Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
DATA PEMILIK
Nama Nim Alamat
: : :
Telepon Handphone E-Mail No. KTP No. SIM No. Paspor Golongan Darah
: : : : : : :
Keadaan Darurat Hubungi Nama Alamat
: :
Telepon Handphone
: :
………………………………………………………….. ………………………………………………………….. ………………………………………………………….. ………………………………………………………….. ………………………………………………………….. ………………………………………………………….. ………………………………………………………….. ………………………………………………………….. ………………………………………………………….. ………………………………………………………….. ………………………………………………………….. ………………………………………………………….. ………………………………………………………….. …………………………………………………………..
………………………………………………………….. ………………………………………………………….. ………………………………………………………….. ………………………………………………………….. ………………………………………………………….. ………………………………………………………….. ………………………………………………………….. …………………………………………………………..
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang Maha Pengasih dan Penyayang karena berkat karunia dan hidayah –Nya Buku Pegangan Praktikum Fisika ini dapat diselesaikan. d iselesaikan. Pada kesempatan ini Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusinya, sehingga Buku Pegangan Praktikum Fisika Dasar dapat diterbitkan. Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan dimasa mendatang. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Selamat membaca.
Bandung, 12 Agustus 2012
Tim Penyusun
ii
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang Maha Pengasih dan Penyayang karena berkat karunia dan hidayah –Nya Buku Pegangan Praktikum Fisika ini dapat diselesaikan. d iselesaikan. Pada kesempatan ini Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusinya, sehingga Buku Pegangan Praktikum Fisika Dasar dapat diterbitkan. Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan dimasa mendatang. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Selamat membaca.
Bandung, 12 Agustus 2012
Tim Penyusun
ii
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
DAFTAR ISI
Judul Data Pemilik Kata Pengantar Daftar Isi Sambutan Dekan Fakultas Sains Sambutan Ka. Laboratorium Sains Sekilas Laboratorium Fisika
1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4 1.1.5 1.1.6
ii iii iv v vi
Tata tertib Untuk Mengikuti Praktikum Fisika
vii-xi
MODUL PRAKTIKUM FISIKA Ketidakpastian pada Pengolahan Data Gerak Lurus Beraturan dan Berubah Beraturan Gerakan Melingkar Beraturan Gerak Osilasi dan Jatuh Bebas Resonansi Gelombang Bunyi Superposisi Getaran Harmonik
1-5 6-9 10-15 16-21 22-26 27-35
Daftar Asisten Lab Fisika Struktur Organisasi Jadwal Praktikum
iii
Halaman
36 37 38
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
SAMBUTAN DEKAN FAKULTAS SAINS Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Secara alamiah setiap manusia dapat mempelajari alam dan sekitarnya dengan mudah. Karena alam dan lingkungannya adalah sesuatu yang nyata, terutama yang terjangkau oleh indera manusia. Kita dapat mengindera apa saja yang ada di sekitar kita, mengamati dan mempelajarinya. Banyak manfaat yang diperoleh manusia dengan mempelajari dan meniru alam. Kejadian-kejadian alam yang terjadi, baik secara langsung ataupun tidak, umumnya membentuk sistem yang saling berkaitan dan berkesinambungan. Dari setiap kejadian alam yang ada, dapat memunculkan pertanyaan-pertanyaan sebagai suatu permasalahan yang pada akhirnya dapat bermanfaat bagi manusia setelah mengalami verifikasi dan pengamatan. Dari uraian di atas, maka pembelajaran tentang alam harus dapat disajikan sebagai suatu proses penemuan dan terkait dengan pengalaman peserta didik. Sehingga pengetahuan yang diperoleh bersifat lama, dapat diingat, dan mampu meningkatkan penalaran mahasiswa dan kemampuan untuk berpikir bebas. Menurut Bruner, belajar meliputi 3 proses kognitif yaitu: memperoleh informasi baru, transformasi pengetahuan, dan menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan. Masih menurut Bruner, belajar merupakan konseptualisme instrumental yang didasarkan pada 2 prinsip, yaitu: pengetahuan orang tentang alam didasarkan pada model-model mengenai kenyataan yang dibangunnya, dan model-model itu mula-mula diadopsi dari kebudayaan seseorang, dan kemudian model-model itu diadaptasikan pada kegunaan bagi orang itu. Ada dua asumsi dalam belajar (menurut Bruner) yaitu: pertama, pengetahuan diperoleh melalui proses interaktif, belajar berinteraksi dengan alam secara aktif akan membuat perubahan pada alam dan diri orang itu sendiri. Kedua, orang mengkonstruksi suatu pengetahuan dengan cara menghubungkan informasi yang masuk dengan informasi yang sudah ia miliki. Jadi amatlah penting seorang mahasiswa memiliki pengalaman belajar dengan menggunakan alat melalui kegiatan praktikum. Maka kami harap mahasiswa mau dan mampu memanfaatkan setiap kesempatan dalam kegiatan praktikum, sehingga kemampuan pemahaman mahasiswa terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi lengkap. Selamat Bekerja, semoga meraih sukses. Amin Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bandung, 12 Agustus 2012
Suwandi, Drs, M.Si
iv
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
SAMBUTAN ASMAN LAB & BENGKEL FAKULTAS SAINS
Alhamdulillah, Buku Pegangan Praktikum Fisika Dasar edisi 2012-2013 ini telah rampung dan dapat digunakan oleh para praktikan yang mengambil Mata Praktikum Fisika I. Buku ini diharapkan dapat menjadi panduan untuk mengakses berbagai informasi yang berkaitan dengan kegiatan Praktikum Fisika seperti tata tertib paraktikum, struktur organisasi laboratorium, jadwal kegiatan laboratorium, asistensi, tata cara penilaian, modul praktikum dll. Semua ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada para praktikan dan mahasiswa IT Telkom pada umumnya. Kritik dan saran baik dari pemakai, ataupun para Dosen IT Telkom – khususnya para dosen Fisika dan para Asisten Praktikum sangatlah diharapkan demi perbaikan buku ini pada edisi mendatang. Akhir kata saya ucapkan kepada para Praktikan ” Selamat menjalankan Praktikum, semoga bermanfaat, berlatihlah, tempa dirimu untuk kejayaan, Viva IT Telkom ! Bandung, 12 Agustus 2012
Indra Chandra, M.Si.
v
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
SEKILAS LABORATORIUM FISIKA DASAR IT TELKOM STT Telkom didirikan pada tahun 1990 atas prakarsa para direksi PT Telekomunikasi Indonesia (PT.TELKOM), yaitu : Ir.Cacuk Sudarijanto (alm.), Dadad Kustiwa, M.Sc., Ir. Widjojo Amudji, A. Purwo, M.Sc., Drs. Mulyohardjoko, dan A.A. Nasution, M.Sc. Kemudian mereka ini disebut sebagai Dewan Pendiri Yayasan Pendidikan Telkom (YPT). STT Telkom berubah nama menjadi IT Telkom pada tanggal 30 November 2007 dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang profesional di bidang industri/jasa pertelekomunikasian (infokom). Oleh karena itu IT Telkom sebagai perguruan tinggi pelopor dan pertama di Indonesia yang memfokuskan diri pada penyelenggaraan pendidikan di bidang industri/jasa pertelekomunikasian (infokom). Dalam rangka membangun kapabilitas internal dan meningkatkan kualitas civitas akademika sesuai tuntutan zaman maka : 1. IT Telkom membangun kerjasama dengan industri telekomunikasi nasional maupun internasional, perguruan tinggi negeri nasional maupun internasional, dan lembaga/instansi pemerintahan baik pusat maupun daerah. 2. IT Telkom menjadi salah satu dari beberapa perguruan tinggi di Indonesia yang menerapkan program Link & Match yaitu : Kegiatan geladi mahasiswa program cooperative education (magang kerja) Memiliki 42 Laboratorium dan Bengkel Salah satu laboratorium itu adalah Fisika yang didirikan pada tanggal 30 Oktober 1991 dan diresmikan oleh Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi (Bapak Soesilo Soedarman). Laboratorium Fisika memiliki fasilitas yang cukup lengkap, hal ini terbukti dengan adanya beberapa alat praktikum dengan jumlah 30 modul, dimana masing-masing modul terdiri dari 10 alat. Diharapkan dengan adanya alat praktikum ini maka para mahasiswa/i IT Telkom dapat mengukur, meneliti dan menganalisa kesesuaian antara materi yang diberikan di bangku kuliah dengan alat praktikum langsung, sehingga dapat menjadi modal dasar yang kuat pada tahun ke 2, 3 dan 4 saat mempelajari dan mendalami ilmu-ilmu keteknikan dibidang pertelekomunikasian.
vi
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
TATA TERTIB UMUM PRAKTIKUM FISIKA DASAR TAHUN AKADEMIK 2012/2013 KEHADIRAN 1. Praktikan diharapkan datang 15 menit sebelum praktikum dimulai. 2.
Tukar jadwal di laksanakan paling lambat 2 jam sebelum waktu praktikum pada jam kuliah. Dan pelaksanaan tukar jadwal hanya diperbolehkan 1 kali tukar.
3.
Toleransi keterlambatan adalah 30 menit. Jika melebihi waktu yang ditentukan praktikan tidak diperkenankan mengikuti praktikum modul yang bersangkutan.
4.
Keterlambatan sebelum/selama test awal (TA) diperkenankan mengikuti praktikum tanpa ada tambahan waktu untuk TA.
5.
