MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI Tujuan Mata Kuliah Manajemen Proyek Sistem Informasi :
Melengkapi mahasiswa dengan pemahaman tentang konsep, fungsi, tugas dan teknik manajemen proyek sistem informasi
Mengenalkan beberapa variasi model /pendekatan untuk kualitas sistem informasi dan bagaimana menggunakannya dalam pengembangan sistem informasi
Sasaran :
Mahasiswa mampu untuk menerapkan teknik yang diajarkan dan membuat perencanaan proyek yang baku
Menuliskan rencana proyek sistem informasi
Mengerti dengan jelas hubungan antara p roses pengembangan sistem informasi , manajemen proyek dan jaminan kualitas sistem informasi
Deskripsi :
Mata kuliah manajemen proyek sistem informasi memberi pelajaran mengenai konsep, metodologi dan terminologi manajemen proyek sistem informasi
PENDAHULUAN Definisi
Proyek adalah :
Usaha formal yang ditetapkan dalam suatu waktu tertentu, dengan b eberapa karakteristik , yaitu :
Diawali pada waktu / hari tertentu
Ditetapkan dengan pasti baik tujuan maupun lingkup kerja
Ditetapkan dengan baik hasil / produknya, termasuk kriteria performansi produk
Ditetapkan dengan baik kriteria penyelesaian proyek
Ditetapkan titik akhir atau waktu penyelesaian
Tugas yang dapat diukur besarnya dan harus diselesaikan dengan anggaran serta satuan waktu tertentu, sekali dan tidak berulang
Suatu usaha yang mempunyai awal – akhir dan dijalankan untuk memenuhi tujuan yang sudah ditetapkan dalam biaya, jadwal, dan sasarn kualitas
Manajemen adalah :
Fungsi, disiplin dan tugas yang y ang harus dikerjakan/dilakukan manajer/ profesional dalam disiplin praktis dalam menjalankan fungsinya dan / atau melaksanakan tugasnya.
Proses merencanakan, mengorganisasikan , memimpin, memimpin, mengendalikan usaha-usaha anggota organisasi dan proses penggunaan sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang telah ditetapkan
Suatu proses untuk memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya lain untuk mencapai tujuan tertentu
Proses yang terdiri dari kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, menggerakkan, dan mengendalikan sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi
Proses perencanaan, pengorganisasia , penempatan sumberdaya manusia, pengkoordinasian, dan pengendalian
Manajemen Proyek Sistem Informasi adalah :
Kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan sumber daya organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan sumber
daya tertentu. Manajemen proyek mempergunakan mempergunakan personel perusahaan perusahaan untuk ditempatkan ditempatkan pada tugas tertentu dalam proyek
Manajemen proyek menyatukan dan mengoptimalkan sumber daya (meliputi keterampilan, bakat, usaha kerjasama tim, fasilitas, alat, perlengkapan informasi, sistem, teknik serta uang) yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek de ngan berhasil
Parameter proyek :
Biaya
Mutu
Waktu
Manajemen Proyek VS Rutin
Perbedaan manajemen umum (rutin) dengan manajemen proyek adalah adanya aspek inisialisasi dan terminasi (ada awal ada akhir)
Inisialisasi melibatkan :
Pendefinisian sasaran dan tujuan
Penentuan lingkup kerja
Penetapan kelayakan teknik dan finansial
Perancangan proses guna pencapaian tujuan
Pemilihan dan pembangunan tim
Terminasi melibatkan :
Delivery hasil kerja
Perencanaan sumber daya dalam transisi untuk penugasan baru
Pembelajaran untuk proyek selanjutnya
Tipe proyek Sistem Informasi
Pengembangan Sistem
Implementasi paket atau kustomisasi paket
End user computing
Prototyping
RAD (Rapid application development)
BPR (Business reengineering projects)
Proyek implementasi teknologi
Proyek seleksi
System architecture
Dan lain-lain
Keterampilan Manajemen proyek yang dibutuhkan :
Personal skill,
Kemampuan memotivasi sumber daya manusia dan mencari solusi tim
Technical skill,
Perlu memahami pengetahuan teknis sejauh diperlukan
Management skill,
Memimpin dan mengelola sumber daya untuk keberhasilan proyek
Coping skill,
Kemampuan mengatasi persoalan dalam kondisi ketidakpastian dan konflik
Basic skills manajemen proyek Hal yang penting dikelola manajemen proyek :
Penentuan kebutuhan user
Inisialisasi dan pemantapan rencana proyek
Bersama user memantapkan kemajuan dan arah proyek
Teknologi, orang, dan perubahan
Kreatifitas staff dengan lingkungan yang kondusif
Hal yang tidak pasti, gampang berubah dan kurang jelas
Hubungan dengan pelanggan dengan efektif dan legal
Peningkatan motivasi dengan contoh
Kemampuan managerial standar
Siklus hidup pengembangan sistem :
Phase definition - Analisa kelayakan
- Pendefinisian kebutuhan
Phase konstruksi
-
Desain sistem
-
Pembangunan sistem
-
Testing sistem
Phase implementasi
-
Instalasi
-
Operasi
-
Pemeliharaan
Komponen-komponen dasar sistem
Orang
Proses bisnis
Teknologi informasi / infrastruktur (hardware, software, netware)
Struktur organisasi
Sumber daya :
Orang
Infrastruktur
Tools
Standar
Model organisasi
SIKLUS HIDUP PROYEK Secara garis besar tahap-tahap proyek bisa dibagi menjadi : 1. Tahap konsepsi 2. Tahap pendefinisian 3. tahap Akuisisi 4. Tahap operasi
Konsepsi Tahap konsepsi adalah sebagai berikut :
Inisiasi proyek
Inisiasi adalah titik dimana suatu ide tentang proyek lahir
Kelayakan proyek
Kelayakan proyek adalah proses investigasi terhadap masalah dan me ngembangkan solusi secara lebih detail apakah penyelesaian masalah itu cukup menguntungkan secara ekonomis dan bermanfaat
Permintaan proposal
Permintaan proposal atau RFP (request for proposal) dikirim kepada pihak-pihak yang masuk dalam daftar peserta lelang atau bidders list yang dipunyai perusahaan atau pihak lain yang berminat. Dalam RFP ditentukan : o
