Riko Andika Wijaya (03111004102) PERCOBAAN I MODULASI AMPLITUDO DAN MODULASI FREKUENSI 1. JUDUL PERCOBAAN Modulasi Amplitudo dan Modulasi Frekuensi 2. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mempelajari Proses Terjadinya Modulasi Amplitudo. 2. Mempelajari proses terjadinya modulasi frekuensi. 3. Membandingkan hasil modulasi saat terjadinya redaman, 3. ALAT a. Alat Yang Digunakan : • Modul Signal Source ACS 9256A • Modul Amplifier ACS 2956G • Dual Trace Osciloscope • Signal Generator AF (function Generator) 4. DASAR TEORI Keperluan akan modulasi mula-mula timbul pada transmisi sinyal radio dari sinyal-sinyal frekuensi rendah atau sinyal frekuensi audio. Untuk radiasi yang efisien dimensi antenna harus sama dengan orde dari panjang gelombang dari sinyal yang sedang dipancarkan. Kebanyakan sinyalsinyal frekuensi rendah mempunyai orde frekuensi 1 KHz dan karena gelombang-gelombang elektromagnetisnya bergerak dalam ruang angkasa dengan kecepatan cahaya maka panjang gelombangnya akan sama dengan :
λ=
3 x 10 8 = 300 km 1000
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) Gambar dibawah ini memperlihatkan perubahan-perubahan terhadap waktu dari sinyal pembawa yang dimodulasi untuk satu siklus. Dengan memisalkan bahwa baik sinyal pembawa maupun sinyal modu;asi adalah berbentuk sinusoidal. Puncak-puncak dari siklus pembawa dapat dihubungkan sehingga membentuk sebuah gelombang selubung yang diberikan oleh : eenv = Ecmaks + em dimana eenv adalah nilai sesaat dari bentuk gelombang selubung
Gambar 1 : Bentuk gelombang sinyal yang dimodulasi amplitudo sehingga akan menghasilkan tegangan sinyal yang termodulasi, yaitu : e = ( Ecmaks + Em maks sin ωmt) sin ωct = Ecmaks sin ωct + ½ m. Ecmaks sin (ωct + ωmt)T + ½ m = Ec (ωc + ωm)t Dimana : m = indeks modulasi
m=
Em maks Ec maks
dengan nilai m yang mungkin adalah :
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102)
Gambar 2 . bentuk gelombang tegangan keluaran yang dimodulasi untuk berbagai nilai dan indeks modulasi m : (a) untuk m = 0,5 ( dimodulasi kurang); (b) untuk m = 0 (dimodulasi penuh); (c) untuk m>0 (dimodulasi lebih). Gambar diatas memperlihatkan 3 macam nilai m yang berbeda, akan terlihat bahwa untuk m yang lebih besar dari 1, puncak-puncak dalam (inward) dari selubung akan terpotong yaitu pada saat sinyal pembawa hilang karena rangkaian modulator mengalami cutoff. Keadaaan ini harus dicegah karena akan mengalami cacat pada sinyal modulasi. Cacat ini akan mengakibatkan suatu interferensi yang dikenal sebagai percikan jalur sisi (side band platter). Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) Persen modulasi diperoleh dengan membagi selisih dan jumlah amplitude maks-min dikalikan 100%. Persen Modulasi =
Emaks − Emin 100% Emaks + Emin
Pengertian modulasi ialah suatu proses ‘menumpangkan’ sinyal informasi kedalam frekuensi carrier (gelombang pembawa). Proses ini terjadi di bagian kirim pada system komunikasi radio. Sedangkan demodulasi adalah proses ‘mengambil kembali’ sinyal informasi yang dibawa oleh frekuensi carrier yang diterima. Teknik modulasi dapat dilakukan dengan cara mengubah-ubah karakteristik dari sinyal pembawa (carrier) sesuai dengan sinyal informasi yang dimodulasikan. Karakteristik dari gelombang pembawa yang berubah pada saat terjadi modulasi yaitu : 1.
Amplitudo
2.
Frekuensi
3.
Fasa
Peralatan/ perangkat yang berfungsi melakukan proses modulasi dinamakan modulator. Dan sebaliknya yang melakukan demodulasi dikenal dengan demodulator. Secara sederhana, letak modulator dan demodulator dalam system komunikasi radio digambarkan sebagai berikut :
Transmitter
Local Oscilator
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Receiver
Demod ulator
DEMUX
MUX
Modula tor
Local Oscilator
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) Gambar 3: Letak Modulator-Demodulator pada system Komunikasi Radio Jenis-jenis Modulasi : Dilihat dari sinyal yang dimodulasikan, ada dua jenis modulasi yaitu : Modulasi analog dan Modulasi Digital. Modulasi analog dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu modulasi analog dengan carrier berbentuk sinus dan carrier berbentuk pulsa. Yang termasuk dalam modulasi analog dengan carrier berbentuk sinus pulsa adalah : •
Amplitudo modulasi (AM)
•
Modulasi frekuensi (FM)
•
Modulasi Phase (PM)
Sedangkan modulasi analog dengan gelombang pembawa berbentuk pulsa adalah : •
Modulasi Amplitudo Pulsa (PAM)
•
Modulasi lebar Pulsa (PWM)
•
Modulasi Posisi Pulsa (PPM)
Modulasi digital terdiri dari : •
Amplitude Shift Keying (ASK)
•
Frequecy Shift Keying (FSK)
•
Phase Shift Keying (PSK)
•
Quadrature Amplitude Modulation (QAM)
1. Modulasi Amplitudo
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) Modulasi amplitude yaitu suatu proses modulasi yang dilakukan dengan cara mengubah-ubah amplitude dari gelombang pembawa sesuai dengan sinyal informasi.
Gambar 4. modulasi amplitude • Spektrum dan lebar sinyal AM Secara matematis sinyal informasi dan pembawa dapat dinyatakan sebagai berikut: Sinyal informasi : Ei Cos ωt t
ωt = 2Π ti
Sinyal Pembawa : Ec Cos ωc t ωc = 2Π tc • Distorsi Selubung (Envelope Distortion) Distorsi (kecacatan) ini terjadi apabila indeks modulasi ma > 100% sehingga terjadi over modulation. Oleh karena itu pada modulasi AM indeks modulasi maksimum yang di perbolehkan adalah 100%.
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) • Kelebihan Modulasi Amplitudo
•
1.
Proses demodulasinya sederhana
2.
bandwidth yang digunakan relative sempit Kelemahan Modulasi Amplitudo : karena kandungan
informasi sinyal AM berada pada amplitude carrier, maka system ini rawan terhadap noise. Dan apabila ada noise pada amplitudonya, sulit untuk dihilangkan. 2. Modulasi Frekuensi Modulasi Frekuensi adalah teknik modulasi dengan cara proses mengubah-ubah frekuensi dari carrier sesuai dengan sinyal informasi. Karena sinyal informasi pada sinyal FM diwujudkan dengan pergeseran frekuensi carrier, maka system ini memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan AM. Hal ini dimungkinkan karena gangguan transmisi pada umumnya dominant pada komponen amplitude, dapat dibatasi dengan limiter pemotongan amplitude dengan limiter pada system sinyal FM, tidak mempengaruhi sinyal (kandungan) sinyal informasinya. Namun jika ditinjau dari sisi pemakaian bandwith, maka FM lebih lebar dibandingkan sinyal AM.
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102)
Gambar 1.5. bentuk gelombang (a) sinyal informasi, (b) Carrier dan (c) Sinyal FM. 5. PROSEDUR PERCOBAAN 1.
Hubungkan
sumber
sinyal
ACS2956A,
modul
amplifier
ACS2956G, function generator dan osiloskop seperti yang ditunjukkan oleh gambar 1.6. 2.
Aturlah function generator untuk keluaran gelombang sinus pada 1
kHz, tapi untuk beberapa saat biarkan tegangan keluarannya di atur pada nilai nol. 3.
Pada sumber sinyal (signal source), aturlah control C pada
frekuensi 455 kHz (setting skala, kurang lebih 1,9), dan atur keluarannya pada nilai maksimum. 4.
Pada osiloskop atur kedua channel Y pada 500 mv/div yang
dipasangkan pada terminal input DC. Atur timebase pada 1µs/div, dengan internal triggering dari Y2. 5.
Amplifier harus diatur pada emitter resistor dengan tahanan 620
ohm (sesuai dengan amplikasi yang normal). 6.
Hidupkan osiloskop, kemudian osiloskop harus menampilkan
keluaran berupa gelombang persegi, karena input carrier dipasang pada emitter.
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102)
7.
Setelah skala time-base sampai 0,2ms/div dan hubungkan external
triggering dari function generator. Kemudian secara bertahap tingkatkan nilai output dari function generator. Gelombang selubung (Envelope) dari sinyal carrier harus
membuat bentuk gelombang sinus pada function
generator sinyal.
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102)
gambar 1.6
6. PERTANYAAN DAN TUGAS 6.1. Pertanyaan 1.
Jelaskan pengertian modulasi dan gambarkan proses terjadinya modulasi amplitude dan modulasi frekuensi!
