Kegiatan
3 1 0 2 r e b m e t p e S 8 , u g g n i M
Pengabdian Kepada Masyarakat
PENYULUHAN K3, ERGONOMI DAN SANITASI DI RUMAH TANGGA ANGGA
FAKULT FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK TEKNI K UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURBALINGGA
KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT :
KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT : PENYULUHAN K3, ERGONOMI DAN SANITASI DI RUMAH TANGGA
DAFTAR ISI
1.
PENGENALAN
FAKTOR
RESIKO
PEKERJAAN
IBU
RUMAH
TANGGA
(IRT)
SEBAGAI TINDAKAN PENCEGAHAN TERJADINYA PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK) Oleh: Niko Siameva Uletika, S.T., M.Eng.
2.
PENGENDALIAN FAKTOR RESIKO ERGONOMI DI DAPUR UNTUK KEAMANAN DALAM BEKERJA Oleh : Maria Krisnawati, S.T., M.T.
3.
KESEHATAN
DAN
KESELAMATAN
KERJA
(K3)
DALAM
PENGGUNAAN
PERANGKAT KOMPUTER DI RUMAH TANGGA Oleh: Lina Dianati Fathimahhayati, S.T., M.Sc.
4.
TEKNIK SANITASI RUMAH TANGGA PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT Oleh: Sanindhya Nika Purnomo, S.T., M.T.
SEBAGAI
SALAH
SATU
SARANA
K E G I A T A N
P E N G A B D I A N
K E P A D A
M A S Y A R A K A T Penyuluhan K3, Ergonomi, dan Sanitasi di Rumah Tangga
PENGENALAN FAKTOR RESIKO PEKERJAAN IBU RUMAH TANGGA (IRT) SEBAGAI TINDAKAN PENCEGAHAN TERJADINYA PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK) Oleh: Niko Siameva Uletika
Inside this issue: Pendahuluan
Pendahuluan
1
Pekerjaan Gangguan Otot Rangka Penggunaan Bahan Kimia Pemilihan Bahan Bakar Mengurangi Resiko Katarak Kesimpulan
1
2
3
kematian (Tana dan Halim,
2009).
2011).
Penyakit akibat kerja pada
memberikan penghidupan
pekerjaan
Ibu
Rumah
juga memiliki resiko, salah
Aplikasi ergonomi di dalam
Tangga (IRT) ini memiliki
satunya
adalah
penyakit
rumah
resiko
akibat
kerja.
Penyakit
kebanyakan ahli di seluruh
karena metode kerja dan
dunia
alat kerja yang tidak tepat
akibat 2
disamping
kerja
disingkat
atau
dianggap
sebagai
yang
disebabkan
adalah
topik yang tidak menarik.
maupun
permasalahan
kesehatan
Sejak tahun 1970-an hanya
bahan
yang
seseorang
sedikit studi mengenai hal
PAK yang terjadi antara
ini. Padahal pekerjaan Ibu
lain
Rumah
Tangga
gangguan
jenis
pekerjaan
karena
PAK
biasa
menurut
diderita
melakukan
jenis
pekerjaan.
Berdasarkan tahun pekerjaan kesepuluh terjadinya
suatu
data
2002, adalah
WHO
termasuk yang
kimia adalah
gangguan
resiko
paling banyak dilakukan di
gangguan
urutan
Indonesia
samp ai
penyebab kesakitan
dan
setelah buruh
yaitu
22,5%
petani/nelayan/ yaitu
38%
penggunaan berbahaya. kelelahan,
otot
rangka,
pernafasan, kulit,
bahkan
ganggu an
penglihatan.
(Tana,
Gangguan Otot Rangka Macam Penyakit akibat kerja di dapur antara lain :
Kelelahan dan gangguan otot rangka karena metode dan peralatan yang kurang tepat Gangguan pernafasan karena paparan bahan kimia berbahaya berlebihan Resiko gangguan penglihatan berupa katarak
Penyakit akibat kerja yang paling banyak terjadi adalah Gangguan otot rangka. PAK yang berhubungan dengan adalah gangguan otot rangka mencapai 60% (Tana dan Halim, 2011). Jenis gangguan otot rangka bermacam-macam, yaitu gangguan anggota gerak tubuh atas dan atau bawah, gangguan tulang belakang bagian atas dan atau bawah, gangguan bahu dan atau leher. Gangguan
otot rangka ini diakibatkan karena pekerjaan mengangkat beban berat, pekerjaan yang berulangulang, postur tubuh yang tidak sesuai dengan jangkauan alat gerak tubuh, dan melakukan pekerjaan yang serupa dalam janga waktu lama, misalnya duduk atau berdiri terlalu lama (Habib et al, 2010). Survey pada 582 pekerja rumah tangga mengenai pekerjaan rumah yang
paling melelahkan, dan diperoleh hasil lima pekerjaan yang paling melelahkan, yaitu menyikat, mengepel, menata, menyedot debu dan membersihkan pakaian (Marut and Hedge, 1999). Untuk kelima pekerjaan ini disarankan untuk menggunakan metode dan perlatan yang tepat sehingga dapat membantu pekerjaan sehingga tidak menimbulkan kelelahan dan gangguan otot rangka.