Tujuan proyek
o
Lingkup proyek
o
Spesifikasi performansi
o
Batasan ongkos dan jadwal
o
Kebutuhan data
o
Jenis kontrak yang diinginkan
Proposal proyek
Secara ringkas proposal proyek harus mengandung beberapa pokok isi : 1. Surat pengantar 2. Ringkasan manajemen / executive 3. Bagian teknis 4. Manfaat / keuntungan yang akan diperoleh 5. Jadwal 6. Bagian Keuangan 7. Bagian legal 8. Kualifikasi manajemen
Pemilihan proposal
Negosiasi kontrak
Term of reference Pernyataan kebutuhan pekerjaan Isi :
Latar belakang
Tujuan (pelaksanaan pekerjaan)
Sasaran (dampak hasil pekerjaan)
Lingkup kegiatan
Deliverables (hasil pekerjaan, termasuk dokumentasi)
Resource (manpower, equipment, tools dll)
Waktu pelaksanaan
Syarat lain (metodologi, organisasi pelaksana dll)
Tahap Pendefinisian
Tahap pendefinisian dalam siklus hidup proyek meliputi kegiatan : penyiapan rencana proyek secara detail dan penentuan spesifikasi proyek secara rinci. Isi rencana proyek biasanya terdiri dari : 1. Jadwal pekerjaan 2. Anggaran dan sistem pengendalian biaya 3. Work breakdown structure secara rinci 4. Bagian-bagian yang beresiko tinggi dan cukup sulit dan rencana tentang k emungkinankemungkinan yang akan muncul 5. Rencana sumber daya manusia dan pemakaian sumber daya lain 6. Rencana pengujian hasil proyek 7. Rencana dokumentasi 8. Rencana peninjauan pekerjaan 9. rencana pelaksanaan hasil proyek
Tahap Akuisisi
Tahap-tahap akuisisi ini adalah : 1. Desain Dalam tahap ini spesifikasi akan diterjemahkan dalam gambar, maket, diagram atau skema. Dalam tahap ini pekerjaan harus dibagi dalam sub-sub pekerjaan yang lebih kecil 2. Pengadaan Disiapkan fasilitas-fasilitas pendukung maupun material untuk tahap selanjutnya 3. Produksi Setelah siap fasilitas dan bahan pendukung bisa dilakukan pelaksanaan produksi 4. Implementasi Jika produksi telah dilakukan hasil diserahkan kepada user. User bisa menguji hasil ini untuk memastikan apakah cocok dengan kebutuhannya.
Tahap Operasi Setelah hasil proyek diserahkan ke user maka proyek dianggap selesai .
Siklus hidup proyek yang lain :
Inisialisasi
Penetapan Kelayakan
Perencanaan
Berisi Sumber Daya
Jadwal
Eksekusi Tugas
Pengumpulan Hasil
Pengecekan Kualitas
Pengujian Kemajuan
Pelaporan Phase perencanaan berikut
Estimasi
Terminasi Review
Perencanaan Proyek
Tujuan perencanaan proyek :
desain proyek
Perkiraan
Inisiasi proyek
Memulai proyek
Pembuatan Work Breakdown Structure
Teknik perencanaan
Desain proyek Pemilihan siklus hidup :
Model waterfall
System engineering lifecycle
Overlapping phases
Prototyping
Joint application development (JAD)
Iterative lifecycle
Waterfall model Feasibility Analysis
Design
Build
Implementasi
Operation
Effort on correction of errors : Phase
Percent
Requirements
82 %
Design
13 %
Coding
1%
other
4%
Pengukuran Produktifitas
Reusability Quality Defects Value
Size Quantity Productivity
Functionality
Time Personnel Money Cost hardwre Resources softwre
environmental constraints Complexity problem dificulty
Pembuatan Anggaran Cara untuk menentukan harga proyek :
Intuisi
Keahlian
TCA ( Traditional Cost accounting)
ABC ( activity based costing)
Tahap-tahap dalam ABC :
Identify actifities
Determine cost drivers
Determine cost for each activity
Collect activity data
Calculate project cost
ABC Project deliverables
Work breakdown structure
task1
task2
task3
task n
resorces estimate 1
resorces estimate 2
resorces estimate 3
resorces estimate n
cost estimate 1
cost estimate 2
cost estimate 3
cost estimate n
cost 1
cost 2
cost 3
cost n
Budget at completation
Komponen Biaya dalam proyek teknologi informasi :
Direct cost :
-
direct labor ( expert staff, supporting staff)
-
direct materials
Overhead
-
Marketing cost ( negotiation, project preparation, kick back etc )
-
Project administration
-
Indirect materials
-
Indirect labor
-
Hardware depreciation + maintenance
-
Infrastructure depreciation + maintenance
-
Software amortization + maintenance
-
Facility / office amortization
-
Insurance
-
Taxes, fee
-
Etc
Total Biaya = biaya langsung + biaya overhead
ORGANISASI PROYEK Secara umum terdapat beberapa dasar penyusunan struktur organisasi, yaitu : o
Berdasar produk
o
Berdasar lokasi
o
Berdasar proses
o
Berdasar pelanggan
o
Berdasar waktu
Membangun organisasi proyek :
Project estimation
creating project organization schema
assesing internal organization creating job description
talent selection
Personnel selection
personnel recruitment
personnel assignment
personnel outsourcing
TIM PROYEK
Ada beberapa jabatan penting dalam project office selain manajer proyek. Peran manajer proyek :
Sebagai integrator
Komunikator
Pembuat keputusan
Motivator
Enterpreneur dan agen peubah
Tanggung jawab manajer proyek : 1. Merencanakan kegiatan-kegiatan dalam proyek, tugas-tugas dan hasil akhir, termasuk pemecahan pekerjaan, penjadwalan dan penganggaran 2. Mengorganisasikan , memilih dan menempatkan orang-orang dalam tim proyek. Mengorganisasikan dan mengalokasikan sumberdaya 3. Memonitor status proyek 4. Mengidentifikasi masalah-masalah teknis 5. Titik temu dari para konstituen : subkontraktor, user, konsultan, top management 6. Menyelesaikan konflik yang terjadi dalam proyek 7. Merekomendasikan pengehentian proyek atau pengerahan kembali sumberdaya bila tujuan tidak tercapai
Kompetensi dan orientasi Manajer Proyek Seorang manajer proyek bekerja pada interface antara top management dan para teknolog atau teknisi, maka dia harus mempunyai kemampuan manajerial dan sekaligus kompetensi teknis serta beberapa kualifikasi lain.
