1
MAKALAH SURVEI LAPANGAN & SEMINAR I
PEMELIHARAAN CIRCULATING WATER PUMP (CWP)
PADA PLTU 1 JAWA TENGAH REMBANG
Disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah Survei Lapangan & Seminar I
pada Program DIII Kerjasama FT Undip – PT. PLN
bidang Teknik Mesin Universitas Diponegoro
Disusun Oleh :
MEMO ABDIM PRATOMO
21050112083015
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya raya baik dari sumber daya alamnya maupun sumber daya manusianya. Sumber daya yang kaya ini kemudian dimanfaatkan menjadi sebuah industri yang menguntungkan. Pertumbuhan industri yang pesat harus selalu sinergis dengan kemampuan energi yang tersedia. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan investasi maka kemampuan negara menyediakan energi sangatlah dibutuhkan. Energi listrik merupakan salah satu energi yang sangat dibutuhkan dalam dunia industri.
Di Indonesia sendiri jenis pembangkit yang banyak digunakan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), khusunya yang berbahan bakar batu bara. Potensi kekayaan batu bara di Indonesia membuat PLN merencanakan batu bara sebagai pemasok listrik sebesar 64% di tahun 2015.
Dalam suatu sistem pembangkit khususnya PLTU terdapat dua komponen, yaitu komponen Utama dan komponen pendukung. Komponen utama adalah bagian yang vital dalam pembangkit yaitu apabila komponrn tersebut rusak maka tidak bisa melaksankan proses produksi listrik. Selain komponen utama ada juga komponen pendukung. Komponen ini adalah pendukung komponen utama yang apabila terjadi gangguan tidak mempengaruhi produksi listrik. Salah satu komponen utama tersebut adalah boiler. Sedangkan salah satu komponen pendukung ini adalah pompa CWP (Circulating Water Pump).
Tujuan dan Manfaat Kegiatan
Tujuan Kegiatan antara lain :
Untuk memenuhi Satuan Kredit Semester (SKS) yang harus ditempuh sebagai persyaratan akademis pada Program Studi Diploma III Teknik Mesin Program Kerjasama Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang – PT. PLN.
Mengetahui dan memahami proses pembangkitan energi Listrik di PLTU 1 Jawa Tengah Rembang
Memperdalam ilmu yang telah diperoleh pada waktu kuliah dengan melakukan pengamatan atau observasi langsung, sehingga mengetahui bagaimana aktivitas sebenarnya di lapangan
Memehami dan mengerti proses pemeliharaan Circulating Water Pump di PLTU 1 Jawa Tengah Rembang.
Manfaat Kegiatan :
Mengetahui sistem pembangkitan Listrik di PLTU 1 Jawa Tengah Rembang
Mengetahui Berbagai aplikasi peralatan di PLTU 1 Jawa Tengah Rembang
Mampu menerapkan metode-metode penyelesaian secara umum, yaitu dengan mendapatkan masalah, merumuskan masalah, dan kemudian menarik kesimpulan.
Mengetahui proses pemeliharaan Circulating Water Pump di PLTU 1 Jawa Tengah Rembang.
1.3 Waktu, dan Lokasi Survey Lapangan
Waktu pelaksanaan : 19 mei – 23 mei 2014
Lokasi survey lapangan : PLTU 1 Jawa Tengah Rembang Jl. Raya Semarang – Surabaya Km. 160, Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang, 59272, Jawa Tengah, Indonesia
II. Sejarah dan Profil Perusahaan
2.1 Sejarah Perusahaan
Berikut adalah sejarah singkat PLTU 1 Jawa Tengah Rembang.
Tabel 2.1 Sejarah PLTU 1 Jawa Tengah Rembang.
Tanggal
Sejarah Perusahaan
05 Juli 2006
Penugasaan oleh pemerintah kepada PT. PLN Persero melakukan percepatan pembangunan PLTU batubara
21 Maret 2007
Penandatanganan kontrak antara PLN dengan kontraktor (ZPT)
10 Desember 2010
Operasi komersil untuk unit 1 dan 2
20 November 2011
Operasi secara kontinyu oleh unit 1#20 untuk mendukung kelistrikan Jawa-Bali
13 Desember 2011
Operasi secara kontinyu oleh unit 2#10 untuk mendukung kelistrikan Jawa-Bali
2.2 Visi, Misi dan Motto Perusahaan
Visi dari perusahaan ini adalah menjadi perusahaan pengelola aset pembangkitan listrik yang memenuhi standar kelas dunia yang tumbuh berkembang, unggul, dan terpercaya. Sedangkan misi nya adalah :
Melaksanakan pengendalian pembangunan pembangkit dengan tepat waktu, biaya dan memenuhi kualitas yang disyaratkan.