PENGENALAN FAKTOR RESIKO PEKERJAAN IBU RUMAH TANGGA (IRT)
Penggunaan Bahan Kimia Pekerjaan Ibu Rumah Tangga membutuhkan bahan kimia untuk membantu melaksanakan pekerjaannya. Antara lain adalah penggunaan detergen kimia dengan maksud untuk memberikan hasil pekerjaan yang lebih bersih dan aman. Pekerjaan dengan detergen antara lain adalah pekerjaan mencuci piring, membersihkan kamar mandi, dan membersihkan lantai. Penelitian kesehatan kerja mengenai resiko penggunaan detergen kimia menunjukkan adanya hubungan yang berpengaruh antara penggunaan detergen kimia dengan permasalahan pernafasan dan kulit (Habib et al, 2006). Untuk itu diperlukan strategi penanganan detergen dengan tepat, mulai dari penyimpanan, penggunaan dan tindakan pencegahan dengan mengukur paparan zat kimia yang mempengaruhi kondisi kesehatan ibu rumah tangga.
Berdasarkan hasil peneitian penggunaan detergen diketahui lebih dari setengah partisipan menyimpan berbagai macam detergen yang berbeda pada tempat yang sama. Banyak partisipan yang menyatakn bahwa mereka berlebihan dalam mengkonsumsi detergen. Sebagian besar mencampur detergen yang berbeda dan membuka jendela ketika melakukan pekerjaannya untuk sirkulasi udara. Pada umumnya mereka tidak menggunakan sarung tangan dan tidak mengikuti panduan penggunaan di label detergen. Partisipan terpapar detergen kimia secara konsisten dan hampir tidak ada pemeriksaan pencegahan yang dilakukan. Kebersihan dan hygiene telah menjadi nilai budaya yang kuat dan sangat penting bagi wanita yang mengutamakannya hal ini mengakibatkan paparan bahan kimia berbahaya yang berlebihan (Habib et al, 2006). Sehubungan dengan faktor risiko yang disebabkan penggunaan
bahan kimia berbahaya, “Menyimpan detergen secara
khusus, menggunakan sarung tangan, membaca petunjuk penggunaan detergen, dan menggunakan secukupnya. “
yaitu penggunaan detergen. Maka rekomendasi penggunaan detergen dilakukan dengan penyimpanan secara khusus dan tidak mencampur beberapa detergen menjadi satu, menggunakan sarung tangan atau alat bantu agar tangan tidak terpapar secara langsung, membaca petunjuk yang tertera pada kemasan detergen, dan menggunakan detergen secukupnya.
Pemilihan Bahan Bakar Mengurangi Resiko Katarak Pekerjaan IRT yang lain adalah pekerjaan menyiapkan makanan bagi keluarga, yaitu memasak dengan menggunakan bahan bakar. Penelitian mengenai resiko penggunaan bahan bakar bagi kesehatan juga telah dilakukan. Pemilihan bahan bakar mempengaruhi resiko terjadinya katarak pada ibu rumah tangga. Sehingga informasi pemilihan bahan bakar yang aman penting untuk diketahui ibu rumah tangga. Penelitian resiko katarak yang dilakukan Pusat Penelitian dan
Pengembangan Biomedis dan Farmasi, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI ini bersifat deskriptif analitik dengan desain belah lintang menggunakan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI. Kriteria inklusi yang digunakan adalah ibu rumah tangga dan berusia 30 tahun ke atas. Berdasarkan hasil penelitian faktor risiko katarak pada masyarakat Indonesia yang berumur 30 tahun ke atas dengan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, dapat diketahui yang
berpengaruh adalah umur, diikuti glaukoma, riwayat DM, penggunaan jenis bahan bakar RT, pendidikan, konsumsi alkohol, perilaku merokok, konsumsi buah dan sayur, dan asupan vitamin A individu. Sehubungan dengan jenis penggunaan bahan bakar yang dapat meningkatkan katarak, diperlukan suatu usaha dalam bentuk penyuluhan untuk meningkatkan penggunaan bahan bakar gas dan listrik untuk memasak dibandingkan minyak tanah, kayu bakar, dan arang/briket.
Pekerjaan kebersihan juga menyumbangan resiko terkena penyakit asma. Telah dilakukan penelitian selama 5 tahun dari tahun 1993 sampai 1997 di New Jersey, Amerika Serikat, diperoleh hasil 236 orang, yaitu 12% dari 1915 kasus diindikasikan asma akibat kerja berkaitan dengan paparan produk kebersihan. Umumnya yang teridentifikasi asma adalah wanita yaitu 75%, dan 64% nya berumur 45 tahun. Paparan yang terbanyak adalah di persiapan medis 39%, sekolah 13%, hotel 6%. Profesi penderita asma tersebut adalah petugas kebersihan 22%, perawat 20%. (Rosenmen et al, 2003)
KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Purbalingga
Make a better future with health
KESIMPULAN Sehubungan
dengan
faktor
risiko
suatu usaha dalam bentuk penyuluhan
yang disebabkan penggunaan bahan
untuk
kimia berbahaya, yaitu penggunaan
bahan bakar gas dan listrik untuk
detergen dan bahan bakar. Maka
memasak
rekomendasi penggunaan detergen
tanah, kayu bakar, dan arang/briket.
dilakukan
dengan detergen
menjadi
satu,
menggunakan sarung tangan atau alat bantu agar tangan tidak terpapar secara langsung, membaca petunjuk yang tertera pada kemasan detergen, dan
menggunakan
secukupnya. yang sekitar.