Memilih manajer proyek Kategori kualifikasi yang harus dimiliki manajer proyek adalah :
Karakteristik personal
Mempunyai fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi yang tinggi
Mempunyai kemampuan memimpin dan punya inisiatif
Percaya diri, bisa meyakinkan orang lain
Punya disiplin
Seorang generalis
Bisa menemukan masalah sekaligus membuat keputusan
Mampu menyeimbangkan antara masalah teknis dengan waktu, biaya dan faktor manusia
Keterampilan perilaku o
Kemampuan mendengarkan secara aktif
o
Komunikator yang baik
o
Bisa menjalin jaringan komunikasi informal
Keterampilan bisnis
Pemahaman mengenai organisasi dan masalah bisnis itu sendiri
Pemahaman mengenai manajemen secara umum yang meliputi : pemasaran, pengendalian, pembelian, hukum, administrasi karyawan dan konsep umum mengenai keuntungan
Kemampuan mengubah kebutuhan bisnis menjadi kebutuhan proyek
Punya kemauan kuat dan aktif untuk mengajari, melatih dan mengembangkan kemampuan bawahan
Kemampuan teknis
Untuk proyek yang melibatkan pemakaian berteknologi tinggi pengetahuan mengenai ilmu dan rekayasa sangatlah penting dimiliki seorang manajer proyek
Berikut gambar mengenai anggota tim proyek :
Manajer proyek
Wakil fungsional
Koordinator produksi
Project engineer
quality assurance supervisor
Peran lain diluar tim proyek
-
Manajer program
-
Manajemen puncak
Contract administrator
Project controller
manajer lapangan
project accountant
customer liaison
MENGELOLA KONFLIK DALAM PROYEK
Munculnya konflik Dalam suatu organisasi adanya perbedaan opini , tujuan, dan nilai yang dianut seringkali akan memicu terjadinya konflik, apalagi untuk organisasi proyek yang begitu sering dibentuk kalau ada proyek baru.
Manfaat adanya konflik
Bisa menghasilkan ide-ide baru yang lebih baik
Memacu orang untuk mencari dan menemukan pendekatan-pendekatan baru dalam menyelesaikan masalah
Memunculkan masalah lama ke permukaan dan kesepakatan tentang a danya masalah tersebut
Memacu orang untuk menjelaskan pandangannya
Menyebabkan tekanan yang akan menstimulasi perhatian dan kreatifitas seseorang
Memberikan kesempatan kepada seseorang untuk menguji kapasitas kemampuannya.
Konflik selama siklus hidup proyek
Sumber utama konflik dan tahap-tahap proyek
Mulai
siklus hidup proyek
selesai
Project formation/
Project build up /
Main project /
Project phased out /
konsepsi
definisi
akuisisi
akhir
Prioritas proyek
Prioritas proyek
Jadwal
Jadwal
Prosedur
Jadwal
Teknis
Interpersonal /
administrasi Jadwal
perorangan Prosedur
Tenaga kerja
Tenaga kerja
Pioritas proyek
Prioritas
administrasi Tenaga kerja
teknis
Pemecahan Konflik
Ada beberapa metoda untuk mengurangi atau memecahkan konflik, yaitu : 1. menarik kembali kesepakatan (withdrawing) 2. Mengurangi tingkat kepentingan ketidaksepakatan ( menganggap tidak ada konflik) 3. menggunakan kekuasaan ( forcing) 4. Kompromi 5. konfrontasi
Mengelola konflik
Ada dua cara untuk mengelola konflik , yaitu : 1. Teori ekspektasi tentang konflik 2. Metode kelompok untuk menyelesaikan konflik : o
Teknik memperjelas peran
o
Memperjelas peran-peran untuk tim
o
Memperjelas peran setiap orang
o
Resolusi konflik dalam kelompok
PENDEFINISIAN PEKERJAAN
Yang menjadi lingkup pekerjaan selama proses perencanaan dan pengendalian adalah : 1. Sebelum proyek mulai (dan selama tahap konsepsi dan pendefinisian), sebuah rencana dipersiapkan untuk menentukan tujuan proyek, tugas-tugas yang akan dikerjakan, jadwal dan anggaran 2. Selama proyek (dalam tahap akuisisi) rencana yang telah dibuat dibandingkan dengan performansi, waktu dan biaya yang sebenarnya terjadi (aktual) 3. Jika ada perbedaan antara yang direncanakan dan yang terjadi sebenarnya tindakan koreksi perlu dilakukan, dan estimasi biaya dan waktu bisa diperbaharui.