Mengelola pembangkit dengan mengacu standar pengelolaan untuk mencapai kinerja yang berdaya saing.
Memperhatikan persyaratan keamanan dan pengelolaan pembangkit yang ramah lingkungan.
Melakukan usaha-usaha tumbuh dan berkembang untuk mencapai keunggulan sebagai pengelola pembangkit yang terpercaya.
Motto dari perusahaan ini sendiri adalah "Listrik untuk kehidupan yang lebih baik".
III. PROSES PRODUKSI
Proses produksi listrik di PLTU Rembang melibatkan dua jalur utama yaitu jalur air dan uap serta jalur bahan bakar. Untuk jalur uap bisa di lihat di bawah ini.
Gambar 3.1 jalur air dan uap
Siklus air dan uap dimulai dari pengambilan air laut dengan menggunakan pompa air laut (Sea Water Pump/Desal Pump). Proses pertama pengolahan air adalah dengan disaring terlebih dahulu. Setelah itu air diolah di chlorination plant untuk menghilangkan biota laut.
Setelah dari chlorination plant air menuju ke desalination plant. Di desalination plant ini air laut diolah untuk menghilangkan kadar garam menggunakan MED (Multy Effect Desalination). Prosesnya adalah dengan menguapkan air laut menggunakan steam dari auxiliary boiler atau dari steam header. Air laut yang menguap akan jadi raw water. Hasil dari proses desalinasi adalah air tawar (raw water) yang ditampung di raw water tank. Proses selanjutnya adalah proses penghilangan mineral–mineral yang terjadi di WTP (Water Treatment Plant). Proses yang terjadi di WTP adalah pengikatan ion – ion positif dan negatif dari raw water dengan menggunakan resin. Resin yang digunakan bermuatan positif dan negatif, jadi ion positif yang terkandung dalam air akan terikat oleh resin bermuatan negatif, sementara ion negatif yang terkandung dalam air akan terikat oleh resin bermuatan positif. Hasil dari WTP adalah demin water (air bebas mineral) yang ditampung di demin water tank. Demin water dari demin water tank ini kemudian dipompakan menuju condensate tank. Di condensate tank ini air ditampung dan akan digunakan untuk menambah air kondensat di condenser bila terjadi kekurangan. Setelah melewati condenser air kondensat akan dipompakan menggunakan condensate pump menuju condensate polisher. Condensate polisher berupa tangki yang didalamnya berisi resin kation dan resin anion. Fungsi dari condensate polisher adalah menangkap impurities (kotoran) yang terkandung pada air kondensat.
Air yang sudah lewat dari condensate polisher kemudian mengalir melewati LP heater (low pressure heater) untuk pemanasan awal. Prinsip kerjanya adalah air pengisi dialirkan di dalam pipa, dan uap panas mengalir di luar pipa. Setelah dipanasi di LP heater air pengisi kemudian dialirkan menuju deaerator untuk proses penghilangan unsur oksigen. Di dalam deaerator terjadi kontak langsung antara air pengisi dan uap oleh karena itu disebut open feed water (direct contack). Uap akan memisahkan gas dari air pengisi untuk kemudian gas-gas tersebut bergerak dengan cepat ke bagian atas deaerator dan selanjutnya dibuang ke atmosfir. Setelah dari deaerator air langsung dipompakan oleh boiler feed pump menuju HP heater untuk memanaskan air pengisi. Di HP heater tekanan dan temperaturnya lebih tinggi dibandingkan tekanan dan temperatur di LP heater. Setelah melewati HP heater air kemudian masuk ke ekonomizer untuk dipanaskan lagi sebelum masuk ke steam drum. Kemudian dari ekonomizer air pengisi masuk ke steam drum.
