P – DRUGS DIARE
Disusun guna melengkapi tugas Kepaniteraan Senior Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Disusun Oleh: 1. Maria Elvira S
22010111200097
2. Maria Septiani N P N
22010111200098
3. Mariyah Qibtiyyah
22010111200099
4. Maulida Amalia R
22010111200100
5. Misbah Hari Cahyadi
22010111200101
6. Mutiara Medina
22010111200102
7. N. Andree S
22010111200103
8. Nadia Chaerunisa
22010111200104
9. Nia Astarina S
22010111200105
10. Nila Maharani
22010111200106
BAGIAN FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013
IDENTITAS PASIEN Nama
: Tn. Tom Ellis
Usia
: 50 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki Pekerjaan
: Asisten manajer bagian keuangan
DATA DASAR I.
ANAMNESIS Keluhan utama: mencret dan tidak bisa makan karena perut terasa tidak enak.
RPS: Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang berobat ke klinik Spesialis penyakit dalam dengan keluhan mual, muntah, perut terasa kram, dan mencret. Dua hari yang lalu pasien dalam keadaan baik, muntah mulai terjadi setelah 4 jam memakan ayam dengan kuah asam dan keju di restoran Meksiko, pasien mengkonsumsi 2 tablet pepto-bismol pada saat itu, tetapi mual tetap dirasakan, kemudian muntah beberapa kali dan mereda. Sore hari, pasien tetap merasa perut tidak enak lalu mengkonsumsi pepcid AC 2 tablet untuk membuat perut terasa nyaman. Pasien merasa linu dan demam 38,2oC, mual dan muntah masih dirasakan dan demam subfebril. Pasien tidak data memakan makanan padat dan beberapa cairan. Sejak kemarin, pasien mencret ± 6-8 kali/hari, mencret tidak berdarah, lalu temannya membawa ke klinik karena pasien menjadi lemah dan pusing saat mencoba untuk berdiri. Pasien menyangkal menggunakan antibiotic, laxantia, atau penggunaan cafein.
RPD: Hipertensi sejak 6 tahun yang lalu. Hiperlipidemia sejak 3 tahun yang lalu.
2
RPK: Tidak ada keluarga yang sakit seperti pasien.
RSE: Riwayat merokok 5 pak sehari, berhenti 10 tahun yang lalu. Riwayat minum minuman beralkohol tidak lebih dari 1 gelas / minggu. Riwayat minum cafein 2 gelas/ hari. Pasien bekerja sebagai asisten manajer bagian keuangan di tempat pelayanan kesehatan.
RESUME Anamnesis Kepala berputar ketika berdiri Nyeri tenggorokan, nyeri telinga, keluar cairan di hidung disangkal Batuk dan hidung tersumbat disangkal Mual Mencret dan nyeri perut Volume urin berkurang, tidak sakit saat berkemih Linu seluruh badan (+) Jantung berdebar (+)
Riwayat pengobatan HCT 25 mg/hari, 1x/hari, p.o, selama 6 tahun Lipitor 10mg, p.o, sebelum tidur, selama 3 tahun Co-Q 10 (Coenzym Q 10) 100 mg BID (for HTN) x 2 minggu
Riwayat alergi Bactrim DS gatal, kemerahan pada kaki 10 tahun yang lalu Serbuk bunga bersin-bersin, mata kemerahan
3
II. PEMERIKSAAN FISIK Status generalis Keadaan umum
: tampak lemah, tampak sakit berat
Tanda Vital
:-Posisi berbaring: TD N
: 135/92 mmHg : 80 x/ menit
-Posisi berdiri: TD N
Kulit
: 110/70 mmHg : 100x/ menit
RR
: 16 x/menit
t
: 38,0o C (aksiler)
TB
: 5’9’’
BB
: 75 Kg
: kulit warna putih, hangat, turgor normal
HEENT (head, ear, eye, nose, throat): Mukosa kering, pupil isokor 3mm, bentuk bulat, reflek cahaya +/+, faring hiperemis Leher
: massa (-), pembesaran nnll (-), thyromegali (-)
Thorak
:
Cor: Inspeksi
: ictus cordis tidak tampak
Palpasi
: ictus cordis teraba di SIC V
2 cm medial linea
midclavicula sinistra Perkusi
: konfigurasi jatung dalam batas normal
Auskultasi
: BJ I – II normal, bising (-), gallop (-), murmur (-)
Pulmo: Inspeksi
: pernapasan simetris saat statis dan dinamis
Palpasi
: stem fremitus kanan = kiri
Perkusi
: sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi
: SD vesikule +/+r, ST -/-
4
Abdomen
:
Inspeksi
: cembung (-)
Auskultasi
: bising usus (+) N
Perkusi
: tympani
Palpasi
: supel, H/L tak teraba, nyeri tekan lepas (-)
Genital eksterna/anus: I
: darah (-), faeses darah rectal (-)
RT
: hemorroid interna kecil
Ekstremitas: Kekuatan
: normal
No CCE Neurologi
: reflek normal Sensorik normal Motorik normal
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai Normal
Ket.