2. Jelaskan mengapa modulasi frekuensi dapat menghasilkan kualitas suara yang lebih baik dari pada modulasi amplitude! 3. Sebutkan 3 karakteristik dari suatu gelombang yang dapat dimodulasi! 4. Berapakah besar bandwith frekuensi radio amatir untuk modulasi amplitude (AM) dan modulasi frekuensi (FM)? 5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah berikut ini dalam system transmisi radio bergerak beserta aplikasinya: •
Sistem satu arah (Simplex)
•
Sistem dua arah bergantian (half-duplex)
•
Sistem dua rah dalam waktu bersamaan (full-dupleks)
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan multiplex, modulasi, demultiplex, demodulasi dan jelaskan pula bagaimana proses-proses tersebut di gunakan dalam system komunikasi radio! Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) 7. Jelaskan secara singkat apa saja yang dapat anda simpulkan dari percobaan yang sudah dilakukan!
6.2. Tugas Khusus/ Untuk Calon Radio Club 1. Jelaskan Pengertian Radio Komunitas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2005 Tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Komunitas. 2. Jelaskan Pengertian Radio Komersial menurut PP Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran 3. Jelaskan batasan daya dan Fekuensi kerja untuk kedua jenis radio siaran tersebut. 4. Persayaratan apa saja yang diperlukan bagi sebuah pemancar FM yang baik, apakah ‘model pemancar’ yang tersedia di Laboratorium telah memenuhi persayaratan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : Km. 15 Tahun 2003 Tentang Rencana Induk (Master Plan) Frekuensi Radio Penyelenggaraan Telekomunikasi Khusus Untuk Keperluan Radio Siaran FM (Frequency Modulation)
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102)
PERCOBAAN II PROPAGASI SINYAL DALAM SUATU SALURAN TRANSMISI 1. JUDUL PERCOBAAN Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102)
2. TUJUAN PERCOBAAN 1)
Membantu untuk memvisualisasi perambatan gelombang dalam
suatu saluran transmisi seperti perambatan pulsa tanpa redaman dan dengan redaman, pemantulan akibat adanya perbedaan antara saluran transmisi dengan beban atau saluran transmisi dengan sumber. 2)
Menentukan Hubungan frekuensi panjang saluran dengan panjang
Gelombang 3)
Memvisualisasi Gelombang berdiri pada saluran 1λ , 1/2λ dan 1/4λ
dengan ujung terbuka 3. ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN •
Software transmisi yang berisi simulasi tentang propagasi gelombang
•
1 PC komputer
4. DASAR TEORI Beberapa keadaan dimana diperlukan untuk menghubungkan suatu generator (sumber/ pembangkit frekuensi tinngi) ke suatu beban yang jauh (perangkat penyerap daya), atau dengan kata lain pengiriman sutau sinyal – sinyal yang dihantarkan melalui konduktor dari dua titik yang berbeda disebut dengan saluran transmisi. Bila sinyal diterapkan pada suatu saluran transmisi pada satu ujung yang satu, ke ujung yang lainnya adalah beban Maka Sepanjang Saluran Transini Sinyal Tersebut Akan Mengalami Redaman Dan Pergesan Fasa. Sinyal merambat sepanjang saluran dengan kecepatan tertentu Kecepatan yang digunakan untuk merambatkan sebuah sinyal ini hampir sama dengan kecepatan cahaya yaitu 3 x 108 m/det. Bila Suatu siklus yang lengkap dari gelombang membutuhkan suatu jarak sepanjang saluran yang disebut panjang gelombang. Panjang Gelombang λ berbanding terbalik dengan frekuensi f dari gelombang. Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) Mereka dihubungkan dengan kecepatan propagasi V dengan formula :V = f.λ dan mencapai Beban Bila Impedansi Beban Sama Dengan Impedansi Salauran Transmisi Maka Seluruh Sinyal Akan Disalaurkan Ke Beban. Bila impedansi tidak sama maka sebahagian sinyal akan dipantulkan kembali dari beban ke saluran dan kesumber. Bila gelombang datang dan gelombang pantul saling bersuper posisi maka maka akan menghasilkan gelombang berdiri. Hal hal istimewa dimana gelombang tersebut dapat diamati dan memiliki pola yang beraturan akan ditunjukkan pada simulasi yang akan dilaksanankan.
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102)
Pengertian Propagasi Propagasi adalah transmisi atau penyebaran sinyal dari suatu tempatke tempat lain. Propagasi terdiri dari 3 mode, yaitu : Sky-Wave Propagation Pada frekuensi tinggi atau daerah HF, yang mempunyai rangefrekuensi 3 ± 30 MHz, gelombang dapat dipropagasikan menempuh jarakyang jauh akibat dari pembiasan dan pemantulan lintasan pada lapisanionospher. Gelombang yang berpropagasi melalui lapisan ionosfir ini disebutsebagai gelombang ionosfir (ionospheric wave) atau juga disebut gelombang langit (sky wave). Gelombang ionosfir terpancar dari antena pemancar dengan suatu arah yang menghasilkan sudut tertentu dengan acuhan permukaan bumi. Dalam perjalanannya, bisa melalui beberapa kali pantulanlapisan ionosfir dan permukaan bumi, sehingga jangkauannya bisa mencapaiantar pulau, bahkan antar benua. Aksi pembiasan pada lapisan ionosfir dan permukaan bumi tersebutdisebut dengan skipping . Ground-Wave Propagation Gelombang tanah (ground wave) adalah gelombang radio yang berpropagasi disepanjang permukaan bumi/tanah. Gelombang ini seringdisebut dengan gelombang permukaan (surface wave). Untuk berkomunikasi dengan menggunakan media gelombang tanah, maka gelombang harus terpolarisasi secara vertikal, karena bumi akan menghubung-singkatkanmedan listriknya bila berpolarisasi horisontal.Karakteristiknya : Frekuensinya dibawah 2MHz, Muka gelombang yang melambat dikarenakan arus EM. Di induksikan ke bumi (miring ke bawah). Mengalami difraksi dan penyebaran dari atmosfir LOS (Line Of Sight propagation) Sesuai dengan namanya, propagasi secara garis pandang yang lebihdikenal dengan line of sight propagation , mempunyai keterbatasan pada jarak pandang. Dengan demikian, ketinggian antena dan kelengkungan permukaan bumi merupakan factor pembatas yang utama dari propagasi ini.Jarak jangkauannya sangat terbatas, kira-kira 30 ± 50 mil per link, tergantung topologi daripada permukaan buminya. Dalam praktek, jarak jangkaunya sebenarnya adalah 4/3 dari line of sight (untuk K = 4/3), karena adanya faktor pembiasan oleh atmosfir bumi bagian Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) bawah.Propagasi line of sight, disebut dengan propagasi dengan gelombang langsung (direct wave), karena gelombang yang terpancar dari antenna pemancar langsung berpropagasi menuju antena penerima dan tidak merambat di atas permukaan tanah. Oleh karena itu, permukaan bumi/tanah tidak meresamnya. Selain itu, gelombang jenis ini disebut juga dengan gelombang ruang (space wave), karena dapat menembus lapisan ionosfir dan berpropagasi di ruang angkasa.Propagasi jenis ini garis pandang merupakan andalan system telekomunikasi masa kini dan yang akan datang, karena dapat menyediakan kanal informasi yang lebih besar dan keandalan yang lebih tinggi, dan tidak dipengaruhi oleh fenomena perubahan alam, seperti pada propagasi gelombang langit pada umumnya. Band frekuensi yang digunakan pada jenis propagasi ini sangat lebar, yaitu meliputi band VHF (30 ± 300 MHz), UHF (0,3 ± 3 GHz), SHF (3 ± 30 GHz) dan EHF (30 ± 300 GHz), yang sering dikenaldengan band gelombang mikro (microwave). Aplikasi untuk pelayanan komunikasi, antara lain : untuk siaran radio FM, sistem penyiaran televisi(TV), komunikasi bergerak, radar, komunikasi satelit, dan penelitian ruangangkasa. Gangguan saluran transmisi : 1.Derau Panas (Thermal Noise) 2. Derau Impuls (Impulse Noise) 3.Bicara Silang (Cross Talk) 4.Gema (echo) 5.Perubahan Sudut/Phasa (Dikuti dari : http://www.scribd.com/doc/54297127/KOMDAT-PROPAGASI)
