BAB I PENDAHULUAN
A. Anatomi Anatomi dan dan Fisiolo Fisiologi gi Otot Otot Pengge Penggerak rak Bola Bola Mata Mata Otot-otot penggerak bola mata (otot ekstraokular) terdiri atas 6 otot yaitu 4 otot muskulus rektus dan 2 obliquus. 1. Otot Otot-o -oto tott rekt rektus us Keempat otot rektus mempunyai origo pada anulus Zinn yang mengelilingi nervus optikus di apeks posterior orbita. ereka dinamakan sesuai insersionya ke dalam sklera yaitu! a. "ekt "ektus us medi edial. al. "ektus medial mempunyai origo pada anulus Zinn dan pembungkus dua sara# optik yang sering memberikan rasa sakit pada pergerakkan mata bila terdapat neuritis retrobulbar dan berinsersi $ mm di belakang limbus. "ektus medius merupakan otot mata yang paling tebal dengan tendon terpendek. Otot ini menggerakkan mata untuk aduksi (gerak primer). b. "ektus lateral "ektus lateral mempunyai origo pada anulus Zinn di atas dan di ba%a& #oramen optik. "ektus lateral dipersara#i ole& '. dengan peker*aan menggerakkan mata terutama abduksi. +. "ekt "ektus us in# in#er eriior "ektus in#erior mempunyai origo pada anulus Zinn, ber*alan antara oblik in#erior dan bola mata atau sklera dan insersi 6 mm di belakang limbus yang pada persilangan dengan oblik in#erior diikat le& ligamen o+k%ood. "ektus in#erior dipersara#i ole& '.. ungsi menggerakkan mata ! 1
-
depresi (gerak primer) eksoklotorsi (gerak sekunder) aduksi (gerak sekunder)
d. "ektus superior mata "ektus superior mempunyai origo pada anulus Zinn dekat #isura orbita superior beserta lapis dura sara# optik yang akan memberikan rasa sakit pada pergerakkan bola mata bila terdapat neuritis retrobulbar. Otot ini berinsersi / mm di belakang limbus dan dipersara#i +abang superior '.. ungsinya menggerakkan mata-elevasi, terutama bila mata meli&at ke lateral! -
aduksi, terutama bila tidak meli&at ke lateral insiklotorsi
2. Otot-otot obliquus Kedua otot ini terutama ber#ungsi untuk mengendalikan gerak torsional dan sedikit mengatur gerak bola mata keatas dan keba%a&. a. Obliquus superior uskulus obliquus superior adala& otot mata terpan*ang dan tertipis. Origonya terletak diatas dan medial #oramen opti+um dan menutupi sebagian origo muskulus levator palpebrae superioris dan berinsersi pada sklera di bagian temporal belakang bola mata. Obliquus superior dipersara#i sara# ke atau sara# troklear yang keluar dari bagian dorsal susunan sara# pusat. Otot ini mempunyai aksi pergerakan miring dari troklea pada bola mata dengan ker*a utama ter*adi bila sumbu aksi dan sumbu pengli&atan seara& atau mata meli&at ke ara& nasal. Otot ini ber#ungsi menggerakkan bola mata untuk depresi (primer) terutama bila mata meli&at ke nasal, abduksi dan insiklotorsi. Otot oblik superior merupakan otot penggerak mata yang terpan*ang dan tertipis. b. Obliquus in#erior
2
Obliquus in#erior mempunyai origo pada #osa lakrimal tulang lakrimal, berinsersi pada sklera posterior 2 mm dari kedudukan makula, dipersara#i sara# okulomotor, beker*a untuk menggerakkan mata ke atas, abduksi dan eksiklotorsi
0ambar 1. Otot-otot ekstraokular
Fasia
