pemantauan pelayanan pendataan sasaran kebidanan Senin, 28 September 2015 BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang
Pembangu Pembangunan nan kesehata kesehatan n diarahkan diarahkan untuk untuk meningka meningkatkan tkan kesadara kesadaran, n, kemauan kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan msyarakat yang setinggi tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdas berdasark arkan an peri peri kemanu kemanusia siaan, an, pembe pemberda rdayaa yaan n dan kemand kemandiria irian, n, adil adil dan merata merata,, serta serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, manusia usia lanjut (manula), dan keluarga miskin. Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Neonatus (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan beberapa indicator status kesehatan masyarakat. Dewasa ini AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya. Menurut data survey demografi kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228 / 100.000 Kelahiran Hidup, AKB 34 / 1000 Kelahiran Hidup, AKN 19 / 1000 Kelahiran Hidup, AKABA 44 / 1000 Kelahiran Hidup. Dalam upaya penurunan Angka Kemtian Ibu dan Anak Indonesia, sistim pencatatan dan pelap pelapora oran n merup merupak akan an kompon komponen en yang yang sanga sangatt pentin penting. g. Selai Selain n sebag sebagai ai alat alat untuk untuk memantau kesehatan ibu daan bayi, bayi baru lahir, bayi dan balita, juga untuk menilai sejuh mana keberhasilan program serta sebagai bahan untuk membuat perencanaan di tahun – tahun berikutnya, dengan melaksanakan berbagai program KIA. Agar pelaksanaan program KIA, aspek peningkatan mutu pelayanan program KIA tetap diharapkan menjadi kegiatan prioritas di tingkat kabupaten atau kota. Peningkatan mutu program KIA juga dinilai dari besarnya ckupan program di masing – masing wilayah kerja. Untuk itu, besarnya cakupan pelayanan KIA disuatu wilayah kerja perlu dipantau secara terus menerus, agar diperoleh gambaran yang jelas mengenai kelompok mana dalam wilayah kerja tersebut yang paling rawan.
Selain itu untuk membantu mengurangi angka kematian dan kesakitan ibu dan bayi tersebut serta meningkatkan mutu pelayanan program KIA, Bidan haruslah dapat membangun kemitraan yang efektif melalui kerjasama lintas program lintas sector dan mitra lainnya serta dapat bekerjasama dengan masyarakat. Masyarakat dapat dibina dalam proses tersebut.
B.
Rumusan Masalah
1. 2.
Identikasi manajemen pemantauan pelayanan pendataan sasaran kebidanan Langkah-langkah pendataan sasaran
C.
Tujuan
1. 2.
Mengidentifikasi manajemen pemantauan pelayanan pendataan sasaran kebidanan Untuk mengetahui langkah-langkah pendataan sasaran.
BAB II KAJIAN TEORI A.
Pemantauan
1.
Pengertian
Pemantauan adalah penilaian secara terus menerus terhadap fungsi kegiatan-kegiatan program-program di dalam hal jadwal penggunaan input/masukan data oleh kelompok sasaran berkaitan dengan harapan-harapan yang telah direncanakan. Adapun pengertian pemantauan menurut para ahli : 1. Cassely dan Kumar 1987 Pemantauan merupakan program yang terintegrasi, bagian penting dipraktek manajemen yang baik dan arena itu merupakan bagian integral di manajemen sehari-hari. 2. (WHO ) Pemanta
uan adalah suatu proses pengumpulan dan menganalisis informasi dari penerapan suatu program termasuk mengecek secara reguler untuk melihat apakah kegiatan/program itu berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang dilihat /ditemui dapat diatasi. 3. Pemantauan menurut Webster’s New Collegiate Dictionary (1981) Adalah: “a device for observing or giving admonition or warning”. Sementara itu menurut Webstern’s New World Dictionary, maka pengertian “monitoring adalah something that reminds or warns’ or any of various devices for checking or regular the performance”. (halaman:9). 2. 1. 2.
Tujuan Monitoring
Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan bagi peserta ada proses pembelajaran. Memberikan masukan tentang kebutuhan dalam melaksanakan program pembelajaran bagi peserta didik.
3.