Praktikum susulan a)
Praktikum susulan dilaksanakan DUA KALI SECARA SERENTAK ( setelah uts dan sebelum uas)
b)
Yang di perbolehkan mengikuti praktikum susulan adalah hanya karena alasan SAKIT, BERDUKA dan melaksanakan tugas institusi (dengan surat keterangan terlampir yang DITANDATANGANI oleh ASMAN Lab. Fak. Sains), TANPA TERKECUALI.
c)
Bagi
praktikan
yang
keterangan WAJIB
tidak
dapat
mengikuti
praktikum,
surat
dikumpulkan di kotak Surat Izin Praktikan
Laboratorium Fisika Dasar dengan mencantumkan nama, NIM, dan modul praktikum susulan paling lambat 1 minggu setelah pelaksanaan praktikum modul yang bersangkutan. d)
Praktikan hanya di perbolehkan mengikuti 1 MODUL praktikum susulan. ATURAN PENILAIAN Penilaian praktikum Fisika meliputi parameter-parameter : TP : 10 % TA : 20 % Praktikum : 25 % Jurnal : 20 % Presentasi : 25 % Total
vii
100 %
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1.
Toleransi keterlambatan adalah 30 menit. Jika melebihi waktu yang di tentukan
praktikan
dilarang
mengikuti
Praktikum
Modul
yang
bersangkutan. 2.
Pada saat praktikum dilarang memakai jaket. Kecuali SAKIT.
3.
Saat praktikum dilarang membawa hal-hal yang tidak berhubungan dengan praktikum di meja praktikum.
4.
Saat praktikum berlangsung dilarang menggunakan barang-barang yang tidak berhubungan dengan praktikum, seperti gelang, kalung, perhiasan berlebihan dan BARANG ELEKTRONIK, kecuali dengan seizin asisten jaga.
5.
Praktikan dilarang mengoperasikan alat-alat praktikum sebelum mendapat instruksi oleh asisten jaga.
6.
Selama pelaksaaan praktikum. HP WAJIB DI SILENT, diperkenankan menerima atau mengirim panggilan atau sms (penerimaan dan pengiriman hanya dilakukan di luar ruangan praktikun dengan seizin asisten jaga ).
7.
Dilarang membuat keributan selama praktikum.
8.
Tidak boleh makan atau minum di dalam ruangan praktikum.
9.
Praktikan dan asisten wajib merapikan alat-alat praktikum setelah praktikum selesai.
10. Kehilangan dan kerusakan alat atas kesalahan praktikan menjadi tanggung jawab praktikan. 11. Praktikan wajib mengikuti seluruh modul praktikum fisika. Jika tidak mengikuti salah satu modul maka nilai modul yang tidak diikuti adalah NOL.
12. Segala hal yang berhubungan dengan lab Fisika Dasar maupun Administrasi Fisika Dasar harus memakai seragam Resmi IT Telkom, bersepatu dan menggunakan kaos kaki 13. Kepentingan mahasiswa yang berhubungan dengan praktikum fisika dasar (asistensi) dapat dilayani SAMPAI pukul 18.30 WLFD ( Senin - Sabtu), dan yang berhubungan dengan administrasi Praktikum fisika dasar dapat dilayani SAMPAI pukul 17.00 WLFD ( Senin - Jumat ). 14. Pengurangan nilai terhadap praktikan tidak harus konfirmasi dan diperingatkan pada praktikan yang bersangkutan. 15. Pengurangan nilai dapat dilakukan oleh asisten jaga atau rekomendasi dari asisten lainnya.
viii
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
KELENGKAPAN PRAKTIKUM 1. Pada saat pelaksaan praktikum, praktikan WAJIB memakai seragam resmi kuliah IT Telkom (Bersepatu, berkaos kaki, celana bukan jeans, seragam tidak ketat, bukan kaos dan tidak transparan, khusus pria baju dimasukkan dan rambut harus rapi. 2.
Kartu praktikum Praktikan wajib membawa kartu praktikum selama mengikuti praktikum Fisika Dasar. a) Kartu praktikum WAJIB di Beri foto terbaru dan identitas. b)
Jika kartu praktikum hilang TANGGUNG JAWAB PRAKTIKAN UNTUK MENGGANTINYA.
c)
Kartu praktikum hanya diberikan SATU KALI SAJA setiap semester ajaran 2012/2013.
d)
Jika kartu praktikum tertinggal praktikan wajib mengambil terlebih dahulu baru boleh mengikuti praktikum.
3.
Perlengkapan praktikum yang harus dibawa adalah modul, kartu praktikum dan TP. Jika tidak membawa dipersilahkan untuk melengkapi terlebih dahulu.
TUGAS PENDAHULUAN 1. TP bersifat wajib 2.
Apabila TP tidak dikerjakan maka modul yang bersangkutan nilainya sama dengan NOL
3.
TP menjadi syarat wajib mengikuti praktikum
4.
TP dikeluarkan setiap 2 minggu sekali pada hari Rabu pukul 16.30 WITT.
5.
TP dikumpulkan pada hari Jumat pukul 12.30 – 14.30 di Laboratorium Fisika dasar secara kolektif tiap kelompok dimasukkan di dalam amplop coklat yang diberi identitas kelompok
6.
Pengumpulan TP seluruh anggota kelompok kepada perwakilan kelompok dilakukan di luar wilayah gedung C dan tidak DIPERKENANKAN berkumpul di area gedung C (gedung C adalah daerah terlarang).
7.
Aturan pengerjaan TP terlampir di TP yang dikeluarkan
8.
TP dilarang masteran. Jika masteran maka TP = 0.
TES AWAL 1. Tes awal dilaksanakan maksimal 20 menit. 2.
Tes awal tidak dapat diwakilkan.
3.
Tidak ada waktu tambahan untuk pelaksanaan tes awal jika praktikan datang terlambat.
ix
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
4.
Dalam pelaksanaan tes awal praktikan dilarang berbuat curang dalam bentuk apapun. Jika terjadi kecurangan nilai TES AWAL ANDA = 0.
JURNAL 1. Setiap praktikan wajib membuat jurnal praktikum. 2.
Jurnal dikumpulkan saat presentasi.
3.
Ketentuan pembuatan jurnal dijelaskan pada saat praktikum dilaksanakan.
PRESENTASI 1. Kelengkapan presentasi adalah membawa jurnal , kartu praktikum dan modul praktikum. 2.
Presentasi dilakukan 1 minggu setelah praktikum dilakukan.
3.
Membawa laptop dan kelengkapannya beserta slide presentasi.
4.
Waktu presentasi maksimal 40 menit (20 menit presentasi, 20 menit tanya jawab).
HAK PRAKTIKAN 1. Mengikuti praktikum sesuai jadwal 2.
Praktikan diperkenankan mengikuti praktikum diluar jadwal yang telah ditentukan atau tukar dengan rekan praktikum kelompok lain d engan syarat mengisi form tukar jadwal dengan praktikan yang lain yang sama modulnya, paling lambat 2 jam sebelum praktikum.
3.
Meninggalkan ruang praktikum dengan seizin asisten jaga.
4.
Menanyakan nilai ke asisten minimal tiga hari setelah presentasi selesai.
5.
Menanyakan hal yang kurang jelas yang berkenaan dengan materi yang ada di modul yang bersangkutan.
6.
Mengadukan setiap pelanggaran yang dilakukan oleh asisten kepada Koordinator Asisten Praktikum Laboratorium Fisika Dasar u ntuk ditindak lanjuti.
HAL-HAL YANG BELUM DITETAPKAN AKAN DITETAPKAN SELANJUTNYA
x
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
KETIDAKPASTIAN PADA PENGUKURAN & PENGOLAHAN DATA SEDERHANA
Setiap pengukuran dihinggapi suatu ketidakpastian. Adapun penyebabnya banyak sekali, beberapa diantaranya : o Keterbatasan Alat : nst (nilai skala terkecil) yang selalu ada, kalibrasi yang tidak tepat, gesekan yang terjadi antar bagian alat yang bergerak, kelelahan pegas - dll. o Keterbatasan Pengamat : dalam zaman modern ini semakin banyak peralatan berteknologi tinggi digunakan. Pengoperasiannya memerlukan keterampilan yang tinggi seperti: osiloskop, komputer, scaler- counter dsb. o Ketidakpastian Acak : tegangan listrik yang digunakan tidak pernah tetap nilainya sehingga selalu mengalami fluktuasi, gerak Brown partikel udara - dll. o
Karena itu suatu hasil pengukuran harus dilaporkan ketidakpastiannya. Berikut adalah cara yang lazim digunakan : x={x± dengan x {x} {x} [X]
bersama
dengan
x } X : lambang besaran yang diukur, misal suhu 0 : nilai yang diperoleh, misal 36 C : ktp pada x misal 0,5 0 : lambang satuan besaran x misal C 0
Sebagai contoh, kita ingin mengukur suhu (T) dan diperoleh hasil pengukuran 36 C, o sedangkan ketidakpastian pada alat ukur suhu adalah 0,5 , maka hasil pengukuran suhu tersebut dituliskan sebagai 0 T = (36 0,5) C Untuk memperoleh nilai {x ±x} dibedakan 3 kasus berikut ini : 1) Pengukuran Dilaksanakan Sekali Saja. Bila pengukuran hanya dilakukan sekali saja (apapun alsannya), maka x adalah nilai yang tebaca pada waktu pengukuran dan ( x = ½nst (nilai skala terkecil), lazimnya demikian. Nst adalah jarak dua titik berdekatan pada skala alat ukur. Tapi apabila skala alat ukur dirasakan cukup besar, kadang-kadang digunakan 1/3 nst. 2)
Pengukuran dilakukan Beberapa Kali. Beberapa kali maksudnya adalah pengukuran 2 atau 3 kali saja. Apabila ini yang dilakukan , maka nilai X adalah nilai rata-rata hasil pengukuran, atau X X , dengan X
X i N
X 1 X 2 ... X N N
dan X X i X maks
1
,
dengan i 1, 2,3
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
3)
Pengukuran dilakukan N Kali Dengan mengadakan pengulangan n kali, diperoleh apa yang disebut sampel
besaran x. Nilai yang digunakan sebagai x adalah nilai rata-rata sampel X = X , dan sebagai ktp-nya digunakan deviasi standar nilai rata-rata (S x) :
X S x
S n 1 N
Xi X N 1
2
dengan S 1 n
N Xi ( Xi) 2
=
2
N ( N 1)
dan i = 1,2,3,....N Contoh : Pengukuran berulang atas besaran A menghasilkan sampel berikut: 11,8 - 12,0 - 12,2 - 12,0 - 11,9 - 12,0 - 12,2 - 11,8 - 11,9 - 12,2.