detergen
Karena
penggunaan
berlebihan
mempengaruhi
juga
kondisi
Sehubungan
akan
lingkungan
dengan
jenis
penggunaan bahan bakar yang dapat meningkatkan
penggunaan
dibandingkan
minyak
penyimpanan
secara khusus dan tidak mencampur beberapa
meningkatkan
katarak,
diperlukan
Sedangakan faktor resiko yang disebabkan karena cara atau metoda kerja yang belum tepat, maka direkomendasikan untuk mendesain ulang cara kerja untuk pekerjaanpekerjaan yang melelahkan, seperti mengepel, menyikat, dan membersihkan ruangan dengan penyedot debu. Caranya adalah dengan menggunakan alat yang ergonomis, menata letak peralatan, misalnya mesin cuci dekat dengan tempat jemur untuk mengurangi mengangkat beban berat. Tidak
melakukan gerakan yang tidak sesuai postur tubuh, misanya memeras pakaian, gerakan diluar jangkauan tubuh, misalnya membersihkan bagianbagian yang sulit. Memasang ventilasi untuk masak, sehingga hasil pembakaran tidak masuk dan terhirup ke dalam rumah.
KEGIATAN PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT Penyuluhan K3, Ergonomi, dan Sanitasi di Rumah Tangga
PENGENDALIAN FAKTOR RESIKO ERGONOMI DI DAPUR UNTUK KEAMANAN DALAM BEKERJA Oleh : Maria Krisnawati
Inside this issue: Faktor Resiko Ergonomi
Faktor Resiko Ergonomi
1
Stasiun kerja, area kerja, mesin
Mosculesketal Injury (MSI)
1
Konsep dapur ergonomis
2
Resiko Ergonomis mencuci piring
3
dan
peralatan
terkadang didesain tanpa memperhatikan y a n g
orang
a k a n
menggunakannya.
Untuk
itu, menciptakan kenyamanan dan keamanan saat bekerja di dapur membuat kita perlu untuk menin-
Kesimpulan
4
jau aspek – aspek ergonomi. Adapun permasalahan yang
terjadi
permukaan
seperti
ketinggian
kerja yang tidak benar, postur kerja yang salah, dan peralatan yang tidak sesuai. Berbagi masalah tersebut risiko
disebut
ergonomi
m e r e k a
Force exertion
Repetitive motion
Ergonomi
karena
d a p a t
menyebabkan
Faktor Resiko Ergonomi Aktivitas dapur:
faktor
cedera.
mendisain
suatu
pekerjaan
sesuai
dengan
yang pekerja
untuk meminimasi resiko
cidera.
Faktor
ergonomic
dasar
resiko
dari
force,
repetition,
terdiri
awkward postures , static postures dan contact stress .
Ackward Posture
Static Posture
Mosculosketal Injury (MSI)
Contact stress
Mosculosketal injury (MSI)
perad angan
terdiri dari cidera atau
mungkin disebabkan atau
tersebut mungkin
ketidaksesuaian dari otot,
diperburuk oleh kerja.
berulang atau
tendon, urat,
ligamen,
pembuluh
sendi, darah,
atau jaringan lunak yang terkait, termasuk keseleo, ketegan gan,
atau
yang
Aktivitas di dapur umumnya terdiri dari
mendorong, menarik, mengangkat, dan membawa bahan.
Aktivitas – aktivitas
membutuhkan pengerahan tenaga yang besar atau postur yang salah, sehingga dapat mengakibatkan cidera
PENGENDALIAN FAKTOR RESIKO ERGONOMI DI DAPUR UNTUK KEAMANAN
Cidera.... akut atau kronis. Cidera akut adalah cidera yang terjadi segera sebagai hasil dari single traumatic event . Sebagai contoh terpeleset lantai yang licin dan keseleo pada pergelangan kaki, mengangkat beban yang berat dari lantai dan sakit pada pinggang. Sedangkan cidera kronis adalah cidera yang terjadi dari waktu ke waktu akibat pengulangan trauma atau kerja anggota tubuh yang berlebihan. Gejala berkembang di bagian yang sakit dan cedera dapat
menyebabkan ketidaknyamanan
meletakkan piring secara berulang
berulang jika tidak diobati dengan
pada rak yang tinggi.
benar. Sebagai contoh : cidera di punggung karena mengangkat berulang – ulang dan membawa rak yang berat, bahu tendinitis karena
serta penempatan lampu
Konsep Dapur Ergonomis
“ Mendeteksi kondisi yang tidak Aspek ergonomi digunakan untuk kenyamanan
yang digunakan untuk aktifitas di
bekerja
dapur
untuk
mendeteksi
kondisi
dengan konsep ergonomic berdasar-
kondisi
yang
tidak
ergonomis
dalam
kan pada studi antropometri adalah
kenyamanan
di
dan
keamanan
dapur.
Desain
saat
ergonomis dalam melakukan
menganalisis setiap alat atau tempat
dapur
melakukan aktivitas.
sebagai berikut :
Adapun identifikasi yang dilakukan
Kenyamanan
antara lain :
1. Ketinggian meja yang sesuai un-
aktivitas dapat memperbaiki untuk dan
mencapai keamanan
saat bekerja di dapur.“
tuk posisi memotong adalah 90
identifikasi postur yang meliputi ketinggian permukaan kerja dan posisi saat bekerja
cm. 2. Ketinggian meja minimum untuk posisi menumbuk adalah 70 cm.
identifikasi kesehatan yang meliputi kebersihan peralatan dan
3. Ketinggian meja kompor untuk memasak yang sesuai untuk postur tubuh adalah 70 cm. Meja un-
tempat aktivitas
hendaknya juga dipertimbangkan tergantung luas ruangan dapur. 6. Selain itu, perlunya jendela di dapur untuk menciptakan sirkulasi udara yang baik.