Mendapatkan gambaran ketercapaian tujuan proses pembelajaran pendidika setelah adanya kegiatan pembelajaran.
B.
Pelayanan
1.
Pengertian Secara etimologis, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Dahlan, dkk., 1995:646) menyatakan pelayanan ialah ”usaha melayani kebutuhan orang lain”. Pelayanan pada dasarnya adalah kegiatan yang ditawarkan kepada konsumen atau pelanggan yang dilayani, yang bersifat tidak berwujud dan tidak dapat dimiliki. Menurut Kotler dalam Laksana (2008) pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yanga dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Sementara itu, menurut Lovelock, Petterson & Walker dalam Tjiptono (2005) mengemukakan perspektif pelayanan sebagai sebuah sistem, dimana setiap bisnis jasa dipandang sebagai sebuah sistem yang terdiri atas dua komponen utama: (1) operasai jasa;
a.
dan (2) penyampaian jasa. karakteristik pelayanan sebagai berikut: Pelayanan bersifat tidak dapat diraba, pelayanan sangat berlawanan sifatnya dengan
b.
barang jadi. Pelayanan pada kenyataannya terdiri dari tindakan nyata dan merupakan pengaruh yang
c.
bersifat tindakan sosial. Kegiatan produksi dan konsumsi dalam pelayanan tidak dapat dipisahkan secara nyata, karena pada umumnya terjadi dalam waktu dan tempat bersamaan. Secara garis besar kegiatan pelayanan kebidanan dimasyarakat dapat diuraikan sebagai berikut :
1. a. b. c. d. e.
2.
Pelayanan kesehatan ibu Bertujuan meningkatkan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu yang dilakukan pada: Pra hamil Hamil Persalinan Nifas Menyusui
Pelayanan medik keluarga berencana Bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam keluarga dalam rangka mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pemberian kontrasepsi. Kegiatannya meliputi :
a. b. c. d. e. 3. a. b.
Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) Pelayanan kontrasepsi Pembinaan dan pengayoman medis kontrasepsi peserta KB Pelayanan rujukan KB Pencatatan dan pelaporan Pelayanan kesehatan anak Pemeriksaan kesehatan balita secara berkala Penyuluhan pada orang tua, menyangkut pada perbaikan gizi, kesehatan lingkungan dan
pengawasan tumbuh kembang anak c. Imunisasi dan upaya pencegahan penyakit lainnya d. Identifikasi tanda kelainan dan penyakit yang mungkin timbul pada bayi dan balita serta 4. a. b. c. d. e. f.
cara penanngulangannya Peran serta masyarakat Pelatihan dukun Pelatihan kader kesehatan masyarakat Kursus ibu Pengembangan kesehatan masyarakat desa (PKMD) Posyandu Dana sehat Pelayanan kebidanan komunitas dapat dilakukan dirumah pasien, polindes, posyandu, puskesmas, dan rumah bidan praktek swasta.
C.
Pendataan Pendataan suatu masyarakat yang baik bilamana dilakukan oleh komponen yang merupakan bagian dari komunitas masyarakat bersangkutan, karena merekalah yang paling dekat dan mengetahui situasi serta keadaan dari masyarakat tersebut. Sumber daya masyarakat itu adaIah Kader dan dukun bayi serta Tokoh masyarakat. Bersama-sama dengan Bidan desa, pendataan ibu hamil, ibu bersalin, neonatal, bayi dan balita dapat diIakukan. Dengan mendata seluruh ibu hamil yang ada di suatu komunitas tanpa terIewatkan yang dilakukan oleh kader dan dukun bayi kemudian bidan desa memasukan seluruh data ibu hamil ke dalam kohort yang telah disediakan di Pusesmas, sehingga data yang ada di desa pun dimiliki puskesmas.
D. Sasaran Sasaran adalah hal yang ingin dicapai oleh individu, grup, atau seluruh organisasi. [2] Sasaran sering pula disebut tujuan. Sasaran memandu manajemen membuat keputusan dan membuat kriteria untuk mengukur suatu pekerjaan. E.
