STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PRAKTIKUM PRAKTIKUM GEOLOGI TEKNIK “DESKRIPSI TANAH”
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI UNIVERITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2017
[Type here]
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21. Jatinangor, Sumedang 45363, Tlp/fax. 022-7796545, e-mail :
[email protected]
Deskripsi Tanah
A. Acuan Klasifikasi USCS B. Tujuan Untuk menentukan pembagian jenis tanah berdasarkan klasifikasi USCS di lapangan. C. Teori Dasar
Klasifikasi USCS Klasifikasi tanah. berdasarkan USCS atau Unified Soil Classification System pertama kali diusulkan oleh A. Cassagrande pada 1942 dan direvisi pada tahun 1952 oleh The Corps of Engeneers and The US Bureau of Reclamation. Pada prinsipnya menurut metode ini, ada 3 pembagian jenis tanah yaitu tanah berbutir kasar (kerikil dan pasir) dan tanah berbutir halus (lanau dan lempung) . tana h digolongkan dalam butiran kasar jika lebih dari 50% tertahan diatas saringan no. 200 . Sementara itu tanah digolongkan berbutir halus jika lebih dari 50% lolos dari saringan No. 200 serta tanah yang memiliki komposisi organic. Beberapa symbol berikut ini sering digunakan dalam klasifikasi metode USCS. 1. Jenis Tanah G : Gravel (kerikil) S : Sand (pasir) M : silt (lanau) C : clay (lempung) 2. Jenis Gradasi W : Well graded (bergradasi baik) P : Poorly graded (bergradasi buruk) 3. Konsistensi Plasititas H : High Plasticity (plastisitas tinggi) L : Low Plasticity (plastisitas rendah)
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21. Jatinangor, Sumedang 45363, Tlp/fax. 022-7796545, e-mail :
[email protected]
Contoh: SC = Pasir (S) lempungan (C), + deskripsi verbal lainnya GW = Kerikil (G) gradasi baik (W), + deskrisi verbal lainnya: warna, kekasaran, dll) ML = Lanau (M) plastisitas rendah (L ; batas cair wL < 50 % ) CH = Lempung (C) plastisitas tinggi (H ; batas cair wL > 50 % )
Tingkat Pelapukan Tanah
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21. Jatinangor, Sumedang 45363, Tlp/fax. 022-7796545, e-mail :
[email protected]
D. Peralatan 1. Kompas 2. Komparator tanah 3. Pita ukur, minimal 50 meter 4. Lembar deskripsi 5. Air 1500 ml 6. HVS 10 lembar 7. Papan dada plastik 8. Penggaris 9. Alat tulis (spidol, pensil, pena, penghapus, serutan dll…) 10. Kamera E. Prosedur Percobaan a. Amati singkapan dari jauh b. Bagi kenampakan tanah menjadi beberapa tingkat pelapukan c. Ukur ketebalan setiap tingkat pelapukan menggunakan pita ukur. d. Deskripsikan setiap tingkat pelapukan tanah sesuai dengan 7 parameter (warna, ukuran partikel, plastisitas/gradasi, kandungan air, tingkat pelapukan, kekuatan, strukur/perlapisan), lalu tentukan klasifikasi setiap tingkat pelapukan berdasarkan USCS e. Dokumentasikan kenampakan keseluruhan singkapan tanah yang diamati serta masing-masing tingkat pelapukan. f. Buatlah sketsa dari kenampakan singkapan tanah (vertical & horizontal) g. Prosedur dilakukan perindividu dan data yang dicatat wajib di ketahui oleh asisten. h. F. Parameter Deskripsi Tanah
1. Warna Parameter Nilai
Istilah Terang, Gelap
Warna Tambahan
Kemerah mudaan, Kemerahan, Kekuning-kuningan, Kejingaa-jinggaan, Kebiru-biruan, Kecoklatcoklatan, Kehijau-hijauan, Keabu-abuan Merah muda, Merah, Kuning, Jingga, Coklat, Hijau, Biru, Ungu, Putih, Abu-abu, Hitam
Warna Utama
Catatan: Untuk distribusi warna yang seragam, tentukan dulu warna dasarnya kemudian tambahkan nilai warna dan atau warna tambahan jika perlu. Jika distribusi warnanya tidak seragam, lakukan deskripsi warna seperti diatas, kemudian tambahkan keterangan ta mbahan seperti berbintik bintik, belang dsb.
