PT PLN (Persero)
SUTT - SUTET
Listrik untuk kehidupan yang lebih baik
1
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR 4
DAFTAR TABEL 7
PENDAHULUAN 8
BAB I 9
KOMPONEN & FUNGSI DAN FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS (FMEA) 9
SUTT / SUTET 9
I.1 PRIMARY 9
I.1.1 Current carrying ( Pembawa Arus ) 9
I.1.1.1 Bare Conductor OHL (Termasuk ACSR, TACSR dan ACCC) 9
I.1.1.2 Conductor Joint ( Midspan Joint ) 14
I.1.1.3 Jumper Joint 16
I.1.1.4 Jumper Conductor (konduktor jumper) 16
I.1.2 INSULATION (ISOLASI) 17
I.1.2.1 Ceramic Insulator (Insulator keramik) 17
I.1.2.2 Non – ceramic insulator 18
I.1.2.3 Isolasi Udara ( Ground Clearance ) Disekitar Kawat Penghantar 24
I.1.3 STRUCTURE (STRUKTUR) 25
I.1.4 JUNCTION (PENGHUBUNG) 36
1.2.1. PROTECTION 43
1.2.1.1 Pengaman dari Gangguan Petir 43
1.2.1.1.1 Kawat Ground Steel Wire (GSW ) / Optic Ground Wire (OPGW) 43
1.2.1.1.2 Jumper GSW 45
1.2.1.1.3 Arcing Horn 45
1.2.1.1.4 Transmision Line Arrester (TLA) 46
1.2.1.1.5 Konduktor Penghubung 49
1.2.1.1.6 Rod Pentanahan ( Grounding) 49
1.2.1.2 Pengaman Dari Getaran / Stres Mekanis yang ditimbulkan oleh angin 51
1.2.1.2.1 Spacer 51
1.2.1.2.2 Armour Rod 51
1.2.1.2.3 Counter Weight 52
1.2.1.2.4 Vibration damper 52
1.2.1.3 Pengaman dari ancaman / kemungkinan gangguan akibat manusia 52
1.2.1.3.1 ACD (Anti Climbing Device) / Penghalang Panjat 52
1.2.1.3.2 Plat Rambu Bahaya 53
1.2.1.4 Pengaman dari Kemungkinan Gangguan Luar (pesawat udara, terjun payung) 53
1.2.1.4.1 Bola rambu 53
1.2.1.4.2 Pengaman dari urat konduktor putus 54
1.2.1.5 MONITORING 55
1.2.1.5.1 Plat informasi tower 55
1.2.1.5.2 Tangga panjat (step bolt) 56
1.2.1.6 FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) 56
1.2.1.6.1 PROSEDUR PEMBUATAN FMEA 57
1.2.1.6.1 FMEA SUTT / SUTET 58
BAB II 67
PEDOMAN PEMELIHARAAN SUTT / SUTET 67
II.1 PEMELIHARAAN PREVENTIF (PREVENTIVE MAINTENANCE) 68
II.1.1 PEMELIHARAAN RUTIN (ROUTINE MAINTENANCE) 68
II.1.1.1 In Service Visual Inspection 68
II.1.2 PREDICTIVE MAINTENANCE 78
II.1.2.1 In Service Measurement 78
II.1.2.2 Shutdown Testing / Measurement 92
II.1.3 PEMELIHARAAN PASCA GANGGUAN 93
II.1.4 CORRECTIVE MAINTENACE 93
II.1.4.1 PLANNED 94
II.1.4.2 UNPLANNED 94
BAB III 95
EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN SUTT / SUTET 95
III.1 METODE EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN SUTT / SUTET 95
III.2 STANDAR EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN SUTT / SUTET 96
III.2.1 IN SERVICE VISUAL INSPECTION 97
III.2.2 PENGUJIAN THERMOVISI 104
III.2.3 PENGUJIAN KORONA 105
III.2.4 PENGUJIAN PUNCTURE (KEBOCORAN) INSULATOR 106
III.2.5 PENGUJIAN RESISTANSI PENTANAHAN TOWER 107
III.2.6 DOWNLOAD TLA (ARRESTER CONDITION MONITORING) 107
BAB IV 109
REKOMENDASI HASIL PEMELIHARAAN SUTT / SUTET 109
IV.1 REKOMENDASI HASIL PEMELIHARAAN RUTIN 109
IV.2 REKOMENDASI PENGUJIAN THERMOVISI 115
IV.3 REKOMENDASI PENGUJIAN KORONA 116
IV.4 REKOMENDASI PENGUJIAN PUNCTURE (KEBOCORAN) INSULATOR 116
IV.5 REKOMENDASI PENGUJIAN RESISTANSI PENTANAHAN TOWER 117
IV.6 REKOMENDASI HASIL DOWNLOAD TLA 117
DAFTAR PUSTAKA 119
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Konduktor 11
Gambar 2 : Konduktor Jenis TACSR 11
Gambar 3 : Bagian Bagian ACCC 13
Gambar 4 : Bagian sambungan konduktor penghantar (a) Selongsong Steel (b) Selongsong alumunium (c) Selongsong steel ACCC (d) Selongsong alumunium ACCC 15
Gambar 5 : Jumper Joint 16
Gambar 6 : Jumper Conduktor 16
Gambar 7 : Ceramic Insulator 17
Gambar 8 : Insulator gelas / kaca 19
Gambar 9 : Insulator polymer 19
Gambar 10 : Insulator piring (a) tipe clevis (b) tipe ball-and-socket 20
Gambar 11 : Komponen insulator piring tipe ball-and-socket 20
Gambar 12 : Insulator post 21
Gambar 13 : Insulator long rod 21
Gambar 14 : Insulator "I" string 22
Gambar 15 : Insulator "V" string 22
Gambar 16 : Insulator horizontal string 22
Gambar 17 : Insulator single string 23
Gambar 18 : Insulator double string 23
Gambar 19 : Insulator quadruple 23
Gambar 20: Tiang sudut 25
Gambar 21: Tiang transposisi 26
Gambar 22: Tiang portal 27
Gambar 23: Tiang kombinasi 27
Gambar 24: Konstruksi tiang pole 28
Gambar 25: Palang poligonal lengkung (davit) 29
Gambar 26: Palang poligonal lurus 30
Gambar 27: traverse lurus 30
Gambar 28: Tiang delta 31
Gambar 29: Tiang zig-zag 31
Gambar 30: Tiang piramida 32
Gambar 31: Konstruksi tiang lattice 32
Gambar 32 : Mur dan baut tower 33
Gambar 33 : Pondasi normal 34
Gambar 34 : Pondasi spesial (pancang) 34
Gambar 35 : Halaman tower 35
Gambar 36 : Leg tower 35
Gambar 37 : Suspension clamp 36
Gambar 38 : Strain Clamp 37
Gambar 39 : Compression dead end press 37
Gambar 40 : Socket clevis 37
Gambar 41 : Bolt clevis 38
Gambar 42 : Triangle plate 38
Gambar 43 : Triangle plate link 38
Gambar 44 : Square plate 39
Gambar 45 : Shackle 39
Gambar 46 : Turnbucle / span scrup 39
Gambar 47 : Link adjuster 40
Gambar 48 : Triangle plate 40
Gambar 49 : Socket link bolt 40
Gambar 50 : Extention link 41
Gambar 51 : Shackle 41
Gambar 52 : Adjuster plate 41
Gambar 53 : Ball & pin insulator 42
Gambar 54: suspension clamp GSW 42
Gambar 55: joint GSW 42
Gambar 56 : Kawat GSW/OPGW 44
Gambar 57 : Jumper GSW, Kawat GSW/OPGW 45
Gambar 58 : Arcing horn sisi penghantar 46
Gambar 59 : Arcing horn sisi tower 46
Gambar 60 : Bentuk lain arching horn 46
Gambar 61 : TLA 47
Gambar 62 : Konduktor penghubung, kawat GSW/OPGW ke tanah 49
Gambar 63 : Pentanahan tower 50
Gambar 64 : (a) Spacer 4 konduktor, (b) Spacer 2 konduktor 51
Gambar 65 : Armour rod 52
Gambar 66 : Counter weight 52
Gambar 67 : Damper 52
Gambar 68 : ACD (Anti Climbing Device) / penghalang panjat 53
Gambar 69 : Plat rambu Bahaya 53
Gambar 70 : Bola rambu 54
Gambar 71 : Lampu penerbangan Tower 54
Gambar 72 : Repair sleeve 55
Gambar 73 : Armour rod span 55
Gambar 74 : Plat informasi tower 56
Gambar 75 : Step bolt 56
Gambar 76 : Flowchart prosedur pembuatan FMEA 57
Gambar 77 : Metode Pemeliharaan SUTT/SUTET 67
Gambar 78 : Spektrum elektomagnet 79
Gambar 79 : Thermovisi 80
Gambar 80 : Tampilan Thermal Image 81
Gambar 81 : Korona 82
Gambar 82 : Urat dari konduktor yang putus 83
Gambar 83 : Insulator yang tidak terpasang korona ring 84
Gambar 84 : Peralatan yang kendor 84
Gambar 85 : Korosi pada insulator 84
Gambar 86 : Shorted insulator 85
Gambar 87 : Gap discharge pada insulator 85
Gambar 88 : Prinsip kerja peralatan deteksi korona 86
Gambar 89 : Alat Uji Puncture Test 87
Gambar 90 : Alat Uji ITECE 88
Gambar 91 : Pengujian resistansi pentanahan tower 88
Gambar 92 : (a) file notepad download data arus petir (b) tabel arus petir (c) Grafik dari tabel leakage current / arus bocor 90
Gambar 93 : Alur pengambilan keputusan evaluasi hasil pemeliharaan SUTT/SUTET 95
Gambar 94 : Diagram alir pengambilan keputusan 105
Gambar 95 : Contoh Hasil Pengujian Puncture Insulator 106
Gambar 96 : Hasil Download data TLA (salah satu contoh peralatan terpasang di Transmisi PLN) 108
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Daftar konduktor yang dipergunakan untuk SUTT / SUTET 12
Tabel 2 : Daftar konduktor Jenis ACCC 14
Tabel 3 : Standar jarak aman / ROW 24
Tabel 4 : Fungsi SUTT/SUTET 58
Tabel 5 : Sub Sistem SUTT/SUTET serta Fungsinya 58
Tabel 6 : Komponen dan Sub Komponen SUTT/SUTET 59
Tabel 7 : FMEA Sub Sistem Current Carrying (Pembawa Arus) 62
Tabel 8 : FMEA Sub Sistem Insulation 63
Tabel 9 : FMEA Sub Sistem Structure 64
Tabel 10 : FMEA Sub Sistem Junction 64
Tabel 11 : FMEA Sub Sistem Secondary 65
Tabel 12 : FMEA Sub Sistem Monitoring 66
Tabel 13 : Ground Patrol 69
Tabel 14 : Climb up inspection 73
Tabel 15 : Detektor infra merah 79
Tabel 16 : In service Measurement SUTT/SUTET 90
Tabel 17 : Shutdown Testing / Measurement SUTT/SUTET 92
Tabel 18 : Standar evaluasi In Service Visual Inspection 97
Tabel 19 : Standar evaluasi pengujian thermovisi 104
Tabel 20 : Standar evaluasi pengujian korona 105
Tabel 21 : Standar evaluasi pengujian resistansi pentanahan tower 107
Tabel 22 : Rekomendasi hasil pemeliharaan rutin 109
Tabel 23 : Rekomendasi pengujian thermovisi 115
Tabel 24 : Rekomendasi pengujian korona 116
Tabel 25 : Rekomendasi pengujian puncture (kebocoran) insulator Chance, isolometer Terex Ritz dan Positron Canada 116
Tabel 26 : Rekomendasi pengujian resistansi pentanahan tower 117
Tabel 27 : Rekomendasi pengujian korona 117
PENDAHULUAN
Dalam Perusahaan Tenaga Listrik pemeliharaan sarana instalasi memegang peranan sangat penting dalam menunjang kualitas dan keandalan penyediaan tenaga listrik kepada konsumen. Pemeliharaan sarana instalasi adalah salah satu proses kegiatan yang bertujuan menjaga kondisi peralatan, sehingga dalam pengoperasiannya peralatan dapat selalu berfungsi sesuai dengan karakteristik desainnya.
Selama ini pemeliharaan sarana instalasi listrik yang dilaksanakan di PT PLN (Persero) mengacu pada Buku Pedoman Pemeliharaan Sistem Tenaga Tahun 1984 sesuai SE_032 /PST/1984 beserta revisi-revisinya dan petunjuk pemeliharaan pada manual books masing-masing peralatan yang masih menggunakan pola Pemeliharaan Berbasis Waktu (Time Based Maintenance). Seiring dengan perjalanan waktu, perkembangan teknologi dan dimulainya penerapan pola Pemeliharaan Berbasis Kondisi (Condition Based Maintenance) di PT PLN (Persero), maka dirasa perlu adanya Buku Pedoman Pemeliharaan dan Asesmen Kondisi Peralatan Sistem Tenaga baru yang dapat mengakomodasi perubahan-perubahan yang terjadi.
Buku Pedoman Pemeliharaan dan Asesmen Kondisi Peralatan Sistem Tenaga ini mencakup Komponen dan Fungsi Peralatan, Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), Pedoman Pemeliharaan SUTT / SUTET dan Evaluasi Hasil Pemeliharaan sebagai dasar asesmen kondisi peralatan serta Rekomendasi untuk acuan tindak lanjut kondisi peralatan. Dengan terbitnya buku ini dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari kegiatan pemeliharaan itu sendiri serta merubah pola pemeliharaan di PT PLN (Persero) yang tadinya menggunakan Time Based Maintenance 80% dan Corrective Maintenance 20% menjadi pola pemeliharaan yang menggunakan Time Based Maintenance 40%, Condition Based Maintenance 50% dan Corrective Maintenance 10% sehingga mempunyai nilai lebih untuk menjadi sistem pemeliharaan yang berstandar nasional.
BAB I
KOMPONEN & FUNGSI DAN FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS (FMEA)
SUTT / SUTET
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No. 01.P/47/MPE/1992 tanggal 07 Februari 1992 Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) adalah saluran tenaga listrik yang menggunakan kawat telanjang (penghantar) diudara bertegangan diatas 35 s/d 245 kV sesuai standar dibidang ketenagalistrikan ( Pasal 1 Ayat 3), dan dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) adalah saluran tenaga listrik yang menggunakan kawat telanjang (penghantar) diudara bertegangan diatas 245 kV sesuai standar dibidang ketenagalistrikan (Pasal 1 ayat 4).
PRIMARY
Berdasarkan fungsi dari tiap-tiap komponennya, sistem transmisi SUTT / SUTET dikelompokkan sebagai berikut :
Current Carrying / Pembawa Arus
Insulation / Isolasi
Structure / Struktur
Junctions / Penghubung
Current carrying ( Pembawa Arus )
Komponen yang termasuk dalam fungsi pembawa arus adalah komponen SUTT / SUTET yang berfungsi dalam proses penyaluran arus listrik dari Pembangkit ke GI / GITET atau dari GI / GITET ke GI / GITET lainnya.
Komponen-komponen yang termasuk fungsi pembawa arus, yaitu :
Bare Conductor OHL (Termasuk ACSR, TACSR dan ACCC)
Sebagai media pembawa arus pada SUTT / SUTET dengan kapasitas arus sesuai spesifikasi atau ratingnya yang direntangkan lewat tiang-tiang SUTT / SUTET melalui insulator-insulator sebagai penyekat konduktor dengan tiang.
Pada tiang tension, konduktor dipegang oleh strain clamp / compression dead end clamp, sedangkan pada tiang suspension dipegang oleh suspension clamp.
Bahan konduktor yang dipergunakan untuk saluran energi listrik perlu memiliki sifat sifat sebagai berikut :
Konduktivitas tinggi
Kekuatan tarik mekanik tinggi
Berat jenis yang rendah
Ekonomis
Lentur / tidak mudah patah
Biasanya konduktor pada SUTT / SUTET merupakan konduktor berkas (stranded) atau serabut yang dipilin, agar mempunyai kapasitas yang lebih besar dibanding konduktor pejal dan mempermudah dalam penanganannya.
Jenis-jenis konduktor berdasarkan bahannya :
Konduktor jenis tembaga (BC : Bare copper)
Konduktor ini merupakan penghantar yang baik karena memiliki konduktivitas tinggi dan kekuatan mekanik yang cukup baik.