Kebidanan
Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang telah diakui oleh Negara serta memperoleh kualifikasi dan memberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan di negeri ini. Dia harus mampu memberikan supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada perempuan selama masa hamil, persalinan dan masa pasca persalinan, memimpin persalinan atas tanggung Kebidanan adalah bagian integral dari sistim kesehatan dan berkaitan dengan segala sesuatu yang menyangkut pendidikan, praktek dan kode etik bidan dimana dalam memberikan pelayanannya mengyakini bahwa kehamilan dan persalinan adalah suatu proses fisiologi normal dan bukan merupakan penyakit, walaupun pada beberapa kasus mungkin berkomplikasi sejak awal karena kondisi tertentu atau komplikasi bisa timbul kemudian. Fungsi kebidanan adalah untuk memastikan kesejahteraan ibu dan janin / bayinya, bermitra dengan perempuan, menghormati martabat dan memberdayakan segala potensi yang ada padanya.
BAB III KERANGKA KONSEP A.
Kerangka konsep
Kerangka konsep penelitian yang berjudul “pemantauan pelayanan pendataan ssaran kebidanan” adalah sebagai berikut : Variable independen Sasaran kebidanan
a. b. c.
Pemantauan Pelayanan Pendataan
Variabel dependen
BAB IV PEMBAHASAN
Dalam kebidanan komunitas, bidan harus dapat bekerja sama dengan mitra dan masyarakat untuk membantu mengurangi angka kematian dan kesakitan ibu dan bayi.pada proses ini masyarakat dapat dibina salah satunya dapat dilakuakn dengan pendataan sasaran. Pendataan sasaran dapat dilakukan oleh masyarakat sendiri, dengan dipantau tenaga kesehatan dan diperoleh sejak saat bidan memulai pekerjaan di desa atau di kelurahan. Data yang ada haruslah data yang baru dan senantiasa diperbaharui apabila terjadi perubahan A.
Manajemen Pemantauan Pelayanan Pendataan Sasaran Kebidanan
mampu menagani mereka yang ditemukan resiko tinggi secara memadai.pemantauan pelayanan kebidanan dapat dilakukan dengan cara: 1.
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat – KIA)
Dalam penerapan PWS-KIA dipakai batasan operasional dan indicator pemantauan seperti di uraikan berikut ini : Ø Batasan 1. Pelayanan antenatal Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga professional untuk ibu selama masa kehamilannya,yang dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan. 2. Penjaringan (deteksi) dini kehamilan berisiko . Kegiatan ini bertujuan menemukan ibu hamil berisiko,yang dapat oleh kader,dukun bayi dan tenaga kesehatan 3. Kunjungan ibu hamil Yang di maksud di sini adalalah kontak ibu hamil dengan tenaga professional untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standart yang ditetapkan.istilah “kunjungan” disini tidak mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas pelayanan ,tetapi setiap kontak tenaga kesehatan di posyandu .pondok berslin desa ,kunjungan rumah dengan ibu hamil untuk memberikan pelayanan antenatal sesuai standar dapat di anggap sebagai kunjungan ibu hamil. 4. kunjungan baru ibu hamil (K1) Adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa kehamilan 5. kunjungan ulang
Adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang kedua dan seterusnya,untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesui standar selama 1 periode kehamilan berlnsung. 6. K4 Adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke empat (atau lebih),untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang di tetapkan,dengan syarat: Minimal 1 kali kontak pada triwulan 1 Minimal 1 kali kontak pada triwulan 2 Minimal 2 kali kontak pada triwulan 3 7. Kunjungan neonatal (KN) Adalah kontak neonatal dengan tenaga kesehatan miniml dua kali untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan neonatal ,baik di dalam maupun di luar gedung puskesmas (termasuk bidan di desa,polindes dan kunjungan rumah) dengan ketentuan : Kunjungan pertama kali pada hari pertama sampai hari ketujuh ( sejak 6 jam setelah lahir) Kunjungan kedua kali pada hari kedelapan sampai dengan hari ke du puluh delapan Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan bukan merupakan kunjungan neonatal 8. Cakupan akses Adalah persentase ibu hamil di suatu wilayah,dalam kurun waktu tertentu ,yang pernah mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit satu kali selama kehamilan.cara menghitung nya adalah sebagai berikut : (jumlah kunjungan baru ibu hamil di bagi dengan jumlah sasaran ibu hamil yang ada di suatu wilyah kerja dalam kurun waktu satu tahun) dikalikan 100%.