Xi X S n 1 N 1 X = 12 tepat; = 0,05 ; (X = 0,02) 2
maka pelaporan hasil pengukuran dituliskan X = (12,00 + 0,02) satuan Mengukur besaran secara tak langsung
Jarang sekali besaran yang hendak ditentukan lewat percobaan dapat diukur dengan langsung. Lebih sering besaran tersebut merupakan fungsi dari besaran – besaran lain yang dapat kita ukur. Contoh : tidak dikenal alat untuk mengukur masa jenis ( ). Tapi dengan mengukkur masa (m) dan volume (V) , kita dapat menentukan ( ) . Akan tetapi sewaktu mengukur m dan V , melekatlah ktp m dan ktp V. Bagaimana hubungan antara ktp () dengan ktp m dan ktp V ? Misalkan Y adalah besaran yang dicari dari besaran x krena Y = F(x). Karena adanya ketidakpastian nilai x maka fungsi tersebut dapat ditulis Y = F(x + x ) dan apabila diurutkan dengan deret Taylor disekitar X = X , menjadi 2 1 d f df 2 y f ( x x) f ( x) x 2 (x) .... 2! dx x dx x
dimana nilai y adalah y Untuk
x x
1 maka f ( x x)
df x dx x
y y
2
f ( x) .
dan y
df dx x
dapat didekati dengan dua suku saja, sehingga
x .
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
Dengan proses yang tidak jauh beda, maka dapatlah dibuktikan bahwa untuk fungsi yang lebih dari satu variabel, mis Z = F(x , y ) didapat
z
dz dx x , y
x
dz dy x , y
y
.
Contoh : Percepatan gravitasi setempat ingin ditentukan dengan mengukur periode T suatu bandul matematis sepanjang L. Misalkan dari pengukuran menghasilkan
0,02 ) s = ( 100 1 ) cm sedangkan
T = 2,00 L
= 3,14 ( dianggap tepat ) Dengan menggunakan rumus T = 2 L / g , maka g = 4 2
g g
L L
L
43,14
T 2
2
T T
1
100
2
2,00
2
100
0,02 2,00
985,6
2
3%
g 3%985 ,6 29,578
hingga
Mengingat bahwa ktp relatip adalah sebesar 3% maka hasil akhir harus/boleh dilaporkan dengan 3AB, jadi menurut pengukuran ini g = 986 30 cm / s 2 atau
g 9,86 0,30 m / s
2
Metoda Persamaan Garis Linier .
Akan diberikan 2 cara untuk ini: 1.
Setelah semua titik percobaan di-plot pada kertas grafik, garis lurus ditarik dengan sebaik-baiknya. Walaupun cara ini kurang cermat, namun dalam dalam beberapa cara ini sudah memadai , apalagi skala grafik sudah dipilih dengan baik. 2. Data percobaaan tidak di-plot, melainkan langsung diolah dengan suatu analisis yang dikenal sebagai “metoda kuadrat terkecil untuk garis lurus” (regresi linier). Misalnya suatu hukum fisika atau rumus sudah ‘dilinierkan’ hingga berbentuk
Y 0 A BX 0 , dan pengukuran telah dilakukan untuk selang tertentu dan menghasilkan titik-titik X i
X i
dan titik-titik Y i
Y i .
Dengan metoda kedua
diatas , kita akan mendapatkan persamaan garis lurus terbaik berbentuk Y a bX dengan : b
X Y X Y N X X
N
i
i
2 i
3
i
i
2
X Y X X a N X X 2
dan
i
i
i
2 i
i
Y i
2
i
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
sedangkan simpangan atau ketidakpastian dari b dalam menaksir nilai B adalah: dengan
N
b y
X X
2
2 i
N
i
X i Yi 2 X i Yi X iYi N X iY i 1 y Y i N 2 N X i X i 2
2
2
2
2
2
2
dimana i = 1,2,3,4.......N ; N menyatakan jumlah data pengamatan besaran X dan besaran Y. Dalam penulisan X dan X boleh digunakan satu angka desimal lebih banyak daripada dalam penulisan X dalam sampel. Hal ini dimungkinkan berkat pengulangan yang telah kita lakukan (usaha lebih kita). Ktp Mutlak , Ktp Relatip, Angka Berarti Dan Notasi Eksopnen Perhatikan penunjukan amperemeter berikut ini :
I a 1,7 0,05mA
I b 1, 74 0,03 mA
Tampak hasil pengukuran Ia lebih kasar daripada Ib. Dengan alasan ini ktp mutlak hasil Ia harus dinyatakan lebih besar daripada Ib. JADI : Besar - kecil ktp mutlak menyatakan kasar halusnya skala alat ukur. Selain itu, ktp relatip kedua pengukuran diatas ialah :
Ia Ia
0,05 1,7
3%
dan
Ib Ib
0,03 1,74
Apa tersirat dalam pelaporan seperti I a Artinya : Pertama,
Kedua,
2%
1,7 0,05 mA ?
Pelapor hendak mengatakan tidak mengetahui dengan tepat berapa sebenarnya arus itu, ia hanya menduga / memperkirakan nilainya adalah sekitar 1,7 mA Tampak pula pelapor menggunakan dua angka berarti (AB) sekecil itu ( hanya 2 buah ) menandakan pengukuran dilakukan dengan alat yang nst-nya cukup besar dibandingkan dengan hasil Ib. Ib boleh dilaporkan dengan jumlah (AB) yang lebih besar (3 buah) yakni angka 1 , 7 dan 4 sebab skala alat ukur yang digunakan memang lebih halus (nst-nya lebih kecil).
Notasi Eksoponensial dan Angka Berarti. Hasil suatau pengukuran sebaiknya dilaporkan dengan menggunakan notasi eksoponensial yang merupakan cara termudah menuliskan bilangan yang besar sekali maupun kecil sekali ( bilangan demikian sering kita jumpai dalam ilmu fisika). Disamping itu notasi eksopnensial dengan mudah dapat menonjolkan ketelitian
4
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
yang teracapi dalam pengukuran. Yakni dengan menggunakan jumlah angka desimal yang sesuai dengan AB yang diperkenankan . Ketentuan ( kasar ) nya adalah: ketelitian ( sekitar ) 10% -------- 2 AB ketelitian ( sekitar ) 1% -------- 3 AB ketelitian ( sekitar ) 0,1% -------- 4 AB Dalam notasi eksponensial semua bilangan ditulis sebagai bilangan antara 1 dan 9 ( bilangan ini disebut ‘mantisa‘ ) dikalikan dengan faktor 10 adalah bilangan bulat positip atau negatip .
5
n
( disebut orde ) . n
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
GERAK LURUS BERATURAN DAN BERUBAH BERATURAN I.
TUJUAN 1. Mempelajari Gerak Lurus Beraturan (GLB) Dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) menggunakan Pesawat Attwood. 2. Menentukan momen inersia roda katrol pada peswat attwood.
II.
ALAT-ALAT 1 Pesawat Attwood lengkap o Tiang Berskala o Katrol dan tali o Dua (2) Beban Bermassa o Beban Tambahan 2 Jangka sorong 3 Stopwatch 4 Neraca teknis lengkap
o o o
Penjepit Beban Penyangkut Beban Landasan Akhir
III. DASAR TEORI Hukum I Newton menyatakan bahwa, jika resultan gaya yang bekerja pada suatu sistem (benda) sama dengan nol, maka sistem dalam keadaan setimbang, artinya benda tersebut akan Bergerak Lurus Beraturan (GLB). Pada hukum II Newton, disimpulkan bahwa : 1. Arah percepatan benda sama dengan arah resultan gaya yang bekerja pada benda. 2. Besarnya percepatan sebanding gayanya. 3. Bila ada gaya bekerja pada benda maka benda mengalami percepatan, sebaliknya bila benda mengalami percepatan tentu ada gaya penyebabnya. Untuk percepatan (a) yang tetap/konstan, maka berlaku persamaan gerak yang disebut sebagai gerak lurus berubah beraturan sebagai berikut: x
x0
v0 t
1 2
at
2
dengan
a
F m
Bila sebuah benda bergerak melingkar melalui porosnya, maka pada gerak melingkar ini berlaku persamaan-persamaan gerak yang ekivalen dengan persamaan-persamaan gerak linier sebagai berikut: 2 1 t t dengan 0 0 2 I
Dalam hal ini besaran “momen inersia” (I) ekivalen dengan besaran “massa” (m).
Momen Inersia (I) suatu benda terhadap poros tertentu besarnya sebanding dengan massa benda tersebut dan sebanding dengan kuadrat dari jarak benda -terhadap poros. I ~ m 2 I ~ r
6
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
Untuk katrol dengan beban seperti pada gambar 1 maka berlaku persamaan :
a dengan: a = m = I = r = g =
m3 g m1 m2 m3
(1) I
2
r
2
Percepatan gerak beban (m/s ) Massa beban (kg) 2 Momen inersia katrol (kgm ) Jari jari katrol (m) 2 Percepatan gravitasi (m/s ) Keterangan gambar
r
P
A m3
= penjepit
A = kedudukan awal
m2
B C
B = celah penyangkut C = landasan akhir m1 = m2
P
m1
Gambar 1
Pada gambar: m1 dijepit di P, sementara m 2 dan m3 di A. Jika m1 dilepas maka (m2 + m3) Akan turun dari A ke B dengan gerak dipercepat. Pada saat melalui celah B, m 3 akan tertinggal, maka gerak dari B ke C merupakan gerak lurus beraturan karena m 1 = m2 (m1< (m2+m3)). IV. PROSEDUR PERCOBAAN A. Pengamatan Gerak Lurus Beraturan (GLB) 1. Timbang beban m1, m2, m3. 2. Letakan beban seperti pada gambar 1 3. Catat kedudukan penyangkut beban B dan meja C (Pada tabel yang disediakan). 4. Bila penjepit P dilepas, m 2 dan m3 akan bergerak dipercepat antara AB dan selanjutnya bergerak lupus beraturan antara BC, setelah beban tambahan tersangkut di B. Catat waktu yang diperlukan untuk gerak antara BC. 5. Ulangi percobaan IV-A.3 sampai IV-A.4 dengan mengubah-ubah kedudukan landasan C (ingat ketebalan beban m2 ). 6. Selama periode satu proses ini, janganlah mengubah-ubah jarak AB atau BC.