Steam drum adalah alat yang digunakan untuk menampung sekaligus memisahkan air pengisi boiler yang masih berbentuk air dengan yang sudah berbentuk uap basah. Uap akan langsung dialirkan ke superheater, sementara air akan turun melewati water wall untuk diuapkan dan kemudian dialirkan ke superheater. Di superheater uap basah dari steam drum dan water wall akan dipanaskan lagi menjadi uap panas lanjut (uap kering). Uap panas lanjut ini kemudian dialirkan ke HP turbine untuk memutar sudu–sudu HP turbine. Setelah digunakan di HP turbine uap akan mengalami ekspansi (tekanan dan temperatur uap turun). Uap dari HP turbine akan kembali dipanaskan di boiler melalui reheater. Di dalam reheater, uap akan dipanaskan lagi pada tekanan konstan lalu dialirkan ke IP turbine untuk memutar sudu-sudu IP turbine. Setelah digunakan di IP turbine uap tidak dipanaskan lagi, tapi langsung dialirkan ke LP turbine untuk memutar sudu–sudu LP turbine. Terakhir uap yang keluar dari LP turbine kemudian dialirkan di condensor untuk dikondensasikan menjadi air pengisi. Proses kondensasi uap menggunakan media tube-tube kecil yang dialiri oleh air laut sebagai pendinginnya yang dipompakan oleh CWP (Circulating Water Pump). Air kondensat ini kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler dengan proses yang sama.
Proses pembentukan air menjadi uap harus memerlukan bahan bakar. Pada PLTU untuk start up-nya menggunakan bahan bakar minyak. Setelah mencapai beban 30% minyak akan diganti oleh batubara. Siklus jalanya bahan bakar bisa dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.2 Jalur Bahan Bakar
Jalur bahan bakar cair (solar)
Pada proses awal pemakaian unit solar akan dipompakan oleh forwarding pump langsung menuju burner oil (nosel penyemprot bahan bakar). Burner oil hanya bekerja pada saat start awal sampai beban mencapai 30% load. Selain itu (ketika beban normal 100% load) yang bekerja adalah burner batubara.
Alat-alat yang dilalui oleh jalur bahan bakar cair ini adalah Fuel Oil tank (HSD Storage Tank) sebagai bak penampungan bahan bakar cair (solar) dari truk pengirim bahan bakar. Daily Tank sebagai tempat penampungan bahan bakar solar. Pompa Bahan Bakar ( Forwarding Pump ) untuk memompakan bahan bakar solar dari daily tank menuju gun burner. Burner Oil Gun sebagai nosel untuk menyemprotkan bahan bakar solar di ruang bakar boiler. Ada 12 buah burner oi gun.
Jalur batu bara
Pengangkatan batubara menggunakan grab yang dengan kapasitas 43 ton tiap angkatan dari kapal. Setelah diangkat, batubara kemudian ditaruh di hoper untuk dikumpulkan dan melalui vibrating screen dialirkan ke belt conveyor menuju coal yard. Dari coal yard batubara diambil menggunakan stacker reclaimer dan kemudian dialirkan ke crusher house.
Crusher house berisi alat–alat seperti metal detector, magnetic separator, dan juga crusher. Di dalam crusher house ini batubara akan dideteksi menggunakan metal detector apakah ada logam yang mungkin terbawa oleh batu bara, misalkan ada logam tersebut akan diambil oleh magnetic separator. Setelah itu batubara dihancurkan menjadi ukuran–ukuran yang kecil oleh mesin crusher. Setelah ukuran batubara menjadi ± 30 mm, batubara kemudian dialirkan ke coal bunker.
Dari coal bunker batubara masuk ke coal feeder untuk ditakar dan diatur flow sebelum dialirkan ke mill (coal pulverizer). Di dalam mill batubara akan dihancurkan menjadi ukuran seperti debu dan kemudian batubara berukuran debu ini ditiup menuju burner batubara oleh Hot air dan cold air dari primary air fan. Burner batubara akan bekerja jika beban boiler sudah lebih dari 30%,. Pembakaran terjadi di ruang bakar boiler (furnace). Udara untuk pembakaran dipasok dari FD fan (force draft fan) yang terlebih dahulu dipanasi lewat air preheater. Gas buang (flue gas) pembakaran keluar dari furnace dilewatkan air preheater kemudian menuju ESP (Electrostatic Precipitator). Di dalam air pre heater flue gas akan digunakan untuk memanaskan udara dari primary air fan dan juga dari force draft fan. Flue gas setelah melalui ESP akan dibuang melalui chimney. Agar flue gas dapat masuk ke ESP, maka dibantu dengan induce draft fan yang berfungsi untuk menyedot gas hasil pembakaran agar mengalir melewati ESP dan kemudian keluar melelui chimney.
