PAPER ILMU UKUR WILAYAH PEMETAAN SUMBER DAYA LAHAN
Oleh : Suci Maharani 05081006015 Kelompok 3
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA 2010
BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Sumber daya didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan manfaat. Sedangkan lahan diartikan sebagai bagian dari bentang alam (lanscape) yang fisik yang meliputi pengertian lingkungan fisik seperti tanah, iklim, topografi/relief, hidrologi dan vegetasi alami (natural vegetation) dimana secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan.(www.petalahan.go.id) Jadi, Sumber daya Lahan adalah segala sesuatu yg bisa memberikan manfaat di lingkungan fisik dimana meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi dan vegetasi dimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi potensi penggunaannya (termasuk didalamnya adalah akibat kegiatan-kegiatan manusia baik masa lalu maupun masa sekarang). misal; penebangan hutan, penggunaan laha n pertanian. .(www.petalahan.go.id) Manusia memerlukan alat bantu dalam melakukan observasi atau pengamatan untuk mempelajari berbagai fenomena yang berkaitan dengan kehidupanya. Fenomena yang sangat kecil dapat diamati secara baik dengan alat bantu yang berfungsi membesarkan, dalam hal ini misalnya mikroskop. Keadaan yang sebaliknya adalah fenomena-fenomena geografikal yang amat luas, sehingga kita perlu mengecilkan agar dapat kita cakup dalam batas pandangan kita. Suatu cara yang mencakup kegiatan pada proses mampu mengecilkan karakteristik keruangan dari muka bumi menjadi suatu bentuk yang mudah di observasi adalah dengan menggambarkandalam bentuk peta. Peta adalah gambaran/proyeksi dari sebagian permukaan bumi pada bidang datar atau kertas dengan skala tertentu. (Russell C. Brinker,1984). Dengan kemajuan di bidang informasi dan teknologi elektronika, sangat mempengaruhi dalam penyajian sumber informasi termasuk peta. Sehingga definisi peta adalah sarana penyajian informasi spasial dari unsur-unsur dimuka bumi atau di bawah muka bumi (Jakob Rais, dalam Sukirno, 1999). Di bidang pertanian pengetahuan mengenai sumber daya lahan sangat dibutuhkan sekali. Mengingat dengan mengetahui sumber daya lahan yang dimiliki
suatu wilayah maka kita dapat mengetahui potensi lahan. Dengan mengetahui potensi yang dimiliki maka kita dapat menetukan kebijakan mengenai pengembangan pertanian untuk kedepannya. Beranjak dari sinilah maka pemetaan mengenai sumber daya lahan suatu wilayah perlu dilakukan.
b. Tujuan Tujuan dari pemetaan adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca dalam bentuk gambar (Materi Ilmu ukur wilayah). Tidak terkecuali pemetaan sumber daya lahan. Tujuannya yaitu untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan sumber daya lahan di suatu wilayah tertentu dalam bentuk gambar.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pemetaan yang merupakan proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran permukaan bumi (terminologi geodesi) dengan menggunakan cara dan atau metode tertentu sehingga didapatkan hasil berupa softcopy maupun hardcopy peta yang berbentuk vektor maupun raster. Dalam hal suatu pemetaan sumber daya lahan inipun dimana Sumber daya Lahan yang merupakan segala sesuatu yg bisa memberikan manfaat di lingkungan fisik dimana meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi dan vegetasi dimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi potensi penggunaannya (termasuk didalamnya adalah akibat kegiatan-kegiatan manusia baik masa lalu maupun masa sekarang). misal; penebangan hutan, penggunaan lahan pertanian. a. Survey Survey adalah uraian keseluruhan dari aktifitas dan proses termasuk