emua otot ekstraokular dibungkus ole& #asia. idekat titik-titik insersio otot-otot ini, #asia bergabung dengan otot tenon. Kondensasi #asia dengan struktur orbita didekatnya (ligamen +&e+k) berperan sebagai origo #ungsional otot-oto- eksatraokular. 3abel 1. ungsi otot mata
Otot uskulus rektus lateralis (") uskulus rektus medialis uskulus rektus superior (") uskulus rektus in#erior (") uskulus oblikus superior uskulus oblikus in#erior (O)
Ker*a rimer 5bduksi 5duksi levasi epresi ntorsi kstorsi
Ker*a ekunder 5duksi, intorsi 5duksi,ekstorsi epresi, abduksi levasi, abduksi
3abel 2. Otot-otot pasangan seara& dalam posisi menatap
7urusan pengli&atan +ardinal 1. Ke atas kanan
ata kanan m. rektus superior
ata kiri m. obliqus in#erior
2. Ke kanan
m. rektus lateralis
m. rektus medialis
3
8. Ke kanan ba%a&
m. rektus in#erior
m. obliqus superior
4. Ke ba%a& kiri
m. obliqus superior
m. rektus in#erior
$. Ke kiri
m. rektus medialis
m. rektus lateralis
6. Ke atas kiri
m. obliqus in#erior
m. rektus superior
0ambar 2. Otot-otot pasangan seara& dalam posisi menatap
Persarafan
'ervus okulomotorius ('.) mempersara#i muskulus rektus medialias, rektus in#erior, rektus superior dan obliquus in#erior. 'ervus abdu+ens ('.) mempersara#i muskulus rektus lateralis. 'ervus troklearis ('.) mempersara#i muskulus obliquus superior. Pendarahan
asokan dara& ke otot ekstraokuler berasal dari +abang-+abang muskuler arteri o#talmika. uskulus rektus lateralis dan obliquus in#erior berturut-turut *uga di perdara&i ole& +abang+abang arteri lakrimalis dan arteri in#raorbitalis. 4
0ambar 8. ersara#an otot mata
Fisiologi ungsi Otot enggerak 9ola ata 'ormalnya mata mempunyai pengli&atan binokuler yaitu setiap saat terbentuk bayangan tunggal dari kedua bayangan yang diterima ole& kedua mata se&ingga ter*adi #usi dipusat pengli&atan. :al tersebut dapat ter*adi karena diperta&ankan ole& otot penggerak bola mata agar selalu bergerak se+ara teratur, gerakan otot yang satu akan mendapatkan keseimbangan gerak dari otot yang lainnya se&ingga bayangan benda yang *adi per&atian selalu *atu& tepat dikedua #ovea sentralis. yarat ter*adi pengli&atan binokuler normal ! 1.
3a*am pengli&atan pada kedua mata sesuda& dikoreksi re#raksi anomalinya tidak terlalu berbeda dan tidak terdapat aniseikonia.
2.
Otot-otot penggerak kedua bola mata seluru&nya dapat beker*a sama dengan baik, yakni dapat menggulirkan kedua bola mata se&ingga kedua sumbu pengli&atan menu*u pada benda yang men*adi pusat per&atiannya.
8. usunan sara# pusatnya baik, yakni sanggup men#usi dua bayangan yang datang dari kedua retina men*adi satu bayangan tunggal. 5
9ayi yang baru la&ir, #aal pengli&atan belum normal, visus &anya dapat membedakan terang dan gelap sa*a. engan berkembangan umur, visus *uga ikut berkembang. ada usia $-6 ta&un, visus men+apai maksimal. erkembangan yang pesat mulai saat kela&iran sampai ta&unta&un pertama. 9ila tidak ada anomali re#raksi ; kekeru&an media ; kelainan retina maka visus tetap sampai &ari tua. 3a*am pengli&atan normal berarti #iksasi dan proyeksi normal se&ingga mampu membedakan ! 1. 9entuk benda 2.
B. S!ABISMUS .
' trabismus
adala&
setiap
penyimpangan
dari
pen*a*aran
okular
yang
sempurna.