Hemoglobin
12,50
gr%
13,00-16,00
Hematokrit
35,0
%
40,0-54,0
L
12,000
/mmk
4,00-11,00
H
350
ribu/mmk
150,0-400,0
Leukosit Trombosit PMN
50%
Limfosit
48%
Monosit
2%
Glukosa
100
mg/dl
80-110
Ureum
20
mg/dl
15-39
Creatinin
1,1
mg/dl
0,60-1,30
SGOT
35
U/I
0-50
SGPT
30
U/I
7-56
5
Cholesterol total
185
mg/dl
50-200
Natrium
138
mmol/L
136-145
Kalium
3,5
mmol/L
3,5-5,1
Chlorida
100
mmol/L
98-107
CO2
25
URINALISIS Warna
: kuning pekat, jernih
BJ
: 1,033
pH
: 6,0
protein
: -\
glukosa
:-
acetone
:-
bilirubin
:-
blood
:-
mikroskopik : 0-2 WBC/hpf 0-2 RBC/hpf Cristal hyaline (+) Assessment
: - Suspek gastroenteritis dd/ infeksi diare akut - Hipertensi - Hiperlipidemia
Rencana
: Rujuk ke RS untuk observasi dan terapi diare akut
IV. PERTANYAAN 1.
Identifikasi problem a.
Problem terapi pasien Riwayat alergi : Bactrim DS gatal, kemerahan pada kaki 10 tahun yang lalu Serbuk bunga bersin-bersin, mata kemerahan Riwayat merokok 5 pak, berhenti 10 tahun yang lalu.
6
Riwayat minum minuman beralkohol tidak lebih dari 1 gelas /minggu. Riwayat minum cafein2 gelas/hari. Riwayat penggunaan obat. 1.
HCT 25 mg/hari, 1x/hari, p.o selama 6 tahun HCT (hydrochlorthiazide) Indikasi : diuretik, oedem, treatment hipertensi. Dosis lazim 50-200 mg/hari under dose. ESO : gangguan metabolik, gangguan elektrolit, anorexia, gangguan saluran pencernaan, nyeri kepala, pusing, postural hipertensi. Interaksi obat : meningkatkan resiko hipotensi postural pada peminum alkohol.
2.
Lipitor 10 mg, p.o sebelum tidur, selama 3 tahun Komposisi : atorvastatin Ca Indikasi : tambahan pada diet untuk menurunkan cholesterol total,
LDL,
apolipoprotein
B
dan
trigliserid
pada
hipercholesterolemia primer, hiperlipidemia campuran dan familial hipercholesterolemia bila respon terhadap diet dan cara non farmakologik lain tidak adekuat. Dosis : 10-80 mg/kali/hari KI : penyakit hepar aktif atau peninggian serum transaminase > 3x batas normal. Perhatian : monitor peninggian serum transaminase, hindari konsumsi alkohol. ESO : gangguan saluran pencernaan, sakit kepala, mialgia. 3.
