Laporan Praktikum Fisika Dasar II : O2
Pembiasan Cahaya
1. 2. 3. 4.
Erlita Izzatunnisa’ Izzatunnisa’
(103204204)
Ratih Purbaningsih W.
(103204206)
Sulfainiati
(103204214)
Maisyarotul Huril Aini
(103204206)
Abstrak
Percobaan yang telah dilakukan dengan judul Pembiasan Cahaya mempunyai tujuan untuk membuktikan hukum Pembiasan Snellius, menentukan besarnya Indeks Bias bahan ( kaca) dan pergeseran sinar, menentukan besarnya sudut deviasi (penyimpangan), sudut deviasi minimum dan menentukan indeks bias prisma. Metode yang kami gunakan adalah menyiapkan alat dan bahan, kemudian menaruh balok kaca setengah lingkaran/kaca plan parallel/prisma diatas kertas yang dibawahnya diberi alas berupa gabus, kemudian menggambar bentuk balok setengah lingkaran/kaca plan paralel/prisma setelah selesai digambar kemudian diberi jarum pentul yang ditancapkan pada arah sinar datang, kemudian kita lihat dari arah yang berbeda dari pengamatan terhadap hasil pembiasan sudut datang kemudian kita tancapkan jarum pentul dan digaris arah sinar hasil pembiasan tersebut. Dari hasil percobaan yang telah kami kami lakukan didapatkan indeks bias setengah setengah lingkaran adalah (1,52±0,08)) dengan taraf ketelitian sebesar 94,74% dan ketidakpastian sebesar 5,26%. Pada Kaca plan paralel tidak terdapat taraf ketelitian hal ini dikarenakan jika sinar datang d atang dari medium lebih rapat menuju medium yang kurang rapat, maka sinar akan dibiaskan menjauhi garis normal dan jika sinar datang dari medium kurang rapat menuju medium yang lebih rapat, maka sinar akan dibiaskan mendekati garis normal. Sedangkan indeks bias pada prisma sebesar adalah (1,51±0,67) dengan ketidakpastian sebesar 44,3% dan taraf ketelitian sebesar sebesar 55,63% , sedangkan sudut deviasi sebesar (30,7±4,04) dengan taraf ketelitian sebesar (86,85)% dan ketidakpastian sebesar 13,15%. Hasil tersebut hampir mendekati nilai teoritis namun kami juga menyadari ada beberapa faktor kesalahan diantaranya adalah kurang telitinya praktikan dalam dalam menggunakan alat yakni pada saat melihat hasil pembiasan jarum pentul, selain itu praktikan juga kurang akurat dalam menggunakan pengukuran karena keakuratan pengukuran akan sangat mempengaruhi dan menentukan nilai perhitungan.
I.
PENDAHULUAN Pembiasan
cahaya
dapat dilalui cahaya,antara dua medium merupakan
yang berbeda. Contoh dalam kehidupan
peristiwa pembelokan cahaya ketika cahaya
sehari – hari
mengenai bidang batas antara dua zat yang
pembiasan cahaya , antara an tara lain : dasar kolam
Diseminarkan 29 Maret 2011
yang
berkaitan
dengan
Page 1
Laporan Praktikum Fisika Dasar II : O2
yang
nampak
dangkal
dari
sebenarnya
,sebatang pensil yang dicelupakan kedalam
besar sudut deviasi minimum serta indeks bias pada prisma ?.
gelas yang berisi air tampak membengkok atau
kelihatan
seperti
patah
dengan
II.
DASAR TEORI
kedalaman air yang tampak lebih dangkal. Sebagai gelombang elektromagnetik,
Perbandingan antara sudut datang (i) dengan sudut pantul bias (r) pada perambatan cahaya dari suatu medium ke medium lain merupakan
bilangan
tetap.