Konduktor jenis aluminium
Konduktor dengan bahan aluminium lebih ringan daripada konduktor jenis tembaga, konduktivitas dan kekuatan mekaniknya lebih rendah. Jenis-jenis konduktor alumunium antara lain :
Konduktor ACSR (Alumunium Conductor Steel Reinforced)
Konduktor jenis ini, bagian dalamnya berupa steel yang mempunyai kuat mekanik tinggi, sedangkan bagian luarnya berupa aluminium yang mempunyai konduktivitas tinggi. Karena sifat elektron lebih menyukai bagian luar konduktor daripada bagian sebelah dalam konduktor, maka pada sebagian besar SUTT maupun SUTET menggunakan konduktor jenis ACSR.
Untuk daerah yang udaranya mengandung kadar belerang tinggi dipakai jenis ACSR/AS, yaitu konduktor jenis ACSR yang konduktor steelnya dilapisi dengan aluminium.
Gambar 1 : Konduktor
Gambar 1 : Konduktor
Konduktor jenis TACSR (Thermal Aluminium Conductor Steel Reinforced)
Pada saluran transmisi yang mempunyai kapasitas penyaluran / beban sistem tinggi maka dipasang konduktor jenis TACSR. Konduktor jenis ini mempunyai kapasitas lebih besar tetapi berat konduktor tidak mengalami perubahan yang banyak, tapi berpengaruh terhadap sagging.
Gambar 2 : Konduktor Jenis TACSR
Tabel 1 Daftar konduktor yang dipergunakan untuk SUTT / SUTET
c. Konduktor jenis ACCC
Konduktor jenis ini, bagian dalamnya berupa composite yang mempunyai kuat mekanik tinggi, dikarenakan tidak dari bahan konduktif, maka bahan ini tidak mengalami pemuaian saat dibebani arus maupun tegangan. Untuk konduktor jenis ini tidak mengalami korosi cocok untuk daerah pinggir pantai, sedangkan bagian luarnya berupa aluminium yang mempunyai konduktivitas tinggi. Konduktor jenis ini dipilih karena memiliki karakteristik high conductivity & low sag conductor.
Gambar 3 : Bagian Bagian ACCC
Keunggulan Konduktor ACCC :
Daya Hantar :
Konduktor ACCC dapat menyalurkan arus dua kali lipat dibanding Konduktor biasa / konvensional.
Core/Inti yang lebih ringan memungkinkan penambahan luas aluminium sampai 28 % tanpa penambahan berat.
Mengurangi Losses
Pada kondisi beban sama mengurangi losses 30 sampai 40% dibanding konduktor dengan diamater dan berat yang sama
Kekuatan Berat
Hybrid Carbon Composite Core lebih kuat dan lebih ringan dari steel core / inti baja
Bentang lebih Panjang
Lebih kuat dan dimensi yang stabil memungkinkan span lebih panjang atau tower yg lebih rendah.
Jenis – Jenis ACCC :
Tabel 2 : Daftar konduktor Jenis ACCC
Conductor Joint ( Midspan Joint )
Sambungan konduktor adalah material untuk menyambung konduktor penghantar yang cara penyambungannya dengan alat press tekanan tinggi.
Sambungan (joint) harus memenuhi beberapa syarat antara lain :
Konduktivitas listrik yang baik
Kekuatan mekanik yang besar
Ada 2 jenis teknik penyambungan konduktor penghantar ACSR, TACSR & ACCC, yaitu :
Sambungan dengan puntiran (sekarang sudah jarang dipergunakan)
Sambungan dengan press
Sambungan konduktor penghantar dengan press terdiri dari :
Selongsong steel, berfungsi untuk menyambung steel atau bagian dalam konduktor penghantar ACSR & TACSR.
Selongsong aluminium berfungsi untuk menyambung aluminium atau bagian luar konduktor penghantar ACSR & TACSR.
Selongsong steel, berfungsi untuk menyambung Composite Carbon dalam konduktor penghantar ACCC.
Selongsong aluminium berfungsi untuk menyambung aluminium atau bagian luar konduktor penghantar ACCC.
(a) (b)
(c)
(d)
Gambar 4 : Bagian sambungan konduktor penghantar (a) Selongsong Steel (b) Selongsong alumunium (c) Selongsong steel ACCC (d) Selongsong alumunium ACCC
Penempatan midspan joint harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Diusahakan berada di tengah-tengah gawang atau bagian terendah dari andongan konduktor.
Tidak boleh berada di dekat tower tension
Tidak boleh di atas jalan raya, rel KA, SUTT, dll
Jumper Joint
Berfungsi sebagai pembagi arus pada titik sambungan konduktor.
Gambar 5 : Jumper Joint
Jumper Conductor (konduktor jumper)
Jumper Conductor digunakan sebagai penghubung konduktor pada tiang tension. Besar penampang, jenis bahan, dan jumlah konduktor pada konduktor penghubung disesuaikan dengan konduktor yang terpasang pada SUTT / SUTET tersebut.
Jumper ConductorKonduktor penghubung
Jumper Conductor
Konduktor penghubung
Gambar 6 : Jumper Conduktor
Jarak Jumper conductor dengan tiang diatur sesuai tegangan operasi dari SUTT / SUTET konduktor pada tiang tension SUTET umumnya dipasang counter weight sebagai pemberat agar posisi dan bentuk konduktor penghubung tidak berubah. Pada tiang tertentu perlu dipasang insulator support untuk menjaga agar jarak antara konduktor penghubung dengan tiang tetap terpenuhi.
Untuk menjaga jarak dan pemisah antar Jumper Conductor pada konfigurasi 2 konduktor atau 4 konduktor perlu dipasang twin spacer ataupun quad spacer.
INSULATION (ISOLASI)
Insulation berfungsi untuk mengisolasi bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan / ground, baik saat normal continous operation dan saat terjadi surja (termasuk petir) didalam saluran transmisi.
Insulation pada SUTT / SUTET dibagi menjadi 3, yaitu :
Ceramic Insulator
Non – ceramic insulator
Isolasi udara ( ground clearance ) disekitar kawat penghantar.
Ceramic Insulator (Insulator keramik)
Ceramic insulator adalah media penyekat antara bagian yang bertegangan dengan yang tidak bertegangan atau ground secara elektrik dan mekanik. Pada SUTT / SUTET, insulator berfungsi untuk mengisolir konduktor fasa dengan tower / ground.
Gambar 7 : Ceramic Insulator
Sesuai fungsinya, insulator yang baik harus memenuhi sifat :
Karakteristik elektrik
Insulator mempunyai ketahanan tegangan impuls petir pengenal dan tegangan kerja, tegangan tembus minimum sesuai tegangan kerja dan merupakan bahan isolasi yang diapit oleh logam sehingga merupakan kapasitor. Kapasitansinya diperbesar oleh polutan maupun kelembaban udara di permukaannya. Apabila nilai isolasi menurun akibat dari polutan maupun kerusakan pada insulator, maka akan tejadi kegagalan isolasi yang akhirnya dapat menimbulkan gangguan.
Karakteristik mekanik
Insulator harus mempunyai kuat mekanik guna menanggung beban tarik konduktor penghantar maupun beban berat insulator dan konduktor penghantar.
Insulator Menurut Material :
Insulator keramik
Insulator keramik terbuat dari bahan porselen yang mempunyai keunggulan tidak mudah pecah, tahan terhadap cuaca. Dalam penggunaannya insulator ini harus di glasur. Warna glasur biasanya coklat, dengan warna lebih tua atau lebih muda. Hal itu juga berlaku untuk daerah dimana glasur lebih tipis dan lebih terang, sebagai contoh pada bagian tepi dengan radius kecil. Daerah yang di glasur harus dilingkupi glasur halus dan mengkilat, bebas dari retak dan cacat lain.
Non – ceramic insulator
a. Insulator gelas / kaca
Digunakan hanya untuk insulator jenis piring. Bagian gelas harus bebas dari lubang atau cacat lain termasuk adanya gelembung dalam gelas. Warna gelas biasanya hijau, dengan warna lebih tua atau lebih muda. Jika terjadi kerusakan insulator gelas mudah dideteksi.
Gambar 8 : Insulator gelas / kaca
b. Insulator Polymer.
Insulator polymer dilengkapi dengan mechanical load-bearing fiberglass rod, yang diselimuti oleh weather shed polimer untuk mendapatkan nilai kekuatan eletrik yang tinggi.
Komponen utama dari insulator polymer yaitu :
End fittings
Corona ring(s)
Fiberglass-reinforced plastic rod
Interface between shed and sleeve
Weather shed
Gambar 9 : Insulator polymer
Insulator Menurut Bentuk :
Insulator piring
Dipergunakan untuk insulator penegang dan insulator gantung, dimana jumlah piringan insulator disesuaikan dengan tegangan sistem.
Gambar 10 : Insulator piring (a) tipe clevis (b) tipe ball-and-socket
Gambar 11 : Komponen insulator piring tipe ball-and-socket
Insulator tipe post
Dipergunakan sebagai tumpuan dan memegang bagi konduktor diatasnya untuk pemasangan secara vertikal dan sebagai insulator dudukan. Biasanya terpasang pada tower jenis pole atau pada tiang sudut. Dipergunakan untuk memegang dan menahan konduktor untuk pemasangan secara horizontal.
Gambar 12 : Insulator post
Insulator long rod
Insulator long rod adalah insulator porselen atau komposit yang digunakan untuk beban tarik.
Gambar 13 : Insulator long rod
Insulator Menurut Pemasangan :
"I" string
Gambar 14 : Insulator "I" string
"V" string
Gambar 15 : Insulator "V" string
Horizontal string
Gambar 16 : Insulator horizontal string
Single string
Gambar 17 : Insulator single string
Double string
Gambar 18 : Insulator double string
Quadruple
Gambar 19 : Insulator quadruple
Isolasi Udara ( Ground Clearance ) Disekitar Kawat Penghantar
Isolasi udara berfungsi untuk mengisolasi antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan / ground dan antar fasa yang bertegangan secara elektrik. Kegagalan fungsi isolasi udara disebabkan karena breakdown voltage yang terlampaui (jarak yang tidak sesuai, perubahan nilai tahanan udara, tegangan lebih), dan isolasi udara (ground clearance) mempunyai jarak bebas minimum yaitu jarak terpendek antara penghantar SUTT / SUTET dengan permukaan tanah, benda benda dan kegiatan lain disekitarnya, yang mutlak tidak boleh lebih pendek dari yang telah ditetapkan demi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya serta juga keamanan operasi SUTT / SUTET (Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No. 01.P/47/MPE/1992 tanggal 07 Februari 1992, pasal 1 ayat 9)
Tabel 3 : Standar jarak aman / ROW
No
Lokasi
SUTT
SUTT
SUTET 500 kV
66
kV
150
kV
Sirkuit Ganda
Sirkuit Tunggal
(m)
(m)
(m)
(m)
1
Lapangan Terbuka
6,5
7,5
10
11
2
Daerah Dengan Keadaan Tertentu
2.1.
Bangunan tidak tahan api
12,5
13,5
14
15
2.2.
Bangunan tahan api
3,5
4,5
8,5
8,5
2.3.
Lalu lintas / jalan raya
8
9
15
15
2.4.
Pohon-pohon pada umumnya, hutan dan perkebunan
3,5
4,5
8,5
8,5
2.5.
Lapangan olahraga
12,5
13,5
14
15
2.6.
SUTT lainnya, penghantar tegangan rendah, jaringan telekomunikasi, antena radio, antena televisi, dan kereta gantung
3
4
8,5
8,5
2.7.
Rel kereta biasa
8
9
15
15
2.8.
Jembatan besi, rangka besi penahan penghantar, kereta listrik terdekat dan sebagainya
3
4
8,5
8,5
2.9.
Titik tertinggi tiang kapal pada kedudukan air pasang tertinggi pada lalu lintas air
3
4
8,5
8,5
STRUCTURE (STRUKTUR)
Komponen utama dari Fungsi structure pada sistem transmisi SUTT / SUTET adalah Tiang (Tower). Tiang adalah konstruksi bangunan yang kokoh untuk menyangga / merentang konduktor penghantar dengan ketinggian dan jarak yang aman bagi manusia dan lingkungan sekitarnya dengan sekat insulator.
Structure terbagi dalam 3 bagian, yaitu:
Bracing Tower (Besi siku Tower)
Rangkaian Bracing tower membentuk struktur tower yang berfungsi menjaga dan mempertahankan kawat penghantar pada jarak ground clearance tertentu sehingga proses transmisi daya berlangsung kontinyu.
Tiang / Tower Menurut Fungsi :
Tiang penegang (tension tower)
Tiang penegang disamping menahan gaya berat juga menahan gaya tarik dari konduktor-konduktor saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) atau Ekstra Tinggi (SUTET). Tiang penegang terdiri dari :
Tiang sudut (angle tower)
Tiang sudut adalah tiang penegang yang berfungsi menerima gaya tarik akibat perubahan arah Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) atau Ekstra Tinggi (SUTET).
Gambar 20: Tiang sudut
Tiang akhir (dead end tower)
Tiang akhir adalah tiang penegang yang direncanakan sedemikian rupa sehingga kuat untuk menahan gaya tarik konduktor-konduktor dari satu arah saja. Tiang akhir ditempatkan di ujung Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) atau Ekstra Tinggi (SUTET) yang akan masuk ke switch yard Gardu Induk.
Tiang penyangga (suspension tower)
Tiang penyangga untuk mendukung / menyangga dan harus kuat terhadap gaya berat dari peralatan listrik yang ada pada tiang tersebut.
Tiang penyekat (section tower)
Yaitu tiang penyekat antara sejumlah tower penyangga dengan sejumlah tower penyangga lainnya karena alasan kemudahan saat pembangunan (penarikan konduktor), umumnya mempunyai sudut belokan yang kecil.
Tiang transposisi
Adalah tiang penegang yang berfungsi sebagai tempat perpindahan letak susunan phasa konduktor-konduktor Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) atau Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET).
Gambar 21: Tiang transposisi
Tiang portal (gantry tower)
Yaitu tower berbentuk portal digunakan pada persilangan antara dua saluran transmisi yang membutuhkan ketinggian yang lebih rendah untuk alasan tertentu (bandara, tiang crossing). Tiang ini dibangun di bawah saluran transmisi eksisting.
Gambar 22: Tiang portal
Tiang kombinasi (combined tower)
Yaitu tower yang digunakan oleh dua buah saluran transmisi yang berbeda tegangan operasinya.
Gambar 23: Tiang kombinasi
Tiang Menurut Bentuk :
Tiang pole
Konstruksi SUTT dengan tiang beton atau tiang baja, pemanfaatannya digunakan pada perluasan SUTT dalam kota yang padat penduduk dan memerlukan lahan relatif sempit.
Berdasarkan materialnya, terbagi menjadi :
Tiang pole baja
Tiang pole beton
Gambar 24: Konstruksi tiang pole
Konstruksi tiang pole terdiri dari 3 bagian utama yaitu :
Tiang
Tiang adalah bagian utama dari tiang pole yang berfungsi sebagai penopang dari palang dan insulator. Untuk pemakaian pada saluran dengan jarak rentang yang panjang (menyeberang sungai, lembah dan sebagainya), digunakan tiang khusus yang konstruksi dan dimensinya dibuat lebih besar serta lebih kuat dari pada jenis tiang yang standar.
Tiang baja terbuat dari high steel yang berpenampang poligonal atau bulat, sedangkan tiang beton terbuat dari beton pra-tekan berpenampang bulat.
Palang (travers)
Jenis palang yang digunakan :
palang poligonal lengkung (davit)
Gambar 25: Palang poligonal lengkung (davit)
palang poligonal lurus
Gambar 26: Palang poligonal lurus
Traverse davit dan Traverse poligonal lurus dipergunakan untuk SUTT tiang tunggal. Sedangkan untuk SUTT tiang ganda menggunakan traverse lurus.
Gambar 27: traverse lurus
Bahan palang terbuat dari bahan baja mutu ASTM A-572 dengan minimum Grade 50 dan digalvanis.
Tiang kisi – kisi (Lattice Tower)
Terbuat dari baja profil, disusun sedemikian rupa sehingga merupakan suatu menara yang telah diperhitungkan kekuatannya disesuaikan dengan kebutuhannya. Berdasarkan susunan / konfigurasi penghantarnya dibedakan menjadi 3 (tiga) kelompok besar, yaitu :
Tiang delta (delta tower)
Gambar 28: Tiang delta
Tiang zig-zag (zig-zag tower)
Gambar 29: Tiang zig-zag
Tiang piramida (pyramid tower)
Gambar 30: Tiang piramida
Bagian-Bagian Tiang Kisi-kisi :
Gambar 31: Konstruksi tiang lattice
Mur dan Baut Tower
Mur dan baut tower berfungsi menyatukan bracing sehingga membentuk konstruksi tower.