Co-Q 10 (coenzyme Q-10) 100 mg BID (for HTN) X 2 minggu.
b.
Tanda dan gejala yang mengindikasikan derajat beratnya diare. Diare : suatu keadaan dimana terjadi perubahan konsistensi feses menjadi cair dan frekuensi >3 kali/hari. Berat ringannya diare
7
didapat dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Anamnesis Keluhan mual, muntah, perut terasa kram, dan mencret. Setelah 4 jam memakan ayam dengan kuah asam dan keju di restoran meksiko, pasien mengkonsumsi 2 tablet pepto-bismol pada saat itu, tetapi mual tetap dirasakan, kemudian muntah beberapa kali dan mereda. Sore
hari,
pasien
tetap
merasa
perut
tidak
enak
lalu
mengkonsumsi pepcid AC 2 tablet untuk membuat perut terasa nyaman. Pasien merasa linu dan demam 38,2 C, mual dan muntah masih dirasakan dan demam subfebril. Pasien tidak dapat memakan makanan padat dan beberapa cairan. Pasien mencret 6-8 kali/hari, mencret tidak berdarah. Volume urin berkurang, tidak sakit saat berkemih. Pemeriksaan fisik KU
: tampak lemah, tampak sakit berat
Kulit
: kulit warna putih, hangat, turgor normal
Mukosa : kering
c.
Ht
: 35 (40-54)
Warna
: kuning pekat, jernih
Informasi tambahan untuk penatalaksanaan pasien tersebut. apakah pasien teratur minum obat? Teratur control? apakah selama pengobatan hipertensi dan hiperlipidemia pasien masih mengkonsumsi alkohol?
d.
Dapatkah problem yang dimiliki pasien ini disebabkan oleh terapi medikamentosanya? Jawab : Ya, mengingat usia pasien (50 tahun), yang memiliki resiko tinggi dari efek samping obat. Selain itu faktor kebiasaan hidup dari pasien
8
ini seperti memiliki riwayat merokok 5 pack, riwayat mengkonsumsi minuman beralkohol tidak lebih 1 gelas/minggu, riwayat minum minuman bercafein 2 gelas/hari. Faktor penderita 1.
Perubahan farmakokinetik karena usia : transport aktif berkurang (absorbsi), perubahan komposisi tubuh (lemak tubuh
meningkat,
plasma
albumin
menurun),
enzim
mikrosomal hepar menurun (metabolisme menurun) dan klirens kreatinin menurun (turunnya ekskresi). 2.
Perubahan farmakodinamik karena usia, penyesuaian dosis.
3.
Komorbiditas : interaksi obat dengan penyakit.
4.
Pola armasi : interaksi obat yang satu dengan yang lainnya.
5.
Berkurangnya kemampuan homeostasis.
6.
Fungsi organ berkurang.
Masalah utama 1.
Pilihan obat atau dosis yang tidak tepat.
2.
Penyakit yang menyertai : mempengaruhi metabolisme obat dan atau respon terhadap obat.
3. e.
Faktor kebiasaan pasien.
Kemungkinan penyebab diare pada pasien ini ? Makanan yang dimakan pasien ini sebelum muncul keluhan diare. Kemungkinan makanan pasien ini dimasak kurang matang sempurna sehingga mikroorganisme penyebab diare masih dapat hidup, dapat juga karena pasien mengalami keracunan. Obat hipertensi yang dikonsumsi pasien, yaitu HCT dapat menyebabkan terjadinya gangguan saluran pencernaan, selain itu, obat hiperlipidemianya, yaitu Lipitor, juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan saluran pencernaan.
2.