9.
Cakupan ibu hamil (cakupan K4) Adalah persentase ibu hamil di suatu wilayah,dalam kurun waktu tertentu,yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit 4 kali,dengan distribusi pemberian pelayanan minimal satu kali pada triwulan pertama ,satu kali pada triwulan kedua,dan dua kali pada triwilan ketiga.cara menghitung nya adlah sebagai berikut ( jumlah ibu hamil yang menerima k4 di bagi juumlah sasaran ibu hamil dalam kurun waktu satu tahun ) di kalikan 100 %
10. Sasaran ibu hamil Adalah jumlah semua ibu hamil di suatu wilayah dalam kurun waktu satu tahun.angka ini a)
dapat di peroleh dengan bebagai cara yaitu: Angka sebenarnya,yang di peroleh berdasarkan cacah jiwa Angka perkiraan yaitu memakai rumus : Angka kelahiran kasar (CBR X 1,1X Jumlah penduduk setempat; dengan pengambilan
angka CBR dari provinsi ,atau bila ada dari kabupaten setempat b) 3% X jumlah penduduk setempat
11. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Adalah persentase ibu bersalin di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu,yang di tolong persalinan nya oleh tenaga kesehatan.cara menghitungnya adalah sebagai berikut : jumlah
persalinan yang di tolong oleh tenaga kesehatan ( tidak tergantung pada tempt pelayanan ) di bagi dengan jumlah seluruh persalinan yang ada di suatu wlilayah dalam kurun waktu satu tahun ) di kali kan 100 %.
Jumlah seluruh persalinan di suatu wilayah dalam kurun waktu satu tahun dapat di hitung dengan rumus sebagai berikut : ·
Angka kelahiran kasar ( CBR ) X 1,05 X jumlah penduduk setempat ; dengan CBR mengambil dari angka provinsi atau bila ada dari angka kabupaten setempat 2,8% X Jumlah penduduk setempat
· 12. Cakupan penyaringan ibu hamil berisiko oleh masyarakat Adalah persentasi ibu hamil berisiko yang di temukan oleh kader dan dukun bayi ,yng kemudian di rujuk ke puskesmas atau tenaga kesehatan,dalam kurun waktu tertentu.cara menghitung nya adalah sebagai berikut : (jumlah ibu hamil berisiko yang di r ujuk oleh dukun bayi dan kader di bagi dengan jumlah sasaran ibu hamil yang ada di suatu wilayah dalam kurun waktu satu tahun ) di kali kan 100 %. Di perkirakan persentase ibu hamil berisiko mencapai 15 sampai 20 % dari seluruh ibu hamil.
13. Cakupan penyaringan ibu berisiko oleh tenaga kesehatan Adalah persentase ibu hamil beresiko yang di temukan baik oleh tenaga kesehatan ,maupun oleh kader atau dukun bayi yang telah dipastikan oleh tenaga kesehatan ,yang kemudian di tindak lanjuti(dipantau secara intensif dan ditangani sesuai kewenangan atau dirujuk ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi) dalam kurun waktu tertentu.cara menghitungnya sebagai berikut: (jumlah ibu hamil beresiko yang ditemukan oleh tenaga kesehatan dan atau dirujuk oleh dukun bayi dan kader dibagi dengan jumlah sasaran ibu hamil yang ada disuatu wilayah dalam kurun waktu satu tahun) dikali 100%.
14. Ibu hamil beresiko Adalah ibu hamil yang mempunyai factor resiko dan resiko tinggi. 15. Cakupan kunjungan neonatal (KN) Adalah persentase neonatal (bayi umur kurang dari satu bulan) yang memperoleh pelayanan kesehatan minimal dua kali dari tenaga kesehatan satu kali pada hari pertama sampai dengan hari ketujuh dan satu kali pada hari ke delapan sampai dengan hari ke dua puluh delapan.Cara menghitungnya adalah sebagai berikut: (Jumlah kunjungan neonatal yang mendapatkan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehata minimal 2 kali dibagi denagn jumlah seluruh sasaran bayi yang ada disuatu wilayah dalam kurun waktu satu tahun ) dikali 100%.
