TUGAS UAS KELOMPOK MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN MAKALAH DAN KASUS OPERATING EKSPOSUR
Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Perkuliahan Pendidikan Profesi Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
DISUSUN OLEH : Muhammad Aliza Shofy Wima Rakayana
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan multinasional didefinisikan sebagai perusahaan yang memiliki anak perusahaan, cabang atau afiliasi yang berlokasi di luar negeri (Eiteman, 2007:2), yang melibatkan aktivitas internasional, yaitu melibatkan dua atau lebih mata uang yang berbeda. Selain perusahaan multinasional, perusahaan domestic pun dapat memiliki aktivitas internasional, yaitu jika melakukan kegiatan usaha impor dan ekspor produk, komponen dan jasa. Keterlibatan dengan aktivitas internasional menyebabkan perusahaan harus menghadapi risiko mata uang asing. Foreign Exchange Exposure adalah suatu ukuran dari risiko yang dihadapi perusahaan jika
terdapat perubahan nilai tukar (kurs) mata uang. Exposure ini terdiri dari accounting exposure (translation exposure) dan economic exposure (transaction exposure dan operating exposure). Economic exposure adalah fokus dari teori ekonomi dimana nilai dari suatu
perusahaan (yang ditentukan dari nilai sekarang dari arus kas di masa datang), akan berubah akibat adanya ad anya perubahan kurs mata uang asing. Transaction exposure adalah ukuran perubahan nilai dari kewajiban keuangan di masa lalu yang belum jatuh tempo sampai setelah adanya perubahan kurs. Jadi transaction exposure terjadi pada arus kas perusahaan yang diakibatkan kontrak kewajiban yang telah dilakukan. Sedangkan o perating exposure yang disebut juga competitive exposure atau strategic exposure adalah ukuran perubahan nilai dalam arus kas operasi perusahaan
di masa yang akan datang yang diakibatkan perubahan kurs yang tidak terduga tergantung dari efek perubahan kurs tersebut terhadap unit penjualan, harga dan biaya di masa yang akan datang. Dalam krisis ekonomi global sekarang ini, fluktuasi kurs antar mata uang asing menyebabkan peningkatan operating exposure. Karena operating exposure dapat mempengaruhi pendapatan dan biaya perusahaan di masa
datang, maka suatu perusahaan membutuhkan perspektif jangka panjang, dengan
anggapan bahwa operasi perusahaan akan berkelanjutan dalam lingkup kompetisi biaya dan harga yang dapat dipengaruhi oleh perubahan kurs antar mata u ang asing. 1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Karakteistik Operating Exsposure? 2. Bagaimana Manajemen Strategi Operating Exposure? 3. Bagaimana Manajemen Proaktif Operating Exposure? 4. Bagaimana Pendekatan Kontraktual Lindung Nilai Terhadap Transaksi yang tidak Dapat Dilindungi? 1.3 Manfaat Penelitian
1. Mengetahui Karakteristik Operating Ekposure 2. Mengetahui Manajemen Strategi Operating Exposure 3. Mengetahui Manajemen Proaktif Operating Exposure 4. Mengetahui Pendekatan Konrtaktual Konrtaktual Lindung Nilai Terhadap Transaksi Yang Tidak Dapat Dilindungi
BAB II ISI
2.1.1 OPERATING EXPOSURE 2.1.1 Karakteristik Operating Exposure
Eksposure operasi timbul akibat perusahaan secara langsung atau tidak langsung akan dipengaruhi oleh perubahan kurs mata uang. Eksposure dari sebuah asset (valas) yang terjadi ketika perusahaan melakukan operasi kegiatan usaha, terpenaruh oleh mengutanya mata uang suatu negara maka periode setelah melakukan kontrak transaksi sampai produk dikirim ke gudang pembeli atau saat produk/jasa diterima oleh pembeli dan sekaligus pembeli melunasi pembayarannya tersebut realative kebih mahal. Keterlibatan dengan aktivitas internasional menyebabkan perusahaan harus menghadapi risiko mata uang asing. Foreign Exchange Exposure adalah suatu ukuran dari risiko yang dihadapi perusahaan jika terdapat perubahan nilai tukar (kurs) mata uang. Exposure ini terdiri dari accounting exposure (translation exposure) dan economic exposure (transaction exposure dan operating exposure).
Eksposur operasi (Operating exposure) yang juga dikenal sebagai eksposur ekonomi (economic exposure), eksposur kompetitif (competitive exposure), dan terkadang bahkan eksposur strategis (strategic exposure) mengukur setiap perusahaan dalam nilai kini perusahaan yang terjadi akibat perubahan arus kas operasi masa mendatang, yang disebabkan oleh perubahan kurs nilai tukar secara tak terduga.Mengukur eksposur operasi perusahaan memerlukan peramalan dan analisis atas seluruh eksposur transaksi masa depan perusahaan dan eksposur masa depan atas seluruh kompetitor dan kompetitor perusahaan di seluruh dunia. Analisis jangka yang lebih panjang – yaitu ketika perubahan kurs nilai tukar tidak dapat diprediksi dan tidak dapat diperkirakan – merupakan tujuan analisis eksposur operasi. contoh berikut ini akan digunakan, misal ada perusahaan Indonesia yang mempunyai cabang di Amerika Serikat. Cabang tersebut memproduksi barang yang dijual di pasar dometic AS. Proporsi input yang cukup signifikan datang dari
Indonesia, kemudian mata uang dolar mengalami depresiasi terhadap rupiah yang cukup signifikan., Perubahan aliran kas karena perubahan kurs disebabkan dua hal, yaitu: 1. Perubahan daya saing, perubahan kusrs mengakibatkan perubahan daya saing, dalam contoh diatas karena sebagian input didatangkan dari Indonesia, harga input dalam rupiah akan menjadi lebih mahal. Hal ini akan mempengaruhi daya saing produk tersebut 2. Perubahan karena konversi mata uang, perubahan kurs juga mengakibatkan perubahan aliran kas, dalam contoh diatas dengan depresiasi dolar, satu dolah AS akan menghasilkan rupiah yang lebih sedikit jika terjadi depresiasi dolar. Contoh: Misalkan kusr asal adalah Rp. 3.000,00/$. Kemudian dilar mengalami depresiasi menjadi Rp. 2.700,00/$ depresiasi dolar adalah: [(Rp. 2.700/$ - Rp. 3.000/$) / Rp. 3000/$] = [-Rp. 3.000/$/Rp. 3.000] = -0.1/ -10% Setelah deprediasi, ada tiga scenario yang timbul: 1. Tidak ada perubahan dalam harga biaya ataupun kuantitas yang dijual 2. Harga berubah, dan kuantitas penjualan yeyap. Misal biaya variable berubah mengikuti depresiasi yaitu naik sekitar 10%. Kenaikan seperti ini masuk akal karena depresiasi membuat barang impor meningkat lebih mahal, karena biaya naik maka harga dinaikan sekitar 10%. Biaya tetap tidak berubah karena kontrak sudah ditetapkan dimuka dan mencakup satu tahun. Kontrak diasumsikan berakhir beberapa bulan setelah depresiasi maya uang dolar AS. 3. Karena harga naik, kuantitas penjualan akan semakin menurun. 1) Arus Kas Operasi Exposure
Selain itu Arus kas pada perusahaan multinasional dapat dibagi menjadi arus kas operasi dan arus kas pendanaan. Arus kas operasi timbul dari piutang dan utang antar perusahaan (antara perusahaan yang tidak terkait) dan intra perusahaan (antar unit dalam perusahaan yang sama), pembayaran sewa, biaya royalti dan lisensi, serta beragam biaya jasa manajemen. Arus kas pendanaan merupakan pembayaran untuk
pinjaman (yaitu pokok dan bunga), injeksi modal ekuitas, dan dividen yang memiliki sifat antar maupun intra perusahaan. Pengaruh eksposur operasi terhadap kesehatan jangka panjang suatu bisnis terbilang jauh lebih penting, jika dibandingkan dengan perubahan yang disebabkan oleh eksposur transaksi maupun eksposur translasi. Namun demikian, eksposur operasi tetap bersifat subjektif karena tergatung pada estimasi perubahan arus di masa depan selama periode waktu tertentu. Berikut Pengukuran eksposur operasi tidak mudah dilakukan karena beberapa hal: 1. Sulit memperkirakan aliran kas yang akan berubah karena perubahan mata uang 2. Pengaruh inflasi terhadap aliran kas 3. Sulit memperkirakan horizon waktu yang tepat Perusahaan mulai menghadapi eksposur pada saat dia memutuskan melakukan investasi, dan menanamkan dana untuk investasi tersebut. Kemudian eksposur tersebut akan terus ada selama perusahaan tersebut menjalankan operasinya. Horizon wakktu eksposur operasi, antara lain: a. Non kontrak Investasi pabrik, produk baru, infrastrukrut pemasaran, hubungan dengan pemasok b. Kuasi kontrak Menetapkan harga jual (dalam mata uang asing) memperoleh harga input untuk produksi c. Kontrak Mengirimkan
produk
ke
pembeli,
menagih
pembayaran,
menerima
pembayaran dalam mata uang asing, membayar input (sebagian dalam mata uang asing) selam aperiode tertentu di masa mendatang. 2) Perhitungan Resiko Operasi Ekposure
Risiko perubahan nilai mata uang bisa diidentifikasikan dengan teknik statistic yang ada. Risiko tersebut merupakan sejauh mana kemungkinan (probabilitas) aliran kas masuk di masa mendatang berbeda nilainya dari nilai yang diharapkan.
