DESAIN PELATIHAN KADER DI WILAYAH TANJUNG KARANG KOTA MATARAM
DISUSUN OLEH KELOMPOK V :
Febriyana Ramdhani Utami Ni Made Ani Saraswati Nurdiyanti Rukmana Sayidatul Masruroh Siti Nurul Hikmah Ririn Fujinawati
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM JURUSAN GIZI 2013
BAB I PENDAHULUAN
A. LATARBELAKANG Pos Pelayanan Kesehatan Terpadu (Posyandu) adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan. Jadi, Posyandu merupakan kegiatan swadaya dari masyarakat di bidang kesehatan dengan penanggung jawab kepala desa. Posyandu dimulai terutama untuk melayani balita (imunisasi, timbang berat badan) dan orang lanjut usia (Posyandu Lansia), dan lahir melalui suatu Surat Keputusan Bersama antara Menteri Dalam Negeri RI (Mendagri), Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Ketua Tim Penggerak (TP) Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan dicanangkan pada sekitar tahun 1986. Legitimasi keberadaan Posyandu ini diperkuat kembali melalui Surat Edaran Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah tertanggal 13 Juni 2001 yang antara lain berisikan “Pedoman Umum Revitalisasi Posyandu” yang antara lain meminta diaktifkannya kembali Kelompok Kerja Operasional (POKJANAL) Posyandu di semua tingkatan administrasi pemerintahan. Penerbitan Surat Edaran ini dilatarbelakangi oleh perubahan lingkungan strategis yang terjadi demikian cepat berbarengan dengan krisis moneter yang berkepanjangan. (www.wikipedia.com).
Pelayanan kesehatan terpadu (yandu) adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja Puskesmas. Tempat pelaksanaan pelayanan program terpadu di balai dusun, balai kelurahan, RW, dan sebagainya disebut dengan Pos pelayanan terpadu (Posyandu)”. Konsep Posyandu berkaitan erat dengan keterpaduan. Keterpaduan yang dimaksud meliputi keterpaduan dalam aspek sasaran, aspek lokasi kegiatan, aspek petugas penyelenggara, aspek dana dan lain sebagainya. (Departemen kesehatan, 1987:10). Tentunya dalam pelaksanaan posyandu peran kader posyandu sangatlah penting, mengingat pelaksanaan posyandu sepenuhnya dilakukan oleh para kader dengan dibantu oleh petugas kesehatan.
Kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela mengelola posyandu. Seorang kader tidak hanya menjadi seorang pelaksana kegiatan dalam posyandu, tetapi juga berperan dalam merencanakan dan mengatur kegiatan. Posyandu hendaknya dikelola oleh kader di wilayahnya, karena kaderlah yang paling memahami kondisi kesehatan dan kebutuhan masyarakat di wilayahnya.
Pengertian kader kesehatan menurut Mantra (1983) dalam Public Health (2013) adalah tenaga yang berasal dari masyarakat, dipilih oleh masyarakat dan bekerja bersama untuk masyarakat secara sukarela. Agar kader mampu dan mau melaksanakan tugasnya, yaitu membantu masyarakat untuk bisa menolong dirinya sendiri dan berperan serta aktif dibidang kesehatan mereka perlu dipersiapkan dan dikembangkan. Persiapan kader harus dilakukan dengan sebaik-baiknya, karena di tangan mereka terletak keberhasilan pengembangan dan pembinaan peran serta masyarakat yang sangat penting itu. Persiapan pelatihan kader yang kurang baik dapat mengakibatkan dan pandangan negatif pihak masyarakat terhadap usaha-usaha yang dilaksanakan.
Menurut WHO (1993), Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau perempuan yang di pilih masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan baik perseorangan maupun masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat pelayanan kesehatan dasar. Sebagai kader diharapkan mereka melakukan pekerjaannya secara sukarela tanpa menuntut imbalan berupa uang atau materi lainnya. Meskipun pada mulanya hanya ditunjuk dan tidak tahu apa-apa, tetapi sebagian dari mereka tidak merasa keberatan, tidak menyesal dan tidak merasa terpaksa (Kurniasi, 2002).
