MODUL PRAKTIKUM TOPIK KHUSUS I Pembuatan Nutrisi Hidroponik AB Mix
Oleh: Tim Asisten
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2016
A. Tujuan
1. Praktikan dapat mengetahui cara pembuatan nutrisi hidroponik AB Mix 2. Praktikan dapat mengetahui komposisi AB Mix yang sesuai dalam part per million (ppm)
B. Dasar Teori
Hidroponik berasal dari bahasa Latin yang berarti “Working Water atau Pemberdayaan Air”.Kenyataannya hidroponik adalah menanam tanaman tanpa tanah, atau sering disebut “ Dirtless Gardening / Berkebun Tanpa Kotoran”.Dalam prakteknya, hidroponik berarti menanam tumbuhan dalam air dan larutan nutrisi, tanpa tanah.Hidroponik adalah teknik pengelolaan air yang digunakan untuk memberikan nutrisi, air, dan oksigen yang diperlukan tanaman.Media tanam yang digunakan dapat berupa bahan inorganic dan material organik bahkan media udara. Media tanam hidroponik harus memenuhi persyaratan antara lain harus steril dan inert , memiliki pH yang netral, serta tidak menimbulkan reaksi kimia yang mengganggu pertumbuhan tanaman. (Jones, 2005) Dalam sistem hidroponik pemberian nutrisi sangat penting karena dalam medianya tidak terkandung zat hara yang dibutuhkan tanaman.Berbeda dengan penanaman padi disawah, tanah sendiri talah mengandung zat hara sehingga pemupukan hanya bersifat tambahan.Pemberian nutrisi untuk hidroponik harus sesuai jumblahnya dan macamnya sesuai dengan kebutuhan tanaman serta diberikan secara kontinyu.(Prihmantoro dan Indriani, 2001) Unsur Makro dan Mikro
Menurut Lingga (2001), nutrisi yang diberikan dapat digolongkan
menjadi dua kelompok yaitu, nutrisi yang mengandung unsur hara makro dan yang mengandung unsur hara mikro. Unsur hara makro yaitu nutrisi yang diperlukan tanaman dalam jumlah yang cukup banyak seperti N, P, K, S, Ca, dan Mg.Unsur hara mikro merupakan nutrisi yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit, seperti Mn, Cu, Mo, Zn, dan Fe.Walaupun dalam jumblah sedikit, unsur mikro ini harus tetap ada. Pemberian larutan hara yang teratur sangat penting pada hidroponik, karena media hanya berfungsi sebagai penopang tanaman dan sarana meneruskan larutan atau air ke akar tanaman tersebut. Hara tersedia bagi tanaman pada pH 5.5 – 7.5 tetapi yang terbaik adalah 6.5, karena pada kondisi ini unsur hara dalam keadaan mempunyai ikatan kimia yang lemah.Unsur hara makro dibutuhkan dalam jumlah besar dan konsentrasinya dalam larutan relatif tinggi. Termasuk unsur hara makro adalah N, P, K, Ca, Mg, dan S. Unsur hara mikro hanya diperlukan dalam konsentrasi yang rendah, yang meliputi unsur Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl. Kebutuhan tanaman akan unsur hara berbeda-beda menurut tingkat pertumbuhannya dan jenis tanaman (Jones, 2005) Prihmantoro dan Indriani (2001) mengatakan unsur unsur tersebut dibutuhkan tanaman karena mempunyai fungsi sendiri sendiri dalam membantu kelangsungan hidup tanaman. Fungsi tersebut adalah sebagai berikut : a) Nitrogen (N), memacu pertumbuhan daun dan batang serta membantu pembentukan akar; b) Fosfor (P), membantu pembentukan bunga dan buah serta mendorong pertumbuhan akar muda; c) Kalium (K), membantu pembentukan bunga dan buah serta menguatkan tanaman; d)
Kalsium (Ca), membantu pertumbuhan ujung ujung akar serta bulu bulu akar; e) Magnesium (Mg), ikut dalam membantu zat hijau daun dan menyebarkan unsur fosfor ke seluruh tanaman; f) Sulfur (S), bersama unsur fosfor dapat mempertinggi kerja unsur lain dan memproduksi energy; g) Besi (Fe), ikut dalam pembentukan zat hijau daun dan menghasilkan klorofil serta membantu pembantukan enzim pernafasan; h) Mangan (Mn), ikut dalam pembentukan zat hijau daun dan membantu penyerapan nitrogen; i) Borium (Bo), membantu pertumbuhan meristem; j) Seng (Zn), ikut dalam pembentukan auksin (hormon tumbuh); k) Molibdenum (Mo), berperan dalam mengikat Nitrogen sehingga penting untuk sayur-sayuran. Pupuk A-B Mix Vegetatif