Sedangkan eksposur menunjukan seberapa besar mata uang yang berisiko (karena perubahan nilai mata uang) Teknik statistic regresi bisa digunakan untuk mengukur eksposur operasi yang bisa didefinisikan sebagai berikut: B = (kovarian variable x dengan y)/ Varians Variabel x
Persamaan regresi tersebut digunakan dalam perhitungan eksposur aliran kas terhadap perubahan kurs mata uang yang didefinisikan sebagai berikut; B = Eksposur = (Kovarians antara kuras dengan aliran kas/ Varians aliran kas)
Koefisien regresi menjadi indicator eksposur ekonomi. Hedging bisa menurunkan risiko perubahan aliran kas akibat perubahan kurs. Varians aliran kas yang dihedge lebih kecil dibandingkan dengan varians aliran kas yang tidak di hedge. Data historis bisa digunakan untuk mengukur eksposur ekonomi dengan melakukan perhitungan regresi time-series intik memperikrakan sensitivitas aliran kas terhadap perubahan kurs dengan rumus sebagai berikut; CFt = a+B (kurst) + e
Keterangan: CFt
= Aliran kas dalam mata uang kantor pusat
a
= Parameter intercept
B
= Koefisien regresi yang menggambarkan sensitivitas
Kurs
= Kurs nominal pada periode t
e
= ramdom error
3) Manajemen Eksposur Operasi
Manajemen eksposur bisa dilakukan melalui beberapa bidang, diantaranya: A. Pemasaran Seleksi pasar menentukan pasar mana yang akan dimasuki dan menggunakan strategi yang bagaimana. Negara dengan mata uang yang menguat merupakan target yang cukup menarik dimasuki karena harga menjadi relative lebih mahal dibandingkan dengan harga produk impor. Manajer bisa melakukan segmentasi pasar untuk mengurangi sensitive pasar terhadap perubahan harga. Perubahan kurs terutama akan menyebabkan daya saing harga akan berubah. Jika suatu perusahaan tidak mampu dalam persaingan harga, maka yang dilakukan adalam memfokuskan pada segmen yang tidak begitu sensitive terhadap harga. Segmen tersebut biasanya segmen pasar yang memiliki pendapatan tinggi (missal eksekutif atau manajer). Jadi produk-produk yang ditawarkan lebih ditekankan pada barang mewah dan untuk golongan menengah keatas. Strategi bauran pasar: a. Produk Untuk sensitivitas pasar terhadap harga, perusahaan bisa mengembakan lini produk yang beragam, tidak hanya tergantung pada produk yang menggunakan harga sebagai alat persainga. Untuk mengembangkan produk, kegiatan riset dan pengembangan merupakan hal yang penting. Inovasi produk yang terus menerus bisa mendorong munculnya produk baru yang sekaligus memperkuat daya saing perusahaan dan mengurangi sensitivitas harga pada pasar yang dihadapo oleh perusahaan b. Harga Jika kurs berubah ada dua tujuan yang tidak selalu konsisten: Pangsa pasar dan margin keuntungan (profit margin). Jika uang begara mengalami devaluasi/depresiasi. Produk akan dihasilkan oleh perusahaan di negara tersebut akan relatif menjadi murah. Perusahaan mempunyai dua pilihan:
1. Harga berubah Jika terjadi depresiasi mata uang suatu negara, biasanya barang impor akan naik, dan kemungkinan harga barang impor akan ikut naik 2. Harga tetap Jika harga tidak berubah, perusahaan mempunyai kesempatan untuk meningkatknan pangsa pasar. Tetapi strategi tersebut tidak akan meningkatkan margin keuntungan. c. Promosi Untuk menghadapi perubahan kurs, promosi dilakukan konsisten dengan strategi produk harga d. Distribusi Strategi distribusi mengikuti strategi pasar dan produk. B. Produksi 1. Komposisi input Salah satu perubahan yang ringan sebagai akibat peribahan kurs adalah mengubah komposisi input. Perusahaan multinasional mempunyai fleksibilitas yang tinggi dalam hal ini. Perusahaan biasa menggunakan input yang lebih banyak dari negara yang mata uangnya mengalami depresiasi dan mengurangi input dari negara dengan mata uang yang menguat. 2. Pemindahan fasilitas produk Perusahan multinasional yang mempunyai produk di beberapa negara, tingkay produksinya bisa diubah. Tingkay produksi akan ditinggalkan di pabrik di negara yang mata uangnya lemah. Sebaliknya, jika maya uang suatu negara memuat tingkat produksi di pabrik di negara tersebut akan diperkecil. 3. Lokasi Pabrik Dalam jangka pendek kebijakan produksi seperti mengubah komposisi input atau memindahkan fasilitas produksi bisa memindahkan lokasi
pabriknya, yang biasanya ke negara yang tenaga kerjanya lebih murah, sehingga bisa menekan biaya produksi bisa ditekan. 4. Meningkatkan produktivitas Salah satu cara mengatasi masalah eksposur ekonomi yang cukup fundamental adalah dengan meningkatkan produktivitas. Pabrik yang tidak efisien ditutup, otomatisasi bisa lebih diperbanyak hubungan manajemen dengan pekerja lebih dipererat, hubungan dengan pemasok dan pihak lain yang terkait lebih dipererat, kualitas ditingkatkan. Dengan meningkatkan produktivitas, kebutuhan relokasi pabrik menjadi lebih berkurang karena perusahaan multinasional bisa mengkompensasi eksposur mata uang asing dengan kenaikan produktivitas. C. Keuangan Beberapa teknik dalam keuangan bisa dipakai untuk mengelola eksposur operasi antara lain: 1. Hedging Alamiah Melalui
hedging
alamiah,
perusahaan
multinasional
berusaha
menyeimbangkan denominasi aliran kas masuk dengan denominasi aliran kas keluar. Ada beberapa cara untuk melakukan natural hedging. Pertama, perusahaan di Indonesia dapat mencari pinjaman dalam US dollar. Kedua, menjalin kerja sama dengan pemasok dari Amerika Serikat, dimana pembayaran dilakukan dalam US dollar. Ketiga, melakukan currency switching, yaitu mencari mitra bisnis dari negara non Amerika Serikat, yang mau menerima pembayaran dalam US dollar 2. Back to Back Loan Perusahaan multinasional induk memberikan pinjaman dalam bentuk mata uang negara tersebut kepada cabang yang berada di negara lain. Perusahaan induk tidak perlu memasok dana perusahaan secara langsung. Jika memasok dana secara langsung, akan terjadi eksposur valuta asing. Jadi, perusahaan induk memberikan dana dalam bentuk mata uang negara
induk, kemudian dikonversikan ke dalam mata uang negara anak perusahaan, kemudian diberikan ke anak perusahaan tersebut. 3. Swap Swap mata uang dilakukan dengan menukar aliran kas dengan denominasi yang berbeda di mana terdapat dua pihak saling mempertukarkan suatu aliran arus kas dengan aliran arus kas lainnya. Untuk memudahkan pertukaran swap, dealer (bank swap) bisa digunakan dalam hal ini. 4. Leading dan Lagging Leading berarti mempercepat aliran pembayaran, sedangkan lagging berarti memperlambat pembayaran. Jika mata uang suatu negara diperkirakan akan mengalami depresiasi yang signifikan, maka aliran kas masuk dengan denominasi mata uang tersebut lebih dipercepat. Jika aliran kas masuk tersebut dibayar pada waktu mata uang sudah tersepresiasi, maka nilai aliran kas tersebut akan berkurang. Sedangkan aliran kas keluar dengan denominasi mata uang tersebut akan lebih jika diperlambat (lagging).