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21. Jatinangor, Sumedang 45363, Tlp/fax. 022-7796545, e-mail :
[email protected]
Contoh: Coklat terang kekuningan dengan bintik merah. Beri informasi apakah contoh dalam kondisi basah atau kering ketika dideskripsi.
2. Ukuran Partikel Penamaan
Jenis r
n
a
t n a
Berangkal (Boulders) Kerakal (Cobbles) Kerikil (Gravels)
h a
Tipe dasar tanah
as g
a as
k
T n a d irs
Ukuran partikel, mm
Hanya dapat terlihat dilubang galian/bukaan
Kasar Sedang Halus Kasar
a p n ar u k ur
Sedang Halus
e b % 5 6 ir )l i a ki d
Identifikasi Visual
Dapat dengan mudah untuk dilihat dengan mata telanjang, bentuk partikel dapat dikenal, grading dapt dikenal. Gradasi baik, rentang yang lebar dari ukuran butiran, terdistribusi dengan baik, gradasi buruk, bukan gradasi yang baik (mungkin seragam, ukuran dari sebagian besar partikel berada pada gradasi sempit atau terjadi perubahan gradasi secara tiba-tiba (gap graded), suatu ukuran tengah (intermediate) partikel.
r e ih k
Pasir (Sands)
b e L( r as a k ri t u br e b h a n a T s
Lanau (Silts) n
ul
a %
irt
3
d
a h 5
u a n
g n
p
ir
n al
u
u
a br d e hi a
e
ar
b
m el u
h
b T
a
n
L(
ur
k b
e
Dapat dengan mudah dikenal dengan mata telanjagn, sedikit atau tidakmempunyai kohesi ketika keadaan kering, gradasi dapat diketahui. Gradasi bagus, ukura partikel terlacak antara rentang yang lebar, terdeteksi baik. Gradasi buruk (mungkin seragam, ukuran se bagian besar partikel terletak anatara batas-batas yang sempit, atau terjadi perubahan gradasi secara tiba-tiba (gap graded), suatu ukuran tengah partikel kadangkadang tiak terwakili. Hanya lanau yang kasar agak dapat terlihat dengan mata telanjang, memperlihatkan sedikit plastisitas dan ditandai dengan adanya gejala dilatanasi (dilatancy), ukuran butir lebih besar (granular) halus ketika disentuh. Terlarut saat dimasukkan kedalam air,Lumpur mongering dengan cepat, mempunyai nilai kohesi, tetapi mudah menjadi bubuk diantara jari-jari tangan.
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21. Jatinangor, Sumedang 45363, Tlp/fax. 022-7796545, e-mail :
[email protected]
Lempung (Clays)
Lempung organic, lanau, pasir Gambut (Peats) ki n a gr o h a n a
Variasi
Variasi
T
Hasil dari Lumpur yang mongering dapat dipecahkan, tetapi tidak menjadi bubuk diantara jari-jari, akan trlarut didalam air, tetapi prosesnya lebih lambat dibandingkan lanau, halus ketika disentuh, memperlihatkan sifat plastis tetapi t idak terjadi dilatansi sama sekali. Lengket ditangan, mongering secara perlahan-lahan, mengkerut ketika mngering (dapat dilihat langsung). Biasanya timbul retak-retak. Untuk lempung dengan nilai plastisitas menengah dan tinggi, keadaan sperti diatas akan timbul dengan tingkat menengah sampai tinggi. Mengandung sejumlah sisa-sisa tumbuhan
Terdapat sisa – sisa tumbuhan, umumnya berwarna coklat gelap atau hitam, seringkali dengan bau yang khas, mempunyai nilai bulk density yang rendah.