Goals therapy pada pasien ini: a. Terapi farmakologi - Anti diare 9
- Anti hipertensi - Anti hiperlipidemia b. Terapi non-farmakologi - Modifikasi gaya hidup : o Diet o Olah raga o Berhenti merokok o Berhenti mengkonsumsi minuman beralkohol 3.
Selain obat – obatan, pada pasien ini juga perlu dipertimbangkan untuk rehidrasi cairan untuk mencegah dehidrasi. Cara yang sederhana adalah dengan banyak minum
Daftar Kelompok obat yang manjur P – Group Opioid (Meperidin)
Kemanjuran Farmakokinetik
Keamanan Efek samping
Kecocokan Kontraindikasi
Kadar
puncak Pusing,
Keadaan
dalam
plasma berkeringat,
konstipasi
dimana harus
dicapai dalam 45 euforia,
mulut dihindari
pada
menit.
Kadar kering,
mual, pasien
yang
maksimal
dalam muntah,
plasma
memiliki
tingkat
tercapai perasaan lemah, sensitivitas
dalam 1 – 2 jam. gangguan
yang
relatif tinggi.
Kurang lebih 60 % penglihatan, meperidine
dalam palpitasi, sinkop,
plasma
terikat sedasi.
protein. Metabolisme Terutama di hati. Masa paruh + 3 jam pada
penderita
10
sirosis. Bioavailabilitas Meningkat sampai 80 % dan masa paruh memanjang. Sebanyak 1/3 dari dosis
meperidine
ditemukan di dalam urin. Farmakodinamik Sebagai
agonis
reseptor μ Asetosal
Farmakokinetik
Efek samping
Kontra indikasi
Pada
pemberian Nyeri
kepala, Pada
oral
diabsorbsi pusing,
tinitus, orang
orang
–
dengan
dalam bentuk utuh gangguan
gangguan
di
pembekuan darah.
lambung, pendengaran,
sebagian
lagi
di penglihatan
usus halus. Kadar kabur,
rasa
tertinggi dicapai 2 bingung, lemas, jam
setelah mengantuk,
pemberian.
banyak keringat,
Kecepatan absorbsi haus, tergantung
mual,
pada muntah
kecepatan disintegrasi
dan
disolusi tablet dan pH
permukaan
mukosa dan waktu pengosongan lambung.
Setelah
11
diabsorbsi menyebar
ke
seluruh
jaringan
tubuh dan cairan transeluler sehingga ditemukan
dalam
cairan
sinovial,
cairan
spinal,
peritoneal, liur dan air susu. 80 – 90 % terikat
pada
albumin Farmakodinamik obat
ini
dapat
menghambat sekresi prostaglandin(PGF) sehingga kadarnya di
dalam plasma
rendah, karenanya asetosal
disebut
pula Prostaglandin synthetase inhibitor. Sehingga akan meningkatkan penyerapan air dan elektrolit di daerah epitel
dan
menghambat sekresi
air
dan
elektrolit di daerah
12
kripta. Atropin
Farmakokinetik
Efek samping
(anti
Tidak
kolinergik)
diketahui mengenai confussion,
obat
obat
antikolinergik,
banyak Ataksia,
ini.
Waktu delirium,
Kontra indikasi
koma, Alergi
terhadap –
paruhnya + 11 jam, konstipasi, nyeri glaukoma sebagian diekskresi kepala
tertutup,
melalui
anterior,
urin
feses
dan
berupa
obatan
sudut sinekia
myastenia gravis,
senyawa aktif.
kolitis ulserativa,
Farmakodinamik
tirotoksikosis,
Atropin
ileus paralitik.
memblok
asetilkolin endogen dan
eksogen.
Terhadap diare obat ini
kurang
memberikan manfaat. Dari hasil perbandingan criteria tersebut di atas dan dengan memperhatikan anamnesis pasien yang menyatakan bahwa pernah mengkonsumsi Bactrim dan timbul gatal kemerahan pada kaki, maka dipilih P-group dari kelompok opioid (Meperidin).