Propagasi Sinyal Propagasi sinyal yang dimaksud adalah daerah jangkauan antena dalam mengirim sinyal. Pembagian propagasi sinyal dibagi menjadi 3 bagian: 1. Daerah transmisi. Memiliki daerah sinyal yang sangat kuat untuk menerima sebuah pesan karena berada dalam jangkauan pengirim atau
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) transmitter. Pada daerah transmisi ini memiliki tingkat kesalahan yng rendah sehingga memungkinkan untuk melakukan sebuah komunikasi. 2. Daerah deteksi. Memiliki daerah sinyal yang cukup kuat untuk menerima sebuah pesan karena masih berada dalam daerah pendeteksian transmitter. Pada daerah ini, sinyal mungkin saja terdeteksi tetapi kemungkinan melakukan komunikasi sangat kecil. 3. Daerah interferensi. Memiliki daerah sinyal yang tidak terjangkau oleh transmitter sehingga tidak dapat melakukan komunikasi sama sekali dan terjadi banyak kesalahan pada sisi penerima. Berikut ini adalah penggambaran propagasi sinyal yang dibagi berdasarkan daerah jangkauan sebuah transmitter:
Gambar 1.7. Propagasi Sinyal berdasarkan Daerah Penerima
(Dikutip dari : http://martinusaja.wordpress.com/2011/09/07/transmisi-nirkabelwireless/) Tipe Propagasi Jaringan Nirkabel Tipe propagasi jaringan nirkabel sendiri ada dua jenis, yaitu :
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) A. LOS (Line of Sight) Koneksi dilakukan dengan menghadapkan langsung sebuah antena fixed yang dipasang di atap atau di tiang ke sebuah BTS (Base Transceiver Station). Tipe koneksi ini biasanya lebih stabil dan dapat mengirimkan data yang cukup banyak dengan sedikit kesalahan. Koneksi jenis ini menggunakan pita frekuensi yang cukup tinggi hingga mencapai 66 GHz, yang mana pada daerah ini memiliki interferensi yang sedikit dan bandwidth yang besar. B. NLOS (Non Line of Sight) Pada tipe propagasi ini terdapat penghalang yang berada pada lintasan sinyal antara penerima dan pemancar yang sifatnya menghalangi lintasan sinyal bebas pandang. Penghalang dapat bersifat buatan seperti gedung-gedung bertingkat atau bersifat alami seperti pepohonan, perbukitan dan pegunungan. Koneksi dilakukan tanpa menghadapkan langsung antena dari perangkat pengguna ke BTS yang ada. Dalam hal transmisi, servis ini menggunakan pita frekuensi rendah yaitu 2-11 GHz yang mana untuk panjang gelombang yang rendah tidak mudah dikacaukan oleh penghalang-penghalang di lapangan. Pada jalur NLOS, sebuah sinyal mencapai penerima melalui pantulan (reflection), hamburan (scattering) dan difraksi (difraction). Sinyal yang sampai pada penerima terdiri dari sinyal yang langsung (direct path), sinyal yang mengalami banyak pantulan (multiple reflected paths), sinyal hamburan (scattered energy) dan propagasi sinyal yang mengalami difraksi (diffracted propagation paths). Sinyalsinyal ini akan mengalami perbedaan penyebaran delay, redaman, polarisasi dan kestabilan yang berhubungan dengan direct path. (Dikutip dari : http://very_sa.students-blog.undip.ac.id/tag/tipe-propagasi/ )
Propagasi tentu tidak lepas dengan pemantulan dan gelombang sinyal.Sebagaimana telah diketahui bahwa komunikasi dapat terjadi bila
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) gelomcng yang di pancarkan oleh sumber dapat diterima dengan baik oleh receiver.Tentunya dalam hal ini pasti terjadi gangguan-gangguan yang disebabkan oleh beberapa faktor.Salah satunya faktornya adalah perubahan siang hari dan malam hari. Mengapa perubahan siang hari dan malam hari berpengaruh terhadap propagasi sinyal?.Lapisan atmosphere bumi ini terbagi atas : Troposphere, Stratosphere dan Ionosphere. Dalam propagasi,lapisan troposphere dapat menyebabkan perubahanperubahan pada komponen gelombang dikarenakan di lapisan ini hampir semua fenomena cuaca terjadi dan temperatur (suhu) di lapisan ini dapat secara cepat menurun sejalan dengan bertambahnya ketinggian.Sedangkan lapisan stratosphere yang terletak antara lapisan troposphere dan lapisan ionosphere tidak banyak memberikan efek atau dampak jelek terhadap propagasi sinyal dikarenakan di lapisan ini temperatur (suhu) relatif stabil dan di lapisan ini uap air relatif sedikit dibandingkan dengan lapisan troposphere.Lapisan atmosphere yang terakhir adalah ionosphere.Ionosphere adalah lapisan atmosphere yang mempunyai andil penting sebagai medium komunikasi jarak jauh dan komunikasi titik ke titik (point to point).Lapisan ini berhubungan langsung dengan radiasi matahari,rotasi bumi atau perubahan aktivitas matahari yang menyebabkan lapisan ini dapat berubah.Perubahan
inilah
yang
berpengaruh
terhadap
propagasi
sinyal.
di
prediksi
Perubahan ionosphere terbagi 2 yaitu : 1) Perubahan siklus yang dapat di prediksi 2)Perubahan
siklus
yang
tidak
dapat
Perubahan siang hari dan malam hari adalah salah satu contoh perubahan yang dapat di prediksi. Tapi sewaktu-waktu dapat berubah menjadi tidak dapat di prediksi di sebabkan oleh faktor2 yang tak terduga. Lapisan ionosphere sebenarnya terdiri atas 3 bagian : 1. Lapisan D (Lapisan paling rendah) 2. Lapisan E (Lapisan pertengahan) Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) 3. Lapisan D (Lapisan teratas) Lapisan D memantulkan frekuensi sangat rendah untuk komunikasi jarak pendek.Lapisan ini berdampak kecil terhadap frekuensi sangat tinggi.Lapisan ini akan menghilang pada malam hari.Kondisi propagasi pada malam hari cenderung lebih baik daripada siang hari di karenakan lapisan D terionisasi kurang sempurna sehingga menghambat pantulan gelombang radio kembali ke bumi dan juga menyerap gelombang radio terutama band 160 meter dan 80 meter. Lapisan E berada sekitar 100 km di atas permukaan bumi.Lapisan ini bergantung pada sudut datang matahari,menyebarkan gelombang frekuensi tinggi pada siang hari untuk frekuensi di atas 20 MHz dengan 1200 mil dan akan berkurang sangat besar pada malam hari. Lapisan F berada sekitar 280 km.Pada malam hari lapisan F hanya terdiri dari satu lapisan yang meyebabkan proses pemantulan akan lebih cepat di bandingkan siang hari.Sebab pada siang hari lapisan F menjadi dua lapisan yaitu lapisan F1 dan lapisan F2 yang masing-masing mempunyai ketinggian 225 km dan
320
km.Kepadatan
lapisan
F1
bergantung
pada
sudut
datang
matahari,pengaruh utama lapisan ini menyerap gelombang frekuensi tinggi yang melintasinya hingga sampai lapisan F2.Lapisan F2 dikhususkan buat komunikasi frekuensi tinggi jarak jauh,lapisan F2 sering berubah-ubah,Perubahan ketinggian dan kepadatannya di tentukan oleh siang hari,musim dan posisi sinar matahari. Pemantulan yang sempurna dapat terjadi bila terjadi ionisasi yang sempurna di lapisan Ionosphere.Dan maka itu terjadi perbedaan propagasi sinyal antara siang hari dan malam hari dikarenakan adanya perubahan lapisan di lapisan Ionosphere. Penyebab lain terjadinya perbedaan propagasi sinyal pada malam dan siang hari adalah adanya fenomena alam yang terjadi pada saat matahari terbit dan pada saat matahari terbenam.Fenomena ini biasa di sebut low band. (Dikutip dari : http://klopers.blog.com/2010/04/18/propagasi-sinyal/)
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102)
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) Tugas Pendahuluan. 1. Jelaskan parameter apa saja yang termasuk pada konstanta primer saluran transmisi jelaskan dengan singkat cara menghitung konsatanta saluran trasnsmisi ! 2. Apakah yang dimaksud dengan Impedansi karakterstik Zo dan bagaimana pendekatannya untuk frekuensi tinggi ? 3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan koefisien rambatan, koefisien redaman dan pergeseran fasa ! 4. Apakah yang dimaksud dengan Gelombang Berdiri (Standing Wave) ? 5. Apakah yang dimaksud dengan Perbandingan Tegangan Gelombang Berdiri ? 6. Bagaimana cara menentukan besarnya VSWR ?
