien Regresi signifikan
H1 = Koefisien Regresi tidak signifikan
Dengan membandingkan Statistik Hitung dengan Statistik Tabel
Jika Statistik t Hitung < Statistik t Tabel, maka H0 diterima
Jika Statistik t Hitung > Statistik t Tabel, maka H0 ditolak
Pada output SPSS, diketahui bahwa t hitung sebesar -0,049. Sedangkan t tabel dengan taraf kepercayaan 5% adalah 2.262. Dengan demikian t hitung < t tabel, sehingga H0 diterima. Dengan kata lain, sarana prasarana punya peranan dalam peningkatan profesionalitas guru.
PEMBAHASAN
Sarana dan Prasarana
Manajemen Sarana dan prasarana pendidikan memiliki peran penting dalam pencapaian tujuan pendidikan baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Perencanaan pengadaan, pemanfaatan dan pemeliraharaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan pada sekolah menengah tingkat atas merupakan suatu komponen yang menentukan terlaksananya kegiatan belajar mengajar bersamaan dengan komponen pendukung yang lainnya. Proses belajar mengajar dapat berlangsung jika ada pendidik, peserta didik, alat pendidikan dan lingkungan pendidikan yang mendukung. Semua faktor merupakan sebuah siklus dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Penelitian menunjukkan sebanyak 82.6% responden memberikan tanggapan positif terhadap keberadaan sarana dan prasarana di SMA Al-Muawanah Cianjur. Tingkat persentase tersebut menunjukkan kategori sarana dan prasarana telah berada pada pada tingkat yang cukup baik.
BAB V
SIMPULAN
Simpulan
Berdasar kepada hasil analisis atas data yang berhasil dihimpun pada penelitian ini, diperoleh simpulan-simpulan sebagai berikut.
Keberadaan sarana dan prasarana pendidikan serta profesionalisme guru adalah cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan kategori persentase dari tanggapan responden pada masing-masing variabel sebesar 82.6% dan 77,5%.
Terdapat pengaruh sarana dan prasarana pendidikan terhadap profesionalisme guru. Pengaruh tersebut ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 3,885 lebih besar daripada t tabel yang sebesar 2.262.
Daftar Pustaka
Azhari, Akyas, (2004). Psikologi Umum dan Perkembangan, Cet. I Jakarta: Mizan Publika
M. Dalyono. 2005. Psikologi Pendidikan; Komponen MKDK. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, dkk, (2000). Strategi Belajar Mengajar, Cet. II Jakarta: Asdi Mahasatya
Djatmiko, E. (2006). Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Sarana Prasarana terhadap Kinerja Guru SMP Negeri Kota Semarang. Dalam Fokus Ekonomi, 1, 19-30.
Margono, S, (2005). Metodologi Penelitian Pendidikan, Cet. V Jakarta: Rineka Cipta
Somantri, A., & Muhidin, S. A. (2006). Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia, 83-90.
http://Suciptoardi.wordpress.com/2007/12/29/profesionalisme-duniapendidikan-oleh -Winarno-Surakhmad/2008/05/12/.
Soetjipto dan Kosasi, Raflis. (2004). Profesi Keguruan. Jakarta : PT Asdi Mahasatya