PENATALAKSANAAN HENTI JANTUNG
Kasus henti jantung (cardiac (cardiac arrest ) dapat terjadi pada siapapun, kapanpun, dan dimanapun. Dari beberapa laporan, kasus henti jantung masih merupakan penyebab kematian terbanyak didunia. Berdasarkan hal tersebut, sebaiknya kompetensi pelayan kesehatan (dokter, paramedis, serta team bantuan medis lainnya) harus lebih ditingkatkan terutama dalam pertolongan kasus henti jantung. Berdasarkan American Berdasarkan American Heart Association Association (AHA) (AHA) pada Advanced pada Advanced Cardio-vascular Life Support (ACL) !"#" tentang Adult tentang Adult Cardiac Arrest , dikemukakan bah$a kun%i bertahan hidup pada cardiac arrest adalah Basic adalah Basic Live Support (BL) (BL) dan sistem ACL ACL yang terintegrasi dengan baik. Dasar berhasilnya ACL adalah &esusitasi 'antung aru (&') yang berkualitas, dan untuk *+ pulseless diperlukan de-ibrilasi yang %epat dan tepat. #,!,
/ambar # memperlihatkan algoritma pada cardiac arrest berdasarkan berdasarkan AHA he !"#" ACL. e%ara keseluruhan algoritma ini sudah disederhanakan dan diran%ang untuk meningkatkan &' pada tatalaksana dari cardiac arrest . eriode pause &' harus dibuat sesingkat mungkin, hanya pada saat memeriksa irama jantung, sho%k *+, *+, periksa nadi, atau memasang advanced airway. airway. ada keadaan tidak ada advanced airway, airway, suatu kompresi01entilasi yang sinkron dapat dilakukan dengan rasio "2!, dengan kompresi jantung luar paling p aling sedikit #"" kali permenit. etelah memasang supraglottic memasang supraglottic airway atau endotrakea tube, tube, dapat dilakukan kompresi jantung luar sedikitnta #"" kali permenit, dengan terus melakukan 1entilasi tanpa berhenti. entilasi entilasi diberikan sebanyak # kali setiap 3 sampai 4 detik (4 sampai #" kali permenit) dan dilakukan se%ara hati0hati untuk menghindari berlebihnya jumlah 1entilasi yang diberikan.!,
[email protected]
Page 1
/ambar #. ACL Algoritma enatalaksanaan Cardiac Arrest
[email protected]
Page 2
Ventricular Fibrillation/Pulseless Fibrillation/Puls eless Ventricular Tachycardia
Ketika minitor menampilkan irama *+ Pulseless Pulseless maka sebaiknya langsung charge de-ibrillator, charge de-ibrillator, kemudian amankan sekitar supaya tidak terkena sho%k dengan mengu%apkan 5clear 5clear 6, 6, segera berikan sebuah sho%k, semua ini dilakukan se%epat mungkin. &' kemudian kembali dilanjutkan selama ! menit setelah dilakukan sho%k, sebelum memeriksaan irama jantung dan nadi berikutnya.!, Ketika irama jantung masih *+, *+, maka penolong pertama pe rtama tetap melakukan &' ketika yang lain menyiapkan charge de-ibrillator. charge de-ibrillator. 'ika sudah siap, &' dihentikan dan sho%k kembali dilakukan. etelah itu &' langsung dilanjutkan kembali selama ! menit, dan nilai irama dan nadi kembali. enolong yang memberikan kompresi jantung luar sebaiknya digantikan setiap ! menit untuk mengurangi kelelahan. Kualitas &' sebaiknya dimonitor berdasarkan parameter mekanis dan -isiologi.#, 7edikamentosa pada *+ mengunakan amiodarone. Amiodarone merupakan agen antiaritmia lapis pertama ( first-line first-line antiarrhythmic antiarrhythmic)) pada cardiac arrest , karena se%ara kinis telah terbukti meningkatkan ter%apainya eturn of Spontaneous Circulation (&8C) Circulation (&8C) pasien * dan Pulseless dan Pulseless . . Amiodarone harus dipertimbangkan ketika *+ yang tidak memberikan respon pada &', &', de-ibrillasi, dan terapi 1asopressor 1 asopressor.. 'ika tidak terdapat amiodarone, lido%aine dapat dipertimbangkan sebagai pengganti, tetapi dari beberapa study klinis, e-ek lido%aine tidak sebaik amiodarone dalam meningkatkan &8C. 7agnesium sul-at hanya dapat diberikan pada orsades de pointes dengan inter1al 9 yang memanjang.