KATA PENGANTAR Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberi kita taufiq dan hidayah-Nya sehingga tugas Karya Tulis ini dapat terselesaikan tanpa suatu halangan dan rintangan yang cukup berarti. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membimbing kita dari jalan kegelapan menuju jalan Islami. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah bersusah payah membantu hingga terselesaikannya penulisan makalah ini. Semoga semua bantuan dicatat sebagai amal sholeh di hadapan Allah SWT. Saya menyadari walaupun saya telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun Makalah sederhana ini, tetapi masih mas ih banyak kekurangan yang ada didalamnya. Oleh karena itu, segala tegur sapa sangat saya harapkan demi perbaikan tugas ini. Saya berharap akan ada guna dan manfaatnya Karya Tulis ini bagi semua pembaca. Amin.
1
DAFTAR ISI SAMPUL ..............................................................................................................................i KATA PENGANTAR .........................................................................................................1 DAFTAR ISI ........................................................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 3 BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 4 2.1 PENGERTIAN SATELIT .................................................................................4 2.2 ALOKASI FREKUENSI UNTUK LAYANAN SATELIT ..............................4 2.3 SATELIT GEOSTASIONER ............................................................................6 2.4 KARAKTERISTIK SATELITE KOMUNIKASI .............................................7 BAB III PENUTUP ...........................................................................................................11 A. KESIMPULAN......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................12
2
BAB I PENDAHULUAN Kemajuan teknologi komunikasi satelit dalam beberapa tahun terakhir telah menyebabkan signifikan meningkatkan throughput disampaikan dari rakit baru ‘High Throughput satelit’ (HTS) sistem. Lebih dari selusin satelit tersebut telah diluncurkan dalam beberapa tahun terakhir dan beberapa lagi akan masuk ke orbit pada tahun-tahun mendatang. Satelit ini mendukung kebutuhan pengguna yang beragam dan penggunaan kasus – dari ‘menghubungkan yang tidak terhubung’ untuk menyediakan komunikasi yang aman dan tangguh untuk industri, UKM dan semua pengguna akhir. Dalam kertas putih komersial dan teknis ini diperpanjang kita mengeksplorasi di tertentu pengorbanan kinerja, dan perhatikan semakin pentingnya sistem frekuensi yang lebih tinggi, mengingat alokasi spektrum yang signifikan dan kinerja tinggi di daerah penyebaran kunci. HTS sistem menawarkan langkah perubahan dalam pengiriman bandwidth untuk mendukung sejumlah pelanggan yang beragam Persyaratan. Rakit sistem diluncurkan harus menyeimbangkan pengorbanan yang mempengaruhi sistem kinerja, pengalaman pengguna dan biaya layanan. Industri komunikasi satelit mendukung berbagai pelanggan yang yang bervariasi menggunakan kasus dan lokasi penyebaran menempatkan persyaratan menuntut yang harus dipenuhi. Konektivitas harus disampaikan kepada konsumen berada di luar j angkauan tradisional jaringan terestrial dan belum juga untuk bisnis dan perusahaan klien yang membutuhkan sistem dipesan lebih dahulu untuk mendukung kebutuhan komunikasi penting dalam lokasi menantang seperti Laut Utara dan padang pasir Sahara. Satelit juga memainkan peran penting dalam penyampaian layanan siaran, link media dan aplikasi industri l ainnya yang spesifik.
3
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Satelit Satelit adalah benda yang mengorbit benda lain dengan periode revolusi dan rotasi tertentu. Ada dua jenis satelit yakni satelit alam dan satelit buatan. a.
Satelit alami adalah benda-benda luar angkasa bukan buatan manusia yang mengorbit sebuah planet atau benda lain yang lebih besar daripada diri nya,, seperti misalnya Bulan adalah satelit alami Bumi. Sebenarnya terminologi ini berlaku juga bagi planet yang mengelilingi sebuah bintang, atau bahkan sebuah bintang yang mengelilingi pusat galaksi, tetapi jarang digunakan. Bumi sendiri sebenarnya merupakan satelit alami Matahari.
b.
Satelit buatan adalah benda buatan manusia yang beredar mengelilingi benda lain misalnya satelit Palapa yang mengelilingi Bumi.
c.
Satelit komunikasi adalah sebuah satelit buatan yang ditempatkan di angkasa dengan tujuan
telekomunikasi.
Satelit
komunikasi
modern
menggunakan
orbit
geosynchronous, orbit Molniya atau orbit Bumi rendah. d.