Memilih P-drug yang manjur Kelompok Opioid (Meperidin)
13
P-drug Imodium
Kemanjuran
Kecocokan
Biaya
Kontraindikasi:
Tablet 2 mg x
Dosis awal 2 samping:
gangguan
100
tablet. Diikuti mulut
fungsi
Diare
Keamanan
akut: Efek
hepar, (Rp.244.400)
1 tablet setiap kering, mual, anak < 12 tahun kali buang air muntah, besar.
Dosis konstipasi,
maksimal
8 nyeri perut
tablet sehari Normotil
Dewasa: dosis Tidak
ada Tidak
awal 2 tablet, perbedaan
ada Film
perbedaan
diikuti 1 tablet setiap
kali
buang
air
coated
tab 60’s (Rp 30.600)
besar. Max 48 tab/hari. Anak:
0,1
mg/kg.
Max
4-6 tab/hari.
P-drug
Suitability
Efficacy (%)
Safety (%)
Cost Total
(%)
30%
30%
(%)
20%
20%
Imodium
9 x 20%
8 x 30%
8 x 30 %
244.400 x 20%
Normotil
8 x 20%
8 x 30%
8 x 30 %
30.600 x 20%
Anti emetic
14
Antagonis reseptor
Farmakodinamik
Indikasi: mual-
serotonin (5-HT3)
Menghambat
muntah post
reseptor serotonin di
operasi, karena
SSP / kemoreseptor
radiasi atai
trigger zone di area
sitostatika, dan
postrema dan saluran akibat keracunan. cerna / reflek afferent vagal
Efek samping:
saluran cerna.
konstipasi,
Mempercepat
mengantuk,
pengosongan
flushing, mulut
lambung
kering
Farmakokinetik absorpsi cepat dengan kadar puncak 1-1,5 jam. Terikat protein plasma. Metabolisme di hepar. Eliminasi di ginjal Antagonis
Farmakodinamik
Indikasi: muntah
dopamin
Menghambat
karena neoplasma
reseptor serotonin di
otak, kemoterapi,
SSP / kemoreseptor
opioid, keracunan
trigger zone di area
obat
postrema.
Efek samping:
Farmakokinetik
mengantuk,
absorpsi sempurna
sindroma ekstra
larut dalam lemak
pyramidal, mulut
dan terikat kuat
kering
dengan protein
15
plasma. Metabolisme di hepar. Eliminasi di ginjal Antihistamin
Farmakodinamik
Indikasi: motion
(antagonis reseptor
Menghambat
sickness
histamine1)
reseptor histamine pada otot polos.
Efek samping:
Cocok untuk motion
mengantuk, mulut
sickeness
kering, palpitasi,
Farmakokinetik absorpsi baik. Efek timbul setelah 15-30 menit. Lama kerja obat 4-6 jam . Metabolisme di hepar. Eliminasi di ginjal
Dari hasil perbandingan obat di atas dan dengan memperhatikan anamnesis pasien maka, dipilih obat dari golongan antagonis reseptor serotonin (5-HT3)
Memilih P-drug yang manjur Golongan antagonis reseptor serotonin (5-HT3) P-drug
Kemanjuran
Keamanan
untuk Efek
Kecocokan
Biaya
Kontraindikasi:
Dos 8 mg x
Ondansetron
Dosis
(Cedantron)
dewasa
dan samping:
anak
anak
>12 konstipasi,
12 tahun.
dibawah 100
tahun adalah 8 pusing, nyeri Gangguan mg
atau
1 kepala
tablet
(Rp 110.000)
fungsi hati tidak
16
tablet, diulangi
boleh lebih dari
8
8 mg/hari
jam
kemudian. Kemudian diulangi setiap 12
jam.