tuk mencuci yang sesuai untuk
kenyamanan yang meliputi lampu, jendela, kebisingan serta
postur tubuh adalah 90 cm sama
pencahayaan, dan
memotong sayur.
keamanan yang meliputi penempatan
LPG
dan
penempatan
peralatan berbahaya.
dengan kompor dan meja untuk 4. Penataan peralatan dapur berdasarkan
pr ioritas
d ari
penggunaannya. 5. Dapur hendaknya dibuat cukup
Keamanan
1. Penempatan peralatan yang tajam dan berbahaya darus dipisahkan di tempat yang berbeda. 2. Untuk mencegah kebakaran dan ledakan dari LPG. Tabung gas harus ditempatkan tidak terlalu
Dengan mengidentifikasi aspek er-
terang mengingat banyaknya ak-
rendah
gonomic dengan begitu, dapat mem-
tivitas – aktivitas berbahaya yang
didukung dengan fasilitas pemad-
perbaiki
dilakukan di dapur. Pencahayaan
am kebakaran.
kondisi
untuk
mencapai
dari
kompor
dan
Faktor Resiko Ergonomi
Force yaitu upaya fisik yang menempatkan beban yang tinggi pada otot-otot, tendon, ligamen,
tubuh saat bekerja pada posisi
sendi,
yang tidak “natural”.
meningkatkan
tuntutan
energi tubuh dan kemungkinan
Awkward postures Posisi tubuh yang salah terjadi karena posisi
diam tanpa perpindahan lebih
Repetition adalah tugas yang menggunakan kelompok otot
dari 20 detik. Otot cepat lelah
pekerja untuk meminimasi
karena aliran darah berhenti.
resiko cidera.”
Contact Stress yang terjadi ketika
dan tendon tidak punya waktu
bagian
yang cukup untuk beristirahat,
dengan benda keras atau tajam.
kemudian
kele-
Contact stress dapat mengakibat-
lahan dan kemungkinan kerusa-
kan cedera pada saraf dan jarin-
kan otot.
gan di bawah kulit.
menyebabkan
pekerjaan yang sesuai dengan
Static postures adalah posisi tubuh
cedera.
yang sama berulang kali. Otot
“Ergonomi mendisain suatu
tubuh
bersentuhan
Resiko Ergonomi Mencuci Piring Umumnya pekerja membuang sisa
Faktor resiko :
Pengendalian :
makanan dan mencucinya. Mem-
1. Mengangkat ember piring dan
1.
bersihkan sisa makanan tersebut
sendok garpu dengan kuat
memerlukan pekerjaan yang berulang.
Tergantung
dari
2.
jumlah
Memutar
dan
berulang
–
ripada pinch grips
membungkuk ulang
mengambil nampan dari rak
yang
makanan
Jumlah
pekerja
kotoran.
mempengaruhi
sisa makanan. Faktor resiko yang digunakan.
yang baik 3.
pencapaian
yang salah
Tekuk lutut anda untuk meraih
piring
yang
rendah,
rak
piring, atau sampah hidanga 4.
4. Memegang
terjadi tergantung dari piring yang
Menggunakan mekanika tubuh
nampan
3. Pengulangan,
pengaturan tempat unloading dan
2.
ketika
piring, satu atau lebih pekerja membersihkan
Menggunakan power grips da-
dengan
Ketika mengangkat dan memba wa nampan, rak piring, atau
pinch grips secara berulang
sampah, buat sedekat mungkin
5. Lantai yang licin
dengan tubuh anda.
Pengendalian resiko... 5.
Menghindari
penggunaan
rak
hanya
keranjang makanan yang berada di bawah ketinggian lutut atau di
7.
meraih piring kotor. Hal ini akan
masing.
yang
salah
8.
angkat dan bawa 9.
Gunakan kedua tangan untuk membawa
postur
atau
menggunakan ember kecil.
atas ketinggian bahu ketika anda mencegah
6.
setengah
nampan
Pembuangan
sampah
sedikit
demi sedikit membantu mengu-
hu.
rangi jumlah sampah di tong
Batasi jumlah peralatan dalam
sampah,
ember sendok garpu. Isi ember
sampah
yang
pekerja
Bersihkan tumpahan dengan segera.
Kenakan sepatu slip-tahan.
masing-
untuk bagian belakang dan ba-
mengurangi
Lantai licin
jumlah harus
Gunakan tanda untuk menun jukkan bahwa lantai mungkin basah dan licin.
5.
Meja untuk mencuci 90 cm
Kesimpulan Universitas Jendral Soedirman Purbalingga
Banyak dampak cidera yang dapat terjadi karena kesalahan kerja dan penggunaan peralatan di dapur. Untuk itu, penting
untuk
mengidentifikasi
pekerjaan-pekerjaan
dengan resiko tinggi dan faktor resiko yang berhubungan dengan pekerjaan dapur untuk menciptakan keamanan dan kenyamanan dalam bekerja. Semua bahaya aktivitas di E-mail:
[email protected]
dapur dapat dicegah dengan melakukan postur dan aktivitas kerja dengan prosedur yang benar dan peralatan kerja sesuai dengan aspek ergonomi yang akan menciptakan kenyamanan dan keselamatan dalam bekerja.
