PANDUAN WALI ASRAMA SUKSES
APA YANG HARUS DISIAPKAN DIRI UNTUK MENJADI MUSYRIF
Pendidikan adalah gerbang menuju kehidupan yang lebih baik dengan memperjuangkan hal-hal terkecil hingga hal-hal terbesar yang normalnya akan dilewati oleh setiap manusia. Pendidikan adalah bekal untuk mengejar semua yang telah ditargetkan oleh seseorang dalam kehidupannya, sehingga tanpa pendidikan maka logikanya semua yang diimpikannya akan menjadi sangat sulit untuk dapat diwujudkan.
Pendidikan adalah fantor penting dalam membangun peradaban manusia, manusia yang dilahirkan dalam keaadaan lemah dan tak memiliki apa-apa, serta tidak mengetahui apa-apa. Akan tetapi manusia berubah menjadi hebat karena ilmu pengetahuan yang ia peroleh.
Pesantren adalah salah satu system pendidikan yang bersifat intensif, karena di pesantren (boarding school) para peserta didik atau santri diawasi, dibimbing, serta dibina selama 24 jam.
Sebagai salah satu unsur utama pembangunan Asrama dalam hal ini Pesantren selain kepala pesantren itu sendiri, pengelola, berikut penyedia sarana prasarana serta penanggung jawab keamananannya, peran serta Wali Santri dalam memberikan pendidikan kepada para santri ternyata sangat diperlukan terutama dalam memberikan motivasi, nasihat atau tausiyah kepada para santri untuk tetap semangat mengaji dan mengkaji ilmu-ilmu agama serta berahklakul karimah seperti yang dicontohkan baginda Rosululloh SAW.
Dalam kenyataan tidak perlu materi pengajaran yang tinggi yang harus diajarkan kepada para santri, jika hal tersebut tidak merasuk pada jiwa dan pribadi mereka untuk kemudian diamalkan dalam kehidupan mereka sehari-hari, tetapi alangkah lebih baik jika materi-materi ringan yang mudah diserap dan diamalkan setelahnya, diantaranya adalah materi baca tulis Al Qur'an beserta ilmu tauhidnya, fiqih, ibadah sehari-hari, hadist-hadist tentang ahklaq baginda rosulullaoh SAW dalam sehari-hari serta tahfidz Al Qur'an 1 hari minimal 3 ayat yang disetorkan kepada wali santri atau tutor sebaya setiap ba'da sholat subuh. Materi-materi inilah yang tidak memberatkan bahkan terhitung sangat ringan dan mudah diamalkan para santri dalam sehari-hari mereka disamping materi umum sekolah yang harus mereka kuasai.
Selain daripada itu, tak lepas pula peran wali santri sebagai problem solver bagi para santri binaanya yang sedang "galau" dirundung masalah pribadi ataupun lainnya. Disinilah seorang Wali Santri dituntut lebih untuk membantu menyelesaikan masalah mereka dan terus memotivasi, agar mereka tetap tersenyum dan tertawa, semangat menjalani hidup serta menikmatinya. Sehingga mereka mampu memfilter diri mereka dari pengaruh negatif di sekitar lingkungannya. Salah satu wadah untuk memfasilitasi para santri tersebut adalah pembinaan secara insentif bagi mereka yang sangat membutuhkannya atau bagi santri yang melanggar aturan pesantren, harapannya adalah setelah melalui proses tersebut ada pembahasan ahklaq yaitu menjadi pribadi yang lebih baik dan mencintai serta merindukan kebaikan.
Itulah salah satu diantara peran wali santri di Pesantren atau asrama, artinya bahwa peran wali santri tidak kalah penting dengan peran orang tua mereka di rumah dalam membentuk pribadi mereka. Yang terpenting dalam pembentukan ahklaq mereka adalah terjalinnya komunikasi insentif dan baik orang tua dan wali santri.
Dengan amanah untuk berperan sebagai wali santri yang motivator serta menjadi problem solver bagi santri, tenttunya dibutuhkan kepribadian kuat serta kesabaran tinggi, yang tentunya seorang wali asrama adalah seorang yang berakhlak karimah, karena tidak mungkin untuk kita mengajak serta menyeru untuk berbuat baik serta menjadi seorang yang berakhlak karimah, kita sebagai wali santri tidak mencontohkan untuk berbuat baik dan berakhlak karimah.