7
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
B.
Pengamatan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) 1. Aturlah kembali letak beban seperti percobaan IV-A. 2. Catatlah kedudukan A dari B (Pada tabel yang disediakan). 3. Bila beban m 1 dilepas, maka m 2 dan m3 akan melakukan gerak lurus berubah beraturan antara A dan B. Catatlah waktu yang diperlukan untuk gerak antara AB. 4. Ulangi percobaan IV-B.2 sampai IV-B.3 beberapa kali dengan mengubah kedudukan B. 5. Ulangilah percobaan IV-B.1 sampai IV-B.4 dengan menggunakan beban m3 lain.
V. PENGOLAHAN DATA 1) Menentukan Kecepatan Pada GLB o Tulis kembali tabel data hasil pengamatan anda o Gambar grafik S t (S=BC) o Lakukan analisis regresi garis lurus untuk mengestimasi garis rata-rata. o Tentukan kecepatan yang didapatkan dari grafik. o Tentukan tingkat ketelitian hasil pengamatan anda. o Laporkan nilai kecepatan yang didapat sesuai teori ketidakpastian 2)
Menentukan Percepatan Pada GLBB o Tulis kembali tabel data hasil pengamatan anda 2 o Gambar grafik S t (S=AB) untuk tiap jenis beban tambahan yang digunakan. o Lakukan analisis regresi garis lurus untuk mengestimasi garis rata-rata. o Tentukan kecepatan yang didapatkan dari grafik/garis rata-rata. o Tentukan tingkat ketelitian hasil pengamatan anda. o Laporkan sesuasi teori ketidakpastian untuk setiap jenis beban tambahan.
3)
Menentukan Momen Inersia Katrol o Tulis kembali data hasil pengamatan anda o Tentukan nilai momen inersia katrol yang didapatkan jika diambil 2 percepatan gravitasi setempat = 9.78 m/s o Tentukan tingkat ketelitian hasil pengamatan anda. o Laporkan nilai momen inersia katrol sesuai teori ketidakpastian.
VI. ANALISIS 1) Lakukan analisa apakah gerak tersebut benar-benar beraturan mengingat ketelitian alat-alat yang anda gunakan. 2) Jelaskan kekurangan-kekurangan yang ada pada percobaan yang dilakukan dan jelaskan pula pengaruhnya dalam percobaan. 3) Jika beban tambahan ditambah lagi, jelaskan pengaruhnya pada percepatan dan kecepatan benda.
8
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
4) 5) 6) 7)
9
Dari hasil pengamatan anda, apakah Hukum Newton II benar-benar berlaku, jelaskan jawaban anda. Jelaskan pengaruh momen inersia (I) pada percobaan anda. Bagaimana pengaruh perubahan massa beban terhadap nilai momen Inersia Adakah cara yang lain untuk menentukan nilai momen inersia katrol.
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
GERAK MELINGKAR BERATURAN I.
TUJUAN 1. Memahami konsep gerak melingkar beraturan 2. Menentukan gaya pada benda yang berputar 3. Menentukan percepatan gravitasi g dengan menggunakan cairan yang berputar.
II.
ALAT – ALAT PERCOBAAN 1. Motor listrik dengan unit pengontrol laju sudut 2. Dinamometer 3. Bejana pipih plastik 4. Stopwatch 5. Lampu
III. DASAR TEORI 1. Gerak Melingkar Beraturan Sebuah benda yang bergerak melingkar beraturan mempunyai besar kecepatan tetap, namun arahnya setiap saat berubah. Karena itu
kecepatan benda v , sebagai vektor berubah terhadap waktu.
e
Posisi dari gerak melingkar dinyatakan oleh :
ˆ
yo R
R (t) = R e r
er
(1)
ˆ
ˆ
Dengan R menyatakan jari-jari lintasan. Kecepatan dari gerak melingkar dinyatakan oleh : v (t) = dR(t) = R e = v e (2) dt dengan menyatakan kecepatan sudut
o
xo
ˆ
e r = cos t i + sin t j
(3)
e = -sin t i + cos t j
(4)
ˆ
Gambar 1
ˆ
ˆ
ˆ
ˆ
ˆ
ˆ
Parameter e r dan e menyatakan vektor satuan yang arahnya berubah ˆ
ˆ
terhadap waktu dengan e r menyatakan arah radial atau menjauhi pusat ˆ
lintasan lingkaran dan e menyatakan arah tangensial atau arah garis ˆ
singgung lintasan dari gerak melingkar benda. Percepatan dari benda melingkar beraturan disebut percepatan sentripetal yaitu :
dv dt
asp
10
2
ω
Rer ˆ
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
Menurut Hukum ke-2 Newton, pada setiap benda bermassa m
yang mengalami percepatan a bekerja suatu gaya sebesar F = m a . Untuk benda yang bergerak melingkar beraturan, persamaan gaya menurut hukum ke-2 Newton adalah:
Fsp
mω2Rer
ˆ
Arah gaya menuju pusat lintasan. Setiap gaya yang bergerak menuju pusat lintasan lingkaran disebut gaya sentripetal. Tetapi dalam pengamatan, setiap benda yang mengalami gaya sentripetal tidak bergerak menuju pusat lintasan karena terdapat gaya fiktif yang melawan gaya sentripetal. Gaya fiktif tersebut adalah gaya sentrifugal yang dinyatakan oleh :
Ff
mω2Rer ˆ
Alat Sentripetal : Alat gaya sentripetal berupa batang yang dilengkapi cermin kecil c. Cermin menempel pada plat elastis sehingga cermin terpuntir apabila ditarik. Benda bermassa m yang bebas bergeser terletak pada salah satu ujung dan dihubungkan oleh benang dengan cermin. Jika batang B diputar maka benda bergerak menjauhi sumbu rotasi sehingga cermin terpuntir. Dengan demikian jika terdapat sumber cahaya L di mana cahayanya mengenai cermin, maka arah pantulannya akan berubah dibandingkan arah pantulan saat batang B tidak diputar.
m
Gambar 2
11
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
2.
Percepatan Gravitasi dalam air yang berputar
Y
a
c
X
Gambar 3 Gaya sentripetal juga dialami “partikel -partikel” air dalam bejana pipih yang diputar. Permukaan air dalam bejana pipih yang sebelum diputar adalah datar, sewaktu diputar mengalami perubahan bentuk menjadi 2 melengkung. Setiap partikel air dm mengalami gaya sentripetal dm R dan gaya gravitasi dmg. Seperti diketahui, bentuk suatu lengkungan ditentukan oleh kemiringan (tan ) garis singgung disetiap titik lengkungan. Dengan pilihan salib sumbu seperti tampak pada gambar, dapat diturunkan : dy tan x
dx
g
Dari sini diperoleh bahwa bentuk lengkungan permukaan air adalah
2 2 Y x C dengan konstanta integrasi C ditentukan dari syarat 2g a
y dx 0
2
dan diperoleh C a 2 sehingga persamaan lengkungan
6g
0
permukaan air adalah :
2 2 2 2 y x a 2g 6g IV. A.
12
PROSEDUR PERCOBAAN Gaya Sentripetal Pada Alat Sentripetal o Ukurlah besar m dengan menggunakan neraca (tanya asisten) o Ikatlah benda m pada cermin dengan benang, tentukan panjang benang
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
o o
o
o
o o o
o o
B.
V.
Pasang lengan poros alat pada penjepit motor listrik Arahkan seberkas cahaya dari lampu ke cermin dan perhatikan bintik cahaya pantulannya pada mistar berskala dan catat posisi titik nol ini Jalankan motor listrik pada frekuensi tertentu (rendah-rendah saja sekitar 1 putaran per detik) dan lihat kembali letak bintik cahaya pantulan bintik telah menggeser sedikit ke atas. Setelah motor listrik berputar dengan tenang/tetap, ukurlah dengan stopwatch (20 putaran) Tentukan dengan cermat pergeseran posisi bintik cahaya pantul Matikan Motor Listrik Dalam keadaan batang tidak berputar, pasanglah dinamometer pada ujung B1 dari benang dan tariklah cermin sehingga bintik cahaya pantul jatuh tepat ditempat yang sama seperti ketika batang berputar dan bacalah gaya yang terukur pada dinamometer. Catat seluruh data ini. Ulangi seluruh percobaan dengan tiga frekuensi yang berbeda.
Menentukan Percepatan Gravitasi Bumi Dengan Cairan Yang Diputar o Pastikan bejana telah terisi air dengan batas permukaan berimpit dengan sumbu X bejana o Pasang bejana yang berisi air pada motor listrik o Jalankan motor listrik pada frekuesi konstan o Tentukan dengan cermat satu titik pada sumbu –y bejana dengan x= 0. o Setelah motor listrik berputar dengan tenang/tetap, ukurlah dengan stopwatch periode putarnya (20 putaran) o Ulangi percobaan dengan tiga frekuensi yang berbeda.
