Penerapan Fungsi Manajemen dalam Kegiatan Sekolah di Bidang OSIS G. Penerapan Fungsi Manajemen dalam Kegiatan Sekolah di Bidang OSIS OSIS merupakan organisasi siswa yang sah di sekolah. OSIS adalah kependekan dari Organisasi Siswa Intra Sekolah. Kata “organsisasi” menunjukkan bahwa OSIS merupakan kelompok kerja sama antarpribadi yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Sebagai organisasi, OSIS dibentuk dalam usaha mencapai terwujudnya pembinaan kesiswaan. Siswa adalah peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, yaitu SMP dan SMA dan yang setara. Kata “intra” menunjukkan bahwa OSIS adalah suatu organisasi siswa yang ada di dalam dan di lingkungan suatu sekolah. Keberadaan OSIS di suatu sekolah tidak ada kaitan dengan OSIS yang ada di sekolah lain. Kata “sekolah” menunjukkan satuan pendidikan tempat penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan. Tampak bahwa OSIS merupakan satu-satunya wadah kegiatan siswa di sekolah bersama dengan jalur pembinaan yang lain untuk mendukung tercapainya pembinaan kesiswaan. Untuk mewujudkan fungsinya sebagai wadah, OSIS harus selalu bersama-sama dengan jalur yang lain dalam mengadakan latihan kepemimpinan, ekstrakurikuler, dan wawasan wiyatamandala. Tanpa bekerja sama dengan yang lain, OSIS sebagai wadah tidak akan berfungsi. Tujuan utama terbentuk OSIS antara lain sebagai berikut: a. menghimpun ide, pemikiran, bakat, kreativitas, serta minat para siswa ke dalam salah satu wadah yang bebas dari berbagai pengaruh negatif dan luar sekolah. b. mendorong sikap, jiwa, dan semangat kesatuan dan persatuan di antara para siswa sehingga timbul satu kebanggaan untuk mendukung peran sekolah sebagai tempat terselenggaranya proses belajar mengajar. c. sebagai tempat dan sarana untuk berkomunikasi, menyampaikan pikiran dan gagasan dalam usaha untuk lebih mematangkan kemampuan berpikir, wawasan, dan pengambilan keputusan. OSIS sebagai suatu organisasi memiliki pola beberapa peranan atau fungsi dalam mencapai tujuan. Sebagai suatu organisasi OSIS juga perlu pulal memperhatikan faktor-faktor yang sangat berperan agar OSIS tetap hidup. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar OSIS tetap berfungsi, yaitu sumber daya, efisiensi, koordinasi kegiatan sejalan dengan tujuan, pembaharuan, kemampuan beradaptasi dengan lingkungan luar dan terpenuhinya fungsi dan peran seluruh komponen. Dari faktor-faktor ini, faktor manusia yang paling penting. Keberhasilan atau kegagalan OSIS tergantung pada manusia yang terlibat dalam organisasi siswa ini. Untuk alasan ini, perlu ada pelatihan terus-menerus untuk kalangan pengurus dan anggota OSIS. Bentuk pelatihan itu antara lain pelatihan kepemimpinan dan wawasan wiyatamandala.
Sebagai organisasi, OSIS memiliki perangkat. Perangkat OSIS terdiri atas Dewan Pembina, Perwakilan Kelas, dan Pengurus OSIS. 1. Dewan Pembina yang terdiri dari Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Koordinator Pembina, dan Guru sebagai anggota. 2. Perwakilan Kelas yang terdiri dari siswa-siswa yang ditunjuk untuk mewakili tiap-tiap kelas yang nantinya akan duduk dalam MPK atau Musyawarah Perwakilan Kelas. Secara rutin, MPK akan bekerjasama dengan pengurus OSIS sekaligus memantau kinerja pengurus OSIS serta menyampaikan aspirasi kelas kepada Pengurus OSIS atau sebaliknya. 3. Pengurus OSIS yang meliputi Ketua I, Ketua II, Sekretaris I, Sekretaris II, Bendahara I, Bendahara II dan beberapa staf atau seksi. Contoh staf atau seksi tersebut adalah Seksi Ketaqwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Seksi Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, Seksi Pendidikan Pendahuluan Bela Negara, Seksi Kepribadian dan Budi Pekerti Luhur, Seksi Organisasi, Pendidikan Politik dan Kepemimpinan, Seksi Keterampilan dan Kewiraswastaan, Seksi Persepsi Apresiasi dan Kreasi Seni, dan Seksi Kesegaran Jasmani. 4. MPK (Musyawarah Perwakilan Kelas) terdiri dari siswa yang ditunjuk untuk mewakili kelasnya dan duduk dalam kepengurusan MPK. Anggota perwakilan kelas memiliki tugas sebagai berikut: a. Mewakili kelasnya dalam rapat perwakilan kelas. b. Mengajukan usul kegiatan untuk dijadikan program kerja OSIS. c. Mengajukan calon pengurus OSIS berdasarkan hasil rapat kelas. d. Memilih pengurus OSIS dan daftar calon yang telah disiapkan. e. Menilai laporan pertanggungjawaban pengurus OSIS pada akhir masa jabatan. f. Mempertanggungjawabkan segala tugas kepada Kepala Sekolah selaku Ketua Pembina. g. Bersama-sama pengurus menyusun Anggaran Rumah Tangga. Untuk memudahkan MPK dalam menjalankan tugasnya, maka perlu dibentuk kepengurusan MPK yang terdiri atas Ketua, Sekretaris, Ketua Komisi A, Ketua Komisi B, dan Ketua Komisi C. Masingmasing komisi dapat bekerja sama dengan bidang-bidang tertentu dalam kepengurusan OSIS. Tentu saja dalam kegiatan OSIS, fungsi manajemen harus diperhatikan. Misalnya, OSIS mempunyai rencana untuk melakukan kegiatan gerakan penghijauan sekitar sekolah. Dalam perencanaan beberapa pertanyaan mendasar harus dijawab, antara lain, Apa yang hendak dicapai dengan gerakan penghijauan?, Mengapa perlu ada gerakan penghijauan?, Di mana gerakan penghijauan diadakan? Kapan gerakan penghijauan diadakan? Siapa yang terlibat dalam gerakan penghijauan itu? dan Bagaimana gerakan penghijauan itu dilaksanakan? Setelah perencanaan ini tersusun dengan matang, OSIS perlu menerapkan fungsi pengorganisasian. Hal ini dilakukan dengan membentuk panitia dengan pembagian tugas yang jelas. Pembagian tugas yang jelas tentu saja memudahkan pelaksanaan gerakan penghijauan.