Tahap-tahap perencanaan proyek Langkah-langkah perencanaan meliputi : 1. Penentuan tujuan proyek dan kebutuhan-kebutuhannya. Dalam hal ini perlu ditentukan hasil akhir proyek, waktu, biaya, dan performansi yang ditargetkan 2. Pekerjaan-pekerjaan apa saja yang diperlukan untuk mencapai tujuan proyek haruslah diuraikan dan didaftar 3. Organisasi proyek dirancang untuk menentukan departemen-departemen yang ada, subkontraktor yang diperlukan dan manajer-manajer yang bertanggungjawab terhadap aktifitas pekerjaan yang ada 4. Jadwal untuk setiap aktifitas pekerjaan dibuat yang memeperlihatkan waktu tiap aktifitas, batas selesai dan milestone 5. Sebuah rencana anggaran dan sumberdaya yang dibutuhkan dipersiapkan. Rencana ini akan memberikan informasi mengenai jumlah sumber daya dan waktu untuk setiap aktifitas pekerjaan 6. Ramalan mengenai waktu, biaya, dan performansi penyelesaian proyek.
Rencana Induk Proyek
Tujuan pembuatan rencana adalah : Untuk memberikan petunjuk kepada manajer dan tim proyek selama siklus hidup proyek, untuk memberitahukan mengenai sumberdaya apa yang diperlukan, kapan dan berapa besar biaya yang dikeluarkan, dan memungkinkan mereka mengukur kemajuan yang telah dibuat dan keterlambatan yang terjadi.
Isi rencana proyek 1. Deskripsi proyek deskripsi singkat mengenai asal usul dan latar belakan lahirnya proyek 2. Manajemen dan organisasi Ringkasan mengenai organisasi dan personel yang dibutuhkan, isinya meliputi :
Manajemen proyek dan organisasi
Kebutuhan orang
Training dan pengembangan
3. Bagian teknis Ringkasan mengenai aktfitas utama proyek, waktu dan biaya, termasuk da lam bagian ini :
Rincian pekerjaan (statement of work)
Jadwal proyek
Anggaran dan dukungan keuangan
Testing
Dokumentasi
Implementasi
Rencana peninjauan pekerjaan
Justifikasi ekonomi
Alat-alat perencanaan Banyak metoda yang digunakan dalam perencanaan antara lain : 1. work breakdown structure (WBS) , untuk menentukan pekerjaan –pekerjaan yang ada dalam proyek 2. Matriks tanggung jawab, untuk menentukan organisasi proyek, orang-orang kunci dan tanggung jawabnya 3. Gantt- charts, digunakan untuk menunjukkan jadwal induk proyek, dan jadwal pekerjaan secara detail 4. Jarifrngan kerja (network), untuk memperlihatkan urutan pekerjaan , kapan selesai, kapan proyek secara keseluruhan selesai.
Pendefinisian Pekerjaan
Work breakdown structure (wbs) adalah pemecahan pekerjaan besar menjadi elemen-elemen pekerjaan yang lebih kecil.
Work breakdown structure (wbs) adalah teknik untuk : 1. Membagi keseluruhan proyek kedalam komponen-komponen 2. Memecah komponen ke level-level berikutnya sampai dengan tugas 3. Menampilkan gambar/grafik tentang hiraki proyek
Tujuan dan manfaat Work Breakdown Sructure
Tujuan : 1. Melengkapi komunikasi antar personel proyek 2. Menjaga konsistensi dalam pengendalian dan pelaporan proyek 3. Cara efektif untuk melengkapi tugas manajemen Manfaat : 1. Mengurangi kompleksitas 2. Fasilitas penjadwalan dan pengendalian
Tingkat pemecahan proyek ini bisa mengikuti tingkatan sebagai berikut :
Tingkat
Deskripsi
1
Proyek
2
Tugas
3
Sub tugas
4
Paket pekerjaan
Managable unit :
Dapat dikelola sebagai satuan unit kerja
Dapat dikodekan
Dapat direncanakan dan dianggarkan secara pasti
Mudah diukur kemajuan pelaksanaan dan pemakaian biayanya
Dapat dikaji kualitas kerja dan hasil akhirnya
Bila diintegrasikan dengan lainnya akan menjadi kesatuan yang utuh
Pertimbangan Work Breakdown Structure :
Harapan dasar
Hasil yang jelas
Tugas yang fisibel
Antarmuka minimum
Berhubungan dengan keterampilan
Level pengendalian
Berhubungan dengan sistem manajemen yang lain
Petugas tradisional
Kepuasan pekerja
Panduan Work Breakdowns Structure :
Pecah setiap fungsi kedalam 3 subfungsi : 1. Menerima masukan dan memasukkannya kebentuk yang berkaitan 2. Mentranformasikan masukan kedalam keluaran yang dibutuhkan 3.Menyiapkan keluaran kedalam bentuk akhir yang diminta
Lakukan dekomposisi secara iteratif
Tidak seluruh cabang mempunyai level yang sama
Buat struktur produk
WBS bukan hanya untuk proyek saja
Jika WBS sangat rumit untuk ditampilkan dalam satu peta maka pecahkan setiap level subfungsi dalam peta yang terpisah
Bangun inisial WBS oleh manajer proyek
Kaji dan perbaiki WBS oleh semua kelompok yang berkaitan
WBS adalah merupakan / menyerupai struktur pohon
Deskripsi paket pekerjaan (karakteristik) :
Unit pekerjaan dapat ditentukan dari deskripsi
Perbedaan dengan paket pekerjaan yang lain berukuran sama
Penugasan pada individu tunggal atau kelompok kecil
Jadwal awal dan waktu penyelesaian dipastikan
Kriteria penyelesaian
Dibutuhkan usaha
Pemantapan anggaran
Durasi relatif pendek
Penetapan penugasan orang per orang
Work Breakdown structure
Project scope
Work unit
Task
PENJADWALAN
Setelah proyek dipecah-pecah menjadi paket-paket pekerjaan selanjutnya dapat dibuat penjadwalannya
Yang perlu dijadwalkan adalah paket pekerjaan atau aktifitas