Ø Indikator Pemantauan
Indicator pemantauan program KIA yang dipakai untuk PWS-KIA meliputi indicator yang dapat menggambarkan keadaan kegiatan pokok dalam program KIA. Ditetapkan 6 indikator dalam PWS-KIA yaitu: 1. Akses pelayanan antenatal (cakupan I) Merupakan alat untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat. Dengan Rumus: Jumlah kunjungan baru ibu hamil (KI) X 100 %
----------------------------------------------Jumlah sasaran ibu hamil dalam 1 tahun
2.
Cakupan ibu hamil (cakupan K4) Menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil disuatu wilayah serta menggambarkan kemampuan manajemen / kelangsungan program KIA. Dengan Rumus :Jumlah kunjungan ibu hamil (cakupan K4) X 100%
----------------------------------------------------Jumlah sasaran ibu hamil dalam satu tahun
3.
Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan Merupakan alat untuk memperkirakan proporsi persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan yang menggambarkan kemampuan manajemen program KIA dalam pertolongan persalinan secara professional. Dengan Rumus: Jumlah persalinan oleh tenaga kesehatan X 100%
-----------------------------------------------Jumlah sasaran persalinan dalam satu tahun
4.
Deteksi ibu hamil beresiko oleh tenaga kesehatan Merupakan alat untuk mengukur besarnya masalah yang dihadapi oleh program KIA yang harus ditindak lanjuti dan diintervensi secara intensif. Dengan Rumus: Jumlah ibu hamil beresiko
X 100%
----------------------------------------------Jumlah sasaran bumil dalam satu tahun
5.
Detaksi ibu hamil beresiko oleh masyarakat. Merupakan alat untuk mengukur tingkat kemampuan dan peran serta masyarakat dalam melakukan deteksi ibu hamil beresiko di suatu wilayah. Dengan Rumus: Jumlah bumil yang dirujuk oleh peskesmas/nakes -------------------------------------------Jumlah sasaran bumil dalam 1 tahun
6.
Cakupan pelayanan neonatal oleh tenaga kesehatan
X 100% kader ke
Untuk mengetahui jangkauan layanan kesehatan neonatal serta kemampuan program dalam menggerakan masyarakat melakukan layanan kesehatan neonatal. Dengan Rumus: Jumlah kunjungan baru bayi usia < 1 bulan yang
X 100%
mendapatkan layanan kesehatan oleh nakes
-----------------------------------------------------------Jumlah sasaran bayi dalam satu tahun.
2. a.
Pencatatan Data Data Sasaran Data sasaran diperoleh sejak saat bidan memulai pekerjaan di desa/kelurahan dibantu para
kader dan dukun bersalin/bayi,membuat peta wilayah kerjanya yang mencakup denah jalan,rumah serta setiap waktu memperbaiki peta tersebut dengan data baru tentang adanya ibu yang hamil,neonatus dan anak balita. Data sasaran diperoleh bidan di desa/kelurahan dari para kader dan dukun bayi yang melakukan pendataan ibu hamil,bersalin,nifas,bayi baru lahir,bayi dan anak balita dimana sasaran tersebut dibenarkan buku KIA dan bagi ibu hamil dipasang stiker P4K didepan rumahnya.selain itu data sasaran juga dapat diperoleh dengan mengumpulkan data sasaran yang berasal dari lintas program dan fasilitas pelayanan lain yang ada di wilayah kerjanya. Data sasaran PWS-KIA meliputi: § Jumlah seluruh ibu hamil. § Jumlah seluruh ibu bersalin. § Jumlah seluruh bayi berusia kurang dari 1 bulan (neonatal). Beberapa cara untuk mengetahui 3 sasaran dalam 1 tahun yaitu dengan rumus: Ø Sasaran bumil: a. CBR (crude birth rate) propinsi x 1,1 x jumlah penduduk setempat. b. Jika tiadak punya CBR / angka kelahiran kasar,memakai angka nasional,dengan rumus 3% c. Ø a. b. c. Ø a. b. c.
b.
x jumlah penduduk setempat. Untuk DKI Jakarta dengan rumus : 2,8 % x jumlah penduduk setempat. Sasaran ibu bersalin. CBR propinsi x 1,05 x jumlah penduduk setempat. Angka nasional dengan rumus :2,8 % x jumlah penduduk setempat. DKI Jakarta :2,67 % x jumlah penduduk setempat. Sasaran bayi CBR propinsi x jumlah penduduk setempat. Angka nasional dengan rumus : 2,7 % x jumlah penduduk setempat DKI Jakarta ; 2,55 % x jumlah penduduk setempat.