Dampak Eksposur:
a. Jangka pendek Dampak jangka pendek pada eksposur operasi adalah pada aliran kas yang diharapkan dalam anggaran operasi satu tahunan. Keuntungan atau kerugian yang dialami akan dipengaruhi oleh denominasi mata uang. b. Jangka menengah Dalam jangka menengah yang diharapkan ialah seperti yang ditujukan dalam perencanaan dua sampai lima tahunan, dimana kondisi keseimbangan antar berbagai linai mata uang, laju inflasi, dan tingkat bunga antar negara. c. Jangka panjang Dampak ini adalah dampak dimana aliran kas jangka panjang yang diharapkan yaitu diatas lima tahun, aliran kas pada tingkat ini akan dipengaruhi oleh reaksi pesaing yang sudah ada dan pesaing potensial terhadap perubaha nilai tukar mata uang dibawah kondisi keseimbangan.
2.1.2 Manajemen stratejik dan Operating Exposure
Tujuan
manajemen
eksposur
operasi
dan
transaksi
adalah
untuk
mengantisipasi dan mempengaruhi efek perubahan valuta asing yang tak terduga terhadap arus kas masa depan perusahaan, dan bukan sekedar berharap untuk kondisi terbaik. Untuk memenuhi tujuan ini, manajemen dapat melakukan diversifikasi basis operasi dan pendanaan perusahaan. Manajemen juga dapat mengubah kebijakan operasi dan pendanaan perusahaan. Strategi diversifikasi tidak menuntut perusahaan untuk memprediksikan ketidakseimbangan, melakukan cukup mengakuinya saat terjadi. Jika operasi sebuah perusahaan telah terdiversifikasi secara internasional, sedari awal manajemen telah diposisikan untuk mampu mengakui disekuilibirium ketika terjadi dan bereaksi secara kompetitif. Dengan mengakui perubahan sementara terhadap kondisi persaingan di seluruh dunia, manajemen mampu melakukan perusahaan dalam strategi operasi. Perusahaan domestik dapat pula terpengaruh sepenuhnya atas eksposur operasi mata uang asing dan tidak memiliki pilihan untuk bereaksi dengan cara yang sama seperti halnya perusahaan multinasional. Jika sumber pendanaan perusahaan terdiverisfikasi
sebenarnya
perusahaan
telah
diposisikan
dari
awal
untuk
mendapatkan keuntungan dari deviasi temporer yang terjadi melalui efek Fisher internasional. Namun demikian, untuk mengganti sumber pendanaan, sebuah perusahaan haruslah sudah dikenal dengan
baik oleh komunitas investasi
internasional. Sekali lagi, ini bukanlah opsi bagi perusahaan domestik (jika perusahaan domestik itu membatasi pendanaan terhadap satu pasar modal saja). 2.1.3 Manajemen Proaktif Operating Exposure
Eksposur operasi dan transaksi dapat dikelola sebagian dengan mengadopsi kebijakan operasi atau pendanaan yang dapat mengimbangi eksposur mata uang asing yang diantisipasi. Berikut kebijakan proaktif yang umumnya diterapkan adalah: Beberapa strategi yang banyak ditempuh MNE untuk mengelola eksposure operasi ini adalah.Penjelasan dari strategi tersebut dapat disampaikan sebagai b erikut:
1. Leads dan Lags, To Leads is to pay early; to lag is to pay late.
Strategi ini secara sederhana melakukan pelunasan dengan dua cara yaitu membayar utang lebih awal dan membayar utang melewati batas jatuh tempo (membayar utang terlambat). Oleh karena proses pembayaran melalui mekanisme perbankan, maka strategi ini bisa dilakukan dengan mentransfer dana lebih awal (strategi leads), atau mentransfer dana lewat batas jatuh tempo pembayaran (Strategi lags). Istilah leads berarti _mempercepat pembayaran dan lags memperlambat pembayaran. Jika sebuah perusahaan memiliki hutang dalam mata uang kuat dunia, dimana kemungkinan mata uang tersebut untuk berapresiasi terhadap mata uang domestic cukup besar , maka akan lebih aman kalau perusahaan membayar lebih awal hutangnya. Kalau perusahaan berhutang dalam mata uang lemah dunia, yang cenderung terdepresiasi terhadap mata uang domestic maka akan lebih menguntungkan kalau perusahaan memperlambat pembayaran hutangnya. Prinsip strategi diatas juga dapat diterapkan dalam pengumpulan piutang, yaitu mengumpulkan piutang dalam mata uang kuat dunia secepatnya dan mengulur pengumpulan piutang dalam mata uang lemah dunia. Strategi leads and lags terkadang juga sulit diterapkan dalam perusahaan multinasional. Beberapa penyebabnya antara lain karena setiap anak perusahaan dianggap sebagai perusahaan independen dan karena porsi kepemilikan induk perusahaan terhadap perusahaan afiliasi tidak besar. Penyebab pertama, perusahaan multinasional umumnya. telah mengantisipasi dengan menciptakan tehnik untuk menilai kinerja setiap anak perusahaan dengan mempertimbangkan akibat dari penerapan strategi leads and lags. Dari pembahasan diatas diketahui bahwa penggunaan leads and lags dapat meminimisasi eksposure valuta asing dan membebankannya ke pihak lain. Beberapa negara merasa perlu membatasi jangka waktu leads and lags, meskipun terkadang pembatasan tersebut bisa dinegosiasikan. 2. Leads and Lags antar Perusahaan Independent (Intracompany leads and
lags.)