Untuk pelayanan tetap, satelit komunikasi menyediakan sebuah teknologi tambahan bagi kabel komunikasi kapal selam optik fiber. Untuk aplikasi bergerak, seperti komunikasi ke kapal laut dan pesawat terbang di mana aplikasi teknologi lain seperti kabel, tidak praktis atau tidak mungkin
2.2 Alokasi Frekuensi untuk Layanan Satelit Pengalokasian frekuensi untuk layanan satelit adalah proses yang sangat kompleks yang membutuhkan koordinasi dan perencanaan tingkat internasional. Hal ini dilakukan dibawah pengawasan International Communication Union (ITU). Dalam hal perencanaan f rekuensi ini (frequency planning), dunia dibagi menjadi 3, yaitu: •
kawasan 1: Eropa, Afrika, Rusia (dulu masih Soviet) dan Mongolia
•
kawasan 2: Amerika Utara dan Selatan, Greenland
•
kawasan 3: Asia (diluar daerah 1), Australia dan Pasifik Barat Daya
4
Dalam tiap kawasan, frekuensi dialokasikan untuk berbagai macam layanan satelit, walaupun frekuensi tersebut dipakai untuk layanan yang berbeda di kawasan lain. Beberapa layanan satelit adalah sebagai berikut: 1.
Fixed satellite service (FSS) FSS menyediakan link untuk jaringan telepon dan juga untuk pentransmisian sinyal televisi ke perusahaan tv kabel, untuk kemudian didistribusikan melalui jaringan kabel. Contoh FSS; DTH ( Direct To Home ), akses internet, video conferencing, satelit new gathering (SNG), frame relay, Sigital audio broadcasting (DAB) Keunggulannya yaitu, tidak tergantung pada jarak, dapat menyediakan layanan ntuk cakupan semua wilayah
2.
Broadcasting Satellite Service (BSS) BSS diperuntukkan untuk broadcast langsung ke rumah-rumah masyarakat sehingga sering juga disebut DBS (Direct Broadcast Satellite).
3.
Mobile Satellite Service Mobile satellite service melayani komunikasi bergerak baik di daratan, laut maupun udara.
4.
Navigational Satellite Service Navigational satellite service melayani global positioning system (GPS)
5.
Meteorological Satellite Service Meteorological service melayani riset dan layanan penyelamatan (rescue). Tabel dibawah ini memperlihatkan frekuensi band yang sering digunakan untuk layanan-layanan satelit. Huruf u pada Ku band berarti band frekuensi dibawah K (u = under), sementara a pada Ka band berarti band f rekuensi diatas K (a = above). Ku band banyak dipakai untuk layanan direct broadcast dan fixed satellite tertentu. C band digunakan untuk fixed satellite dan tidak diperbolehkan dipakai untuk direct broadcast. VHF band digunakan untuk layanan mobile dan navigational tertentu dan juga untuk data transfer dari satelit cuaca. L band untuk layanan mobile dan navigational. Untuk layanan fixed di band C, subrange yang paling banyak digunakan adalah 4 – 6 GHz.
5
Frekuensi yang lebih tinggi hampir pasti dipakai untuk uplink menuju satelit, alasann ya akan diungkapkan pada bab selanjutnya. Para praktisi sering menyebut C band sebagai 6/4 GHz, frekuensi uplink disebutkan terlebih dahulu. Untuk layanan direct broadcast pada Ku band, subrange yang paling banyak dipakai adalah 12 – 14 GHz, yang sering disebut sebagai 14/12 GHz. Walaupun penetapan frekuensi dibuat sepresisi mungkin, contohnya Ku band adalah 14.030 dan 11.730 MHz, tetapi pemakaian nilai seperti dikemukakan diatas dalam perhitungan dapat dilakukan dengan hasil yang cukup baik. 2.3 Satelit Geostasioner Orbit Geostasioner adalah orbit geosinkron yang berada tepat di atas ekuator Bumi (0° lintang), dengan eksentrisitas orbital sama dengan nol. Dari permukaan Bumi, objek yang berada di orbit geostasioner akan tampak diam (tidak bergerak) di angkasa karena periode orbit objek tersebut mengelilingi Bumi sama dengan perioda rotasi Bumi. Orbit ini sangat diminati oleh operator-operator satelit buatan (termasuk satelit komunikasi dan televisi). Karena letaknya konstan pada lintang 0°, lokasi satelit hanya dibedakan oleh letaknya di bujur Bumi. Satelit buatan bergerak mengelilingi bumi dengan lintasannya yang berbentuk bundar lingkaran. Satelit buatan itu hanya digunakan untuk kepentingan komunikasi apabila satelit-satelit itu tetap diam di tempat yang sama. Bumi menyelesaikan satu putaran penuh dalam satu hari, dan agar satelit buatan tetap berada di atas bumi di titik yang sama, sebuah satelit harus melingkari bumi dengan laju yang sama dan harus memiliki sumbu rotasi yang sama dengan bumi. Agar memungkinkan hal itu, satelit-satelit diletakkan pada posisi di atas equator. Satelit-satelit tersebut disebut satelit geoastasioner. Orbit geosinkron (GEO, Geosynchronous Earth Orbit) berada pada ketinggian 36.000 km. Periode orbitnya 24 jam, sama dengan orbit Bumi mengelilingi Matahari. Satelit telekomunikasi dan pengamat cuaca umumnya ada di sini. Satelit GEO dengan inklinasi (sudut kemiringan terhadap bidang ekuator) nol derajat dan dikontrol terus (seperti pada satelit telekomunikasi) bisa berada pada titik stasioner, sehingga orbitnya disebut geostationer orbit (GSO). Keuntungan dari GEO diantaranya : •
Bandwidth lebar : satelit yang beroperasi pada frekuensi Ka – band (20-30 GHz) akan dapat menyalurkan troughput dalam orde giga bit per detik 6
•
Relatif murah : sistem satelit relatif lebih murah karena tidak ada biaya penggelaran dan satu satelit dapat mengcover daerah yang luas
•
Topologi network sederhana : dibandingkan dengan model interkoneksi mesh pada network terstial, satelit GEO memiliki konfigurasi yang lebih sederhana.
