KEBIJAKAN PENGESAHAN PEDOMAN PELAYANAN NIFAS DI RUMAH SAKIT SAKINA IDAMAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR RUMAH SAKIT SAKINA IDAMAN
Menimbang
:
a. Bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi dan membutuhkan perhatian khusus untuk mengurangi hal itu; b. Bahwa salah satu upaya penuruan AKI dan AKB dapat dilaksanakan
melalui
peningkatan
mutu
pelayanan
kesehatan maternal dan neonatal di RS Sakina Idaman ; c. Bahwa kebijakan sebagaimana dimaksud pada butir a dan b perlu kebijakan Pedoman Pelayanan Nifas di RS Sakina Idaman; Mengingat
:
1. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan 2. Undang-undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit 3. Peraturan Mentreri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 147/MENKES/PER/I/2010 tentang Perizinan Rumah Sakit 4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 340/MENKES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit 5. Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK
II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1051/MENKES/SK/XI/2008 PONEK 24 jam ii
tentang
Penyelenggaraan
7. Perizinan
Dinas
Kabupaten
503/11037/719A/DKS/2018
tentang
Sleman
Nomor:
Pemberian
Izin
Operasional Rumah Sakit
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT SAKINA IDAMAN TENTANG KEBIJAKAN PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN NIFAS DI RUMAH SAKIT SAKINA IDAMAN
Pasal 1 Kebijakan sebagaimana dimaksud sebagai pedoman dan acuan kegiatan yang wajib dilaksanakan dan di patuhi oleh setiap petugas yang terkait dengan pelayanan Nifas di Rumah Sakit Sakina Idaman;
Pasal 2 Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan Nifas Sakit Sakina Idaman dilaksanakan oleh Tim PONEK RS Sakina Idaman Yogyakarta;
Pasal 3 Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan bahwa apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapanya, akan dilakukan perbaikan kembali sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Yogyakarta pada tanggal DIREKTUR RUMAH SAKIT SAKINA IDAMAN
NUR MUHAMMAD ARTHA
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karuniaNya, Pedoman Pelayanan Nifas di Rumah Sakit Sakina Idaman telah dapat diselesaikan. Pedoman ini memiliki tujuan untuk mendukung terlaksananya pelayanan Antenatal yang bermutu; efektif; dan efisien. Pedoman ini diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu di Rumah Sakit Sakina Idaman sehingga dapat ikut serta dalam mengurangi Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan pedoman ini. Saran serta kritik membangung tentunya sangat kami harapkan untuk penyempurnaan dan perbaikan di masa mendatang.
Yogyakarta, Tim Penyusun Ketua Tim PONEK RS Sakina Idaman
4
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
 Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang menjadi indikator kualitas kesehatan masyarakat di suatu negara, masih tergolong tinggi di Indonesia yaitu AKI:307/100.000 KH (SDKI 2002/2003) dan AKB : 35/10000 KH (SDKI 2002/2003).Angka Kematian Ibu di Indonesia masih menempati peringkat teratas diantara negara-negara Asia Tenggara. Penyebab kematian ibu terbanyak adalah perdarahan 28%, Eklampsia 24%, Infeksi 11%, Partus macet/lama 8% dan Aborsi 5% (SKRT 2001). Di dalam Angka Kematian Bayi tercakup Angka Kematian Perinatal, dimana kematian karena gangguan perinatal menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga 1986 adalah 42,3% dari kematian bayi pada usia 0-1 bulan. Mengingat kematian bayi khususnya dalam periode perinatal berkaitan erat dengan kesehatan ibu dimana AKI masih tinggi maka betapa pentingnya pelayanan Maternal dan Perinatal sebagai kegiatan integrative di Rumah Sakit untuk terus ditingkatkan dalam upaya menurunkan AKI dan AKB. Penyebab kematian pada masa prenatal/neonatal pada umumnya berkaitan dengan kesehatan ibu selama kehamilan, kesehatan janin selama didalam kandungan dan proses pertolongan persalinan yang bermasalah. Komplikasi obstetric tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya dan mungkin saja terjadi pada ibu hamil yang diidentifikasi normal. Oleh karena itu perlu strategi penurunan kematian/kesakitan maternal perinatal dengan meningkatkan kualitas pelayanan serta kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dengan pembekalan pelatihan secara berkala. Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk
di Rumah Sakit dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) di tingkat Puskesmas. Rumah Sakit PONEK 24 Jam merupakan bagian dari sistem rujukan dalam pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal, yang sangat berperan dalam menurunkan angka kematian PONEK adalah ketersediaan
ibu dan bayi baru lahir. Kunci keberhasilan
tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi,
prasarana,sarana dan manajemen yang handal. 5
Untuk mencapai kompetensi dalam bidang tertentu, tenaga kesehatan memerlukan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perubahan perilaku dalam pelayanan kepada pasien.
B. TUJUAN
1. Umum Meningkatkan pelayanan maternal dan perinatal yang bermutu dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Indonesia. 2. Khusus a. Terlaksananya manajemen pelayanan maternal dan perinatal dari aspek administrasi dan manajemen kompetensi SDM, fasilitas dan sarana serta prosedur pelayanan. b. Terlaksananya sistem rujukan pelayanan maternal dan perinatal di RS c. Pembinaan dan pengawasan pelayanan maternal dan perinatal di RS