13
1
TUGAS MATA KULIAH
PEMASARAN SOSIAL PROGRAM KESEHATAN
STUDI KASUS "IDE"
Dosen Pengampu :
Drg. Zahroh Saluhiyah, MPH, Phd
Oleh :
Kelompok 1
Puspita Sari NIM : 25010315410002
Karto Kenedi NIM : 25010315410003
Andry NIM : 25010315410010
Etha Yosy Kumalasari NIM : 25010315410017
Siti Fatimah NIM : 25010315410021
FX Didit Trihandoko NIM : 25010315410029
Febriana Rahayuningsih NIM : 25010315410032
Rena Endarsari NIM : 25010315410043
Nurilam NIM : 25010315410048
Regina Anita Lele NIM : 25010315410050
PROGRAM STUDI MAGISTER PROMOSI KESEHATAN
KONSENTRASI PROMOSI KESEHATAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kesehatan dan pendidikan merupakan hak azazi dan sekaligus sebagai investasi. Didalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke 4 (empat) yang berbunyi : "mencerdaskan kehidupan bangsa" ditambah lagi dalam UUD 1945 pasal 31 menyebutkan "Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran' dan pada undang-undang nomor 20 tentang Sistem pendidikan Nasional, begitu juga didalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang menyatakan bahwa Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berazaskan perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat, perlindungan, penghormatan terhadap hak dan kewajiban, keadilan, gender dan nondiskriminatif, serta norma-norma agama.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Dalam Peraturan Presiden RI Nomor 42 Tahun 2013 tentang 'Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi' menyatakan bahwa meningkatnya sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif merupakan komitmen global dan merupakan aset yang sangat berharga bagi bangsa dan negara Indonesia. Sumber daya manusia (SDM) yang sehat, cerdas dan memiliki fisik yang tangguh serta produktif merupakan faktor utama yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan IndeksPembangunanManusia (IPM) suatunegara.
Dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan nomor: 1457/MENKES/SX/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan disebutkan bahwa pemantauan pertumbuhan merupakan salah satu dari kewenangan wajib yang harus dilakukan oleh Kabupaten/Kota. Disebutkan bahwa sekurangnya 80% bayi dan balita disetiap kabupaten/Kota ditimbang setiap bulan dan berat badannya naik sebagai indikasi bahwa balita tersebut tumbuh sehat (Surat Keputusan MENKES 1457).
Kesehatan dan gizi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak janin dalam kandungan, bayi, balita, remaja dan dewasa sampai usia lanjut memerlukan kesehatan dan status gizi yang optimal, karena itu dengan kesehatan dan gizi yang baik akan meningkatkan daya tahan, menurunkan angka kesakitan dan angka kematian yang pada akhirnya dapat meningkatkan Usia Harapan Hidup (UHH).
Posyandu masih menjadi sarana penting di dalam masyarakat yang mendukung upaya pencapaian keluarga sadar gizi (KADARZI), membantu penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) dan kelahiran serta mempercepat penerimaan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Kegiatan didalamnya meliputipelayanan kesehatan ibu dan anak, imunisasi, pelayanan kontrasepsi hingga penyuluhan dan konseling.
Kesehatan anak berumur dibawah lima tahun (balita) merupakan salah satu indikator yang mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Balita yang sehat merupakan asset besar dalam kelangsungan masa depan bangsa. Tingkat kecerdasan pada anak dipengaruhi oleh kualitas makanan yang diberikan pada saat usia balita dan pemberian ASI secaraeksklusif.
Masa balita merupakan periode yang paling kritis dalam menentukan kualitas SDM, dimana pada fase itu balita perlu mendapat perhatian pada periode tersebut proses pertumbuhan dan perkembangan anak berlangsung sangat cepat. Untuk itu selama periode balita dianjurkan untuk selalu melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita melalui Kartu Menuju Sehat (KMS) secara teratur di posyandu sangat penting karena apabila anak mengalami masalah dalam pertumbuhan dan perkembangannya dapat terdeteksi lebih awal, sehingga hal ini cepat memudahkan intervensi perbaikan status gizi dan kesehatannya. Di posyandu anak juga mendapat pelayanan imunisasi sehingga anak memiliki kekebalan tubuh yang baik dan terlindung dari penyakit. Namun pada kenyataannya balita yang datang untuk menimbang berat badan ke posyandu masih rendah hal ini disebabkan pengetahuan serta kesadaran masyarakat akan pentingnya pemantauan pertumbuhan balita yang kurang.