Hukum
ini
ditemukan pertama kali oleh matematikawan Belanda
pada
tahun
1621,
Willetroid
Snellius (1591 – 1626). Jika cepat rambat cahaya dalam suatu medium maka ketika cahaya lewat dari satu medium ke medium lainnya , cahaya akan dibiaskan karena cepat rambat
cahaya
berbeda
ketika
dalam
medium. Cepat rambat dalam medium apa saja selalu lebih kecil daripada cepat rambat cahaya dalam udara/vakum. Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk membuktikan hukum
pembiasan
Snellius,
untuk
cahaya akan dipantulkan atau dibiaskan saat melewati bidang batas antara dua medium. Saat cahaya dari udara melewati bidang batas antara air dan udara, maka sebagian kecil dari cahaya akan dipantulkan dan sisanya akan diteruskan. Karena terdapat perbedaan kerapatan optik antara udara dan air, maka arah berkas cahaya yang datang dari udara tidak akan sama dengan arah berkas cahaya di dalam air. Karena hal tersebut, maka cahaya akan dibelokkan. Peristiwa ini disebut pembiasan. Sedangkan, rapat optik adalah sifat dari medium tembus cahaya
dan
pergeseran
sinar,
untuk
menentukan besarnya sudut deviasi, sudut deviasi minimum dan menentukan indeks bias prisma. Berdasarkan penjelasan tersebut rumusan masalah yang diajukan dalam percobaan
ini
adalah
bagaimana
cara
membuktikan hukum pembiasan Snellius?, berapakah indeks bias balok kaca setengah lingkaran dan kaca plan paralel?, berapakah Diseminarkan 29 Maret 2011
optik)
dalam
melewatkan
cahaya.
menentukan besarnya indeks bias bahan (kaca)
(zat
Kerapatan optik yang berbeda pada dua medium, menyebabkan cepat rambat cahaya
pada
kedua
medium
tersebut
berbeda.Perbandingan antara cepat rambat cahaya
pada
medium
1
dan
medium
2disebut indeks bias. Jika medium 1 adalah ruang hampa, maka perbandingan antara cepat rambat cahaya di ruang hampa dan di sebuah medium disebut indeks bias mutlak medium tersebut. Page 2
Laporan Praktikum Fisika Dasar II : O2
Hukum Pembiasan
kecepatan cahaya berubah menjadi v2 dan cahaya dibiaskan dengan sudut bias r seperti
Selain pemantulan, Willeboard Snellius juga
melakukan
tentang
diperlihatkan pada Gambar di bawah :
eksperimen-eksperimen
pembiasan
cahaya
dan
ia
menemukan hubungan antara sinar datang dan sinar bias yang kemudian dikenal dengan Hukum Snellius, yaitu: 1) Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada satu bidang datar. 2) a) Jika sinar datang dari medium lebih rapat menuju medium yang kurang rapat, maka sinar akan dibiaskan
gambar 2.a.
menjauhi garis normal.
Pembiasan cahaya mendekati garis normal
b) Jika sinar datang dari medium kurang rapat menuju medium yang lebih rapat, maka sinar akan dibiaskan
Pada contoh di atas terlihat sinar datang (i) >
mendekati garis normal.
sinar bias (r) atau dengan kata lain sinar bias mendekati garis normal terjadi ketika sinar
3) Perbandingan sinus sudut datang (i)
menembus batas bidang dari medium yang
dengan sinus sudut bias (r) merupakan
renggang ke medium yang lebih rapat. bila
suatu bilangan tetap. Bilangan tetap
sinar berasal dari sebaliknya yakni dari
inilah yang sebenarnya menunjukkan
medium rapat ke medium yang lebih
indeks bias.
renggang maka sinar menjauhi garis normal
Hukum Snellius Pada Pembiasan
(i < r)
Misalkan cahaya merambat dari medium 1 dengan kecepatan v1 dan sudut datang i menuju ke medium 2. Saat di medium 2 Diseminarkan 29 Maret 2011
Page 3
Laporan Praktikum Fisika Dasar II : O2
Pada gambar di atas ada dua orang pengamat
yang
berbeda
posisi
yakni
pengamat A membentuk sudut tertentu terhadap benda yang diamati sedangkan pengamat B tepat tegak lurus terhadap benda yang diamati, keduanya pengamat ada di medium udara dan benda yang mereka amati ada dalam air.