Dalam pelaksanaan, orang-orang yang terlibat digerakkan agar bekerja sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan tentu saja perlu diawasi. Tujuannya untuk memastikan pelaksanaan sesuai dengan rencana, mencegah adanya kesalahan, menciptakan kondisi agar para siswa bertanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan, mengadakan koreksi terhadap kegagalan yang timbul, dan memberi jalan keluar atas suatu kesalahan. zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
ranscript of Penerapan Fungsi Manajemen dalam Kegiatan Sekolah 2. Bidang kesiswaan Penerapan fungsi manajemen dalam bidang kesiswaan dilaksanakan berdasarkan empat prinsip dasar,antara lain : a. Mengikutsertakan siswa dalam setiap pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kegiatan kesiswaan. b. Sekolah harus memperhatikan kondisi siswa dalam membuat kegiatan ekstrakulikuler. Diharapkan sekolah membuat kegiatan yang sesuai dengan kondisi siswa. c. Kegiatan belajar mengajar harus dapat memotivasi siswa karena siswa akan termotivasi untuk belajar jika menyenangi pelajaran tersebut. d. Kegiatan pembelajaran harus dapat mengembangkan potensi siswa. 3. Bidang personalia Penerapan fungsi manajemen dalam bidang personalia ini dikembangkan berdasarkan empat prinsip antara lain : a. Sumber daya manusia sangat berperan penting dalam mengembangkan sekolah. b. Sumber daya manusia sangat dibutuhkan dalam mendukung tujuan institusi yang ingin dicapai. c. Mengembangkan sikap bekerja sama antar warga sekolah demi tercapai tujuan yang akan dicapai. 4. Bidang keuangan Adapun fungsi manajemen diterapkan dalam masing-masing bidang sebagai berikut : c. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran Langkah-langkah yang dilakukan adalah : 1) Menyusun program pembelajaran atau biasanya disebut dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 2) Penjabaran materi pembelajaran kepada peserta didik. 3) Menentukan metode pembelajaran. 4) Menyediakan alat, sumber , dan sarana pembelajaran di lingkungan sekolah. Fungsi umum manajemen ada lima,yaitu sebagai berikut : 1. Perencanaan (palnning) adalah kegiatan yang berkenaan dengan proses memutuskan tujuantujuan apa yang akan dicapai selama periode waktu mendatang dan apa yang akan dilakukan agar tujuan-tujuan tersebut tercapai. 2. Pengorganisasian (organizing) adalah proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya organisasi, dan lingkungan tempat organisasi berada. 3. Penyusunan personalia (staffing) adalah cara pengolahan sumber daya manusia agar para karyawan dapat bekerja secara efektif. 4. Penggerakan (actuating) adalah tindakan yang mengusahakan agar semua kelompok mau dan memulai bekerja dengan senang hati untuk menyelenggarakan tugas pekerjaannya hingga selesai seusai dengan tujuan yang telah ditetapkan. 5. Pengawasan (controlling) adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Penerapan Fungsi Manajemen dalam Kegiatan Sekolah a. Perencanaan (planning) Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam tahapan ini adalah : 1) Menentukan rancangan kurikulum yang akan diterapkan disekolah. 2) Membuat rencana pengembangan kurikulum. 3) Membuat rencana pelaksanaan kurikulum. 4) Membuat rencana penilaian atau evaluasi dari hasil penerapan kurikulum d. Tahap Penilaian Tahap ini dilakukan dengan tujuan untuk mengukur kelebihan dan kekurangan kurikulum yang telah di terapkan. Tahap penilaian dalam bentuk formatif maupun sumatif. Penerapan fungsi manajemen dalam bidang keuangan berkenaan dengan kegiatan sebagai berikut a. Penggalian dana untuk sekolah. b. Pengelolaan dana sekolah yang berkenaan dengan program atau kegiatan sekolah. Untuk mewujudkan efisiensi dan efektifitas manajemen di bidang keuangan dibutuhkan pengawasan, pengendalian dan pemeriksaan yang berkesinambungan. Oleh : Yuliasih Wiliranti Vivi Oktaviana Diwa Permata Deby Utami Andrew Sitompul 1. Bidang Pengajaran Bidang pengajaran berkenaan dengan proses pembelajaran di sekolah. Prinsip dasar manajemen dalam bidang kurikulum ini adalah untuk mencapai sistem pembelajaran yang baik. Ada empat tahapan manajemen yang dapat diterapkan dalam bidang pengajaran antara lain : b. Pengorganisasian Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam tahapan ini adalah : 1) Merumuskan visi,misi dan tujuan pembelajaran di sekolah. 2) Merumuskan struktur dan program pembelajaran. 3) Pengorganisasian materi pembelajaran disekolah. 4) Pengorganisasian kegiatan pembelajaran di sekolah. 5) Pemilihan alat, sumber, dan sarana belajar di sekolah. 6) Penentuan cara mengukur hasil belajar. 5. Bidang sarana dan prasarana Penerapan funsi manajemen dalam bidang sarana dan prasarana ini dilakukan secara berkala dan terencana , misalnya merawat gedung sekolah, peralatan sekolah, perlengkapan sekolah. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan proses kegiatan belajar mengajar sekolah . Tahapan nya adalah sebagai berikut : a. Pengarahan kepada tim pelaksana bidang sarana dan prasarana.
b. Menyebarluaskan informasi tentang program perawatan sarana dan prasarana di sekolah. c. Membuat perlombaan perawatan sarana dan fasilitas sekolah. Jika dilihat dari kegiatan manajemen,fungsi manajemen sekolah meliputi hal hal berikut ini. 1. Kegiatan manajerial yang dilakukan oleh pemimpian di sekolah berkenaan dengan hal berikut ini. a. Perencanaan b. Pengorganisasian c. Pengarahan d. Pengkoordinasian e. Pengawasan f. Penilaian g. Pelaporan h. Penentuan anggaran 2. Kegiatan manajerial yang dilakukan oleh para pelaksana di sekolah berkenaan dengan hal berikut ini. a. Kegiatan tata usaha b. Kepegawaian c. Keuangan d. Hubungan masyarakat (Humas) Pendahuluan. Sekolah sebagai tempat penyelenggaraan program pendidikan dan pengajaran, pada hakekatnya diperuntukkan bagi pengembangan watak dan kepribadian manusia yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku sesuai dengan kebutuhan pembangunan bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Kedudukan sekolah yang demikian penting itu menunjukkan bahwa sekolah mestilah terus ditingkatkan dan dikembangkan semaksimal mungkin baik secara kuantitas maupun kualitas.Peningkatan kuantitas dan kualitas itu sesungguhnya adalah tanggungjawab Pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat.Di sekolah peran dan tanggungjawab Pemerintah itu diwakili oleh Kepala Sekolah dan guru serta pegawai dan masyarakat diwakili oleh para orangtua/wali murid dan masyarakat lingkungan sekitar sekolah.Keberhasilan sekolah dalam mencapai misi dan visinya sangat dipengaruhi oleh synergi diantara komponen Pemerintah dan Masyarakat itu.Synergi artinya adalah masing-masing komponen yang bertanggungjawab atas program pendidikan tersebut dapat melaksanakan fungsi/tugasnya/kewajibannya masing-masing dengan baik saling mendukung dan melengkapi dan tertuju pada pencapaian misi dan visi sekolah. Manajemen Sekolah. Sekolah adalah sebuah lembaga, didalamnya terdapat sejumlah orangorang yang berfungsi sebagai pelaksana berbagai kegiatan pendidikan. Sejumlah orang yang bekerja dan adanya tujuan yang hendak dicapai dan telah menjadi suatu ketetapan, memerlukan seorang Pemimpin agar semua kegiatan dapat terlaksana dengan baik dan mencapai tujuan sebagaimana diharapkan. Hadari Nawawi mengemukakan : "Dilingkungan dunia pendidikan banyak ditemui usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan tertentu yang disepakati bersama.Salah satu bentuk kerjasama itu diselenggarakan berupa lembaga pendidikan formal yang bersifat sengaja,berencana dan sistematis.Untuk keperluan itu pada setiap lembaga pendidikan formal terdapat seorang pimpinan dengan atau tanpa pembantu.Pimpinan itu biasanya diangkat oleh badan yang lebih tinggi dengan kedudukan sebagai Kepala". Pemimpin di