Cakupan balita ditimbang berat badan (D/S) pada tahun 2013 baru mencapai 66,8 % dari 80% target yang ditetapkan ini berarti ada sekitar 33,2 % balita yang tidak diketahui status gizinya sehingga jika terjadi masalah gizi kurang dan gizi buruk tidak bisa terdeteksi lebih awal. Dan bila hal ini berlanjut sampai anak masuk sekolah di khawatirkan akan menyebabkan anak sekolah juga mengalami masalah gizi kurang dan mudah terserang penyakit akibat tidak diimunisasi sehingga meningkatkan angka absensi murid yang sakit di sekolah. Bagi anak yang tidak lengkap imunisasi cenderung lebih mudah tertular suatu penyakit karena daya tahan tubuh lebih lemah dibandingkan yang di imunisasi, sebaliknya apabila bagi anak yang imunisasinya lengkap daya tahannya akan lebih baik dan tidak mudah tertular dengan suatu penyakit. Apabila semua anak-anak mendapat imunisasi lengkap dapat kita yakini dengan hasil tidak tertular.
Oleh karena itu untuk mewujudkan keberhasilan Kesehatan ibu dan anak, perlu adanya suatu terobosan baru melalui suatu program agar masyarakat dapat memehami pentingnya hidup sehat dan pentingnya keposyandu melalui program Anak sehat dan cerdas ( ASC ) ,sehingga diperlukan berbagai kegiatan diantaranya adalah menggerakkan masyarakat untuk memanfaatkan posyandu sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan dasar yang tumbuh dan berkembang di masyarakat sehingga masyarakat dapat mendukung upaya pencapaian keluarga sadar gizi (KADARZI), membantu penurunan Angka KematianIbu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), Angka kematian Balita (AKABA) dan kelahiran serta mempercepat penerimaan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Kegiatan didalamnya meliputi pelayanan kesehatan ibu dan anak, imunisasi, pelayanan kontrasepsi hingga penyuluhan dan konseling sehingga pada akhirnya masyarakat yang membawa anaknya keposyandu secara rutin.
TUJUAN
Tujuan umum
Menggerakkan masyarakat untuk memanfaatkan posyandu sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan dasar yang tumbuh dan berkembang dimasyarakat dan untuk mewujudkan anak yang sehat, cerdas dan produktif serta tangguh dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Tujuan khusus
Dengan program ini diharapkan :
Angka kematian Ibu/AKI menurun 59,4 %
Angka kematian bayi/AKB menurun 59,4 %
Angka kematian balita / AKABA menurun 47,5 %
Cakupan penimbangan balita (D/S) di posyandu meningkat 85%
Cakupan ASI eksklusif meningkat menjadi 80%
Angka absensi murid sekolah menurun, menjadi 1%
Persentase gizi kurang dan gizi buruk menurun menjadi 5%
Cakupan imunisasi meningkat menjadi 100%
Usia Harapan Hidup meningkat 72 tahun.
BAB II
PEMBAHASAN
Tinjauan Umum Pelaksanaan Posyandu
Posyandu adalah Pos Pelayanan Terpadu yang merupakan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia sejak dini melalui layanan social dasar masyarakat untuk menunjang pembangunan sehingga merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar/social dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi (Permendagri no 19 tahun 2011).
Posyandu memiliki banyak manfaat untuk masyarakat, diantaranya :
Mendukung perbaikan perilaku, keadaan gizi, dan kesehatan keluarga, sehingga :
Keluarga menimbang bayi dan balitanya setiap bulan agar terpantau pertumbuhannya.
Bayi dan balita mendapatkan pelayanan vitamin A, imunisasi HB Nol,BCG,POLIO
Mendukung perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS )
Mendukung pencegahan penyakit yang berbasis lingkungan dan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
Mendukung pelayanan keluarga berencana ( KB )
Mendukung pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam penganekaragaman pangan melalui pemanfaatan pekarangan untuk memotivasi kelompok dasawisma berperan aktif.