Kejadian (events) dan milestone hanyalah akibat dari selesainya aktifitas
Jika orang mengerjakan pembuatan program maka itu disebut aktifitas
Mulai atau selesainya pembuatan program adalah kejadian
Milestone digunakan untuk menandai telah selesainya beberapa aktifitas yang kritis dan sulit
Diagram Perencanaan dan Penjadwalan
Yang pertama dikembangkan dalam perencanaan dan penjadwalan adalah gantt charts
Apa yang diperlihatkan dalam gantt charts adalah hubungan antara aktifitas dan waktu pengerjaannya
Berikut gambar gantt charts :
Task Name
Day 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Server purchasing Os purchasing Initiate clustering servers Install switch Set to raid 5 tower Install os Test and document Migrate data from old servers to new Put server into production
Untuk mengatasai kekurangan –kekurangan dalam gantt charts dikembangkan jaringan kerja atau network
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan jaringan kerja :
Macam-macam aktifitas yang ada
Ketergantungan antara aktifitas, mana yang lebih dahulu diselesaikan mana yang menyusul
Urutan logis dari masing-masing aktifitas
Waktu penyelesaian tiap aktifitas
Ada dua pendekatan dalam hal menggambarkan diagram jaringan kerja :
Activity on node (AON) -
kegiatan digambarkan dengan simpul (node)
-
peristiwa atau event, diwakili oleh anak panah
Activity on arch (AOA) -
aktifitas digambarkan dengan anak panah
-
kejadian digambarkan dengan simpul
x A
anak panah
ES n LS
Simpul
n
: nomor kejadian
A
: nama aktifitas
X
: lama aktifitas A
ES : waktu mulai paling awal (earliest time) LS : waktu mulai paling akhir ( latest start)
A
B
Aktifitas A selesai sebelum aktifitas B dimulai
Khusus untuk lambang-lambang dalam simpul yang mengakhiri aktifitas, maka istilah ES menjadi EF atau saat selesai paling awal dan LS menjadi LF atau saat selesai paling akhir
Aktifitas semu (dummy) Kegiatan semu berfungsi sebagai penghubung , tidak membutuhkan sumber daya maupun waktu penyelesaian . Aktifitas semu diperlukan karena tidak boleh ada dua aktifitas mulai dari simpul yang sama dan berakhir pada simpul lain yang sama juga. Contoh kegiatan dummy :
2 A
C
1
3 B
Contoh diagram jaringan :
10
35
D
3
35
A
H E
10
8 27 D2
0 0
B 8
8
F
15
8
7
30
50
I
50
20 J 35
D1 C
15
35
12
G 12
15
20
Jalur kritis
Kegiatan
waktu
ES
LS
EF
LF
Slack
(1)
(2)
(3)
(4)=(6)-(2)
(50=(3)+(2)
(6)
(7)=(4)-(3)
A
10
0
13-10=3
0+10=10
13
3-0=3
B
8
0
8-8-=0
0+8=8
8
0-0=0
C
12
0
20-12=8
0+12=12
20
8-0=8
D
22
10
35-22=12
10+22=32
35
13-10=3
E
27
8
35-27=8
8+27=35
35
8-8=0
F
7
8
30-7=23
8+7=15
30
23-8=15
G
15
12
35-15=20
12+15=27
35
20-12=8
H
8
35
50-8=42
35+8=43
50
42=35=7
I
20
15
50-20=30
15+20=35
50
30-15=15
J
15
35
50-15=35
35+15=50
50
35-35=0
Jalur Kritis
Suatu jalur kritis (critical path) adalah jalur yang menunjukkan kegiatan kritis dari awal kegiatan sampai dengan akhir kegiatan di diagram jaringan
Dengan kata lain jalur krits menunjukkan kegiatan-kegiatan kritis di dalam proyek.
Suatu kegiatan disebut dengan kegiatan kritis bila penundaan waktu di ke giatan ini akan mempengaruhi waktu penyelesaian keseluruhan dari proyek
Kegiatan disebut tidak kritis bila kegiatan ini mempunyai waktu yang dapat ditunda
Waktu yang dapat ditunda dikegiatan tidak kritis disebut slack atau float
Jalur kritis ini penting karena ada dua alasan : -
Waktu penyelesaian proyek tidak dapat dik urangi kecuali bila satu atau lebih kegiatan di jalur kritis dapat dipercepat penyelesaiannya.
-
Penundaan kegiatan di jalur kritis akan menyebabkan penundaan waktu penyelesaian proyek, sedang penundaan di jalur tidak kritis mungkin tidak akan menunda waktu penyelesaian proyek sejauh penundaan ini tidak melebihi waktu dari slack untuk masing-masing kegiatan tidak kritis
-
Lihat gambar jaringan kerja diatas : Jalur kegiatan A,D,H adalah
10+22+8=40
Jalur kegiatan A,D,J adalah
10+22+15=47
Jalur kegiatan B,E, H adalah
8+27+8=43
Jalur kegiatan B,E,J adalah
8+27+15 =
Jalur kegiatan B,F,I adalah
8+7+20 = 35
Jalur kegiatan B,G,J adalah
8+15+15 = 38
Jalur kegiatan C,G,J adalah
12+15+15=42
50 …………….Jalur kritis
Slack
Slack atau float menunjukkan waktu suatu kegiatan yang dapat ditunda tanpa mempengaruhi total waktu penyelesaian dari seluruh proyek
Jalur kritis dapat juga ditentukan dari besarnya slack, yaitu untuk kegiatan –kegiatan yang mempunyai nilai slack 0
Project Evaluation and Review Technique ( PERT)
PERT adalah salah satu metoda yang me nggunakan jaringan kerja (network) , disamping CPM (critical path method)
PERT digunakan untuk proyek-proyek yang baru dilaksanakan untuk pertama kali , dimana estimasi waktu lebih ditekankan daripada biayanya
Ciri utama PERT adalah adanya tiga perkiraan waktu , yaitu :
Waktu pesimis (b) Adalah waktu maksimal yang diperlukan
Waktu paling mungkin (m) Adalah waktu normal untuk menyelesaikan kegiatan
Waktu optimis (a) Adalah waktu minimum dari suatu kegiatan , dimana segala sesuatu berjalan dengan baik.
