Virulensi/Resistensi Flora rongga mulut biasanya hidup secara komensalistik dengan hospes misalnya, tidak saling menguntungkan maupun merugikan. Apa bila keadaan memungkinkan terjadinya invasi, baik oleh flora tetap atau asing maka akan terjadi perubahan hubungan (parasitisme). Sekali terjadi infeksi, organism akan memperkuat diri dan berkembang biak. Lingkungan biokimiawi jaringan setempat akan sangat menentukan kerentanan dan ketahanan hospes terhadap parasit tertentu. Serangan mikroorganisme diawali dengan terjadinya kelukaan langsung sehingga memungkinkan mikroorganisme melakukan invasi, mengeluarkan endotoksin, endotoksin dengan cara autolysis (dinding sel dari bakteri gran negative). Sedangkan hospes dapat menimbulkan suatu reaksi alergi terhadap produk-produk microbial atau kadang-kadang menimbulkan gangguan langsung terhadap fungsi metabolism seluler oleh sel-sel hospes.
Pertahanan seluler/keradangan Respon local dari hospes adalah keradangan. Proses ini diawali dari dilatasi kapiler, terkumpulnya cairan edema, penyumbatan limfatik oleh fibrin. Disukung oleh kemotaksis akan terjadi fagositosis. Daerah tersebut menjadi sangat asam dan protease seluler cenderung menginduksi terjadinya lisis terhadap leukosit, akhirnya makrofag mononuclear yang besar timbul memangsa debris leukositik, membuka jalan untuk pemulihan terhadap proses infeksi dan penyembuhan. Pertahanan humoral Respon sistemik hospes adalah pertahanan humoral yaitu reaksi antigen-antibodi. Antibodi adalah mulekul protein yang diproduksi sel plasma/limfosit B yang tersenenitasi, disebut immunoglobulin. Antibody ini menetralkan bakteri mencegah perlekatan dan mengaktifkan komplemen. Komplemen berperan dalam pengenalan hospes dan memacu proses fagositosis.