Ketidakse*a*aran tersebut dapat ter*adi kesegala ara& - kedalam, keluar, atas, ba%a& atau torsional. 9esar penyimpangan adala& besar sudut mata yang menyimpang dari pen*a*aran. 6
trabismus yang ter*adi pada kondisi pengli&atan bino+ular disebut strabismus mani#es, &eterotropia atau tropia. uatu deviasi yang &anya mun+ul setela& pengli&atan bino+ular terganggu ( misalnya dengan penutupan sala& satu mata ) disebut strabismus laten, &etero#oria atau #oria. . 3OO0 trabismus ditimbulkan ole& kelainan motorik, sensorik dan sentral. Kelainan sensorik disebabkan ole& pengli&atan yang buruk berupa ptosis dan katarak kongenital. Kelainan sentral akibat kerusakan otak. Kelainan sensorik dan sentral menimbulkan strabismus konkomitan atau non paralitik. Kelainan motorik seperti paresis otot mata akan menyebabkan gerakan abnormal mata yang menimbulkan strabismus paralitik. 0angguan #ungsi mata seperti pada kasus kesala&an re#raksi berat atau pandangan yang lema& karena penyakit bisa berak&ir pada strabismus.
. K5K5 Klasi#ikasi eviasi ata (trabismus) ! -
aralitik (nonkomitan)
-
'onparalitik (komitan)
1. trabismus aralitik (nonkomitan) udut deviasi tidak sama untuk semua ara&. isebabkan karena &ilangnya #ungsi dari satu atau lebi& otot ekstraokular. aralitik ini dapat total atau sebagian (parese). 3anda-tanda ! -
0erakan mata terbatas pada daera& otot yang lumpu& beker*a. 5kan ter*adi deviasi *ika mata digerakkan keara& lapangan dimana otot yang lumpu& beker*a, mata yang se&at akan men*urus keara& ini dengan baik, sedangkan mata yang sakit tertinggal. eviasi ini akan tampak lebi& *elas, bila kedua mata digerakkan keara& dimana otot yang lumpu& beker*a. 3etapi bila mata digerakkan keara& dimana
-
otot yang lumpu& ini tidak berpengaru&, deviasinya tak tampak. iplopia ter*adi pada lapangan ker*a otot yang lumpu& dan men*adi lebi& nyata bila
-
mata digerakkan keara& ini. Ocular torticollis (head tilting ). enderita biasanya memutar keara& ker*a dari otot yang lumpu&. Kedudukan kepala yang miring, menolong diagnosa strabismus paralitikus. engan memiringkan kepalanya, diplopianya terasa berkurang. 7
-
royeksi yang sala&. ata yang lumpu& tidak meli&at obyek pada lokalisasi yang benar. 9ila mata yang se&at ditutup, penderita disuru& menun*ukkan suatu obyek yang ada didepannya dengan tepat, maka *arinya akan menun*ukkan daera& disamping obyek tersebut yang sesuai dengan daera& lapangan kekuatan otot yang lumpu&. :al ini disebabkan, rangsangan yang nyata lebi& besar dibutu&kan ole& otot yang lumpu&, untuk menger*akan peker*aan itu dan &al ini menyebabkan tanggapan yang sala& pada
penderita. ertigo, mual-mual, disebabkan ole& diplopia dan proyeksi yang sala&. Keadaan ini dapat diredakan dengan menutup mata yang sakit. iagnosa berdasarkan ! a. Keterbatasan gerak b. eviasi +. iplopia. 2.
trabismus 'onparalitik (komitan) isini kekuatan duksi dari semua otot normal dan mata yang berdeviasi mengikuti gerak mata yang sebela&nya pada semua ara& dan selalu berdeviasi dengan kekuatan yang sama. eviasi primer (deviasi pada mata yang sakit) sama dengan deviasi sekunder (deviasi pada mata yang se&at). ata yang ditu*ukan pada obyek disebut fixing eye, sedang mata yang berdeviasi disebut squinting eye.