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) Percobaan 1. Gelombang berjalan, bentuk gelombang berjalan adalah seperti gambar berikut :
Rangkaian untuk gelombang di atas adalah sebagai berikut :
2. Gelombang berdiri, bentuk gelombang berdiri adalah seperti gambar berikut :
Rangkaian untuk gelombang di atas adalah sebagai berikut :
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102)
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) 5. PROSEDUR PERCOBAAN a. Gelombang Berjalan 1. Prosedur Pendahuluan Gelombang Berjalan 1. Untuk Simulasi Perambatan gelombang pada saluran transmisi Ideal Setting Nilai besaran Saluran Transmisi : 1. Panjang saluran
: 8L
2. Redaman
: MIN
3. Sumber Gelombang : Step di A 4. Tahanan Sumber
: 600 Ohm
5. Tahanan Beban
: 600 Ohm
2. Untuk Simulasi Perambatan gelombang pada saluran transmisi dengan redaman Setting Nilai besaran Saluran Transmisi : 1. Panjang saluran
: 8L
2. Redaman
: MID
3. Sumber Gelombang : Step di A 4. Tahanan Sumber
: 600 Ohm
5. Tahanan Beban
: 600 Ohm
3. Untuk Simulasi Perambatan gelombang pada saluran transmisi dengan pantulan Setting Nilai besaran Saluran Transmisi : 1. Panjang saluran
: 8L
2. Redaman
: MIN
3. Sumber Gelombang : Step di A 4. Tahanan Sumber 5. Tahanan Beban
: 600 Ohm : 200 Ohm
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) 2. Prosedur Demonstrasi Gelombang berjalan 1. Aktifkan Simulator Saluran Transmisi Frekuensi Tinggi - Gelombang Berjalan 2. Buat Rangkaian seperti pada gambar dengan mengisikan Setting pada yang tepat seperti pada prosedur pendahuluan. 3. Untuk melihat rangkaian klik tombol Rangkaian dan melihat informasi tekan tombol info.
4. Apabila rangkaian yang dimaksud telah benar tekan tombol simulasi, perhatikan gerak dan bentuk gelombang berjalan sepanajang saluran transmisi. 5. Ulangi prosedur diatas untuk Setting 2,3 tarik kesimpulan dari hasil percobaan, b. Gelombang Berdiri Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) 1. Prosedur Pendahuluan Untuk Gelombang Berdiri 1. Untuk Simulasi Gelombang berdiri pada saluran 1λ Setting Nilai besaran Saluran Transmisi : 1.
Panjang saluran
: 2L
2.
Redaman
: MIN
3.
Tahanan Sumber
: 600 Ohm
4.
Tahanan Beban
: 1800 Ohm
5.
Sumber Gelombang Sinus
: 2 Hz
2. Untuk Simulasi Gelombang berdiri pada saluran 1/2λ Setting Nilai besaran Saluran Transmisi : 1.
Panjang saluran
:L
2.
Redaman
: MIN
3.
Tahanan Sumber
: 1800 Ohm
4.
Tahanan Beban
: Terbuka
5.
Sumber Gelombang Sinus
: 2 Hz
3. Untuk Simulasi Gelombang berdiri pada saluran 1/4λ Setting Nilai besaran Saluran Transmisi : 6.
Panjang saluran
:L
7.
Redaman
: MIN
8.
Tahanan Sumber
: 1800 Ohm
9.
Tahanan Beban
: Terbuka
10.
Sumber Gelombang Sinus
: 1 Hz
2. Prosedur Demonstrasi Gelombang Berdiri 1. Aktifkan Simulator Saluran Transmisi Frekuensi Tinggi - Gelombang Berdiri 2. Buat Rangkaian seperti pada gambar dengan mengisikan Setting pada yang tepat seperti pada prosedur pendahuluan. Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) 3. Untuk melihat rangkaian klik tombol Rangkaianan dan melihat informasi tekan tombol info. 4. Apabila rangkaian yang dimaksud telah benar tekan tombol simulasi, perhatikan gerak dan bentuk gelombang berjalan sepanajang saluran transmisi. 5. Gambarkan Sketsa Gelombang. 6. Ulangi prosedur di atas untuk Setting 1,2,3 tarik kesimpulan dari hasil percobaan. Gelombang Sinusioda 1. Aktifkan Simulator Saluran Transmisi Frekuensi Tinggi - Gelombang Berdiri
2. Seting Redaman ke Minimum 3. Seting Impedansi Sumber dan Impedansi beban pada 600 Ohm 4. Lakukan setting Panjang saluran dan frekuensi sumber seperti tabel berikut Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102)
Panjang Salaluran. 2L (T= 0.5)
Frekuensi Sumber 0.75 1.00 1.25 1.50 1.75 2.00
Panjang Gelombang
Panjang Salaluran. L (T =0.25)
Frekuensi Sumber 0.75 1.00 1.25 1.50 1.75 2.00
Panjang Gelombang
5. Hitung Panjang Saluran dalam panjang gelombang dengan persamaan (p) = f .T dengan satuan lamda (λ) 6. Buat Catatan tentang frekuensi dan panjang saluaran untuk mendapatkan rangkaian resonansi 1λ, 1/4λ, 1/4λ.
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) 6. TUGAS 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan : •
Koefisien pantul positif
•
Koefisen pantul negatif
2. Apa hubungan panjang salauran taransmisi dangan pola gelombang berdiri? 3. Apa hubungan antara Impedansi salauran dan beban dengan besarnya gelombang berdiri ?
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) PERCOBAAN III PENGENALAN SINYAL DIGITAL 1.
JUDUL PERCOBAAN Pengenalan Sinyal Digital
2.
TUJUAN PERCOBAAN Setelah melakukan percobaan ini akan didapat : Bahwa data, dalam hal ini diwakili oleh data word, dapat dikirim sebagai sebuah arus digit, sejumlah bit persatuan waktu kemudian diubah pada sebuah penerima jarak jauh. Bahwa sinyal analog dapat diubah menjadi data word dan dikirimkan melalui proses ini. Bahwa komunikasi (sebagai contoh adalah telepon) dapat dilakukan dengan cara ini.
3.
4.
ALAT PERCOBAAN
Sumber data DCS297A
1 buah
Penerima data DCS297H
1 buah
Modul suara DCS297K
1 buah
Power Supply
1 buah
Kabel penghubung DCS297M
1 buah
Generator fungsi
1 buah
Osciloskop dua channel
1 buah
DASAR TEORI Sistem komunikasi digital adalah suatu cara mengirimkan bentuk bilangan dari suatu tempat ke tempat lain untuk menyampaikan informasi. Informasi dapat berupa sekelompok digit ( biasanya dalam bilangan binner). Kelompok ini disebut
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) pesan digital. Adalah tepat untuk mengirimkan digit secara berseri (sambung menyambung secara atau satu persatu) dan menyatukannya kembali sebagai sebuah kata pada saat penerimaan akhir. Clock bit (bit dan pesan) sangat penting untuk mengontrol proses penyambungan dan penyambungan ulang, yang juga merupakan contoh proses yang. Informasi analog termasuk sinyal tegangan dari sebuah telepon, dapat diubah ke dalam bentuk digital, dikirimkan dari sebuah telepon, dapat diubah ke dalam bentuk digital, dikirimkan malalui saluran komunikasi digital dan diubah lagi bentuk analog pada alat penerima. Frekuensi tertinggi yang dapat dikirim tergantung dengan angka yang digunakan. Pulse Code Modulation (PCM) adalah peralatan yang berfungsi sebagai pengubah sinyal analog menjadi sinyal digital pada bagian kirim dan dari digital ke analog pada bagian terima. Disamping fungsi tersebut PCM juga berfungsi sebagai multiflexing (time division multiplexing). Proses digitalisasi pada bagian kirim system PCM dilakukan melalui :
Sampling
Compressing
Quantizing
Coding
Sedangkan di bagian terima, konversi dari digital ke analog dilakukan dengan melalui :
Decoding
Expanding
Low Pass Filter
Sebelum dilakukan proses sampling dan proses lainnya untuk mengubah sinyal suara( analog) menjadi sinyal digital(binneri digit) maka sinyal suara terlabih dahulu harus melewati alat yang disebut Band Pass Filter (BPF).
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) 4.1.
BAND PASS FILTER ( BPF )
Gambar 3.1 Penyaringan Frekuensi Suara Fungsi Band Pass Filter (BPF) : 1.
Menyaring sinyal voice yang diharapkan
2.
Menghilangkan / membatasi Noise
4.1.1
SAMPLING
Gambar 3.2. Proses Sampling f = 1 / T atau T = 1 / f Maka T = 1/8000 = 125 uS 4.1.2. QUANTIZING Proses pemberian harga berupa level tegangan terhadap setiap pulsa keluaran dari pulsa PAM.