Strategi Leading atau lagging antar perusahaan-perusahaan independen dapat dilakukan jika perusahaana-perusahaan yang terlibat dalam transaksi bersedia mengikuti usulan mitranya. Untuk kesediaannya itu, biasanya ada semacam kontraprestasi yang diperoleh. Sebagai contoh, sebuah perusahaan Jerman mempunyai piutang diperusahaan Italia yang dinyatakan dalam Lira ltalia. Manajer perusahaan Jerman melihat bahwa lira Italia cenderung selalu terdepresiasi terhadap DM (Mark Jerman). ,Oleh karena itu perusahaan Jerman meminta perusahaan Italia segera melunasi hutangnya. Perusahaan Italia akan mau mempercepat pembayaran utangnya, jika perusahaan Jerman memberikan kontraprestasi. Biasanya cara yang ditempu.h adalah memberikan diskon (potongan). 3. Leads And Lags Antar Perusahaan-Perusahaan Dalam Satu Induk
(Intercompany Leads And Lags)
Strategi leads and lag lebih mudah diterapkan antar perusahaan dalam satu induk, karena memiliki tujuan yang sama. Transaksi antar perusahaan dalam satu induk dapat berupa transaksi operasi atau transaksl keuangan. 4. Reinvoicing Cente
Sebuah reinvoicing center adalah anak perusahaan dari suatu perusahaan multinasional yang berada di suatu negara tertentu yang berfungsi mengelola eksposure operasi perusahaan-perusahaan afiliasi Keuntungan utama dari Reinvoicing center adalah manajemen eksposure operasi antar perusahaan afiliasi di pusatkan pada satu lokasi. Karena semua transaksi di pusatkan di satu tempat, volume transaksi akan sangat besar sekali. Disini reinvoicing center memiliki posisi tawar menawar yang kuat dengan bank untuk mendapatkan hasil yang optimal. Sementara itu kerugian utamanya adalah. perusahaan harus mendirikan satu anak perusahaan khusus untuk mengelola reinvoicing center, dimana biaya yang dikeluarkan mungkin lebih besar dari manfaat yang diperolah.
2.1.4 Pendekatan Kontraktual: Lindung Nilai terhadap Transaksi yang Tidak Dapat Dilindung
Dalam kondisi pasar yang semakin mengglobal dan terkait satu sama lain seperti dewasa ini, maka dalam beberapa kali kesempatan untuk melakukan hedging menjadi terbatas. Sebagai alternatif, perusahaan dapat melakukan lindung nilai secara kontraktual. Cara ini seperti dilakukan dengan cara mengambil posisi opsi mata uang jangka panjang untuk mengimbangi potensi kerugian dari perubahan kurs nilai tukar dengan rah yang tidak dikehendaki. Selain itu, kemampuan untuk melakukan lindung nilai terhadap transaksi yang tidak dapat dilindungi bergantung pada kemampuan perusahaan.
Untuk memprediksi arus kas masa depan;
Untuk memprediksi respon pesaing terhadap perubahan kurs nilai tukar. Tehnik mengelola exposure transaksi untuk mengcover risiko valas Jika
perusahaan multinasional memutuskan untuk meng-hedge sebagian atau seluruh exposure transaksinya, mereka dapat menggunakan perangkat-perangkat hedging sebagai berikut:
Hedging Kontrak Future, Kontrak currency future dapat digunakan oleh perusahaan yang ingin meng-hedge exposure transaksi. Kontrak future dalam banyakhalserupa dengan kontrak forward.Kontrak Forward lebih umum bag itransaksi bernilai
besar
sementara kontrak future
lebih tepat
bagi
perusahaan yng ingin meng-hedge exposure transaksi yang bernilai kecil. Sebuah perusahaan yang membeli kontrak currency future berhak menerima suatu valuta asing dengan jumlah tertentu, dengan harga tertentu, dan pada tanggal
tertentu.
Untuk
meng-hedge
kewajiban
valuta
asing
dimasadepan,perusahaanmungkininginmembelikontrak currency future yang mewakili valutayang sama dengan valuta yang mendenominasi kewajiban te rsebut.Dengan
memegang kontrak ini, perusahaan telah mengunci jumlah
valuta negara asal yang dibutuhkan untuk membayar kewajiban masa depan.
Hedging memakai Kontrak Forward, Kontrak forward sering digunakan oleh perusahaan- perusahaan besar yang ingin melakukan hedging. Untuk
melakukan hedging memakai kontrak forward, perusahaan multinasional harus membeli kontrak forward untuk valuta yang sama dengan valuta yang mendenominasi kewajiban dimasa depan. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan multinasional yang berbasis di AS akan harus membayar kepada pemasok dari Swiss 30 haridari sekarang, perusahaantersebut dapat memb elikontrak forward franc Swiss dari
sebuah bank untukmengakomoda
si pembayaran ini. Bank dengan demikian setuju untuk menyediakan franc Swiss
kepada MNE
AS
tersebut 30
hari
dari
sekarang dan
menerima dolar. Kontrak Forward ditujukan untuk memastikan nilai tukar konversi Franc Swiss dengan dolar AS. Nilai tukar ini mencerminkan apa yang dinamakan dengan Kurs Forward 30 hari. MNE AS dengan demikian telah menghedgeposisinyadenganmenguncikursyangharusdibayarkan untuk Franc Swiss 30 hari dari sekarang.Jadi, perusaahan sekarang mengetahui
jumlah
dolar yang dibutuhkan untuk dikonversikan dalam Franc Swiss.
Hedging Instrumen Pasar Uang, Hedging memakai instrument pasar uang melibatkan pengambilan suatu posisi dalam Pasar Uang untuk melindungi posisi hutang atau piutang dimasa depan.
Hedging Opsi Valuta, Perusahaan-perusahaan menyadari bahwa perangkat perangkat hedging seperti kontrak:forward dan instrumen pasar uang kada ng dapatmerugikan jika valuta darihutang mengalami depresiasi atau valut a dari piutang mengalami apresiasi sepanjang periode hedging. Dalam hal ini, Strategitanpahedgingmungkin akanmengungguli hedging kontrak:forward at au instrument pasaruang.
Tipe hedging yang ideal harus mampu mengisolasi
perusahaandaripergerakannilaitukar yangmerugikan dan jugamemungkinkan perusahaan untuk mengambil manfat menguntungkan
dari
pergerakan
nilai
tukar
yang
2.2 Translation Exposure 2.2.1 Pendahuluan Translation Exposure
Eksposur translasi (translation exposure), yang juga disebut sebagai accounting exposure, timbul karena laporan keuangan perusahaan anak di luar negeri
– yang dinyatakan dalam mata uang asing – harus disajikan kembali dalam mata uang pelaporan perusahaan induk agar perusahaan dapat menyusun laporan keuangan konsolidasi. Proses akuntansi untuk translasi mencakup pengubahan (konversi) laporan keuangan perusahaan anak di luar negeri menjadi laporan keuangan yang berdenominasi rupiah. Eksposur translasi juga merupakan potensi kenaikan atau penurunan kekayaan bersih dan laba bersih per usahaan induk, yang disebabkan oleh perubahan kurs nilai tukar sejak tanggal terakhir dilakukanya translasi. 2.2.2 Metode Translasi
Adapun tujuan utama translasi adalah untuk menyusun laporan keuangan konsolidasi. Manajemen perusahaan menggunakan laporan hasil translasi tersebut untuk menilai kinerja (yaitu memungkinkan dilakukanya perbandinga n antara perusahaan anak yang tersebar di berbagai wilayah geografis). Proses translasi pada dasarnya cukup sederhana: 1)
Laporan keuangan dalam mata uang asing harus disajikan kembali dalam mata uang pelaporan perusahaan induk.