#,,: Diagnosis dan terapi pada penyakit dasar dari *+ adalah -undamental pada algoritma ini. ering disebut ;H dan ; yang sebenarnya merupakan penyebab re1ersibel dan dapat dikoreksi segera untuk mengembalikan irama jantung pada irama sinus. ada *+ re-rakter, AC atau in-ark miokardium harus dipertimbangkan sebagai penyebab, reper-usi seperti coronary angiography dan &', atau emergency angiography dan C< selama &', cardiopulmonary bypass dapat bypass dapat dilakukan pada kasus ini. 'ika pasien telah menunjukkan &8C, pera$atan post-cardiac arrest arrest dapat segera dimulai.#, Pulseless Pulseless Electrical Electrical Activity Activity (PEA)/Asist (PEA)/Asistole ole
Ketika monitor menunjukkan nonshockable rhythm, rhythm, &' harus segera dilakukan, dimulai dengan kompresi jantung, dilakukan selama ! menit sebelum kembali menilai irama jantung. 'ika setelah penilaian irama jantung didapatkan an organi!ed rhythm, rhythm, penilaian nadi harus dilakukan. 'ika nadi teraba, pera$atan post-cardiac pera$atan post-cardiac arrest harus harus segera dilakukan. 'ika irama tetap asistole atau nadi tidak teraba (=A), &' harus kembali dilajutkan, kompresi jantung selama ! menit, dan setelah itu nilai kembali irama jantung. asopressor dapat diberikan se%epat mungkin den gan maksud untuk meningkatkan aliran darah miokardium dan %erebral (myocardial (myocardial and cerebral blood flow) flow) selama &' dan pen%apaian &8C. Berdasarkan evidence yang ada, atropine selama =A atau asistole, tidak memberikan e-ek terapeutik un tuk &8C. Karena alasan inilah, atropine tidak dipakai lagi pada algoritma cardiac arrest" =A sering sering disebabkan oleh kondisi ko ndisi re1ersibel yang dapat di koreksi jika dapat teridenti-ikasi penyebanya. 8leh karena itu, setiap ! menit periode dari da ri &' sebaiknya penolong melakukan penilain terhadap ;H dan ; untuk menyelidiki kemungkinan penyebabnya. =A dengan hipoksia, dapat dipasang segeraadvanced segera advanced airway untuk airway untuk men%apai oksigensi atau 1entilasi yang adekuat. =A yang disebabkan oleh severe oleh severe volume loss atau loss atau sepsis dapat dikoreksi dengan kristaloid <. <. =A oleh kehilangan banyak bany ak darah, dapat dilakukan trans-usi darah. 'ika emboli paru di%urigai sebagai penyebab cardiac arrest , terapi -ibrinolitik emperis dapat dilakukan. =A oleh tension pneumothora#, pneumothora#, needle decompression dapat decompression dapat dilakukan untuk terapi a$al.
[email protected]
Page 3
'ika mungkin dapat dilakukan e%ho%ardiogra-i untuk mengetahui intravascular volume status$ cardiac temponade$ mass lesion (tumor, lesion (tumor, klot darah), kontraktilitas 1entrikel kiri, dan pergerakan regional wall . Asistole biasanya merupakan end-stage rhythm yang rhythm yang terjadi setelah * atau =A, dengan prognosis yang buruk. ada pasien yang telah menunjukkan &8C, pera$atan post-cardi pera$atan post-cardiac ac arrest dapat segera dimulai. MEDIKASI PADA CARDIAC ARREST
ujuan utama pada terapi -armakologi selama cardiac arrest adalah adalah -asilitasi pengembalian dan menjaga irama spontan jantung sehingga per-usi jaringan tetap terjaga. >n tuk men%apai hal tersebut, terapi obat ACL lebih sering dihubungkan dengan peningkatan ter%apainya &8C dan penanganan lebih lanjut di rumah sakit, bukan untuk memperbaiki long-term survival dengan dengan neurologic outcome yang baik.!, Vasoressor