Gambar 32 : Mur dan baut tower
Pondasi
Pondasi Lattice Tower
Pondasi adalah konstruksi beton bertulang untuk mengikat kaki tower (stub) dengan bumi. Jenis pondasi tower beragam menurut kondisi tanah tempat tapak tower berada dan beban yang akan ditanggung oleh tower. Pondasi tower yang menanggung beban tarik (tension) dirancang lebih kuat / besar daripada tower tipe suspension.
Jenis pondasi :
Normal, dipilih untuk daerah yang dinilai cukup keras tanahnya.
Spesial : Pancang (fabrication dan cassing), dipilih untuk daerah yang lembek / tidak keras sehingga harus diupayakan mencapai tanah keras yang lebih dalam.
Raft, dipilih untuk daerah berawa / berair.
Auger, dipilih karena mudah pengerjaannya dengan mengebor dan mengisinya dengan semen.
Rock drilled, dipilih untuk daerah berbatuan.
Stub adalah bagian paling bawah dari kaki tower, dipasang bersamaan dengan pemasangan pondasi dan diikat menyatu dengan pondasi. Bagian atas stub muncul dipermukaan tanah sekitar 0,5 sampai 1 meter dan dilindungi semen serta dicat agar tidak mudah berkarat.
Pemasangan stub paling menentukan mutu pemasangan tower, karena harus memenuhi syarat :
Jarak antar stub harus benar
Sudut kemiringan stub harus sesuai dengan kemiringan kaki tower
Level titik hubung stub dengan kaki tower tidak boleh beda 2 mm (milimeter).
Gambar 33 : Pondasi normal
Gambar 34 : Pondasi spesial (pancang)
Halaman tower adalah daerah tapak tower yang luasnya diukur dari proyeksi keatas tanah galian pondasi. Biasanya antara 3 hingga 8 meter di luar stub tergantung pada jenis tower.
Gambar 35 : Halaman tower
Kaki tower (leg)
Leg adalah kaki tower yang terhubung antara stub dengan tower body. Pada tanah yang tidak rata perlu dilakukan penambahan atau pengurangan tinggi leg. Tower Body harus tetap sama tinggi permukaannya.
Pengurangan leg ditandai : -1; -2; -3
Penambahan leg ditandai : +1; +2; +3
Gambar 36 : Leg tower
Pondasi tiang pole
Jenis pondasi yang digunakan pada tiang pole adalah :
Pondasi bor yang terdiri atas :
Pondasi bor poros lurus
Pondasi bor tanam langsung
Pondasi beton bertulang dengan baut angkur, yang terdiri atas :
Pondasi beton bertulang dengan tiang pancang
Pondasi beton bertulang tanpa tiang pancang
JUNCTION (PENGHUBUNG)
Berfungsi menghubungkan sub sistem Current carrying (pembawa arus), sub sistem insulation (isolasi) dan subsistem structure (struktur). Junction pada sistem transmisi SUTT / SUTET adalah semua komponen pendukung fungsi pembawa arus, isolasi dan struktur. Berdasarkan perannya sebagai komponen pendukung, junction terbagi atas :
Menghubungkan subsistem Current carrying (pembawa arus) dengan subsistem insulation (isolasi), terdiri atas :
Suspension Clamp
Suspension clamp adalah alat yang dipasangkan pada konduktor penghantar ke perlengkapan insulator gantung, yang berfungsi untuk memegang konduktor penghantar pada tiang suspension.
Gambar 37 : Suspension clamp
Strain clamp
Strain clamp adalah alat yang dipasangkan pada konduktor penghantar ke perlengkapan insulator penegang, yang berfungsi untuk memegang konduktor penghantar pada tower tension.
Gambar 38 : Strain Clamp
Dead end compression
Komponen ini berfungsi sebagai pemegang konduktor pada tower tension.
Gambar 39 : Compression dead end press
Socket clevis
Komponen ini berfungsi untuk menghubungkan bolt insulator dengan hot yoke pada tower tension / suspension.
Gambar 40 : Socket clevis
Bolt clevis
Komponen ini berfungsi untuk menghubungkan socket insulator dengan link.
Gambar 41 : Bolt clevis
Triangle plate
Komponen ini berfungsi untuk pemegang /penahan konduktor pada tower suspension.
Gambar 42 : Triangle plate
Triangle Plate link
Komponen ini berfungsi sebagai penghubung antara triangle plate dengan suspension clamp
Gambar 43 : Triangle plate link
Square plate
Komponen ini berfungsi untuk pemegang /penahan konduktor pada tower suspension double konduktor maupun Tower tension
Gambar 44 : Square plate
Shackle
Komponen ini berfungsi untuk menghubungkan link dengan tower.
Gambar 45 : Shackle
Turnbucle ( span scrup )
Komponen ini berfungsi untuk mengatur kekencangan / kekendoran tarikan konduktor / konduktor.
Gambar 46 : Turnbucle / span scrup
Link adjuster
Komponen ini berfungsi untuk menghubungkan yoke dengan konduktor dan memperoleh sagging yang diinginkan.
Gambar 47 : Link adjuster
Menghubungkan subsistem insulation (isolasi) dengan subsistem structure (struktur), terdiri atas :
Triangle plate
Komponen ini berfungsi untuk pemegang /penahan konduktor pada tower suspension.
Gambar 48 : Triangle plate
Link bolt socket
Komponen ini berfungsi untuk menghubungkan socket insulator dengan cold yoke pada tower tension.
Gambar 49 : Socket link bolt
Extension link
Komponen ini berfungsi untuk menghubungkan travers dengan yoke pada tower tension sisi cold end.
Gambar 50 : Extention link
Shackle
Komponen ini berfungsi untuk menghubungkan link dengan tower.
Gambar 51 : Shackle
5. Adjuster plate
Komponen ini berfungsi untuk mengatur sagging (andongan) insulator pada tower tension
Gambar 52 : Adjuster plate
Menghubungkan antar insulator, dan terminasi renceng insulator ke junction konduktor dan junction tower, terdiri atas Ball & pin insulator keramik dan non ceramic.
Gambar 53 : Ball & pin insulator
Menghubungkan subsistem pengaman petir, terdiri atas suspension clamp GSW
Gambar 54: suspension clamp GSW
menghubungkan antar subsistem pengaman petir, terdiri dari joint GSW
Gambar 55: joint GSW
SECONDARY
Protection
Monitoring dan pemeliharaan saluran Transmisi
PROTECTION
Protection SUTT / SUTET adalah pengaman instalasi dari gangguan petir, getaran / stres mekanis yang ditimbulkan oleh angin, ancaman / kemungkinan gangguan akibat manusia, gangguan dari luar (tertabrak pesawat udara, terjun payung dan lain – lain) dan juga pengaman dari urat konduktor putus.
Pengaman dari Gangguan Petir
SUTT / SUTET merupakan instalasi penting yang menjadi target mudah (easy target) bagi sambaran petir karena strukturnya yang tinggi dan berada pada lokasi yang terbuka. Sambaran petir pada SUTT / SUTET merupakan suntikan muatan listrik. Suntikan muatan ini menimbulkan kenaikan tegangan pada SUTT / SUTET, sehingga pada SUTT / SUTET timbul tegangan lebih berbentuk gelombang impuls dan merambat ke ujung-ujung SUTT / SUTET. Tegangan lebih akibat sambaran petir sering disebut surja petir.
Jika tegangan lebih surja petir tiba di GI, maka tegangan lebih tersebut akan merusak isolasi peralatan GI. Oleh karena itu, perlu dibuat alat pelindung agar tegangan surja yang tiba di GI tidak melebihi kekuatan isolasi peralatan GI.
Komponen-komponen yang termasuk dalam fungsi proteksi petir adalah semua komponen pada SUTT / SUTET yang berfungsi dalam melindungi saluran transmisi dari sambaran petir, yang terdiri dari :
Kawat Ground Steel Wire (GSW ) / Optic Ground Wire (OPGW)
Kawat GSW / OPGW adalah media untuk melindungi konduktor fasa dari sambaran petir. Kawat ini dipasang di atas konduktor fasa dengan sudut perlindungan yang sekecil mungkin, dengan anggapan petir menyambar dari atas konduktor. Namun, jika petir menyambar dari samping maka dapat mengakibatkan konduktor fasa tersambar dan dapat mengakibatkan terjadinya gangguan.
Kawat GSW / OPGWKonduktor tanah
Kawat GSW / OPGW
Konduktor tanah
Gambar 56 : Kawat GSW/OPGW
Kawat GSW / OPGW terbuat dari baja yang sudah digalvanis, maupun sudah dilapisi dengan aluminium. Pada SUTET yang dibangun mulai tahun 1990an, di dalam ground wire difungsikan fiber optic untuk keperluan telemetri, teleproteksi maupun telekomunikasi yang dikenal dengan OPGW (Optic Ground Wire), sehingga mempunyai beberapa fungsi.
Jumlah Kawat GSW / OPGW pada SUTT maupun SUTET paling sedikit ada satu buah di atas konduktor fasa, namun umumnya dipasang dua buah. Pemasangan satu buah konduktor tanah untuk dua penghantar akan membuat sudut perlindungan menjadi besar sehingga konduktor fasa mudah tersambar petir.
Pada tipe tower tension, pemasangan Kawat GSW / OPGW dapat menggunakan dead end compression dan protection rods yang dilengkapi helical dead end . Sedangkan pada tipe tower suspension digunakan suspension clamp untuk memegang kawat GSW / OPGW.
Jumper GSW
Untuk menjaga hubungan Kawat GSW dan OPGW dengan tower, maka pada ujung travers Kawat GSW / OPGW dipasang jumper GSW yang dihubungkan ke kawat GSW. Kawat penghubung terbuat dari kawat GSW yang dipotong dengan panjang yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Jumper GSW pada tipe tower tension dipasang antara tower dan Kawat GSW / OPGW serta antar dead end compression atau protection rods yang dilengkapi helical dead end kawat GSW / OPGW. Hal ini dimaksudkan agar arus gangguan petir dapat mengalir langsung ke tower maupun antar kawat GSW / OPGW. Sedangkan pada tipe tower suspension, Jumper GSW dipasang pada tower dan disambungkan ke kawat GSW / OPGW dengan klem penghubung (pararel grup, wire clipe) ataupun dengan memasangnya pada suspension clamp kawat GSW / OPGW..
Jumper GSW, kawat GSW / OPGWKonduktor penghubung konduktor tanah
Jumper GSW, kawat GSW / OPGW
Konduktor penghubung konduktor tanah
Gambar 57 : Jumper GSW, Kawat GSW/OPGW
Arcing Horn
Alat pelindung proteksi petir yang paling sederhana adalah arcing horn. Arcing horn berfungsi memotong tegangan impuls petir secara pasif (tidak mampu memadamkan follow current dengan sendirinya). Arcing horn terpasang pada SUTT / SUTET yaitu :
Arcing horn sisi penghantar
Gambar 58 : Arcing horn sisi penghantar
Arcing horn sisi tower
Gambar 59 : Arcing horn sisi tower
Bentuk lain dari arcing horn
Arcing horn
Arcing horn
Gambar 60 : Bentuk lain arching horn
Transmision Line Arrester (TLA)
Pada dasarnya Jalur transmisi dirancang dengan baik sehingga kebal terhadap sambaran petir. Parameter penting dalam desain tower adalah geometeri, ketinggian, shiled wire dan tingkat pentanahan tower. Namun dalam beberapa kasus tidak mungkin untuk merancang dengan sempurna, hanya solusi optimal yang dapat dilakukan. Optimalisasi ini berdasarkan keseimbangan biaya dari desain dan outage yang dapat ditoleransi. Mengingat geografis jalur transmisi memiliki life cycle dan kebutuhan pelanggan terhadap tingkat pelayanan semakin tinggi. Sementara perubahan desain jalur transmisi biasanya mahal, memasang arrester petir pada saluran transmisi TLA merupakan solusi yang efektif untuk meningkatkan reliability sistem.
Sebuah transmission lightening arrester harus mampu bertindak sebagai insulator, mengalirkan beberapa miliampere arus bocor ke tanah pada tegangan sistem dan berubah menjadi konduktor yang sangat baik, mengalirkan ribuan ampere arus surja ke tanah, memiliki tegangan yang lebih rendah daripada tegangan withstand string insulator ketika terjadi tegangan lebih, dan menghilangan arus susulan mengalir dari sistem melalui TLA (power follow current) setelah surja petir berhasil didisipasikan.
TLA dapat melindungi sistem dari kejadian-kejadian sebagai berikut:
Back flashover,
kejadian dimana petir menyambar bagian-bagian grounding sistem (seperti tower dan GSW) tetapi arus petir tidak dapat dialirkan ke tanah karena impact local grounding desainya yang tidak bekerja dengan baik.
Flash over
kejadian dimana perlindungan GSW tidak maksimal sehingga petir menyambar langsung pada konduktor.
Gambar 61 : TLA
Gambar 61 : TLA
Komponen utama dari TLA
Clamp
Alat yang dipasangkan pada konduktor penghantar ke TLA yang berfungsi untuk memegang konduktor penghantar. Pada jenis konduktor penghantar yang memiliki permukaan lebih banyak kompoisisi Alumunium seperti ACCC, maka konduktor harus dilapisi armour rod untuk mengurangi kelelahan bahan.
Corona ring
Peran korona ring adalah untuk mendistribusikan gradien medan listrik dan menurunkan nilai maksimum di bawah ambang batas corona, mencegah debit korona.
Insulator Housing
Adalah tabung yang terbuat dari aluminium yang dilapisi insulator. Tabung ini merupakan ruang untuk material metal oksida pembentuk TLA. Biasanya insulator pelapis yang digunakan adalah tipe siikon, karena memiliki bobot yang ringan.
Disconnector
Adalah alat yang dipasangkan pada TLA sisi tidak bertegangan yang diteruskan ke konduktor grounding. Disconnector akan bekerja memutuskan, apabila kondisi TLA sudah rusak.
Grounding
Adalah konduktor yang dipasangkan pada TLA yang fungsinya untuk meneruskan arus petir dan arus bocor ke tanah.
Arrester Coondition Monitoring (ACM)
Adalah alat ukur untuk mengetahui data arus bocor dan data petir yang melewati TLA tersebut. Untuk mengetahui data petir dan data TLA tersebut maka diperlukan download data arus petir (Leakage Current) dan arus bocor (Leakage Current)
Konduktor Penghubung
Pada tiang SUTT / SUTET yang berlokasi di daerah petir tinggi biasanya dipasang konduktor penghubung. Bahan yang dipakai untuk konduktor penghubung umumnya sama dengan bahan kawat GSW / OPGW. Konduktor penghubung ini berfungsi sebagai media berjalannya surja petir dengan nilai induktansi yang lebih rendah dari pada induktansi tower agar arus petir yang menyambar kawat GSW / OPGW maupun tower SUTT / SUTET dapat langsung disalurkan ke tanah.
Konduktor Penghubung Konduktor Tanah ke tanah
Konduktor Penghubung Konduktor Tanah ke tanah
Gambar 62 : Konduktor penghubung, kawat GSW/OPGW ke tanah
Ujung bagian atas konduktor ini dihubungkan langsung dengan kawat GSW / OPGW menggunakan klem sambungan atau dihubungkan dengan batang penangkap petir yang dipasang di atas tower. Sedangkan ujung bagian bawahnya dihubungkan dengan pentanahan tower. Dengan pemasangan konduktor penghubung diharapkan tidak terjadi arus balik yang nilainya lebih besar daripada arus sambaran petir yang sesungguhnya, sehingga gangguan pada transmisi dapat berkurang.
Rod Pentanahan ( Grounding)
Rod pentanahan adalah perlengkapan pembumian sistem transmisi yang berfungsi untuk meneruskan arus listrik dari tower SUTT maupun SUTET ke tanah dan menghindari terjadinya back flashover pada insulator saat grounding sistem terkena sambaran petir. Pentanahan tower terdiri dari konduktor tembaga atau konduktor baja yang diklem pada pipa pentanahan yang ditanam di dekat pondasi tiang, atau dengan menanam plat aluminium / tembaga disekitar pondasi tower yang berfungsi untuk mengalirkan arus dari konduktor tanah akibat sambaran petir.
Gambar 63 : Pentanahan tower
Jenis-jenis pentanahan tower pada SUTT / SUTET :
Electroda bar, yaitu suatu rel logam yang ditanam di dalam tanah. Pentanahan ini paling sederhana dan efektif, dimana nilai tahanan tanah adalah rendah.
Electroda plat, yaitu plat logam yang ditanam di dalam tanah secara horisontal atau vertikal. Pentanahan ini umumnya untuk pengamanan terhadap petir.