Kegiatan utama Posyandu meliputi kegiatan pemantauan tumbuh kembang balita, pelayanan kesehatan ibu hamil, bayi dan balita seperti imunisasi untuk pencegahan penyakit, penanggulangan diare, pelayanan KB, Penyuluhan dan konsling/rujukan konsling bila diperlukan.
Untuk perawatan selama kehamilan yang sesuai dengan anjurkan dan selalu menjaga kandungannya dengan cara mengkonsumsi makanan bergizi, memeriksakan kandungannya keposyandu yang menjadi salah satu tempat pelayanan kesehatan yang terdekat, maka ibu hamil akan menjadi sehat begitu juga dengan bayi yang ada dalam kandungannya.(Buku Panduan Kader Posyandu,Bina Gizi KIA Kementrian Kesehatan RI Jakarta 2011).
PELAYANAN KESEHATAN BAGI IBU HAMIL
Pada masa kehamilan pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan di posyandu kepada ibu hamil adalah :
P4K (Program Perencanaan Persalinan Puskesmas Kesehatan)
Buku KIA(Kesehatan Ibu Anak)
ANC/Antenatal Care terpadu
Kelas Ibu hamil
Fe dan Asam Folat
Imunisasi TT ibu hamil
PMT bumil
Skrining malaria
PELAYANAN KESEHATAN BAGI IBU BERSALIN DANNEONATAL
Pada ibu bersalin dan bayi baru lahir (neonatal) pelayanan yang diberikan adalah :
Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Vit K 1 injeksi
Imunisasi Hepatitis B
Hepatitis B ( penyakit kuning) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang merusak hati. Vaksin ini diberikan pada bayi dengan dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari ( HB 0), dosis berikutnya dengan interval minimum 4 minggu/1 bulan sebanyak 3 kali ( HB1, HB2 dan HB3).
Seorang ibu mempunyai kewajiban untuk menyusui anaknya. WHO mewajibkan masa menyusui ekslusif adalah selama 6 bulan, begitu juga dalam UU no 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 28 dan PP RI no 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan, setelah umur 6 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI (MPASI) dan tetap disusui sampai usia 2 tahun.
Setelah cukup lama publikasi hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 untukAngka Kematian Ibu (AKI) diundur pemerintah, akhirnya hasil capaian AKI diumumkan. Hasilnyasangat mengejutkan. Kematian Ibu melonjak sangat signifikan menjadi 359 per 100.000 kelahiranhidup atau mengembalikan pada kondisi tahun 1997. Ini berarti kesehatan ibu justru mengalamikemunduran selama 15 tahun. Pada tahun 2007, AKI di Indonesia sebenarnya telah mencapai 228per 100.000 kelahiran hidup.
PELAYANAN KESEHATAN PADA BAYI
ASI eksklusif
Imunisasi dasar lengkap
Imunisasi Dasar lengkap adalah imunisasi yang diberikan kepada bayi dari umur 0-11 bulan, dengan rincian permberian imunisasi Hepatitis B sebanyak 1 kali, imunisasi BCG sebanyak 1 kali, imunisasi polio sebanyak 4 kali, imunisasi DPT/ HB sebanyak 3 kali dan imunisasi campak sebanyak 1 kali.
Tabel Jenis, Usia Pemberian serta interval minimal imunisasi pada bayi :
Jenis Imunisasi
Usia Pemberian
Jumlah Pemberian
Interval Minimal
Hepatitis B
0-7 hari
1
-
BCG
1 bulan
1
-
Polio
1,2,3,4 bulan
4
4 Minggu
DPT / HB
2,3,4 bulan
3
4 minggu
Campak
9 bulan
1
-
Ket : Semua jenis vaksin kecuali HB 0 dapat diberikan sampai dengan usia 11 bulan
Tambahan :
Vaksin Hepatitis B (HBO ) : Hepatitis B ( penyakit kuning) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang merusak hati. Vaksin ini hanya boleh diberikan untuk bayi pada usia 0-7 hari.
Vaksin BCG ( Baccillus Calmete Guerin ) : vaksin ini digunakan untuk memberikan kekebalan aktif terhadap tuberkulosis.
