PEMERIKSAAN SELAPUT LENDIR
PEMERIKSAAN FISIK •
Pemeriksaan terhadap selaput-selaput lendir atau membran mukosa yang terlihat dari luar, seperti :
konjungtiva hidung mulut vulva – vagina penis – preputium rektum
•
Pemeriksaan dilakukan di bawah sinar/cahaya matahari atau senter atau lampu mata (lampu opthalmoskop), opthalmoskop), lampu elektrik, seperti:
selaput lendir rektum
vagina
proktosk proktoskop op
spekulum atau vaginoskop vaginoskop
•
Pemeriksaan pada membran mukosa ditujukan kepada :
penilaian
warna
kelembaban capillary
refill time (CRT)
lesio-lesio pendarahan
•
•
•
Kelainan-kelainan pada jaringan muara kebanyakan disebabkan oleh penyakit pada selaput lendir yang terletak lebih dalam. Inspeksi pada selaput lendir harus dilakukan dibawah sinar lampu yang terang. Pada hewan kecil selaput-selaput lendir yang tersembunyi seperti farings, larings, trakhea, gastrium, vesica urinaria diperiksa memakai alat-alat endoskopis.
•
Pemeriksaan selaput-selaput lendir ditujukan pada perubahan warna dari warna semula menjadi :
kepucatan kemerahan kebiruan kekuningan
•
Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya kelainan-kelainan yaitu :
ulkus vesicula papula
•
Cairan-cairan yang keluar dari selaput lendir akibat peradangan di tempat tertentu (eksudat) dapat bersifat :
serous
(seperti serum)
mukus
dan purulen (bernanah)
ikterus
(berwarna kuning)
hemorrhagis kotor
(banyak terdapat eritrosit)
dan bau
•
Dapat juga ditemukan kombinasi-kombinasi dari semua, misalnya: seromucous, serohaemorrhagis, mucopurulent.
PEMERIKSAAN SISTEMA LIMFATIKA •
Limfonodus atau kelenjar getah bening (Bahasa inggris: lymph node, sering juga disebut lymph gland) merupakan unit sistem limfatik ragawi secara struktural maupun fungsional, dapat sebagai satu nodule limfe atau sekelompok yang berada pada lokasi sama.
•
•
Limfonodus (Ln.) terletak berdekatan dengan permukaan kulit/ superfisial dan sebagian besar dapat dipalpasi, terutama jika dalam keadaan besar/ berat oleh sesuatu hal. Dalam keadaan normal, ukuran Ln sudah berbeda-beda, bahkan untuk hewan sejenis, misalnya Ln. Mandibularis dari anjing A tidak sama besar dengan Ln. Mandibularis dari anjing B.
•
•
•
Limfonodus hewan muda pada umumnya relatif lebih besar dibandingkan dengan Ln hewan tua. Ln yang normal berkonsistensi kenyal, bila dipalpasi permukaannya terasa datar dan pada Ln yang besar terasa ada lobulasi (bergelambir). Ln dapat digeser-geserkan secara bebas terhadap jaringan yang terletak dibawah dan disekitarnya.
•
Pemeriksaan fisik Ln perlu diperhatikan, seperti : kebengkakan lobulasi konsistensi suhu kulit yang terletak di atasnya adanya eksudat perlekatan antara Ln dan kulit atau antara Ln dan jaringan di bawahnya apakah suatu kelainan terdapat unilateral ataukan bilateral apakah terjadi tunggal atau pada semua Ln yang dapat dipalpasi dari luar.
•
Ln yang harus diperiksa dan dapat dipalpasi dari luar adalah:
Ln. Mandibularis
- terdiri atas 2-3 nodus - dapat dipalpasi baik pada anjing dan kucing - letaknya dekat dengan kelenjar salivarius mandibularis dan bersama-sama dengan Ln parotis (secara sehat tidak teraba) mengalirkan limfe ke struktur kepala.
Ln. Pharyngealis
- terdapat sepasang (Ln. Subparotidea dan Ln. Retropharyngealis) - Ln. Subparotidea/ Ln. Parotis dalam keadaan normal tidak teraba - Ln. Retropharyngealis terletak di antara atlas dan larings, ditutupi oleh Mm. Brakhisefalika pada hewan sehat tidak teraba. - Aliran limfatik afference muncul dari bagian dalam kepala yaitu lidah, nasi, mulut dan farings serta larings dan esofagus.