PENGOLAHAN DATA 1. Menentukan Nilai Gaya o Tulis kembali tabel data hasil pengamatan anda o
2 2 Dapatkan persamaan ΔF dari persamaan F = m R dengan
F
T
Tentukan Nilai (F F) untuk masing – masing baris data hasil pengamatan anda. o Tentukan Nilai (F F) berdasarkan pengukuran langsung dengan menggunakan dinamometer. o Tentukan tingkat ketelitian masing – masing cara pengamatan yang dilakukan. Menentukan Percepatan Gravitasi Setempat. o Tulis kembali tabel data hasil pengamatan anda o Tentukan nilai g yang didapatkan masing-masing baris data hasil pengamatan anda o Tentukan nilai dari ( g g ) dari hasil perhitungan di atas. o Tentukan tingkat ketelitian hasil pengamatan anda. o
2.
13
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
VI. ANALISIS 1. Jelaskan indikasi yang menunjukkan bahwa dalam alat sentripetal yang anda amati bekerja gaya fiktif berupa gaya sentripugal dan jelaskan mengapa terdapat gaya fiktif pada percobaan tersebut. 2. Jelaskan gaya – gaya yang berperan sebagai gaya sentripetal pada ke-dua percobaan yang anda lakukan. 3. Bandingkan gaya hasil perhitungan dengan hasil pengukuran langsung menggunakan dinamometer, menurut anda mana yang lebih tepat, beri alasan? 4. Jika air terdiri dari sekian banyak partikel air, berdasarkan percobaan yang anda lakukan dalam menentukan besarnya percepatan gravitasi, apakah pada setiap partikel tersebut bekerja gaya yang sama dibandingkan partikelpertikel air lainnya. Jelaskan? 5. Dapatkah jika air yang anda gunakan diganti dengan zat cair yang lebih kental, (misalnya oli) ? Jelaskan. a
6.
Jelaskan arti fisis integral
y dx = 0. 0
7.
8.
Coba anda jelaskan percepatan – percepatan yang bekerja saat sebuah benda bergerak melingkar beraturan, bagaimana jika geraknya melingkar berubah beraturan. (buktikan dangan persamaan). Bumi berotasi dengan periode rata-rata 24 jam. Kita yang tinggal diatasnya memiliki massa yang otomatis ikut berotasi terhadap pusat bumi. Apakah pada tubuh kita juga bekerja gaya sentripetal? Jelaskan !
14
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
GERAK OSILASI DAN JATUH BEBAS I.
TUJUAN PERCOBAAN 1. Memahami konsep gerak osilasi harmonis sederhana 2. Memahami konsep gerak jatuh bebas dan percepatan gravitasi 3. Menentukan percepatan gravitasi setempat menggunakan gerak osilasi 4. Menentukan percepatan gravitasi setempat menggunakan gerak jatuh bebas
II.
PERALATAN PERCOBAAN A. PERCOBAAN GERAK OSILASI 1. Batang homogen berlubang 2. Beban pemberat 3. Tiang penyangga batang 4. Stopwatch B. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
PERCOBAAN GERAK JATUH BEBAS Tiang berskala Tiang dan dasar penyangga Magnet penempel dan bola logam Morse Key dan kabel penghubung Pelat kontak Stopwatch
III. DASAR TEORI A. PERCOBAAN GERAK OSILASI Gerak Osilasi adalah gerak berulang-ulang, seperti maju-mundur, atasbawah, kanan-kiri yang berulang, dan lain-lain. Gerak osilasi dapat dijumpai pada banyak sistem fisika, antara lain sistem pegas, bandul fisis, bandul matematis. Secara umum benda yang berosilasi dapat dinyatakan dengan
persamaan
(t ) A cos t
(1)
dengan (t) adalah simpangan setiap saat, A adalah amplitudo, frekuensi sudut, dan adalah tetapan fasa.
O
Mg
15
Percobaan gerak osilasi dalam praktikum ini menggunakan bandul fisis, yaitu benda pejal (bermassa M) yang diayunkan atau diputar terhadap sumbu putarnya (O) dengan sudut yang sangat kecil. Jika bandul fisis tersebut disimpangkan sebesar maka bandul fisis akan berosilasi terhadap porosnya. Penyebab utama gerak osilasi bandul karena adanya momen gaya terhadap poros putar sebesar
0 Mgr sin
(2)
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
dengan g adalah percepatan gravitasi, dan r adalah jarak titik pusat massa bandul (PM) terhadap titik putar bandul (O). Di sisi lain, bandul sebagai benda pejal juga akan berlaku persamaan dinamika gerak rotasi yang berbentuk 2
O I 0 I 0
d 2
dt
,
(3)
dengan adalah percepatan sudut bandul, dan I O adalah momen inersia bandul terhadap O. Dari persamaan (2) dan (3) diperoleh persamaan gerak osilasi bandul fisis, yaitu
d 2 Mgr 2
dt
I O
0.
(4)
Solusi persamaan (4) adalah pers (1) yang menggambarkan gerak osilasi bandul fisis dengan frekuensi sudut dan perioda sebesar
Mgr I 0
, T 2
I O Mgr
.
(5)
Momen inersia bandul fisis terhadap pusat putaran (I O) dapat dihubungkan dengan momen inersia bandul terhadap pusat massa (I PM) dengan menggunakan dalil sumbu sejajar, yaitu I O
I PM Mr 2 ,
sehingga perioda
osilasi bandul sebesar
I PM Mr
2
T 2
Mgr
(6)
Dalam percobaan ini ingin dicari nilai percepatan gravitasi (g) setempat. Untuk itu diperlukan dua pasang data perioda T 1 untuk jarak r 1 dan perioda T2 untuk jarak r2. Nilai g dapat dicari dengan memasukkan dua pasang data ini dalam persamaan (6), yaitu
r 22 r 12 g 4 2 . 2 T 2 r 2 T 1 r 1 2
16
(7)
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
B. GERAK JATUH BEBAS Gerak jatuh bebas merupakan gerak lurus berubah beraturan (GLBB), yaitu gerak dengan percepatan konstan. Persamaan posisi gerak lurus berubah beraturan adalah
x(t ) x0 v 0 t 12 at , 2
dengan x0 adalah posisi awal, v 0 kecepatan awal, dan a percepatan. Gerak jatuh bebas termasuk GLBB dengan percepatan sama dengan percepatan gravitasi (g). Setiap benda yang dijatuhkan bebas dari ketinggian tertentu akan memiliki kecepatan awal nol sehingga jarak tempuh benda yang dijatuhkan bebas berbentuk
y
1 2
2
gt .
Dalam percobaan ini akan dicari nilai percepatan gravitasi (g) setempat dengan menggunakan bola logam yang dijatuhkan bebas. Percobaan ini menggunakan seperangkat alat gerak jatuh bebas, seperti gambar berikut.
Penempel magnet
Multiclamp
+ -
Bola logam y SCALER COUNTER
Morse Key
Relay STOP POWER
- +
-
+
a g g n a y n e p g n a t a B
Dasar Penyangga
a l a k s r e B g n a i T
Dasar penyangga
Tiang dasar penyangga dipasang tegak. Magnet penempel diletakkan di bagian atas tiang penyangga menggunakan penjepit multiclamp. Pelat kontak diletakkan di bagian bawah tiang penyangga menggunakan penjepit multiclamp juga. Magnet penempel dan pelat kontak harus memiliki jarak cukup yang diukur dengan menggunakan skala vertikal. Terminal merah Start pada Scaler counter dihubungkan ke terminal merah relay, dan terminal hitam ke hitam lagi. Sedangkan terminal Stop dihubungkan dengan terminal pelat kontak (merah dengan merah dan hitam dengan hitam). Terminal catu daya dihubungkan dengan terminal magnet penempel dan juga dihubungkan paralel dengan terminal relay Scaler counter. IV. PROSEDUR PERCOBAAN A. PERCOBAAN GERAK OSILASI 1. Susunlah tiang penyangga batang dalam keadaan tegak/stabil dan pasang batang homogen berlubang pada tiang penyangga melalui titik 17
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
2.
3.
4.
5.
poros putaran batang. Pasang 2 beban pemberat masing-masing pada kedua ujung batang. Catat jarak titik pusat massa batang terhadap titik poros putaran (ambil data ini sebagai r 1) Simpangkan batang beserta pemberatnya dari tiang penyangga dengan sudut yang kecil, kemudian lepaskan batang, biarkan batang berosilasi sampai gerak osilasinya mulai teratur. Setelah gerak batang teratur, catat waktu yang diperlukan untuk 10 kali ayunan (ambil data ini sebagai 10T1). Ulangi lagi sampai 3 kali dengan r 1 yang tetap. Pindahkan beban pemberat ke posisi yang berbeda dengan langkah 2, catat jarak titik pusat massa batang terhadap titik poros putaran (ambil data ini sebagai r 2). Ayunkan batang dengan sudut kecil lalu catat waktu untuk10 kali ayunan setelah ayunan mulai teratur (ambil data ini sebagai 10 T2). Lakukan 3 kali. Ulangi langkah 2 – 4, sampai diperoleh 5 pasangan data T dan r.
B. GERAK JATUH BEBAS 1. Periksa perangkat percobaan gerak jatuh bebas yang ada. Jika sudah lengkap susunlah perangkat tersebut hingga siap untuk dipakai. 2. Pasang/tempelkan bola logam pada magnet penempel dengan menekan morse key. Catat kedudukan bola logam terhadap dasar/pelat kontak, ambil data kedudukan ini sebagai jarak y 1. 3. Jatuhkan bebas bola logam dari magnet penempel dengan melepas tekanan pada morse key. Catat waktu yang diperlukan bola logam untuk mencapai dasar (ambil data ini sebagai t 1). Lakukan pencatan waktu t1 untuk 5 kali percobaan. 4. Ubah kedudukan penempel magnet, lalu pasang bola logam. Catat kedudukan bola logam terhadap pelat kontak, ambil data ini sebagai y2. Catat waktu tempuh bola logam mencapai dasar, ambil data ini sebagai t2. Lakukan pencatatan waktu untuk 5 kali percobaan. 5. Ulangi langkah 2 sampai 4 hingga diperoleh data yang cukup untuk pengolahan data (minimal 5 kali). V. PENGOLAHAN DATA A. Menentukan g dengan Gerak Osilasi 1. Tulis hasil pengamatan dalam bentuk tabel 2. Tentukan nilai g untuk setiap pasangan data dengan menggunakan pers (6) 3. Tentukan nilai rata-rata g dari hasil perhitungan di atas beserta ketidakpastiannya B.