Nutrisi atau pupuk racikan adalah larutan yang dibuat dari bahan bahan kimia yang diberikan
melalui
media tanam,
yang berfungsi
sebagai nutrisi tanaman agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Nutrisi atau
pupuk
racikan
mengandung
unsur
makro
dan
mikro
yang
dikombinasikan sedemikian rupa sebagai nutrisi (Karsono, Sudarmodjo dan Sutioso. 2002) Nutrisi hidroponikatau pupuk A-B Mix diformulasikan secara khusus sesuai dengan jenis tanaman seperti tanaman buah(Paprika, Tomat, Melon) dan Sayuran Daun ( Selada, Pakchoy, Caisim, Bayam, Horenzo dsb) , Stroberi, Mawar, Krisan dan lain-lain. Unsur-unsur yang dipakai atau digunakan dalam meramu atau meracik pupuk A-B Mix vegetative dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah: 1. Tabel 1. Campuran-campuran yang digunakan dalam membuat larutan nutrisi A-B Mix di PT. Parung Farm
Elemen-elemen yang diperlukan Kalsium dan Nitrogen Kalium dan Nitrogen Magnesium dan Sulfur Kalium dan Fosfor Besi Boron Mangan Seng Tembaga
Campuran garam yang digunakan Kalsium Nitrat Kalium Nitrat Magnesium Sulfat Kalium Fosfat EDTA Asam Boron Mangan Sulfat Seng Sulfat Tembaga Sulfat
Molibdenum
Asam Molibdat
Sumber : Smith dalam Karsono. 2013 Dalam pemilihan komposisi campuran-campuran dalam membuat larutan nutrisi A-B Mix, harus dipilih garam-garam mineral yang larut dalam air secara sempurna sehingga tidak ada sedimentasi yang menyebabkan drip irigasi tetes tersumbat (jika menggunakan drip irigasi/irigasi tetes). Satu set Nutrisi Hidroponik terdiri dari dua bagian yaitu bagian A untuk membuat Larutan pekatan A dan bagian B untuk membuat Larutan pekatan B. Setelah pupuk A-B Mix selasai dibuat atau diramu, lebih baik diadakan pengukuran pH.Dianjurkan untuk menggunakan kisaran pH 5,5 hingga 6,5, dengan optimal pH adalah 6,0.Jika pH nya tinggi, diturunkan dengan menggunakan asam kuat (asam nitrat, asam sulfat, asam fosfat).Sedangkan untuk menaikkan pH gunakan alkali kuat (KOH). Pekatan A dan B tidak dapat dicampur karena bila kation Ca dalam pekatan A bertemu dengan anion sulfat dalam pekatan B akan terjadi endapan kalsium sulfat sehingga unsur Ca dan S tidak dapat diserap oleh akar. Tanaman pun menunjukkan gajala defisiensi Ca dan S. Begitu pula
bila kation Ca dalam pekatan A bertemu dengan anion fosfat dalam pekatan B akan terjadi endapan ferri fosfat sehingga unsur Ca dan Fe tidak dapat diserap oleh akar. (Ardon, 2013) Konduktifitas Listrik ( EC ) Dalam Hidroponik
Konduktifitas listrik (EC- Electrical Conductivity), yang juga dikenal sebagai factor konduktifitas (CF-Coductivity Factor ), adalah pengukur dari kadar garam dalam larutan hidroponik. Nilai EC memberi indikasi pada petani mengenai nutrisi yang terkandung pada larutan dan yang diserap akar oleh tanaman.EC dan CF dapat menunjukkan angka yang akurat dan mudah digunakan oleh semua petani, hanya dengan menggunakan meteran listrik yang dirancang khusus untuk hidroponik. Pengetahuan mengenai apa yang membentuk EC, dan bagaimana tanaman berkembang, juga pengaruh dari formula larutan terhadap tanaman , sangatlah menguntungkan bagi semua petani hidroponik. (Morgan dalam Karsono, 2013) Konduktifitas adalah ukuran dari larutan dialiri listrik kecil. Bila konsentrasi nutrisinya tinggi , aliran listrik bergerak cepat. konsentrasi
larutan
rendah,
aliran
listrik
bergerak
Ketika lambat.