Ln. Praescapularis
-
terletak di sisi kranial dari scapula
- mengalirkan sistem limfatik ke kulit permukaan kepala/ wajah sisi kaudal, leher pars superfisialis, kaki-kaki depan pars distalis et lateralis, dan thoraks pars cranialis
Ln. Axillaris
- terletak di ketiak, beberapa cm kaudal dari persendian skapulohumeri, di atas arteri subskapuler yang meninggalkan A. Brachialis - hanya dapat dipalpasi pada hewan yang kakhektis saja atau bila sedang membengkak - pada hewan sehat tidak teraba
Ln. Poplitea
- terletak di antara m. biceps femoris dan m. Semitendinosus, pada sisi kaudal sendi lutut - dapat dipalpasi secara palpasi dalam - alirannya mengairi sisi distal lutut
Ln. Inguinalis superficialis
- Pada hewan betina terletak di antara dinding abdomen dan sisi medial sedikit dorsolateral dari glandula mammaria terakhir - pada keadaan sehat tidak teraba, terutama jika hewannya gemuk - Pada hewan jantan terletak dorsal penis pars kaudalis di bawah dinding abdomen
•
•
Ln membengkak menandakan adanya sebuah proses patologis yang berarti di dalam daerah resorbsinya. Kebengkakan kadang-kadang tidak cukup nyata untuk dapat dikenali secara klinis.
•
Kebengkakan Ln dapat menunjukkan : 1. adanya sebuah peradangan lokal yang akut di daerah resorbsinya 2. merupakan bagian dari sistem pertahanan ragawi terhadap suatu penyakit menular, misalnya pada penyakit anthrax 3. adanya reaksi dari sebuah peradangan kronis 4. infeksi pada Ln itu sendiri sebagai akibat penularan suatu lesio kecil di daerah resorbsinya 5. pembentukan tumor yang bersifat primer, artinya berasal dari Ln itu sendiri atau dapat bersifat sekunder, yang berpindah ke Ln bersangkutan dari jaringan lain di dekatnya 6. sebagian dari kebengkakan umum dari semua jaringan limfatis, misalnya limfadenoma atau limfosarkoma; atau pada semua limfonodus, misalnya pada leukaemia limfatikus
•
•
•
Dalam keadaan akut, Ln yang bengkak nyata berciri panas, sakit, dan lobulasinya jelas Dalam keadaan kronis, Ln membengkak, tetapi tidak panas dan tidak sakit, konsistensinya keras, terkadang Ln melekat pada kulit yang terletak diatasnya Ln dalam keadaan infektif dengan eksudasi purulent, maka dari palpasi dapat dirasakan fluktuatif dan kulit di sekitarnya dapat panas
•
•
Kebengkakan Ln secara hebat dapat menekan sebuah struktur penting yang terletak di dekatnya. Misalnya : larings meradang membengkak yang disebut larimgitis menyebabkan sesak nafas (dispnoe).
PEMERIKSAAN SISTEMA RESPIRASI Anatomi
- masing-masing spesies harus diketahui letak dan bentuknya. Gejala umum
- Pemeriksaan umum terutama minimal yang harus diperhatikan adalah nafas (akan meningkat apabila takut), frekuensi, ritme, leleran bercampur darah atau tidak.
Inspeksi Dilihat : a. Pernafasan (tipe, frekuensi, dan ritme) b. Leleran hidung (sifat leleran serous, purulent atau kataralis atau bercampur darah) c. Batuk atau bersin (gejala yang harus diamati dari jarak jauh, tidak bisa lepas dari anamnesa) d. Kelenjar limfatik (palpasi) perabaan secara superficial akan ada perubahan berupa pembengkakan
Palpasi, Perkusi dan Auskultasi di daerah dada Palpasi
- Palpasi mulai dari larynk ke trakea apabila ada gangguan akan timbul refleks batuk - Kepekaan
sakit
pleuritis
- Bengkak - Udema, bisa dirasakan saat palpasi daerah dada misal pada kasus tumor
perkusi dan auskultasi - Pada sapi daerah pencernaan lebih dominant daripada daerah pernafasan dan muskulus lebih tebal sehingga pada saat perkusi dan auskultasi tidak begitu jelas - Rongga dada kuda/anjing lebih luas daripada daerah pencernaan (bagian rongga perut). Karena cavum abdominis yang sempit, maka saluran pencernaan berkelok-kelok sehingga menyebabkan mudah terjadi kolik - Pekak paru-paru menunjukkan konsistensi padat misal karena ada cairan, gas contoh : udema - Nyaring/timpani (resonansi paru-paru) pada kasus emphysema pulmonum
- Auskultasi normal :
suara vesikuler (terdengar satu arah) suara vesikuler adalah suara dari keluar masuknya udara dalam alveoli (seperti huruf F). Suara terdengar jelas pada anjing moncong panjang.
suara bonchial adalah suara yang terdengar sebagai akibat keluar masuknya udara melalui bronchus. Suara terdengar jelas terutama pada kucing dan anjing moncong pendek.