sekolah adalah Kepala sekolah,tugas pokoknya adalah menggerakkan seluruh sumber daya manusia yang ada di sekolah, memaksimalkan penggunaan semua fasilitas yang dimiliki dalam rangka menjamin tercapainya tujuan pendidikan di sekolah yang ia pimpin. Sebagai pemimpin sebuah lembaga maka ia harus memiliki kelengkapan kemampuan dalam melaksanakan fungsifungsi manajemen sebab pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen itu merupakan salah satu tanggungjawabnya.Dalam hal ini Sondang P.Siagaian menyatakan sebagai berikut : "Para eksekutif itulah yang bertanggungjawab atas terselenggaranya samua fungsi-fungsi organik manajemen mulai dari perencanaan,penyusunan program kerja , pengorganisasian , penggerakan tenaga manusia,memimpin kegiatan pelaksanaan,melakukan pengendalian dan pengawasan dan demikian pula dengan penilaian dan pemanfaatan sistem umpan balik yang berlaku dalam organisasi". ...Siagian,Sondang P. Selanjutnya oleh Soewadji Lazaruth dikatakan : "Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan sangat besar dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah. Berkembangnya semangat kerja, kerjasama yang harmonis,minat terhadap perkembangan pendidikan,suasana kerja yang menyenangkan dan mutu profesional diantara para guru banyak ditentukan Kepala sekolah dengan kualitas kepemimpinannya. Kepala sekolah harus mampu membangkitkan semangat kerja yang tinggi.Ia harus mampu mengembangkan staf untuk bertumbuh dalam kepemimpinannya.Ini berarti ia harus mampu membagi wewenang dalam pengambilan keputusan,sebab banyaklah tanggungjawab yang harus dilaksanakannya.Agar tugas-tugas ini berhasil baik ia perlu memperlengkapi diri baik perlengkapan pribadi maupun perlengkapan profesi". Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen pada prinsipnya sama dilembaga manapun hal itu dilakukan, perbedaannya hanyalah terletak pada penerapannya,menyangkut luas ruang lingkup dan kebutuhan masing-masing. Berkaitan dengan ini kita perlu menyimak apa yang dikemukakan oleh T.Hani Handoko sebagai berikut : "Fungsi-fungsi manajemen tersebut adalah universal.Sifat ini merupakan hasil kenyataan bahwa fungsi-fungsi manajemen adalah sama dimana saja, dalam seluruh organisasi dan pada waktu kapan saja.Fungsi-fungsi manajemen ini sama untuk perusahaan-perusahaan besar,kecil ataupun multi nasional,organisasi-organisasi kemasyarakatan,kelompok-kelompok hobbi dan sebagainya. Walaupun mungkin diterapkan secara berbeda oleh manajer-manajer yang berbeda pula". Berbagai ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda tentang fungsi manajemen itu. Hal ini wajar dan dapat diterima mengingat latar belakang pengalaman dan situasi yang mereka alami juga berbeda.Namun tetap saja secara prinsip seluruh pendapat itu tertuju pada satu titik yang sama. Tujuan dari pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen itu tidak lain adalah untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari suatu pekerjaan melalui orang lain yang bekerja secara rela dan prnuh tanggungjawab. Dalam ha ini Hadari Nawawi menyatakan : "Kegiatan manajemen administratif yang meliputi perencanaan pengorganisasian,pengarahan,koordinasi,kontrol dan komunikasi harus diwujudkan secara terpadu,sehingga sebagai sub sistem yang merupakan fungsi primer akan berdaya guna secara optimal bagi keseluruhan proses administrasi sebagai total sistem.Keterpaduan ini akan terwujud bilamana seorang administrator berusaha mendayagunakan dan memberikan peran serta pada setiap personal di lingkungan organisasi kerjanya,sesuai dengan posisi dan kedudukannya masing-masing ”. Berdasarkan pernyataan tersebut di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan pendayagunaan fungsi-fungsi manajemen itu maka akan semakin nyatalah keterlibatan seluruh anggota organisasi/lembaga dalam memainkan peranannya masing-masing secara tepat dan berhasil guna. Ketepatan peranan yang dimainkan oleh masing-masing personal tersebut akan menimbulkan rasa tanggungjawab yang dicerminkan oleh rasa memiliki (sense of belonging) terhadap organisasi/lembaga kerja
(sekolah). Dan perasaan ikut memiliki itu akan menumbuhkan pula sikap bertanggngjawab secara nyata (sense of responsibility). Kedua pencerminan sikap itu memungkinan terlaksananya seluruh beban kerja sehingga mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran sebagaimana mestinya.James Menzies Black menyebutkan sebagai berikut : "Mendapatkan hasil yang diinginkan dengan mengorganisasikan dan membimbing daya upaya orang lain memerlukan keterampilan dalam perencanaan dan kepemimpinan. Seberapa jauh berhasilnya seorang manajer dalam meningkatkan jenjang karir di dala organisasi tergantung dari kemampuan memperluas bakatnya dalam mengarhkan bawahan.Karena itu ia harus selalu berusaha meningkatkan efektivitasnya dalam menggunakan peralatan manajer ; perencanaan ,pengorganisasian pengarahan dan tindak lanjutnya karena semakin banyak orang yang dikendalikan,fungsi-fungsi manajemen ini semakin penting dan rumit". Apa yang dikemukakan oleh beberapa ahli yang penulis kutip di atas setidak-tidaknya telah menggambarkan apa yang semestinya dilakukan oleh Kepala sekoah didalam ruang lingkup peranannya sebagai manajer itu. Namun harus diakui bahwa untuk melihat kedudukan Kepala sekolah sebagai manajer sebagaimana mestinya agak sukar dilakukan karena secara operasional Kepala sekolah banyak dihadapkan dengan ketentuanketentuan prosedural birokrasi yang mempersempit ruang geraknya. Sehubungan dengan itu Joan Dean mengatakan sebagai berikut : "The word manager used in the context of educatioan is comparatively new.Yet in many ways it is descriptive of whats is involved.Good management involves working with people and resources as they are and helping them to work together to achieve agreed ends" Dari ungkapan Joan Dean tersebut ditarik pengertian bahwa didalam konteks pendidikan perkataan manajer itu masih baru, tetapi dalam banyak cara ia merupakan mendiskripsikan apa yang terlihat.Manajemen yang baik itu melibatkan pekerjaan dengan orangorang dan sumber-sumber sebagaimana adanya dan membantu mereka untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan akhir yang telah disepakati. Dari uraian yang telah dikemukakan di atas maka dapatlah disimpulkan bahwa dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen itu ada beberapa tekanan yang menjadi perhatian paling utama yakni : - manajemen selalu diterapkan dalam hubungannya dengan suatu kelompok orang yang bekerjasama. - ada tujuan tertentu yang hendak dicapai.Dan didalam manajemen tersebut terjadi serangkaian kegiatan utama yang memerlukan keterampilan-keterampilan berdasarkan pengetahuan tertentu dan mengandung seni mengelola dari setiap orang yang melakukannya. Fungsi-fungsi manajemen haruslah dilaksanakan secara serempak, terpadu pada keadaan yang sama artinya tidak dipisahkan antara satu fungsi dengan fungsi lainnya.Fungsi-fungsi manajemen yang dimaksudkan disini adalah fungsi Pengorganisasian yang meliputi ; - Pembagian Kerja - Analisa Jabatan - Spesialisasi Pekerjaan Pemberian/pendelegasian wewenang Fungsi Pengorganisasian. Sama halnya seperti manajemen maka pengorganisasian pun diartikan oleh para ahli secara berbeda-beda. H.Koontz dan O'Donnell mengemukakan : "Pengorganisasian berhubungan dengan pengaturan struktur melalui penentuan kegiatan untuk mencapai tujuan dari pada suatu badan usaha/organisasi secara keseluruhan atau setiap bagiannya. Pengelompokan kegiatan-kegiatannya,penugasan,pelimpahan wewenang untuk melaksanakan pekerjaan,menentukan koordinasi kewenangan dan hubungan informasi baik horizontal maupun vertikal dalam struktur organisasi itu.Struktur organisasi bukan tujuan tetapi suatu alat dalam menyelesaikan tujuan badan usaha/organisasi.Struktur ini harus sesuai dengan tugas, yang menggambarkan pembatasan-pembatasan atau persetujuanpersetujuan yang telah diletakkan oleh pimpinan terhadap seseorang yang bekerja dalam organisasi atau badan usaha itu". Dengan pengertian semacam itu dipastikan bahwa Kepala sekolah dengan sejumlah tugas dan tanggungjawabnya tidak mungkin dapat menyelesaikannya tanpa keterlibatan orang-orang disekitarnya. Dia harus mendistribusikan sebagian tugasnya