Penggunaan obat
tidak
lebih
dari
3
hari. Granisetron
Dosis
untuk Efek
Kontraindikasi:
(Kytril)
dewasa
dan samping:
anak
anak
>12 konstipasi,
12 tahun.
dibawah 100
tahun adalah 1 pusing, nyeri mg
atau
Dos 1 mg x tablet
(Rp 663.641)
1 kepala
tablet, diulangi 8
jam
kemudian. Kemudian diulangi setiap 12 jam. Tropisetron
Dosis
untuk Efek
Kontraindikasi:
(Navoban)
dewasa
dan samping:
anak
anak
>12 konstipasi,
12 tahun.
5 kapsul 5
dibawah mg
(Rp.
935.000)
tahun adalah 5 pusing, nyeri mg
atau
1 kepala
kapsul, diulangi 8 jam kemudian. Kemudian
17
diulangi setiap 12 jam..
P drug
Suitability
Efficacy
Safety
Cost Total
(20%)
(30%)
(30%)
(20%)
ondansetron
9 x 20%
8 x 30%
8 x 30%
8 x 20%
granisetron
7 x 20%
8 x 30%
8 x 30%
6 x 20%
tropisetron
6 x 20%
8 x 30%
8 x 30%
4 x 20%
Pasien seorang laki-laki umur 50 tahun bekerja sebagai asisten manager bagian keuangan. Pilihan obat untuk pasien ini adalah imodium karena pasien menderita diare akut dan pasien tidak mempunyai kelainan fungsi hati. Diare didefinisikan sebagai peningkatan dari jumlah tinja dan penurunan konsistensi tinja dari lembek cair sampai cair, dengan atau tanpa darah dan atau tanpa lendir di dalam tinja, dimana manifestasi klinik yang utama adalah kehilangan air dan elektrolit melalui saluran cerna. Untuk keperluan diagnosis, secara epidemiologis dalam masyarakat, diare didefinisikan sebagai berak lembek cair sampai cair 3-5 kali perhari (Seminar Rehidrasi Nasional, 1982). Berdasarkan waktunya, diare dibagi menjadi diare akut dan diare kronik. Diare kronik adalah diare yang melanjut hingga 2 minggu atau lebih. Pembagian diare menurut Depkes meliputi diare tanpa tanda dehidrasi, dehidrasi ringan sedang, dan dehidrasi berat. Dehidrasi terjadi bila cairan yang keluar lebih banyak daripada cairan yang masuk. Diare tanpa tanda dehidrasi terjadi jika kehilangan cairan < 5% BB, diare dehidrasi ringan sedang jika kehilangan cairan 5-10% BB dan diare dehidrasi berat jika kehilangan cairan > 10% BB. Penilaian dehidrasi ringan sedang atau berat menurut WHO apabila ditemukan suatu tanda * ditambah satu atau lebih tanda lainnya.
Gejala dehidrasi menurut kriteria WHO 1992 adalah sebagai berikut:
18
TANPA TANDA
GEJALA
DEHIDRASI
Keadaan
Baik, sadar
Umum
DEHIDRASI RINGAN SEDANG
DEHIDRASI BERAT
*Gelisah, lekas
*Lesu, lunglai,
marah
atau tidak sadar Sangat cekung dan
Mata
Normal
Cekung
Air Mata
Ada
Berkurang/tidak ada
Tidak ada
Mulut & Lidah
Basah
Kering
Sangat kering
Minum baik, tidak
*Haus, ingin minum
*Malas minum,
haus
banyak
tidak bisa minum
Kembali cepat
*Kembali lambat
Rasa Haus
Turgor
kering
*Kembali sangat lambat
Etiologi pada diare terdiri dari beberapa faktor, yaitu faktor psikis, makanan, konstitusi, dan infeksi. 1.
Faktor psikis Pada faktor psikis, keadaan depresi atau stress emosional yang lainnya, melalui susunan saraf vegetatif dapat menganggu saluran cerna dengan meningkatnya peristaltik usus sehingga terjadi diare.
2.
Faktor makanan Makanan merupakan penyebab diare non-infeksi yang paling sering. Makanan yang dapat menyebabkan diare yaitu makanan yang busuk yang mengandung racun.