Counter poise electrode, yaitu suatu konduktor yang digelar secara horisontal di dalam tanah. Pentanahan ini dibuat pada daerah yang nilai tahanan tanahnya tinggi atau untuk memperbaiki nilai tahanan pentanahan.
Mesh electrode, yaitu sejumlah konduktor yang digelar secara horisontal di tanah yang umumnya cocok untuk daerah kemiringan.
Komponen-komponen pentanahan tower :
Konduktor pentanahan, terbuat dari bahan yang konduktifitasnya besar.
Klem pentanahan atau sepatu kabel.
Batang pentanahan.
Klem sambungan konduktor pentanahan.
Pengaman Dari Getaran / Stres Mekanis yang ditimbulkan oleh angin
Spacer
Komponen ini berfungsi sebagai pemisah / perentang dan sekaligus sebagai peredam getaran pada konduktor dan juga menjaga agar konduktor pada satu bundle fasa bergerak seirama (ifapplicable).
(b)
Gambar 64 : (a) Spacer 4 konduktor, (b) Spacer 2 konduktor
Armour Rod
Komponen inin berfungsi melindungi alumunium konduktor dari stres mekanis dititik junction dengan insulator pada tower suspension.
Armour rod
Armour rod
Gambar 65 : Armour rod
Counter Weight
Komponen ini berfungsi menjaga jumper konduktor agar stabil diposisinya sehingga tidak bersentuhan dengan tower saat tertiup angin atau terjadi goncangan.
Gambar 66 : Counter weight
Vibration damper
Komponen ini berfungsi sebagai peredam getaran pada titik titik terminasi antara konduktor dan insulator.
Gambar 67 : Damper
Pengaman dari ancaman / kemungkinan gangguan akibat manusia
ACD (Anti Climbing Device) / Penghalang Panjat
Komponen ini berfungsi untuk mencegah / menghambat manusia yang tidak berkepentingan untuk memanjat tower. Penghalang panjat dibuat runcing, berjarak 10 cm dengan yang lainnya dan dipasang di setiap kaki tower dibawah Rambu tanda bahaya.
Gambar 68 : ACD (Anti Climbing Device) / penghalang panjat
Plat Rambu Bahaya
Komponen ini berfungsi untuk memberikan peringatan bahaya tegangan tinggi / tegangan ekstra tinggi.
Gambar 69 : Plat rambu Bahaya
Pengaman dari Kemungkinan Gangguan Luar (pesawat udara, terjun payung)
Bola rambu
Komponen ini berfungsi untuk memberi tanda bagi pilot pesawat dan nakoda kapal tentang keberadaan saluran transmisi SUTT / SUTET. Bola rambu dipasang di kawat GSW / OPGW.
Gambar 70 : Bola rambu
Aviation Lamp (Lampu penerbangan)
Adalah rambu peringatan berupa lampu terhadap lalu lintas udara, berfungsi untuk memberi tanda kepada pilot pesawat terbang bahwa terdapat konduktor saluran transmisi. Jenis lampu penerbangan adalah sebagai berikut :
Lampu penerbangan yang terpasang pada tower dengan suplai dari jaringan tegangan rendah
Gambar 71 : Lampu penerbangan Tower
Lampu penerbangan yang terpasang pada konduktor penghantar dengan sistem induksi dari konduktor penghantar.
Pengaman dari urat konduktor putus
Repair Sleeve
Komponen ini berfungsi untuk melindungi alumunium konduktor dari putus urat alumunium konduktor tersebut. Repair sleeve dipasang pada kondisi urat alumunium konduktor putus maksimal 4 urat
Gambar 72 : Repair sleeve
Armour Rod Span
Komponen ini berfungsi untuk melindungi alumunium konduktor dari putus urat alumunium konduktor tersebut. Armaour rod span dipasang pada kondisi urat alumunium konduktor putus maksimal 3 urat
Gambar 73 : Armour rod span
MONITORING
Plat informasi tower
Komponen ini berfungsi untuk memberikan informasi kepada petugas pemeliharaan tentang saluran transmisi yang hendak dipelihara / dimonitor.
Gambar 74 : Plat informasi tower
Tangga panjat (step bolt)
Komponen ini berfungsi untuk memberikan kemudahan kepada petugas untuk melakukan pemanjatan tower. Step bolt dipasang dari atas ACD ke sepanjang badan tower hingga traves GSW / OPGW.
Gambar 75 : Step bolt
FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA)
Failure Modes and Effects Analysis (FMEA) adalah prosedur analisa dari model kegagalan (failure modes) yang dapat terjadi dalam sebuah sistem untuk diklasifikasikan berdasarkan hubungan sebab-akibat dan penentuan efek dari kegagalan tersebut terhadap sistem.
Model kegagalan (failure modes) sendiri adalah setiap kejadian yang menyebabkan functional failure (ketidakmampuan suatu aset untuk dapat bekerja sesuai fungsinya sesuai unjuk kerja yang dapat diterima pemakai). Sedangkan Effects Analysis mengacu kepada pembelajaran konsekuensi-konsekuensi dari kegagalan tersebut. Penyebab kegagalan (failure causes) adalah semua kesalahan (errors) atau cacat / ketidaksempurnaan (defects) dalam proses, design, atau barang yang dapat terjadi atau nyata terjadi.
FMEA diperkenalkan secara formal di awal tahun 1940 oleh Angkatan Bersenjata Amerika untuk keperluan militer. Dalam FMEA, kegagalan diprioritaskan berdasarkan seberapa seriuskah konsekuensi yang diakibatkannya, frekuensi terjadinya, dan kemudahan dalam mendeteksinya. FMEA juga merupakan dokumentasi pengetahuan terkini dan tindakan tentang resiko kegagalan untuk digunakan dalam pengembangan berkelanjutan. Tujuan pembuatan FMEA adalah sebagai dasar pengambilan tindakan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan resiko kegagalan, dimulai dari prioritas tertinggi. FMEA dapat digunakan untuk evaluasi prioritas manajemen resiko dalam pengurangan kerapuhan sistem terhadap ancaman. FMEA membantu pemilihan tindakan perbaikan yang mengurangi dampak kumulatif konsekuensi (resiko) umur dari sebuah kegagalan sistem.
PROSEDUR PEMBUATAN FMEA
Gambar 76 : Flowchart prosedur pembuatan FMEA
Mendefinisikan fungsi utama dari sistem / peralatan
Sistem adalah kumpulan komponen yang secara bersama-sama bekerja membentuk satu atau lebih fungsi. Fungsi sistem tidak sama dengan fungsi komponen.
Menentukan sub sistem dan fungsinya
Sub sistem adalah peralatan dan / atau komponen yang bersama-sama membentuk satu fungsi. Dari fungsinya sub sistem berupa unit yang berdiri sendiri dalam suatu sistem.
Menentukan komponen dan sub komponen sistem
Komponen adalah bagian / unsur dari keseluruhan / suatu sistem, dan sub komponen sistem adalah beberapa bagian / beberapa unsur yang menunjang suatu sistem
Menentukan functional failures dan failures modes
Functional failures adalah ketidakmampuan suatu sistem untuk dapat bekerja sesuai fungsinya sesuai standar unjuk kerja yang dapat diterima pemakai.
Failures modes adalah cara suatu sistem mengalami kegagalan.
FMEA SUTT / SUTET
Fungsi SUTT / SUTET
Tabel 4 : Fungsi SUTT/SUTET
SISTEM
FUNGSI SISTEM
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) & Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)
Menyalurkan daya listrik dari Sisi Pembangkit ke Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi dan dari GITET ke GI/ GIS melalui Konduktor Telanjang dengan aman dan rugi daya yang kecil
Sub Sistem SUTT / SUTET serta Fungsinya
Tabel 5 : Sub Sistem SUTT/SUTET serta Fungsinya
NO
SUB SISTEM
SUB SUB SISTEM
FUNGSI
1
PRIMARY
Current Carrying (Pembawa Arus)
Berfungsi sebagai media pembawa arus pada saluran transmisi SUTT / SUTET dengan arus sesuai spesifikasi / ratingnya.
Insulation ( Isolasi)
Menginsulasi bagian bertegangan dengan titik ground, baik saat normal continuous opation dan saat terjadi surja ( termasuk petir didalam saluran transmisi )
Structure (Struktur Tower)
Menjaga dan merentangkan kawat penghantar agar berada pada jarak ground clearence tertentu sehingga proses tansmisi daya berlangsung kontinyu.
Junctions (Penghubung)
Berfungsi menghubungkan sub sistem Current carrying (pembawa arus), sub sistem insulation (isolasi) dan subsistem structure (struktur).
2
SECONDARY
Protection
Media berjalanya arus surja petir ke bumi saat terjadi sambaran didekat saluran transmisi.
Monitoring
Memberikan informasi kepada petugas pemeliharaan saluran transmisi yang hendak dipelihara / dimonitor.
Komponen dan Sub Komponen SUTT / SUTET
Tabel 6 : Komponen dan Sub Komponen SUTT/SUTET
PRIMARY
CURRENT CARYING (PEMBAWA ARUS)
INSULATION
STRUCTURE
JUNCTION
1
Bare Conductor OHL
1
Ceramic Insulator
1
Bracing Tower
1
Suspension Clamp
2
Conductor Joint (Midspan Joint)
2
Non-Ceramic Insulator
2
Mur & Baut Tower
2
Strain clamp
3
Jumper Joint
3
Isolasi Udara (Ground Clearance) di sekitar kawat penghantar
3
Pondasi Tower
3
Dead End Compresion
4
Jumper Conductor
4
Socket Clavis
5
Bolt Clevis
6
Triangle Plate
7
Triangle Plate Link
8
Square Plate
9
Shackle
10
Turn Buckle
11
Link Adjuster
12
Link Bold Socket
13
Extension Link
14
Bold & Pin Insulator
15
Suspension Clamp GSW
16
Joint GSW
SECONDARY
PENGAMAN DARI GANGGUAN PETR
PENGAMAN DARI GETARAN/ STRESS MEKANIS YANG DITIMBULKAN OLEH ANGIN DAN GUNCANGAN
PENGAMAN DARI ANCAMAN / KEMUNGKINAN GANGGUAN AKIBAT MANUSIA
PENGAMAN DARI KEMUNGKINAN GANGGUAN DARI LUAR (PESAWAT TERBANG, TERJUN PAYUNG, KAPAL DLL.
PENGAMAN DARI URAT KONDUKTOR PUTUS
1
Kawat GSW dan OPGW
1
Spacer
1
ACD
1
Bola Rambu
1
Repair Sleeve
2
Rood Pentanahan
2
Armour rod
2
Plat Rambu Bahaya
2
Aviation Lamp
2
Armour rod span
3
Konduktor Sambungan
3
Counter Weight
4
Jumper GSW
4
Vibration Damper
5
Arching Horn
6
TLA*
SECONDARY
Plat Informasi Tower
Tangga Panjat
Functional Failures dan Failures Modes SUTT / SUTET
Primary
Current Carrying (Pembawa Arus)
Tabel 7 : FMEA Sub Sistem Current Carrying (Pembawa Arus)
Insulation (Isolasi)
Tabel 8 : FMEA Sub Sistem Insulation
Structure (Struktur)
Tabel 9 : FMEA Sub Sistem Structure
Junction (Penghubung)
Tabel 10 : FMEA Sub Sistem Junction
Tabel 10 : FMEA Sub Sistem Junction
Secondary
Protection
Tabel 11 : FMEA Sub Sistem Secondary
Monitoring
Tabel 12 : FMEA Sub Sistem Monitoring
BAB II
PEDOMAN PEMELIHARAAN SUTT / SUTET
Pemeliharaan SUTT / SUTET memegang peranan sangat penting dalam menunjang kualitas dan keandalan penyediaan tenaga listrik kepada konsumen. Pemeliharaan SUTT / SUTET adalah proses kegiatan yang bertujuan mempertahankan atau menjaga kondisi SUTT / SUTET, sehingga dalam pengoperasiannya SUTT / SUTET dapat selalu berfungsi sesuai dengan karakteristik desainnya dan mencegah terjadinya gangguan yang merusak. Jadi, efektifitas dan efisiensi dari pemeliharaan SUTT / SUTET dapat dilihat dari :
Peningkatkan reliability, avaibility dan efficiency SUTT / SUTET
Perpanjangan umur SUTT / SUTET
Perpanjangan interval overhaul (pemeliharaan besar) pada SUTT / SUTET
Pengurangan resiko terjadinya kegagalan atau kerusakan pada SUTT / SUTET
Peningkatan safety
Pengurangan lama waktu padam
Waktu pemulihan yang efektif.
Biaya pemeliharaan yang efisien/ekonomis.
Gambar 77 : Metode Pemeliharaan SUTT/SUTET
Adapun jenis-jenis pemeliharaan yang dilaksanakan meliputi :
PEMELIHARAAN PREVENTIF (PREVENTIVE MAINTENANCE)
Adalah pemeliharaan yang dilaksanakan untuk mencegah terjadinya kerusakan secara tiba-tiba dan untuk mempertahankan unjuk kerja yang optimal sesuai umur teknisnya, melalui inspeksi secara periodik dan pengujian fungsi atau melakukan pengujian dan pengukuran untuk mendiagnosa kondisi peralatan.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan berpedoman kepada : instruction manual dari pabrik, standar-standar yang ada ( IEC, IEEE, CIGRE, ANSI, dll ) dan pengalaman serta observasi / pengamatan operasi di lapangan.
Pemeliharaan ini dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :
PEMELIHARAAN RUTIN (ROUTINE MAINTENANCE)
Adalah pemeliharaan secara periodik / berkala dengan melakukan inspeksi dan pengujian fungsi untuk mendeteksi adanya potensi kelainan atau kegagalan pada peralatan dan mempertahankan unjuk kerjanya. Dalam pelaksanaannya, pemeliharaan rutin pada SUTT / SUTET terdiri dari :
Ground Patrol : Pemeliharaan mingguan dan triwulan
Climb Up Inspection : Pemeliharaan yang dilaksanakan minimal 1 (satu) kali dalam 5 Tahun atau lebih sesuai kebutuhan operasional yang mengacu pada peta kerawanan instalasi (polusi tinggi, rawan petir dan tegakan) serta setelah gangguan yang memerlukan investigasi lanjutan dilapangan.
Secara garis besar, ruang lingkup pemeliharaan rutin meliputi :
In Service Visual Inspection
Adalah pekerjaan pemantauan / pemeriksaan secara berkala / periodik kondisi peralatan saat operasi dengan hanya memanfaatkan indera penglihatan dan alat ukur bantu sederhana sebagai pendeteksi. Tujuan In Service Visual Inspection untuk mendapatkan indikasi awal ketidaknormalan peralatan (anomali) sebagai bahan untuk melakukan Evaluasi Level 1 serta sebagai informasi bagi pengembangan atau tindakan pemeliharaan.
Pada SUTT / SUTET, In Service Visual Inspection terbagi menjadi :
II.1.1.1.1 Ground Patrol
Ground patrol adalah jenis pekerjaan pemantauan / pemeriksaan secara berkala / periodik terhadap jalur transmisi (SUTT / SUTET) tanpa memanjat tower, yang dilakukan oleh Line walker (Petugas Ground Patrol). Hasil pemeriksaan Ground patrol merupakan input yang dijadikan acuan tindak lanjut untuk Planned Corrective Maintenance.
Uraian kegiatan yang dilaksanakan meliputi :
Tabel 13 : Ground Patrol
JADWAL PEMELIHARAAN MINGGUAN & TRIWULAN
KEADAAN : OPERASI
PELAKSANA : PETUGAS GROUND PATROL
PERALATAN YANG DIPERIKSA
SASARAN PEMERIKSAAN
CURRENT CARRYING / PEMBAWA ARUS
Bare Conductor OHL
(termasuk ACSR , TACSR & ACCC)
Periksa kondisi konduktor penghantar apakah normal, rantas, putus atau mekar.
Periksa andongan konduktor apakah masih dalam keadaan normal.
Periksa kondisi peredam getaran (vibration damper) apakah normal, korosi, bergeser, bengkok, lepas atau hilang.
Periksa kondisi Spacer apakah normal, bergeser, kendor, patah, klem lepas atau hilang
Periksa apakah ada benda asing (binatang, benang, layang-layang, balon, sampah) yang tersangkut dikonduktor.
Conductor joint (midspan joint)
Periksa kondisi midspan joint apakah normal, bengkok, pecah.
Conductor jumper (konduktor penghubung)
Periksa kondisi konduktor penghubung apakah normal, mekar, lepas, rantas.
Periksa kondisi Counter weight apakah normal atau ada kelainan (lepas klemnya)
Jumper joint
Periksa kondisi jumper joint apakah normal, rantas, putus atau mekar.