didalam adalah perumusan tujuan prosedur perencanaan komplikasi data dan ekstraksi informasi dalam bentuk peta laporan dan sebagai (Abdullah 1993). Menurut Siswomartono (1989) survai tanah merupakan istilah umum utk penyelidikan tanah sistematik dilapangan di laboratorium deskripsi klasifikasi pemetaan jenis tanah penafsiran (interpretasi) tanah menurut kesesuaian tanah bagi tanaman rumput pohon serta perilaku tanah dibawah pemakaian atau perlakuan utk produktivitas dalam pengelolaan yg berbeda-beda. Survey tanah dilakukan utk menentukan tingkat kemampuan lahan secara keseluruhan sebagai bahan pemetaan tanah dalam hubungan dgn penentuan klasifikasi tanah. Lahan-lahan yg telah disurvai digolongkan dala kelas-kelas yg sesuai dgn kemampuan berdasarkan dgn faktor-faktor yg bersifat menghambat dalam pemanfaatan lahan tersebut terutama utk bidang pertanian. Faktor-faktor yg menunjang adl data-data mengenai sifat fisik kimia dan biologi tanah termasuk bentuk wilaya h iklim dan lainlain secara keseluruhan baik sampai sangat baik. Faktor-faktor penghambat seperti sifat-sifat fisik kimia dan biologi tanah yg jelek keadaan iklim yg tak sesuai bentuk wilayah berlereng dan berbukit-bukit sering terjadi genangan air serta salinitas yg tinggi. Setelah melakukan kegiatan survai dan pemetaan sumber daya lahan di lapangan kegiatan selanjut adl mengevaluiasi lahan. Evaluasi lahan pada dasar merupakan proses
utk menduga potensi sumber daya lahan utk berbagai penggunaan. Adapun kerangka yg mendasar dari evaluasi sumber daya lahan adl membandingkan persyaratan yg diperlukan utk suatu penggunaan lahan tertentu dgn sifat sumber daya yg ada pada lahan tersebut (Sitorus 1983). Peta merupakan suatu sumber informasi yang sangat berguna untuk segala bidang dengan dukungan perkembangan teknologi saat ini maka salah satu aplikasi pemetaan yang dikenal dengan sistem informasi geografis atau Geographi Information System (GIS) dapat membantu pada kegiatan-kegiatan di segala bidang seperti dalamm bidang pertanian dan kehutana dimana ; (1) Mengelola Produksi Tanaman GIS dapat digunakan untuk membantu mengelola sumberdaya pertanian dan perkebunan seperti luas kawasan untuk tanaman, pepohonan, atau saluran air. Anda dapat menggunakan GIS untuk menetapkan masa panen, mengembangkan sistem rotasi tanam, dan melakukan perhitungan secara tahunan terhadap kerusakan tanah yang terjadi karena perbedaan pembibitan, penanaman, atau teknik yang digunakan dalam masa panen. (2) Mengelola Sistem Irigasi Anda dapat menggunakan GIS untuk membantu memantau dan mengendalikan irigasi dari tanah-tanah pertanian. GIS dapat membantu memantau kapasitas sistem, katup-katup, efisiensi, serta distribusi menyeluruh dari air di dalam sistem. Dan (3) Perencanaan dan riwayat sumberdaya kehutanan Perencanaan dan riwayat manajemen pertanahan Integrasinya dengan sistem hukum Integrasinya dengan manajemen basis data relasional Sistem-sistem. Di bidang teknik pertanian, penggunaan peta umumnya digunakan untuk alat bantu rancangan / design. Contoh penggunaan peta di bidang teknik pertanian antara lain adalah : 1. Bidang daya dan alat mesin
a. Design Bajak Untuk mendesign bajak singkal atau piringan yang melengkung maka penggambaran bentuk pada kertas dapat mengadopsi cara penggambaran bentuk dengan bantuan garis kontur sehingga kelengkungan bajak dapat dipindahkan dalam bentuk garis kontur b. Peta Draft Spesifik Tanah Peta ini dapat digunakan untuk mendesign kebutuhan daya traktor dan ukuran traktor, kebutuhan pompa air, dll
c. Percetakan sawah Pada percetakan sawah baru diperlukan lahan yang datar, maka untuk membuat datar perlu diperhitungkan bidang yang harus dipotong dan ditimbun. Perhitungan ini dapat dilakukan dengan bantuan peta topografi. 2. Bidang teknik sumberdaya alam pertanian (TSAP)