Gambar 3.3. Proses Kuantisasi
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102)
4.1.3
CODING Proses pengubah dari sinyal analog yang sudah dikuantisasi menjadi sinyal
digital, dimana setiap pulsa PAM yang sudah dikuantisasi, dikodekan menjadi 8 Bit ( binary digit / Byte ) secara serial
Gambar 3.4. Proses Coding Tabel I. Harga Bit A, Bit B dan Bit C
Tabel 2. Harga Bit W, Bit X, Bit Y, dan Bit Z
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102)
Gambar 3.5. Grafik Segmen pengisian bit Cara pengisian 8 Bit tiap tiap Time Slot, dari gambar sebelumnya terlihat bahwa : 1. Polaritas positip, maka bit S adalah “ 1 “ 2. Berada pada Segmen ke “ 0 “, maka bit A = 0 , bit B =0 dan bit C = 0 (lihat tabel.1) 3. Dan berada pada Interval ke “ 7 “, maka bit W = 0, bit X = 1, bit Y = 1 dan bit Z = 1 (lihat tabel 2) Sehingga code 8 bit dari pulsa tersebut adalah : Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102)
Suatu sinyal digital binner akan terdiri dari serentetan bit-bit yang harus dipresentasikan oleh sebuah bentuk gelombang tegangan dan arus, yang merupakan pesan digital seperti urutan 01000111011, ditimbulkan dari sebuah mesin tulis tele yang mengimkan huruf G dalam kode ASCII (American Standard Code for Information Interchange) yang kemudian ditunjukkan dalam bentuk gelombang yang dihasilkan untuk transmisi sinkron unipolar (unipolar synchronous transmission) dimana bit-bit 1 dikirimkan sebagai pulsa-pulsa tegangan positif (+V) dan bit-bit 0 sebagai tegangan nol. Dalam ASCII, bit 0 yang pertama digunakan untuk permlaan sinkronisas, tujuh digit berikutnya mengandung huruf yang sedang dikirim, bit yang kedelapan untuk suatu bentuk deteksi kesalahan dan dua buah bit 1 yang terakhir untuk menghentikan sinkronisasi.
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102)
Sinyal Digital Sinyal digital merupakan hasil teknologi yang dapat mengubah signal menjadi kombinasi urutan bilangan 0 dan 1 (juga dengan biner), sehingga tidak mudah terpengaruh oleh derau, proses informasinya pun mudah, cepat dan akurat, tetapi transmisi dengan isyarat digital hanya mencapai jarak jangkau pengiriman data yang relatif dekat. Biasanya isyarat ini juga dikenal dengan isyarat diskret. Sinyal yang mempunyai dua keadaan ini biasa disebut dengan bit. Bit merupakan istilah khas pada isyarat digital. Sebuah bit dapat berupa nol (0) atau satu (1). Kemungkinan nilai untuk sebuah bit adalah 2 buah (21). Kemungkinan nilai untuk 2 bit adalah sebanyak 4 (22), berupa 00, 01, 10, dan 11. Secara umum, jumlah kemungkinan nilai yang terbentuk oleh kombinasi n bit adalah sebesar 2n buah. System digital merupakan bentuk sampling dari sytem analog. digital pada dasarnya di code-kan dalam bentuk biner (atau Hexa). besarnya nilai suatu system digital dibatasi oleh lebarnya / jumlah bit (bandwidth). jumlah bit juga sangat memengaruhi nilai akurasi system digital. Contoh kasus. ada system digital dengan lebar 1 byte (8 bit). maka nilai-nilai yang dapat dikenali oleh system adalah bilangan bulat dari 0 - 255 (256 nilai : 2 pangkat 8). Kita bandingkan dengan system analog -- di antara angka 0 s/d 255 --... system analaog dapat menghasilkan nilai sebanyak tidak terhingga (0..0,0002... dst). Namun dengan semakin lebarnya bandwith digital (bisa hampir 3 GByte) dijaman sekarang ini membuat semakin tipisnya perbedaan antara digital dan analog system. Signal digital ini memiliki berbagai keistimewaan yang unik yang tidak dapat ditemukan pada teknologi analog yaitu : •
Mampu mengirimkan informasi dengan kecepatan cahaya yang dapat
membuat informasi dapat dikirim dengan kecepatan tinggi.
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) •
Penggunaan yang berulang – ulang terhadap informasi tidak memengaruhi
kualitas dan kuantitas informsi itu sendiri. •
Informasi dapat dengan mudah diproses dan dimodifikasi ke dalam
berbagai bentuk. •
Dapat memproses informasi dalam jumlah yang sangat besar dan
mengirimnya secara interaktif. Kelebihan informasi digital adalah kompresi dan kemudahan utnuk ditranfer ke media elektronik lain. Kelebihan ini dimanfaatkan secara optimal oleh teknologi internet, misalnya dengan menaruhnya ke suatu website atau umumnya disebut dengan meng – upload. Cara seperti ini disebut online di dunia cyber. (Dikutip dari : http://id.wikipedia.org/wiki/Sinyal_Digital )
Pengolahan Sinyal Digital PSD atau Pemrosesan Sinyal Digital memegang peranan penting dalam perkembangan teknologi komputer dan khususnya teknolgi komunikasi, apalagi perkembangan saat ini menuju ke dunia digital. Banyak keunggulan yang bisa diberikan oleh PSD dibanding dengan Pemrosesan Sinyal Analog (PSA). Oleh karena itu, sudah selayaknya para mahasiswa di bidang Elektonika dan Instrumentasi (ELINS) dibekali dengan pemahaman dan penguasaan bidang Pemrosesan Sinyal Digital ini, agar nantinya siap memasuki dunia kerja dengan teknologi yang berkembang pesat saat ini. Tujuan Instruksional Umum Setelah mengikuti kuliah ini, diharapkan mahasiswa memahami (menjelaskan) dan mampu menerapkan konsep-konsep Pemrosesan Sinyal Digital (PSD) yang meliputi: Pengertian sinyal-sinyal dan sistem waktu-diskrit, Analisa Transformasi Fourier Waktu-Diskrit (TFWD atau Discrete-Time Fourier Transform – DTFT), Transformasi Z dan Transformasi Fourier Diskrit (TFD atau Discrete Fourier Transform – DFT). Selain itu juga diharapkan mahasiswa mampu mengikuti perkembangan teknologi PSD terutama dalam informasi hasil penelitian dan
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) aplikasi-aplikasi konsep-konsep PSD yang dipelajari melalui media elektronik (terutama media internet). (Dikutip dari : http://wahyududutz.blogspot.com/2013/01/pengolahan-sinyaldigital.html )
Kelebihan Pemrosesan Sinyal Digital Ada beberapa alasan mengapa digunakan pemrosesan sinyal digital pada suatu sinyal analog. Pertama, suatu sistem digital terprogram memiliki fleksibilitas dalam merancang-ulang operasi-operasi pemrosesan sinyal digital hanya dengan melakukan perubahan pada program yang bersangkutan, sedangkan proses merancang-ulang pada sistem analog biasanya melibatkan rancang-ulang perangkat keras, uji coba dan verifikasi agar dapat bekerja seperti yang diharapkan. Masalah ketelitian atau akurasi juga memainkan peranan yang penting dalam menentukan bentuk dari pengolah sinyal. Pemrosesan sinyal digital menawarkan pengendalian akurasi yang lebih baik. Faktor toleransi yang terdapat pada komponen-komponen rangkaian analog menimbulkan kesulitan bagi perancang dalam melakukan pengendalian akurasi pada sistem pemrosesan sinyal analog. Di lain pihak, sistem digital menawarkan pengendalian akurasi yang lebih baik. Beberapa persyaratan yang dibutuhkan, antara lain penentuan akurasi pada konverter A/D (analog ke digital) serta pengolah sinyal digital, dalam bentuk panjang word (word length), floating-pointversus fixed-point arithmetic dan faktor-faktor lain. Sinyal-sinyal digital dapat disimpan pada media magnetik (berupa tape atau disk) tanpa mengalami pelemahan atau distorsi data sinyal yang bersangkutan. Dengan demikian sinyal tersebut dapat dipindah pindahkan serta diproses secara offline di laboratorium. Metode-metode pemrosesan sinyal digital juga membolehkan implementasi algoritma-algoritma pemrosesan sinyal yang lebih canggih. Umumnya sinyal dalam bentuk analog sulit untuk diproses secara matematik dengan akurasi yang tinggi. Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) Implementasi digital sistem pemrosesan sinyal lebih murah dibandingkan secara analog. Hal ini disebabkan karena perangkat keras digital lebih murah, atau mungkin karena implementasi digital memiliki fleksibilitas untuk dimodifikasi. Kelebihan-kelebihan pemrosesan sinyal digital yang telah disebutkan sebelumnya menyebabkan pemrosesan sinyal digital lebih banyak digunakan dalam berbagai aplikasi. Misalnya, aplikasi pengolahan suara pada kanal telepon, pemrosesan citra serta transmisinya, dalam bidang seismologi dan geofisika, eksplorasi minyak, deteksi ledakan nuklir, pemrosesan sinyal yang diterima dari luar angkasa, dan lain sebagainya. Namun implementasi digital tersebut memiliki keterbatasan, dalam hal kecepatan konversi A/D dan pengolah sinyal digital yang bersangkutan. (Proakis dan Manolakis, 1992) (Dikutip
dari
:
http://agfi.staff.ugm.ac.id/blog/index.php/2008/11/kelebihan-
pemrosesan-sinyal-digital/ )
Komputasi Sinyal Digital – Sinyal dan Sistem Berikut ini adalah materi pertama dari mata kuliah Komputasi Sinyal Digital. Materi ini membahas pengertian dan penjelasan dari Sinyal dan Sistem, klasifikasi sinyal, konsep frekuensi dan analog to digital conversion (ADC). Tujuan dari materi ini diharapkan: 1.
Dapat mengetahui definisi, representasi matematis dan pengertian dasar tentang sinyal, sistem dan komputasi sinyal.