18
Menentukan g dengan Gerak Jatuh Bebas 1. Tulis hasil pengamatan dalam bentuk tabel 2 2. Buat grafik antara jarak (y) terhadap waktu kuadrat (t ) dari data pengamatan Anda Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
3.
Gunakan cara regresi linier dari grafik yang Anda buat untuk menentukan nilai percepatan gravitasi (g)
VI. ANALISIS HASIL PERCOBAN A. GERAK OSILASI 1. Bandingkan nilai percepatan gravitasi yang diperoleh melalui percobaan ini dengan nilai percepatan gravitasi setempat menurut referensi. Apakah hasilnya berbeda? Coba analisis mengapa hal ini bisa terjadi. 2. Lakukan analisis terhadap hal-hal apa saja yang harus diperhatikan agar diperoleh hasil yang cukup akurat. 3. Mengapa pada percobaan gerak osilasi di atas, batang disimpangkan dengan sudut yang kecil? Apa yang terjadi jika simpangannya dengan sudut yang cukup besar? 4. Mengapa perhitungan waktu dimulai setelah ayunan sudah mulai teratur? 5. Apakah gerak osilasi bandul fisis termasuk gerak osilasi harmonis sederhana? Jelaskan ! (dimulai dari konsep gerak osilasi harmonis sederhana). Berikan penjelasan tentang macam-macam gerak osilasi disertai dengan contoh-contohnya. B. GERAK OSILASI 1. Bandingkan nilai percepatan gravitasi yang diperoleh melalui percobaan gerak jatuh bebas dengan nilai percepatan gravitasi setempat menurut referensi atau menurut percobaan gerak osilasi. Apakah hasilnya berbeda? Coba analisis mengapa hal ini bisa terjadi. 2. Lakukan analisis terhadap hal-hal apa saja yang harus diperhatikan agar diperoleh hasil yang cukup akurat. 3. Apakah percobaan gerak jatuh bebas yang anda lakukan termasuk gerak lurus berubah beraturan yang ideal? Jelaskan ! 4. Apa yang terjadi jika dalam percobaan gerak jatuh bebas di atas digunakan bola-bola logam yang berbeda massanya? Apakah bola-bola logam tersebut jatuh dalam waktu bersamaan? Jelaskan! 5. Apa yang terjadi jika percobaan gerak jatuh bebas dilakukan menggunakan medium zat cair? Coba analisis hal ini.
19
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
RESONANSI GELOMBANG BUNYI I. TUJUAN PERCOBAAN 1 Memahami peristiwa resonansi gelombang bunyi 2 Menentukan kecepatan rambat bunyi dalam udara II. ALAT – ALAT PERCOBAAN 1 Generator Audio + Speaker 2 Tabung Resonansi Berskala 3 Reservoir Air Dari Plastik 4 Selang Karet + Kelem Hoffman 5 Kertas Milimeter (Bawa Sendiri) III. DASAR TEORI Sebuah gelombang jika melalui dua buah medium, maka gelombang tersebut akan ditransmisikan dan dipantulkan. Pada kejadian tersebut berlaku kekekalan energi atau daya, hal tersebut dapat dinyatakan dalam amplitudo. Besarnya amplitudo gelombang transmisi dan amplitudo gelombang pantul sangat bergantung pada rapat massa medium (dalam optik rapat massa ini dikenal dengan indeks bias). Jika gelombang datang dari medium rapat ke medium sangat renggang, maka amplitudo pantul sangat kecil (dapat dianggap nol) dan besar amplitudo transmisi mendekati amplitudo gelombang datang. Dan sebaliknya, jika gelombang datang dari medium renggang ke medium sangat rapat, maka amplitudo gelombang transmisi mendekati nol. Umumnya sumber memancar gelombang terus menerus, sehingga pada medium dekat sumber menjalar dua gelombang yaitu gelombang datang dan gelombang pantul. Prinsip superposisi mengatakan bahwa jika ada lebih dari satu gelombang menjalar pada suatu medium secara bersamaan, maka pada medium tersebut terdapat gelombang sebagai berikut Y = Y1 + Y2 + Y3 + …. Untuk kasus yang memiliki satu sumber persamaan di atas menjadi Y = Y d + Yp, di mana Yd adalah gelombang datang (sumber) dan Y p adalah gelombang pantul. Peristiwa resonansi adalah ikut bergetarnya benda lain dengan frekuensi sama dengan sumbernya. Resonansi gelombang bunyi pada tabung udara (dikenal dengan pipa organa) adalah ikut bergetarnya molekul udara dengan frekuensi sama dengan sumber bunyi, secara fisik peristiwa ini dapat diketahui dengan bertambah kerasnya suara sumber. Berdasarkan teori di atas kejadian ini terjadi jika hasil superposisi gelombang datang dan pantul berupa gelombang berdiri , dalam hal ini ujung tabung berupa simpul (S) atau perut (P). Perut jika ujung tabung terbuka (bukan batas antar medium) dan simpul jika ujung tabung tertutup (batas antara dua medium). Dalam prakteknya digunakan tabung dengan salah satu ujung terbuka dan ujung yang lain tertutup. Di ujung terbuka diletakkan sumber sedang ujung tertutup berupa batas antara udara dan cairan, lihat gambar (di bawah ). Perhatikan kemungkinan gelombang yang terjadi dalam tabung sepanjang L di bawah ini, ingat jarak antara simpul dan perut terdekat adalah ¼
20
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
Tertutup
Terbuka
L = ¼ P
S L = 3( ¼
P
S
P
S L = 5 ( ¼
P
S
P
S
Panjang tabung (L)
P
S Dan seterusnya
Berdasarkan pola di atas maka panjang gelombang yang mungkin terjadi resonansi adalah L= n/4 (1) dengan n = 1, 3, 5, … Jika laju bunyi udara adalah V, maka frekuensi resonansi yang mungkin terjadi dalam tabung udara sepanjang L adalah F = (n/4) V/L (2) Catatan : Rumus-rumus di atas hanyalah tepat, apabila diameter tabung jauh lebih kecil daripada panjang gelombang yang dirambatkan. Dalam keadaan demikian tidak ada energi gelombang yang keluar dari ujung terbuka.
Jika ukuran garis tengah tabung tidak kecil dibanding dengan panjang gelombang bunyi, titik perut gelombang terjadi tidak tepat pada ujung terbuka, melainkan terjadi pada jarak e dari ujung tabung, hal ini tergantung pada frekuensi yang dirambatkan. Dengan adanya koreksi ini, persamaan untuk panjang tabung menjadi L = (n) (¼ .n) –en (3) e
21
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
IV. PROSEDUR PRAKTIKUM Dalam percobaan ini kita menggunkan rumus (3) untuk menghitung percepatan rambat gelombang bunyi dalam gas (udara) dan nilai koreksi e.
4
1
1.
2
AFG
Pasang tabung resonansi (1) secara vertikal. Hubungkan dengan reservoar air (2) melalui selang karet dan kelem hoffmann (3) reservoar diisi air. Atur reservoar ke atas hingga tabung penuh air. Jepit kelem rapat-rapat. Pasang reservoar yang hampir kosong itu di bawah. Tabung tetap penuh air.
3
2.
3.
4. 5.
6.
Pasang speaker (4) sedekat mungkin pada ujung tabung. Hubungkan dengan AFG (Audio Frekuensi Generator). Hidupkan AFG : gunakan gelombang sinus pada frekuensi f 1 (ditentukan asisten, 300 Hz < f 1 < 1000 Hz). Atur amplitudo hingga terdengar bunyi yang cukup jelas tetapi tidak menggangu sesama praktikan. Turunkan permukaan air dalam tabung dengan membuka kelem sedikit saja. Bunyi akan melemah dan kemudian menguat lagi. Tutuplah kelem dengan segera pada saat intensitas bunyi terdengar maksimum, yang menandakan terjadinya resonansi. Catat kedudukan permukaan air, ulangi beberapa kali. Ulangi kegiatan (3) sehingga diperoleh beberapa posisi maksimum yang berbeda. Lakukan kebalikannya : bermula dengan tabung kosong dan kelem tertutup, sedangkan reservoar dinaikan tinggi. Bukalah kelem sedikit : permukaan akan naik pelan-pelan. Amati resonansi-resonansi yang terjadi. Catat kedudukan air saat terdengar suara keras. Ulangi seluruh langkah dengan menggunakan frekuensi yang berbeda, misal f 2 dan f 3 (tanya asisten)
V. PENGOLAHAN DATA Menentukan Cepat Rambat Gelombang Bunyi Di udara (V) dan Faktor Koreksi (e) 1) Secara Grafis o Tulis kembali tabel data hasil pengamatan anda o Ubah persamaan (3) menjadi persamaan berbentuk y=ax+b, dengan y=L dan x=n o Gambar grafik L terhadap untuk masing – masing frekuensi pengamatan yang dilakukan o Tentukan garis rata-rata dengan menggunakan metode regresi linier untuk masing – masing frekuensi yang digunakan. 22
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
Tentukan Nilai ( V V ) dan ( e e ) berdasarkan garis rata-rata yang didapat Tentukan tingkat ketelitian pengamatan yang anda lakukan.
o
o
2)
Secara Analitis o
o
o o
3)
V Diketahui L L m m 1 2 f 0
Dengan persamaan diatas dan persamaan 3, tentukan nilai V dan e untuk masing – masing pasangan data pada tiap-tiap frekuensi pengamatan yang anda lakukan. Tentukan Nilai ( V V ) dan ( e e ) dari cara ini. Dapatkan tingkat ketelitian pengamatan dengan cara ini.