2)
Jika kurs nilai tukar yang sama digunakan untuk mengukur kembali masingmasing dan setiap komponen akun dalam laporan terpisah (laporan laba rugi dan laporan posisi keuangan), maka tidak akan ada ketidakseimbangan yang timbul dari proses pengukuran kembali.
3)
Karena adanya perbedaan kurs nilai tukar yang digunakan untuk masingmasing akun pada laporan keuangan, maka akan timbul ketidakseimbangan. Kurs nilai tukar yang berbeda digunakan untuk mengukur kembali masing-
masing pos dalam laporan, yaitu: 1.
Prinsip translasi di banyak negara seringkali merupakan hasil kompromi yang kompleks antara valuasi pasar historis dan kini.
2.
Kurs nilai tukar historis digunakan untuk akun ekuitas tertentu, aset tetap dan persediaan; sedangkan kurs nilai tukar kini dapat digunakan aset lancar, liabilitas lancar, pendapatan, dan beban. Prosesnya cukup sederhana yaitu:
1)
Laporan keuangan dalam mata uang asing harus disajikan kembali dalam mata uang pelaporan perusahaan induk.
2)
Jika kurs nilai tukar yang sama digunakan untuk mengukur kembali masingmasing dan setiap pos dalam laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi), maka tidak ada ketidakseimbangan yang timbul dari proses pengukuran ini.
3)
Namun jika kurs yang berbeda digunakan untuk masing-masing pos (item) dalam masing-masing laporan, maka timbullah ketidak seimbangan. Kurs nilai tukar yang berbeda digunakan untuk mengukur kembali masing-
masing pos (item) dalam laporan keuangan, karena: a)
Prinsip translasi laporan keuangan di berbagai negara seringkali merupakan hasil kompromi yang kompleks antara valuasi berdasarkan nilai historis dan harga pasar terkini.
b)
Kurs nilai tukar historis dapat digunakan untuk beberapa jenis akun ekuitas, aset tetap, dan persediaan; sedang kan kurs nilai tukar kini dapat digunakan untuk aset lancar, liabiltias lancar, pos-pos pendapatan, dan beban. Saat ini, banyak negara yang menentukan metode tranlasi untuk digunakan
oleh perusahaan anak luar negeri berdasarkan sifat operasi bisninya (berdasarkan karakter perusahaan anak). Sebagai contoh, bisnis perusahaan anak luar negeri dapat dikelompokkan sebagai entitas luar negeri terinteg rasi atau entitas luar negeri mandiri. Entitas luar negeri terintegrasi merupakan entitas yang beroperasi sebagai kepanjangan tangan perusahaan induk, yaitu arus kas dan lini bisnis sangat berkaitan satu sama lain. Entitas luar negeri mandiri merupakan entitas yang beroperasi pada lingkungan ekonomi lokal yang berdiri independen dari perusahaan induk. Mata uang fungsional perusahaan luar negeri merupakan mata uang dari lingkungan ekonomi yang utama yang menjadi lokasi operasi perusahaan anak dan arus kas yang dihasilkan berupa mata uang tersebut. Dengan kata lain, mata uang fungsional merupakan mata uang dominan yang digunakan oleh perusahaan anak luar
negeri dalam operasi harian. Tabel berikut menjelaskan karakteristik mata uang fungsional. 1.
Metode current rate (Kurs Berlaku)
Metode ini merupakan metode yang paling mudah karena semua pos neraca dan laba/rugi dikonversi dengan kurs saat ini. Metode ini direkomendasi oleh Ikatan Akuntan Inggris, Skotlandia, dan Wales, serta secara luas digunakan oleh perusahaan-perusahaan Inggris. Dengan metode ini, bila asset yang didenominasi dalam valas melebihi kewajiban dalam valas, suatu devalusai akan menghasilkan kerugian. Variasi dari metode ini adalah mengkonversi semua asset dan kewajiban, kecuali asset tetap bersih yang dinyatakan dengan kurs saat ini. Metode current rate merupakan metode yang paling banyak digunakan saat ini, dan langkahlangkahnya sebagai berikut: a. Aset dan liabilitas ditranslasikan berdasarkan kurs nilai tukar yang berlaku. b. Pos-pos laporan laba rugi ditranslasikan berdasarkan kurs yang berlaku pada tanggal pencatatan, atau setidaknya menggunakan kurs rata-rata tertimbang selama periode tersebut. c. Dividen (pembagian laba) ditranslasikan berdasarkan kurs yang berlaku pada tanggal pembayaran. d. Akun saham biasa dan modal disetor ditranslasikan berdasarkan kurs historis. 2.
Metode temporal
Dengan menggunakan metode temporal, translasi mata uang merupakan proses konversi pengukuran atau penyajian ulang nilai tertentu. Metode tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur, malainkan hanya mengubah unit pengukuran. Translasi saldo-saldo dalam mata uang asing menyebabkan pengukuran ulang denominasi pos-pos tersebut, tetapi bukan penilaian sesungguhnya. Metode ini merupakan modifikasi dari metode moneter/non moneter. Perbedaannya, dalam metode moneter/non moneter, persediaan (inventory) selalu dikonversi dengan kurs histories. Sedang dalam metode temporal, persediaan umumnya dikonversi dengan kurs histories, namun bisa saja dikonversi dengan kurs saat ini apabila persediaan tersebut dicatat dalam neraca
dengan nilai pasarnya. Secara teoritis, metode temporal lebih menekankan pada evalusai biaya (histories ataukah pasar). Pos-pos dalam laporan laba/rugi umumnya dikonversi dengan kurs rata-rata pada periode laporan. Sedang biaya penjualan, cicilan utang, dan depresiasi yang berkaitan dengan pos-pos dalam neraca dikonversi dengan kurs histories (harga di masa lalu). 3.
Metode Current/Non current
Metode ini merupakan metode yang paling tua di antara metode konversi mata uang. Dengan metode ini, semua asset dan kewajiban lancar dari cabangcabang perusahaan dikonversikan dalam mata uang Negara asal dengan kurs saat ini, yaitu kurs pada saat neraca disusun. Sedang asset dan kewajiban yang tidak lancar (noncurrent),seperti biaya depresiasi, dikonversikan pada kurs histories, yaitu kurs pada saat asset diperoleh ataupun pada saat kewajiban terjadi. Oleh karena itu, cabang perusahaan di luar negeri yang memiliki modal kerja yang dinilai positif dalam mata uang local akan meningkatkan resiko rugi (translation loss) akibat devaluasi dengan metode current/non current. Sebaliknya bila modal kerja ternyata negative dinilai dalam mata uang local berarti terdapat keuntungan (translation gain) akibat revaluasi dengan metode tersebut. Namun demikian, metode ini tidak mempertimbangkan unsur ekonomis. Menggunakan kurs akhir tahun untuk mentranslasikan aktiva lancar secara tidak langsung menunjukkan bahwa kas, piutang, dan persediaan dalam mata uang asing sama-sama menghadapi risiko nilai tukar. Hal ini tentu tidak tepat. Sebaliknya, translasi utang jangka panjang berdasarkan kurs histories mengalihkan pengaruh mata uang yang berfluktuasi kedalam tahun penyelesaian. 4.