a. Design Teras Pada pembuatan teras untuk konservasi tanah memerlukan informasi bentuk permukaan wilayah tersebut, informasi dapat diperoleh dari peta topografi. Informasiinformasi tersebut selanjutnya digunakan untuk mendesign saluran pembuang, jalan setapak, tinggi guludan dll. b. Design saluran irigasi Air yang mengalir pada sistem irigasi adalah secara gravimetri. Oleh karena itu informasi beda tinggi antara sumber air, saluran-saluran pembuang dan lahan/sawah sangat penting. Untuk mendapatkan peta dalam proses pemetaan dapat dilakukan dengan tiga ,
cara yaitu : 1) penginderaan jauh (remote sensing) 2) pengukuran langsung di permukaan bumi (terestis) dan 3) semi-terestis. Penginderaan jauh dilakukan dengan bantuan satelit untuk menentukan letak/posisi suatu fenomena yang terjadi di permukaan bumi. Pengukuran langsung (terestis) dilakukan dengan menentukan letak/posisi suatu fenomena yang langsung di ukur di permukaan bumi dengan alat bantu pengukuran panjang (jarak) dan arah (kompas). Saat ini dikembangkan pengukuran langsung di permukaan bumi dengan alat bantu satelit untuk menentukan posisi/letak suatu fe nomena. Pengukuran ini katagorikan sebagai pengukuran semi terestis. Alat bantu yang digunakan misalnya GPS (Global Position System). GPS dapat digunakan di permukaan bumi dengan menerima sinyal yang menginformasikan lokasi secara real time dari satelit. b. Pengukuran Dalam fisika dan teknik, pengukuran adalah aktivitas yang membandingkan kuantitas fisik dari objek dan kejadian dunia nyata. Dalam ilmu ukur wilayah dilakukan suatu pengukuran dimana pengukuran suatu daerah ialah menentukan unsur-unsur (jarak dan sudut) titik-titik atau banguan-bangunan yang ada didaerah itu dalam jumlah
yang cukup jelas dengan skala yang telah ditentukan terlebih dahulu. Untuk suatu daerah yang besar, haruslah diukur dengan menggunakan alat yang dis ebut teodolit. Pengukuran jarak merupakan basis dalam pemetaan. Walaupun sudut-sudut dapat dibaca seksama dengan peralatan yang rumit, paling sedikit ada sebuah garis yang harus diukur panjangnya untuk melengkapi sudut-sudut dalam penentuan lokasi titik-titik. Secara umum jarak dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Jarak horisontal (HD), merupakan panjang garis antara dua titik ( AB) terletak pada bidang datar proyeksi 2. Jarak miring (SD), apabila panjang garis antara dua titik ( AB) terletak tidak pada bidang datar. Dalam pengukuran tanah, jarak datar antara dua titik berarti jarak horisontal. Jika kedua titik berbeda elevasinya, jaraknya adalah panjang garis horisontal antara garis unting-unting di kedua titik itu. Pengukuran jarak dalam pemetaan dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu pengukuran jarak dengan pita ukur, pengukuran jarak dengan cara optis dan pengukuran jarak dengan cara elektronis. Pengukuran Titik Detail, Titik detail adalah semua penampakan yang ada di muka bumi baik alamiah maupun buatan manusia. Pada pengukuran ini tidak mungkin dilakukan secara lengkap dan terperinci, oleh karena itu harus diambil titik detail seefektif mungkin yang dapat mewakili dalam penggambaran peta situasi nantinya. Adapun cara-cara pengambilan titik detail : 1. Pengukuran Titik Detail dengan Cara Memancar 1 8
2
7
A 6
5
3 4
B
Gambar 2.7. Pengukuran Titik Detail dengan Cara Memancar
Cara ini dipakai jika jarak antara titik pasti berdekatan. A dan B adalah titik pasti. Dari gambar di atas pesawat diletakan di titik A lalu diambil a1, a2, a3,«, sedangkan arah sumbu masing-masing menjauhi titik A, begitu juga titik B.