ibedakan strabismus nonparalitika ! -
'onakomodati#
-
5komodati#
-
9er&ubungan dengan kelainan re#raksi.
a) trabismus 'onparalitik 'onakomodati# ! eviasinya tela& timbul pada %aktu la&ir atau pada ta&un-ta&un pertama. eviasinya sama ke semua ara& dan tidak dipengaru&i ole& akomodasi. Karena itu penyebabnya tak ada &ubungannya dengan kelainan re#raksi atau kelumpu&an otot-otot. ungkin disebabkan ole&! 8
i. nsersi yang sala& dari otot-otot yang beker*a &ori=ontal ii. 0angguan keseimbangan gerak bola mata, dapat ter*adi karena gangguan yang bersi#at sentral, berupa kelainan k%antitas rangsangan pada otot. :al ini disebabkan kesala&an persara#an terutama dari per*alanan supranuklear, yang mengelola konvergensi dan divergensi. Kelainan ini dapat menimbulkan proporsi yang tidak baik antara kekuatan konvergensi dan divergensi .ibedakan ! iii. Kelebi&an konvergensi ! (+onvergen+e e>+ess) pada pengli&atan *au& normal, pada pengli&atan dekat timbul strabismus konvergens. iv. Kelebi&an divergensi (divergen+e e>ess) ! pada pengli&atan dekat normal. pada pengli&atan *au& timbul strabismus divergens. v. Kelema&an konvergensi ! (+onvergen+e insu##i+ien+y) ! pada pengli&atan *au& normal, pada pengli&atan dekat timbul strabismus divergens. vi. Kelema&an divergensi (divergen+e insu##i+ien+y) ! pada pengli&atan dekat normal, pada pengli&atan *au& timbul strabismus konvergens. vii. Kekurangan daya #usi ! Kelainan daya #usi kongenital sering didapatkan. aya #usi ini berkembang se*ak ke+il dan selesai pada umur 6 ta&un. ni penting untuk pengli&atan binokuler tunggal yang menyebabkan mata meli&at lurus. 3etapi bila daya #usi ini terganggu se+ara kongenital atau ter*adi gangguan koordinasi motorisnya, maka akan menyebabkan strabismus. viii. ada kasus yang idiopatis, kesala&an mungkin terletak pada dasar genetik. ksotropik dan esotropia sering merupakan keturunan autosomal dominan. 3idak *arang strabismus non akomodati# tertutup ole& #aktor akomodati#, se&ingga bila kelainan re#raksinya dikoreksi, strabismusnya &anya diperbaiki sebagian sa*a.
3anda-tanda ! 1. Kelainan kosmetik, se&ingga pada anak-anak yang lebi& besar merupakan beban mental. 2. 3ak terdapat tanda-tanda astenopia. 8. 3ak ada &ubungan dengan kelainan re#raksi. 4. 3ak ada diplopia, karena terdapat supresi dari bayangan pada mata yang berdeviasi.
ada strabismus yang monokuler, karena supresi dapat ter*adi ambliopia e> anopsia. 9ila deviasinya mulai pada umur muda dan sudut deviasinya besar, maka bayangan di makula yang terdapat pada mata yang #iksasi (#i>ing eye) terdapat di daera& 9
luar makula pada mata yang berdeviasi (squiting eye). 7adi terdapat abnormal retinal +orresponden+e (bino+ular #als pro*e+tion).
b) trabismus 'onparalitika 5komodativa ! 0angguan keseimbangan konvergensi dan divergensi dapat *uga berdasarkan akomodasi, *adi ber&ubungan dengan kelainan re#raksi. apat berupa ! -
trabismus Konvergens (sotropia)
-
trabismus ivergens (ksotropia).