3. Plastisitas Kondisi
Test di lapangan
Non-plastis
Tanah jika digulung-gulung sepanjang 40 mm, tebal 6 mm tidak bias terbentuk Tanah dapat digulung sepanjang 40 mm dgn tebal 6 mm dan dapat menahan beratnya sendiri, tetapi bila tebalnya 4 mm, tanah menjadi tidak dapat menahan beratnya sendiri Tanah dapat dibentuk menjadi gulungan sepanjang 40 mm, setebal 4 mm dan dapat menahan beratnya sendiri, tapi bila tebalnya 2 mm tidak dapat menahan beratnya sendiri Tanah dapat dibentuk menjadi gulungan sepanjang 40 mm, setebal 2 mm serta dapat menahan beratnya sendiri
Agak plastis (Sligthly plastic)
Semi plastis (Moderately plastic)
Sangat palstis (Very plastic)
Rentang batas cair -
0 – 35 %
35 % - 50 %
50 % - 90 %
4. Kandungan Air
Kondisi Kering (Dry)
Agak lembab (Sligthly Moist) Lembab (Moist)
Deskripsi Warna lebih muda daripada kondisi pada saat keadaan lembap. Pasir menjadi lepas (Loose), tanah lanau menjadi getas (brittle) dan bila pecah menjadi abu. Tanah lempung cenderung akan retak-retak dan tidak dapat dipecahkan oleh jari tangan. Terletak pada gradasi antara keadaan kering dan keadaan lembab. Alur kelembapan, cenderung memperlihatkan rentang perubahan warna. Tidak pada kondisi basah atau kondisi kering
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21. Jatinangor, Sumedang 45363, Tlp/fax. 022-7796545, e-mail :
[email protected]
Sangat Lembab (Very Moist) Basah (Wet)
Gradasi antara kondisi lembab dan kondisi basah Lapisan tipis air terlihat pada butirannya. Gejala rembesan.
5. Tingkat Pelapukan
Material vulkanis serta hasil-hasil pelapukan yang mungkin terjasi dari batuan b eku, metamorfosa dan tanah-tanah sedimen yang tersementasi. Tingkat
I II
III
IV V VI
Deskripsi Segar (Fresh). Tidak terlihat tanda-tanda pelapukan material batuan, mungkin sedikit terjadi perubahan warna pada bidang diskontinuitas utama Agak Lapuk (Slightly Weathered). Terjadi perubahan warna yang menunjukkan pelapukan material batuan dan bidang diskontinuitas. Seluruh material batuan mungkin berubah warna karena pelapukan. Lapuk Sedang (Moderately Weathered) Kurang dari 50% material batuan beralih ke tanah. Batuan segar atau sudah berubah warna t etap ada sebagai bagian tak menerus atau batuan inti. Sangat Lapuk (Highly Weathered). Lebih dari 50% material batuan beralih ke tanah. Batuan segar atau sudah berubah warna tetap ada sebagai bagian tak menerus atau batuan inti. Lapuk Sempurna (Completely Weathered). Seluruh material batuan telah beralih menjadi tanah. Struktur massa asli sebagian masih ada (intact). Tanah Residual (Residual Soil). Seluruh material batuan telah beralih menjadi tanah. Struktur massa dan material fabric telah hancur. Terjadi perubahan besar dalam volume tetapi tanah belum mengalami transportasi berarti.
6. Kekuatan Tanah Kohesif Kondisi Sangat lunak (very soft) Lunak (Soft)
Kuat Geser Undrained (kN/m2) <20
Nilai N <2
20 - 40
2-4
Teguh (Firm)
40 - 75
4-8
Kaku (Stiff)
75 - 150
8 - 15
Sangat kaku (Very stiff) Keras (Hard)
150 - 300
15 - 30
>300
>30
Test di Lapangan Mengalir di sela-sela jari ketika diperas dalam tangan Mudah ditekan dengan ibu jari, dapat dibentuk dengan tekanan jari ringan Dapat ditekan dengan ibu jari, dapat dibentuk dengan tekanan jari yang kuat. Dapat ditekan dengan ibu jari, tidak dapat dibentuk dengan jari tangan. Dapat ditekan dengan kuku ibu jari, dapat d itusuk dengan pisau sampai kedalaman 15 mm. Tidak dapat ditekan dengan kuku ibu jari
Tanah Non-kohesif (Kepadatan) Kondisi Sangat lepas (very loose)
Nilai N 0-4
Test di lapangan Mudah digali dengan sekop
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21. Jatinangor, Sumedang 45363, Tlp/fax. 022-7796545, e-mail :
[email protected]
Lepas (Loose) Agak padat (Medium dense) Padat (Dense) Sangat padat (very dense)
4 - 10 10 - 30 30 - 50 Lebih dari 50
Agak susah digali, pasak susah untuk d itancapkan Sulit dipindahkan dengan sekop dan pasak sulit ditancapkan Pasak tidak dapat ditancapkan, untuk dipindahkan/digali memerlukan peralatan tambahan Sulit untuk diangkat/dipindahkan
Tanah Non-kohesif (Derajat sementasi) Kondisi Tersementasi buruk (poorly cemented) Tersementasi (cemented)
Test lapangan Ketika digali terdapat bongkahan-bongkahan yang dengan mudah dihancurkan oleh tekanan ibu jari Digali berbentuk bongkahan-bongkahan yang tidak dapat dipecahkan lagi menjadi bongkahan bongkahan yang lebih kecil.