Make a better future with health
KEGIATAN PENGABDIAN K EPADA MASYARAKAT Penyuluhan K3, Ergonomi, dan Sanitasi di Rumah Tangga
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DALAM PENGGUNAAN PERANGKAT KOMPUTER DI RUMAH TANGGA Oleh: Lina Dianati Fathimahhayati
Pendahuluan
Isi: Pendahuluan
1
Posisi Tubuh
1
Desain Tempat Kerja
2
Kondisi Lingkungan
3
Kebiasaan dalam Bekerja
4
Kesimpulan
4
Faktor yang perlu diperhatikan saat menggunakan komputer:
Posisi tubuh
Desain tempat kerja
Kondisi lingkungan
Kebiasaan dalam bekerja
Pemakaian komputer sebagai salah satu peralatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sudah sangat luas. Pada saat ini, hampir di setiap aspek pekerjaan selalu menggunakan komputer sebagai fasilitas utama. Komputer tidak hanya digunakan di kantor, lembaga penelitian, perguruan tinggi, dan sekolahsekolah, tetapi juga telah digunakan di rumah tangga untuk membantu aktivitas sehari-hari. Walaupun banyak manfaat yang diperoleh dari pengunaan komputer, namun belum banyak yang menyadari dampak atau masalah yang ditimbulkan dari penggunaan komputer. Tanpa disadari, perangkat komputer sebenarnya dapat me-
nimbulkan penyakit karena pemakaiannya. Penelitian yang sudah dilakukan menyimpulkan bahwa pengguna komputer dapat menderita nyeri kepala, nyeri otot, dan tulang terutama bahu, pergelangan tangan, leher, punggung, dan pinggang bagian bawah. Selain itu, penggunaan komputer juga dapat menyebabkan penyakit lain seperti kesemutan, badan bengkak, anggota badan kaku, sakit ginjal, mata
merah, berair, nyeri, dan bahkan ganguan penglihatan.
Untuk itu, perlu adanya prosedur yang baik dalam menggunakan komputer agar tidak berdampak negatif bagi kesehatan dan keselamatan kerja.
Posisi Tubuh Posisi Kepala dan Leher
Saat bekerja dengan komputer, posisi kepala dan leher harus tegak dengan wajah menghadap langsung ke layar monitor. Leher tidak boleh membungkuk karena dapat
menyebabkan sakit pada
membungkuk dan tidak
leher.
bersandar terlalu miring ke
Posisi Punggung
Posisi baik
punggung saat
komputer
belakang.
mendapatkan yang
punggung seharusnya
adalah
dengan
yang
tegak, tidak miring, tidak
posisi
yang
menggunakan
Untuk baik,
ditunjang
tempat
duduk
yang baik dan nyaman.
K3 DALAM PENGGUNAAN PERANGKAT KOMPUTER
Posisi Pundak
sudut tidak kurang dari 90 derajat.
Posisi pundak yang baik adalah posisi yang tidak terlalu terangkat dan
sedikit maju dari posisi lutut.
Posisi Kaki
tidak terlalu kebawah. Jika otot - otot
Posisi telapak kaki hendaknya me-
dibahu masih tegang, berarti posisi
nyentuh lantai. Kaki yang
pundak belum benar.
menggantung cepat men-
Posisi Lengan dan Siku
kerja berdiri), dengan telapak kaki
imbulkan kelelahan. Jika telapak kaki tidak dapat me-
Posisi lengan yang baik adalah apa-
nyentuh lantai maka dapat
bila dapat mengetik dan
digunakan footrest untuk me-
menggunakan mouse dengan nya-
letakkan telapak kaki. Posisi
man. Adapun posisi lengan yang
lutut sama tinggi (saat posisi
baik adalah bila tangan berada di
kerja duduk) atau tepat di
samping badan dan siku membentuk
bawah pinggul (saat posisi
Desain Tempat Kerja agar
Posisi Monitor
Monitor diletakkan sedemikian
tidak
mengadah
menunduk. Jarak antara mata dan
rupa di ruangan sehingga
adalah
layar
monitor tidak medari sumber cahaMonitor
diletak-
kan lebih rendah dari
garis
horisontal
mata
dengan antara
0°
-
65°
“Bagaimana menaruh telepon, buku ,
Layar monitor dimir-
pena, dokumen, dan bahan pekerjaan
mempengaruhi kenyamanan
antara 0° – 20°
seseorang. Jika benda yang sering
bagian layar
berulang dapat menambah
mata
ketidaknyamanan pada leher, bahu,
dibandingkan
Posisi keyboard yang salah merupa-
untuk mengurangi risiko cedera juga
kan salah satu faktor penyebab nyeri
dapat digunakan penyangga perge-
otot dan persendian. Nyeri otot dan
langan tangan.
na
yang
pergelangan
tangan membengkok ke atas atau bawah saat mengetik. Jika pergelangan
tangan
lurus saat mengetik, maka akan men-
dan punggung.”
bagian atas layar. gurangi risiko cedera. Selain itu,
disebabkan kare-
gunakan terlalu jauh, mencapai
lebih dekat ke
Posisi Keyboard
tulang
lain di area kerja komputer dapat
dengan sudut
bawah
pandang ke layar
tidak terlalu terang dan gelap.
mal 500 mm.
dan
sudut
Cahaya monitor diatur agar
mini-
ingkan
ya lain
monitor
mantulkan cahaya
atau
Posisi Mouse
Letak mouse yang benar adalah di samping keyboard . Sesuaikan tangan yang biasa digunakan untuk bekerja. Jika bekerja dengan tangan kiri, letak-
kan mouse di sebelah kiri keyboard dan aturlah agar setting mouse men jadi left-handed melalui sistem operasi. Posisi pergelangan tangan jangan dalam keadaan membengkok saat menggerakkan mouse ke kiri dan ke kanan. Sebaliknya cobalah untuk memindahkan seluruh lengan saat mengggerakkan mouse untuk menjaga pergelangan tangan tetap lurus.