Keterampilan petugas Posyandu menurut Azwar (1996) dalam Public Health (2013), merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam sistim pelayanan di posyandu, karena dengan pelayanan kader yang terampil akan mendapat respon positif dari Ibu-ibu balita sehingga terkesan ramah, baik, pelayanannya teratur hal ini yang mendorong Ibuibu rajin ke posyandu. Ketrampilan disini dilihat dalam usaha melancarkan proses pelayanan di posyandu.
Pengetahuan dan ketrampilan yang diberikan pada saat pelatihan kader menurut Mantra (1983) dalam Public Health (2013), harus disesuaikan dengan masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Tujuan pelatihan kader antara lain untuk mengembangkan pengetahuan kader yang terkait dengan 1. Masalah-masalah yang dihadapi masyarakat 2. Cara-cara penanggulangan secara praktis 3. Potensi yang ada di masyarakat dan sektor-sektor yang terkait lainnya, 4. Cara-cara penyuluhan termasuk pengembangan peran serta masyarakat 5. Mengembangkan sikap positif terhadap usaha meningkatkan peran serta masyarakat 6. Mengembangkan ketrampilan menyuluhan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan praktis sehubungan dengan penanggulangan masalah. Namun tidak sedikit terjadi permasalahan yang dapat menghambat jalannya penyelenggaraan posyandu. Banyak kader posyandu yang tidak aktif lagi dan atau sangat kurang jumlahnya. Pengetahuan, sikap, dan keterampilan kader posyandu tidak sedikit yang kurang, bahkan terkadang ada yang belum memahami hal-hal batu yang berkaitan dengan kegiatan posyandu. Untuk itu sangat pentingnya diadakan pelatian kader untuk membangun posyandu yang bermutu dan terpercaya bagi lingkungannya.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memberikan pengetahuan dan pelatihan kepada kader untuk mengubah pengetahuan, sikap, dan keterampilan agar dapat mengelola dan menjalankan kegiatan-kegiatan yang ada di posyandu.
2. Tujuan Khusus
-
Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada kader/calon kader tentang cara-cara mengukur berat badan dan tinggi/panjang badan bayi dan balita.
-
Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada kader/calon kader tentang cara-cara pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat).
-
Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada kader/calon kader tentang cara-cara pemberian imunisasi.
-
Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada kader/calon kader tentang tahapan pemberian MP-ASI.
-
Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada kader/calon kader tentang upaya peningkatan gizi keluarga.
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN
I.
Persiapan Pelatihan Kader
1. Melakukan survey dan pencatatan kader a. Pengumpulan data kader Data kader yang dikumpulkan dalam kegiatan pelatihan kader adaalah sebagai berikut : 1) Nama
:
Usia
:
Alamat
:
2) Nama
:
Usia
:
Alamat
:
3) Nama
:
Usia
:
Alamat
:
4) Nama
:
Usia
:
Alamat
:
5) Nama
:
Usia
:
Alamat
:
6) Nama
:
Usia
:
Alamat
:
7) Nama
:
Usia
:
Alamat
:
8) Nama
:
Usia
:
Alamat
:
9) Nama
:
Usia
:
Alamat
:
10) Nama
:
Usia
:
Alamat
:
11) Nama
:
Usia
:
Alamat
:
12) Nama
:
Usia
:
Alamat
:
13) Nama
:
Usia
:
Alamat
:
14) Nama
:
Usia
:
Alamat
:
15) Nama
:
Usia
:
Alamat
:
II. Pelaksanaan Pelatihan Kader
A. Latar belakang Peserta Peserta kader berasal dari :
Kader Posyandu lama
Kader Posyandu yang baru direkrut, dan
Calon Kader Posyandu
Jumlah peserta sebanyak 15 orang, dimana tiap-tiap kader/calon kader mampu memenuhi syarat yang berlaku.
B. Syarat Peserta Pelatihan Kader
Aspek fisik :
Pria atau wanita berusia antara 18-40 tahun.
Berbadan sehat jasmani dan rohani.
Mau bekerja secara sukarela mengelola Posyandu.
Aspek pendidikan :
Kader Posyandu, baik yang lama maupun yang baru direkrut ataupun yang masih calon, berpendidikan paling sedikit Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau yang sederajat.
Aspek administratif :
Tercatat sebagai penduduk desa / kelurahan terkait.
Dalam waktu sedikitnya 2 tahun tidak pindah ke tempat (desa / kelurahan) lain.