(dalam batas-batas memungkinkan) kepada para bawahannya.Hal tersebut dimaksdukan agar tidak satupun pekerjaan tertinggal atau tidak dikerjakan.Dalam kaitan ini U.Husna Asmara berpendapat : "Setiap usaha kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tidak mungkin dilaksanakan sendiri oleh pimpinan,terutama karena terbatasnya kemampuan seseorang untuk mengerjakan pekerjaan yang banyak dan terbatasnya kemampuan waktu serta tempat. Oleh karena itu pekerjaan yang harus diselesaikan harus dibagi-bagikan termasuk bahan,alat dan personal.Kegiatan pembagian atau pengelompokan tugas dan personal serta tanggungjawabnya termasuk pengirganisasian". Perlu diperhatikan oleh seorang Kepala sekolah dalam melakukan fungsi ini, ia harus bisa memahami tugas-tugas apa saja yang harus dibagi,bentuk kegiatannya yang harus dilaksanakan masing-masing bidang tugas,tujuan serta syarat-syarat pokok pelaksana yang dapat melaksanakan tugas tersebut. Pengelompokan tugas tidak boleh memisahkan satu bidang pekerjaan dengan bidang lainnya sehingga menjadi berdiri sendiri-sendiri tetapi pengelompokan yang dimaksud disini hanya terbatas pada masalah efektivitas pelaksanaan tugas namun tetap mengarah pada tujuan yang sama.Pengorganisasian adalah pengelompokan bidang kerja dari yang bersifat umum menjadi bagian-bagian khusus yang lebih mudah dipahami dan dikerjakan.Dari yang bersifat rumit menjadi lebih praktis atau dengan kata lain pengorganisasian itu menerjemahkan tujuan umum menjadi tujuan khusus yang mempermudah pencapaian tujuan idealnya. Geoge R.Terry berpendapat : "Pengorganisasian adalah menentukan,mengelompokkan dan pengaturan berbagai kegiatan yang dianggap perlu untuk pencapaian tujuan penugasan orang-orang dalam kegiatan-kegiatan ini,dengan menetapkan faktor-faktor lingkungan fisik yang sesuai,dan menunjukkan hubungan kewenangan yang dilimpahkan terhadap setiap individu yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan tersebut". Apa yang dikemukakan oleh Ernest Dale berikut ini mungkin dapat mempermudah kita dalam memahami pengertian pengorganisasian secara substansial : "Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal,mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan di antara para anggota organisasi,agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efsien.Proses pengorganisasian dapat ditunjukkan dengan tiga langkah prosedur berikut ini : 1.Pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi 2.Pembagian beban kerja total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logik dapat dilaksanakan oleh satu orang.Pembagian kerja sebaiknya tidak terlalu berat sehingga tidak dapat diselesaikan,atau terlalu ringan sehingga ada waktu menganggur,tidak efisien dan terjadi biaya yang tidak perlu. 3.Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.Mekanisme pengkoordinasian ini akan membuat para anggota organisasi menjaga perhatiannya pada tujuan organisasi dan mengurangi ketidak efisienan dan konflik-konflik yang merusak". Pengorganisasi ini tidak hanya sekedar mendistribusikan beban tugas dalam mengajar kepada guru seperti yang selama ini dilaksanakan di sekolah-sekolah yang kurang maju.Pengorganisasi tidak hanya sekedar membagi kedudukan tanpa jelas tolak ukur keberhasilan pelaksanaan dari tugas yang telah didelegasikan. Pengorganisasian meliputi semua tugas yang ada dan dalam hal ini dimulai dari penafsiran yang sama atas tujuan yang hendak dicapai sehingga membantu memformulasikannya kedalam berbagai bidang dan menjelaskan siapa yang bertanggungjawab dalam pelaksanaannya.Selama ini pengorganisasian diterjemahkan dalam pengertian yang sangat sederhana dan tidak substansial.Pengorganisasian hanya sekedar membagi jam mengajar,memilih wali kelas,wakil Kepala sekolah tanpa diikuti oleh fungsi-fungsi lainnya, sehingga masing-masing pelaksana yang ditunjuk tidak memiliki program yang berwawasan. Pembagian Kerja. Pembagian kerja merupakan komponen pokok didalam fungsi pengorganisasian.Pembagian kerja adalah tindakan
manajemen setelah dilakukan kajian menyeluruh tentang tujuan yang hendak dicapai satu oeganisasi/lembaga/sekolah, besarnya beban kerja yang akan dilaksanakan,kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki,personal yang tersedia dab hal-hal lain yang berkaitan.Pembagian kerja harus mempertimbangkan jenis pekerjaan,volume pekerjaan,sifat pekerjaan. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah penyelesaian pekerjaan dan pencapaian tujuan dari masingmasing pekerjaan. Menurut U.Husna Asmara pembagian kerja ini adalah : "Agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan efisien maka pimpinan harus mengadakan pembagian kerja.Dalam mengadakan pembagian kerja pimpinan hendaknya memperhatikan waktu yang membatasi,beban tugas yang diberikan untuk tiap-tiap kelompok kerja serta kesesuaian jenis,sifat dari pekerjaan yang mesti diselesaikan". Menurut T.Hani Handoko pembagian bidang kerja itu adalah : "Tujuan suatu organisasi adalah untuk mencapai tujuan dimana individu-individu tidak dapat mencapainya sendiri.Kelompok dua atau lebih orang yang bekerjasama secara kooperatif dan dikoordinasikan dapat mencapai hasil lebih dari pada dilakukan perseorangan.Konsep ini disebut synergi. Tiang dasar pengorganisasian adalah prinsip pembagian kerja (division of labour) yang membangkitkan synergi itu terjadi". Jika pembagian kerja ini dilakukan dengan baik paling tidak akan bisa menghindarkan akibat seperti kejenuhan kerja,kelelahan kerja (karena overdosis/beban kerja terlalu berat),kemanjaan dan ketidak pedulian (karena ringannya beban kerja) yang selanjutnya akan menghasilkan penurunan drastis synergi.Untuk hal ini James Menzies Black mengatakan : "Setiap bawahan yang menganggap pekerjaannya membosankan mungkin mencari pemenuhan diri (self fulfillment) dalam kegiatan-kegiatan lain, dan beberapa diantaranya dapat menjadi gangguan besar bagi harmonisasi dukungan personal". Pembagian kerja akan menghasilkan struktur organisasi sekolah dn bagan organisasi sekolah.Didalamnya akan tergambar mekanisme kerja,fungsi-fungsi kelompok kerja,alur wewenang dan tanggungjawab serta tingkatan hirarki manajemen atau penanggungjawab bidang dan pelaksana kegiatan tertentu.Struktur organisasi sifatnya fleksibel dapat bertumbuh dan berkembang sesuai dengan kebutuhan pada situasi dan kondisi tertentu.Pengembangan struktur organisasi yang dilakukan hendaknya paling tidak bisa memenuhi 5 persyaratan sebagaimana yang dikemukakan oleh T.Hani Handoko : "1.Pembagian kerja.Setiap kotak menunjukkan individu atau satuan organisasi mana yang bertanggungjawab untuk kegiatan organisasi tertentu,dan tingkat spesialisasi yang digunakan. 2.Manajer dan bawahan atau rantai perintah.Rantai perintah menunjukkan hubungan atasan dan bawahan dalam keseluruhan organisasi.Aliran ini dimulai dari jenjang organisasi yang tertinggi sampai bawahan terendah dalam organisasi.Oleh karena itu setiap anggota organisasi mempunyai suatu kaitan dengan manajer puncak organisasi.Dalam hal ini prinsip kesatuan perintah harus jelas, dimana setiap anggota menerima tugas dan pemindahan/pelimpahan wewenang hanya dari seorng manajer dan melaporkan pertanggungjawaban juga hanya kepada seorang manajer. 3.Tipe pekerjaan yang dilaksanakan, label dan skripsi pada tiap kotak menunjukkan pekerjaan organisasional atau bidang tanggungjawab berbeda. 4.Pengelompokan segmen-segmen pkerjaan.Keseluruhan bagan menunjukkan atas dasar apa kegiatan-kegiatan organisasi dibagi atas dasar fungsional atau divisional,atau lainnya (departementalisasi) Analisa Jabatan. Setelah pembagian kerja diselesaikan oleh Kepala sekolah maka tahapan berikutnya yang harus dilakukan adalah menganalisis jabatan. Yaitu persyaratan minimal yang harus dimiiki personal yang dipilih sebagai penanggungjawab pelaksanaan bidang-bidang pekerjaan tersebut dan siapa yang memenuhi kriteria tersebut. Komponen-komponen suatu pekerjaan harus dipelajari secara kritis baik secara terpisah atau terintegrasi agar mempermudah dalam penetapan kriteria orang yang akan dipilih untuk menanganinya.U Husna Asmara berpendapat tentang hal ini sebagai berikut :