Metode Monetary/non monetary
Asset moneter (terutama kas, surat-surat berharga, piutang, dan piutang jangka panjang) dan kewajiban moneter (terutama utang lancar dan utang jangka panjang) dikonversi pada kurs saat ini. Sedang pos-pos nonmoneter, seperti stock barang, asset tetap, dan investasi jangka panjang, dikonversi pada kurs histories. Pos-pos dalam laporan laba/rugi dikonversi pada kurs rata-rata pada periode tersebut, kecuali untuk pos penerimaan dan biaya yang berkaitan dengan
asset dan kewajiban non moneter. Biaya depresiasi dan biaya penjualan dikonversi pada kurs yang sama dengan pos dalam neraca. Akibatnya, biaya penjualan bisa saja dikonversi dengan kurs yang berlainan dengan kurs yang digunakan untuk mengkonversi penjualan. Perlu diperhatikan bahwa metode moneter-non moneter bergantung pada klasifikasi skema neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Hal ini dapat menghasilkan hasil yang kurang tepat. Metode ini juga akan mendistorsikan marjin laba karena menandingkan penjualan berdasarkan harga dan kurs translasi kini dengan biaya penjualan yang diukur sebesar biaya perolehan dan kurs translasi histories. Terlepas dari metode yang digunakan, metode translasi tidak hanya menentukan kurs nilai tukar yang digunakan dalam pengukuran kembali pos-pos dalam laporan neraca dan laporan laba rugi, namun juga menentukan saldo ketidakseimbangan yang diakui (yaitu mempengaruhi laba berjalan atau akun cadangan ekuitas). Keuntungan atau kerugian akibat penyesuaian translasi tidak dimasukkan dalam laba bersih konsolidasi, melainkan dilaporkan secara terpisah dan dicatat pada akun cadangan modal terpisah (dalam neraca) dengan nama Akumulasi Penyesuaian Translasi (cumulative translation adjustment – CTA). Keuntungan terbesar menggunakan metode current rate adalah keuntungan atau kerugian akibat translasi tidak diakui di dalam laporan laba rugi, namun langsung diakui ke dalam akun cadangan, sehingga dapat mengurangi volatilitas laba yang dilaporkan.
Alasan-alasan untuk melakukan translasi
Perusahaan dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan untuk mendapatkan pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan, baik domestic dan luar negeri. Untuk mencapai hal ini, laporan keuangan anak perusahaan luar negeri yang berdenominasi dalam mata uang asing disajikan ulang dengan mata uang pelaporan induk perusahaan. Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut sebagai translasi. Kebanyakan masalah yang berkaitan
dengan translasi mata uang berasal dari fakta bahwa nilai relative mata uang asing jarang sekali ditetapkan. Kurs nilai tukar variable, yang digabungkan dengan berbagai macam metode translasi yang dapat digunakan dan perbedaan perlakuan atas keuntungan dan kerugian translasi, membuat perbandingan hasil keuangan satu perusahaan dengan perusahaan lain, atau perbandingan hasil suatu perusahaan yang sama dari satu periode ke periode lain sulit dilakukan. Keadaan ini merupakan tantangan
tersendiri
bagi
perusahaan
multinasional
untuk
menyediakan
pengungkapan informasi hasil operasi dan posisi keuangan. ·
Alasan tambahan untuk translasi mata uang asing adalah untuk mencatat transaksi mata uang asing, mengukur risiko suatu perusahaan terhadap pengaruh perubahan mata uang dan berkomunikasi dengan para pihak berkepentingan dari luar negeri. Untuk keperluan akuntansi, suatu aktiva dan kewajiban mata uang asing dikatakan menghadapi resiko mata uang jika suatu perubahan kurs nilai tukar mata uang menyebabkan mata uang induk perusahaan (pelaporan) juga berubah. Pengukuran resiko ini akan berbeda-beda tergantung dari metode translasi yang dipilih untuk digunakan oleh perusahaan. 2.2.3 Perbandingan Eksposur Operasi dan Eksposur Translasi
Beberapa item merupakan sumber eksposur transaksi, tetapi juga merupakan sumber eksposur translasi, dan beberapa yang lain tidak. Pada umumnya, tidak mungkin untuk mengeliminasi kedua eksposur translasi & transaksi. Dalam beberapa kasus, mengeliminasi satu eksposur juga akan mengeliminasi yang lain. Karena eksposur translasi tidak mempu- nyai efek langsung segera atas arus kas operasi, maka pengendaliannya relatif tidak pentingjika dibandingkan dengan eksposur transaksi, yang melibatkan kerugian arus kas riel. Eksposur operasi tergantung oleh:
Depresiasi/apresiasi mata uang. Apabila mengalami depresiasi, maka cenderung menimbulkan kerugian kurs.
Peningkatan volume. Volume yang meningkat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
2.2.4
Pengelolaan Translation Exposure
Teknik umum yang terutama digunakan untuk meminimalkan dampak eksposur translasi adalah lindung nilai neraca (balance sheet hedge). Lindung nilai neraca memerlukan jumlah yang sama atas aset dan liabilitas dalam mata uang yang terekspos risiko, dalam laporan posisi keuangan (neraca) konsolidasi. Jika kondisi dapat dipenuhi untuk setiap mata uang luar negeri, maka eksposur translasi bersih akan sebesar nol. Jika perusahaan melakukan translasi dengan menggunakan metode temporal, maka posisi terekspos bersih sebesar nol tersebut disebut sebagai saldo moneter (monetary balance). Saldo moneter yang komplit tidak pernah terpenuhi jika yang digunakan adalah metode current rate. Biaya yang dikeluarkan untuk melakukan lindung nilai neraca tergantung pada biaya pinjaman yang besarnya relatif. Aktifitas lindung nilai ini merupakan kompromi yang melibatkan pengubahan denominasi mata uang akun-akun neraca, yang di satu sisi menimbulkan biaya berupa beban bunga atau efisiensi operasional, namun di sisi lain dapat melakukan sebagian perlindungan atas mata uang asing. Jika perusahaan anak menggunakan mata uang lokal sebagai mata uang fungsional, maka kondisi berikut dapat menjadi dasar penentuan saat melakukan lindung nilai neraca:
Perusahaan anak luar negeri akan dilikuidiasi, sehingga nilai CTA akan terealisasi.
Perusahaan memiliki jaminan utang atau perjanjian bank yang menyatakan bahwa rasio utang/ ekuitas harus dipertahankan dalam batasan tertentu.
Manajemen dievaluasi berdasarkan ukuran-ukuran laporan laba rugi dan neraca tertentu, yang dapat dipengaruhi oleh kerugian atau keuntungan translasi.
Anak perusahaan luar negeri beroperasi di lingkungan yang mengalami hiperinflasi.