3.
Faktor Infeksi Faktor infeksi merupakan penyebab diare yang paling sering, baik infeksi bakteri gram negatif atau gram positif, virus, dan parasit. Infeksi dapat berupa infeksi enteral maupun parenteral. Infeksi enteral merupakan infeksi di usus yang dapat disebabkan virus (terbanyak oleh rotavirus), bakteri (Shigella sp., Vibrio cholera, ETEC, EIEC, dan Salmonella sp.), dan parasit (amoeba, Giardia lamblia, dan cacing). Infeksi parenteral merupakan infeksi di luar 19
usus yang memacu aktivitas saraf parasimpatis sehingga terjadi diare. Beberapa infeksi yang sering disertai diare adalah infeksi saluran nafas, infeksi saluran kemih, campak, dan lain-lain. Komplikasi diare adalah: 1.
Dehidrasi Dehidrasi terjadi apabila cairan yang dikeluarkan lebih banyak daripada cairan masuk. Hal ini disebabkan oleh buang air besar berlebihan, muntah, dan penguapan (karena demam). Pengeluaran cairan tubuh sangat dipengaruhi oleh jumlah, frekuensi, dan komposisi elektrolit tinja. Dehidrasi merupakan keadaan yang berbahaya karena menyebabkan penurunan volume darah, kolaps kardiovaskuler, dan bahkan kematian, jika tidak ditangani dengan tepat. Salah satu gejala dehidrasi berat adalah sindroma syok (syok hipovolemik), yaitu kegagalan sirkulasi darah yang berlangsung lama dan menyebabkan gangguan sirkulasi perifer, di mana kegagalan ini akan mempengaruhi metabolisme sel sehingga akan timbul kenaikan sisa-sisa asam metabolik dan akan menimbulkan asidosis metabolik yang ditandai dengan adanya nafas Kussmaul.
2.
Imbalance elektrolit Karena terjadi pergeseran cairan intraseluler ke ruang interstitial, maka terjadi pula pergeseran ion K+ dari dalam sel ke ruang interstitial. Penurunan kadar ion K+ ini menyebabkan tonus sel dan jaringan menurun. Keadaan hipokalemia yang sangat berat dapat menimbulkan gejala ileus paralitikus atau aritmia cordis. Keadaan hipokalemia juga dapat terjadi pada proses rehidrasi, disebabkan pemberian cairan yang terlalu cepat, sehingga sebagian ion K+ akan terdesak ke luar sel.
3.
Asidosis Pada saat diare, sejumlah besar bikarbonat dapat hilang lewat tinja. Pengeluaran bikarbonat akan menaikkan konsentrasi ion H+
sehingga
menyebabkan penurunan pH darah.
20
Pada pasien ini tergolong hipertensi stage I karena tekanan darah diastolik 90 mmHg. Dehidrasi dapat diperburuk oleh pemberian golongan diuretik yaitu Hidrochlorothiazide (HCT). Selain menyebabkan dehidrasi, HCT juga dapat menyebabkan hipotensi postural jika terdapat interaksi obat dengan alkohol, sehingga dapat dipertimbangkan penggantian obat anti hipertensi menjadi golongan ACE-inhibitor seperti Captopril. Dosis Captopril dapat digunakan 2-3 x 25 mg/hari. Untuk penatalaksanaan non farmakologis pasien perlu modifikasi gaya hidup. Penatalaksanaan umum adalah penatalaksanaan tanpa obat-obatan, yang menurut beberapa ahli sama pentingnya dengan penatalaksanaan farmakologis. Beberapa hal yang dapat dilakukan: 1.
Diet rendah garam, mengurangi konsumsi garam dari 10 gr/hari menjadi 5 gr/hari. Di samping bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah, diet rendah garam juga berfungsi untuk mengurangi resiko hipokalemia yang timbul pada pengobatan dengan diuretik.
2.
Diet rendah lemak telah terbukti dapat menurunkan tekanan darah.