"Analisa jabatan itu proses dengan meneliti dan mempelajari secara kritis komponen-komponen pekerjaan, baik secara terpisah maupun secara berhubungan dalam keseluruhan pekerjaan guna menentukan segala jenis tugas-tugas dalam jabatan itu". Selanjutnya beliau menyebutkan hasil analisa jabatan itu hendaknya : "a.Analisa jabatan hendaknya dapat memberikan informasi berupa fakta dan kegiatan yang berhubungan dengan jabatan. b.Hasil analisa jabatan berupa fakta dapat diperlukan untuk bermacam-macam tujuan yang ada di organisasi.Dengan demikian fakta yang satu akan menunjang kegiatan yang lain dalam usaha mencapai tujuan. c.Untuk penyempurnaan maka analisa jabatan yang sudah dilakukan perlu ditinjau kembali untuk perbaikan-perbaikan. d.Analisa jabatan hendaknya dapat membedakan bobot tugas masing masing dalam organisasi.Dengan demikian tugas yang lebih penting dan tugas yang biasa dapat segera diketahui. e.Analisa jabatan hendaknya dapat memberikan informasi yang tepat berupa data yang lengkap dan dipercaya". Semenatara itu Moekijat menyebutkan analisa jabatan itu adalah : "Analisa jabatan adalah suatu prosedur melalui mana fakta-fakta yang berhubungan dengan masing-masing jabatan diperoleh atau dikumpulkan dan dicatat secara sistematis.Analisa jabatan menyelidiki tugas-tugas,proses-proses,tanggungjawab-tanggungjawab,kondisi-kondisi kerja,dan syarat-syarat mengenai orangnya untuk melakukan jabatan itu dengan sebaik-baiknya". Dari analisa jabatan yang dilakukan itu akan dihasilkan gambaran jabatan yang menyangkut : a.apa yang akan dilakukan b.tanggungjawab-tanggungjawab yang diminta c.kecakapan atau latihan/pendidikan yang diperlukan d.kondisi-kondisi, dibawah mana jabatan itu dilakukan e.macam atau kualitas orang yang diperlukan untuk jabatan tertentu. Seluruh catatan-catatan mengenai hasil analisa jabatan itu perlu untuk diberi penjelasan kepada setiap personal yang akan memangkunya walaupun Kepala sekolah telah menemukan personal yang tepat untuk sesuatu jabatan. Apakah itu untuk jabatan wakil kepala,wali kelas,ketua jurusan atau kepalakepala sub bagian/unit keja lainnya.Analisa jabatan tersebut juga dapat dipergunakan sebagai pedoman dasar dalam melakukan penilaian terhadap sesuatu jabatan apabila terjadi kegagalan dalam menyelesaikan prosedur kerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan hasil analisa jabatan itu dimungkinkan gairah kerja setiap individu (personal sekolah) akan meningkat karea mereka telah memahami tugas-tugas dan tanggungjawab apa saja yang harus mereka penuhi. Untuk masalah gairah dan semangat kerja ini kita perlu memperhatikan apa yang dikemukakan oleh Oteng Soetisna berikut ini : "Kita telah paham betapa pentingnya perasaan tumbuh dalam kekuatan dan kesanggupan bagi semangat,kegairahan dan prduktivitas bekerja.Juga kita telah maklum bahwa berhasil atau gagalnya konsep-konsep dan rencana yang telah dibangun itu akhirnya ditentukan oleh orang-orang pelaksananya.The man be hind the gun,betapapun indahnya tujuan-tujuan dan baiknya rencana-rencana tanpa pelaksana-pelaksana yang cakap dan penuh dedikasi,yang mampu menjalankan dengancerdas dan bertanggungjawab,tidak akan mempunyai arti apa-apapun". Spesialisasi Pekerjaan. Pekerjaan yang terlalu banyak dan menumpuk pada satu jabatan besar kemungkinan mengandung resiko tidak terselesaikannya pekerjaan tersebut.Pelaksananya menjadi tidak fokus,bingung dan cepat lelah dan bosan.Demikian juga jenis pekerjaan yang harus ditangani oleh satu bidang akan mendorong pelaksanaan pekerjaan apa adanya, tidak mementingkan kualitas pekerjaannya. Spesialisasi pekerjaan dimaksudkan untuk memfokuskan satu bidang pada beberapa jenis pekerjaan saja yang secara khas merupakan bagian penting dari tugas pokok yang harus dilaksanakan bidang tersebut. U.Husna Asmara menyebut spesialisasi pekerjaan sebagai berikut : "Dalam teori kerja spesialisasi dihubungkan dengan gejala psikologis yang disebut motivasi.Spesialisasi atau perbandingan kerja dan orang yang melaksanakannya,dapat mendorong personal lebih giat mengerjakan tugas-tugas sesuai dengan minatnya.Para personal dapat mengetahui dan
memahaminya dengan jelas tugas yang dibebankan kepadanya sehingga keraguan untuk menjalankan tugasnya dapat dihindari". Kita juga harus memahami untuk urusan spesialisasi pekerjaan ini seorang Kepala sekolah juga menemui kesulitan, tetapi bukan berarti spesialisasi pekerjaan ini tidak dapat dilaksanakan apalagi mengingat sekarang ini berbagai kemajuan teknolgi memberi peluang sangat besar bagi siapa saja yang ingin memperoleh berbagai informasi yang berguna untuk membantu pelaksanaan tugas-tugas yang sedang mereka emban.Jika spesialisasi tidak dapat dilakukan secara ideal maka paling tidak kukhususan konsentrasi bidang pekerjaan itu dengan menampatkan orang-orang yang berdedikasi tinggi akan membantu kelemahan-kelemahan tertentu sebagaimana tuntutan idealnya.Ada prinsip yang mesti ditaati kepala sekolah dalam melaksanakan spesialisasi pekerjaan ini ialah tidak ada alasan spesialisasi pekerjaan dilakukan atas dasar pemerataan jabatan atau pekerjaan saja atau bagi-bagi jabatan. Spesialisasi pekerjaan itu ditujukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan pekerjaan sebagaimana dikemukakan oleh Sondang P Siagian sebagai berikut : "Kenyataan yang terdapat dalam kehidupan organisasi formal menunjukkan semakin meningkatnya spesialisasi pengetahuan yang diperlukan dalam menjalankan roda organisasi dengan tingkat efisiensi,efektivitas yang semakin tinggi". Pemberian/Delegasi wewenang. Penempatan seseorang dalam satu bidang pekerjaan harus diserta dengan penyerahan sebagian wewenang Kepala sekolah kepada masing-masing pelaksana bidang yang telah dilakukan sebelumnya.Kepada mereka harus diberikan informasi mengenai batas-batas wewenang dan tanggungjawab masing-masing personal sesuai dengan beban kerja,jenis pekerjaan,luas atau sempitnya ruang lingkup pekerjaan yang dipegang itu. Dengan pendelegasian wewenang itu, para pelaksana operasional itu akan memiliki pijakan yang kuat dan pasti dalam melaksanakan tugasnya tidak lebih banyak dihantui sikap ragu-ragu dalam pengambilan keputusan tertentu sesuai yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas mereka itu.James Menzies Black mengatakan pendelegasian wewenang itu seperti berikut : "Pendelegasian wewenang adalah satu tindakan yang memisahkan manajer dari pelaku.Inilah satu-satunya metode bagi seseorang untuk dapat mengarahkan/mengkoordinasikan pekerjaan dari banyak orang.Pendelegasian juga merupakan satu-satunya alat bagi seorang manajer untuk dapat memperluas wilayah tindakannya dan memperbaiki kemampuan pemberian layanan supervisi". Kasus yang selama ini terjadi di banyak sekolah adalah pembagian kerja itu tidak dibarengi penyerahan wewenang sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya sehingga bidang pekerjaan yang telah ditetapkan itu manjadi tidak berkembang dan kurang mendukung kemajuan sekolah.Beberapa point yang dapat diperoleh oleh Kepala sekolah bila ia melakukan pendelegasian wewenang itu diantaranya adalah ; 1.Pendelegasian wewenang memungkinkan manajer (Kepala sekolah) dapat mencapai lebih dari bila ia mengerjakan semuanya dengan sendiri.Delegasi wewenang dari atasan kepada bawahan merupakan proses yang diperlukan dalam meningkatkan efisiensi penyelesaian seluruh tugastugas. 2.Delegasi wewenang memungkinkan manajer (Kepala sekolah) memusatkan tenaganya pada tugas-tugas prioritas yang lebih penting. 3.Delegasi wewenang memungkinkan bawahan (guru,pegawai) untuk tumbuh dan berkembang bahkan dapat digunakan sebagai alat untuk belajar dari kesalahan. 4.Delegasi wewenang dibuthkan karena manajer tidak selalu mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan. Mereka mungkin menguasai "the big picture" tetapi tidak cukup terperinci. Oteng Sutisna mengemukakan : "Kewenangan adalah faktor yang menentukan perbuatan anggota organisasi, jelas semua anggota organisasi harusmemiliki sebagian dari kewenangan itu dan harus mengetahui dimana kewenangan itu ditempatkan didalam organisasi.Jika kewenangan itu tidak ditempatkan dan diserahkan dengan tegas, maka hampir setiap orang bisa menuntutnya dan memakainya. Atau ia bisa menjadi