2.
Dapat memahami elemen-elemen dasar untuk melakukan komputasi sinyal.
3.
Dapat mengklasifikasikan berbagai sinyal (real dan kompleks, single channel dan multi channel, multidimensi dan single dimensi, kontinyu dan diskrit, sinyal digital dan analog serta deterministik dan random).
4.
Dapat memahami konsep frekuensi, amplitudo dan fase pada sinyal-sinyal waktu kontinyu dan diskrit, serta perbedaan sifat-sifatnya terutama pada sinyal sinusoidal.
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) (Dikutip dari:http://gembong.lecture.ub.ac.id/komputasi-sinyal-digital-sinyal-dansistem/ )
Konversi (Pengkodean) Data Digital Menjadi Sinyal Digital Terdapat tiga macam cara untuk melakukan proses konversi dari data digital menjadi sinyal digital, yaitu line coding, block coding dan scrambling. Namun sebelum membicarakan ketiga macam teknik konversi tersebut mari kita bahas terlebih dahuluhubungan antara kecepatan data (data rate) dan kecepatan sinyal (signal rate) dan syarat-syarat agar transmisi sinyal digital dapat berlangsung dengan baik. Terdapat tiga macam cara untuk melakukan proses konversi dari data digital menjadi sinyal digital, yaitu line coding, block coding dan scrambling. Kecepatan pengiriman sinyal diwakili oleh beberapa istilah, antara lain: baud rate, modulation rate atau pulse rate. Dalam buku ini kita akan menggunakan istilah baud rate dengan satuan baud untuk menyatakan kecepatan pengiriman sinyal digital. Secara logis kita tahu bahwa dalam komunikasi data diharapkan agar kecepatan data dapat dicapai setinggi-tingginya sedangkan kecepatan pengiriman sinyal dapat dicapai serendah-rendahnya. Kecepatan data tinggi dalam proses transmisi berarti bahwa sejumlah besar data dapat dikirimkan dalam satu satuan waktu. Karena itu semakin tinggi data rate berarti semakin besar jumlah data yang dapat dikirimkan dalam satu satuan waktu. Sedangkan kecepatan pengiriman sinyal diharapkan menjadi rendah karena berkaitan dengan bandwidth dari sinyal. Semakin rendah baud rate, berarti semakin kecil pula jumlah bandwidth yang dibutuhkan untuk mentransmisikan sinyal. Simbol S merepresentasikan kecepatan sinyal (signal rate) rata-rata dalam satuan baud, k adalah konstanta yang dapat berubah-ubah tergantung pada jenis modulasi yang digunakan, m adalah jumlah elemen data yang dapat dibawa oleh setiap Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) elemen sinyal (waveform), dan R adalah kecepatan data (data rate). Untuk pengkodean data digital menjadi sinyal digitial, nilai rata-rata dari k adalah ½. (Dikutip dari : blog.stikom.edu/yuwono/files/2012/10/Komdat_Bab5.pdf)
Perbedaan Sinyal Analog Dengan Sinyal Digital Sinyal Digital sinayal digital adalah merupakan sinyal data dalam bentuk pulsa yang dapat mengalami perubahan yang tiba0tiba dan mempunyai besaran 0 dan 1. Sinyal digital hanya memiliki dua keadaan, yaitu 0 dan 1 sehingga tidak mudah terpengaruh oleh darau, tetapi transmisi dengan sinyal digital hanya mencapai jarak jangkau pengiriman data yang relatif dekat. Biasanya sinyal ini juga dikenal dengan sinyal diskret. Sinyal yang mempunyai dua keadaan ini biasanya disebut dengan bit. Bit merupakan istilah khas pada sinyal digital. Sebauh bit dapat berupa nol (0) atau satu (1). Kemungkinan nilai untuk sebuah bit adalah 2 baah (21) kemungkinan nilai unutk 2 bit adalah sebanyak 4 (22), berupa 00 , 01, 10 dan 11. Secara umum, jumlah kemungkinan nilai yang terbentuk oleh kombinasi n bit adalah sebesesar (2n) buah Sinyal Analog Sinyal analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang kontinyu, yang membawa
informasi
dengan
mengubah
karakteristik
gelombang.
dua
Parameter/karakteristik terpenting yang dimiliki oleh isyarat analog adalah amplitude dan frekuensi. Isyarat analog biasanya dinyatakan dengan gelombang sinus, mengingat gelombang sinus merupakan dasar untuk semua bentuk isyarat analog. Hal ini didasarkan kenyataan bahwa berdasarkan analisis fourier, suatu sinyal analog dapat diperoleh dari perbedaan sejumlah gelombang sinus. dengan menggunakan
sinyal
analog,
maka
jangkauan
transmisi
data
dapat
mencapamencapai jarak yang jauh, tetapi sinyal ini mudah terpengaruh oleh noise. Gelombang pada sinyal analog yang umumnya terbentuk gelombang sinus memiliki tuga variable dasar, yaitu amplitudo, frekuensi dan phase.
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) •
Amplitudo merupakan ukuran tingi rendahnya tegangan dari sinyal analog
•
Frekuensi adalah jumlah gelombang sinyal analog dalam bentuk detik
Phase adalah besar sudut dari sinya analog pada saat tertentu (Dikutip dari : http://kingberaksi.blogspot.com/2012/07/perbedaan-sinyal-analogdengan-digital.html )
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) 5. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Bukalah program simulasi EWB (Electronic Workbench).
Gambat 3.6. Tampilan pertama jendela EWB
2. Buka file, open, circuits, adc-dac1.ewb
Gambat 3.7. Tampilan pertama jendela EWB
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) 3. Buat Rangkaian DAC seperti pada gambar, Buka property Word Generator Isikan address Awal dan Akhir, Isikan data word seperti pada gambar. 4. Lakukan Pengaturan Fekuensi kerja dalam hail ini 1 kHz 5. Isikan data pada table pada word generator Address 0000 0001 0002 0003 0004 0005 0006 0007 0008
Character A R Y U L I U S
Nilai ASCII 0041 0052 0059 0055 004C 0049 0055 0053 0000
6. Amati bentuk Gelombang pada oscilloscope 7. Bandingakan Nilai yang terukur pada oscilloscope dengan hasil pergitungan Nilai ASCII 0041 0052 0059 0055 004C 0049 0055 0053 0000
Nilai Desimal
Hasil Perhitugan
Kesalahan %
8. Berikan Kesimpulan saudara menegnai ADC
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102)
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) PERCOBAAN Analog to Digital Converter 1. Buat rangkaian ADC Seperti Pada gambar 2. Rangkailah kembali gambar di atas satu persatu pada jendela baru dengan komponen-komponen rangkaian sebagai berikut : • Function generator 1 buah •
Analog to digital converter
1 buah
•
Digital to analog converter (volt)
1 buah
•
Battery 10 volt
2 buah
•
Ground
3 buah
•
Oscilloscop
1 buah
•
Logic analyzer
1 buah
3. Buat rangkaian Seperti pada gambar 4. Setting Generator fungsi pada bentuk gelombang Sinus dengan Ampitudo 10 Volt, Frekuensi 100 Hz 5. Atur Frekuensi Clock Sebesar 10, 20,40,80 kali frekuensi Clock , seperti pada table berikut: No
Freq Sinyal
Frek Clock
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
135 Hz 135 Hz 135 Hz 135 Hz 135 Hz 185 Hz 185 Hz 185 Hz 185 Hz 185 Hz
1000 Hz 2000 Hz 4000 Hz 8000 Hz 16000 Hz 1000 Hz 2000 Hz 4000 Hz 8000 Hz 16000 Hz
Jumlah Sampel
Ket
6. Lakukan Hal yang sama Untuk bentuk Gelombang yang lainnya. 7. Jelaskan Huhungan antara bentuk gelombang dan perbandinga frekuensi singal dengan frekuensi clock 8. Beuat kesimpulan dari percobaan yang saudara lakukan
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102)
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) TUGAS PERTANYAAN 1. Dari percobaan di atas apakah keunggulan sistem komunikasi dengan menggunakan sistem digital dibandingkan sistem analog? 2. Apakah kelemahan sistem komunikasi digital dibandingakn dengan sistem komunikasi analog? 3. Gambarkan prinsip kerja dari sistem komunikasi digital? 4. Jelaskan proses pengiriman sinyal dari pengirim ke penerima pada komunikasi melalui telepon? 5. Apa yang dimaksud dengan proses sampling, quantizing, coding? 6. Apa perbedaan kode data NRZ dan RZ?
PERCOBAAN IV Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) SALURAN TRANSMISI
1. JUDUL PERCOBAAN Saluran Transmisi 2. TUJUAN PERCOBAAN 1. Memahami makna ateunasi dan pengaruh pergeseran fase 2. Memahami pengaruh parameter-parameter saluran (R, L, C, dan G) terhadap ateunasi dan pergeseran fase. 3. Memahami pengaruh impedansi keluaran sumber sinyal terhadap ateunasi dan pergeseran fase. 4. Memahami pengaruh Impedansi beban terhadap ateunasi dan pergeseran fase. 3. ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN a) Alat yang digunakan : 1. 2 (dua) multimeter 2. 1 (satu) osiloskop 3. 1 function generator b) Bahan percobaan 1. Resistor 2. Kabel transmisi Keterangan : Peralatan percobaan disimulasikan dalam software Multisim dengan menggunakan Personal Computer (PC).
