i
MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan
Dosen Pembimbing : Fatria Harwanto, S.Kep., M.Kes Kelompok 1 Disusun Oleh : 1. Ela Juwita ( Moderator ) 2. Nirwana ( pencari materi ) 3. Rachma Fadillah ( penyaji) 4. Risky ( Operator ) 5. Rizky Anggita Ameliyanti Pane ( Penyaji ) 6. Siti Aisyah ( penyaji )
KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG BANGKA BELITUNG 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan limpahan rahmat_Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “ Model Praktik keperawatan” , disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah konsep dasar keperawatan, jurusan Ilmu Keperawatan. Dalam penulisan makalah ini tentunya penulis berterimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah ini yaitu Bapak Fatria Harwanto, S.Kep., M.Kes , yang telah membimbing, memotifasi dan mendampingi kami dalam pembelajaran. Makalah ini berisi tentang apa itu model praktik keperawatan,tujuan,serta macammacam model praktik keperawatan beserta kekurangan dan kelebihannya. Penulis menyadari bahwa sepenuhnya dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran semua pihak untuk menyempurnakan makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Pangkalpinang, 6 November 2017
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................1 1.3 Tujuan penulisan ......................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Model Praktik Keperawatan...................................................................2 2.2 Tujuan Model Praktik Keperawatan ........................................................................2 2.3 Macam-macam Model / Metode Praktik Keperawatan ...........................................3 BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..............................................................................................................9 3.2 Saran ........................................................................................................................9 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................10
iii
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Keperawatan bukan profesi yang statis dan tidak berubah tetapi profesi yang secara terusmenerus berkembang dan terlibat dalam masyarakat yang berubah, sehingga pemenuhan dan metode perawatan berubah, karena gaya hidup berubah. Berbicara tentang keperawatan ada hal penting yang harus dibahas yaitu Model Praktik Keperawatan Profesioanal yang dapat diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan dan dalam hal ini, makalah ini akan membicarakan tentang “Model Praktik Keperawatan”. Perawat memberi asuhan keperawatan kepada klien termasuk individu, keluarga dan masyarakat. Perawat menerima tanggung jawab untuk membuat keadaan lingkungan fisik, sosial dan spiritual yang memungkinkan untuk penyembuhan dan menekankan pencegahan penyakit, serta meningkatkan kesehatan dengan penyuluhan kesehatan. Karena beberapa fenomena diatas wajib diketahui oleh seorang perawat yang profesional, sehingga profesi keperawatan mampu memilih dan menerapkan Model Praktik Keperawatan Profesioanl yang paling tepat bagi klien. Sehingga diharapkan nilai profesional dapat diaplikasikan secara nyata, sehingga meningkatkan mutu asuhan dan pelayanan keperawatan. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari model praktik keperawatan ? 2. Apa saja tujuan model praktik keperawatan ? 3. Apa saja macam-macam model praktik keperawatan ?
1.3 Tujuan Penulisan 1. Mengetahui tentang apa itu model praktik keperawatan 2. Mengetahui tujuan model praktik keperawatan 3. Mengetahui macam-macam model praktik keperawatan
MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN
A. Pengertian Model Praktik Keperawatan
Model praktik keperawatan adalah diskripsi atau gambaran dari praktik keperawatan yang nyata dan akurat berdasarkan kepada filosofi, konsep dan teori keperawatan.Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut perawat, sebagai suatu profesi, memberi pelayanan kesehatan yang optimal. B. Tujuan Model Praktik Keperawatan
1. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan 2. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim keperawatan. 3. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan. 4. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan. 5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap anggota tim keperawatan. Ada lima komponen Model Praktik Keperawatan Profesional ( MPKP ) : a. Nilai-nilai profesional Nilai-nilai profesional menjadi komponen utama pada suatu praktik keperawatan profesional. Nilai-nilai profesional ini merupakan inti dari MPKP. Nilai-nilai seperti penghargaan atas otonomi klien, menghargai klien, dan melakukan yang terbaik untuk klien harus tetap ditingkatkan dalam suatu proses keperawatan. b. Pendekatan manajemen Dalam melakukan asuhan keperawatan adalah untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, yang bilamana ingin memenuhi kebutuhan dasar tersebut seorang perawat harus melakukan pendekatan penyelesaian masalah, sehingga dapat diidentifikasi masalah klien, dan nantinya dapat diterapkan terapi keperawatan yang tepat untuk masalah klien. c. Metode pemberian asuhan keperawatan Dalam perkembangan keperawatan menuju layanan yang profesional, digunakan beberapa metode pemberian asuhan keperawatan, misalnya metode kasus, fungsional, tim, dan keperawatan primer, serta manajemen kasus. Dalam praktik keperawatan profesional, metode yang paling memungkinkan pemberian asuhan keperawatan profesional adalah metode yang menggunakan the breath of keperawatan primer. d. Hubungan profesional Pemberian asuhan kesehatan kepada klien diberikan oleh beberapa anggota tim kesehatan. Namun, fokus pemberian asuhan kesehatan adalah klien. Karena banyaknya anggota tim kesehatan yang terlibat, maka dari itu perlu kesepakatan tentang cara melakukan hubungan kolaborasi tersebut. 2
e. Sistem kompensasi dan penghargaan Pada suatu layanan profesional, seorang profesional mempunyai hak atas kompensasi dan penghargaan. Pada suatu profesi, kompensasi yang didapat merupakan imbalan dan kewajiban profesi yang terlebih dahulu dipenuhi. Kompensasi dan penghargaan yang diberikan pada MPKP dapat disepakati di setiap institusi dengan mengacu pada kesepakatan bahwa layanan keperawatan adalah pelayanan profesional. C. Macam – macam model/metode praktik keperawatan
1. Metode fungsional. Yaitu pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang didasarkan kepada pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Metode ini dibagi menjadi beberapa bagian dan tenaga ditugaskan pada bagian tersebut secara umum, sbb :
Kepala Ruangan,tugasnya: Merencanakan pekeriaan, menentukan kebutuhan perawatan pasein, membuat penugasan, melakulan supervisi, menerima instruksi dokter. Perawat staf : Melakukan askep langsung pada pasien Membantu supervisi askep yang diberikan oleh pembantu tenaga keperawatan Perawat Pelaksana : Melaksanakan askep langsung pada pasien dengan askep sedang, pasein dalam masa pemulihan kesehatan dan pasein dengan penyakit kronik dan membantu tindakan sederhana (ADL). Pembantu Perawat : Membantu pasien dengan melaksanakan perawatan mandiri untuk mandi, menbenahi tempat tidur, dan membagikan alat tenun bersih. Tenaga Admionistrasi ruangan Menjawab telpon, menyampaikan pesan, memberi informasi, mengerjakan pekerjaan administrasi ruangan, mencatat pasien masuk dan pulang, membuat duplikat rostertena ruangan, membuat permintaan lab untuk obatobatan/persediaan yang diperlukan atas instruksi kepala ruangan.
Kerugian metode fungsional:
Pasien mendapat banyak perawat.
Kebutuhan pasien secara individu sering terabaikan
Pelayanan pasien secara individu sering terabaikan.
Pelayanan terputus-putus
Kepuasan kerja keseluruhan sulit dicapai
Kelebihan dari metode fungsional :
Sederhana
Efisien.
3
Perawat terampil untuk tugas atau pekerjaan tertentu.
Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai tugas.
Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang berpengalaman untuk satu tugas yang sederhana. Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staff atau peserta didik yang praktek untuk ketrampilan tertentu.
2. Metode Tim Metode tim merupakan metode pemberian asuhan keperawatan, yaitu seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif (Douglas, 1992). Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga pada perawat timbul motivasi dan rasa tanggung jawab yang tinggi. Dengan demikian, diharapkan mutu asuhan keperawatab meningkat. Pelaksanaan metode tim harus berdasarkan konsep berikut: 1. Ketua Tim, sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan. Ketua tim harus dapat membuat keputusan tentang prioritas perencanaan, supervisi, dan evaluasi asuhan keperawatan. Pelaksanaan konsep tim sangat tergantung pada filosofi ketua tim, yakni apakah berorientasi pada tugas atau pada klien. Tanggung jawab ketua tim adalah:
Mengkaji setiap klien dan menetapkan rencana asuhan keperawatan.