potensi yang tak berguna karena tidak dimanfaatkan". Selanjutnya Sondang P Siagian mengemukakan : "Betapapun seorang eksekutif berusaha untuk melakukan tugasnya,dapat dipastikan bahwa ia tidak akan mampu melakukan semua tugas tersebut sendirian.Bahkan semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi,ia semakin memerlukan bantuan semakin banyak pihak meskipun pada analisa terakhir,tanggungjawab untuk mengambil keputusan dalam mengemudikan organisasi terletak dipundaknya seorang. Hal ini merupakan kenyataan pada semua bentuk dan jenis organisasi.Oleh karena itu salah satu ciri yang perlu dimiliki oleh seorang eksekutif adalah keberaniannya untuk mendelegasikan wewenangnya sebagian kepada para eksekutif yang lebih rendah tingkat kedudukannya dan jabatannya dalam organisasi". Bagaimanakah mendelegasikan wewenang itu secara efektif ? Louis Allen menyebutkan tehniktehniknya sebagai berikut : "1.Tetapkan tujuan.Bawahan harus diberitahu maksud dan pentingnya tugas-tugas yang didelegasikan kepadanya. 2.Tegaskan tanggungjawab dan wewenang.Bawahan harus diberi informasi dengan jelas tentang apa yang mereka harus pertanggungjawabkan dan bagian dari sumber daya-sumber daya organisasi maa yang ditempatkan di bawah wewenangnya. 3.berikan motivasi kepada bawahan.Manajer dapat mendorong bawahan melalui perhatian pada kebutuhan dan tujuan mereka yang sensitif. 4.Meminta penyelesaian kerja. Manajer memberikan pedoman,bantuan dan informasi kepada bawahan,sedangkan para bawahan harus melaksanakan pekerjaan sesungguhnya yang telah didelegasikan. 5.Berikan latihan.Manajer perlu mengarahkan bawahan untuk mengembangkan pelaksanaan kerjanya. 6.Adakan pengawasan yang memadai.Sistem pengawasan yang terpercaya (seperti laporan mingguan) dibuat agar manajer tidak perlu menghabiskan waktunya dengan memeriksa pekerjaan bawahan terus menerus". Mengapa beberapa manajer (Kepala sekolah) tidak tegas dalam mendelegasikan wewenang tersebut ? T.Hani Handoko menyebutkan sebagai berikut : "1.Manajer merasa lebih bila mereka tetap mempertahankan hak pembuatan keputusan. 2.Manajer tidak bersedia menghadapi resiko bahwa bawahan akan melaksanakan wewenangnya dengan salah atau gagal. 3.Manajer tidak atau kurang mempunyai kepercayaan akan kemampuan bawahannya. 4.Manajer merasa bahwa bawahan lebih senang tidak mempunyai hak pembuatan keputusan yang lebih luas. 5.Manajer takut bahwa bawahan akan melaksanakan tugasnya dengan efektif sehingga posisinya terancam. 6.Atau manajer tidak mempunyai kemampuan manajerial untuk mendelegasikan tugasnya". Jadi intinya adalah sebagai manajer seorang Kepala Sekolah mestinya melengkapi kepemimpinannya dengan berbagai kemampuan manejerial lainnya sebagai antisipasi terhadap kemungkinan buruk jika wewenang yang didelegasikannya gagal. Kekhawatiran seorang kepala sekolah terhadap kemungkinan kegagalan bawahannya yang diberi wewenang sehingga mengambil jalan pintas dengan mengerjakan sendiri semua pekerjaan adalah langkah ceroboh dan bisa berakibat lebih fatal dari kemungkinan gagal yang dilakukan bawahannya.Menjadi kewajiban seorang manajer untuk bisa mengarahkan,menumbuhkan keyakinan diri bawahannya untuk mampu melaksanakan tugas-tugas yang sudah didelegasikan.Sikap profesional seorang kepala sekolah adalah keberaniannya dalam menyerahkan sebagian wewenangnya dan sudah mempersiapkan segala sesuatu sebelum bawahannya tersebut gagal. Disitu aspek kepemimpinan seorang Kepala sekolah ditantang, berhasil atau tidakkah ia membangun kualitas para bawahannya. Tidak sedikit contoh para manajer yang tidak berlatar belakang pendidikan khusus manajemen berhasil dengan dukungan bawahan yang sangat profesional dalam bidangnya, semua itu karena kelihaian sang manajer dalam memainkan seni-seni manajemen itu. Penutup. Jabatan Kepala sekolah adalah jabatan profesional.Jabatan itu menjadi semakin penting dan strategis jika kita hubungkan dengan arah perbaikan dunia pendidikan kita sekarang ini. Adanya niat untuk memperluas otoritas sekolah
dalam menata dirinya secara otomatis menuntut profesionalitas jabatan Kepala sekolah.Persoalannya sekarang adalah bagaimana Kepala sekolah maupun calon Kepala sekolah bisa mengerti tentang tuntutan profesionalitasnya sebagai manajer di sekolah yang juga harus mapan dalam memainkan fungsi-fungsi manajemen dalam mengelola sekolah yang ia pimpin. Kita melihat demikian banyaknya Kepala sekolah yang melaksanakan tugasnya sama sekali tidak menyentuh persoalan manajemen. Mereka masih saja menjadikan perintah atasan sebagai alasan tidak memainkan perannya sebagai manajer yang semestinya ialah yang apling tahu tentang sekolah yang dipimpinnya. Perkembangan dan perubahan perilaku Kepala sekolah sebagai Manajer pendidikan/Administrator mesti terus didorong untuk memajukan pendidikan kita ditingkat sekolah-sekolah. Kepada Pemerintahpun kita harus terus mendorong agar lebih banyak melepaskan wewenangnya yang didelegasikan kepada sekolah agar lebih apresiatif. Kepala sekolah tidak boleh terganggu menjalankan tugasnya dengan banyaknya larangan-larangan yang tidak bersifat substansial sehingga peran dan fungsinya sebagai manajer bisa lebih menonjol dari pada sekedar pengawas. Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/totopardamean/pelaksanaan-fungsi-fungsimanajemen-di-sekolah_550afdc9a333119c712e3bfa
Bagaimana hasil belajarmu di kegiatan belajar 1? Karena kamu sudah mempelajari berbagai hal mengenai manajemen, maka kamu sudah dapat memahami betapa pentingnya manajemen dalam sebuah organisasi. Karena manajemen yang baik akan lebih memudahkan organisasi untuk mencapai tujuan. Sekarang, di kegiatan belajar 2 ini kamu akan mempelajari bagaimana penerapan manajemen yang baik dalam kegiatan di sekolah. Selain itu, kamu juga akan mempelajari manfaat dari penerapan manajemen yang baik di sekolah. Jadi, perhatikan baik-baik materi-materi yang disampaikan dan coba kamu bandingkan dengan kondisi manajemen di sekolah kamu. Bukankah lebih mudah mempelajari suatu hal dari tempat yang paling dekat dengan keseharianmu?
Fungsi-Fungsi Manajemen dalam Kegiatan di Sekolah Manajemen adalah upaya mengkoordinasikan seluruh sumber daya untuk secara optimal berperan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan di sekolah, karena yang menjadi pucuk pimpinan adalah kepala sekolah, maka dapat dikatakan kepala sekolah adalah manajer utama dalam sekolah. Fungsi manajemen di sekolah dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu: 1. Manajemen di sekolah berfungsi untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada di sekolah. Permasalahan yang ditangani oleh manajemen sekolah meliputi beberapa bidang garapan (substansi), yaitu: 1. bidang pengajaran/kurikulum 2. bidang kesiswaan 3. bidang personalia 4. bidang keuangan 5. bidang sarana dan prasarana 6. bidang hubungan sekolah dengan masyarakat (humas)
2. Manajemen di sekolah berfungsi untuk membedakan aktivitas manajemen yang meliputi kegiatan manajerial yang dilakukan oleh pimpinan, dan kegiatan yang bersifat operasional yang dilakukan oleh pelaksana.