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) 4. DASAR TEORI Karakteristik sebuah saluran ditunjukkan oleh persamaan Telegrapher di bawah ini : ∂v ∂i = − I . + Ri ∂x ∂t ∂i ∂v = − C. + Gv ∂x ∂t Dengan batasan dan nilai awal sebagai berikut : v(0, t ) = v1 (t )
v(1, t ) = v 2 (t )
i (0, t ) = i1 (t )
i (1, t ) = −i2 (t )
v ( x, t ) = v 0 ( x )
i ( x,0) = i0 ( x)
Di mana saluran dianggap terletak pada sumbu x sampai l di mana l = panjang saluran. Kecepatan Gelombang elektromagnetik pada saluran dapat dihitung dengan persamaan : VP =
1
µε
Untuk ruang hampa µ = µ0 = 4 π x 10-7H/m dan ε=8,85 x 10-12F/m sehingga : V P = c = 3× 10 8 Untuk saluran transmisi, permeabilitas dapat dimisalkan sama dengan nilai ruang hampa. Akan tetapi permitivitas boleh jadi berbeda dengan nilainya pada ruang hampa karena tergantung dengan dielektrik yang digunakan. Persamaan untuk permtivitas adalah :
ε = ε0 ×εr
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) Di mana εr adalah permitivitas relative (konstanta dielektrum). Jadi kecepatan gelombang pada saluran dengan permitivitas εr adalah : VP =
1
εr
Jika vpangkal adalah tegangan sinyal pada sisi pengirim dan vujung adakah tegangan di sisi penerima, maka ateunasi yang dialami sinyal itu adalah : v pangkal vujung
, jika gelombang di pangkal saluran memotong x (waktu) pada waktu
T1, gelimbang di ujung saluran memotong sumbu x (waktu) pada waktu T2, dan periode sinyal T, maka pergeseran fase dapat dihitung dengan rumus : T2 − T1 × 360 0 T Parameter-parameter saluran transmisi beserta nilai defaultnya : No.
Simbol
Nama Parameter
Nilai Default
Satuan
1.
Zen
Panjang saluran transmisi
100
M
2.
Rt
Resistansi per satuan
0,1
W
1e-6
H
panjang 3.
Lt
Induktansi per satuan panjang
4. 5.
Ct
Kapasitansi persatuan
1e-12
F
Gt
panjang Konduktansi per satuan
0
Mho
panjang
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102)
5. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Buka file saluran_transmisi_sederhana.msm 2. Pastikan nilai parameter-parameter saluran sama dengan nilai default. Cari ateunasi dan pergeseran fase gelombang pada beberapa nilai Rt. Isi tabel 1. 3. Pastikan nilai parameter-parameter saluran sama dengan nilai default. Cari ateunasi dan pergeseran fase gelombang pada beberapa nilai Lt. Isi tabel 2. 4. Pastikan nilai parameter-parameter saluran sama dengan nilai default. Cari
ateunasi dan pergeseran fase gelombang pada beberapa nilai Ct. Isi tabel 3. 6. DATA HASIL PERCOBAAN Tabel 1 Pengaruh perubahan Rt terhadap ateunasi dan pergeseran fase
No.
Rt (Ω/m)
Vpangkal
Vujung
V pangkal Vujung
T2-T1
T2 − T1 × 360 0 T
1. 2. 3. 4.
Tabel 2 Pengaruh perubahan Lt terhadap ateunasi dan pergeseran fase
No.
Lt (H/m)
Vpangkal
Vujung
V pangkal Vujung
T2-T1
T2 − T1 × 360 0 T
1. 2. 3. 4. Tabel 3 Pengaruh perubahan Ct terhadap ateunasi dan pergeseran fase Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102)
No.
Ct (F/m)
Vpangkal
Vujung
V pangkal Vujung
T2-T1
T2 − T1 × 360 0 T
1. 2. 3. 4.
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102)
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102)
PERCOBAAN V APLIKASI FILTER AKTIF 1. JUDUL PERCOBAAN Aplikasi Filter Aktif 2. TUJUAN PERCOBAAN a. Mengetahui jenis jenis filter aktif beserta keguanaannya masing-masing b. Mengetahui rangkaian dasasr dan prisip kerja Filter aktif c. Mengetahui filter aktif dalam desain rangkaian komunikasi. 3. ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN A. Alat yang digunakan •
Rangkaian Low Pass Filter
•
Rangkaaian High Pass Filter
•
Rangkaian Band Pass Filter
•
Rangkaian Filter Chebycev
•
Rangkaian Filter Bassel
•
Rangkaian Filter Butterworth
•
Osciloscope
•
Singnal Generator Audio Frequency (AF)
•
Multimeter
B. Bahan Percobaan Sofware EWB (electronic Work Banch) Catatan : Pada percobaan ini semua peralatan disimulasikan dalam software EWB pada sebuah Personal Computer/ Laptop
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102)
4. DASAR TEORI Pemakaian filter dalam dunia elektronika dan telekomunikasi telah dilakukan pada decade terakhir terutama filter aktif karena banyak memeiliki keuntungan dibanding dengan filter pasip. Hal ini dimungkinkan dengan tersedianya OP-Amp dalam bentuk IC yang berisi 4 Op Amp (Quad). Rangkaian Filter aktif pada umumnya berbentuk Low Pass Filter(LPF), High Pass Filter (HPF), Band Pass Filter (BPF) dan Stop Band Filter(Notch Filter). Filter merupakan dasar dalam mendiasin berbagai peralatan seperti Equaliser, Cross Over, Screch dan Rumbel Filter, Hum Filter dan juga pada digunakan pada berbagai jenis pemancar. Jenis filter yang sangat terkenal adalah filter Butterwoth dan Chebbycheff Rangkaian Dasar Low pass Filter sering dijadikan model karakteristik filter lainnya, Low pas filter melewatkan frekuensi rendah dan meredam frekuensi tinggi. Sedangkan High Pas filter adalah sebaliknya, gabungan antara Low pass dan High pass filter akan mengjhasilkan jenis filter lainnya yaitu bandpass filter dan band eleminited filter. Rangkaian dasar dari sebuah Low Pass Filter ditunjuk kan seperti pada gambar berikut :
Rangkaian Low Pass Filter Orde 2 Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102)
Rangkaian High Pass Filter Orde 2 Besaran dalam disain Sebuah Filter dinyatakan dengan Cut Off Frekuensi merupakan batasan antara Pass Band dan Stop Bannd Roll-Off atau Slope adalah besarnya redaman pada daerah stop Band
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102)
Desain Filter Low Pass Filter Orde 2
Desain High Pass Filter Orde 2
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102)
5. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Buat rangkaian Low Pass Filter dan High pass Filter seperti pada gambar pada software EWB 2. Hubungkan rangkaian pada osciloscope (input channel 1 dan output pada channel 2) kemudian ubah nilai resistor dan capasitor untuk frekuensi cut off tertentu seperti yang diberikan asisten. 3. Lakukan Prosedur 1 dan 2 berulang-ulang untuk frekuensi seperti pada tabel No
frekuensi
1 2 3 4 5 6 7 8
0.001 fo 0.010 f0 0.100 f0 1.000 f0 2.000 f0 4.000 f0 8.000 f0 10.00 f0
Vinput (v)
Voutput (v)
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Penguatan (db)
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) 9 10
100.0 f0 1000 f0
4. Hitung Penguatan untuk masing masing frekuensi ! 5. Ulangi percobaan diatas untuk jenis filter lainnya !
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) V. Pertanyaan dan Tugas a. Gambarkan Bode Plot (gunakan grafik Logaritmis) hasil percobaan diatas untuk Low Pass Filter dan High Pass Filter ! b. Jelaskan Hubungan antara besarnya nilai kapasitor dan resistor dengan frekuensi cut off dan factor kualitas Q dan Roll-off ! c. Dari percobaan diatas, gambarkan rangkaian band pass filter ! d. Jelaskan faktor yang menentukan roll-off dari kurva diatas tentukan besarnya Roll-off dalam dB/oktaf dan dalam dB/decade ! e. Buat kesimpulan dari percobaan diatas !
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102)
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102)
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102)
PERCOBAAN VI PROPAGASI HORN ANTENNA MICROWAVE DI RUANG BEBAS 1. JUDUL PERCOBAAN Propagasi Horn Antena Microwave di Ruang Bebas 2. TUJUAN PERCOBAAN a.
Dapat Memahami Pengertian Propagasi serta Antenna.
b.
Dapat Memahami Dasar-Dasar Sistem Komunikasi Microwave
c.