INSULATION /ISOLASI
Ceramics Isulations
Periksa kondisi Insulator apakah normal, kotor atau pecah, menggunakan teropong (Binocular)
Periksa apakah ada benda asing (binatang, benang, layang-layang, balon, sampah) atau tersangkut insulator.
Non Ceramics Isulations
Periksa kondisi Insulator apakah normal, kotor, pecah, retak atau sobek menggunakan teropong (Binocular)
Periksa apakah ada benda asing (binatang, benang, layang-layang, balon, sampah) atau tersangkut insulator.
Isolasi udara (Ground Clearence )
Periksa jarak bebas SUTT / SUTET (fasa ke fasa & fasa ke tanah) apakah sesuai ketentuan yang berlaku (Lampiran Peraturan Menteri Pertambangan & Energi Nomor : 01.P/47/MPE/1992 Tanggal : 7 Februari 1992) dan peliharalah
STRUCTURE/STRUKTUR
Halaman tower
Periksa kondisi Halaman tower apakah normal, kotor, ada pohon / semak belukar atau dimanfaatkan orang lain
Periksa kondisi Patok batas apakah normal, tertimbun atau hilang.
Periksa kondisi Halaman tower apakah normal, ada jalan longsor atau banjir
Stub
Periksa kondisi Stub apakah normal, korosi, tertimbun tanah, tergenang air, bengkok
Pondasi
Periksa kondisi Kopel pondasi apakah normal, patah, bengkok, retak, amblas atau tertimbun tanah
Periksa kondisi Chimney / kepala pondasi apakah normal, tertimbun tanah, tergenang air, amblas, bergeser atau retak
Bracing(Leg, Common body, Body, Traverse)
Periksa kondisi Konstruksi tiang apakah normal, korosi, bengkok atau hilang.
Periksa kondisi Plat sambungan rangka apakah normal, korosi, hilang atau bengkok
Periksa kondisi Mur & baut plat sambungan rangka apakah normal, korosi atau hilang
Periksa kondisi Bracing / member / besi diagonal pakah normal, korosi, hilang, tidak terpasang, bengkok atau patah
Periksa apakah ada benda asing (binatang, benang, layang-layang, balon, sampah) yang tersangkut
JUNCTION (PENGHUBUNG)
Periksa kondisi konduktor tanah apakah normal, korosi, hilang, rantas atau putus
Periksa kondisi peredam getaran (vibration damper) apakah normal, korosi, lepas atau hilang
Periksa kondisi Dead end compression joint apakah normal korosi atau bengkok
Periksa kondisi Suspension / strain clamp apakah normal atau korosi
Periksa kondisi Sackle suspension / strain clamp apakah normal atau korosi
Periksa kondisi Armour rod apakah normal, mekar atau putus
Periksa kondisi Joint box konduktor apakah normal, korosi atau hilang
Periksa kondisi Konduktor yang turun ke joint box apakah normal, putus atau hilang
PROTECTION
Konduktor tanah ( EW, GSW, OPGW)
Periksa apakah ada benda asing (binatang, benang, sampah layangan) yang tersangkut
Periksa kondisi peredam getaran (vibration damper) apakah normal atau bergeser
Periksa kondisi Konduktor tanah apakah normal, korosi, rantas atau putus
Periksa kondisi armour rod apakah normal, mekar, putus atau tidak lengkap
Periksa kondisi Joint box konduktor optic apakah normal atau hilang
Periksa kondisi konduktor yang turun ke Joint box apakah normal, putus atau hilang
Konduktor penghubung Konduktor tanah
Periksa kondisi konduktor penghubung Konduktor tanah apakah normal, mekar, rantas, putus atau lepas
Arcing horn
Periksa kondisi Arcing horn apakah normal, korosi, kendor atau lepas
Konduktor penghubung Konduktor tanah ke tanah
Periksa kondisi Konduktor penghubung Konduktor tanah ke tanah apakah normal, korosi, kendor, lepas, rantas, putus atau hilang.
Pentanahan (Grounding)
Periksa kondisi Pentanahan (grounding) apakah normal, korosi, kendor, rantas, lepas atau putus.
TLA (Transmision line Arester)
Periksa kondisi jumper TLA apakah dalam kondisi normal atau lepas
Pengaman dari Ancaman/ Kemungkinan gangguan akibat manusia
ACD ( Pengahalang Panjat)
Periksa kondisi penghalang panjat (Anti Climbing Device) apakah normal, korosi, kendor, hilang atau patah.
Plat Rambu Bahaya
ACD ( Pengahalang Panjat)
Periksa kondisi plat rambu bahaya apakah normal, korosi, rusak atau hilang
MONITORING
Baut panjat (step bolt)
Periksa kondisi baut panjat (step bolt) apakah normal, korosi atau hilang
Plat Informasi Tower
Periksa kondisi plat tanda penghantar apakah normal, korosi, pudar, kendor, salah pasang, rusak atau hilang
Periksa kondisi Ball sign apakah normal, bergeser atau hilang
Periksa kondisi Lampu aviasi apakah normal pecah, mati, rusak atau hilang
II.1.1.1.2 Climb up Inspection
Climb up inspection adalah jenis pekerjaan pemeriksaan secara berkala / periodik terhadap tower berikut perlengkapannya dilakukan oleh Climber (petugas pemeliharaan) dengan cara memanjat tower pada SUTT / SUTET yang dalam keadaan bertegangan. Hasil pemeriksaan Climb up merupakan input yang dijadikan acuan tindak lanjut untuk Planned Corrective Maintenance.
Uraian kegiatan yang dilaksanakan meliputi :
Tabel 14 : Climb up inspection
JADWAL PEMELIHARAAN 5 TAHUNAN
KEADAAN : OPERASI
PELAKSANA : PETUGAS PEMELIHARAAN
PERALATAN YANG DIPERIKSA
SASARAN PEMERIKSAAN
CURRENT CARRYING / PEMBAWA ARUS
Bare Conductor OHL
(termasuk ACSR , TACSR & ACCC)
Periksa kondisi konduktor penghantar apakah normal, rantas, putus atau mekar.
Periksa andongan konduktor apakah masih dalam keadaan normal.
Periksa kondisi peredam getaran (vibration damper) apakah normal, korosi, bergeser, bengkok, lepas atau hilang.
Periksa kondisi Spacer apakah normal, bergeser, kendor, patah, klem lepas atau hilang
Periksa apakah ada benda asing (binatang, benang, layang-layang, balon, sampah) yang tersangkut dikonduktor.
Conductor joint (midspan joint)
Periksa kondisi midspan joint apakah normal, bengkok atau pecah.
Periksa kondisi temperature midspan joint apakah normal atau tinggi menggunakan camera thermovisi.
Conductor jumper (konduktor penghubung)
Periksa kondisi konduktor penghubung apakah normal, mekar, lepas atau rantas.
Periksa kondisi temperature conductor jumper apakah normal atau tinggi menggunakan camera thermovisi.
Periksa kondisi Counter weight apakah normal atau ada kelainan (lepas klemnya)
Jumper joint
Periksa kondisi konduktor penghantar apakah normal, rantas, putus atau mekar.
Periksa kondisi temperature jumper joint apakah normal atau tinggi menggunakan camera thermovisi.
INSULATION /ISOLASI
Ceramics Isulations
Periksa kondisi Insulator apakah normal, kotor, flashover atau pecah
Periksa kondisi ikatan Insulator apakah normal, korosi atau bengkok
Periksa kondisi pin insulator apakah normal, korosi atau tidak lengkap.
Periksa posisi renceng insulator apakah normal atau miring.
Periksa apakah ada benda asing (binatang, benang, layang-layang, balon, sampah) atau tersangkut insulator.
Non Ceramics Isulations
Periksa kondisi Insulator apakah normal, kotor, flashover, pecah, retak atau sobek
Periksa kondisi ikatan Insulator apakah normal, korosi atau bengkok menggunakan KaDet / ITeCe (Insulator Tester with Camera).
Periksa kondisi pin insulator apakah normal, korosi atau tidak lengkap
Periksa posisi renceng insulator apakah normal atau miring.
Periksa apakah ada benda asing (binatang, benang, layang-layang, balon, sampah) atau tersangkut insulator.
Isolasi udara (Ground Clearence )
Periksa jarak bebas SUTT / SUTET (fasa ke fasa & fasa ke tanah) menggunakan Ranging Meter, apakah sesuai ketentuan yang berlaku (Lampiran Peraturan Menteri Pertambangan & Energi Nomor : 01.P/47/MPE/1992 Tanggal : 7 Februari 1992) dan peliharalah
STRUCTURE / STRUKTUR
Halaman tower
Periksa kondisi Halaman tower apakah normal, kotor, ada pohon / semak belukar atau dimanfaatkan orang lain
Periksa kondisi Patok batas apakah normal, tertimbun atau hilang.
Periksa kondisi Halaman tower apakah normal, ada jalan longsor atau banjir
Stub
Periksa kondisi Stub apakah normal, korosi, tertimbun tanah, tergenang air, bengkok
Pondasi
Periksa kondisi Kopel pondasi apakah normal, patah, bengkok, retak, amblas atau tertimbun tanah
Periksa kondisi Chimney / kepala pondasi apakah normal, tertimbun tanah, tergenang air, amblas, bergeser, retak atau pecah.
Bracing(Leg, Common body, Body, Traverse)
Periksa kondisi Konstruksi tiang apakah normal, korosi, bengkok atau hilang.
Periksa kondisi Plat sambungan rangka apakah normal, korosi, hilang atau bengkok
Periksa kondisi Mur & baut plat sambungan rangka apakah normal, korosi atau hilang
Periksa kondisi Bracing / member / besi diagonal pakah normal, korosi, hilang, tidak terpasang, bengkok atau patah
Periksa apakah ada benda asing (binatang, benang, layang-layang, balon, sampah) yang tersangkut
JUNCTION / PENGHUBUNG
Periksa kondisi suspension clamp apakah normal, retak atau pecah
Periksa kondisi baut suspension clamp apakah normal, korosi, kendor atau tidak lengkap
Periksa kondisi strain clamp apakah normal, korosi, retak, pecah atau tidak lengkap
Periksa temperature baut strain clamp apakah normal atau tinggi menggunakan thermovisi camera.
Periksa kondisi dead end compression apakah normal, retak, atau bengkok.
Priksa kondisi baut dead end compression apakah normal, korosi atau tidak lengkap.
Periksa temperature dead end compression apakah normal atau tinggi menggunakan thermovisi camera
Periksa kondisi socket clavis, bolt clavis, triangle plate, triangle plate link, square plate, turnbucle, link juster, link bolt socket, extension link, adjuster plate, apakah dalam kondisi normal atau korosi.
Periksa kondisi ball and pin insulator apakah dalam kondisi normal, korosi, bengkok atau tidak lengkap menggunakan KaDet atau IteCe.
PROTECTION
Konduktor tanah ( EW, GSW, OPGW)
Periksa apakah ada benda asing (binatang, benang, sampah layangan) yang tersangkut
Periksa kondisi peredam getaran (vibration damper) apakah normal atau bergeser
Periksa kondisi Konduktor tanah apakah normal, korosi, rantas atau putus
Periksa kondisi armour rod apakah normal, mekar, putus atau tidak lengkap
Periksa kondisi Joint box konduktor optic apakah normal atau hilang
Periksa kondisi konduktor yang turun ke Joint box apakah normal, putus atau hilang
Konduktor penghubung Konduktor tanah
Periksa kondisi konduktor penghubung Konduktor tanah apakah normal, mekar, rantas, putus atau lepas
Arcing horn
Periksa kondisi Arcing horn apakah normal, korosi, kendor, tidak simetris atau lepas
Konduktor penghubung Konduktor tanah ke tanah
Periksa kondisi Konduktor penghubung Konduktor tanah ke tanah apakah normal, korosi, kendor, lepas, rantas, putus atau hilang.
Pentanahan (Grounding)
Periksa kondisi Pentanahan (grounding) apakah normal, korosi, kendor, rantas, lepas atau putus.
Periksa nilai pentanahan (grounding) apakah normal atau tinggi menggunakan earth tester.
TLA (Transmision line Arester)
Periksa kondisi jumper TLA apakah dalam kondisi normal atau lepas
Periksa warna lampu indikasi menyala atau tidak
Download apakah TLA bekerja atau tidak
Periksa apakah insulator normal, flash, pecah atau terkena polutan
Pengaman dari Ancaman/ Kemungkinan gangguan akibat manusia
ACD ( Pengahalang Panjat)
Periksa kondisi penghalang panjat (Anti Climbing Device) apakah normal, korosi, kendor, hilang atau patah.
Plat Rambu Bahaya
ACD ( Pengahalang Panjat)
Periksa kondisi plat rambu bahaya apakah normal, korosi, rusak atau hilang
MONITORING
Baut panjat (step bolt)
Periksa kondisi baut panjat (step bolt) apakah normal, korosi, kendor atau hilang
Plat Informasi Tower
Periksa kondisi plat tanda penghantar apakah normal, korosi, pudar, kendor, salah pasang, rusak atau hilang
Periksa kondisi Ball sign apakah normal, bergeser atau hilang
Periksa kondisi Lampu aviasi apakah normal pecah, mati, rusak atau hilang
PREDICTIVE MAINTENANCE
Disebut juga dengan Pemeliharaan Berbasis Kondisi (Condition Based Maintenance). Adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan cara melakukan monitor dan membuat analisa tren terhadap hasil pemeliharaan untuk dapat memprediksi kondisi dan gejala kerusakan secara dini. Hasil monitor dan analisa tren hasil Predictitive Maintenance merupakan input yang dijadikan sebagai acuan tindak lanjut untuk Planned Corrective Maintenance.
Ruang lingkup Predictive Maintenance meliputi :
In Service Measurement
Adalah pengujian yang dilakukan saat peralatan operasi (bertegangan) untuk dapat memprediksi kondisi dan gejala kerusakan peralatan secara. Untuk SUTT / SUTET, uraian kegiatan yang dilaksanakan meliputi pengujian Thermovisi, Corana Detector, ITECE, Puncture Insulator, Resistansi pentanahan tower.
II.1.2.1.1 Pengujian Thermovisi
Selama beroperasi, peralatan yang menyalurkan arus listrik akan mengalami pemanasan karena adanya I2R. Bagian yang sering mengalami pemanasan dan harus diperhaan adalah terminal dan sambungan, terutama antara dua metal yang berbeda serta penampang konduktor yang mengecil karena korosi atau rantas. Kenaikan I2R, disamping meningkatkan rugi-rugi juga dapat berakibat buruk karena bila panas meningkat, kekuatan mekanis dari konduktor melemah, konduktor bertambah panjang, penampang mengecil, panas bertambah besar, demikian seterusnya, sehingga konduktor putus.
Pengukuran panas secara langsung pada peralatan listrik yang sedang beroperasi tidak mungkin dilakukan terutama untuk SUTTT dan SUTET, karena tegangannya yang tinggi. Deteksi panas secara tidak langsung dapat dilakukan dengan menggunakan teknik sinar infra merah.
Sinar infra merah atau infrared (disingkat IR) sebenarnya adalah bagian dari spektrum radiasi gelombang elektromagne. IR mempunyai panjang gelombang antara 750 nm hingga 100 µm (lihat grafik spektrum).
Gambar 78 : Spektrum elektomagnet
Detektor infra merah
Adalah photo detector yang sensitif terhadap radiasi sinar infra merah. Dua jenis utama detektor ini adalah jenis thermal dan photonic. Sebagai contoh sbb :
Tabel 15 : Detektor infra merah
TIPE
SPECTRAL RANGE (ΜM)
Indium gallium arsenide (InGaAs) photodiodes
0,7 – 2,6
Germanium photodiodes
0,8 – 1,7
Lead sulfide (PbS) photoconductive detectors
1 – 3,2
Lead selenide (PbSe) photoconductive detectors
1,5 - 5,2 dll
Sebagai contoh, kamera thermovisi yang menggunakan sensor HgCdTe (mercury, cadmium, telurium) yang mempunyai lebar bidang 8 s/d 12 micro meter, dan mempunyai kepekaan suhu 0,10 oF
Jenis detektor panas
Dalam prakteknya ada 2 macam detektor panas yang digunakan yaitu :
Scanning yaitu pengukuran secara menyeluruh disekitar obyek. Metode ini juga sering disebut thermography.