Secara Empiris o
0 Diketahui V 331 1 t m/s, t = suhu ruangan praktikum ( C)
273
o
Dari persamaan diatas dan persamaan 3, tentukan nilai (V V) dan (e e )
VI. ANALISIS
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
23
Bandingkan nilai V yang anda dapatkan menurut ketiga cara diatas, mana menurut anda yang lebih baik. Jelaskan alasannya. Bandingkan hasil cepat rambat bunyi diudara yang anda dapatkan dengan cepat rambat bunyi referensi yang sering digunakan. Uraikan analisa anda. Jelaskan pengaruh perubahan Tegangan generator audio terhadap pengamatan yang anda lakukan. Jelaskan pengaruh perubahan frekuensi terhadap nilai cepat ramabat gelombang bunyi diudara yang anda dapatkan. Jelaskan pengaruh perubahan suhu (t) terhadap cepat rambat bunyi yang didapatkan. Jika diinginkan jumlah nada yang lebih banyak lagi, apa yang harus dilakukan dikaitakan dengan praktikum yang anda lakukan. Mengapa titik-titik L m ditentukan berdasarkan keras tidaknya suara yang didengar? Jelaskan jawaban anda. Bagaimana jika air yang anda gunakan diganti dengan zat cair yang lebih kental. Uraikan analisa anda.
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
SUPERPOSISI GETARAN HARMONIK I.
TUJUAN 1. Mengukur frekuensi dan amplitudo getaran harmonik dengan osiloskop 2. Memahami superposisi getaran harmonik yang sejajar melalui osiloskop 3. Memahami superposisi getaran harmonik yang saling tegak lurus melalui osiloskop
II.
ALAT-ALAT 1. Osiloskop GOS - 622 ( Dual trace ; 20 MHZ . ) 2. Generator audio ( 10 khz ; 2 vpp ) 3. Stopwatch
III. DASAR TEORI A. Superposisi 2 Getaran Harmonik yang searah Jika terdapat 2 getaran harmonik dengan arah getar berada dalam satu sumbu getar yang sama ditulis sebagai berikut :
cos 2 f t
Getaran harmonik 1 : x 1(t) = A1 cos 2 f 1t 1 Getaran harmonik 2: x2(t) = A2
2
2
Jika keduanya bersuperposisi maka akan diperoleh resultan getaran harmonik sebagai berikut : 1. Jika amplitudo berbeda, frekuensi dan fasa awal sama Getaran harmonik 1 : x 1(t) = A1 cos 2 ft Getaran harmonik 2: x2(t) = A2 cos
2 ft
Getaran harmonik resultan :
X R (t ) A R cos R dengan A R ( A1 A2 )
R ( 2 f t ) 2.
Jika amplitudo dan fasa awal berbeda, frekuensi sama
cos 2 ft
Getaran harmonik 1 : x 1(t) = A1 cos 2 ft 1 Getaran harmonik 2: x2(t) = A2
2
Getaran harmonik resultan :
X R (t ) A R cos R dengan A R A1 A2 2 A1 A2 cos 2 1 2
2
A1 sin 1 A2 sin 2 A1 cos 1 A2 cos 2
R arc tan
24
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
3.
Jika amplitudo dan frekuensi berbeda, fasa awal sama
Getaran harmonik 1 : x 1(t) = A1 cos 2 f 1t
2 f 2 t
Getaran harmonik 2: x2(t) = A2 cos
Ambil = 0 sehingga kedua getaran harmonik menjadi :
cos 2 f t
x1(t) = A1 cos 2 f 1t x2(t) = A2
2
Getaran harmonik resultan : X R (t ) A R cos R dengan A R A1 A2 2 A1 A2 cos 2 f 2 f 1 2
2
A1 sin 2 f 1t A2 sin 2 f 2 t A1 cos 2 f 1t A2 cos 2 f 2 t
R arc tan B.
Superposisi Getaran Harmonik yang saling tegak lurus Jika terdapat 2 getaran harmonik dengan arah getar yang saling tegak lurus, misalkan sebagai berikut :
sin 2 f t
Getaran harmonik 1 : x (t) = A1 sin 2 f 1t 1 Getaran harmonik 2: y (t) = A2
2
2
Getaran harmonik resultannya jika diplot dalam dua sumbu yang saling tegak lurus akan diperoleh gambar Lissajous ( li-sa-ju ). Amplitudo, frekuensi dan beda fasa kedua getaran harmonik yang saling bersuerposisi akan menentukan bentuk gambar lissajous yang diperoleh. 1. Jika frekuensi kedua getaran harmonik sama Kedua getaran harmonik tersebut misalkan : x (t) = A1 sin ( 2 ft 1 ) y (t) = A2 sin ( 2 ft 2 ) Lintasan diperoleh dengan mengeliminasi t antara x (t) dan y (t) Adapun hasilnya : 2
2
x y x y 2 cos sin 2 A1 A2 A1 A2 Dimana =
1 2
disebut beda fase awal
Jadi : Bentuk lintasan ditentukan oleh amplitudo masing-masing getaran dan oleh beda fase awalnya , dan dapat berbentuk garis lurus , elips bahkan lingkaran . (irisan kerucut )
25
Kalau = 0 ( kedua getaran sefase ) diperoleh garis lurus : Y Kalau = radian , y
A2 A1
A2 A1
X
x keduanya dengan kemiringan A2/A1
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
A2
A2
A1 A1
Gambar 3 Gambar 2
x
yaitu elips tegak (gambar 3) Untuk yang lain diperoleh elips miring
2.
y
2
1 a1 a2
Kalau =
2
2
radian Diperoleh :
2
radian atau =
3
Jika frekuensi kedua getaran harmonik berbeda Kalau f 1 f 2 diperoleh gambar yang sangat rumit , kecuali apabila f 1 / f 2 berupa perbandingan sederhana seperti 1/2, 1/3, 2/2, 2/3, dll. Gambar - gambar yang diperoleh adalah :
1 1
0o
45 o
90 o
180 o
220 o
360 o
1 2
0o
30o
45o
90o
135o
180o
1 3 0o
15o
30o
60o
90o
120o
1 4
26
0o
15o
30o
45o
60o
90o
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
C.
Ossiloskop Osiloskop GOS - 622 :
I
II
a
III
b
a IV
c
b
Gambar . 2 Secara garis besar panel depan osiloskop GOS - 622 dapat dibagi 4 bagian : I. Layar display ( 80 cm x 10cm ) II. Tombol - knop yang mengatur dislay. III. a. Pengatur sweep dan kedudukan b. Pengatur trigger IV. a. Pengatur channel 1; b , Pengatur channel 2; b. Switch pemilih channel dan modus kerja osiloskop. Secara rinci fungsi panel dan modus osiloskop adalah :
Gambar
3
1 2
Layar display Tombol on - of
10 11
3 4
Pengatur iluminasi layar Pengatur fokus
12 13
5 6
Pengatur intensitas Getaran 2 Vpp ( ' square ' )
14 15
7
Penggeser gambar vertikal
16
8
Selektor ch – 1 & 2
17
9
Pengatur nilai skala vertikal
27
Input ch - 2 Input ch – 2 Pengatur nilai skala vertikal Penggeser gambar arah horisontal Switch pemilih kecepatan horisontal sweep (TIME / DIV) Tombol kalibarasi sweep Pengatur triggen , kedua knop ini harus selalu terputar habis kekiri Tombol auto harus selalu dalam keadaan tertekan Pemilih channel dan modus kerja osiloskop
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
IV. PROSEDUR PRAKTIKUM A. Mengenal Ossiloskop Persiapan sebelum alat dinyalakan : Tombol - tombol INTENS, FOKUS, ILLUM POS dan kedua tombol POS ditempatkan di kedudukan tengah-tengah. Tombol SWP VAR diputar habis kekanan , dalam keadaan tertekan . Tombiol TIME / DIV sepenuhnya kekiri sampai habis . Switch VERT MODE ke ch -1 ( atau ch-2) .
Setelah diperiksa asisten, tekanlah tombol POWER. Selang sekitar 20 detik, bintik cahaya akan tampak. Atur tombol INTENS dan FOKUS hingga bintik tampak tajam , tidak terlalu terang agar layar fluoresensi tidak terbakar. Dengan tombol POS atur hingga bintik berada dititik tengah layar. Perhatikan dan ingat-ingat baik-baik ! Jangan Menyimpang dari prosedur yang sudah baku ini. Kalibrasi skala horisontal ' Sweeptime ' dengan Stop Watch. Pada osiloskop sumbu horisontal merupakan sumbu waktu ( frekuensi, karena menurut definisi f = 1/T ). Dalam pengoprasian osiloskop , bintik cahya akan me ' sweep ' sumbu horisontal, bintik cahaya bergerak lurus beraturan dari kiri kekanan secara berulang. Kecepatan sweep ini akan disimak dengan stopwatch. Caranya : STOP WATCH : Pelajari cara kerjanya : start-stop-riset. OSILOSKOP : Putar tombol nomor 8 penuh kekanan hingga terkunci dalam keadaan tertekan. Putar knop nomor 7 TIME /DIV ke 5s . Bintik segera bergerak . Ukur waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak 8 cm ( Ts ) dengan stopwatch. Ulangi untuk kedudukan TIME /DIV pada 2s dan 1s dan apa bila mungkin 50s. Kalibrasi Skala Vertikal. - Putar Knop nomor 7 ke 1ms; pada layar tampak garis horisontal . Atur hingga tampak tajam jelas ditengah layar. - Switch nomor 18 ke ch-1; switch nomor 13 ke AC. - Kenop nomor 11 ke 1 volt , tombol kecilnya penuh kekanan (call). Pasang probe kesoket 10 dan kaitkan ujung probe ( magn 1x ) ke output 6 call 2vpp. Pada layar akan tampak gambar gelombang 'square' . Periksa apakah amplitudo gelombang square ini sudah tepat 2v pp.