TARGET MUSYRIF
Para musyrif PesantrenBisnis.Com Istana Mulia memiliki target besar untuk para santrinya yang dibimbing, dibina dan diajari di dalam lingkup asrama, target musyrif mengacu kepada 10 muashofat yaitu :
Aqidah yang benar (سليم العقيدة)
Meyakini Allah swt. Sebagai pencipta, pemilik, pemelihara, dan penguasa alam semesta dan menjauhkan diri dari pikiran, sikap, dan prilak bid'ah, khrafat dan syirik.
Asrama adalah tempat istirahat dan rumah santri, mereka banyak melakukan kegiatan didalam asrama. Musyrif atau wali asrama merupakan pengganti dari orang tua santri. Musyrif Istana Mulia ingin menciptakan asrama sebagai rumah islami yang didalamnya terdapat kegiatan kegiatan yang memberikan pemahaman tentang aqidah yangang benar, seperti halaqoh tarbawiyah, kajian kitab dan halaqoh tahfidz. Kegiatan ini bertarget agar Aqidah santri terbina dengan benar.
Ibadah yang benar (صحيح العبادة)
Terbiasa dan gemar melaksanakan ibadah yang meliputi : Sholat, shoum, tilawah Al-Qur'an, dzikir, dan doa sesuai petunjuk Al-Qur'an dan Sunnah Nabi saw.
Dengan adanya kegiatan wajib seperti yang disebutkan diatas, maka santri akan dibentuk ibadahnya menjadi benar, tidak mlenceng dari contoh ibadah yang tidak diajarkan oleh Nabi saw.
Pribadi yang matang (متين الخلق)
Santri dapat menampilkan prilaku yang santun, tertib dan disiplin, pedul terhadap sesame dan lingkungan, serta sabar, ulet dan pemberani dalam menghadapi hidup sehari-hari.
Sebagai santri yang tinggal dalam asrama, mereka akan menjadi pribadi yang matang. Mereka akan belajar mentaaati peraturan, menghormati yang tua dan menyayangi yang kecil. Dengan keberadaan musyrif disisi mereka, santri akan merasakan penggati orang tua yang jauh dari mereka.
Mandiri (قادر على الكسب)
Mandiri dalam mengelola/mengurus segala keperluan sehari harinya dan memiliki bekal yang cuckup dalam pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan dalam usaha memenuhi kebutuhan masa depannya.
Santri yangsebelumnya tinggal dalam rumah yang serba disediakan akan berhdapan dengan kehidupan berasrama yang segala keperluan diri merka diurus secara madiri. Santri akan belajar mengelola kebutuhan mereka dengan dampingan para musyrif / wali asrama mereka masing masing,
Cerdas dan Berpengetahuan (مثقف الفكر)
Memiliki kemampuan berfikir yangkritis, logis, sistematis dan kreatif yang menjadikan diri santri berpengetahuan luas, terampil, serta cermat dalam mengatasi segala problem yang dihadapi.
Asrama bukan hanya tempat santri untuk istirahat dan melepas penat, tetapi juga sumber ilmu untuk santri. Kegiatan yang ada dalam asrama menjadikan santri lebih matang dalam mensikapi masa depannya. Mereka akan mendapat kegiatan yang bermanfaat seperti : halaqoh tarbawi, temu rutin asrama, halaqoh Al-Qur'an, dzikir al-ma'tsurat, tilawah surat yasid dan kahfi dan banyak kegiatan lainnya.
Sehat dan Kuat (قوي الجسم)
Memiliki raga yang sehat dan bugar, stamina, daya tahan tubuh yang kuat, serta keterampilan beladiri yang cukupuntuk menjaga diri dari kejahatan pihak lain.
Kegiatan berasrama sangat beragam, dimulai dari kegiatan sehari-hari dan kegiatan ekstra lainnya, termasuk olah raga dan beladiri. Dengan kegiatan dan juga dampingan dari musyrif akan membuat santri menjadi sehat. Sesuai yang Rasulullah ajarkan "pikiran/akal yang sehat terdapat dalam raga yang sehat pula".
Bersungguh-sungguh dan Disiplin (مجاهد لنفسه)
Memiliki kesungguhan dan motivasi yang tinggi dalam memperbaiki diri dan lingkungannya yang ditunjukkan dengan perbaikan diri dan peduli.