- Apabila ada perubahan daerah perkusi atau auskultasi maka terjadi gangguan pada paruparu - Apabila tidak ada perubahan daerah perkusi atau auskultasi tapi ada gangguan pernafasan gangguan terjadi pada saluran nafas bagian atas
- Suara tidak normal: resonan (tymphani) pada kasus emphysema, pneumothorax pekak pada kasus kongesti pulmo, bronchopneumonia, udema pulmonum, pneumonia interstitialis, TBC, dan tumor pekak horizontal terjadi adanya timbunan cairan pada cavum pleura (eksudat) suara belanga pecah suara campuran yang terdengar saat perkusi dimana daerah pekak dan timphani berdekatan - RONTGEN (RO) Apabila penuh cairan berwarna putih, kalau udara berwarna hitam
Pemeriksaan Klinis INSPEKSI 1. Pernafasan meliputi : a. Frekuensi b. Ritme c. Tipe (normal : thoracoabdominal) bunting, peritonitis costo/ thorax
2. Leleran hidung a. Serous b. Mucus c. Purulen d. Darah (hemorhagie/epistaksis ditandai keluarnya darah dari rongga hidung karena Ehrlichia canis) - Jika leleran hidung unilateral gangguan besifat lokal - Jika leleran hidung bilateral gangguan bersifat sistematik - Jika gangguan lokal pada rongga hidung, leleran yang keluar bisa serous, purulent atau mucus
3. Batuk 4. Limfoglandula - superficialis - retropharyngeal - submaxilaris - subparotid
Pemeriksaan fisik daerah dada a. Inspeksi b. Palpasi c. Perkusi d. Auskultasi e. Thoracocentesis/pungsi intercostalis 7-8 1/3 bawah anterior. Karena apabila di bagian belakang adalah syaraf, sehingga sangat riskan f. radiology
Problem pada daerah pernafasan 1. bersin, leleran hidung a. Bersin refleks awal karena adanya irirtasi dalam rongga hidung - akut : infeksi benda asing dan alergi - kronis : trauma, benda asing, infeksi sistemik, infeksi parasit, lesi pada saluran paranasal
b. Leleran hidung - tipe (unilateral ataupun bilateral), lamanya 2. Batuk a. Sistem pernafasan atas - sinusitis - faringitis - paralysis larynk - obstruksi trachea - trakheitis
b. Sistem pernafasan bawah - iritasi/radang bronchus - alergi - bronchiectasis (pelebaran bronchus) - cacing paru-paru - fibriosis paru-paru - oedema - dirofilariasis (dapat terjadi di jantung) - penyakit infleksiosia - tumor paru-paru c. Penyakit pada pleura - jarang batuk - pleuritis - efudi pleura
3. Dyspnea a. Dyspnea inspiratorik karena gangguan sel pernafasan atas, penyempitan b. Dyspnea ekspiratorik karena gangguan saluran pernafasan bawah c. Dyspnea inspiratorik dan ekspiratorik karena udema pulmonum, dekompensasi jantung dan bronchitis kronis d. Double ekspirasi Emphysema pulmonum adalah timbunan udara berlebihan di paru-paru sehingga elastisitasnya turun, akan tampak suara perkusi tympani/ resonansi akibat daerah pelebaran dari perkusi/ auskultasi
Problem pada saat auskultasi - Normal suara vesicular dan bronchial - Suara abnormal : a.