7. Struktur/Pelapisan Tanah berbutir kasar (Bongkah, kerakal, kerikil, pasir)
Kondisi
Identifikasi Lapangan
Homogen/seragam (Homogeneous) Saling melapis/berlapis (Inter stratified/Interbedded)
Endapan terdiri dari 1 jaenis tanah yang dominan Terdiri dari lapisan-lapisan dari berbagai jenis, berselang-seling (alternating) atau terdiri dari pita pita atau lensa-lensa dari material yang berbeda. Skala interval jarak antara lapisan dapat juga digunakan untuk identifikasi Suatu campuran terdiri dari berbagai tipe material Partikel-partikel tanah yang melemah, biasanya memperlihatkan pelapisan yang konsentrik (menuju satu titik)
Heterogen (Heterogeneous) Lapuk (Weathered)
Tanah berbutir halus (Lanau, Lempung) Kondisi Bercelah (Fisured)
Identifikasi Lapangan
Terpecah Menjadi fragment po lyhedral sepanjang celahnya, Skala interval jarak antara diskontinuitas dapat juga digunakan untuk identifikasi Homogen/seragam (Homogeneous) Endapan terdiri dari (terutama) 1 tipe material Saling melapis/berlapis (Inter stratified/Interbedded) Terdiri dari lapisan-lapisan dari berbagai jenis, berselang-seling (alternating) atau terdiri dari pita pita atau lensa-lensa dari material berbeda. Skala interval jarak antara lapisan dapat juga digunakan untuk identifikasi.
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21. Jatinangor, Sumedang 45363, Tlp/fax. 022-7796545, e-mail :
[email protected]
Tanah organik (Lempung organik, Lanau, Pasir dan Gambut) Kondisi
Identifikasi Lapangan
Berserat/Humus (Fibrous)
Terdapat sisa-sisa tumbuhan dan menyimpan sisa kekuatan Tidak terdapat lagi sisa-sisa tumbuhan
Tak berbentuk (Gambut) (Amorphous)
Skala pelapisan Kondisi
Spasi rata-rata (mm)
Pelapisan sangat tebal (very thickly bedded) Pelapisan tebal (thickly bedded) Pelapisan medium (medium bedded) Pelapisan tipis (thinly bedded) Pelapisan sangat tipis (very thinly bedded) Terlaminasi tebal (thickly lamination) Terlaminasi tipis (thinly lamination)
Lebih dari 2000 2000 s/d 600 600 s/d 200 200 s/d 60 60 s/d 20 20 s/d 6 Dibawah 6
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21. Jatinangor, Sumedang 45363, Tlp/fax. 022-7796545, e-mail :
[email protected]
i.
Format Deskripsi Laporan
Hari / Tanggal Waktu Cuaca Lokasi
Koordinat Stasiun Elevasi Azimuth Deskripsi
Material : Deskripsikan dengan 7 parameter (warna, ukuran partikel, plastisitas/gradasi, kandungan air, tingkat pelapukan, kekuatan, strukur/perlapisan), lalu tentukan klasifikasi setiap tingkat pelapukan berdasarkan USCS pada setiap tingkat pelapukan. Lereng : Deskripsikan kondisi dan geometri lereng meliputi kemringan lereng, panjang da n lebar lereng (puncak dan kaki lereng), jenis lereng (alami/kupasan) serta kondisi vegetasi.
Sketsa
Foto
Map view
Foto Jauh
Foto dekat semaksimal mungkin semua tingkat pelapukan ke foto dan dijurnal batasi setiap tingkat pelapukan
Cross View
Foto Dekat
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21. Jatinangor, Sumedang 45363, Tlp/fax. 022-7796545, e-mail :
[email protected]
j. Format Deskripsi Lapangan No
Tingkat Pelapukan
Tebal
Deskripsi
Keterangan
Sketsa
Map view
Cross view
[Type here]