28
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
Skala vertikal ch -2 a. Pindahkan Probe ke soket 14 ; switch 17 ke AC ; kenop 15 ke 1 volt ; switch 18 ke ch-2. b. Hubungkan ujung probe dengan magn. 1x ke output 6 . Pada layar tampak gambar seperti diatas B.
Pengukuran frekuensi ( f ) dan Amplitudo ( A ) getaran harmonik OSILATOR : - Atur tombol ATT di tengah; - Tombol mV pp pada posisi 100; - Atur tombol-tombol sebelah kanan sehingga dapat getaran harmonik sederhana sinosoidal 600 HZ ( frekuensi lain , menurut asisten ) OSILOSKOP : - Pasang probe pada ch-1; - Alihkan switch 18 ke ch-1 dan switch 13 ke AC; - Ujung probe ( magn. 1x ) dihubungkan pada OUT osilator demikian pula hubungkan negatipnya. - Dengan memutar-mutar kenop 7 dan 11 usahakan agar pada layar tampak 3-4 sinusoida yang mengisi 3/4 luas layar. Bila gambar 'lari' ; hentikan dengan memutar knop besar trigger 21( tetapi knop kecilnya selalu penuh kekiri )
C.
Superposisi 2 Getaran Harmonik yang sejajar
Osiloskop
: - Putar tombol 7 ke 1 ms; tombol 13 ke AC, dan tombol 18 ke Ch-1. - Pasang probe ke - 10 Osilator -1 : - Tombol ATT di tengah ; tombol mVpp pada posisi 100 - Pasang f 1 600 kHz sinusoidal ( atau nilai lain menurut asisten ) - Hubungkan probe Ch-1 ke osilator atur f 1 dan ATT hingga pada layar osiloskop tampak 3 sampai 4 sinusoidal dengan amplitudo a = 2 sampai 3 cm, dan tidak bergerak /diam. Catat a1 dan f1. - Pindahkan switch 18 ke Ch-2 dan switch 17 ke AC Osilator -2 : - Tombol ATT di tengah ; tombol mVpp pada posisi 600 - Pasang f 2 600 kHz sinusoidal - Hubungkan probe Ch-2 ke osilator, atur f 2 dan ATT hingga pada layar osiloskop tampak 3 - 4 sinusoida beramplitudo a = 2 - 3 cm. Catat a2 dan f 2. - Pindahkan switch 18 ke dual : Kedua getaran f 1 dan f 2 akan tampak bersama : atur hingga f 2 berfrekuensi dan beramplitudo sama dengan f 1 (dan sedapat dapatnya diam). - Pindahkan switch 18 ke ADD : Anda akan menyaksikan gelombang sinus dengan frekuensi sama dengan f 1 dan amplitudo yang berubah secara periodik antara 0 - 2a 29
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
Ukur a dan f resultan. Bandingkan dengan a 1, a2, f 1 dan f 2 beri komentar. Ulangi untuk f1 f2 = 6 kHz dan sekali lagi untuk 60 kHz. Catat hasisilnya. Getaran Harmonik kompleks : Ubah f2 hingga kembali 600 kHz ; dan f1 berturut-turut 6 kHz dan 60 kHz.
-
D.
Superposisi Getaran Harmonik yang saling tegak lurus Cara mendapatkan gambar-gambar Lissajous : OSILATOR - X : Pilih f x = 80 Hz sinusoidal; amplitudo disesuaikan .( atau nilai lain ditentukan asisten ) OSILOSKOP Ch-1 : - Tombol 7 di putar habis ke kiri ; dengan demikian sweep horizontal mati - Switch 13 ke AC; 18 ke Ch -1 - Pasang probe antara 10 dan osilator – X - Ubah-ubah amplitudo osilator dan konop 11 ( bila perlu ) hingga pada Osiloskop diperoleh garis horizontal + 6 cm. - Matikan sumbu x untuk sementara dengan memindahkan switch 13 dari AC ke GND OSILATOR - Y : Pilih Fy = 80 Hz Sinusoidal; amplitudo disesuaikan. OSILOSKOP Ch -2 : - Pindahkan switch 17 ke AC - Pasang probe ke 2 antara 14 dan osilator -Y - Ubah-ubah amlitudo osilator hingga pada layar diperoleh garis vertikal + 6 cm Gambar LISSAJOUS diperoleh dengan memindahkan switch 13 ke AC dengan Fx tetap, ubahlah Fy dengan perlahan-lahan sambil mengamati gambar pada layar yang setiap saat berubah . Usahakan gambar yang sesedikit mungkin meliuk. Ulangi untuk perbandingan F x/Fy = 1:1 ; 1:2; 1:3; dan 2:3 ( tanya asisten ) Catatan : Gambar-gambar tidak dapat diam, ini disebabkan kedua osilator merupakan 2 sumber getaran yang tidak koheren : beda fase setiap saat berubah/tidak konstan
V.
Pengolahan Data dan Analisis 1) Pengukuran Amplitudo dan Frekuensi Getaran Harmonik (Generator Audio) o Jelaskan kembali tabel Pengamatan hasil praktikum anda o Jelaskan makna amplitudo dan frekuensi generator audio o Samakah nilai A da f osilator dengan osiloskop, kenapa demikian ? Jelaskan ! o Perlukah koreksi untuk skala ch-1 dan ch-2, uraikan jawaban anda. 2) Pengamatan Superposisi Getaran Harmonik yang sejajar o Jelaskan kembali tabel hasil Pengamatan / praktikum anda o Dari amplitudo dan frekuensi resultan yang anda peroleh, rumuskan dengan amplitudo dan frekuensi getaran harmonik asalnya, kaitkan dengan teori, jelaskan ! o Jelaskan hasil pengamatan getaran harmonik kompleks ! 30
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
3)
31
Pengamatan Superposisi Getaran Harmonik yang saling tegak lurus o Jelaskan kembali tabel Pengamatan anda. o Dari gambar-gambar yang anda peroleh, rumuskan lintasannya berdasarkan beda fasa, jelaskan !
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
Daftar Nama Asisten Laboratorium Fisika Periode 2012-2013 Fakultas Sains IT Telkom NO
NIM
1
111090016
2
NO
NIM
NAMA
ANANG RAGHUTAMA
29
116102113
MUHAMAD MULYA FUADI AGISNA
111090039
AMIR MIFTAHUDIN
30
117100008
AGUS TRI TUGIYANTO
3
111090058
RIZKON WAHYU
31
117102065
GIRINDRA WARDHANA
4
111090064
CHYNTIA O
32
117104078
MUHAMMAD MAULANA RISWANDHA
5
111090100
RANGGA FANDYKA
33
611102100
ALDI SETIAWAN
6
111090176
FAJAR AULIA
34
111110060
AKALILY MARDHIYYA
7
111090203
INTAN NOERWIDA
35
111110090
8
111090266
ARIF SETIAWAN IRSAL
36
111110127
9
111092001
ADI RAMADHAN
37
111111185
ARIF PRATAMA
10
111092003
TOMI ERZALANI
38
111111199
MOCHAMMAD ARFIN
11
117090005
AHMAD SYAIFUDDIN
39
111111281
FAISAL NUR ACHSANI
12
117090013
FAUZI RUSYDAR
40
111111288
EGGI INTAN PUTRI
13
117090027
KOKO FRIANSA
41
111111297
ISMAIL ADITYA HERMAWAN
14
117090032
M ARIS PRIBADI
42
112110086
SHINTA KURNIA ILAHI
15
117090040
RIZKAR FEBRIAN
43
112110110
ISYALIA DWI HANDAYANI MUDAYAT
16
117090043
AKHIRUL AKBAR
44
113110107
WILIS TIRTA NURCAHYANI
17
117091011
LASDY N RAZO
45
114110067
DENNY PURNOMO PUTRO
18
111100022
ANNASTYA QURANA
46
115110040
ABDURRAHMAN BIRRY
19
111100074
METHA MARTINA HERDIANI
47
117110017
ROSALIA MUSTIKA HERMAWATI
20
111100125
SANIY PRATIWI
48
117110044
GALIH BASKARA
21
112100065
DESI RATNASARI
49
117111063
DWI PUSPITASARI
22
112100070
DEDE WAHYUNI SETIAWATI
50
117111068
NURUL FAJRIA
23
112100162
ANGGARI DEKA PUTRI
51
117112071
NUZUL HESTY PRANITA
24
112100189
BENNY YANUARSIH
52
117112072
YOGI JANUARDI
25
113090283
MUHAMMAD GALIH WONOSETO
53
117114075
IMAM ABDUL MAHMUDI
26
113101140
FIRDAUS RACHMAWAN
54
118110031
RAFIK KHAIRUL AMIN
27
115102080
ABDUL RAHMAN
55
118112116
ICHWANUL MUSLIM KARO KARO
28
116100062
TANTRI DAMAR P.
32
NAMA
KURNIA KHAFIDHATUR RAFIAH DODY HERDIANTO RACHMAT
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom
Modul Praktikum Fisika I (FUG-1B1)
STRUKTUR ORGANISASI LABORATORIUM FISIKA DASAR
Dekan Fakultas Sains Asman Lab & Bengkel Fak Sains Administrasi Lab Fisika Koordinator Asisten Lab. Fisika Sekretaris & Bendahara
: : : : :
Suwandi, Drs. M.Si. Indra Chandra, M.Si. Asep Yudin Abdul Rahman 1. M. Mulya Fuadi Agisna 2. Dede Wahyuni Setiawati
Koordinator
:
Girindra Wardhana
Divisi Manajemen Sistem Informasi Koordinator
:
Aldi Setiawan
Komisi Disiplin dan SDM Koordinator
:
Agus Tri Tugiyanto
Divisi Praktikum Koordinator
:
M. Maulana Riswandha
Divisi Penelitian dan Pengembangan
33
Laboratorium Fisika Fakultas Sains IT Telkom