Data pelyanan
Bidan di desa/kelurahan mencatat semua detail pelayanan KIA didalam kartu ibu, kohort ibu, kartu bayi, kohort bayi, kohort anak balita, kohort KB, dan buku KIA. Pencatatan harus dilakukan segera setelah bidan melakukan pelayanan. Pencatatan tersebut diperlukan untuk memantau secara intensif dan terus manerus kondisi dan permasalahan yang dutemukan pada ·
para ibu, bayi dan anak di desa/kelurahan tersebut, antara lain: Nama dan alamat ibu yang tidak datang memeriksakan dirinya pada jadwal yang
· ·
seharusnya. Imunisasi yang belum diterima para bayi Penimbangan anak dll Selain hal tersebut bidan di desa juga mengumpulkan data pelayanan yang berasal dari lintas program dan fasilatas pelayanan lain yang ada di wilayah kerjanya.
c.
Pengolahan Data Setiap bulan bidan di desa engolag data yang tercantum dalam buku kohort dan dan dijadikan sebagai bahan laporan bulanan KIA.bidan koordinator di puskesmas menerima laporan bulanan tewrsebut dari semua bidan dan mengolahnya menjadi laporan dan informasi kemajuan pelayanan KIA bulanan yang disebut PWS KIA.informasi perdesa/kelurahandan perkecamatan tersebut di sajikan dalam bentuk grafik PWS KIA yang harus dibuat oleh tiap bidan koordinator.
d. a)
Langkah-langkah data Pembersihan data Melihat kelengkapan dan kebenaran pengisian formulir yang tersedia. Contoh : melakukan koreksi terhadap laporan yang masuk dari bidan di desa/kelurahan mengenai
duplikasi nama,doplikasi alamat,catatan ibu langsung di K4 tanpa melewati K1. b) Validasi Melihat kebenaran dan ketepatan data Contoh : Mencocokkan apabila ternyata K4 dan K1 lebih besar dari ibu hamil,jumlah ibu bersalin lebih besar dari ibu hamil. c) Pengelompokkan Sesuai dengan kebutuhan data yang harus di laporkan. Contoh: Mengelompokan ibu hamil anemi berdasarkan desa/kelurahan untuk persiapan intervensi, ibu hamil dengan KEK untuk persiapan intervensi. Hasil pengolahan data dapat disajikan dalam bentuk : narasi, tabulasi, grafik dan peta.
a.
Narasi
: dipergunakan untuk menyusun laporan atau profil suatu wilayah
kerja,misalnya dalam laporan PWS KIA yang diserahkan kepada instansi terkait. b. Tabulasi : dipergunakan untuk menjelaskan narasi dalam bentuk lampiran. c. Grafik : digunakan utuk presentasi dalam membandingkan keadaan antar waktu,tempat dan pelayanan. d. Peta : dipergunakan untuk menggambarkan kejadin berdasarkan gambaran geografis.