Untuk pengamat A (yang membentuk sudut Pemendekan Semu Akibat Pembiasan
Pemendekan
semu
ini
terjadi
tertentu dengan benda) berlaku hubungan :
karena
pembiasan di mana cahaya merambat dari medium optik yang lebih rapat ke medium optik yang kurang rapat, misalnya dari air ke udara. h' = tinggi bayangan semu yang dilihat oleh pengamat pada posisi A h = tinggi benda sesungguhnya n1 = indeks bias medium tempat benda berada n2 = indeks bias medium tempat pengamat berada i = sudut datang r = sudut bias
Gambar 2.b. Pengamatan benda diair pada posisi yang berbeda
Diseminarkan 29 Maret 2011
Page 4
Laporan Praktikum Fisika Dasar II : O2
sedangkan unutuk pengamat B(yang tegak
mencapai 90° ini disebut sudut kritis (saat
lurus dengan benda yang diamati) berlaku
sin r = sin 90 = 1).
hubungan : Persamaan sudut kritis :
Rumus di atas juga berlaku untuk peristiwa pemanjangan jarak benda yang terjadi saat Sinar datang dengan sudut
pengamat berada di medium yang lebih rapat
dari
benda
yang
diamati,
misal
iakan
dibiaskan dengan sudut bias r . Jika sudut
pengamat berada di dalam air sedang
sinar datang diperbesar sampai
memperhatikan suatu benda yang berada di
sinar
udara sehingga jarak benda terlihat lebih
permukaan air (karena sudut datang θ
panjang dari jarak sebenarnya.
menghasilkan sudut bias 90 , maka θ disebut
akan
dibiaskan
i
= θ, maka
sejajar
dengan
0
sudut batas). Jika sudut sinar datang lebih 2. Pemantulan Total
besar daripada sudut batas, maka sinar akan
Jika sinar datang dari medium lebih rapat menuju medium kurang rapat, maka sinar akan dibiaskan menjauhi garis normal. Jika sudut sinar datang kita perbesar, maka
dipantulkan seluruhnya oleh permukaan air kembali ke dalam air. Contoh terjadinya pemantulan total adalah kemilau berlian, fatamorgana, dan serat optik .
sudut bias akan makin besar pula. Suatu saat, sudut bias akan sama dengan 90º. Hal
Pembiasan Pada Kaca Plan Paralel
ini berarti sinar dibiaskan sejajar dengan bidang antarmedium. Jika sudut sinar datang kita perbesar lagi, maka sinar datang tidak lagi di biaskan, akan tetapi dipantulkan. Peristiwa
ini
yang
kita
sebut
Kaca plan paralel atau balok kaca adalah keping kaca tiga dimensi yang kedua sisinya dibuat sejajar
dengan
pemantulan total atau pemantulan sempurna. Sudut datang pada saat sudut biasnya
Diseminarkan 29 Maret 2011
Page 5
Laporan Praktikum Fisika Dasar II : O2
Persamaan pergeseran sinar pada balok kaca :
Keterangan : Berdasarkan gambar di atas, cahaya yang mengenai kaca plan paralel akan mengalami dua pembiasan, yaitu pembiasan ketika memasuki kaca plan paralel dan pembiasan
d = tebal balok kaca, (cm) i = sudut datang, (°) r = sudut bias, (°) t = pergeseran cahaya, (cm)
ketika keluar dari kaca plan paralel. Pada saat sinar memasuki kaca :
Sinar datang ( i ) dari udara (medium renggang) ke kaca (medium rapat) maka akan dibiaskan ( r ) mendekati garis normal ( N ). Pada saat sinar keluar dari kaca
Sinar datang ( i' ) dari udara (medium renggang) ke kaca (medium rapat) maka akan dibiaskan ( r' ) menjauhi garis normal ( N ) Selain itu, sinar yang keluar dari kaca plan
Pembiasan Pada Prisma, Sudut Deviasi dan deviasi minimum
Prisma
adalah
zat
bening
yang
dibatasi oleh dua bidang datar. Apabila seberkas sinar datang pada salah satu bidang prisma yang kemudian disebut sebagai bidang pembias I, akan dibiaskan mendekati garis normal. Sampai pada bidang pembias II, berkas sinar tersebut akan dibiaskan menjauhi garis normal.