3.
Berhenti merokok dan konsumsi alkohol dalam banyak penelitian terbukti dapat menurunkan tekanan darah.
4.
Menurunkan berat badan: setiap penurunan 1 kg berat badan akan menurunkan tekanan darah sekitar 1,5 – 2,5 mmHg.
5.
Olahraga teratur, berguna untuk membakar timbunan lemak dan menurunkan berat badan, menurunkan tekanan perifer, dan menimbulkan perasaan santai, yang kesemuanya berakibat kepada penurunan tekanan darah.
6.
relaksasi dan rekreasi serta cukup istirahat sangat berguna untuk mengurangi atau menghilangkan stres, yang pada gilirannya bisa menurunkan tekanan darah.
7.
walaupun masih banyak diteliti konsumsi seledri, pace. Ketimun, belimbing wuluh dan bawang putih ternyata banyak membantu dalam usaha menurunkan tekanan darah.
8.
pasien juga disarankan untuk kontrol rutin ke dokter satu bulan sekali. Pada pasien ini memerlukan perubahan obat untuk hiperlipideminya
karena dilihat dari konsumsi obat Lipitor 10mg po sebelum tidur selama 3 tahun.
21
Sedangkan efek samping dari penggunanaan Lipitor (Ca Atorvastatin) antara lain : gangguan GI, sakit kepala, mialgia, astenia, insomnia, edema angioneurotik, kram otot, miositis, miopati, ikterus kolestatik, neuropati perifer, pruritus. Untuk sementara pilihan obat yang dapay digunakan untuk mengganti obat tersebut adalah: 1.
Asam nikotinat Asam nikotinat (nicotinic acid) atau Niasin/vitamin B3 yang larut air. Dengan dosis besar asam nikotinat diindikasikan untuk meningkatkan HDL atau kolesterol baik dalam darah untuk mencegah serangan jantung.
2.
Asam fibrat Obat antihiperlipidemik yang termasuk golongan asam fibrat adalah: Gemfibrozil,
Fenofibrate
dan
Ciprofibrate.
Golongan
asam
fibrat
diindikasikan untuk hiperlipoproteinemia tipe IIa, Iib, III, IV dan V. Gemfibrozil sangat efektif dalam menurunkan trigliserid plasma, sehingga produksi VLDL dan apoprotein B dalam hati menurun. Gemfibrozil meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase sehingga bersihan partikel kaya trigliserid meningkat. Kadar kolesterol HDL juga meningkat pada pemberian Gemfibrozil. Fibrate menurunkan produksi LDL dan meningkatkan kadar HDL. LDL ditumpuk di arteri sehingga meningkatkan resiko penyakit jantung, sedangkan HDL memproteksi arteri atas penumpukan itu, penghambatan saluran darah mengurangi jumlah darah sehingga oksigen yang dibawa ke otot jantung juga berkurang. Pada keadaan yang parah dapat menimbulkan serangan jantung.
Pengelolaan Pengelolaan pasien ini terdiri dari: 1.
Diarenya diberikan imodium, sedangkan dehidrasinya pasien diberikan cairan resusitasi sebanyak derajat dehidrasi ( ringan 4%, sedang 6%, berat 8%) dikalikan dengan BB.
2.
Hipertensi diberikan captopril 25 mg.
22
3.
Hiperlipidemi diberikan asam nikotinat.
Resep DOKTER MISBAH SIP: 1234/V/2013 Alamat : Jl. Kariadi No. 426 Semarang Telp. : (024)9876543
Praktik : Senin-Sabtu Pukul : 18.00-20.00 Semarang, 7 Mei 2013
R/ Imodium mg 2 tab No. X S. 1dd. tab. I R/ Captopril mg 25 tab No. X S. 3dd. tab. I R/ Nicotinic acid mg 200 tab No. X S. 3dd. tab. I
Pro : Tn. Tom Ellis Umur : 50 tahun
23