Musyrif istana mulia juga memiliki target yang tinggi dalam hal kedisiplinan santri dengan menegakkan peraturan yang disetujui oleh pihak manajemen istana mulia. Dengan adanya tata tertib diharapkan santri akan belajar menjadi pribadi ang disiplin dan bersungguh-sungguh.
Tertib dan Cermat (منظم في شؤونه)
Tertib dalam menata segala pekerjaan, tugas dan kewajiban, berani dalam mengambil resiko namun tetap cermat dan penuh perhitungan dalam melangkah.
Dengan kegiatan dan pekerjaan santri yang harus dikerjakan sendiri dan mendapat bibingan musyrif, santri akan belajar secara perlahan tertib dan cermat dalam melakukan kegiatan dan tugasnya.
Efisien (حريص على وقته)
Selalu memanfaatkan waktu dengan pekerjaan yang bermanfaat dan mampu mengatur jadwal kegiatan.
Musyrif istana mulia mengajarkan santri agar selalu mengatur waktu yang santri miliki, program kegiatan istana mulia lengkap dengan waktunya membantu santri belajar efisien dalam memenej waktu mereka.
Bermanfaat (نافع لغيره)
Peduli kepada sesama dan memiliki kepekaan untuk membantu orang lain yang memerlukan pertolongan. Sesuai dengan hadits Rasul saw, "sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lainnya".
BAGAIMANA INTERAKSI DENGAN WALISANTRI
A. siapa walisantri
Walisantri adalah, pihak yang memberikan investasi kepada yayasan istana mulia dengan feedback, berupa pendidikan anak-anaknya menjadi pribadi yang mulia sesuai dengan minat dan bakatnya.
B. Apa peranan walisantri
Walisantri memiliki peranan yang vital bagi perkembangan dan kemajuan istana mulia, diantaranya:
Pemilik saham.
Pemberi saran dan pengalaman positif.
Motivator pasif bagi santri
Mitra bisnis.
C. Bagaimana cara menghadapi walisantri
1. Menerapkan metode 5S (senyum, salam, sapa sopan dan santun)
Senyum adalah rangkaian ibadah terkecil yang setiap orang bisa melakukannya, senyum itu adalah shadaqoh.
Rasulullah bersabda:
تبسمك في وجه أخيك صدقة
"senyummu kepada orang lain adalah shadaqah".
Dengan senyuman, hati orang yang keras sekalipun akan luluh. Pikiran yan tegang pun akan menjadi enjoy, maka setiap kali kita menebar senyuman kepada walisantri, akan memberikan energi positif bagi mental, jiwa, dan juga reaksi yang mereka lakukan terhadap wali asrama. Senyuman memberikan ketenangan lahir dan bathin dan juga melambangkan keindahan. Dan senyum harus dibarengi dengan salam, karena ucapan salam adalah doa bagi yang menjawabnya. Ternyata tidak hanya manusia yang mengucapkan salam, allah dan malaikat pun mengucapkan salam kepada seorang manusia yaitu muhammad saw.allah berfirman
إنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
"sesungguhnya allah dan malaikatnya bershalawat atas nabi (muhammad), wahai orang orang yang beriman bersholawatlah kepada nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya." (Al ahzab: 56)
Selayaknya bagi seorang hamba itu adalah mendoakan bagi saudaranya. Begitu juga ketika wali asrama berjumpa dengan walisantri, awalilah percakapan dengan salam, biar isi dari pembicaraan atau diskusi kita mendapat berkah allah swt. sapalah walisantri dengan lembut, jangan pernah meninggikan suara, jangan memberi mimik muka yang negatif, jagalah tutur kata kita dan sopan ketika berpenampilan, juga santun dalam ucapan atau tindakan.
2. perbanyak interaksi positif
Salah satu hal yang dapat mempererat tali silaturahim dan menguatkan kepercayaan walisantri terhadap seorang musyrif adalah interaksi positif yang intens. Setiap ada kegiatan, acara, atau hal-hal yang melibatkan partisipasi santri, hendaknya ada dokumentasi khusus yang dipersembahkan bagi walisantri sehingga mereka merasa bangga melihat keaktifan anaknya sekaligus tenang dan tidak khawatir menitipkan anaknya di pesantren. Apalagi sekarang banyak aplikasi-aplikasi yang mendukung musyrif agar selalu menjalin interaksi positif dengan walisantri. Mulai dari bbm, wa, line, facebook, dll. Sehingga tidak ada alasan lagi bagi seorang musyrif sejati untuk enggan berkomunikasi dengan walisantri.