1. trabismus Konvergens ; sotropia 'onparalitik 5komodativa
inamakan *uga esotropia, dimana mata berdeviasi keara& nasal. Kelainan ini ber&ubungan dengan &ipermetropia atau &ipermetropia yang disertai astigmat. 3ampak pada umur muda, antara 1-4 ta&un, dimana anak mulai mempergunakan akomodasinya untuk meli&at benda-benda dekat seperti mainan atau gambar-gambar. ula-mula timbul periodik, pada %aktu pengli&atan dekat atau bila keadaan umumnya terganggu, kemudian men*adi tetap, baik pada pengli&atan *au& ataupun dekat. Kadang-kadang dapat meng&ilang pada usia pubertas. 5nak yang &ipermetrop, mempergunakan akomodasi pada %aktu pengli&atan *au&, pada pengli&atan dekat akomodasi yang dibutu&kan lebi& banyak lagi. 5komodasi dan konvergensi erat &ubungannya, dengan penamba&an akomodasi konvergensinya pun bertamba& pula. ada anak dengan &ipermetrop ini, mulai terli&at eso#oria periodik pada pengli&atan dekat, disebabkan rangsangan berlebi&an untuk konvergensi. ambat laun kelainan deviasi ini bertamba& sampai #iksasi binokuler untuk pengli&atan dekat tak dapat diperta&ankan lagi, dan ter*adila& strabismus konvergens untuk dekat. Kemudian ter*adi pula esotropia pada pengli&atan *au&.. 2. trabismus Konvergens ; ksotropia 'onparalitik 5komodati# (Konkomitan
5komodati#) ata berdeviasi keara& temporal. :ubungannya dengan miopia. ering *uga didapat, bila satu mata ke&ilangan pengli&atannya sedang mata yang lain
10
pengli&atannya tetap baik, se&ingga rangsangan untuk konvergensi tak ada, maka mata yang sakit berdeviasi keluar. apat dimulai dengan ! 1. Kelebi&an divergensi 2. Kelema&an konvergensi.
BAB II PEMBAHASAN
E"SO!OPIA trabismus ivergens 'on paralitik 5komodati# ( ksotropi Konkomitan 5komodati# ), dimana ditemukan posisi bola mata berdeviasi keara& temporal. ering *uga didapat, bila satu mata ke&ilangan pengli&atannya sedang mata yang lain pengli&atannya tetap baik, se&ingga rangsangan untuk konvergensi tak ada, maka mata yang sakit berdeviasi keluar. apat dimulai dengan ! 1. Kelebi&an divergensi 2. Kelema&an konvergensi. ada miopia mulai dengan kelema&an akomodasi pada *arak dekat, orang miopia &anya sedikit atau tidak memerlukan akomodasi, se&ingga menimbulkan kelema&an konvergensi dan timbulla& kelainan eksotropia untuk pengli&atan dekat sedang untuk pengli&atan *au&nya normal. tetapi pada keadaan yang lebi& lan*ut, timbul *uga eksotropia pada *arak *au&. 9ila penyebabnya divergens yang berlebi&an yang biasanya merupakan kelainan primer mulai tampak sebagai eksotropia untuk *arak *au&. 3etapi lama kelamaan kekuatan konvergensi melema&, se&ingga men*adi kelainan yang menetap, baik untuk *au& maupun dekat. 11
. ' kstropia lebi& *arang di*umpai dibandingkan esotropia, terutama pada masa bayi dan anak. nsidensnya meningkat se+ara berta&ap seiring dengan usia. 3idak *arang ba&%a suatu tendensi strabismus divergen bera%al dari suatu ekso#oria yang berkembang men*adi eksotropia intermiten dan ak&irnya men*adi eksotropia yang menetap apabila tidak dilakukan terapi. Kasuskasus lain bera%al sebagai eksotropia intermiten atau konstan dan tetap stasioner. eperti &alnya esotropia, pada beberapa kasus mungkin terdapat unsur &erediter. kso#oria dan eksotropia (yang dianggap sebagai sebua& entitas deviasi divergen) sering di%ariskan sebagai +iri autosomal dominan? sala& satu atau kedua orangtua dari seorang anak eksotropia mungkin memperli&atkan eksotropia atau ekso#oria dera*at tinggi. ksotropia atau *uling keluar atau strabismus divergen mani#es dimana sumbu pengli&atan ke ara& temporal. ksotropia adala& suatu penyimpanan sumbu pengli&atan yang nyata dimana sala& satu sumbu pengli&atan menu*u titik #iksasi sedangkan sumbu pengli&atan yang lainnya menyimpang pada bidang &ori=ontal ke ara& lateral. . 3OO0 enyebab eksotropia dapat dibagi men*adi 8, yaitu ! 1) :erediter, unsur &erediter sangat besar, yaitu trait autosomal dominan. 2) nervasi, tetapi tidak terdapat abnormalitas yang berarti dalam bidang sensorimotor 8) 5natomi, kelainan untuk rongga orbita misalnya pada penyakit @rou=on . I.