ESP sendiri adalah sebuah alat penangkap debu dengan metode electric. Prinsip kerjanya adalah gas buang dilewatkan suatu elektroda-elektroda yang diberi muatan negatif (elektron) yang menjadikan kotoran dari gas buang bermuatan negatif, di dalam ESP di bagian bawah dipasang pelat-pelat pelapis yang diberi muatan positif, sehingga kotoran-kotoran dari gas buang akan tertangkap (melekat) pada pelat-pelat yang bermuatan positif tersebut dan gas buang yang bersih akan keluar dari chimney. Untuk mengeluarkan kotoran-kotoran tersebut dari pelat dengan cara menghilangkan atau mematikan muatan positif yang ada di plat, sehingga kotoran akan jatuh dengan sendirinya. Kotoran gas buang tersebut kemudian dibuang menuju fly ash silo. Sementara batubara yang tidak terbakar sempurna di boiler akan dibuang menuju bottom ash silo. Siklus bahan bakar berjalan seperti ini secara terus menerus.
IV. PEMELIHARAAN CIRCULATING WATER PUMP (CWP)
4.1. Pengertian CWP (Circulating Water Pump)
Untuk memompakan air laut sebagai media pendingin utama menuju condenser digunakanlah pompa yang disebut sebagai CWP (Circulating Water Pump). CWP pada umumnya menggunakan pompa tipe mixed flow dengan posisi vertical. CWP di PLTU Rembang terdapat 4 buah, tiap unit membutuhkan 2 pompa untuk memompa air laut. Kedua pompa bekerja penuh tanpa menggunakan stand-by karena kapasitas pompa ini 2 x 50%.
Gambar 4.1 Skema CWP (Circulating Water Pump)
Pada sisi tekan pompa dipasang penghubung fleksibel (expansion joint) untuk meredam getaran maupun tumbukan air (water hammer) mengingat pompa ini mengalirkan air dalam jumlah yang sangat besar. Pada saluran tekan pompa umumnya dipasang katup butterfly pada sisi outlet dengan tujuan agar dapat menutup dengan cepat mengingat diameter pipa saluran yang sangat besar. Katup ini umumnya digerakkan oleh motor listrik. Pembukaan dan penutupan katub ini berlangsung secara otomatis, katup akan membuka otomatis beberapa saat setelah pompa start dan akan menutup secara otomatis pula bila pompa di stop.
Untuk masalah pendingin, CWP ini menggunakan pendingin berupa air. Air ini akan bersirkulasi mendinginkan pompa dan selanjutnya air akan didinginkan menggunakan cooling blower fan.
4.2. Spesifikasi CWP
Jenis CWP yang digunakan PLTU 1 Jateng Rembang yaitu pompa vertikal aliran campur (vertical mixed flow pump) yang digerakkan oleh motor listrik, dapat memompa air laut dengan kapasitas yang besar namun memiliki head yang rendah, head yang dihasilkan pada pompa jenis ini sebagian adalah disebabkan oleh gaya sentrifugal dan sebagian lagi oleh tolakan impeller. Impeller pada pompa pendingin kondensor ini hanya satu impeller (single impeller pump). Aliran buangnya sebagian radial dan sebagian lagi aksial, inilah sebabnya jenis pompa ini disebut pompa aliran campur, pompa ini dibuat dengan shaft pompa tegak, rumah pompa atau casing pompa digantung pada lantai pump pit. Spesifikasi pompa sebagai berikut:
Pompa
Type :1800HLBK-18
Capacity : Q = 6,2 – 7.17 – 8.2 m³/s
Head : H = 19,8 – 18 – 15 m (design point 18 m)
Rated Speed : 425 Rpm
Power : 1800 kW
Efficiency : ƞ = 86%
Motor
Type : YKKL1800-14/1730-1TH
Power / Voltage : 1800 kW / 6300 V Gambar 4.3 Penampang CWP
Rated Speed : 425 Rpm Speed
Current : 221.2 A
Frequency : 50 Hz
Weight : 24000 kg
Protection class : IP 54
Efficiency : 93,2 %
Kondisi Penggunaan
Fluida : Air laut
Temperatur fluida :22~35
Densitas air laut :1025 kg/m
4.3. Struktur CWP
Bagian Aksesoris Utama
Suction Bell
Suction Bell pompa membuat air sampai ke impeller dalam keadaan stabil. Di dalamnya ada dua plate untuk menghindari terjadinya arus eddy/turbulensi, sehingga dapat meningkatkan efisiensi pompa.