Perhatikan animasi untuk mengilustrasikan manajemen di sekolah berikut ini:
Seperti yang telah kamu ketahui, manajemen harus dapat menjalankan 4 macam fungsi, yaitu: 1. Perencanaan (planning) 2. Pengorganisasian (organizing) 3. Penggerakkan (actuating) 4. Pengawasan (controlling)
Berbagai bentuk kegiatan manajemen di sekolah, menurut Mulyasa dalam bukunya Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan Implementasi (Bandung, 2002) disebutkan ada 8 bidang garapan yang masuk ke dalam kegiatan manajemen di sekolah, yaitu:
1. Manajemen siswa 2. Manajemen personil sekolah 3. Manajemen kurikulum 4. Manajemen sarana atau material 5. Manajemen tata laksana pendidikan atau ketatausahaan sekolah 6. Manajemen pembiayaan atau anggaran 7. Manajemen lembaga pendidikan dan organisasi pendidikan 8. Manajemen hubungan masyarakat atau komunikasi pendidikan
Berbagai macam bidang garapan manajemen sekolah tersebut harus mampu melaksanakan 4 fungsi manajemen secara tersiklus. Jadi apabila seluruh tahapan mulai dari perencanaan sampai dengan pengawasan sudah terlaksana, maka akan kembali lagi ke tahap perencanaan, begitu seterusnya. 1. Manajemen Siswa
Yang dilakukan oleh manajer di sekolah, terkait dengan mananejem siswa adalah sebagai berikut:
Planning Pada tahap perencanaan, manajer melakukan perencanaan daya tampung dan penerimaan peserta didik baru (ppdb).
Organizing Kemudian di tahap pengorganisasian, manajer melakukan pengelompokkan peserta didik berdasarkan pola tertentu.
Actuating Dalam tahap penggerakkan manajemen siswa, manajer melakukan beberapa hal yaitu: pembinaan kedisiplinan, pencatatan kehadiran siswa (presensi-absensi), pengaturan perpindahan siswa, dan pengaturan kelulusan siswa (menetapkan batas nilai, dan sebagainya).
Controlling Dan selanjutnya di tahap pengawasan, manajer melakukan pemantauan siswa dan penilaian terhadap siswa (evaluasi belajar, prestasi, dan perilaku). Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam menerapkan manajemen siswa, yaitu: 1. siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan yang terkait dengan kegiatan siswa 2. kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena itu diperlukan wahana kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal 3. siswa akan lebih termotivasi belajar, jika siswa menyenangi apa yang diajarkan. maka perlu mendesain pembelajaran yang menyenangkan 4. pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif (intelektual), tetapi juga ranah afektif (sikap), dan psikomotor (perilaku)
2. Manajemen Personil Sekolah
Personil sekolah yang diatur dalam manajemen sekolah ini meliputi guru, staf tata usaha, laboran, pustakawan. Atau dengan kata lain guru dan semua pegawai lain yang terlibat dalam kegiatan sekolah. Planning Dalam tahap perencanaan, manajer sekolah melakukan analisis pekerjaan guru dan pegawai di sekolah, menyusun formasi guru dan pegawai, dan membuat perencanaan dan pengadaan guru dan pegawai guru apabila dibutuhkan. Organizing Kemudian pada tahap pengorganisasian, manajer sekolah melakukan pembagian tugas guru dan pegawai.
Actuating Selanjutnya pada tahap penggerakkan, dilakukan beberapa hal seperti: a. pembinaan profesionalisme guru dan pegawai b. pembinaan karier guru dan pegawai c. pembinaan kesejahteraan guru dan pegawai d. pengaturan perpindahan dan pemberhentian guru dan pegawai
Controlling Dan pada tahap pengawasan, dilakukan pemantauan kinerja guru dan pegawai, serta penilaian kinerja guru dan pegawai (evaluasi mengajar, prestasi, dan perilaku). Terdapat lima prinsip dasar manajemen personalia sekolah, yaitu: 1. sumber daya manusia adalah komponen paling berharga untuk mengembangkan sekolah 2. sumber daya manusia akan berperan secara optimal jika dikelola dengan baik, sehingga mendukung tujuan sekolah
3. kultur dan suasana organisasi di sekolah, serta perilaku manajerial sekolah sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pengembangan sekolah 4. manajemen personalia di sekolah pada prinsipnya mengupayakan agar setiap warga dapat bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan sekolah. 5. upaya pengembangan kompetensi dari setiap personil sekolah mutlak diperlukan.
3. Manajemen Kurikulum Pada bidang kurikulum, manajer melakukan hal-hal berikut ini: Planning Dalam tahap perencanaan, manajer melakukan analisis materi pelajaran, penyusunan kalender pendidikan, penyusunan program tahunan dan semesteran, penyusunan satuan pelajaran, dan penyusunan Rencana Program Pembelajaran (RPP). Organizing Kemudian pada tahap pengorganisasian, manajer melakukan pembagian tugas mengajar, penyusunan jadwal pelajaran, kegiatan pengayaan, dan kegiatan ekstrakurikuler.
Actuating Selanjutnya di tahap penggerakkan, manajer melakukan pengaturan pelaksanaan tahun ajaran baru dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Controlling Dan pada tahap pengawasan dilakukan supervisi pelaksanaan pembelajaran, serta evaluasi proses dan hasil belajar. Penilaian kurikulum dapat mencakup Konteks, input, proses, produk (CIPP). Penilaian konteks memfokuskan pada pendekatan sistem dan tujuan, kondisi terkini, masalahmasalah dan peluang. Penilaian Input memfokuskan pada kemampuan sistem, strategi pencapaian tujuan, implementasi design dan cost benefit dari rancangan. Penilaian proses memiliki fokus yaitu pada penyediaan informasi untuk pembuatan keputusan dalam melaksanakan program. Penilaian Produk berfokus pada mengukur pencapaian proses dan pada akhir program (identik dengan evaluasi sumatif). 4. Manajemen Sarana atau Material
Sarana atau material di sekolah antara lain meliputi gedung, ruangan, mebel, dan peralatan sekolah lainnya. Untuk merawat semua sarana sekolah perlu dilakukan manajemen perawatan preventif yang dilakukan secara periodik dan terencana. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kinerja, memperpanjang usia pakai, dan menurunkan biaya perbaikan. Planning Pada tahap perencanaan ini manajer sekolah melakukan analisis kebutuhan sarana, perencanaan dan pengadaan sarana, serta menyiapkan jadwal kegiatan perawatan. Organizing Pada tahap pengorganisasian manajer sekolah melakukan pendistribusian sarana, dan penataan sarana sekolah.
Actuating Kemudian pada tahap penggerakkan, manajer sekolah melakukan pemanfaatan sarana sekolah secara efektif dan efisien, pemeliharaan dan perawatan sarana, inventarisasi sarana, dan penyebarluasan informasi mengenai program pemeliharaan sarana kepada warga sekolah.
Controlling Selanjutnya pada tahap pengawasan dilakukan pemantauan secara rutin mengenai penggunaan dan pemeliharaan sarana. Serta penilaian kinerja penggunaan sarana sekolah. 5. Manajemen Tata Laksana atau Ketatausahaan
Tata laksana atau ketatausahaan di sekolah terkait erat dengan administrasi sekolah. Menurut The Lian Gie (2000), tenaga tata usaha memiliki tiga peranan pokok yaitu:
Pertama melayani pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan operatif untuk mencapai tujuan dari suatu organisasi, Kedua menyediakan keterangan-keterangan bagi pucuk pimpinan organisasi itu untuk membuat keputusan atau melakukan tindakan yang tepat, dan Ketiga membantu kelancaran perkembangan organisasi sebagai suatu keseluruhan. Di sekolah, manajemen tata laksana atau tata usaha meliputi: Planning Tahap perencanaan meliputi perencanaan sistem dan alur ketatalaksanaan atau tata usaha.
Organizing Kemudian pada tahap pengorganisasian dilakukan pengadaan sistem ketatalaksanaan.
Actuating Sedangkan pada tahap penggerakkan dilakukan implementasi (penerapan) sistem ketatalaksanaan.
Controlling Dan pada tahap pengawasan, manajer melakukan pemantauan ketatalaksanaan dari sisi sistem administrasi maupun kinerjanya. 6. Manajemen Pembiayaan atau Anggaran Manajemen pembiayaan atau anggaran di sekolah terutama berkenaan dengan kiat sekolah dalam menggali dana, kiat sekolah dalam mengelola dana, pengelolaan keuangan dikaitkan dengan program tahunan sekolah, cara mengadministrasikan dana sekolah, dan cara melakukan
pengawasan, pengendalian serta pemeriksaan. Inti dari manajemen keuangan adalah pencapaian efisiensi dan efektivitas. Langkah-langkah yang dilakukan dalam manajemen pembiayaan sesuai dengan fungsi manajemen adalah sebagai berikut: 1.
2.
3.