Berikut gambar estimasi waktu yang dibutuhkan suatu kegiatan
waktu mulai kegiatan
paling mungkin m
te rata-rata
optimis a
b
0
3
5
6
13
waktu yang dibutuhkan t (hari)
Selanjutnya waktu yang diharapkan (expected time) untuk menyelesaikan masing -masing
kegiatan dapat dihitung sebesar :
ti
=
a i + 4mi + bi 6
Karena digunakan waktu optimis dan waktu pesimis , maka untuk masing-masing kegiatan mempunyai penyimpangan standar ( standard deviation) terhadap kedua waktu ini dan dapat dihitung sebesar : i
= bi – ai --------6
METODA LINTASAN KRITIS DAN ALOKASI SUMBERDAYA
Hubungan waktu – biaya
CPM mengasumsikan bahwa umur proyek bisa dipersingkat dengan penambahan sumberdaya tenaga kerja, peralatan, modal untuk kegiatan-kegiatan tertentu
Waktu pelaksanaan pada kondisi normal dinamakan waktu normal (Tn)
Ongkos pelaksanaan suatu kegiatan pada kondisi normal dinamakan biaya normal (Cn)
Penambahan tenaga kerja atau kerja lembur bisa mengurangi waktu normal
Penambahan tenaga kerja tersebut berarti penambahan biaya
Bila semua sumberdaya yang dipunyai perusahaan dikerahkan sehingga suatu kegiatan bisa diselesaikan secepat mungkin, kegiatan tersebut disebut crashed
Gambar Hubungan biaya- waktu pada keadaan normal dan crash
Crash Cc
18
Cost slope
g n u s g n al a y ai b
Cn
normal 8
Tc=5
Tn=10
Waktu (minggu)
Garis yang berhubungan dua titik dalam gambar tersebut dinamakann cost slope. Besarnya cost slope adalah :
Cost slope =
Cc– Cn ---------Tn - Tc
Cc adalah biaya crash dan Cn adalah biaya normal (biaya crashed > biaya normal)
Tn adalah waktu normal dan Tc adalah waktu crash (waktu normal > waktu crashed)
Dari gambar diketahui cost slopenya : Cost slope = 18-8 ------
=2
10-5
Ini berarti pengurangan waktu kegiatan selama 1 minggu akan menambah biaya sebesar Rp. 2 juta rupiah
Mengurangi umur proyek
Langkah-langkah untuk minimasi biaya : 1. ongkos langsung (direct cost)
Tentukan ongkos normal (Cn), ongkos crash (Cc), waktu normal (Tn), dan waktu crash ( Tc)
Tentukan ongkos minimal untuk pengurangan umur proyek dengan satu unit waktu (hari/minggu), ini dilakukan untuk kegiatan-kegiatan yang berada dalam lintasan kritis dengan biaya perwaktu minimal
Lakukan proses yang sama untuk mengurangi umur proyek untuk unit waktu yang kedua
Ulangi proses sampai proyek benar-benar menghasilkan selisih waktu normal dan waktu crash untuk pekerjaan yang kritis (berada dalam lintasan kritis)
2. Ongkos tidak langsung (indirect cost) Tentukan ongkos tidak langsung proyek untuk waktu normal dan waktu crash dan waktu antara keduanya
3. Ongkos total (total cost)
Tambahkan ongkos tidak langsung ke ongkos langsung untuk me ncari ongkos total pada beberapa waktu yang ada
Tentukan pada umur berapa biaya proyek minimal
E
0
A
8
B
8
14
6
11
C
22
27
D
33
H
45
5
6
12
10
4
3
9
8
E
4
4
NORMAL CRASH
K
65
8 6
J2
6
6
57
J
F
27
8
I
8
4
12
45
G
12 12
Contoh gambar jaringan kerja :
Kegiatan
Normal
Crash
Cost slope (x Rp.
Biaya (x Rp. 1000)
1000/ hari)
Waktu (hari)
Biaya (x Rp. 1000)
Waktu (hari)
1-2 *
8
7.200
6
10.000
1.400
2-3*
14
25.000
11
31.000
2.000
2-5
6
4.000
4
6.000
1.000
3-4 *
5
5.000
4
6.500
1.500
4-5
0
0
0
0
0
4-6*
6
30.000
3
34.000
1.333
4-7
6
18.000
4
23.000
2.500
5-7
4
18.000
3
22.000
4.000
5-8
12
32.000
8
37.000
1.250
6-7*
12
24.000
9
28.500
1.500
7-8
0
0
0
0
0
7-9
10
16.000
6
20.000
1.000
8-9*
12
36.000
10
40.000
1.000
9-10
8
9.000
6
14.000
2.500
Tabel data waktu dan biaya pada kondisi normal dan crash
Perhitungan biaya crash untuk biaya langsung
Umur proyek
65
Biaya normal
Pengurangan
Tambahan
Biaya normal
waktu
ongkos
dan crash
-
-
-
224.200
63
8-9
2
2.000
226.200
60
4-6
3
4.000
230.200
58
1-2
2
2.800
233.000
57
3-4
1
1.500
234.500
54
6-7
3
4.500
239.000
51
2-3
3
6.000
245.000
49
-
2
2.000
247.000
8-9
-
2.000
249.000
7-10
1
5.000
254.000
47
224.200
kegiatan
1
ESTIMASI BIAYA
Perkiraan biaya digunakan untuk menyusun anggaran, dan dijadikan dasar untuk mengevaluasi proyek
Proses Perkiraan biaya
Ada 3 pendekatan pokok dalam perkiraan biaya dilihat dari cara pengumpulan informasi :
1. Perkiraan biaya secara top – down Dalam pendekatan ini pertimbangan dan pengalaman diperoleh dari manajer tingkat atas, manajer menengah, dan data masa lampau yang berhubungan dengan aktivitas serupa
2. Perkiraan biaya secara bottom – up Dengan pendekatan ini hal yang harus dilakukan pertama adalah merinci pekerjaan menjadi paket kerja yang detail.