Gambar 4.4 Suction Bell
Impeller Chamber dan Impeller
Impeller chamber atau rumah impeller adalah tempat berputarnya impeller, impeller chamber terhubung dengan diffuser menggunakan flange impeller chamber. Sedangkan Impeller berfungsi untuk mentransfer gaya mekanik menjadi gaya dinamis fluida (liquid's dynamic power),
Impeller
Gambar 4.5 Impeller chamber dan impeller
Diffuser
Diffuser mengubah gaya dinamis fluida dari impeller menjadi tekanan, dan mengalirkan fluida menuju middle connecting pipe dan discharge elbow.
Gambar 4.6 Diffuser
Discharge Elbow
Bagian bawah discharge elbow terhubung dengan support plate, bagian atas discharge elbow terhubung dengan cover board dan bagian samping discharge elbow terhubung dengan header discharge pipe. Terdapat anti korosi berupa auxiliary electrode di bagian discharge elbow.
Gambar 4.7 Discharge elbow
Lower main shaft、upper main shaft
Merupakan poros pompa untuk mentransfer torsi dari motor menuju impeller. Kedua shaft ini dihubungkan oleh adapter coupling.
Gambar 4.8 Lower dan upper main shaft
Motor
Motor yang berfungsi sebagai penggerak CWP
Gambar 4.9 Motor CWP
4.4 Pemeliharaan PLTU
Pemeliharaan atau perwatan (Maintenance) adalah suatu kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian atau penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi yang memuaskan sesuai dengan yang direncanakan.
Di PLTU rembang sendiri tiap peralatan akan dilakukan dengan 3 metode maintenance. Antara lain adalah:
Preventive Maintenance
Preventive Maintenance merupakan tindakan inspeksi periodik untuk mendeteksi kondisi mesin dan mengupayakan untuk mengembalikan mesin pada kondisi semula.
Pada PLTU Rembang Preventive Maintenance diklasifikasikan menjadi:
Harian
Mingguan
Bulanan
Tiga Bulanan
Tahunan
Predictive Maintenance
Predictive Maintenance merupakan perawatan yang bersifat prediksi, Juga dilakukan pendeteksian dari indikaktor-indikator yang terpasang pada instalasi suatu alat seperti pengecekan vibrasi dan alignment untuk menambah data dan tindakan perbaikan selanjutnya.
Overhaul
Overhaul merupakan pemeriksaan dan pemeliharaan yang dilakukan sesuai dengan jam operasi. Pada PLTU Overhaul sendiri dibagi menjadi dua yaitu:
Annual Inspection (8.000 Jam Operasi)
General Inspection (40.000 Jam Operasi)
4.5 Pemeliharaan CWP
4.5.1 Preventive Maintenance
Untuk CWP sendiri menggunakan prefentive maintenance yang dilakukan oleh tim maintenance agar CWP selalu dalam keadaan yang normal dan tanpa adanya kegagalan operasi. Berikut data work order check list prefentive maintenance yang dilakukan oleh tim maintenance.
Harian
Pemeriksaan kondisi dan ketinggian oli pelumas
2. Pemeriksaan klem katub buang
3. Pemeriksaan pada katub pada sisi hisap, pastikan terbuka penuh
4.Pemeriksaan bantalan bearing
Mingguan
Pemeriksaan kondisi dari mechanical seal
Pemeriksaan getaran pada saat pompa bekerja
Pemeriksaan tekanan keluar, tekanan masuk, kuantitas keluar dan voltase pada meteran pengukurankan
Bulanan
Pergantian oli pelumas
Pemeriksaan sambungan pipa
Pemeriksaan kekencangan baut pengikat
Pemeriksaan penunjuk pressure indikator di cooling
Tiga Bulanan
Pemeriksaan Impeller dan Impeller chamber
Pemeriksaan auxiliary electrode di discharge elbow
Pemeriksaan plate pada suction bell untuk menghindari arus turbulensi
Tahunan
Pembersihan bagian luar motor CWP dan pengechekan kelistrikan
4.5.2 Gejala yang sering terjadi
Pompa CWP merupakan pompa yang terus running. Meskipun telah dilakukan perawatan setiap hari pasti ada masalah yang terjadi. Berikut ini adalah beberapa masalah yang tidah bisa di prediksi, antara lain: Pompa berisik dan bergetar, Motor yang menarik daya terlalu tinggi, Tidak ada aliran fluida, Head atau debit aliran fluida dibawah spesifikasi, Pompa dapat di start tetapi kemudian berhenti Dan Temperatur bantalan tinggi.