paralel mengalami pergeseran sejauh t dari arah semula, dan besarnya pergeseran arah sinar tersebut memenuhi persamaan berikut :
Diseminarkan 29 Maret 2011
Page 6
Laporan Praktikum Fisika Dasar II : O2
prisma ; β = sudut puncak atau sudut pembias prisma Hasilnya disajikan dalam bentuk grafik hubungan antara sudut deviasi (D) dan sudut datang pertama i1 :
Kita dapatkan persamaan sudut puncak prisma,
β = sudut puncak atau sudut pembias prisma
dalam grafik terlihat devisiasi minimum
r 1 = sudut bias saat berkas sinar memasuki
terjadi saat i1 = r 2
bidang batas udara-prisma i2 = sudut datang saat berkas sinar memasuki bidang batas prisma-udara Secara otomatis persamaan di atas dapat digunakan untuk mencari besarnya i2 bila
Persamaan deviasi minimum : a.
besar sudut pembias prisma diketahui.
sudut pembias lebih dari 15°
Bila
Persamaan sudut deviasi prisma :
Keterangan : Keterangan : D = sudut deviasi ; i1 = sudut datang pada
n1 = indeks bias medium ; n2 = indeks bias prisma ; Dm = deviasi minimum ; β = sudut pembias prisma
bidang batas pertama ; r 2 = sudut bias pada bidang batas kedua berkas sinar keluar dari
Diseminarkan 29 Maret 2011
b. Bila sudut pembias kurang dari 15° Page 7
Laporan Praktikum Fisika Dasar II : O2
maka
,
dimana
selanjutnya
Keterangan δ = deviasi minimum untuk b = 15° ; n2-1 =
akan
diperoleh:
indeks bias relatif prisma terhadap medium ; β = sudut pembias prisma.
Pembiasan
oleh
Suatu
Permukaan
Lengkung
dimana n1 dan n2 adalah indeks bias medium 1 dan 2, jarak
S adalah
bayangan
jarak benda dan dan
S' adalah
adalah
R
jejari
kelengkungan.
Gambar 8.9 Pembiasan pada permukaan bidang lengkung
III.
METODE PERCOBAAN
Bila berkas sinar B memancar menuju
A. Rancangan percobaan
permukaan lengkung, maka sinar datang yang melalui P (pusat kelengkungan), tidak dibiaskan melainkan diteruskan. Sinar bias lain memotong sinar yang diteruskan di titik B• f maka B• f merupakan bayangan dari B. Dalam hal ini berlaku Hukum Snellius:
N P Bila diambil sinar paraxial, I dan sehingga sin
i = tan i
dan sin
Diseminarkan 29 Maret 2011
r
kecil,
i r
Q
r = tan r = r
Page 8
Laporan Praktikum Fisika Dasar II : O2
5. Penggaris 6. Pensil 7. Kertas 8. Jarum pentul
C. Identifikasi variable
Menentukan indeks bias Variable manipulasi
: sudut
datang(i) Variable respon
: sudut
bias (r) Variabel kontrol
: posisi
dan ketebalan kaca
Menentukan pergeseran sinar Variable manipulasi
: sudut
datang (i) Variable respon
: sudut
bias (r) Variabel kontrol
: posisi
dan ketebalan kaca
Menentukan indeks bias dan sudut deviasi pada kaca Variable manipulasi
: sudut
datang (i) B. Alat dan Bahan 1. Balok kaca setengah lingkaran 2. Kaca plan parallel 3. Prisma
Variable respon
: sudut
bias (r) Variabel kontrol
: posisi
dan sudut puncak prisma
4. Busur derajat
Diseminarkan 29 Maret 2011
Page 9
Laporan Praktikum Fisika Dasar II : O2
D. Langkah Percobaan A. Menentukan
jarum tadi dihubungkan sehingga diperoleh
indeks
bias
kaca
setengah lingkaran
garis AP dan GD. Selanjutnya di ukur besarnya sudut datang, sudut bias, d dan t .