Peletakan Dokumen
melihat jarak ke monitor .
Ketika memasukkan data dari sebuah
Beberapa cara peletakan dokumen
Untuk input data, monitor dipin-
dokumen dan menulis pada sebuah
yang baik adalah sebagai berikut:
dahkan ke satu sisi dan dokumen
dokumen, maka dokumen diletakkan di depan Anda .
Jika perlu melihat bolak-balik dari layar ke dokumen, tempatkan dokumen
pada
pemegang dokumen, dekat
dan
pada ketinggian
yang
ditempatkan di depan Anda .
sama dengan
Letak Kabel Komputer
gian-bagian penting
kompu-
sandaran kaki ( foot rest ) dan bawah
Dalam mengatur letak kabel kompu-
ter yang bergerak, seperti
meja
ter, perlu diperhatikan hal-hal beri-
kipas
bebas bagi kaki. Tinggi meja kom-
kut.
pada CPU
puter yang baik adalah sekitar 55 -75 cm.
dihindarkan dari air karena
Aturlah kabel-kabel computer agar terurai secara rapi demi
dapat
kenyamanan.
Kabel
komputer
harus
menyebabkan
pendingin
processor
memberikan
ruang
gerak
korsleting.
Korsleting ini dapat mengaki-
Desain Meja dan Kursi
batkan hubungan arus pendek yang
dapat
menyebabkan
Kelelahan kerja akan cepat timbul bila meja dan kursi tidak meme-
kebakaran.
nuhi persyaratan kerja yang baik.
Usahakan agar kabel-kabel komputer tidak menutupi ba-
Meja komputer yang baik adalah meja yang dilengkapi dengan alat
Kondisi Lingkungan sebagai
Temperatur dan ventilasi
Temperatur
yang
nyaman
penghapusan karebagi
pengguna adalah yang disesuaikan dengan efek temperatur terhadap komputer. Peralatan komputer terutama chip sangat sensitif terhadap dunia
luar
termasuk
efek
termperatur
tinggi. Komponen yang terkena temperatur tinggi akan cepat rusak. Misalnya terputusnya rangkaian dalam chip, berkaibat pada terjadi kesalahan ringan yang biasa dikenal
na
temperatur
“Kondisi lingkungan saat menggunakan komputer ikut menciptakan kenyamanan dan menjaga kesehatan saat
(thermal wipeot ). Ventilasi lukan
diper-
bekerja.”
sehingga
selalu terjadi pertukaran udara yang bersih.
Pastikan
ruangan
yang
digunakan memiliki ventilasi udara bersih yang cukup dan memiliki pemanas/pendingin
yang
sesuai,
sehingga menimbulkan kenyamanan saat bekerja. Perlu diperhatikan pula
letak Air Conditioning (AC) yang ada. Tata letak AC dalam ruang kantor umumnya sudah menetap, karena itu pengaturan meja harus diperhatikan.
Pencahayaan
Pencahayaan
yang netral serta cat dan peralatan ruangan
kerja
juga
yang
memiliki
refleksi
dalam
berpengaruh
cakupan yang rendah. Hindari warna
pada
gelap untuk langit-langit ruangan.
beban
mata. Pantulan cahaya
(silau)
pada
layar
monitor yang berasal
dari
sumber lain seperti jendela, lampu penerangan dan lain sebagainya, akan menambah beban mata. Warna cahaya
lampu
hendaknya
dipilih
Kebisingan
Kebisingan dapat ditimbulkan oleh
Selain printer dan CPU, mesin pen-
kan tekanan pada otot sehingga
letak ruang kerja yang dekat
dingin (AC) juga dapat menjadi sum-
meningkatkan
resiko
terkena
ce-
dengan keramaian ataupun
dera. Untuk itu, pilih tempat yang
suara dari peralatan kantor
tenang ataupun suara yang timbul
yang digunakan.
akibat sumber kebisingan lainnya.
Batas diizinkan
kebisingan untuk
yang berkerja
selama kurang dari 8 jam per hari adalah 80 decibel (dB). Sedangkan ruang kerja yang ideal adalah dengan kebisingan sekitar 40 – 50 dB.
ber kebisingan. Kebisingan dapat menimbulkan stres dan menyebab-
Kebiasaan dalam Bekerja
Kesimpulan : Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perlu diketahui ketentuan penggunaan perangkat keras komputer dan periferalnya demi kesehatan dan keselamatan kerja. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah posisi tubuh, desain tempat kerja, kondisi lingkungan, dan kebiasaan dalam bekerja dengan komputer.
Agar dapat merasa nyaman dalam
dan lakukan olahraga ringan
bekerja
beberapa kali sehari.
maka
biasakanlah
untuk
selalu melakukan hal-hal sebagai
berikut.