K5K5 Eksotro#ia Intermiten
II. Eksotro#ia "onstan
I.
Eksotro#ia Intermiten
ksotropia intermiten merupakan penyebab lebi& dari separu& kasus eksotropia. ari anamnesis sering diketa&ui ba&%a kelainan tersebut memburuk se+ara progresi#. uatu tanda k&as adala& penutupan satu mata dalam +a&aya terang. ksotropia mani#es pertama Atama 12
terli&at pada #iksasi *au&. asien biasanya melakukan #usi pada pengli&atan dekat, mengatasi ekso#oria bersudut besar atau ke+il.
era#i a. era#i Medis
3erapi non beda& sebagian besar terbatas pada koreksi re#raksi dan terapi ambliopia. 5pabila rasio 5@ ; 5 tinggi, pemakaian lensa minum dapat menunda tindakan beda& untuk sementara %aktu. Kadang A kadang lati&an konvergensi atau antisupresi dapat memberi keuntungan sementara.
$. era#i Bedah
ebagian besar pasien eksotropia intermiten memerlukan tindakan beda& bila kontrol ter&adap #usi nya memburuk. 3indakan beda& dapat *uga meng&ilangkan diplopia aau ge*ala astenopia lainnya. ili&an prosedur tergantung pada pengukuran deviasi. ian*urkan resesi otot rektus lateralis bilateral bila deviasi lebi& besar pada pengli&atan *au&. 5pabila deviasi lebi& besar pada pengli&atan dekat, sebaiknya dilakukan reseksi otot rektus medialis dan resesi rektus lateralis ipsilateral. ungkin diperlukan tindakan beda& pada satu atau ba&kan dua otot &ori=ontal lainnya untuk deviasi yang sangat besar ( B $C ).
II. Eksotro#ia "onstan
ksotropia konstan lebi& *arang dibandingkan eksotropia intermiten. Kelainan ini dapat di*umpai se*ak la&ir atau mun+ul belakangan se%aktu eksotropia intermiten berkembang men*adi eksotropia konstan. era*at eksotropia konstan dapat bervariasi. amanya penyakit atau adanya penurunan pengli&atan pada satu mata dapat men*adikan deviasi semakin besar. 5duksi mungkin terbatas, dan mungkin *uga di*umpai &ipertropia era#i
:ampir selalu diindikasikan tindakan beda&. ili&an dan *umla& tindakan seperti yang di*elaskan untuk eksotropia intermiten. Overcorrection ringan pada orang de%asa dapat 13
menyebabkan diplopia. ebagian pasien dapat menyesuaikan diri dengan &al ini, terutama bila mereka tela& diberita&u mengenai kemungkinan ini sebelumnya. 5pabila sala& satu mata mengalami penurunan pengli&atan, prognosis untuk memperta&ankan posisi yang stabil kurang baik, dengan kemungkinan yang besar akan kambu&nya eksotropia setela& pembeda&an. Pemeriksaan
emeriksaan yang dilakukan ! 1. emeriksaan re#raksi &arus dilakukan dengan sikloplegia, untuk meng&ilangkan pengaru& dari akomodasi. 2. engukuran dera*at deviasi dengan tes :irs+&berg, tes Krismky, tes addo> +ross. 8. emeriksaan kekuatan duksi, untuk mengukur kekuatan otot yang bergerak pada ara& &ori=ontal (adduksiD m.rektus medialis? abduksiD m.rektus lateralis). Pengo$atan !