2.3 ARTIKEL KASUS PT. INDOSAT. Rugi Besar, Indosat Mengaku Sengaja Untuk Bayar Utang
Jumat, 2 Agustus 2013 18:29 ; Reporter : Ardyan Mohamad
Merdeka.com - PT Indosat Tbk mengalami kerugian pada periode berjalan sebesar Rp 231,2 miliar sepanjang semester I 2013. Sementara untuk triwulan II saja, kerugian mencapai Rp 161 miliar alias melonjak 124,9 persen dari triwulan sebelumnya. Alhasil, kerugian komprehensif mencapai Rp 289,47 miliar pada enam bulan pertama tahun ini. Kerugian ini melonjak 109,8 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Presiden Direktur Indosat Alexander Rusli menyatakan, kerugian itu sudah diperkirakan. Seandainya diantisipasi, maka perseroan seharusnya memperoleh laba Rp 605 miliar. Manajemen sengaja memperdalam kerugian hingga Rp 595 miliar sepanjang semester I terutama untuk membayar utang, dalam rangka mempercepat proses depresiasi. Sehingga di masa mendatang beban keuangan tak lagi menghantui perusahaan komunikasi ini. "Kita mengalami kerugian Rp 231 miliar, tapi itu dilakukan karena kita ingin mempercepat depresiasi, supaya di tahun-tahun berikutnya depresiasi tidak terlalu besar," ujarnya saat berbuka puasa bersama media di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (2/8). Dari perhitungan direksi, beban depresiasi perseroan tahun depan yang berpotensi mencapai Rp 1,4 triliun, akan tinggal Rp 600-an miliar saja. "Itulah mengapa kami percaya, net profit akan positif pada tahun depan," kata Rusli. Beberapa pelunasan utang yang dilakukan perseroan, utang sindikasi USD 193,5 juta, cicilan pada SEK Tranche sebesar USD 45 juta, cicilan pada HSBC dan Sinosure USD 20,1 juta, dan pelunasan pinjaman GSI USD 50 juta. Indosat mengalami kerugian terbesar sepanjang triwulan II akibat beban pendanaan mencapai Rp 1 triliun, melonjak dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 980 miliar. Sumber kerugian lain adalah beban jasa telekomunikasi, termasuk peremajaan menara BTS, yang melonjak jadi Rp 4,85 triliun, melonjak Rp 831 miliar dari belanja perseroan pada 2012.
Transformasi Indosat Ooredoo, 2 Sekuritas Asing Target ISAT Hingga Rp8.200
ISAT kini diperdagangkan pada rasio Enterprise Value to EDITDA (EV/EBITDA) 4,4 kali Selasa, 14 Juni 2016 09:21:53 WIB oleh Adam Rizky Nugroho Bareksa.com - Setidaknya dua sekuritas asing memasang target harga tinggi atas
saham perusahaan telekomunikasi PT Indosat Tbk (ISAT). Rekomendasi tersebut diberikan berdasarkan kesuksesan perseroan untuk menunjukan kinerja keuangan positif di kuartal pertama tahun 2016 pasca perusahaan melakukan rebranding besar besaran di tahun 2015. Per Maret, perusahaan ini mencetak pendapatan sebesar Rp6,8 triliun, naik 12 persen dari perolehan periode sama tahun sebelumnya Rp6,0 triliun. Dari pendapatan tersebut, perusahaan berhasil menyisihkan laba bersih Rp217 miliar, membaik dari rugi yang dialami per kuartal I tahun 2015 sebesar Rp455 miliar, sekaligus menghentikan kinerja rugi yang diderita sejak tahun 2013. Grafik: Pertumbuhan Laba Indosat
sumber: Indosat Tbk, diolah Bareksa
Indosat mengubah nama (rebranding ) menjadi Indosat Ooredoo pada bulan November 2015. Aksi ini dilakukan setelah masuknya nama-nama baru di manajemen Indosat seperti Dr. Andreas Gregori (Chief Marketing Officer ), Thomas Chevanne (Chief Strategy & Experience Officer ), dan Caba Pinter (Chief Financial
Officer ). Mayoritas nama-nama baru tersebut berpengalaman bekerja sebagai petinggi
di induk usaha ISAT yakni Ooredoo Group yang berpusat di Qatar. Dilihat dari sisi keuangan, di bawah manajemen baru Indosat melakukan beberapa perubahan di antaranya dengan mengurangi eksposur utang dolar dan meningkatkan lindung nilai atas utang-utangnya tersebut. Menurut riset CIMB Securities yang telah dilaporkan kepada nasabah, porsi utang dolar ISAT saat ini (kuartal I 2016) sebesar 21 persen dari total utang, berkurang dari 25,1 persen per kuartal IV 2015. Selain itu menurut data CIMB, Indosat saat ini telah melakukan lindung nilai atas 91,2 persen utang dolarnya tersebut. Akibatnya, perusahaan terhindar dari risiko fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di kuartal I 2016. Di awal tahun ini, Indosat malah berhasil mencetak keuntungan selisih kurs hingga Rp310 miliar. Padahal, di periode yang sama tahun sebelumnya ISAT menderita rugi kurs sampai Rp688 miliar. Berkurangnya utang dolar juga berhasil menekan biaya keuangan sebesar 5 persen menjadi Rp599 miliar dari sebelumnya Rp630 miliar. Operasional Indosat juga menjadi lebih efisien. Total pendapatan perusahaan naik 12 persen sementara beban penghasilan hanya naik 7 persen. Sehingga, marjin laba kotor sukses ditingkatkan menjadi 15 persen dari sebelumnya hanya 10 persen. Tahun ini ISAT mengalami peningkatan besar dalam hal pemakaian data. Pada kuartal I tercatat pemakaian data sebesar 63.900 terabyte (TB), naik 60,5 persen dari 39.800 TB pada kuartal I 2015. Namun, jumlah pelanggan tidak mengalami peningkatan yang signifikan, yakni hanya 4,9 persen menjadi 69,8 juta pengguna dari kuartal yang sama tahun sebelumnya 66,5 juta pengguna.
Grafik: Kinerja Operasional ISAT
sumber: Indosat Tbk, diolah Bareksa
Terlepas dari perubahan fundamental perusahaan, dua sekuritas menilai bahwa saham Indosat masih diperdagangkan pada harga yang relatif rendah. Berdasarkan data Deutsche Verdhana Indonesia, ISAT kini diperdagangkan pada rasio Enterprise Value to EDITDA (EV/EBITDA) 4,4 kali. Sementara berdasarkan pantauan Bareksa,
nilai tersebut memang lebih rendah dari EXCL dan TLKM yang masing-masing diperdagangkan pada EV/EBITDA 6,07 kali dan 6,90 kali. Lebih jauh, Deuthsche Verdhana Indonesia menargetkan harga saham ISAT akan naik ke level Rp8.200 per saham dalam 12 bulan kedepan. Sementara itu, CIMB Securities memasang target Rp7.100 di periode yang sama. Kemarin, 13 Juni 2016 saham ISAT ditutup pada harga Rp6.500 per saham, naik 0,39 persen dari penutupan hari sebelumnya.
a. Pokok Permasalahan PT. Indosat
Beberapa periode kebelakang kondisi perekonomian negara-negara Asia, termasuk Indonesia masih belum dapat ditentukan arahnya, apakah akan terus menurun atau akan menunjukkan perbaikan. Selain itu berbagai peluang serta keuntungan sebuah MNC tidak lepas dari risiko yang akan muncul. Walaupun bisnis internasional dapat mengurangi exposure sebuah MNC terhadap kondisi-kondisi ekonomi negara asalnya, bisnis internasional biasanya juga meningkatkan exposure MNC terhadap pergerakan nilai tukar, kondisi ekonomi luar negeri, dan risiko politik. Hal ini juga berpengaruh kepada kinerja perusahaan PT. Indosat yang mengalami kerugian. Seperti dilaporkan dalam situs Merdeka.com dan bareksa.com sebelum melakukan rebranding menjadi PT. Indosat Ooredo atau sebelum menjual sahamnya, PT. Indosat mengalami kerugian sejak tahun 2013-2015. Kerugian pada perusahaan Indosat disebabkan oleh beban jasa telekomunikasi, termasuk peremajaan menara BTS, yang melonjak jadi Rp 4,85 triliun, melonjak Rp 831 miliar dari belanja perseroan pada 2012. Di periode tahun 2015 Indosat juga menderita rugi kurs sampai Rp 688 miliar. Kerugian kurs ini terjadi karena sebagian besar bisnis internasional meminta pertukaran satu valuta dengan valuta yang lain untuk melakukan pembayaran. Karena nilai tukar terus berfluktuasi, jumlah kas yang dibutuhkan untuk melakukan pembayaran juga tidak pasti. Konsekuensinya, jumlah unit valuta negara asal yang dibutuhkan untuk membayar bisa berubah walaupun pemasoknya
tidak
mengubah
harga.