4.
penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS)
pengadaan dan pengalokasian anggaran berdasarkan RAPBS
pelaksanaan anggaran sekolah, pembukuan keuangan sekolah, dan pertanggungjawaban keuangan sekolah
pemantauan keuangan dan penilaian kinerja manajemen keuangan sekolah
7. Manajemen Pengorganisasian
Sekolah sebagai lembaga pendidikan sudah semestinya mempunyai organisasi yang baik agar tujuan pendidikan formal ini tercapai sepenuhnya. Organisasi sekolah yang baik menghendaki
agar tugas-tugas dan tanggung jawab dalam menjalankan penyelenggaraan sekolah untuk mencapai tujuannya dibagi secara merata dengan baik sesuai dengan kemampuan, fungsi, dan wewenang yang telah ditentukan. Melalui struktur organisasi yang ada tersebut orang akan mengetahui apa tugas dan wewenang kepala sekolah, apa tugas guru, apa tugas karyawan sekolah. Melalui struktur tersebut juga akan terlihat apakah di suatu sekolah dibentuk satuan tugas (unit kerja) tertentu seperti bagian UKS (Usaha Kesehatan Sekolah), bagian perpustakaan, bagian kepramukaan dan lain-lain. Dengan organisasi yang baik dapat dihindari tindakan yang menunjukkan kekuasaan yang berlebihan (otoriter), suasana kerja dapat lebih berjiwa demokratis karena timbulnya partisipasi aktif dari semua pihak yang bertanggung jawab. Langkah-langkah yang dilakukan dalam manajemen pengorganisasian sekolah sesuai dengan fungsi manajemen adalah sebagai berikut: 1. penyusunan tugas dan fungsi organisasi, serta penyusunan personil organisasi 2. penyusunan struktur organisasi 3. pelaksanaan tugas sesuai struktur organisasi, serta pertanggungjawaban pelaksanaan tugas 4. pemantauan kinerja personel organisasi, serta evaluasi organisasi
8. Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat Manajemen hubungan sekolah dengan masyrakat merupakan seluruh proses kegitan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersunggusungguh serta pembinaan secara berkesinambungan untuk mendapatkan simpati dari masyarakat. Sehingga kegiatan operasional sekolah semakin efektif dan efisien, demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Sekolah merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dengan masyarakat. Hubungan serasi, terpadu serta timbal baliknya antara sekolah dan masyarakat harus diciptakan dan dilaksanakan agar meningkatkan mutu pendidikan dan pembangunan masyarakat dapat saling menunjang. Masyarakat dapat ikut bertanggung jawab secara tidak langsung terhadap pelaksanaan pendidikan, sehingga hasil pendidikan bermanfaat bagi masyarakat, diantaranya dalam mengisi kebutuhan tenaga kerja Langkah-langkah yang dilakukan dalam manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat sesuai dengan fungsi manajemen adalah sebagai berikut: 1. analisis kebutuhan keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan sekolah, serta penyusunan program hubungan sekolah dengan masyarakat. 2. pembagian tugas melaksanakan program hubungan sekolah dengan masyarakat 3. menciptakan hubungan sekolah dengan orang tua siswa, mendorong orangtua menyediakan lingkungan belajar efektif, dan mengadakan komunikasi dengan tokoh masyarakat 4. pemantauan dan penilaian kinerja hubungan sekolah dengan masyarakat
Manfaat Manajemen dalam Kegiatan di Sekolah
Tentu kamu sudah tahu kalau gambar di samping adalah lambang OSIS. Apa itu OSIS? OSIS merupakan organisasi siswa yang sah di sekolah. OSIS adalah kependekan dari Organisasi Siswa Intra Sekolah. Kata organisasi menunjukkan bahwa OSIS merupakan kelompok kerja sama antarpribadi yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Sebagai organisasi, OSIS dibentuk dalam usaha mencapai terwujudnya pembinaan kesiswaan. Siswa adalah peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, yaitu SMP dan SMA dan yang setara. Kata intra menunjukkan bahwa OSIS adalah suatu organisasi siswa yang ada di dalam dan di lingkungan suatu sekolah. Keberadaan OSIS di suatu sekolah tidak ada kaitan dengan OSIS yang ada di sekolah lain. Kata sekolah menunjukkan satuan pendidikan tempat penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan.
Apakah kamu menjadi anggota OSIS di sekolahmu?
Tujuan utama terbentuk OSIS antara lain sebagai berikut: 1. menghimpun ide, pemikiran, bakat, kreativitas, serta minat para siswa ke dalam salah satu wadah yang bebas dari berbagai pengaruh negatif dan luar sekolah. 2. mendorong sikap, jiwa, dan semangat kesatuan dan persatuan di antara para siswa sehingga timbul satu kebanggaan untuk mendukung peran sekolah sebagai tempat terselenggaranya proses belajar mengajar. 3. sebagai tempat dan sarana untuk berkomunikasi, menyampaikan pikiran dan gagasan dalam usaha untuk lebih mematangkan kemampuan berpikir, wawasan, dan pengambilan keputusan. OSIS sebagai suatu organisasi memiliki beberapa peranan atau fungsi dalam mencapai tujuan.
Sebagai suatu organisasi OSIS juga perlu pula memperhatikan faktor-faktor yang sangat berperan agar OSIS tetap hidup yaitu: 1. sumber daya 2. efisiensi 3. koordinasi kegiatan sejalan dengan tujuan 4. pembaharuan 5. kemampuan beradaptasi dengan lingkungan luar 6. terpenuhinya fungsi dan peran seluruh komponen
Dari faktor-faktor ini, faktor manusia yang paling penting. Keberhasilan atau kegagalan OSIS tergantung pada manusia yang terlibat dalam organisasi siswa ini. Untuk alasan ini, perlu ada pelatihan terus-menerus untuk kalangan pengurus dan anggota OSIS. Bentuk pelatihan itu antara lain pelatihan kepemimpinan dan wawasan wiyatamandala.
Sebagai organisasi, OSIS memiliki perangkat. Perangkat OSIS terdiri dari: 1. Dewan Pembina yang terdiri dari Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Koordinator Pembina, dan Guru sebagai anggota. 2. Perwakilan Kelas yang terdiri dari siswa-siswa yang ditunjuk untuk mewakili tiap-tiap kelas yang nantinya akan duduk dalam MPK atau Musyawarah Perwakilan Kelas. Secara rutin, MPK akan bekerjasama dengan pengurus OSIS sekaligus memantau kinerja pengurus OSIS serta menyampaikan aspirasi kelas kepada Pengurus OSIS atau sebaliknya. 3. Pengurus OSIS yang meliputi Ketua I, Ketua II, Sekretaris I, Sekretaris II, Bendahara I, Bendahara II dan beberapa staf atau seksi. Contoh staf atau seksi tersebut adalah Seksi Keagamaan, Seksi Kesenian, dan sebagainya.
Tentu saja dalam kegiatan OSIS, fungsi manajemen harus diperhatikan. Misalnya, OSIS mempunyai rencana untuk melakukan kegiatan gerakan penghijauan sekitar sekolah.
Dalam perencanaan beberapa pertanyaan mendasar harus dijawab, antara lain, Apa yang hendak dicapai dengan gerakan penghijauan? Mengapa perlu ada gerakan penghijauan?, Di mana gerakan penghijauan diadakan? Kapan gerakan penghijauan diadakan? Siapa yang terlibat dalam gerakan penghijauan itu? dan Bagaimana gerakan penghijauan itu dilaksanakan?
Setelah perencanaan ini tersusun dengan matang, OSIS perlu menerapkan fungsi pengorganisasian. Hal ini dilakukan dengan membentuk panitia dengan pembagian tugas yang jelas. Pembagian tugas yang jelas tentu saja memudahkan pelaksanaan gerakan penghijauan. Dalam pelaksanaan, orang-orang yang terlibat digerakkan agar bekerja sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan tentu saja perlu diawasi. Tujuannya untuk memastikan pelaksanaan sesuai dengan rencana, mencegah adanya kesalahan, menciptakan kondisi agar para siswa bertanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan, mengadakan koreksi terhadap kegagalan yang timbul, dan memberi jalan keluar atas suatu kesalahan.
Bagaimana, kegiatan apa saja yang telah dilakukan oleh OSIS di sekolahmu? Apakah struktur organisasinya sama dengan penjelasan di atas? Sangat mungkin apabila terdapat perbedaan dari apa yang kamu pelajar di modul ini dengan kondisi di sekolahmu. Hal ini disebabkan oleh perbedaan manajemen, tujuan yang ingin dicapai, dan kebutuhan dari masing-masing sekolah.