3. berikan pelayanan terbaik kepada santri
Walisantri akan sangat terkesan apabila mereka melihat perubahan positif dari anaknya. Dan hal itu tidak mungkin bisa terwujud dengan maksimal, apabila kita tidak bekerja secara totalitas, mengabdikan diri kita demi perkembangan dan kemajuan anak santri menuju arah yang lebih baik. Allah berfirman:
وأَعِدُّوا لَهُم مَّا اسْتَطَعْتُم مِّن قُوَّةٍ...
"dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki...."(al anfal:60).
Jika kita memiliki mindset bahwa santri yang tinggal di istana mulia adalah seorang raja, maka kita pun akan memperlakukan mereka layaknya raja. Memberikan pelayanan terbaik kita, mengajarkan ilmu yang terbaik, memberikan nasihat yang terbaik, dan mencontohkan akhlak yang terbaik. Sehingga ketika santri berinteraksi dengan orangtuanya, mereka akan menceritakan ilmu dan pengalaman yang sudah kita berikan. Dan walisantrinya pun akan merasa senang serta puas dengan cerita tersebut.
4. memahami latar belakang walisantri
Pola pikir seseorang biasanya terbentuk dari latar belakang dan lingkungan orang tersebut. Begitupun dengan walisantri yang menitipkan anaknya dipesantren. Berbagai keunikan dan karakter mereka tersaji. sehingga harus bisa dipahami serta dikenali dengan seksama oleh musyrif, agar setiap ada masalah bisa dicari solusinya dengan tepat. Firman allah
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ
"wahai manusia! Sungguh, kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal." (alhujurat: 13).
5. menceritakan kebaikan santri, bukan keburukannya
Kebaikan itu harus diceritakan. Ketika kita melihat bakat dan keistimewaan yang lahir dari anak, maka orangtuanya pun berhak mengetahuinya. Firman allah:
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
"dan terhadap ni'mat tuhanmu hendaklah engkau ceritakan (dengan bersyukur)." (adduha:11)
Ketika kita menceritakan keistimewaan seorang santri, maka itu akan memberikan energi positif bagi walisantri. Selain itu, kepercayaan merekapun akan meningkat. Dan hasilnya setiap walisantri akan berlomba-lomba memberikan yang terbaik bagi perkembangan santri selanjutnya.
فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ
"berlomba-lombalah dalam kebaikan"
6. minta masukan dan saran dari walisantri
Allah berfirman dalam surat al 'ashr
وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
"Dan saling menasehati dalam kebaikan dan saling menasehati dalam kesabaran."
(al-'ashr:3)
Saran dari walisantri sangatlah penting, karena itu dapat menjadi bahan evaluasi dan renungan untuk kemajuan pesantren dimasa yang akan datang.
7. minta kerjasama
Bentuk kerjasama yang paling ringan adalah, gabungan doa dari walisantri dibarengi dengan ikhtiar musyrif mendidik santri dengan pendidikan terbaiknya. Allah berfirman
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ
"dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan." (Almaidah:2).
BAGAIMANA MENGELOLA INTERAKSI SANTRI DI ASRAMA
Wali asrama atau musyrif dengan santri adalah anggota keluarga dalam berasrama, interaksi diantara kedua komponen ini tidak bisa dipungkiri. Maka diperlukan cara interaksi antara musyrif dengan santrinya di asrama.
Cara mengelola interaksi antara musyrif dan santri antara lain:
Santri sebagai anak
Sebagai musyrif harus bisa memosisikan diri sebagai ayah bagi santrinya, sosok ayah yang mereka miliki telah berada jauh dari mereka. Mereka akan membutuhkan sosok ayah yang melindungi mereka, mengayomi, mengajari dan mengingatkan mereka dalam segala hal.
Santri sebagai adik
Santri kadang membutuhkan sosok kakak yang menyangi mereka, maka musyrif juga harus bisa menjadi sosok kakak yang menyangi mereka.