Spotting yaitu pengukuran pada satu ti obyek penunjukkannya langsung suhu obyek tersebut
Gambar 79 : Thermovisi
salah satu contoh alat yang digunakan di PLN
Infra Red Camera
Radiasi sinar infra merah dapat digunakan bermacam-macam, antara lain melihat didalam kegelapan dan menentukan suhu dari suatu benda dari jarak jauh. Teknik melihat suhu dari jauh ini dikenal dengan thermography. Dengan cara ini maka dapat diketahui bagian-bagian yang mengalami panas berlebih, diluar kebiasaan.
Tingginya suhu dapat dilihat pada skala warna. Bila suhu tertinggi yang terekam masih dibawah yang diijinkan, maka evaluasi foto dianggap normal. Namun bila terjadi pemanasan lebih setempat, sehingga terdapat perbedaan suhu yang signifikan (dari gradasi warna) antar bagian peralatan, berapapun besarnya maka keadaan ini harus segera ditangani, karena pasti terjadi penyimpangan.
Gambar 80 : Tampilan Thermal Image
salah satu contoh alat yang digunakan di PLN
Infra red camera
Mendeteksi delta T
Tergantung arus
Dipengaruhi oleh radiasi panas matahari dan lingkungan
Biasanya terdeteksi setelah fase lanjut
II.1.2.1.2 Pengujian Korona
Partial Discharge, korona, sparkover, flashover, breakdown adalah rumpun kejadian luahan listrik secara berurutan yang dapat terjadi pada isolasi.
Partial discharge (PD) adalah kejadian breakdown listrik pada suatu bagian kecil dari sistim isolasi listrik yang berbentuk cair atau padat, akibat stres tegangan listrik. Selama kejadian PD, tidak ada jembatan langsung antara 2 elektroda. Sedangkan korona, dalam astronomi adalah plasma "atmosphere" dari matahari atau benda angkasa. Dalam ilmu listrik, korona adalah partial discharge yang bersinar dari konduktor dan insulator, karena ionisasi dari udara, kea medan listrik melewati batas kritis (24-30 kV/cm).
Korona matahari
Korona malam hari
Gambar 81 : Korona
Corona discharge memancar pada gelombang antara 280-405 nm yaitu daerah sinar ultraviolet (UV) karena itu tidak terlihat oleh mata kita. Meskipun sangat lemah, pada gelombang sekitar 400 nm, korona dapat terlihat pada kondisi gelap malam. Korona tidak bisa dilihat siang hari karena tertutup oleh pancaran radiasi matahari. Panas yang ditimbulkan oleh korona juga sangat kecil, sehingga tidak dapat ditangkap oleh infrared thermal cameras.
Faktor-faktor yang mempengaruhi korona :
Tekanan udara
Tekanan udara rendah -> Nilai Ekritis menjadi rendah -> Lebih banyak korona
Kelembaban
Kelembaban yang tinggi mengakibatkan lebih banyak korona
Suhu
Suhu yang tinggi -> Tekanan udara rendah -> Nilai Ekritis menjadi rendah -> Lebih banyak korona
Sifat buruk korona terhadap lingkungan :
Membangkitkan material korosif seperti ozone dan nitrogen oxides yang menjadi nitric acid pada kondisi kelembaban tinggi.
Korona menyebabkan kerusakan pada insulator, terutama non-ceramic insulators (NCI).
Radio interference (RI/RFI) terutama pada gelombang AM.
Audio noise
Efek dari timbulnya korona :
Penurunan kualitas insulator polimer
Menimbulkan kerusakan fisik pada komponen
Menyebabkan interferensi radio
Menimbulkan audio noise
Indikasi akan kemungkinan kerusakan
Indikasi akan pemasangan peralatan yang tidak sesuai
Indikasi dari efektifitas pembersihan
Indikasi kemungkinan terjadinya flashover atau trip
Sumber dari korona pada sistim kelistrikan:
Urat dari konduktor yang putus
Gambar 82 : Urat dari konduktor yang putus
Pemasangan peralatan yang tidak sesuai
Gambar 83 : Insulator yang tidak terpasang korona ring
Peralatan yang kendor
Gambar 84 : Peralatan yang kendor
Korosi
Gambar 85 : Korosi pada insulator
Indikasi insulator yang short
Gambar 86 : Shorted insulator
Gap discharge
Gambar 87 : Gap discharge pada insulator
Cacat pada insulator keramik yang dapat mengakibatkan korona :
Kontaminasi
Short antara pin dan socket
Retak pada bagian semen di sekitar pin
Karat pada sambungan ball-socket
Positive feedback loop :
Semen yang tergerus menyebabkan korona
Korona menyebabkan semen tergerus
Korosi menyebabkan korona
Korona menyebabkan korosi
Cacat pada insulator polimer yang dapat mengakibatkan korona :
Kontaminasi dan tracking pada lapisan permukaan
Korona ring yang rusak, hilang atau pemasangannya yang tidak sesuai
Batang yang terbuka dan terkarbonasi
Sambungan yang rusak
Lubang yang menembus lapisan
Cacat pada konduktor yang dapat mengakibatkan korona :
Urat konduktor yang putus
Urat konduktor yang terbuka
Kontaminasi
Armour rod yang rusak
Spacer yang rusak atau kendor
Prinsip kerja Peralatan deteksi korona
Visible camera
UV camera
Kombinasi
Gambar 88 : Prinsip kerja peralatan deteksi korona
II.1.1.1.3 Pengujian Puncture (kebocoran) Insulator
Menurut IEC 1211 tahun 1994, Insulator of Ceramic Material or Glass for Overhead Lines with a Nominal Voltage Greater than 1000 V – Puncture Testing, definisi Puncture test adalah tes dengan memberikan tegangan impulse pada piring insulator. Namun, definisi puncture test dilapangan adalah pengukuran distribusi potensial antar keping insulator dalam satu renceng dengan menggunakan alat Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) yang dikenal sebagai Transmision Tester, sehingga pekerjaannya pun harus dilaksanakan secara PDKB.
Gambar 89 : Alat Uji Puncture Test
salah satu contoh alat yang digunakan di PLN
Distribusi potensial pada keping insulator dalam satu renceng memang tidak merata, hal ini diakibatkan adanya arus bocor insulator dari sisi konduktor bertegangan ke sisi menara. Arus bocor inilah yang dimanfaatkan oleh Transmision Tester untuk mendapatkan besaran tegangan setiap keping insulator.
ITECE ( Insulator Tester Camera )
ITECE dapat melakukan pengecekan daya elektrik dan melakukan cek visual insulator dalam waktu bersamaan secara live, sehingga didapatkan 2 (dua) pelaporan hasil pekerjaan, yaitu pelaporan daya elektrik insulator dan pelaporan visual insulator.
Ruang lingkup ITECE adalah:
1. SUTET 500kV Tension dan Suspension
2. SUTT 150kV Tension dan Suspension
3. SUTT 70kV Tension dan Suspension
Gambar 90 : Alat Uji ITECE
II.1.1.1.4 Pengujian Resistansi pentanahan tower
Pentanahan tower adalah perlengkapan pembumian sistem transmisi yang berfungsi untuk meneruskan arus listrik dari tiang SUTT maupun SUTET ke tanah. Pentanahan tiang terdiri dari konduktor tembaga atau konduktor baja yang diklem pada pipa pentanahan yang ditanam di dekat pondasi tiang, atau dengan menanam plat aluminium / tembaga disekitar pondasi tiang yang berfungsi untuk mengalirkan arus dari konduktor tanah akibat sambaran petir.
Gambar 91 : Pengujian resistansi pentanahan tower
Nilai pentanahan tiang harus dibuat sekecil mungkin agar tidak menimbulkan tegangan tiang yang tinggi yang pada akhirnya dapat mengganggu sistem penyaluran. Batasan nilai pentanahan tiang sebagai berikut :
Sistem 70 kV : maksimal 5 Ohm
Sistem 150kV : maksimal 10 Ohm
Sistem 275 kV / 500kV : maksimal 15 Ohm
II.1.1.1.5 Download TLA
Transmission Line Arrester merupakan peralatan yang didesain untuk melindungi peralatan lain di SUTT dari tegangan surja (baik surja hubung maupun surja petir) dan pengaruh follow current. Pada kondisi normal TLA bertindak sebagai insulator, mengalirkan beberapa miliampere arus bocor ke tanah. Sedangkan pada kondisi gangguan TLA akan berubah menjadi konduktor yang sangat baik, mengalirkan ribuan ampere arus surja ke tanah. Pada line transmisi TLA digunakan untuk melindungi isolator dari kerusakan / flash over akibat tegangan lebih petir. Selain itu juga untuk mencegah pemadaman yang ditimbulkan tegangan lebih karena TLA dapat menghilangan arus susulan mengalir dari sistem setelah surja petir atau surja hubung berhasil didisipasikan.
Untuk pemeliharaan TLA maka kita perlu mengetahui data arus bocor dan data petir yang melewati TLA tersebut. Untuk mengetahui data petir dan data TLA tersebut maka diperlukan Download data arus petir (Leakage Current) dan arus bocor (Leakage Current) pada ACM (Arrester Condition Monitoring) yang terpasang pada TLA.
(a)
(b)
(c)
Gambar 92 : (a) file notepad download data arus petir (b) tabel arus petir (c) Grafik dari tabel leakage current / arus bocor
Tabel 16 : In service Measurement SUTT/SUTET
JADWAL PEMELIHARAAN
KEADAAN : OPERASI
PELAKSANA : PETUGAS PEMELIHARAAN
PERALATAN YANG DIPERIKSA
METODA PEMERIKSAAN
CURRENT CARRYING / PEMBAWA ARUS
Bare Conductor OHL
(termasuk ACSR , TACSR & ACCC)
Uji Thermovisi, Corona Detector
Conductor joint (midspan joint)
Uji Thermovisi, Corona Detector
Conductor jumper (konduktor penghubung)
Uji Thermovisi, Corona Detector
Jumper joint
Uji Thermovisi, Corona Detector
INSULATION /ISOLASI
Ceramics Isulations
Pengukuran arus bocor insulator, Corona Detector
Non Ceramics Isulations
Pengukuran arus bocor insulator, Corona Detector
Isolasi udara (Ground Clearence )
Pengukuran medan magnet dan listrik
Pengukuran ROW menggunakan ranging meter
STRUCTURE
Halaman tower
-
Stub
-
Pondasi
-
Bracing(Leg, Common body, Body, Traverse)
-
JUNCTION / PENGHUBUNG
Strain clamp
Uji Thermovisi
Dead end compression
Uji Thermovisi
Ball and pin insulator
Kadet/Itece, Corona detector
PROTECTION
Konduktor tanah ( EW, GSW, OPGW)
Konduktor penghubung Konduktor tanah
Arcing horn
Konduktor penghubung Konduktor tanah ke tanah
Pentanahan (Grounding)
Uji Resistansi pentanahan Tower
TLA (Transmision line Arester)
Download TLA
Pengaman dari Ancaman/ Kemungkinan gangguan akibat manusia
ACD ( Pengahalang Panjat)
Plat Rambu Bahaya
ACD ( Pengahalang Panjat)
MONITORING
Baut panjat (step bolt)
Plat Informasi Tower
Shutdown Testing / Measurement
Adalah pengujian contoh yang dilakukan saat peralatan tidak operasi (padam) untuk dapat memprediksi kondisi dan gejala kerusakan peralatan secara dini. Khususnya pada transmisi yang sudah habis masa manfaatnya.
Tabel 17 : Shutdown Testing / Measurement SUTT/SUTET
KEADAAN : PADAM
PELAKSANA : PETUGAS PEMELIHARAAN
PERALATAN YANG DIPERIKSA
CARA PEMERIKSAAN
CURRENT CARRYING (Pembawa Arus)
Bare Conductor OHL
(termasuk ACSR , TACSR & ACCC)
Uji tahanan impedansi
Uji mekanik dan elektrik (contoh)
Conductor joint (midspan joint)
-
Conductor jumper (konduktor penghubung)
-
Jumper joint
-
INSULATION /ISOLASI
Ceramics Isulations
Uji mekanik dan elektrik (contoh)
Non Ceramics Isulations
Uji mekanik dan elektrik (contoh)
Isolasi udara (Ground Clearence )
-
STRUCTURE
Halaman tower
-
Stub
-
Pondasi
-
Bracing(Leg, Common body, Body, Traverse)
-
JUNCTION (Sambungan)
Uji mekanik dan elektrik (contoh)
PROTECTION (PROTEKSI PETIR)
Konduktor tanah ( EW, GSW, OPGW)
-
Konduktor penghubung Konduktor tanah
-
Arcing horn
-
Konduktor penghubung Konduktor tanah ke tanah
-
Pentanahan (Grounding)
-
TLA (Transmision line Arester)
-
Pengaman dari Ancaman/ Kemungkinan gangguan akibat manusia
ACD ( Pengahalang Panjat)
-
Plat Rambu Bahaya
ACD ( Pengahalang Panjat)
-
MONITORING
Baut panjat (step bolt)
-
Plat Informasi Tower
-
-
PEMELIHARAAN PASCA GANGGUAN
Adalah pemeliharaan yang dilaksanakan setelah peralatan mengalami gangguan dengan kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan meliputi In ServiceVisual Inspection (Ground Patrol : melakukan pengecekan jalur setelah reclose / trip akibat gangguan eksternal, dilanjutkan Climb Up Inspection untuk memastikan sumber gangguan) & In Service Measurement (Thermovisi, puncture test / ITeCe, Corona Detector, Download TLA)
Bila diketahui kondisi peralatan masih baik, maka peralatan dapat dioperasikan kembali; namun bila diketahui telah terjadi kerusakan yang memerlukan perbaikan, maka perlu ditindaklanjuti dengan Corrective Maintenance.
II.1.4 CORRECTIVE MAINTENACE
Adalah pemeliharaan yang dilakukan kea peralatan mengalami kelainan / unjuk kerja rendah pada saat menjalankan fungsinya atau kerusakan (berdasarkan Condition Assesment dari Preventive Maintenance), dengan tujuan untuk mengembalikan pada kondisi semula melalui perbaikan (repair) ataupun penggantian (replace). Di dalam pelaksanaannya, Corrective Maintenance dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :
II.1.4.1 PLANNED
Adalah pemeliharaan yang dilakukan kea peralatan mengalami kelainan / unjuk kerja rendah pada saat menjalankan fungsinya, dengan tujuan untuk mengembalikan pada kondisi semula melalui perbaikan (repair) ataupun penggantian (replace) secara terencana. Acuan tindak lanjut yang digunakan pada Planned Corrective Maintenance berdasarkan hasil pemeriksaan Ground patrol, Climb up dan pengujian pada Predictive Maintenance.
II.1.4.2 UNPLANNED
Disebut juga dengan Pemeliharaan Breakdown. Adalah pemeliharaan yang dilakukan kea peralatan mengalami kerusakan secara tiba-tiba sehingga menyebabkan pemadaman. Untuk mengembalikan pada kondisi semula perlu dilakukan perbaikan besar (repair) atau penggantian (replace).
BAB III
EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN SUTT / SUTET
METODE EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN SUTT / SUTET
Gambar 93 : Alur pengambilan keputusan evaluasi hasil pemeliharaan SUTT/SUTET
Metode evaluasi hasil pemeliharaan SUTT / SUTET mengacu pada alur pengambilan keputusan seperti pada gambar di atas. Proses pengambilan keputusan tersebut meliputi 3 (tiga) tahapan utama, yaitu :
Evaluasi Level 1
Merupakan tahap awal metode evaluasi hasil pemeliharaan SUTT / SUTET. Pelaksanaan Evaluasi Level 1 menggunakan input hasil pemeliharaan rutin SUTT / SUTET baik yang sifatnya mingguan & 3 bulanan yaitu Ground patrol, dan 5 (lima) tahunan atau lebih sesuai kebutuhan yaitu Climb up inspection. Tahapan ini menghasilkan Kondisi Awal SUTT / SUTET (Early warning) dan Rekomendasi pelaksanaan inspeksi lanjut & pemeliharaan.
Evaluasi Level 2
Adalah tahap lanjutan metode evaluasi hasil pemeliharaan SUTT / SUTET. Pelaksanaan Evaluasi Level 2 menggunakan input Kondisi Awal SUTT / SUTET (Early warning) dan Rekomendasi pelaksanaan inspeksi lanjut & pemeliharaan dari Evaluasi Level 1 ditambah dengan hasil pemeliharaan In Service Measurement dan Shutdown Testing / Measurement. Tahapan ini menghasilkan Penilaian Prediksi Kondisi Umur SUTT / SUTET (Life prediction) dan Rekomendasi pelaksanaan inspeksi lanjut & pemeliharaan.