Vaksin Polio ( Polio1, polio 2, Polio 3, Polio 4 ) : vaksin ini digunakan untuk memberikan kekebalan aktif terhadap poliomielitis. Vaksin ini diberikan secara oral ( diteteskan melalui mulut ).
Vaksin DPT / Difteri Pertusis Tetanus ( DPT1, DPT2, DPT3) : Vaksin ini digunakan untuk memberikan kekebalan secara simultan terhadap difteri, pertusis dan tetanus.
Vaksin DPTHB ( HB1, HB2, HB3) : Hepatitis B (penyakit kuning ) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang merusak hati.
Vaksin Campak : vaksin ini digunakan untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak.
Pemberian makan/MPASI
Pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan. Menurut penelitian para ahli dan peneliti, ASI eksklusif sebaiknyadiberikan selama 6 bulan karena sebagai berikut :
Setelah usia 6 bulan anak akan mulai tumbuh giginya dan rahangnya mulai kuat, bayi diatas 6 bulan juga harus mulai dilatih untuk mengunyah. Kegiatan mengunyah ini akan mengantarkannya kepada pembiasaan gerakan otot-otot mulutnya. Dengan otot-otot mulut yang terlatih ini maka akan mengalami kemudahan untuk belajar berbicara. Sedangkan cita rasa dari makanan dan minuman akan mendorong sel-sel indra pengecapnya untuk mulai mempelajari perbedaan makanan satu dengan lainnya dan menyimpan di memori otaknya.
Pada umur enam bulan enzim dan pencernaan bayi mulai berkembang dan matang sehingga bayi sudah siap menerima jenis makanan secara bertahap.
Perkembangan gerakan motorik sudah bertambah dengan mulai melakukan tahap belajar duduk, lalu berdiri dan berjalan. Aktifitas ini memerlukan tulang yang kuat, energy yang tepat, tenaga yang besar dan koordinasi kerja organ-organ tubuh yang seimbang. Sehingga bayi juga perlu asupan gizi yang optimal termasuk protein dari hewani dan nabati karena protein membantu pembentukan sel-sel darah merah yang berguna untuk kerja otak dan jantung menjadi maksimal.
Anak secara naluri mulai menaruh apa saja yang pegang ke dalam mulutnya, oleh karena itu para orang tua dan pengasuh harus benar.
Penimbangan
Pemberian Vitamin A
MTBS
Tatalaksana gizi buruk
PELAYANAN KESEHATAN BAGI BALITA
Masa balita adalah periode yang paling kritis dalam siklus kehidupan manusia, dimana pada masa itu pertumbuhan dan perkembangannya berlangsung sangat cepat, untuk itu diperlukan perhatian yang sangat serius. Masa balita adalah masa emas (golden age period) terutama pada dua tahun pertama karena jika terjadi masalah gizi dan kesehatan akan berdampak permanen terhadap masa depannya. Untuk itu diperlukan upaya-upaya yang dilakukan dalam upaya meningkatkan status gizi balita dengan memantau pertumbuhan dan perkembangannya secara teratur di posyandu, memberikan makanan yang bergizi seimbang dan membina anak supaya tidak mengalami gangguan perkembangan emosi, sosial, mental , intelektual dan moral.
Pelayanan kesehatan bagi balita mencakup:
Pemantauan pertumbuhan & perkembangan
Pemberian Makanan Tambahan balita
Tatalaksana Gizi buruk
Vitamin A balita
Penurunan AKB dan AKABA di Indonesia dalam satu dekade terakhir mengalami perlambatan.Padahal pada priode 1991 – 2002, Indonesia mampu menurunkan AKB dari 68 per 1.000 kelahiranhidup menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup sedangkan AKABA turun dari 97 per 1.000 kelahiran10hidup menjadi 46 per 1.000 kelahiran hidup (BKKBN, 2013). Dalam priode tersebut, Indonesiamenjadi Negara yang mendapat apresiasi besar dari WHO untuk pencapaian AKB dan AKABA.