2. Pengukuran Titik Detail dengan Cara Melompat TD1
Gambar 2.8. Pengukuran Titik Detail dengan Cara Melompat
Adakalanya kita mengalami kesulitan jika menggunakan metode memancar dalam mengukur titik detail karena titik pasti berjauhan, sehingga diperlukan cara melompat. 3. Pengukuran Titik Detail dengan Cara Grid Dilakukan dengan membuat grid-grid tiap jarak tertentu. Data pengukuran titik detail yang diperlukan adalah azimuth, zenith, benang atas, benang bawah, benang tengah, dan tinggi alat serta sketsa pengukuran titik tersebut. Data tersebut digunakan untuk mencari jara k dan beda tinggi antara tempat alat didirikan dengan titik detail yang diukur. Poligon adalah serangkaian garis berurutan yang panjang dan arahnya telah ditentukan dari pengukuran di lapangan. Syarat pengukuran poligon adalah : 1. Mempunyai koordinat awal dan akhir 2. Mempunyai azimuth awal dan akhir Untuk
mencapai
ketelitian
tertentu
perluditetapkan hal-hal sebagai berikut : 1. Jarak antara titik-titik poligon 2. Alat ukur sudut yang digunakan 3. Alat ukur jarak yang digunakan 4. Jumlah seri pengukuran sudut 5. Ketelitian pengukuran jarak
(yang
dikehendaki),
pada
suatu
poligon
6. Pengamatan matahari, meliputi : Adapun kegunaan dari pengukuran polygon adalah ; 1. Sebagai kerangka Horizontal pada daerah pengukuran 2. Kontrol Jarak dan Sudut 3. Basik titik untuk pengukuran selanjutnya 4. Memudahkan dalam perhitungan dan ploting peta
BAB III PEMBAHASAN Pemetaan Sumber Daya Lahan Pemetaan sumber daya lahan didefinisikan sebagai penggambaran dua dimensi suatu wilayah dengan skala dan aturan tertentu lengkap dengan karakteristik yang dimilikinya. Adapun karakteristik yang disajikan yaitu mengenai kemiringan lereng, curah hujan, tekstur tanah, kapasitas air tersedia, kedalaman efektif dan sebagainya. Telah diketahui bahwasannya tujuan dari pemetaan adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca dalam bentuk gambar (Materi Ilmu ukur wilayah). Tidak terkecuali pemetaan sumber daya lahan.Tujuannya yaitu untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan sumber daya lahan di suatu wilayah tertentu dalam bentuk gambar. Proses pembuatan peta lahan ini cukup rumit, karena kita harus melakukan survey secara langsung. Metode survey merupakan metode yang cukup baik untuk mendapatkan data yang valid. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam kegiatan survey antara lain : a. Measurement (Pengukuran) b. Calculating (Perhitungan) c. Drawing (Penggambaran) Dalam Kegiatan survey inilah kita lakukan pencatatan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan karakteristik lahan tersebut. Secara umum karakteristik yang dicatat mulai dari kemiringannya, tekstur tanahnya, kemudian curah hujan diwilayah tersebut,kapasitas air yang tersedia,kedalaman efektif,dsb. Cara pengambilan data mengenai karakteristik tanah tersebut akan diuraikan di bawah ini. Pengukuran kemiringan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar slope dan panjang slope yang dimiliki wilayah tersebut. Slope adalah perbandingan antara delta vertikal dan delta horizontal. Dengan data inilah maka kita nantinya akan mengetahui apakah wilayah tersebut dapat dijadikan sebagai lahan untuk budidaya pertanian atau tidak. Sebab secara tidak langsung data ini akan menggambarkan mengenai seberapa besar tingkat erosi yang akan terjadi apabila lahan ini kita buka. Kemudian apabila
terpaksa dilakukan pembukaan lahan maka konservasi yang bagaimana yang mesti kita lakukan. Pengukuran kemiringan ini dapat menggunakan theodolit, dengan mengetahui beda tinggi wilayah tersebut maka tingkat kemiringan dapat kita tentukan. Curah hujan adalah ukuran jumlah hujan per setuan waktu,biasanya dinyatakan dalam mm3/th(Lakitan, Benyamin :2005).Pengukuran curah hujan dilakukan dengan menggunakan alat ukur curah hujan yang berbentuk silinder dengan bagian atas terbuka(untuk menerima butiran air hujan yang jatuh)Alat ini dipasang di tempat yang terbuka, sehingga air hujan diterima langsung oleh alat iniBagian ats yang terbuka dipasang pada ketinggian 20 cm di atas permukaan tanah yang ditanami rumput agar terhindar dari percikan air dari permukaan tanah.Ketelitian alat ini mencapai 0,1 mm.Pembacaan alat dilakukan sekali sehari pada pukul 09.00 (pagi) (Lakitan, Benyamin :2005) Agar lebih mudah maka kita bisa meminta data ini di stasiun klimatologi. Dengan data ini maka nantinya kita dapat menentukan jenis tanaman apa yang sesuai dengan lahan tersebut.Selain itu dengan data ini maka nantinya kita juga dapat memprediksikan besarnya laju erosi suatu lahan. Data yang tidak kalah pentingnya adalah data mengenai tekstur tanah pada wilayah itu. Tekstur adalah perbandingan komposisi antara pasir, liat, dan debu (Ali Hanafiah,Kemas : 2005). Data ini diperoleh dengan cara mengambil sampel suatu tanah kemudian membawanya ke laboraturium. Metode tergampang adalah dengan menggunakan metode textur by feelling. Artinya kita cukup merasakannya dengan permukaan tangan dan menentukan teksturnya. Namun data yang diperoleh dengan metode ini kurang valid. Dan nantinya akan mempengaruhi kualitas kebenaran peta tersebut. Dengan kata lain penentuan tekstur ini bertujuan untuk mengklasifikasikan tanah. Tanah yang memiliki jenis tertentu dikelompokkan dalam kelas yang sama. Hal ini sangat penting artinya karena tanah-tanah dengan sifat yang berbeda memerlukan pengelolaan yang berbeda pula. Jadi dengan adanya pengelompokan tanah-tanah yang sama sifatnya akan lebih mudah dalam menyusun perencanaan pertanian konvensional yang dibutuhkan masing-masing jenis tanah atau satuan tersebut.