Membuat garis silang di tengah – tengah pada kertas putih dan di bentuk garis 0
0
0
0
C. Menentukan indeks bias dan sudut
0
bersudut sembarang (25 , 30 , 35 , 40 , 45 , 0
deviasi prisma
0
50 ,55 ) dengan garis sumbu PQ. Kaca
Meletakkan
prisma
diatas
kertas
setengah lingkaran diletakkan dengan sisi
putih, kemudian menancapkan 2 jarum
datarnya berhimpit dengan garis menyilang
pentul dititik A dan B disatu sisi yang lain (
pada kertas. Di upayakan pusat lingkaran
C dan D )sedemikian sehingga 4 jarum
tepat di titik O. Garis PQ tegak lurus
tersebut
terhadap permukaan kaca yang disebut garis
menggaris tepi – tepi prisma, setelah itu
normal. Menancapkan dua buah jarum
prisma diangkat dan posisi jarum – jarum
pentul di titik A dan B pada satu sisi
tadi dihubungkan. Selanjutnya sudut datang,
selanjutnya menancapkan dua buah jarum ,
sudut bias, sudut puncak prisma dan sudut
disisipkan C dan D sedemikian hingga bisa
deviasi dapat diukur.
tampak
segaris,
kemudian
dari sisi tersebut. Keempat jarum tadi tampak segaris. Membuat garis antara atau
IV.
DATA DAN ANALISIS
yang menghubungkan A dan B, C dan D
A. DATA
sehingga bisa diukur sudut datang dari sudut bias .
Data
yang
didapatkan
dari
percobaan
pembiasan cahaya adalah sebagai berikut : B. Menentukan pergeseran sinar pada
Nomor
(i±1)
(r±1)
kaca plan parallel
Percobaan
Meletakkan balok kaca pada plan
1.
25
15
polos.
2.
30
16
pentul lain. ( C
3.
35
27
dan D ) sedemikian hingga bisa dilihat dari
4.
40
21
sisi tersebut,keempat jarum tadi tampak
5.
45
30
segaris. Menggaris tepi kaca plan paralel,
6.
50
37
setelah itu kaca di angkat dan posisi jarum –
7.
55
35
pararel
di
atas
kertas
Menancapkan dua jarum
Diseminarkan 29 Maret 2011
putih
Page 10
Laporan Praktikum Fisika Dasar II : O2
Table 4.a. Indeks bias pada kaca setengah lingkaran
Nom
(i1±
(i2
(r 1
(r 2
(d±0,
(t±0,
or
1)0
±1)
±1)
±1)
1)cm
1)cm
0
0
0
Perc
6.
65
20
40
39
60
40
7.
70
20
40
33
60
40
Table 4.c. Indeks bias prisma dan sudut deviasi pada prisma
obaa n
B. ANALISIS
1.
25
10
10
25
6,5
1,6
2.
30
10
10
30
6,5
2,2
3.
35
15
15
35
6,5
2,2
hasil indeks bias kaca adalah
4.
40
12
12
40
6,5
2,3
(1,52±0,08)
dengan
5.
45
19
19
45
6,5
3
sebesar
94,74%
6.
50
15
15
50
6,5
2,4
ketidakpastian sebesar 5,26%.
7.
55
33
33
55
6,5
3
I.
Dari percobaan diatas diperoleh
ketelitian dan
Grafik Sudut Datang terhadap pembiasan
40
Table 4.b.
30
Pergeseran
20
sinar pada kaca plan parallel
(r±1)0
10 0 25303540455055
Nomo
(i1±
(i2±
r
1)0
1)
0
(r 1± 1)
0
(r 2± 1)
0
(β± 1)
0
(δ± 1)
0
II.
Dari
percobaan
diatas
tidak
didapatkan taraf keteletian dan
Perco
ketidakpastian dalam perhitungan
baan 1.
40
30
30
52
60
33
2.
45
33
23
54
60
40
3.
50
25
33
44
60
35
4.
55
28
30
41
60
40
5.
60
28
32
40
60
40
hal ini dikarenakan jika sinar datang dari medium lebih rapat menuju medium yang kurang rapat, maka sinar akan dibiaskan menjauhi garis normal dan jika sinar datang dari medium kurang
Diseminarkan 29 Maret 2011
Page 11
Laporan Praktikum Fisika Dasar II : O2
III.
rapat menuju medium yang lebih
Dari hasil percobaan yang telah kami
rapat, maka sinar akan dibiaskan
lakukan terdapat beberapa data yang kami
mendekati garis normal.