Setelah tahun 2002, ternyata penurunan AKB dan AKABA di Indonesia justru mengalamiperlambatan. Hasil SDKI 2012 menunjukan saat ini AKB berada pada angka 32 per 1.000 kelahiranhidup, turun lima poin. Sedangkan AKABA sebesar 40 per 1.000 kelahiran hidup hanya turun enampoin dari tahun 2002. Hal ini menunjukan dalam satu dekade ini ada yang salah dalam programpenurunan AKB dan AKABA di Indonesia. Indikator angka kematian bayi (AKB) hanya turun sedikit dari pencapaian tahun 2007, yaitu dari 34 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup. Dan indikator AKABA dalam SDKI 2012 baru turun menjadi 40 per 1.000 kelahiran hidup (BKKBN, 2013). Padahal bila dibandingkan dengan target pencapain MDGs untuk Indonesia pada tahun 2015, AKI sebesar 102 per 100.000 hidup dan AKB sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup dan AKABA sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup (Bappenas, 2012). Sangat jauh pencapaian dari target MDGs saat ini.
Pelaksanaan Program ASC( AnakSehatdanCerdas )
ASC ( AnakSehatdanCerdas ) adalah salah satu Program Kesehatanyang terpadu/terintegrasi baik secara lintas program maupun lintas sektor dalam penerapannya terjadi di setiap siklus kehidupan secara seimbang dengan menggugah kesadaran tentang hak dan kewajiban setiap orang, kelompok, organisasi kemasyarakatan dan kelembagaan dalam memberi/menerima layananan kesehatan untuk menyongsong kehidupan yang berkualitas.
Alasan penting dan perlunya diadakan program ASC karena :
Masih banyak bayi yang belum mendapatkan haknya dari seorang ibu terutama untuk mendapat ASI Eklusif dan menerima pelayanan kesehatan secara menyeluruh sesuai dengan umurnya.
Masih banyak ibu-ibu hamil belum memeriksakan diri ke bidan/klinik terutama untuk skiring malaria.
Masih tinggi tingkat kematian ibu melahirkan dan kematian bayi yang dilahirkan.
Tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak belum sesuai dengan harapan/standar.
Supaya program ASC dapat berjalan dengan baik selain mengantisipasi ada hubungan sebab-akibat dari rendahnya kesadaran terhadap hak dan kewajiban melekat pada setiap insan, ada ukuran yang jelas sebagai bukti bahwa pelayanan kesehatan benar-benar sudah diterima dimulai sejak ibu hamil. Pada saat bayi dan balita serta anak pra sekolah. Apabila semuanya sudah memenuhi persyaratan maka balita akan diberikan SERTIFIKAT sebagai kelengkapan pada saat masuk Sekolah Dasar / MIN ( Buku KIA dan KMS lengkap untuk mendapatkan SERTIFIKAT ).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Program Anak sehatcerdas ( ASC ) adalah suatu gambaran program Dinas kesahatan melalui Posyandu guna untuk Menggerakkan masyarakat untuk memanfaatkan serta memberikan Pengetahuan kepada masyarakat tentang posyandu sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan dasar yang tumbuh dan berkembang di masyarakat agar dapat memantau kesehatan ibu hamil,Pertumbuhan dan perkembanagan bayi dan balita melalui Kartu Menuju Sehat (KMS) secara teratur.
Di samping peningkatan cakupan program, Program ini juga nantinya di nilai berhasil apabila semua masyarakat sadar akan pentingnya keposyandu sehingga nantinya anak mereka akan mendapatkan sertifikat Anak Sehat Cerdas (ASC) sebagai salah satu persyaratan untuk masuk SD/MI atau sekolah derajat lainnya. Dan untuk mendapatkan sertifikat tersebut anak harus memiliki KMS balita yang berarti anak sudah terpantau pertumbuhan dan perkembangan sampai usia balita, sehingga angka kematian Ibu, bayi dan balita menurun.
Program ini juga pertama kalinya atas pemikiran dan kajian yang mendalam dan juga atas evaluasi program yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah dalam suatu komitmen dengan melibatkan lintas program dan sector terkait Seperti Program gizi, Program kesehatan ibu dan anak, promosi Kesehatan, Program imunisasi, Program keluarga berencana serta program pemberantasan penyakit menular, Sedangkan sektor yang terlibat antara lain Dinas Pendidikan, Kementrian Agama, Badan pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa, Kantor Keluarga berencana dan pemberdayaan Perempuan serta lintas sektor yang terkait seperti TP PKK, MUI dan lainnya.
ii