Kerja dalam keadaan sesantai
komputer agar mata dan organ
mungkin dan dalam posisi yang
tubuh lainya juga beristirahat.
benar. Hindarkan posisi yang ketidak
Bagilah waktu untuk bekerja secara bergantian sehingga ti-
nyamanan, bahkan yang bisa
dak duduk dalam selang waktu
menyebabkan cedera otot.
yang lama untuk melakukan satu
Mengubah posisi duduk untuk
aktivitas yang sama terus mene-
mencegah kelelahan otot.
rus.
dapat
Beristirahat selama 10 menit setelah berkerja 1 jam di depan
mengakibatkan
Mengatur posisi perangkat kom-
Mengedipkan mata untuk men-
puter dan ruangan sehingga
jaga agar mata tidak kering.
memberi rasa nyaman.
Sesekali
Berdiri beberapa menit untuk
keluar ruangan.
mengendurkan ketegangan otot
memandang
jauh
K E G I A T A N
P E N G A B D I A N
K E P A D A
M A S Y A R A K A T
Penyuluhan K3, Ergonomi, dan Sanitasi di Rumah Tangga
TEKNIK SANITASI RUMAH TANGGA SEBAGAI SALAH SATU SARANA PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT Oleh: Sanidhya Nika Purnomo, S.T., M.T.
Pendahuluan
Isi: Pendahuluan
Sanitasi
1
1
Dewasa ini banyak penya-
masyarakat
kit
meningkat.
yang
terjadi
masyarakat oleh karena kurangnya
Septic Tank
2
di
kesadaran
masyarakat akan kebersihan lingkungannya. Salah satu upaya memperbaiki
Penggunaan dan Pemeliharaan
3
kesehatan mayarakat dari elemen
rumah
tangga
adalah dengan meningkatPermasalahan dan Solusi
3
Kesimpulan
4
kan kesehatan sanitasinya. Rendahnya akses sanitasi,
juga
akan
yang tidak benar. Hasil studi Indonesia Sani-
Terdapat hubungan yang
tation Sector Development
sangat erat antara masalah
Program
sanitasi dan penyediaan
2006, menunjukkan 47%
air, karena semua penya-
masyarakat masih berper-
kit
ilaku buang air besar ke
yang
dengan
berhubungan
air
sebenarnya
berkaitan
dengan
pengumpulan dan pembuangan
limbah
sungai, kebun
(ISSDP)
sawah, dan
tahun
kolam,
tempat
ter-
buka.
manusia
baik di wilayah pedesaan maupun perkotaan men jadi
pekerjaan
yang
tidak
rumah
dapat
dia-
baikan. Peran serta rumah tangga
Permasalahan sanitasi yang sering terjadi :
Kebocoran septic tank Fasilitas MCK tidak berfungsi optimal
mutlak diperlukan dalam mengawal
kesehatan
masyarakat, karena rumah tangga
adalah
elemen
dari
sebuah
terkecil
masy ara kat.
Jika
kesehatan rumah tangga baik,
maka
kesehatan
Saluran air yang tersumbat Aktivitas di Sungai yang Tercemar
Sanitasi
Pembuatan jamban yang asal-asalan
Berbagai
Influein industry Pembuangan liar lumpur tinja
permasalahan
berat bakteri tinja, pa-
rumahan
sanitasi yang sering ter-
dahal separuh penduduk
cepat terjadinya kondisi
jadi di masyarakat adalah:
perko taan
ini.
Kebocoran septic tank
mas ih
menggunakan air tanah. Banyak hal yang mengaki-
MCK
bisa
tidak
memper-
berfungsi
optimal
Saat ini sekitar 70 persen
batkan
air
daerah
bahkan rembesan limbah
MCK yang tidak berfungsi
perkotaan sudah tercemar
septic tank, padatnya pe-
secara optimal baik kare-
tanah
di
kebocoran
atau
TEKNIK SANITASI RUMAH TANGGA SEBAGAI SALAH SATU SARANA
na usang, salah konstruksi, tidak
perkotaan tidak ada air, tidak ada
terawat,
atap atau tidak tersambung ke septic
tidak
ada
air,
maupun
masyarakat yang belum siap menerima
tank.
Buang air besar sembarangan
Lebih
dari
perkotaan
keberadaannya
12
persen
Indonesia
penduduk
sama
sekali
tidak memiliki akses ke
sesuai fungsinya.
sarana jamban (Susenas
Saluran air yang ter-
2004). Artinya, belasan
sumbat
juta penduduk perkotaan Indonesia masih mem-
Seharusnya fungsi salu-
buang tinja langsung di
ran tersebut adalah men-
kebun, selokan, ataupun
galirkan air hujan, tetapi dalam
sungai.
pelaksanaannya
dipakai menampung air
Pembuangan liar lum-
kakus dan sampah se-
pur tinja
hingga jadi sarang pen-
Pada kenyataannya, saat
yakit.
ini
Aktivitas
di
Sungai
membuang
Tercemar
muatannya
hadap sarana MCK dan air bersih. jamban
yang
asal-
asalan
35
langsung ke
sungai,
petugasnya malas.
akibat
terbatasnya akses masyarakat ter-
Pembuatan
tinja
IPLT tidak berfungsi atau
an di sungai yang terceterjadi
truk
alasannya tidak ada IPLT,
Melakukan aktivitas harimar
banyak
Influein industri
Influein industri di kawasan pemukiman sebagian besar dialirkan ke sungai tanpa proses pengelolaan
persen
jamban
di
kawasan
“Salah satu upaya meningkatkan
terlebih dahulu.
kesejahteraan masyarakat adalah
Septic Tank
dengan membuat septic tank. “
Septic tank adalah bangunan pe-
ngurasan. Septic tank bisa digunakan
ngolah dan pengurai kotoran tinja
secara individu maupun bersama
manusia. Tangki ini dibuat dengan
(komunal ) sampai dengan 5 (lima)
bahan yang kedap air sehingga air
rumah,
dalam
resapan / bidang resapan tergantung
tangki
septik
tidak
dapat
meresap ketanah dan akan mengalir keluar melalui saluran yang disediakan.