Selain
itu,
ketika
perusahaan
multinasional memasuki pasar asing untuk menjual produk, permintaan atas produk tersebut tergantung pada kondisi-kondisi ekonomi dalam pasar tersebut. Jadi, arus kas perusahaan multinasional dipengaruhi oleh kondisikondisi ekonomi luar negeri.
b. Manajemen eksposure yang dilakukan oleh PT. Indosat Ooredo
Jika suatu perusahaan sangat terekspos fluktuasi kurs, maka perusahaan dapat mempertimbangkan teknik untuk megurangi eksposure tersebut, tergantung dari bentuk eksposure yang dihadapi. Eksposure ini terbagi kedalam 3 bentuk yaitu :
Eksposure transaksi
Eksposure ekonomi
Eksposure translasi Eksposure transaksi adalah sebarapa jauh nilai transaksi kas masa depan
akan terpengaruh oleh fluktuasi kurs. Eksposure transaksi dapat menyebabkan dampak signifikan terhadap laba perusahaan. Untuk menilai esposure transaksi, MNC perlu (1) mengestimasikan arus kas bersih dalam tiap mata uang dan (2) mengukur potensi dampak dari eksposure mata uang tersebut. Teknik yang dapat digunakan untuk menghadapi eksposure trasaksi antara lain dengan melakukan lindung nilai futures, lindung nilai forward, lindung nilai pasar uang atau pun lindung nilai opsi mata uang. Eksposure ekonomi adalah tingkat dimana nilai sekarang arus kas suatu perusahaan akan dipengaruhi fluktuasi kurs mata uang. Semua jenis antisipasi transaksi masa depan yang menyebabkan eksposure transaksi juga akan menyebabkan eksposure ekonomi karena transaksi ini mencerminkan arus kas yang dapat dipengaruhi oleh fluktuasi kurs. Untuk melihat besarnya eksposure yang akan dihadapi perusahaan maka MNC harus melakukan penilaian terhadap eksposer ekonomi. Hal ini dapat dilakukan dengan mellihat laporan laba rugi untuk membuat estimasi tersebut. Selanjtnya untuk melakukan pengurangan dampak eksposure ekonomi maka MNC dapat melakukan restrukturisasi pada operasinya. Restrukturisasi ini melibatkan perubahan sumber pembiayaan atau pendapatan ke lokasi lain dengan tujuan penyesuaian arus kas masuk dan arus kas keluar dalam mata uang asing.
Dalam melakukan restrukturisasi operasi, MNC harus mempertimbangkan beberapa hal berikut : 1. Apakah perusahaan harus berusaha untuk meningkatkan atau mengurangi penjualan di pasar asing baru atau pasar asing yang telah dimasuki? 2. Apakah perusahaan harus meningkatkan atau mengurangi ketergantungan dengan pemasok asing? 3. Apakah perusahaan harus menambah atau menghapus fasilitas produksi untuk pasar asing? 4. Apakah perusahaan harus meningkatkan atau mengurangi tingkat hutang dalam satuan mata uang asing? Eksposure translasi terjadi saat MNC mentranlasikan data keuangan setiap anak perusahaan ke dalam mata uang asal untuk konsolidasi laopran keuangan. Meskipun tidak mempengaruhi arus kas, namun eksposure ini dipertimbangkan MNC karena dapat mengurangi laba konsolidasi MNC dan karenanya menyebabkan penurunan harga saham. Umumnya laba anak perusahaan, yang ditranslasikan dalam mata uang pelaporan pada laporang keuangan konsolidasi, terpengaruh oleh perubahan kurs. Tindkat ekposure ekonomi tergantung dari hal berikut : proporsi bisnis yang dilakukan oleh anak perusahaan asing; lokasi anak perusahaan asing; dan metode akuntansi yang digunakan. Strategi utama dalam menghadapi masalah yang diderita selama ini PT. Indosat mengubah nama (rebranding) menjadi Indosat Ooredoo pada bulan November 2015. Per Maret 2016, perusahaan ini mencetak pendapatan sebesar Rp 6,8 triliun, naik 12 persen dari perolehan periode sama tahun sebelumnya Rp 6,0 triliun. Dari pendapatan tersebut, perusahaan berhasil menyisihkan laba bersih Rp 217 miliar, membaik dari rugi yang dialami per kuartal I tahun 2015 sebesar Rp 455 miliar, sekaligus menghentikan kinerja rugi yang diderita sejak tahun 2013. Dilihat dari sisi keuangan, di bawah manajemen baru Indosat melakukan beberapa perubahan di antaranya dengan mengurangi eksposur utang dolar
dan meningkatkan lindung nilai atas utang-utangnya tersebut. Setelah mengukur eksposur yang dihadapi, maka dapat dilihat bawasannya PT. Indosat Ooredo memiliki tingkat sensitivitas pendapatan terhadap kurs yang lebih tinggi dibandingkan bebannya. Blades dapat mengurangi eksposur ekonomi dengan mengurangi tingkat sensitivitas pendapatan terhadap kurs atau dengan meningkatkan tingkat sensitivitas beban terhadap kurs. Untuk meminimalkan eksposur yang dihadapi atas volatilitas kurs valuta asing, harga komoditas, tingkat suku bunga, dan harga sekuritas, industri jasa keuangan banyak menawarkan produk lindung nilai keuangan, seperti swap, suku bunga, dan juga opsi. Kebanyakan instrument keuangan tersebut diperlakukan sebagai pos-pos di luar neraca oleh sejumlah perusahaan seperti PT. Indosat Ooredo yang melakukan pelaporan keuangan secara internasional. Dengan strategi tersebut, menurut riset CIMB Securities yang telah dilaporkan kepada nasabah, porsi utang dolar ISAT saat ini (kuartal I 2016) sebesar 21 persen dari total utang, berkurang dari 25,1 persen per kuartal IV 2015. Selain itu menurut data CIMB, Indosat saat ini telah melakukan lindung nilai atas 91,2 persen utang dolarnya tersebut. Akibatnya, perusahaan terhindar dari risiko fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di kuartal I 2016.
BAB III KESIMPULAN
Operating exposure, biasa disebut juga dengan economic exposure atau strategic exposure, yakni mengukur perubahan pada present value yang diterima oleh perusahaan akibat perubahan pada arus kas operasi perusahaan di masa depan, yang disebabkan oleh perubahan yang tidak terduga pada nilai tukar Exposure ini mengakibatkan penjualan turun dari pelanggan internasional. Meskipun dampaknya tidak muncul di neraca, namun munculnya di laporan laba/rugi, sehingga kemudian mempengaruhi daya saing perusahaan di pasar. Translation atau accounting exposure muncul karena laporan keuangan dari cabang asing yang dalam mata uang asing, harus dikonversi ke dalam reporting currency perusahaan induk untuk membuat laporan keuangan konsolidasi. perbedaan transaction dengan operating exposure yaitu Transaction exposure muncul dari arus kas masa depan yang kontraknya sudah disepakati sejak sekarang, sementara itu operating exposure arus kas-nya tidak terkait dengan kontrak. Transaction dan operating exposure sama-sama muncul ketika adanya perubahan yang tidak terduga dalam arus kas di masa depan