Pembentukan Gumuk Pasir di Parangkusumo
Keberadaan gumuk pasir di Pantai Parangkusumo merupakan sesuatu yang unik, mengingat bahwa pada umumnya gumuk terbentuk di daerah gurun pasir dengan iklim yang kering-semi kering (Ahlbrandt & Fryberger,1998), sedangkan wilayah ini termasuk daerah beriklim tropis dengan intensitas hujan yang cukup tinggi. Dari latar belakang tersebut maka pembentukan gumuk di wilayah ini dipengaruhi suatu kondisi alam yang khusus. Pantai Parangkusumo merupakan salah satu pantai di selatan Yogyakarta yang memanjang berarah timur – barat. barat. Terdapat dua sungai utama yang bermuara di wilayah ini yakni Sungai Progo dan Sungai Opak. Kedua sungai ini banyak membawa material hasil erosi batuan gunungapi, utamanya dari Gunung Merapi yang aktif dan selalu menghasilkan material hasil erupsi. Sungai Progo merupakan sungai utama yang membawa sedimen hasil erosi batuan gunungapi yang berasal dari Gunung Merapi-Merbabu d an Sumbing-Sindoro. Sungai Opak membawa sedimen hasil erosi dari Gunung Merapi dan Tinggian Pegunungan Selatan. Material sedimen hasil erosi terbawa ke muara Sungai Pr ogo dan Opak di Pantai Selatan Yogyakarta. Akibat dari kondisi gelombang dan ombak yang kuat maka sedimen yang baru saja diendapkan di muara sungai akan segera disebarkan dan diendapkan ke kiri dan kanan sepanjang pantai dari Pantai Parangkusumo di bagian timur hingga Samas-Congot di bagian barat. Instensitas sinar matahari sepanjang siang hari menyebabkan sedimen berukuran pasir yang diendapkan di sepanjang pantai tersebut menjadi cepat kering. Butiran sedimen kemudian akan terbawa oleh angin yang sangat kuat dari Samudra Hindia ke arah utara. Proses transportasi yang diikuti oleh deposisi yang terus berlangsung akhirnya membentuk gundukan yang dikenal sebagai gumuk pasir, seperti yang diilustrasikan pada (Gambar 2).
Beberapa struktur struktur sedimen sedimen
primer seperti telah diterangkan diterangkan pada bagian sebelumnya sebelumnya dapat
mengindikasikan arah arus pada masa lalu. Interpretasi Interpretasi yang bisa dihasilkan dari analisa antara lain adalah paleoslope, arah atau penyebaran sedimen, serta hubungannya dengan arah sumber sedimen. Interpretasi tersebut juga memiliki arti ekonomis misalnya untuk mengetahui penyebaran placar deposit. Bebrapa sturktur sedimen penanda arus dapat dilihat dibawah ini Untuk penentuan arah arus, singkapan sturuktur sedimen harus bisa diamati dalam bentuk tiga dimensi sehingga dapat diukur jurus (strike dan direction) dan kemiringan sesungguhnya (dip dan plunge) sesungguhnya. Apabila hanya bisa diukur kedudukan semunya , maka koreksi harus dilakukan, misalnya dengan mempergunakan analisa stereografi. Koreksi pada analisa juga harus dilakukan apabila struktur sedimen yang diukur berada pada lapisan yang telah termiringkan lebi dari 15 o. Struktur sedimen yang bersifat planar, seperti struktur sedimen silang siur dapat diukur arah strike-dip, dan pada prinsipnya arah arus adalah tegak lurus dari a rah strikenya. Pada struktur sedimen yang bersifat linear seperti groove cast dan flute cast, arah arus ditunjukan oleh arah memanjang struktur (direction) jika lapisannya horizontal, atau oleh plume/pitch jika lapisannya miring. Hasil pengukuran arus disajikan daalam diagram mawar (rose diagram). Terdapat empat tipe dasar pola arus yaitu unimodal, bimodal-bipolar, bimodal-oblique dan olimodal seperti pada gambar dibawah ini. Unimodal menunjukan arus satu arah misalnya pada daerah fluvial, bi modal menunjukan arus dua arah misalnya pada daerah pasang surut, dan polimodal menunjukan arah arus yang lebih beragam, contohnya pada daerah eolian.
Interprentasi Ripple Ripple (gelembur) dan dune (gumuk) merupakan kenampakan struktur sedimen yang menunjukan adanya undulasi berjarak teratur pada permukaan pasir atau pada permukaan perlapisan batu pasir. Kedua struktur sedimen ini terbentuk oleh agen transportasi berupa angina atau air. Struktur ripple dan dune dibedakan berdasarkan ukurannya, dimana ripple mempunyai panjang gelombang kurang dari 50 cm, dan tingginya berkisar 0,5-3cm, apabila ukurannya lebih besar dimasukan dalam dune. Sedangkan cross lamination adalah pola struktur laminasi internal yang berkembang saat migrasi dari struktur ripple. Profil ripple dapat menunjukan bentuk yang asimetri dam simetri. Profil asimetri bila mana bagian muka (front side/lee side) lebih terjal dari bagian punggung (stoss side) yang landai (gambar dibawah ini). Arah aliran pengendapan sedimen adalah dari stoss side menuju ke lee side atau bagian puncar (crest) menuju palung (trough). Pembentukan struktur ripple dapat berlangsung dari adanya suatu arus, misalnya arus air yang membawa material berukuran pasir dengan mekanisme pergerakan arus yang mengendapkan material tertransport pada bagian front side dari ripple. Migrasi ripple terjadi karena adanya aliran diatas bidang lapisan ripple yang sudah ada, sebagian mengerosi material daerah stoss side dan mengendapkan di lee side. Arus yang melewati palung akan membentuk suatu arus turbulensi yakni arus eddy dengan arah pergerakan random. Parameter yang dapat digunakan untuk menetukan genesa pembentukan disebut sebagai ripple indeks, parameter ini membentuk ripple apakah berupa gelombang (wave) atau aliran arus (current). Beberapa istilah dan parameter-parameter deskripsi dan perhitungan untuk analisis terdapat pada gambar dibawah ini.