jika
menggunakan
sumur
dari ketersediaan lahan. Jika
digunakan
untuk pemakaian
lebih dari 5 (lima) rumah bidang
dipengaruhi oleh :
Hal-hal yang perlu diperhatikan da-
resapan yang diperlukan akan me-
1. Jumlah pemakai
lam perencanaan dan kontruksi ada-
merlukan lahan yang cukup luas,
lah:
untuk mengatasi kebutuhan lahan
Septik tank
Septic tank dibuat pada lahan yang memudahkan untuk dilakukan pe-
yang luas ini di bangun suatu Filter untuk menggantikan fungsi bidang
2. Periode pengurasan yang direncanakan 3. Asumsi jumlah kotoran manusia/
resapan.
tahun yang masuk dan diolah
Ukuran dan volume septic tank hanya
tangki septik
Ukuran dan Volume tangki septik tidak dipengaruhi oleh jenis tanah, daya serap tanah, maupun tinggi muka air tanah. Air yang keluar dari tangki septik masih harus diolah dalam bidang resapan , sumur resapan atau filter. Bidang Resapan / Sumur Resapan
Kontruksi dan ukuran sumur resapan tergantung pada tinggi muka air tanah dan jenis tanah. Jarak dengan sumber air bersih > 10 m dan hanya digunakan untuk pelayanan sampai 5 rumah
Penggunaan dan Pemeliharaan Septic Tank
Lumpur tinja hasil pengurasan
tidak boleh dibuang ke sungai,
buangan kakus / tinja saja, tidak
tangki septik masih berbahaya
atau ketempat terbuka akan teta-
untuk air bekas (mandi dan cuci)
bagi manusia dan lingkungan,
pi harus dibuang ketempat yang
pengurasan sebaiknya dilakukan
telah direncanakan untuk menam-
oleh orang /
pung lumpur tinja ( misal Instalasi
petugas yang
Pengolah Lumpur Tinja /IPLT).
Tangki septik hanya menerima
Pengurasan tangki septic dilakukan secara berkala setiap 3 tahun sekali
mempunyai
Tidak membuang bahan-bahan
peralatan pen-
“ Air yang keluar dari tangki septik masih tidak aman bagi
kimia berbahaya kedalam tangki
guras yang me-
manusia dan lingkungan, oleh karena itu masih diperlukan unit
septik, seperti insektisida, karbol
menuhi syarat.
pembersih lantai, pemutih pakaian.
pengolahan lainnya yang pada umumnya berupa :
Lumpur hasil pengurasan
1.
Bidang Resapan.
2.
Sumur Resapan.
3.
Filter aliran ke atas dengan pasir dan kerikil “
Permasalahan dan Solusi Septic tank yang digunakan juga
Untuk itu perlu diperhatikan bebera-
tidak terlepas dari masalah. Perma-
pa hal pada saat menggunakan sep-
salahan yang umum terjadi pada sep-
tic tank, diantaranya adalah:
tic tank adalah:
Limbah yang bau,
Yaitu terdapat pipa pembuangan gas
Toilet cepat penuh,
dan buat resapan yang bagus se-
Tersumbat
hingga,
lancar
tankpun tidak cepat penuh.
Membuang puntung rokok, pembalut wanita atau benda an organik lainnya
Buat septic tank yang standar
sirkulasi
Jangan buang sampah
septic-
kedalam closet akan menghambat peresapan dan akhirnya septictank penuh. Benda anorganik itu tidak bisa hilang teresap ke tanah salah satu
caranya
penyedotan.
adalah
dengan
Jika terjadi masalah pada septic tank,
dengan
menggunakan
maka ada beberapa kemungkinan
angin, air, dan selang. Cara yang
akan
penyebabnya, diantaranya adalah:
dapat dilakukan adalah dengan me-
tekanan tinggi. Tekanan tinggi yang
masang
menghu-
Septic tank penuh
berasal dari kompresor angin akan
bungkan kompresor angin dengan
mendorong kotoran yang menyum-
Jika yang terjadi adalah penuhnya
WC,
kemudian
bat saluran pipa, sehingga saluran
septic tank, maka untuk menga-
yang
telah
selang
diisi
untuk
kompresor
kompresor
angin
terlebih
dahulu
dengan
air
dinyalakan,
menyemburkan
sehingga
air
dengan
pipa akan lancar kembali
tasinya adalah dengan menyedot isi septic tank atau menggunakan pengurai limbah organik. Saluran septic tank bermasalah
Saluran pipa yang menghubungkan WC dengan septictank seringkali tersumbat,
jika terjadi sumbatan
pada pipa saluran septic tank, maka untuk
memperbaikinya
adalah
Kesimpulan Untuk memperbaiki kesehatan masyarakat adalah dengan melaksanakan lima pilar sanitasi total berbasis masyarakat, yakni:
Tidak membuang air besar sembarangan,
cuci tangan menggunakan sabun,
pengelolaan air minum di rumah tangga,
pengelolaan sampah rumah tangga
pengelolaan limbah cair rumah tangga.
K E G I A T A N K E P A D A
P E N G A B D I A N
M A S Y A R A K A T
Penyuluhan K3, Ergonomi, dan Sanitasi di Rumah Tangga
Make a better future with health