Disetujui oleh Kepala Desa / Kelurahan tempat tinggalnya
III. Waktu Pelaksanaan Pelatihan Kader
Kegiatan pelatihan kader dilakukan pada :
Hari/Tanggal
:
Waktu
:
Tempat
:
IV. Organisasi Penyelenggaraan Pelatihan
Ketua
:
Sekretaris
:
Bendahara
:
Seksi-seksi
:
a. Seksi Umum
b. Seksi Pelatihan c. Seksi Pemantauan dan Penilaian
V. Biaya dan Sumber Dana Pelatihan Kader Biaya dalam pelatihan kader ini ialah Rp 250.000,00 dengan rincian sebagai berikut : -
ATK untuk peserta
: Rp 70.000,00
-
Materi berupa handout
: Rp 20.000,00
-
Konsumsi
: Rp 160.000,00
Sumber dana pelatihan ini ialah berasal dari swadaya mahasiswa jurusan Gizi.
VI. Susunan Acara Pelatihan Kader
Hari/Tanggal
Jam
Kegiatan
Metode
Sambutan ketua pelaksana
Ceramah
Media
Microphone
Sasaran
Peserta pelatihan
10.00-10.20 pelatihan kader
Pelaksana
Ketua pelaksana
WITA
pelatihan kader
10.20-11.00 WITA
Senin, 8 Juli 2013
11.00-12.00 WITA
12.00-13.00 WITA 13.00-13.45
Penyampaian tentang
materi
posyandu
dan
Ceramah
Microphone
Diskusi
LCD
tugas-tugas posyandu Penyampaian
materi
tentang penimbangan bayi
Peserta pelatihan
Narasumber
Peserta pelatihan
Narasumber
Peserta pelatihan
Narasumber
Handout Ceramah
Microphone
Diskusi
LCD
dan balita
Handout
Penyampaian
materi
tentang
(Kartu Diskusi
KMS
Ceramah
Menuju Sehat).
Microphone LCD Handout
ISOMA
ISOMA
ISOMA
ISOMA
ISOMA
Ceramah
Microphone
Peserta pelatihan
Narasumber
Diskusi
LCD
WITA 13.45-14.15 WITA
Penyampaian tentang imunisasi
materi
Handout
14.15-14.45 WITA
14.45-15.30 WITA
Penyampaian
materi
tentang MP-ASI
Ceramah
Microphone
Diskusi
LCD
Peserta pelatihan
Narasumber
Peserta pelatihan
Narasumber
Peserta pelatihan
Narasumber
Handout Penyampaian
materi
tentang gizi keluarga
Ceramah
Microphone
Diskusi
LCD Handout
Pelatihan
dari
materi Ceramah
berupa praktik : -
Diskusi
Cara mengukur berat badan
dan
tinggi/panjang badan bayi dan balita -
Cara pengisian KMS
15.30-18.00
(Kartu
WITA
Sehat). -
Menuju
Cara
pemberian
imunisasi -
Tahapan
pemberian
MP-ASI -
Upaya
peningkatan
gizi keluarga.
Microphone LCD Handout
VII. Materi Pelatihan Kader (terlampir) Materi yang diberikan berupa : 1. Materi tentang penimbangan berat badan bayi dan balita dengan dacin atau dengan timbangan digital, mengukur tinggi atau panjang badan dengan microtoa ataupun dengan lengthboard, dan praktiknya. 2. Materi tentang pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat) baik laki-laki maupun perempuan, dan praktiknya. 3. Materi tentang pemberian imunisasi bagi bayi maupun balita, dan praktiknya. 4. Materi tentang keterampilan pemberian MP-ASI. 5. Materi tentang upaya peningkatan gizi keluarga, dan parktiknya berupa penyuluhan ataupun konseling.
VIII. Narasumber Pelatihan Kader
Narasumber pelatihan kader ini ialah dari Mahasiswa Jurusan Gizi semester IV Poltekkes Kemenkes Mataram yang melakukan kegiatan Praktek Bina Lingkungan (PBL) di wilayah
SUMBER PUSTAKA
Saminedi. Pelatihan kader Posyandu, 31 Oktober, 2012. http://nusapenida2.diskesklungkung.net/?p=460. Diakses 7 Juli 2013.