Orang-orang yang terlibat dalam pengerjaan paket kerja tersebut diminta pendapatnya
mengenai biaya yang dibutuhkan dan waktu penyelesaiannya.
3. Kombinasi top – down dan bottom – up Dalam praktek banyak digunakan gabungan pendekatan top – down dan bottom – up. Dalam pendekatan ini manajer tingkat atas mengundang bawahannya untuk memberikan usulannya mengenai perkiraan biaya untuk pekerjaan yang akan datang
Pembengkakan Biaya Ada beberapa sebab mengapa biaya proyek bisa membengkak : 1. Informasi yang kurang akurat dan tidak pasti Yang diperlukan untuk kepentingan estimasi yaitu : -
Informasi harga material dan tenaga kerja yang berlaku pada saat proyek dilaksanakan
-
Informasi mengenai lingkup pekerjaan yang jelas
2. Perubahan desain Bila ternyata ada perubahan desain yang diinginkan user maka akan mengakibatkan perlunya pembuatan desain ulang pekerjaan, sumberdaya maupun material yang dipunyai. Hal ini tentu saja akan meningkatkan biaya 3. Faktor sosial Ekonomi Faktor sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap peningkatan biaya adalah pemogokan buruh, tindakan konsumen, embargo dagang, pengurangan nilai mata uang dan kelangkaan sumberdaya. Akibat faktor-faktor ini adalah : -
tertundanya pekerjaan
-
Meningkatnya biaya administrasi dan overhead
2
4. Jenis kontrak proyek - Kontrak dengan harga tetap akan menyebabkan kontraktor lebih berhati-hati dalam mengendalikan biaya proyek. Karena berapa pun biaya yang dikeluarkan pihak user akan membayar dengan harga tetap. -
Sedangkan untuk jenis reimbursement kontraktor akan lebih longgar dalam mengendalikan biaya
Penganggaran Elemen-elemen perkiraan biaya : 1. Biaya tenaga kerja langsung o
Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang terlibat langsung dalam pekerjaan proyek.
o
Biaya ini dihitung dengan cara mengalikan tingkat upah per tenaga kerja dengan keahlian/ level tertentu dengan jumlah jam kerja tenaga yang bersangkutan.
2. Biaya bukan tenaga kerja langsung Biaya bukan tenaga kerja langsung adalah biaya total dari biaya-biaya bukan tenaga kerja langsung yang berkaitan dengan pekerjaan. Termasuk subkontraktor dan konsultan. 3. Biaya overhead dan administrasi & umum o
Biaya overhead atau biaya tidak langsung adalah biaya –biaya untuk melakukan bisnis
o
Termasuk biaya overhead adalah :
–
Penyediaan saranan perumahan dan prasarana bagi pekerja
–
Sewa bangunan
–
Sewa peralatan
–
Asuransi dll.
o
Biasanya biaya overhead atau pengeluaran tidak langsung dihitung sebagai prosentase dari biaya langsung tenaga kerja.
o
Besarnya prosentase bermacam-macam bergantung pada jenis pekerjaannya
o
Biaya overhead tidak langsung meliputi pengeluaran umum untuk seluruh perusahaan. Biaya ini dinamakan biaya administrasi & umum yang meliputi : pajak, akunting dan legal, biaya pemasaran dan promosi, biaya gaji manajer puncak, paket tunjangan karyawan.
Laba dan tagihan total
o
Laba adalah jumlah tersisa bagi pelaksana proyek setelah semua biaya dibayar.
o
Besarnya laba bisa ditentukan dari prosentase biaya total atau persetujuan antara pemberi proyek dengan pelaksana.
o
Sedangkan jumlah total laba dan biaya disebut dengan tagihan total.
3
1
ANALISIS HARGA SATUAN PEKERJAAN
Nilai financial sebuah proyek diperoleh dengan menghitung hasil perkalian antara ‘ perkiraan volume pekerjaan’ dan ‘perkiraan harga satuan pekerjaan’
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menghitung harga satuan pekerjaan : a.Spesifikasi teknik b. Hasil observasi lapangan (aan wijzing) c. Metode kerja yang dipilih, termasuk pemilihan komposisi peralatan yang akan dipergunakan d.Data harga dan ketersediaan sumberdaya yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek e. Syarat-syarat khusus atau tambahan lain
Dari 5 poin pertimbangan tersebut di atas akan diperoleh ‘ perkiraan harga satuan pekerjaan nyata’ (real cost) yang berguna sebagai : a. Perkiraan harga satuan pekerjaan untuk pelaksanaan pekerjaan proyek b. Pedoman evaluasi atas realisasi biaya suatu pekerjaan atau proyek c. Keperluan menghitung rencana biaya pelaksanaan proyek (RPB)
Prinsip-prinsip untuk menghitung harga satuan pekerjaan a. Perhitungan harus sederhana dan uraian perhitungannya mudah dimenge rti b. Ada nilai harga satuan pekerjaan yang termurah dan efisien. Artinya :
Termurah dan waktu pelaksanaan pekerjaannya tersingkat
Termurah dan sumber daya yang diperlukan ada dan bisa disediakan diproyek
Termurah dan bisa dilaksanakan dengan metode kerja yang disepakati
Termurah dan aman untuk dilaksanakan
Unsur-unsur yang membentuk harga satuan pekerjaan
1. Biaya tenaga kerja atau upah kerja : -
Harga /tarif upah kerja per satuan waktu (Rp/jam, Rp/hari)
-
Produksi hasil kerja per satuan waktu (unit/jam, lembar/hari, modul/jam, baris/jam dsb)
2. Biaya peralatan -
Harga /tarif sewa alat per satuan waktu
-
Harga /tarif biaya investasi
-
Biaya operasional alat tersebut per satuan waktu
2
Contoh perhitungan harga satuan pekerjaan :
1. Seorang programmer dalam 1 hari mampu menyele saikan 1/3 modul program. ( estimasi kemampuan rata-rata per orang). Gaji seorang programmer Rp. 45.000,- per hari. Berapa unit price per modul program ?