Ronchii/suara kering. Ada 2 macam : - sonoraus akibat penyempitan bronchus besar - sibilant akibat penyempitan bronchus kecil b. Suara basah udara melalui cairan pada bronchus (eksudasi) bronchitis c. Suara crepitasi lepasnya membrane yang lengket terdengar saat akhir dari keradangan. Contoh: kasus TBC miliaris, oedema pulmonum d. Suara friksi adalah gesekan dari 2 pleura parietalis dan visceralis. Mukosa kasar menimbulkan suara friksi. Contoh pada pleuritis awal, pleuritis akut, dan pericarditis akut
Analisis berdasar gejala klinis 1. Rhinitis kataralis - leleran hidung serous/purulent : bisa local/gejala penyakit spesifik 2. Faringitis - batuk kering (anjing,kucing:muntah) - leleran hidung - sulit menelan (kadang makanan keluar melalui hidung) - Limfoglandula bengkak - inspeksi radang/bengkak
3. Laryngitis - tidak dapat berdiri sendiri -palpasi batuk - anjing ada suara berubah (serak) - inspeksi anjing dan kucing : bengkak 4. Bronchitis akut - dyspnea - demam - batuk kering basah - auskultasi : ronchii
5. Bronchitis kronis - batuk persisten dyspnea, leleran hidung - tidak terjadi kenaikan suhu - perkusi - auskultasi ronchii 6. Broncho pneumonia - suhu naik - batuk, dyspnea berat - perkusi : pekak resonan belanga pecah - auskultasi : ronchii, krepitasi, vesikuler meningkat
7. Pneumonia interstitialis - distemper anjing :kenaikan suhu terjadi 2 kali lipat disebut bi/di fasik - dyspnea
nafas cepat,dangkal
- batuk (kadang-kadang) - perkusi (pekak 1/3 atas) - auskultasi vesikuler meningkat, brochial : keras - suhu naik sedikit
8. Emphysema alveolaris - leleran hidung - batuk kering - dobel ekspirasi dyspnea - suhu TAP - auskultasi : vesikuler meningkat - perkusi : timphani melebar 9. Pleuritis - akut respirasi tipe abdominal, suhu naik, friksi, perkusi TAP - kronis dyspnea (eksudat meningkat)
Pemeriksaan sistema sirkulasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Anatomi Suara jantung Pemeriksaan klinis Pulsus Jantung : inspeksi, perkusi, auskultasi Pemeriksaan sistem vena Pemeriksaan terhadap sikap/ cara jalan Pemeriksaan darah Analisis
Jantung - Gangguan fungsi (tanpa lesi) - Gangguan organik (ada lesi) Kuda
gangguan fungsi
Anjing
gangguan fungsi dan organik
Sapi
gangguan organik
Babi
gangguan organik
Domba
jarang
Lokasi : secara umum pada hewan terletak di bagian ventral (bawah) antara costae ke 3-6 (mungkin sampai ke 7) di bagian kiri ruang dada 1. Kuda : costae ke 3-6 (kiri), 4-6 (kanan) 2. Sapi : costae 3-5 3. Anjing : costae ke 3-6 (kiri), 4-6 (kanan) 4. Domba dan kambing : costae 2-5 Pemeriksaan dilakukan secara : - Inspeksi - Palpasi/ perkusi - Auskultasi (paling jelas di daeha inter costalis 4-5) - Suara systole-dyastole •
Pemeriksaan Klinis 1.
Pemeriksaan pulsus
jenis arteri dan lokasi:
kuda - a. Maxilaris esterna sub lateralis - a. Temporalis - a. Brachialis - a. Digitalis communis - a. Metatarse dorsalis lateralis
sapi - a. Maxillaris externa/a. Facialis - a. Brachialis - a. Digitalis communis - a. Metatarse dorsalis lateralis
anjing, domba, kambing dan kucing - a. Femoralis - a. Brachialis ( anjing dan kucing)
babi - a. Brachialis - a. Femoralis - denyut jantung
2. hal-hal yang diperiksa a. Frekuensi pulsus faktor yang mempengaruhi : - besar tubuh/ BB - umur - jenis kelamin - temperatur luar - cuaca - ras - kelaparan - stadium pencernaan - gerakan - sakit - bunting - pengaruh psikis