emberian vasopressor agent pada pada stage manapun selama penatalaksanaan *, =A, atau asistole terbukti dapat meningkatkan survival meningkatkan survival neurologically intact intact setelah pasien keluar d dari ari rumah sakit. asopressor asopressor juga terbukti dapat meningkatkan ter%apainya &8C pada saat &'. &'. Epinephrine. %pinephrine %pinephrine hydrochloride berman-aat hydrochloride berman-aat pada pasien dengan cardiac arrest , utamanya karena memiliki e-ek &-adrenergic reseptor-stimulating (1asokonstriktor). (1asokonstriktor). =-ek ?0adrenergik dari epinephrine dapat meningkatkan C (coronary (coronary perfusion pressure pressure+aortic rela#ation 'diastolic( pressure minus right atrial rela#ation 'diastolic( pressure pressure) dan tekanan per-usi %erebral selama &'. &'. >ntuk e-ek @0adrenergik dari epinephrine, masih konto1ersi karena bere-ek meningkatkan kerja miokardium dan mengurangi per-usi subendokardial.Berdasarkan kerjanya tersebut, jadi %ukup beralasan jika pemberian # mg epinephrine < setiap 0; menit dianjurkan pada cardiac arrest . Dosis lebih tinggi hanya diindikasikan pada keadaan khusus, seperti pada o1erdosis )-blocker o1erdosis )-blocker atau atau calcium channel blocker . 'ika akses 1ena (<) terlambat atau tidak ditemukan, epinephrine dapat diberikan endotrakeal dengan dosis ! mg sampai !,; mg.#,
nonadrenergic peripheral p eripheral vasoconstrictor yang yang juga dapat mengakibatkan Vasopressin.asopressin adalah nonadrenergic 1asokonstriksi pada koroner dan ginjal. Berdasarkan meta-analysis trials dan trials dan ! randomi!ed controlled clinical trials (&C trials (&Cs), s), mendapatkan pemberian 1asopressin dikombinasi dengan epinephrine tidak memberikan perbedaan bermakna jika dibandingkan pemberian epinephrine tanpa kombinasi 1asopressine. 8leh karena itu, 1asopressine single dose :" unit < tidak lagi dipakai dalam a lgoritma cardiac arrest . ANTIARITMIA Amiodarone.Amiodarone < bere-ek pada channels natrium, channels natrium, kalium, dan kalsium dan juga memiliki e-ek &and )-adrenergic blocking . Amiodarone dapat dipertimbangkan untuk terapi * atau Pulseless atau Pulseless yang tidak memberikan respon terhadap sho%k, &' dan 1asopressor. Dosis pertama dapat diberikan "" mg <, <, diikuti dosis tunggal #;" mg <. <. ada blinded-C*s didapatkan blinded-C*s didapatkan pemberian amiodarone "" mg atau ; mg+KgBB se%ara bermakna dapat memperbaiki keadaan pasien * atau Pulseless atau Pulseless dirumah sakit, dibandingkan #,,: pemberian pla%ebo atau lido%aine #,; mg+KgBB.
PREC!RDIA" PREC!RDIA" T#$%P
enggunaan precor enggunaan precordial dial thump pada thump pada pasien cardiac arrest masih masih kontro1ersi. Ketika dilakukan pada *+ atau =A, precor =A, precordial dial thum masih thum masih tergolong aman, tetapi tidak terbukti bermakna menghen tikan aritmia yang sedang
[email protected]
Page 4
berlangsung. 8leh karena itu, sebaiknya precor sebaiknya precordial dial thum hanya thum hanya dilakukan sebagai inter1ensi a$al terhadap unstable ventricular tachyarrhythmias ketika tachyarrhythmias ketika de-ibrillator tidak ada atau belum be lum siap sho%k, tetapi setelah itu !, harus melakukan &', &', kemudian sho%k bila de-ibrillator telah siap. PROGNOSIS
Cardiac arrest dengan dengan penatalaksanaan a$al yang baik, dilakukan oleh penolong berpengalaman dan terampil, angka sur1i1al dapat meningkat dari ,; menjadi !!,:.#; ada cardiac arrest arrhythmia, arrhythmia, insiden berulangnya men%apai 3,", dengan angka sur1i1al yang tentunya ak an menurun jika dibandingkan dengan serangan pertama (!,#).; DATAR PUSTAKA
#. angha1i , Klein '&. 7anagement o- eri0Arrest Arrhythmia. British 'ournal o- Anaesthesia. !""! ol : (!)2 #":0#!. !. olan ' ', oar oar ', ', Eideman DA et al. &esus%itation. =uropean &esus%itation &esus%itation Coun%il. =lse1ier
[email protected]
Page 5