peroleh , yaitu :
Dari percobaan diatas peroleh nilai
indeks
(1,51±0,67)
bias
dengan
Untuk
sebesar
(1,52±0,08)
ketelitian
deviasi
prisma
,
bias
kaca
dengan
adalah
ketelitian
sebesar 94,74% dan ketidakpastian
sebesar 5,63% dan ketidakpastian sebesar 44,37%. Dan nilai sudut
indeks
sebesar 5,26%. Untuk pergeseran sinar pada kaca
berdasarkan
plan pararel hal ini dikarenakan jika
perhitungan (30,7±4,04) dengan
sinar datang dari medium lebih rapat
ketelitian sebesar 86,85% dan
menuju medium yang kurang rapat,
ketidakpastian sebesar 13,15%.
maka sinar akan dibiaskan menjauhi garis normal dan jika sinar datang
grafik sudut datang terhadap pembiasan
dari medium kurang rapat menuju
50
medium yang lebih rapat, maka sinar
40
akan
30 10 50
60
garis
Untuk indeks bias prisma sebesar
0 40
mendekati
normal.
(r1±1)0
20
dibiaskan
(1,51±0,67)
70
dengan
ketelitian
sebesar 5,63% dan ketidakpastian sebesar 44,37%. Dan nilai sudut deviasi
prisma
perhitungan ketelitian
,
berdasarkan
(30,7±4,04) sebesar
dengan
86,85%
dan
ketidakpastian sebesar 13,15%. Hasil percobaan diatas hampir mendekati nilai
teoritis
namun
V.
DISKUSI
untuk
semuanya
beberapa
faktor
kurang
telitinya
pembiasan tidak
cahaya,
terlepas
kesalahan
oleh
diantaranya
praktikan
dalam
menggunakan alat, yakni pada saat melihat Diseminarkan 29 Maret 2011
Page 12
Laporan Praktikum Fisika Dasar II : O2
pembiasan dari dalam kaca, ini diperlukan
ketidakpastian
ketelitian pengamat, akibat tidak telitinya
5,26%.Sedangkan
praktikan
mengulang
sinar pada kaca plan pararel tidak
percobaan tadi, selain itu praktikan juga
diketemukan hal ini dikarenakan jika
kurang akurat dalam melakukan pengukuran
sinar datang dari medium lebih rapat
karena keakuratan pengukuran akan sangat
menuju medium yang kurang rapat,
mempengaruhi
maka sinar akan dibiaskan menjauhi
kami
sempat
dan
menentukan
nilai
perhitungan maupun nilai – nilai lainnya.
sebesar nilai
pergeseran
garis normal dan jika sinar datang dari medium kurang rapat menuju medium
VI.
KESIMPULAN
yang lebih rapat, maka sinar akan
Dalam percobaan pembiasan cahaya
dibiaskan
mendekati
cara membuktikan hukun pembiasan
normal.Sedangkan
cahaya
sebesar (1,51±0,67) dengan ketelitian
adalah
dengan
melakukan
5,63%
nilai
garis bias
percobaan, pada percobaan yang telah
sebesar
dilakukan dengen menggunakan balok
sebesar 44,37%. Dan nilai sudut deviasi
kaca setengah lingkaran, kaca plan
prisma
parallel, dan prisma haruslah dilakukan
(30,7±4,04) dengan ketelitian sebesar
dengan cermat, dan teliti serta di ulang
86,85%
berkali – kali agar data yang diperoleh
13,15%.
,
dan
indeks
berdasarkan
dan
ketidakpastian
perhitungan
ketidakpastian
sebesar
valid. Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa jika indeks bias udara lebih kecil dari medium, akan
DAFTAR PUSTAKA
dibelokkan mendekati garis normal.Dan jika indeks bias udara lebih besar dari
Tim
medium, akan dibelokkan menjauhi
Praktikum Fisika Dasar.Unesa.Surabaya
garis normal. Besar
Fisika
Dasar,
2011.Panduan
indeks bias kaca
setengah lingkaran adalah (1,52±0,08)
Johan,
dengan ketelitian sebesar 94,74% dan
Fisika Kelas IX. Depok
Diseminarkan 29 Maret 2011
2008.Panduan
Fisika
untuk
Page 13
Laporan Praktikum Fisika Dasar II : O2
Pertanyaan
Diseminarkan 29 Maret 2011
Page 14
Laporan Praktikum Fisika Dasar II : O2
Jawaban
Diseminarkan 29 Maret 2011
Page 15
Laporan Praktikum Fisika Dasar II : O2
Diseminarkan 29 Maret 2011
Page 16