Santri sebagai teman
Santri selalu memiliki problem yang tidak bisa mereka pecahkan sendiri, dan juga teman mereka kadang tidak bisa memberikan solusi yang cocok untuk mereka, maka salah satu peran musyrif adalah memosisikan diri sebagai teman yang dapat memberikan solusi tanpa merasa canggung dengan musyrifnya.
Santri sebagai santri
Pesantren memiliki peraturan, tugas dan kewajiban yang harus ditunaikan oleh para santri. Musyrif harus dapat membedakan kapan harus memposisikan mereka sebagai, anak, adik, teman dan sebagai dasar mereka yaitu santri, yang harus taat peraturan dan melakukan tugas dan kewajiban mereka.
Halaqoh Tarbawiyah (LIQO)
Halaqoh Tarbawiyah (LIQO) sangat berperan penting dalam menadikan santri sebagai insan mulia. Maka interaksi yang ada dalam liqo tersebut adalah antara murabbi dengan mutarabbi. Mereka akan belajar dalam lingkup yang lebih kecil dari pada kelas dan tidak formal akan tetapi kaya akan ilmu, hikmah dan motivasi. Maka musyrif harus bisa menjadi murobbi untuk mutarabbinya (santirnya)
Liqo rutin asrama per 2 pekan
Musyrif wajib mengadakan pertemuan per 2 pekan dengan anggota asramanya membahas permasalah mereka, kebutuhan dan kegiatan dalam asrama mereka.
Qiyamullail bersama
Selain menyatukan visi, misi dan transfer ilmu antar musyrif dan santrinya, hal penting lainnya adalah menyatukan ruh dalam ketaatan kepada allah, dengan bersama menghadap Allah swt dengan qiyamullail bersama.
Rihlah asrama
Cara lain menyatukan antara musyrif dengan santri adalah bermain atau rihlah bersama santri diluar pondok. Dengan merasakan kebahagiaan bersama akan menyatukan hati santri dengan musyrifnya.
Membuat komitmen asrama
Asrama adalah pengganti rumah buat para santri, mak asrama tersebut harus nyaman untuk para santri, maka sebuah asrama harus memiliki visi, misi, peraturan, jadwal piket dan sebagainya.
TUGAS WALI ASRAMA
Menjadi panutan serta teladan yang baik bagi santri asrama
Bangun sebelum jam bangun santri (jam 04.00) dan tidur sesudah jam tidur santri (jam 21.00) minimal 30 menit
Mengawasi santri dalam kebersihan
Mengantar santri YANG SAKIT ke rumah sakit/klinik terdekat
Mempunyai absensi Santri sebagai pegangan wali Asrama
Mengadakan kumpul bersama minimal 1 pekan sekali
Menjaga keamanan santri diasrama
Selalu kemunikasi kepada wali santri secara berkesinambungan
Tempat curhat santri
Mendampingi BEST untuk mengatur jadwal piket kebersihan lingkungan asrama (kamar tidur, kamar mandi, ruang loker, teras, taman dan kolam depan asrama)
Mengontrol kebersihan di lingkungan asrama
Mengontrol kegiatan belajar mandiri santri asrama
Mengontrol serta membimbing para santri untuk tidur dan bangun tidur pada waktunya
Mengontrol peraturan pemakaian bahasa di asrama sesuai dengan minggu serta hari bahasa yang telah ditetapkan
Membimbing serta mengarahkan santri untuk shalat, masuk kelas, belajar, mandi, makan dan kegiatan lainnya selalu tepat waktu
Melaksanakan penerapan buku panduan Istana Mulia di lingkungan asrama
Mengkoordinasi para santri asrama untuk membentuk struktur asrama ( Gubernur, wakil Gubernur, Wali kota atau wakil, sekertaris dan bendahara )
Mengadakan evaluasi asrama bersama para santri asrama minimal sekali dalam sepekan
Mengadakan Qiyamul lail bersama santri minimal 1 pekan sekali
Berkoordinasi dengan wali santri, wali kelas, TU dan pihak-pihak terkait
Mengawasi,mengontrol,memperbaiki Aset pesantren yang ada diAsrama
Selalu berkonsultasi dengan atasan dan pihak terkait
Mempersatukan/Ta'ahki sesame anggota asrama