Mengoordinasikan rencana asuhan keperawatan dengan tindakan medis
Membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota kelompok dan memberikan bimbingan melalui konferensi
Mengevaluasi pemberian asuhan keperawatan dan hasil yang dicapai serta mendokumentasikannya. 2. Komunikasi yang efektifpenting agar kontinuitas rencana asuhan keperawatan terjamin. Komunikasi yang terbukka dapat dilakukan melalui berbagai cara, terutama melalui rencana asuhan keperawatan tertulis yang merupakan pedoman pelaksanaan asuhan, supervisi, dan evaluasi. 3. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim. Ketua tim membantu anggotanya untuk memahami dan melakukan tugas sesuai dengan kemampuan mereka. 4. Peran kepala ruangan penting dalam metode tim, metode tim akan berhasil baik, apabila didukung oleh kepala ruangan. Untuk itu, kepala ruangan diharapkan telah:
Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari staf
Membantu staf menetapkan sasaran dari unit/ruangan
Memberi kesempatan kepada ketua tim untuk pengembangankepemimpinan
Mengorentasikan tenaga yang baru tentang fungsi metode tim keperaawatan
Menjadi narasumber bagi ketua tim 4
Mendorong staf untuk meningkatkan kemampuan melalui riset keperawatan
Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka.
Kelebihan:
Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif dan holistik.
Memungkinkan pencapaian proses keperawatan
Konflik atau perbedaan pendapat antar staf daapt ditekan melalui rapat tim, cara ini efektif untuk belajar. Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda dengan aman dan efektif. Peningkatan kerjasama dan komunikasi di antara anggota tim menghasilkan sikap moral yang tinggi, memperbaiki fungsi staf secara keseluruhan, memberikan anggota tim perasaan bahwa ia mempunyai kontribusi terhadap hasil asuhan keperawatan yang diberika.
Menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapat dipertanggung jawabkan
Metode ini memotivasi perawat untuk selalu bersama klien selama bertugas
Memberikan kepuasan pada pasien & perawat
Produktif karena kerjasama, komunikasi dan moral
Kekurangan:
Ketua tim menghabiskan banyak waktu untuk koordinasi dan supervisi anggota tim dan harus mempunyai keterampilan yang tinggi baik perawat pemimpin maupun perawat klinik Keperawatan tim menimbulkan fragmentasi keperawatan bila konsepnya tidak diimplementasikan dengan total. Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan atau terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan komunikasi dan koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga kelancaran tugas terhambat. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim.
Akontabilitas dalam tim kabur.
Tidak efektif bila pengaturan tidak baik
Membutuhkan banyak kerjasama dan komunikasi
Membingungkan bila komposisi tim sering dirubah.
3. Metode Alokasi Klien Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan untuk satu atau beberapa klien oleh satu perawat pada saat bertugas selama periode waktu tertentu atau sampai klien pulang. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas dan menerima semua laporan tentang pelayanan keperawatan klien. 5
Kelebihan:
Fokus keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
Memberikan kesempatan untuk melakukan keperawatan yang komprehensif.
Memotivasi perawat untuk selalu bersama kien selama bertugas, non keperawatan dapat dilakukan oleh yang bukan perawat.
Mendukung penerapan proses keperawatan.
Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.
Kekurangan:
Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin yang sederhana terlewatkan. Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penanggung jawab klien bertugas.
4. Metode Perawatan Primer Yaitu pemberian askep yang ditandai dengan keterikatan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan askep selama pasien dirawat. Tugas perawat primer adalah :
Menerima pasien
Mengkaji kebutuhan
Membuat tujuan, rencana, pelaksanaan dan evaluasi.
Mengkoordinasi pelayanan
Menerima dan menyesuaikan rencana
Menyiapkan penyuluhan pulang
Konsep dasar : 1. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat 2. Ada otonomi 3. Ada keterlibatan pasien dan keluarganya Ketenagaan : 1. 2. 3. 4.
Setiap perawat primer adalah perawat bed. side. Beban kasus pasien maksimal 6 pasien untuk 1 perawat Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal. Perawat profesional sebagai primer dan perawat non profesional sebagai asisten.
Kepala bangsal : 1. Sebagai konsultan dan pengendali mtu perawat primer 6
2. Orientasi dan merencanaka karyawan baru. 3. Menyusun jadwal dinas 4. Memberi penugasan pada perawat asisten. Kelebihan dari metode perawat primer:
Mendorong kemandirian perawat.
Ada keterikatan pasien dan perawat selama dirawat
Berkomunikasi langsung dengan Dokter
Perawatan adalah perawatan komfrehensif
Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapkan.
Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan keperawatan.
Kelemahan dari metode perawat primer :
Perlu kualitas dan
kuantitas tenaga perawat,
Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional.
Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain.
5. Metode Modular (Distrik)/ moderal Yaitu metode gabungan antara Metode penugasan tim dengan Metode perawatan primer. Metode ini menugaskan sekelompok perawat merawat pasien dari datang sampai pulang. Metode keperawatan modular memiliki kesamaan baik dengan metode keperawatan tim maupun metode keperawatan primer (Gillies, 1994). Sekalipun dalam memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan metode ini dilakukan oleh dua hingga tiga perawat, tanggung jawab paling besar tetap ada pada perawat professional. Perawat professional memiliki kewajiban untuk memimbing dan melatih non professional. Apabila perawat professional sebagai ketua tim dalam keperawatan modular ini tidak masuk, tugas dan tanggung jawab dapat digantikan oleh perawat professional lainnya yang berperan sebagai ketua tim.Metode ini sama dengan metode keperawatan tim karena baik perawat professional maupun non professional bekerja sama dalam memberikan asuhan keperawatan dibawah kepemimpinan seorang perawat professional. Disamping ini, dikatakan memiliki kesamaan dengan metode keperawatan primer karena dua atau tiga orang perawat bertanggung jawab atas sekelompok kecil pasien sejak masuk dalam perawatan hingga pulang, bahkan sampai dengan waktu follow up care.Peran perawat kepala ruangan (nurse unit manager) diarahkan dalam hal membuat jadwal dinas dengan mempertimbangkan kecocokan anggota dalam bekerja sama, dan berperan sebagai fasilitator, pembimbing secara motivator Kelebihan:
Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif dan holistik dengan pertanggungjawaban yang jelas. 7
Memungkinkan pencapaian proses keperawatan Konflik atau perbedaan pendapat antar staf daapt ditekan melalui rapat tim, cara ini efektif untuk belajar. Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda dengan aman dan efektif.
Produktif karena kerjasama, komunikasi dan moral
Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapkan.
Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga yang menerima asuhan keperawatan
Lebih mencerminkan otonomi
Menurunkan dana perawatan
Kelemahan:
Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin yangsederhana terlewatkan. Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penanggungjawab klien bertugas Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain karena lebih banyak menggunakan perawat profesional.
Perawat harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi kesehatan/kedokteran
Perawat anggota dapat merasa kehilangan kewenangan
Masalah komunikasi
8
9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Model praktik keperawatan profesional (MPKP) yaitu suatu sistem (st ruktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan (Ratna Sitorus & Yuli, 2006). Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (s truktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan. Aspek struktur ditetapkan jumlah tenaga keperawatan berdasarkan jumlah klien sesuai dengan derajat ketergantungan klien. Penetapan jumlah perawat sesuai kebutuhan klien menjadi hal penting, karena bila jumlah perawat tidak sesuai dengan jumlah tenaga yang dibutuhkan, tidak ada waktu bagi perawat untuk melakukan tindakan keperawatan. Selain jumlah, perlu ditetapkan pula jenis tenaga yaitu PP dan PA, sehingga peran dan fungsi masing-masing tenaga sesuai dengan kemampuan dan terdapat tanggung jawab yang jelas. Pada aspek strukltur ditetapkan juga standar renpra, artinya pada setiap ruang rawat sudah tersedia standar renpra berdasarkan diagnosa medik dan atau berdasarkan sistem tubuh. 3.2 Saran 1. Dapat mengetahui dan menjalankan keperawatan kesehatan dalam individu. 2. Dapat meningkatkan wawasan tentang induvidu keperawatan. 3. Dengan disusunnya makalah ini kami mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat mengetahui dan memahami teori kebutuhan dasar manusia serta dapat memberikan kritik dan saran nya agar makalah ini dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Demikian saran yang dapat penulis sampaikan semoga dapat membawa manfaat bagi semua pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
https://stikeskabmalang.wordpress.com/2009/09/15/model-dan-bentuk-praktik-keperawatan profesional-metode-penugasan/ http://hanaf1225ari.blogspot.co.id/2013/03/model-praktek-keperawatan-profesional.html http://idriastiyah.blogspot.co.id/2015/12/makalah-model-praktik-keperawatan-di.html http://semangattegar.blogspot.co.id/2012/12/model-keperawatan-tim.html?m=1
10