Evaluasi Level 3
Merupakan tahap akhir metode evaluasi hasil pemeliharaan SUTT / SUTET. Pelaksanaan Evaluasi Level 3 menggunakan input Penilaian Prediksi Kondisi Umur SUTT / SUTET (Life prediction) dan rekomendasi pelaksanaan inspeksi lanjut & pemeliharaan dari Evaluasi Level 2 ditambah dengan Evaluasi Resiko yang meliputi Keandalan sistem, keamanan & lingkungan dan Faktor ekonomi, sosial serta Perkembangan teknologi terkini. Tahapan ini menghasilkan Rekomendasi tindak lanjut yang berupa Program perpanjangan umur SUTT / SUTET dan Rencana pengembangan aset (Life extension program & Asset development plan) seperti Retrofit, Refurbish, Replacement ataupun Reinvestment.
STANDAR EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN SUTT / SUTET
Standar adalah acuan yang digunakan dalam mengevaluasi hasil pemeliharaan untuk dapat menentukan kondisi peralatan yang dipelihara. Standar yang ada berpedoman kepada : instruction manual dari pabrik, standar-standar internasional maupun nasional ( IEC, IEEE, CIGRE, ANSI, SPLN, SNI dll ) dan pengalaman serta observasi / pengamatan operasi di lapangan.
IN SERVICE VISUAL INSPECTION
Tabel 18 : Standar evaluasi In Service Visual Inspection
PERALATAN YANG DIPERIKSA
SASARAN PEMERIKSAAN
EVALUASI / AKIBAT
CURRENT CARRYING/PEMBAWA ARUS
Bare Conductor OHL
(termasuk ACSR , TACSR & ACCC)
Konduktor penghantar rantas, putus atau mekar
Andongan konduktor tidak normal
Arus tidak dapat disalurkan
Jarak bebas tidak terpenuhi
Peredam getaran (vibration damper) lepas atau hilang
Peredam getaran (vibration damper) bergeser
Peredam getaran (vibration damper) korosi
Konduktor rantas atau putus
Tidak bisa menahan getaran konduktor
Peredam getaran (vibration damper) patah atau rusak
Spacer bengkok atau patah
Klem spacer lepas atau hilang
Spacer bergeser atau kendor
Konduktor terhubung jadi satu
Konduktor rantas atau putus
Konduktor tidak terentang sempurna
Ada benda asing (binatang, benang, layang-layang, balon, sampah) atau tersangkut
Terjadi hubung singkat antar fasa dan fasa ke tanah (ground)
Conductor joint (midspan joint)
midspan joint pecah
midspan joint bengkok
temperature midspan joint tinggi
Kerapatan korona tinggi
Konduktor rantas atau putus
Terjadi panas pada sambungan, kemampuan mekanis midspan berkurang yang berakibat konduktor putus
Konduktor rantas atau putus
Konduktor rantas atau putus
Conductor jumper (konduktor penghubung)
Konduktor penghubung mekar atau rantas
Konduktor penghubung lepas
temperature Conductor jumper tinggi
Kerapatan korona tinggi
Counter weight ada kelainan
Konduktor penghubung putus
Terjadi hubung singkat fasa ke tanah(ground)
Conductor jumper rantas atau putus
Conductor jumper rantas atau putus
Terjadi hubung singkat fasa ke tanah(ground)
Jumper joint
Jumper joint mekar atau rantas.
jumper joint putus
temperature jumper joint tinggi
Kerapatan korona tinggi
Jumper joint rantas atau putus
Temperature midspan joint menjadi tinggi
Temperature midspan joint menjadi tinggi dan konduktor rantas atau putus.
Terjadi korosi pada midspan joint dapat mengakibatkan konduktor rantas atau putus.
INSULATION /ISOLASI
Ceramics Isulations
Piring insulator pecah, retak & flash
Pin ikatan insulator tidak lengkap atau aus
Ikatan insulator korosi
Piring insulator kotor
Kerapatan korona tinggi
Kondisi Insulator miring
Ada benda asing (binatang, benang, balon, sampah) atau tersangkut
Penurunan Level BIL dan Creepage Distance pada insulator
Penurunan mechanical strength pada renceng insulator
Penurunan mechanical strength pada renceng insulator
Penurunan Level BIL dan Creepage Distance pada insulator
Penurunan mechanical strength pada traves
Terjadi hubung singkat antar fasa dan fasa ke tanah (ground)
Non Ceramics Isulations
Piring insulator pecah, retak, flash dan sobek
Pin ikatan insulator tidak lengkap atau aus
Ikatan insulator korosi
Piring insulator kotor
Kerapatan korona tinggi
Kondisi Insulator miring
Ada benda asing (binatang, benang, layang-layang, balon, sampah) atau tersangkut
Penurunan Level BIL dan Creepage Distance pada insulator
Penurunan mechanical strength pada renceng insulator
Penurunan mechanical strength pada renceng insulator
Penurunan Level BIL dan Creepage Distance pada insulator
Penurunan mechanical strength pada traves
Terjadi hubung singkat antar fasa dan fasa ke tanah (ground)
Isolasi udara (Ground Clearence )
Periksa jarak bebas SUTT / SUTET (fasa ke fasa & fasa ke tanah) menggunakan Ranging Meter, apakah sesuai ketentuan yang berlaku (Lampiran Peraturan Menteri Pertambangan & Energi Nomor : 01.P/47/MPE/1992 Tanggal : 7 Februari 1992) dan peliharalah
Terjadi hubung singkat antar fasa dan fasa ke tanah (ground)
STRUCTURE
Halaman tower
Halaman tower kotor, ada pohon / semak belukar atau dimanfaatkan orang lain
Halaman tower ada jalan longsor atau banjir
Mengganggu saat ada pekerjaan pemeliharaan
Pondasi amblas atau rusak
Patok batas pecah atau hilang
Patok batas retak
Patok batas tertimbun
Batas kepemilikan tanah hilang
Batas kepemilikan tanah hilang
Batas kepemilikan tanah hilang
Stub
Stub korosi
Stub bengkok
Stub tertimbun tanah atau tergenang air
Tower roboh
Tower miring
Stub korosif
Pondasi
Kopel pondasi patah, bengkok, retak
Kopel pondasi amblas atau tertimbun tanah
Tower miring
Kopel pondasi rusak atau patah
Chimney / kepala pondasi retak atau pecah.
Chimney / kepala pondasi tertimbun tanah, tergenang air atau amblas
Chimney / kepala pondasi bergeser atau miring
Tower roboh
Pondasi rusak
Tower miring atau roboh
Bracing(Leg, Common body, Body, Traverse)
Konstruksi tiang bergeser atau miring
Konstruksi tiang korosi
Konstruksi tiang bengkok atau hilang.
Cat / galvanis terkelupas
Mur & baut korosi
Tower miring atau roboh
Tower miring atau roboh
Tower miring atau roboh
Besi tower korosif
Tower miring atau roboh
Plat sambungan rangka hilang atau bengkok
Plat sambungan rangka kendor
Plat sambungan rangka korosi
Mur & baut plat sambungan rangka hilang
Tower miring atau roboh
Tower miring atau roboh
Tower miring atau roboh
Tower miring atau roboh
Bracing / member / besi diagonal tidak nempel
Bracing / member / besi diagonal kendor
Bracing / member / besi diagonal hilang, tidak terpasang, bengkok atau patah
Bracing / member / besi diagonal korosi
Tower miring atau roboh
Tower miring atau roboh
Tower miring atau roboh
Tower miring atau roboh
Ada benda asing (binatang, benang, layang-layang, balon, sampah) atau tersangkut
Terjadi hubung singkat fasa ke ground
JUNCTION / PENGHUBUNG
suspension clamp retak atau pecah
Baut suspension clamp korosi, kendor atau tidak lengkap
Strain camp korosi, retak, pecah atau tidak lengkap
temperature baut strain clamp tinggi
dead end compression retak, atau bengkok.
baut dead end compression korosi atau tidak lengkap.
temperature dead end compression tinggi
socket clavis, bolt clavis, triangle plate, triangle plate link, square plate, turnbucle, link juster, link bolt socket, extension link, adjuster plate mengalami korosi.
ball and pin insulator korosi, bengkok atau tidak lengkap
suspension clamp putus
suspension clamp lepas
strain clamp putus
baut strain clamp lepas atau putus
dead end compression putus
baut dead end compression lepas atau putus
temperature dead end compression lepas atau putus
mengalami penurunan strength
Insulator lepas
PROTECTION
Konduktor tanah ( EW, GSW, OPGW)
Ada benda asing (binatang, benang, sampah layangan) atau tersangkut
Terjadi hubung singkat fasa ke ground
Peredam getaran (vibration damper) bergeser
Konduktor tanah rantas atau putus
Konduktor tanah rantas atau putus
Konduktor tanah korosi
Armour rod mekar, putus atau tidak lengkap
Joint box konduktor optic hilang
Konduktor yang turun ke joint box putus atau hilang
Terjadi hubung singkat fasa ke ground
Konduktor tanah putus
Konduktor tanah putus
Komunikasi terputus
Komunikasi terputus
Konduktor penghubung Konduktor tanah
Konduktor penghubung Konduktor tanah apakah mekar, rantas
Konduktor penghubung Konduktor tanah lepas
Konduktor penghubung Konduktor tanah putus
Resistansi pentanahan tower tinggi
Arcing horn
Arcing horn salah pasang (tidak simetris)
Arcing horn tidak terpasang atau lepas
Arcing horn korosi
Terjadi hubung singkat fasa ke ground
Terjadi hubung singkat fasa ke ground
Arcing horn putus
Konduktor penghubung Konduktor tanah ke tanah
Konduktor penghubung Konduktor tanah ke tanah kendor atau lepas
Konduktor penghubung Konduktor tanah ke tanah putus, hilang atau rantas
Konduktor penghubung Konduktor tanah ke tanah korosi
Resistansi pentanahan tower tinggi
Resistansi pentanahan tower tinggi
Konduktor penghubung Konduktor tanah ke tanah putus
Pentanahan (Grounding)
Pentanahan (grounding) terlepas atau kendor
Pentanahan (grounding) hilang, putus atau rantas
Pentanahan (grounding) korosi
Resistansi pentanahan tower tinggi
Resistansi pentanahan tower tinggi
Pentanahan (grounding) putus atau rantas
TLA (Transmision line Arester)
Jumper TLA lepas
Insulator flash atau pecah
Konduktor rantas atau putus
Arus bocor melampaui batas nominal standard
Terjadi hubung singkat fasa ke ground
Pengaman dari Ancaman/ Kemungkinan gangguan akibat manusia
ACD ( Pengahalang Panjat)
Penghalang panjat (Anti Climbing Device) kendor, hilang atau patah
Penghalang panjat (Anti Climbing Device) korosi
Terjadi kecelakaan umum
Terjadi kecelakaan umum
Plat Rambu Bahaya
ACD ( Pengahalang Panjat)
Plat rambu bahaya hilang
Plat rampu bahaya rusak
Plat rambu bahaya korosi
Terjadi kecelakaan umum
Terjadi kecelakaan umum
Terjadi kecelakaan umum
MONITORING
Baut panjat (step bolt)
Baut panjat (step bolt) kendor
Baut panjat (step bolt) hilang, bengkok, patah atau kurang panjang dratnya
Baut panjat (step bolt) korosi
Terjadi kecelakaan kerja
Terjadi kecelakaan kerja
Terjadi kecelakaan kerja
Plat Informasi Tower
Plat tanda penghantar kendor
Plat tanda penghantar salah pasang
Plat tanda bahaya kendor, pudar, korosi,rusak/ hilang
Plat tanda penghantar pudar
Plat tanda penghantar korosi
Plat tanda penghantar rusak atau hilang
Ball sign bergeser
Ball sign pecah atau hilang
Lampu aviasi pecah, mati, rusak atau hilang
Terjadi kecelakaan kerja
Terjadi kecelakaan kerja
Terjadi kecelakaan kerja
Terjadi kecelakaan kerja
Terjadi kecelakaan umum
Terjadi kecelakaan kerja
Terjadi kecelakaan umum
Terjadi kecelakaan umum
Terjadi kecelakaan umum
PENGUJIAN THERMOVISI
Pengukuran suhu dengan thermography akan selalu memberikan nilai absolut dari objek terukur. Untuk menentukan dengan benar apakah suhu objek terlalu panas (overheating), ada dua pendekatan yang harus dilakukan dalam menyikapi hasil ukur yang didapat :
Membandingkan hasil ukur dengan suhu operasi objek
Suhu operasi adalah suhu normal dengan mempertimbangkan faktor pembebanan pada objek dan pengaruh suhu lingkungan disekitarnya (suhu ambient). Untuk peralatan SUTT / SUTET yang berada diluar ruangan, suhu operasi objek umumnya hanya 1°C atau 2°C diatas suhu lingkungan (ambient), sedangkan untuk peralatan dalam ruangan variasinya akan lebih besar.
Membandingkan hasil ukur dengan hasil ukur objek lain yang sama disekitarnya (objek tetangga)
Pada suhu operasinya, peralatan listrik yang rusak atau bekerja dalam kondisi tidak normal akan memberikan hasil ukur yang berbeda dengan peralatan listrik lain yang sama disekitarnya. Perbedaan hasil ukur ini (Δt), dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu :
Tabel 19 : Standar evaluasi pengujian thermovisi
KATEGORI
HASIL UKUR (Δt)
KONDISI
I
< 5°C
Awal kondisi panas berlebih (overheating)
II
5–30°C
Peningkatan panas berlebih (overheating)
III
> 30°C
Panas berlebih (overheating) akut
* Diambil dari manual instruction Kamera thermovisi FLIR
PENGUJIAN KORONA
Gambar 94 : Diagram alir pengambilan keputusan
INTENSITAS KORONA :
Tabel 20 : Standar evaluasi pengujian korona
KATEGORI
HASIL UKUR
KONDISI
Low
< 1000 countrate/menit
Berpotensi mengurangi usia peralatan
Indikasi kerusakan minor dari pemburukan komponen
Medium
1000 – 5000 countrate/menit
Dapat menyebabkan pemburukan yang signifikan terhadap usia peralatan
Indikasi kerusakan/pemburukan komponen yang dapat diukur
High
> 5000 countrate/menit
Menyebabkan pemburukan yang sangat cepat
Indikasi kerusakan parah terhadap komponen/peralatan
* Diambil dari manual instruction Kamera korona OFIL Daycor Superb
PENGUJIAN PUNCTURE (KEBOCORAN) INSULATOR
Evaluasi terhadap pengujian ini adalah dengan melihat kurva distribusi potensial antar keping insulator. Insulator rusak (breakdown) akan ditunjukkan dengan nilai tegangan keping insulator yang mengalami penurunan dibandingkan nilai tegangan keping insulator yang lain dalam satu renceng seperti gambar di bawah.
Gambar 95 : Contoh Hasil Pengujian Puncture Insulator
Gambar pertama di atas menunjukkan hasil ukur masing-masing keping insulator dalam satu renceng dalam kondisi normal, sedangkan gambar kedua menunjukkan hasil ukur pada keping nomor 3 mengalami kerusakan (breakdown).
Dalam kegiatan Pemeliharaan SUTT / SUTET, selain untuk mengetahui kondisi insulator, hasil pengujian kebocoran insulator (puncture test) juga digunakan sebagai standar untuk menentukan apakah suatu pekerjaan pemeliharaan insulator secara bertegangan (On line) dapat dilakukan atau tidak. Bila hasil ukur kebocoran insulator menunjukkan bahwa lebih dari 50% + 1 jumlah insulator dalam satu renceng tidak sesuai standar, maka pekerjaan pemeliharaan insulator harus dilaksanakan secara tidak bertegangan (Off line).
Cara menentukan insulator rusak secara elektrik sebagai berikut :
Insulator dianggap rusak jika pembacaannya 30 % atau lebih di bawah bentuk karakteristik kurva normal insulator lain dalam satu string;
Jika terdapat insulator yang rusak maka nilai insulator sesudahnya akan meningkat sebagai kompensasi dari insulator yang rusak tersebut.
Jika ada beberapa insulator yang rusak, bandingkan hasil pengukuran dengan hasil pengukuran string lain pada penghantar yang sama untuk melihat deviasi bentuk kurva.