4.5.3 Prosedur perbaikan atau pergantian komponen
Ketika terjadi kerusakan alat, operator lokal tidak dapat berwenang untuk memperbaiki sendiri, tetapi harus melewati beberapa peraturan managemen yaitu.
Operator lokal hanya berhak melakukan first line maintenance (pembersihan, pelumasan, pengencangan)
Bila hal tersebut belum bisa mengembalikan alat ke dalam keadaan normal maka operator lokal akan menerbitkan SR (service request)
SR ini selanjutnya akan dibahas di daily meeting yang dihadiri oleh tim operasi & maintenance dan manager. Meeting ini membahas apakah WO (work order) layak diterbitkan atau tidak untuk SR yang telah dikirim oleh operator lokal
Bila SR disetujui maka manager akan mengeluarkan WO
Tim operasi & maintenance akan turun ke lapangan untuk melihat kerusakan berdasarkan WO yang telah diterbitkan
Tetapi bila seaindainya terjadi kesalahan yang besar sehingga mengakibatkan sisem trip atau mati (emergency) maka langkah tersebut dapat dipersingkat. Operator lokal langsung menghubungi bagian operasi dan maintenance sehingga tim langsung bergerak untuk menanggulangi kesalahan yang ada.
4.5.4 Kondisi lokal pada saat survey
Pada PLTU ini menggunakan 2 unit pompa untuk melakukan operasi yaitu unit 1 dan unit 2. Setiap unit terdapat 2 pompa yaitu pompa 1A dan pompa 1B serta pompa 2A dan pompa 2B. Saat survey kemarin pompa yang tidak running adalah pompa 1A. Hal ini karena pompa tersebut memang sudah waktunya overhoul dan tidak bisa di tunda lagi. Karena apabila di tunda dan terjadi kerusakan di pompa yang lain akan mengurangi kinerja dari CWP.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah menjalani survey lapangan di PLTU 1 Jawa Tengah Rembang dengan tema khusus pemeliharaan CWP (Circulating Water Pump) PLTU 1 Jawa Tengah dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
Kondisi yang baik pada CWP adalah kunci utama. Karena CWP termasuk pompa penting yang memompa air pendingin yang berfungsi untuk mengubah uap menjadi cair kembali.
Di PLTU Rembang terdapat empat buah CWP, Tiap Unit Operasi di PLTU Rembang ini membutuhkan dua pompa CWP, karena pompa ini hanya mampu mensuplai 50% dari kebutuhan tiap unit.
Pada CWP pemeliharaan menggunakan Preventive Maintenance atau perawatan berkala yang telah terjadawal yaitu mulai harian, mingguan, bulanan, tiga bulanan, dan tahunan.
Gangguan yang sering terjadi pada CWP antara lain Pompa berisik dan bergetar, Motor yang menarik daya terlalu tinggi, Tidak ada aliran fluida, Head atau debit aliran fluida dibawah spesifikasi, Pompa dapat di start tetapi kemudian berhenti Dan Temperatur bantalan tinggi. Semua gangguan tersebut banyak penyebabnya dan ada juga solusinya.
5.2 Saran
Melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan pada CWP harus dilakukan sesuai prosedur supaya kinerjanya dapat optimal.
Melakukan pengontrolan kondisi CWP dengan melihat kondisi secara langsung maupun melalui ruang kontrolnya, jika ada yang tidak beres operator segera menangani.
Operator harus mematuhi aturan dan rambu rambu yang berlaku.
Operator harus selalu menggunakan alat keamanan pelindung diri ketika sedang bekerja di unit PLTU.
Tidak melakukan perbaikan tanpa seijin yang berwenang.
DAFTAR PUSTAKA
PT. Pembangkitan Jawa Bali UBJ O&M Rembang , Pekerjaan Mekanik Circulating Water Pump.
PT. Pembangkitan Jawa Bali UBJ O&M Rembang , Standard Operation Procedure (SOP) Circulating Water Pump.
_____- 2008. Manual of Installation, Operating and Maintenace for Circulating Water Pump (Type 1800HLBK-18 Vertical Mixed Flow Pump). Rembang: PLN Persero
http://belajardiesel.wordpress.com/2012/10/27/sistem-pendinginan-pltu/ , 1 Desember 2013
http://bubihakkulhakim.blogspot.com/2010/09/sistem-pendingin-utama-pltu.html , 1 Desember 2013