Dapat Menggambarkan Operasi Dan Karakteristik Horn Antenna
d.
Dapat Memahami Gangguan Yang Terjadi Pada Saluran Transmisi Maupun Peralatan Transmisi.
3. ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN a. Control Console
d. Diode Detector
(M)
b. Variabel Attenuator (A)
e. Horn Antenna
(N)
c. Resistive Terminator (K)
f. X-Band Oscilator (P)
4. DASAR TEORI Gelombang berdasarkan arah perambatannya terbagi 2 yaitu : 1. Gelombang Mekanik 2. Gelombang Elektromagnetik Sedangkan untuk Gelombang Elektromagnetik terbagi lagi menjadi : Gelombang radio,
Gelombang Mikro
Infra merah
Cahaya Tampak
Sinar Ultra Ungu
Sinar X
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) Sinar Gamma Gelombang Radio merupakan suatu gelombang yang terdiri dari garis-garis gaya listrik ( E ) dan garis-garis gaya magnet ( H ) yang merambat di ruang bebas ( free space ) dan mempunyai kecepatan sebesar kecepatan cahaya. Frekuensi radio menunuk ke spectrum elektromagnetik dimana gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh pemberian arus bolak-balik ke sebuah antenna Propagasi merupakan perstiwa perambatan gelombang radio dari antenna pemancar ke antenna penerima.
Antenna
adalah perangkat yang digunakan untuk memindahkan
gelombang elektromagnetik dari feeder ke udara dan sebaliknya. Feeder yang dimaksud adalah kabel Coaxial atau Wave Guide. Satu Antenna dapat berfungsi sebaai antenna pemancar atau antenna penerima sekaligus. Besaran- besaran Antena Antena mempunyai Efisiensi,Impedansi, Pola Pancaran, Lebar Berkas (BeamWidth), Gain, FBR, dan Polarisasi. Efisiensi Antenna Adalah perbandingan antara daya yang dimasukkan ke antenna dan daya yang dipancarkan oleh antenna. Semakin rendah frekuensinya semakin rendah efisiensi Antenanya.
Impedansi Antenna Dinyatakan dalam Ohm, yang besarnya harus sesuai dengan impedansi feeder dan pesawatnya. Kesesuaian Impedansi sangat penting bagi antenna pemancar,karena sangat mempengaruhi efisiensi pancaran. Matching Impedance
(
Penyesuai
Impedansi)
sering
digunakan
untuk
menanggulangi masalah ini.
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102)
Pola Pancaran ( Radiasi Pattern ) Adalah gambaran kekuatan pancaran antenna sebagai fungsi sudut. Untuk antenna isotropis ideal,pola pancarannya berbentuk bola,berarti antenna memancarkan gelombang ke semua arah dengan kekuatan yang sama. Untuk antenna parabola,pancaran sangat terarah,sehingga polanya disebut berbentuk pensil. Untuk komunikasi dari satu titik ke titik lain diharapkan pola pancarannya sejauh mungkin. Lebar Berkas (BeamWidth) Adalah sudut yang terbentuk dari berkas yang kuat pancarannya separuh dari pancaran yang terkuat. Semakin kecil sudut ini semakin baik pengarahannya. Gain (dB) Adalah Perbandingan kuat pancaran terbesar terhadap kuat pancaran bila digunakan sebagai antenna isotropis. Semakin besar Gain,Semakin baik pangarahannya.
Front to Back Ratio ( FBR = dB ) Adalah Perbandingan kuat pancaran kearah depan dan belakang.
Polarisasi Dimaksudkan agar gelombang yang terpancar/terserap hanya pada arah tertentu saja. Bila tidak dipolarisasikan, gelombang terpancar/terserap berupa gelombang yang bergetar ke berbagai arah. Antena vertical polarisasinya
vertical
sedangakn
antenna
horizontal
polarisasinya
horizontal.
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) Pemilihan antenna biasanya berdasarkan impedansi.polarisasi,gain,dan pola pancarannya.Untuk hubungan point to point bisanya digunakan antenna dengan gain setinggi mungkin,sedang untuk point to multipoint bergantung cakupannya. Untuk pemancar radio atau televise biasanya diarahkan ke semua arah horizontal, sedang untuk arah vertical ditiadakan. Antena yang sering digunakan dalam Telekomunikasi antara lain : Yagi, Parabola, Cassegrain, bentuk fisik dan pola radiasi berturut-turut seperti ditunjukkan pada gambar 1a,1b, 2a,ab,3a,3b berikut : Bentuk Antena
Pola Radiasi
(a)
(b)
Gambar 1. Bentuk fisik(1a) dan pola radiasi antenna yagi (1b)
(a)
(b)
Gambar 2. Bentuk fisik(2a) dan pola radiasi antenna parabola (2b)
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102)
(a) (b) Gambar 3. Bentuk fisik(3a) dan pola radiasi antenna cassegrain (3b)
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) 5. PROSEDUR PERCOBAAN a.
Hubungkan Peralatan seperti gambar 4
Gambar 4 Rangkaian Percobaan b.
Hubungkan supply ke Oscilator dan set switch kiri untuk internal
keying. c. Set meter reds ke detektor output. d.
Antena penerima dan pengirim didekatkan saling berhadapan
(jarak ditentukan oleh asisten). e.
Set amplifier ke sensitivitas maksimum.
f.
Atur Antena pada arah 00.
g.
Atur attenuator untuk memberikan meter deflection maksimum
h.
Coba turning antenna penerima dan perhatikan efeknya. i.
Gunakan busur untuk mengukur sudut dan perhatikan besar meter
detector output (mA).
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) Kombinasikan untuk sudut 00, 50, 100, 150, 200, 250, 300, 350, dan
j.
400 ( disesuaikan dengan ketentuan asisten) pada masing-masing arah yaitu ke kiri dan ke kanan penerima. k.
Baca meter reading dan buat grafik di gambar 5. 6. DATA HASIL PERCOBAAN No Jarak Sudut 1 2 3 4 5 6 7 8 9
……. cm L(mA) R(mA )
…… cm L(mA) R(mA )
…… cm L(mA) R(mA)
00 50 100 150 200 250 300 350 400
7. PERTANYAAN DAN TUGAS 1.
Apa yang dimaksud dengan :
a.
Propagasi
c. Antenna Horn e. Microwave
g.. Gain Antenna
b.
Beam-Width d. Wave Guide f.. Cuping Atau Lobas h. Line Of Sight 2. Sebutkan Pembagian Frekuensi Radio Secara Umum? 3. Jelaskan
pembagian
Gelombang
Radio,
Sumbernya,
Panjang
Gelombangnya serta Aplikasi masing-masing gelombangnya! 4. Jelaskan Pengaruh–Pengaruh Yang Diakibatkan Oleh “Lobe Samping” Dan “Lobe Belakang” Pada System Antenna Horn! 5. Sebutkan dan Jelaskan gangguan-gangguan yang ada pada saluran transmisi! 6. Jelaskan pendapat anda mengenai hasil grafik yang didapat !
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102)
Grafik Hasil Pembacaan meter : No Percobaan : Jarak : Kelompok :
cm
Gambar 5. Grafik hasil pembacaan meter Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102)
Nama-Nama Asisten Nama
: Yuliani Utami Putri
Nama : Adhitya
Kurniawan NIM
: 03071004009
NIM : 03071004099
No. HP : 085268923123
No. HP : 085267836650
E-Mail : panyuella@yahoo.co.id
E-Mail:
adhitya_kurniawan11@rocketmail.com
Nama : Kgs M. Irwinsyah
Nama : Indra Aristian
NIM : 03071004047
NIM
No. HP : 085268116879
No. HP : 085664647448
E- Mail : wins_90@yahoo.co.id
E-Mail :
: 03081004066
indrazon3@yahoo.com Nama : Aulia Rahman
Nama : Vera K. Purba
NIM : 03071004030
NIM : 03081004095
No. HP: 085268647725
No. HP : 085297484745
E-Mail : aulista_aulia@yahoo.com
E-Mail :
purba_vera@yahoo.com Nama : M. Ridho Dwi Risnanto
Nama : Rizqa Waluya
NIM : 03071004020
NIM : 03081004022
No. HP :085267744377
No. HP : 08972395911
E-Mail : ridho13_metal@yahoo.com
E-Mail :
uyasidik@yahoo.com
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari
Riko Andika Wijaya (03111004102) Nama : M. Oktariansyah
Nama : Ryan Firdaus
Batra NIM : 03071004035
NIM : 03081004046
No. HP : 08992379045
No. HP : 085764358782
E-Mail : moktariansyah@yahoo.com
E-Mail : ryan_
batra@yahoo.com Nama : Andrea Eko Ramdatari
Nama : Muhammad
Wahid NIM : 03071004046
NIM : 03081004083
No. HP: 085669569625
No. HP : 087821604047
E-Mail : andreacybergo_gmail.com
E-Mail :
liociek@yahoo.com
Propagasi Sinyal Dalam Suatu Saluran Transmisi
Joko Purnomosari