b. Ritme : normal teratur, jika interval tidak tetap berarti tidak teratur ( aritmis) c. Kualitas d. Pulsus sementara (intermitten) bagian dari pulsus aritmis kadang-kadang denyut nadi muncul kadang-kadang tidak (tidak teratur) dengan waktu berhenti yang tidak tentu (dilatasi jantung, penyakit pada otak) e. Pulsus kuat (magnus) pulsus yang gelombangnya besar (penuh) dan kuat semua kejadian meningkatnya kerja jantung (hipertropi jantung kiri, nefritis interstitial kronis)
f. Pulsus lemah (parvus) - semua penyakit yang menyebabkan lemah jantung (gangguan makanan yang kronis, anemia, leukimia, dilatasi jantung, neokarditis, endokarditis, perikarditis, pelemakan jantung, stenose corta) - pulsus yang kecil dan sangat lemah pulsus tremulus g. Pulsus tak sama (inaequalis) - gelombang pulsus tidak sama besar sering bergantian antara lebih kuat dengan leboh lemah (pulsus alterans) - ketiksamaan kekuatan gelombang pulsus kelemahan jantung ( aneurisma, stenomitralis, tumor mediastinalis) h. Pulsus yang semakin cepat (celer) beda dengan pulsus frekuen atrofi jantung kiri
i. Pulsus lamban (tardus) j. Pulsus cepat (frekuen tachycardia) - frekuensi melebihi normal : demam karena infeksi/ septikemi penyakit-penyakit jantung jika frekuensi masih tinggi walau suhu sudah tinggi prognosa buruk - pada kuda pulsus tinggi : 80-120 x/menit (septikemi,distorsi usus, peritonitis, kolik) - pada sapi frekuensi 80-120 x/menit (septikemia puerpuralis, anthrax) - anjing 100-150 x/menit (septikemia, gastritis, enteritis, distemper stadium akhir) - babi 100-150 x/menit - semua penyakit jantung menyebabkan peningkatan frekuensi pulsus (miokarditis, gangguan katup jantung, endokarditis, perikarditis traumatika, keracunan digitalis) - anemia kelemahan jantung frekuensi pulsus meningkat
k. Pulsus rarus (bradycardia) - kerusakan nervus vagus - perubahan patologis otot jantung (miokarditis kronis, stenose vena aorticus dan vena mitralis, dilatasi jantung akut, kehilangan darah banyak dan drastis, keracunan jantung) - kuda miokarditis kronis pulsus 12 x/menit - anjing : 20 x/menit l. Pulsus tak teratur (aritmis) - sering pada hewan sehat : anjing, kuda - patologis : lemah jantung, gangguan katup, endokarditis, miokarditis, perikarditis traumatik pada sapi, racun digitalis - pada hewan tua, hewan sehat (anjing, kuda), aneurisma, stenose aorta
m. Pulsus keras (durus) akibat kekejangan dinding arteri atau pengapuran dinding arteri (tetanus, kolik, atropi jantung kiri, arteroskerosis, ginjal mengecil) n. Pulsus lemah (mollis) gejala kelemahan jantung dan kecil : pulsus filiformis
pulsus lemah
o. Pulsus dobel retak (dicrotus) - pada demam yang tinggi dan lama - pulsus dengan 3x detakan (pulsus tricotus) pada penyakit hewan yang belum diketahui
Pulsus Venosus Distensi dan pulsasi v.jugularis p.venosus tanda insufisiensi jantung - Pulsus venosus palsu konduksi a. Carotis communis - Hewan kurus distensi dan pulsasi ringan normal - Pulsus venosus sejati pulsasi jelas dan distensi sampai tinggi di leher (karena insufisiensi v.tricuspidalis)
3. Pemeriksaan jantung a. Palpasi hasil meragukan b. Perkusi daerah pekak jantung melebar : - dilatasi - hipertrofi - hidroperikard - perikarditis c. Auskultasi - suara jantung (intensitas, ritme, karakter) - suara normal :SI dan SII - lemah toksemia, septikemia - kuat hipertrofi, palpitasi (karena anemia) - ritme kuda dan sapi : teratur/ reguler anjing : kadang-kadang ireguler
Suara Jantung I. sistolik (lub) : kontraksi ventrikel dan menutupnya vulvula atrioventrikularis, disertai meregangnya chorda tendinea II.