1. koreksi dari kelainan re#raksi, dengan sikloplegia. 2. &indari ambliopia dengan penetesan atropin atau penutupan pada mata yang se&at. 8. meluruskan aksis visualis dengan operasi (mata men*adi orto#ori). 4. memperbaiki pengli&atan binokuler dengan lati&an ortoptik. engobatan dengan koreksi re#raksi pada eksotropia merupakan &al yang penting dan &arus dilakukan dengan &ati-&ati. 9ila pasien eksotropia dengan &ipermetropia maka &arus diberi ka+amata dengan ukuran yang kurang dari se&arusnya unutk merangsang akomodasi dan konvergensi. 9ila pasien menderita miopia maka &arus diberi ka+amata yang lebi& besar ukurannya dari se&arusnya untuk merangsangakomodasi konvergensi. 'amun pada dasarnya pengobatan iala& operasi. :arus dipertimbangkan sebelumnya &al&al sebagai berikut! 1. 9esarnya sudut deviasi 2. erbandingan pengukuran deviasi untuk *au& dan dekat. Operasi pada eksotropia tergantung pada *enis eksotropianya, biasanya dilakukan resesi otot rektus lateral dan reseksi otot rektus medial mata yang sama pada yang berdeviasi.
14
BAB III "ESIMPULAN
ksotropia merupakan *enis strabismus divergen. ksotropia intermiten merupakan penyebab lebi& dari separu& kasus eksotropia. ari anamnesis sering diketa&ui ba&%a kelainan tersebut memburuk se+ara progresi#. uatu tanda k&as adala& penutupan satu mata dalam +a&aya terang. ksotropia mani#es pertama A tama terli&at pada #iksasi *au&. asien biasanya melakukan #usi pada pengli&atan dekat, mengatasi ekso#oria bersudut besar atau ke+il. 3erapi non beda& sebagian besar terbatas pada koreksi re#raksi dan terapi ambliopia. ebagian besar pasien eksotropia intermiten memerlukan tindakan beda& bila kontrol ter&adap #usinya memburuk. ksotropia konstan lebi& *arang dibandingkan eksotropia intermiten. Kelainan ini di*umpai se*ak la&ir atau mun+ul belakangan se%aktu eksotropia intermiten berkembang men*adi eksotropia intermiten. era*at eksotropia konstan dapat bervariasi. amanya penyakit atau adanya penurunan pengli&atan pada satu mata. 5mbliopia *arang ter*adi bila tidak ada anisometropia dan sering terli&at perpinda&an spontan mata yang melakukan #iksasi. :ampir selalu diindikasikan tindakan beda&. ili&an dan *umla& tindakan seperti yang di*elaskan untuk eksotropia intermiten. Overcorrection ringan pada orang de%asa dapat menyebabkan diplopia. ebagian pasien dapat menyesuaikan diri dengan &al ini, terutama bila mereka tela& diberita&u mengenai kemungkinan ini sebelumnya. 5pabila sala& satu mata mengalami penurunan pengli&atan, prognosis untuk memperta&ankan posisi yang stabil kurang baik, dengan kemungkinan yang besar akan kambu&nya eksotropia setela& pembeda&an.
15