( Hydroponicsonlinedalam Karsono, 2013) Untuk menentukan seberapa kuat atau lemah konsentrasinya dalam sebuah larutan nutrisi, dapat digunakan alat EC Meter atau TDS Meter.EC Meter
biasanya memberikan data dalam micromhos per sentimeter
(µMho/cm) atau microsiemens per sentimeter (µS/cm).TDS Meter biasanya memberikan data dalam milligram per liter (mg/l) atau part per million (ppm).(Hydroponicsonline dalam Karsono, 2013)
EC biasanya dinaikkan,
diukur pada
suhu 25
0
C.
Bila
suhu larutan
EC akan memberikan angka yang tinggi pula, walaupun tidak
ada nutrisi yang ditambahkan. Bila suhu dibawah 25
0
C, EC akan
menurun. Dengan demikian , sangat penting untuk selalu mengukur EC dan TDS baik untuk suhu yang berbeda beda (Hydroponicsonline dalam Karsono, 2013). Beberapa tuntunan umum untuk tingkatan EC pada tanaman dapat dilihat pada Tabel 2dibawah : Tabel 2. Tuntunan umum untuk tingkatan EC pada tanaman Tanaman yang berbuah (seperti tomat, timun) Pertumbuhan awal/Initial Growth 1600 - 1800 1120 - 1260 ppm Kisaran EC 2500 mMhos/cm 1750 ppm Saat berbuah 2400 - 2600 1680 - 1820 ppm Kondisi cahaya rendah (musim dingin) 2800 - 3000 2000 ppm Kondisi cahaya tinggi (musim panas) 2200 - 2400 1700 ppm
Tanaman berdaun (seperti bayam, 1400 - 1600 980 - 1120 ppm 1800 1260 ppm 2000 1320 ppm 1600 1120 ppm
Sumber :Hydroponicsonline dalam Karsono, 2013
Pada kondisi cahaya rendah (musim dingin), seorang petani harus menambah kosentrasi nutrisi pada larutan.Pada kondisi cahaya tinggi (musim panas), seorang petani hidroponik harus mengurangi konsentrasi nutrisi pada larutan. Untuk formula atau pupuk A-B Mix yang siap pakai, rekomendasi EC sering kali sudah disediakan. Hal ini biasanya ditulis pada kemasan pupuk tersebut, dimana dalam beberapa mili liter larutan yang diencerkan
kedalam sejumlah air tertentu akan menghasilkan EC tertentu pula.
C. Alat dan Bahan
1. Formula A
4. Jerigen
2. Formula B
5. Air
3. Ember
6. Gelas ukur
D. Prosedur Kerja 1. Pelarutkan Nutrisi dari Serbuk (Butiran) Menjadi Pekatan
a. Siapkan Formula A dan B. b. Siapkan 2 ember atau wadah (A dan B) dan isi dengan air masingmasing 3 liter. c. Tuangkan Formula A berikut bubuk kecilnya kedalam ember A dan aduk hingga semua formula tercampur. Begitupula untuk formula B d. Tambahkan Air pada ember A sehingga genap menjadi 5 liter. Begitupula untuk B. e. Simpan larutan A di dalam jirigen A dan larutan B di dalam jirigen B
2. Penggunaan/ Pengaplikasian Larutan
a. Masukan 5 ml larutan A kedalalam 1 liter Air (aduk hingga rata) b. Tambahkan 5 ml larutan B (aduk hingga rata) c. Larutan sudah siap untuk digunakan pada tanaman.