Kapasitas air tersedia adalah kemampuan air yang ditahan tanah pada kondisi kapasitas lapang hingga koefisien layu (Ali Hanafiah, Kemas : 2005).Pengukuran kapasitas air tersedia ini dilakukan di labotarorium tanah.Dengan data ini maka kita bisa mengetahui berapa kapasitas air yang tersedia di lahan tersebut. Sehingga kita bisa menentukan berapa suplai air yang harus diberikan untuk tanaman. Kedalaman efektif dapat diartikan sebagai besarnya kedalaman akar dalam melakukan penetrasi.(Ali Hanafiah, Kemas : 2005).Pengambilan data ini dilakukan secara langsung dengan mengukur rata-rata kedalan akar dalam berpenetrasi.Dengan data ini maka kita bisa memberikan informasi mengenai berapa besar kedalaman lapisan olah.Sehingga akan membantu kita dalam menentukan jenis tanaman dan teknik penanamannya. Setelah semua data kita peroleh maka tahapan selanjutnya adalah melakukan perhitungan baik itu menyangkut luasan, besar slope, panjang slope,kemudian kontur,curah hujan, kedalaman efektif,kapasitas lapang,dsb. Proses terakhir adalah drawing (penggambaran). Proses penggambaran peta mempunyai aturan tertentu, tidak sembarangan. Apabila penggambarannya salah maka informasi yang akan kita berikan kepada pembacapun akan salah.Yang pertama dilakukan adalah penentuan skala. Skala adalah perbandingan ukuran di dalam peta dengan yang sebenarnya. Setelah skala ditentukan maka kita tinggal menggambarnya. Kemudian menambahkan informasi pada legenda.Informasi yang ditambahkan adalah mengenai karakteristik lahan tersebut.Semisal untuk setiap macam kelas tanah diberi warna tertentu agar pembaca lebih mudah memahaminya.Kemudian untuk wilayah yang memiliki curah hujan tertinggi diberikan tanda,dsb. Apabila peta ini telah dihasilkan, maka kita dapat menentukan perencanaan pertanian secara konvensional yang disesuaikan dengan sumber daya lahan dan kapasitas lahan tersebut sehingga nantinya akan dihasilkan suatu pertanian yang berkesinambungan.
BAB IV PENUTUP a. Kesimpulan 1. Pemetaan sumber daya lahan didefinisikan sebagai penggambaran dua dimensi suatu wilayah dengan skala dan aturan tertentu lengkap dengan karakteristik yang dimilikinya 2. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam kegiatan survey antara lain; Measurement
(Pengukuran),
Calculating
(Perhitungan),
dan
Drawing
(Penggambaran) 3. Slope adalah perbandingan antara delta vertikal dan delta horizontal 4. Dalam penggambaran harus dilakukan dengan benar dan tidak sembarangan, dimana jika terjadi kesalahan maka pembaca peta pun otomatis akan salah, yang paling utama dalam penggambaran peta adala skala.
b. Saran Dalam proses pemetaan sumber daya lahan ini harus dilakukan dengan baik dan benar agar tidak terjadi kesalahan- kesalahan yang dapat mempengaruhi proses penggamabaran peta itu sendiri yang akan berakibat fatal pada pembacaan peta itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Hanafiah, Kemas.2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Lakitan, Benyamin.2005.Klimatologi Dasar.Jakarta : Rajawali Pers Materi Ilmu Ukur Wilayah www.petalahan.go.id