diastolik (dub) : menutupnya valvula semilunaris, sinkron dengan relaksasi ventrikel
Frekuensi
sinkron dengan pulsus
Suara abnormal/ tambahan selain SI dan SII bising - Bising stenosis : valvula ada penyempitan defek. Suara kasar brr - Bising regurgitasi : akibat kebocoran valvula suara lebih halus/lunak pss - Bising presistolik : terjadi sebelum suara I stenose valvula tricuspidalis, bicuspidalis (brr-lub-dub) - Bising sistolik : terjadi setelah SI dan sebelum SII a. Karena insufisiensi valv.trikusp/bikusp (lub-pss-dub) b. Karena stenosis valv.pulmonalis/aortikus (lub-brr-dup) - Bising diastolik : terjadi setelah SII insufisiensi valv.aorticus (lub-dub-pss) - Bising perikardial friksi terjadi pada stadium awal perikarditis jika terbentang cairan suara friksi hilang
4. sikap/ langkah - kaki depan
abduksi
- perikarditis traumatika (pada sapi) : akut, sakit, tidak mau jongkok, malas jalan, tidak mau dibelokkan - pada anjing : posisi duduk, kaki abduksi, tidak mau naik turun tangga
5. Pemeriksaan darah - perubahan komposisi darah ada hubungan dengan fungsi jantung - penyakit dengan dehidrasi viskositas darah tinggi kerja jantung meningkat - anemia abnormalitas pada darah yang penting gejala klinis gangguan jantung - anemia dapat terjadi karena kehilangan darah/ gagal produksi
a. Kehilangan darah akibat hemolisis (babesiosis pada sapi) post parturient hemoglobinuria pada sapi perdarahan akut/ kronis trauma parasit intestinal (ankilostomiasis pada anjing) b. Kegagalan produksi karena nutrisi : defisiensi B12, Co, Fe pada sapi/domba karena fasciolasis gangguan metabolisme di hati hipoplasia/ aplasia sumsum tulang depresi produksi sel darah merah
- gejala umum hewan anemia : kurus, bulu kasar dan kusam, mudah lelah, jika kerja berlebihan akan dispnoe, ascites pada kaki, membran mukosa pucat dan berair, pulsus cepat dan lemah, auskultasi jantung : mendebur - piroplasmosis pada sapi : menyebabkan anemia berat jantung palpitasi (jantung mengipas) - pemeriksaan darah : jumlah SDM, PCV, Hb, jumlah RBC (deff: neutrofil, limfosit, eosinofil, basofil, monoosit), TPP, fibrinogen
Gejala klinis penyakit sistem sirkulasi 1. Miokarditis dan endokarditis akut biasa disebabkan karena infeksi bakteri - depresi - suhu tinggi - kelemahan umum - suara jantung lemah (SI dan SII tidak dapat dibedakan) - bising - darah : leukositosis (neutrofilia)
2. Perikarditis akut - suhu tubuh tinggi - pulsus lemah dan cepat - stadium awal : suara friksi eksudasi, friksi hilang - pekak jantung melebar 3. Hidroperikardium - akibat anemia berat (infeksi parasit) - dispnoe berat - pulsus venosus - pulsus kecil dan cepat
Penyakit pada Kuda 1.
Cardiac arytmia - nafas tertekan - pulsus ireguler 2. Extra sytole - lub – lub – dub 3. Dilatasi cordis - dispnoe kongesti pulmonum - pulsus venosus - pulsus cepat, kuat, ireguler - bising sistolik - pekak jantung melebar 4. Hipertropi - respon fisiologik (exercise) kompensasi 5. Palpitasi - anemia, nervous, manipulasi - denyut cepat dan kuat - pulsus lemah
gagal
spt dilatasi
Penyakit pada Sapi 1. Perikarditis traumatika - kaki diabduksikan - jika berbaring tidak mau berdiri - udem - pulsus venosus (distensi) - langkah kaku - pulsus cepat - suhu tubuh tinggi normal - stadium awal : friksi - pekak jantung melebar - suara : tingkling ( suara gas campur cairan)
2. Perikarditis tuberculosa - organ-organ daerah thorax
terlibat
- friksi - pekak jantung melebar
diagnosa pasti
3. Endokarditis - karena septikemia - demam, bising - gerak
dispnoe
- inkoordinasi 4. Palpitasi cordis - akibat piroplasmosis (hemoglobinuria)
sulit
Penyakit pada Babi 1. Endokarditis verukosa Erysipelas - sianosis - dispnoe - bising 2. Anemia pada anak babi (piglet anemia) - pada babi muda karena def. Fe - dilatasi jantung - jantung palpitasi
Penyakit pada Anjing 1. Endokarditis akut - akibat komplikasi demam infeksi/septikemia miokarditis - suhu tinggi - pulsus cepat seperti kawat - stadium akhir : lesi valvula bising 2. Hidroperikardium - akibat hidrothorax dan ascites - pulsus lemah - suara jantung teredam dalam cairan - pekak jantung melebar
karena
3. Perikarditis tuberkulosa - menciri dengan eksudasi pada kantung perikard - biasanya gejala tidak nampak sampai terjadi eksudasi - dispnoe - pulsus kecil dan cepat - auskultasi : suara jantung teredam cairan - pekak jantung melebar - diagnosa pasti isolasi kuman dari cairan perikard