B. Langkah-langkah Pendataan Sasaran v Pendataan Pendataan suatu masyarakat yang baik bilamana dilakukan oleh komponen yang
merupakan bagian dari komunitas masyarakat bersangkutan, karena merekalah yang paling dekat dan mengetahui situasi serta keadaan dari masyarakat tersebut. Sumber daya masyarakat itu adaIah Kader dan dukun bayi serta Tokoh masyarakat. Bersama-sama dengan Bidan desa, pendataan ibu hamil, ibu bersalin, neonatal, bayi dan balita dapat diIakukan. Dengan mendata seluruh ibu hamil yang ada di suatu komunitas tanpa terIewatkan yang dilakukan oleh kader dan dukun bayi kemudian bidan desa memasukan seluruh data ibu hamil ke dalam kohort yang telah disediakan di Pusesmas, sehingga data yang ada di desa pun dimiliki puskesmas. Dengan Puskesmas juga memiliki data dasar, bidan desa dan Puskesmas dalam hal ini bidan puskesmas dan timnya dapat memonitor dan mengikuti setiap individu yang ada didaerah tersebut. Dengan puskesmas memiliki seluruh data ibu hamil dan bidan desa memberikan pemeriksaan seluruh ibu hamil tanpa melihat apakah ibu hamil lersebut mempunyai faktor resiko atau tidak, sehingga dapat menyelamatkan jiwa ibu dan anak yang dikandung. Dalam memantau program kesehatan ibu , dewasa ini digunakan indikator cakupan , yaitu : cakupan layanan Antenatal (K1 untuk akses dan K4 untuk kelengkapan layanan antenatal), cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan dan cakupan kunjungan neonatus /nifas .Untuk itu , sejak awal tahun 1990-an telah digunakan alat pantau berupa Pemantauan Wilayah Setempat –Kesehatan Ibu Anak (PWS KIA) , yang mengikuti program jejak imunisasi. Dengan adanya PWS KIA , data cakupan layanan proram kesehatan Ibu dapat diperoleh setiap tahunnya dari semua propinsi. Walau demikian , disadari bahwa indikator cakupan tersebut belum cukup memberi gambaran untuk menilai kemajuan menurunkan angka AKI. Mengingat bahwa mengukur AKI , Sebagai indikator dampak , secara berkala dalam waktu kurang dari 5-10 tahun tidak
realistis , maka pakar dunia menganjurkan pemakaian indikator outcome . Indikator tersebut -
antara lain : Cakupan penanganan kasus obstetri Case fatality rate kasus obstetri yang di tangani. Jumlah kematian absolut Penyebaran fasilitas pelayanan obstetri yang mampu PONEK dan PONED. Persentase bedah sesar terhadap seluruh persalinan di suatu wilayah.
v Langkah-langkah Untuk memperoleh data perindividu pasien, dapat di lakukan dengan cara : 1. Anamnesis 1) Biodata 2) Riwayat mensturasi 3) Riwayat kesehatan 4) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas 5) Biopsikososio spiritual 6) Pengetahuan klien 2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital 3. Pemeriksaan khusus 1) Inspeksi 2) Palpasi 3) Auskultasi 4) Perkusi 4. 1) 2)
Pemeriksaan penunjang Laboraturium Catatan terbaru dan sebelumnya
Dengan klien mengalami kompleksi yang perlu di konsultasikan kepada dokter, dalam manajemen kolaborasi bidan akan melakukan konsultasi. Tahap ini merupakan langkah yang akan menentukan langkah berikutnya, kelengkapan data yang sesuai dengan kasus yang di hadapi akan menentukan. Oleh karena itu, proses interpetasi yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya, sehingga dalam pendekatan ini harus komprehensif, meliputi data subjektif, objektif dan hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi/masukan klien yang sebenarnya dan valid. Kaji ulang data yang sudah di kumpulkan apakah sudah, tepat, lengkap dan akurat.
BAB III PENUTUP A.
Kesimpulan
Pendataan sasaran dapat dilakukan oleh masyarakat sendiri, dengan adanya pantauan dari tenaga kesehatan setempat di wilayah kerja komunitas. Data sasaran yang diperoleh antara lain data jumlah ibu hamil, jumlah bayi dan balita, jumlah PUS, jumlah ibu nifas, jumlah usia lanjut dan lain-lain. Data yang ada haruslah data yang baru dan senanntiasa diperbaharui apabila terjadi perubahan.
B.
Kritik Dan Saran
Untuk meningkatkan kesempurnaan makalah ini, penulis menyadari bahwa materi makalah ini masih kurang, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembimbing dan pembaca makalah.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. Direktorat Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat. Pedoman pemantuan wilayah setempat.1998 Meilani, niken,dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta. : Fitramaya Kementrian Kesehatan RI. Direktorat Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat. Pedoman pemantuan wilayah setempat.2010