Kemampuan 1 orang programmer = P modul / hari 1 orang
= P modul x 1 modul / hari
Berarti , untuk menghasilkan program 1 modul Diperlukan keikut sertaan programmer sebesar = 1 orang -------P = 1/P orang
Jadi unit price per modul program adalah s ebagai berikut :
1 orang programmer = 1/3 modul per hari jadi 1 modul harus dikerjakan oleh
1 ------ =
3 orang per hari
1/3 Jadi unit price per modul adalah 3 x Rp. 45.000 = Rp. 135.000,-
Rumus :
‘Koefisien ‘ keikutsertaan tenaga kerja untuk menghasilkan per satuan waktu pekerjaan
=
T ------- Mandays / orang hari P
P = Produksi per orang atau per tim per hari T = Jumlah tenaga kerja yang ikut serta ‘Koefisien ‘ keikut sertaan alat untuk menghasilkan per satuan peke rjaan
=
A -------P
MCH ( machine hours / mesin jam)
3
A = 1 unit alat
P = produksi per alat atau per kelompok alat sesuai dengan produksinya per satuan waktu biasanya per jam Misal :
1 komputer menyelesaikan 1/24 modul per jam, jadi untuk menyelesaikan 1 modul pekerjaan diperlukan :
1 ---------------- = 24 komputer jam 1/24
Latihan soal :
1. Diketahui dalam sebuah proyek pengembangan sistem terdapat 80 modul program yang harus diselesaikan. Semua modul program tersebut ingin diselesaikan selama 3 minggu ( 1 minggu 5 hari kerja). Berapa programmer yang dibutuhkan, jika setiap programmer mampu menyelesaikan 1/3 modul per hari.
2. Diketahui dalam sebuah proyek pengembangan sistem terdapat 36 modul yang ingin diselesaikan selama 7 hari. Berapa komputer yang dibutuhkan jika kemampuan 1 kom puter menyelesaikan 1/24 modul per jam ( 1 hari 8 jam )
PENGENDALIAN PROYEK
Perencanaan berkonsentrasi pada :
Penetapan arah dan tujuan
Pengalokasian sumber daya
Pengantisipasian masalah
Pemberian motivasi kepada partisipan untuk mencapai tujuan
Pengendalian berkonsentrasi pada :
Pengendalian pekerjaan ke arah tujuan
Penggunaan secara efektif sumberdaya yang ada
Perbaikan / koreksi masalah
Pemberian imbalan pencapaian tujuan
Langkah-langkah proses pengendalian :
Menentukan standar performansi sesuatu yang akan dikendalikan, standar ini bisa berupa spesifikasi teknis, biaya yang dianggarkan , jadwal dan kebutuhan sumberdaya
Membandingkan antara performansi aktual dan performansi standar hasil kerja
Melakukan tindakan koreksi
Monitoring Informasi
Project cost accounting system
PCAS adalah suatu struktur dan metodologi , bisa manual atau terkomputerisasi yang memungkinkan dilakukannya perencanaan, pelacakan, dan pengendalian biaya proyek. Secara diagramatis PCAS bisa digambarkan sebagai berikut :
Output PCAS
input PCAS
Estimasi dan penganggaran
- Estimasi biaya proyek keseluruhan - anggaran berjalan untuk rekening biaya
Informasi ongkos paket kerja
PCAS
Pelacakan dan pengendalian
Informasi mengenai performansi pekerjaan aktual
- Anggaran yang diperbaiki - Analisis variansi
Sistem informasi Manajemen proyek
Suatu SIMP sebaiknya mampu untuk membantu pelaksanaan proyek secara kese luruhan yang meliputi : 1. Pembuatan jadwal dan jaringan kerja 2. Melakukan alokasi sumberdaya dengan melalui teknik leveling 3. Pembuatan anggaran yang meliputi penganggaran biaya variabel, biaya tetap dan overhead 4. Melakukan pengendalian biaya serta analisis performansi 5. Menyajikan laporan dan grafik yang cukup mudah untuk dibaca
Beberapa software untuk membantu pelaksanaan manajemen proyek antara lain : 1. Time line 2. MS Project 3. Project planner 4. Metier artemis 5. Project / 2
Proses pengendalian
Proses-proses yang perlu dilakukan dalam pengendalian manajemen proyek yaitu :
Otorisasi pekerjaan
Pengumpulan data
Analisis Performansi
Ada bermacam-macam variabel yang bisa digunakan untuk menganalisis jadwal dan biaya proyek :
BCWS ( budgeted cost of work scheduled), yaitu variabel yang menyatakan besarnya biaya yang dianggarkan untuk pekerjaan yang dijadwalkan untuk suatu periode tertentu dan ditetapkan dalam anggaran
ACWP (actual cost of work performed), yaitu variabel yang menyatakan pengeluaran aktual dari pekerjaan yang sudah dikerjakan sampai waktu tertentu
BCWP (budgeted cost of work performed) yaitu variabel yang menyatakan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan yang sudah dikerjakan
Perkiraan Biaya untuk menyelesaikan proyek
Anggaran yang tersisa Anggaran yang tersisa untuk menyelesaikan proyek = biaya total – biaya yang sudah terpakai atau Anggaran yang tersisa = BCAC - BCWP
Perkiraan biaya untuk pekerjaan tersisa = anggaran tersisa / indeks pe rformansi biaya atau
FCTC = (BCAC - BCWP) / IPB FCTC = biaya perkiraan untuk menyelesaikan pekerjaan proyek yang tersisa BCAC = biaya yang dianggarkan pada saat proyek selesai Besarnya BCAC = BCWS pada saat proyek ditargetkan
Perkiraan total Perkiraan total biaya proyek = biaya yang sudah dihabiskan + perkiraan biaya untuk pekerjaan tersisa atau FCAC = ACWP + FCTC