PENGUJIAN RESISTANSI PENTANAHAN TOWER
Pentanahan tiang berfungsi untuk mengalirkan arus dari konduktor tanah akibat sambaran petir, oleh karena itu nilai pentanahan tiang harus dibuat sekecil mungkin agar tidak menimbulkan tegangan tiang yang tinggi yang pada akhirnya dapat mengganggu sistem penyaluran. Batasan nilai pentanahan tiang sebagai berikut :
Tabel 21 : Standar evaluasi pengujian resistansi pentanahan tower
PERALATAN YANG DIPERIKSA
TEGANGAN OPERASI
STANDAR
Pentanahan (Grounding)
70 kV
5 Ohm
150 kV
10 Ohm
275 kV / 500 kV
15 Ohm
DOWNLOAD TLA (ARRESTER CONDITION MONITORING)
Data leakage current yang terecord di ACM ada 2 yaitu leakage current total dan resistif. Untuk monitoring arus bocor yang sebenarnya pada TLA maka yang dipakai adalah leakage current resistif karena sudah mengambil input dari arus bocor harmonisa ke 3 dst. Untuk Type 3EL2 136-2LM31-4ZA9, nilai resistif leakage current pada 200C yang diperbolehkan adalah <800 µA. Sehubungan dengan lampu indikator merah-kuning-hijau yang terdapat di ACM, berikut ini adalah set-up nya untuk TLA berdasarkan standar dari SIEMENS :
Lampu Hijau : Ir < 300 µA
Rekomendasi : TLA berfungsi dengan benar.
Lampu Kuning : Ir = 300 s/d 799 µA
Rekomendasi : ulangi tes / download data setelah 24 jam dan bandingkan dengan TLA di fasa lain (jika ada) untuk memastikan apakah arus bocor itu bersifat sementara atau permanen.
Lampu Merah : Ir 800 µA
Rekomendasi : TLA berkemungkinan rusak, ualangi tes / download data setelah 12 jam dan bandingkan dengan TLA di fasa lain (jika ada) untuk memastikan apakah arus bocor itu bersifat sementara atau permanen
Gambar 96 : Hasil Download data TLA (salah satu contoh peralatan terpasang di Transmisi PLN)
BAB IV
REKOMENDASI HASIL PEMELIHARAAN SUTT / SUTET
Rekomendasi merupakan tindak lanjut yang harus dilaksanakan sebagai evaluasi dari hasil pemeliharaan yang telah dilakukan. Rekomendasi berpedoman kepada instruction manual dari pabrik dan pengalaman serta observasi / pengamatan operasi di lapangan.
REKOMENDASI HASIL PEMELIHARAAN RUTIN
Adalah tindak lanjut dari hasil pemeliharaan rutin mingguan (Ground Patrol), 5 tahunan atau lebih sesuai kebutuhan (Climb Up Inspection) sebagai tindakan pencegahan terjadinya kelainan / unjuk kerja rendah pada peralatan saat menjalankan fungsinya atau kerusakan. Rekomendasi hasil pemeliharaan rutin berpedoman kepada pengalaman serta observasi / pengamatan operasi di lapangan.
Tabel 22 : Rekomendasi hasil pemeliharaan rutin
PERALATAN YANG DIPERIKSA
SASARAN PEMERIKSAAN
REKOMENDASI
CURRENT CARRYING/PEMBAWA ARUS
Bare Conductor OHL
(termasuk ACSR , TACSR & ACCC)
Konduktor penghantar rantas, putus atau mekar
Andongan konduktor tidak normal
Penggantian
Sagging ulang
Peredam getaran (vibration damper) lepas atau hilang
Peredam getaran (vibration damper) bergeser
Peredam getaran (vibration damper) korosi
Penggantian
Pengencangan
Penggantian
Spacer bengkok atau patah
Klem spacer lepas atau hilang
Spacer bergeser atau kendor
Penggantian
Penggantian
Pengencangan
Ada benda asing (binatang, benang, layang-layang, balon, sampah) atau tersangkut
Pembersihan
Conductor joint (midspan joint)
midspan joint pecah
midspan joint bengkok
temperature midspan joint tinggi
Penggantian
Penggantian
Perbaikan
Conductor jumper (konduktor penghubung)
Konduktor penghubung mekar atau rantas
Konduktor penghubung lepas
temperature Conductor jumper tinggi
Counter weight ada kelainan
Penggantian
Penggantian
Perbaikan
Penggantian
Jumper joint
jumper joint mekar atau rantas.
jumper joint putus
temperature jumper joint tinggi
Penggantian
Penggantian
Penggantian
INSULATION /ISOLASI
Ceramics Isulations
Piring insulator pecah, retak & flash
Pin ikatan insulator tidak lengkap atau aus
Ikatan insulator korosi
Piring insulator kotor
Kondisi Insulator miring
Ada benda asing (binatang, benang, layang-layang, balon, sampah) atau tersangkut
Penggantian
Penggantian
Penggantian
Pembersihan
Perbaikan posisi insulator
Pembersihan
Non Ceramics Isulations
Piring insulator pecah, retak, flash dan sobek
Pin ikatan insulator tidak lengkap atau aus
Ikatan insulator korosi
Piring insulator kotor
Kondisi Insulator miring
Ada benda asing (binatang, benang, layang-layang, balon, sampah) atau tersangkut
Penggantian
Penggantian
Penggantian
Pembersihan
Perbaikan posisi insulator
Pembersihan
Isolasi udara (Ground Clearence )
Periksa jarak bebas SUTT / SUTET (fasa ke fasa & fasa ke tanah) menggunakan Ranging Meter, apakah sesuai ketentuan yang berlaku (Lampiran Peraturan Menteri Pertambangan & Energi Nomor : 01.P/47/MPE/1992 Tanggal : 7 Februari 1992) dan peliharalah
Pembersihan
STRUCTURE/STRUKTUR
Halaman tower
Halaman tower kotor, ada pohon / semak belukar atau dimanfaatkan orang lain
Halaman tower ada jalan longsor atau banjir
Pembersihan
Perbaikan
Patok batas pecah atau hilang
Patok batas retak
Patok batas tertimbun
Penggantian
Perbaikan
Pembersihan
Stub
Stub korosi
Stub bengkok
Stub tertimbun tanah atau tergenang air
Pengecatan
Perbaikan
Pemebersihan
Pondasi
Kopel pondasi patah, bengkok, retak
Kopel pondasi amblas atau tertimbun tanah
Perbaikan
Perbaikan
Chimney / kepala pondasi retak atau pecah.
Chimney / kepala pondasi tertimbun tanah, tergenang air atau amblas
Chimney / kepala pondasi bergeser atau miring
Perbaikan
Perbaikan
Perbaikan
Bracing(Leg, Common body, Body, Traverse)
Konstruksi tiang bergeser atau miring
Konstruksi tiang korosi
Konstruksi tiang bengkok atau hilang.
Cat / galvanis terkelupas
Mur & baut korosi
Perbaikan
Pengecatan
Penggantian
Pengecatan
Penggantian
Plat sambungan rangka hilang atau bengkok
Plat sambungan rangka kendor
Plat sambungan rangka korosi
Mur & baut plat sambungan rangka hilang
Penggantian
Pengencangan
Pengecatan
Penggantian
Bracing / member / besi diagonal tidak nempel
Bracing / member / besi diagonal kendor
Bracing / member / besi diagonal hilang, tidak terpasang, bengkok atau patah
Bracing / member / besi diagonal korosi
Perbaikan
Pengencangan
Penggantian
Pengecatan
Ada benda asing (binatang, benang, layang-layang, balon, sampah) /tersangkut
Pembersihan
JUNCTION / PENGHUBUNG
suspension clamp retak atau pecah
Baut suspension clamp korosi, kendor atau tidak lengkap
strain clamp korosi, retak, pecah atau tidak lengkap
temperature baut strain clamp tinggi
dead end compression retak, atau bengkok.
baut dead end compression korosi atau tidak lengkap.
temperature dead end compression tinggi
socket clavis, bolt clavis, triangle plate, triangle plate link, square plate, turnbucle, link juster, link bolt socket, extension link, adjuster plate mengalami korosi.
ball and pin insulator korosi, bengkok atau tidak lengkap
Penggantian
Penggantian
Penggantian
Penggantian
Penggantian
Penggantian
Penggantian
Penggantian
Penggantian
PROTECTION
Konduktor tanah ( EW, GSW, OPGW)
Ada benda asing (binatang, benang, sampah layangan) atau tersangkut
Pembersihan
Peredam getaran (vibration damper) bergeser
Pengencangan
Konduktor tanah rantas atau putus
Konduktor tanah korosi
Armour rod mekar, putus atau tidak lengkap
Joint box konduktor optic hilang
Konduktor yang turun ke joint box putus atau hilang
Penggantian
Penggantian
Penggantian
Penggantian
Penggantian
Konduktor penghubung Konduktor tanah
Konduktor penghubung Konduktor tanah apakah mekar, rantas
Konduktor penghubung Konduktor tanah lepas
Penggantian
Perbaikan
Arcing horn
Arcing horn salah pasang (tidak simetris)
Arcing horn tidak terpasang atau lepas
Arcing horn korosi
Perbaikan
Penggantian
Penggantian
Konduktor penghubung Konduktor tanah ke tanah
Konduktor penghubung Konduktor tanah ke tanah kendor atau lepas
Konduktor penghubung Konduktor tanah ke tanah putus, hilang atau rantas
Konduktor penghubung Konduktor tanah ke tanah korosi
Perbaikan
Penggantian
Penggantian
Pentanahan (Grounding)
Pentanahan (grounding) terlepas atau kendor
Pentanahan (grounding) hilang, putus atau rantas
Pentanahan (grounding) korosi
Perbaikan
Penggantian
Penggantian
TLA (Transmision Line Arester)
jumper TLA lepas
Insulator flash atau pecah
Penggantian
Penggantian
Pengaman dari Ancaman/ Kemungkinan gangguan akibat manusia
ACD ( Pengahalang Panjat)
Penghalang panjat (Anti Climbing Device) kendor, hilang atau patah
Penghalang panjat (Anti Climbing Device) korosi
Perbaikan
Pengecatan
Plat Rambu Bahaya
ACD ( Pengahalang Panjat)
Plat rambu bahaya hilang
Plat rampu bahaya rusak
Plat rambu bahaya korosi
Penggantian
Penggantian
Perbaikan
MONITORING
Baut panjat (step bolt)
Baut panjat (step bolt) kendor
Baut panjat (step bolt) hilang, bengkok, patah atau kurang panjang dratnya
Baut panjat (step bolt) korosi
Perbaikan
Penggantian
Penggantian
Plat Informasi Tower
Plat tanda penghantar kendor
Plat tanda penghantar salah pasang
Plat tanda bahaya kendor, pudar, korosi, rusak atau hilang
Plat tanda penghantar pudar
Plat tanda penghantar korosi
Plat tanda penghantar rusak atau hilang
Ball sign bergeser
Ball sign pecah atau hilang
Lampu aviasi pecah, mati, rusak atau hilang
Perbaikan
Perbaikan
Penggantian
Perbaikan
Penggantian
Penggantian
Perbaikan
Penggantian
Penggantian
* Bersumber dari pengalaman serta observasi / pengamatan operasi di lapangan
REKOMENDASI PENGUJIAN THERMOVISI
Tabel 23 : Rekomendasi pengujian thermovisi
PERALATAN YANG DIPERIKSA
HASIL UKUR (Δt)
REKOMENDASI
Bare Conductor OHL (termasuk ACSR , TACSR & ACCC)
Conductor joint (midspan joint)
Conductor jumper (konduktor penghubung)
Jumper joint
Strain clamp
Dead end compression
Repair sleeve
I (< 10°C)
II (10 – 30°C)
III (> 30°C)
Lanjutkan pengujian rutin 6 bulanan
Dijadwalkan perbaikan atau penggantian seperlunya
Perbaiki atau ganti secepatnya maksimal 1 minggu
* Diambil dari manual instruction Kamera thermovisi FLIR
REKOMENDASI PENGUJIAN KORONA
Tabel 24 : Rekomendasi pengujian korona
PERALATAN YANG DIPERIKSA
HASIL UKUR
REKOMENDASI
Isolasi padat (insulator)
Low (countrate < 1000/menit)
Lanjutkan pengujian rutin 6 bulanan
Medium (countrate < 1000 - 5000/menit)
Lakukan pengujian rutin 3 bulanan
Lakukan pengujian rutin 1 bulanan bila ada kecenderungan peningkatan hasil ukur 3 bulanan
Dijadwalkan perbaikan atau penggantian seperlunya
High (countrate > 5000/menit)
Perbaiki atau ganti secepatnya
* Diambil dari manual instruction Kamera korona OFIL Daycor Superb
REKOMENDASI PENGUJIAN PUNCTURE (KEBOCORAN) INSULATOR
Tabel 25 : Rekomendasi pengujian puncture (kebocoran) insulator AB Chance, isolometer Terex Ritz dan Positron Canada
PERALATAN YANG DIPERIKSA
HASIL UKUR
REKOMENDASI
Isolasi padat (insulator)
Distribusi tegangan normal
Lanjutkan pengujian rutin 2 tahunan
Drop tegangan 30% dibawah bentuk karakteris kurva normal insulator lain dalam satu renceng
Jika terdapat insulator yang rusak maka nilai insulator sesudahnya akan meningkat sebagai kompensasi dari insulator yang rusak tersebut
Perbaiki atau ganti secepatnya
REKOMENDASI PENGUJIAN RESISTANSI PENTANAHAN TOWER
Tabel 26 : Rekomendasi pengujian resistansi pentanahan tower
PERALATAN YANG DIPERIKSA
TEGANGAN OPERASI
HASIL UKUR
REKOMENDASI
Pentanahan (Grounding)
70 kV
5 Ohm
Lanjutkan pengujian rutin 1 tahunan
> 5 Ohm
Perbaiki, ganti secepatnya atau diberikan penambahan pentanahan kaki tiang
150 kV
10 Ohm
Lanjutkan pengujian rutin 1 tahunan
> 10 Ohm
Perbaiki, ganti secepatnya atau diberikan penambahan pentanahan kaki tiang
275 kV / 500 kV
15 Ohm
Lanjutkan pengujian rutin 1 tahunan
> 15 Ohm
Perbaiki, ganti secepatnya atau diberikan penambahan pentanahan kaki tiang
REKOMENDASI HASIL DOWNLOAD TLA
Tabel 27 : Rekomendasi Hasil download TLA
PERALATAN YANG DIPERIKSA
HASIL UKUR
REKOMENDASI
TLA
Lampu Hijau : Ir < 300 µA
TLA berfungsi dengan benar
Lampu Kuning : Ir = 300 s/d 799 µA
Ulangi tes / download data setelah 24 jam dan bandingkan dengan TLA difasa, lain (jika ada) untuk memastikan apakah arus bocor itu bersifat sementara atau permanen
Lampu Merah : Ir 800 µA
TLA berkemungkinan rusak, ulangi tes / download data setelah 12 jam dan bandingkan dengan TLA di fasa lain (jika ada) untuk memastikan apakah arus bocor itu bersifat sementara atau permanen ---- TLA diganti
* Diambil dari manual instruction TLA Siemens
DAFTAR PUSTAKA
SURAT EDARAN NO. 032/PST/1994, "Himpunan Buku Petunjuk dan Pemeliharaan Peralatan Penyaluran Tenaga Listrik", PT PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali, 2000.
ARISMUNANDAR, A., "Teknik Tegangan Tinggi", Jakarta : Pradnya Paramita, 1984.
TOBING, BONGGAS L., "Peralatan Tegangan Tinggi", Jakarta : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 2003.
SPLN 121 : 1996, "Konstruksi Saluran Udara Tegangan Tinggi 70 kV dan 150 kV Dengan Tiang Beton/Baja", PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), 1996.
Wadell, Brian C., "Transmission Line Design Handbook", Norwood : Artech House Inc, 1991.
Bayliss C. R. and Hardy B. J., "Transmission and Distribution Electrical Engineering Third Edition", USA : Elsevier Ltd, 2007.
ELECTRIC SYSTEMS TECHNOLOGY INSTITUTE, "Electrical Transmission and Distribution Reference Book Fifth Edition", ABB Power T&D Company Inc, 1997.
MEIER, ALEXANDRA VON, "Electric Power Systems : a Conceptual Introduction", New Jersey : John Wiley & Sons, Inc, 2006.
GRIGSBY, LEONARD L., "Electric Power Generation, Transmission and Distribution, Boca Raton : Taylor & Francis Group, LLC, 2007.
"User's manual ThermaCAM B620, ThermaCAM T620 and ThermaCAM SC620", FLIR Systems, 2008.
"Presentasi Kamera Korona Daycor Superb", OFIL.
"Presentasi Transmission Line Arrester", Siemens,2012.
SUDRAJAT, A., "Presentasi Pengenalan SUTT / SUTET".
TIM PENYUSUN., "Panduan Umum Pemeliharaan Transmisi TT/TET Dengan Metode PDKB : Jakarta, PT. PLN (Persero) P3B JAWA BALI, 2008.
Peraturan Menteri No.01.P/47/MPE/1992 : Jakarta,1992.
"Presentasi Konduktor ACCC", KMI.