•
Dengan topologi sederhana maka performasi network lebih mudah dikendalikan.
•
Disamping itu, ada tiga kerugian : 1. Satelit GEO memerlukan power yang lebih besar untuk hand set. Hal ini membuat hand set menjadi lebih besar dan mengurangi umur baterai. 2. Delay tetap yang dapat dirasakan oleh user. Biasanya, delaynya ¼ detik, tetapi dapat lebih lama. Pada telfon selular, delay lebih besar dari ¼ detik tidak dapat diterima.Terjadinya interferensi dan/atau koneksi yang tidak teratur disebabkan adanya salju, hujan, dan bentuk lain gangguan cuaca.
2.4 Karakteristik Satelite Komunikasi Secara umum komunikasi satelit sering dikatakan sebagai kegiatan menerima dan memantulkan/mentransmisikan sinyal dari dan ke bumi (uplink dan downlink). Sinyal yang dikirim dari stasiun bumi ke satelit bermacam- macam sesuai tujuan/peruntukan satelit itu dibuat, kadang stasiun uplink bumi memiliki fungsi khusus mengirimkan /feed video atau radio pemrograman sebagai uplink. Uplink yang demikian disebut feederlinks. Uplink yang digunakan untuk mengontrol satelit disebut control link.Sistem Telemetri, pelacakan dan Sistem Comando adalah kunci untuk tujuan dan dan operasi kerja satelit. Telemetri yaitu pengiriman informasi oleh satelit ke stasiun bumi perihal keadaan dan aktifitas satelit. Dengan telemetri stasiun bumi bisa melacak keberadaan satelit, dan mengechek keadaan dan aktifitas satelit. Sistem Comando yaitu system pada stasiun bumi yang bekerja dengan decoding sinyal. Telemetri, pelacakan dan system Comando berguna untuk memonitor kerja dari system satelit juga termasuk membantu untuk mengarahkan dan menemukan sinyal dari satelit dan stasiun bumi. Satelite telekomunikasi tergantung pada penyebaran gelombang elektromagnetik untuk menyampaikan informasi yang dikirim menggunakan gelombang pembawa pada pita frekuensi yang jelas. Gelombang elektromagnetik yang digunakan dalam komunikasi satelite adalah gelombang radio. Sinyal dalam sistem satelite disebut sinyal radio. Sinyal radio digunakan karena sinyal tersebut tidak dibelokkan oleh atmosfer bumi sebagai frekuensi yang lebih rendah. Komunikasi satelite menggunakan rentan frekuensi (daya 7
spectrum frekuensi) yang sangat tinggi 1-50 GHz untuk menerima dan mengirim sinyal. Penerimaan band di bumi tunduk pada hubungan terbalik antara frekuensi dan panjang gelombang . Ketika frekuensi meningkat maka panjang gelombang menurun. Semakin besar panjang gelombang maka semakin besar diameter antenna parabola yang diperlukan untuk menerimanya. Hingga pada saat ini tersedia banyak jenis rentang frekuensi atau da ya spectrum frekuensi satelit yang digunakan dari urutan daya rendah ke urutan daya tinggi yaitu: 1)
L-band, S-band, C-band Merupakan spectrum frekuensi berdaya rendah. diperlukan piringan antena yang berdiameter lebih besar yaitu 2 s/d 3 meter untuk menerima dan mengirim sinyal
melalui hujan, salju, dan kondisi cuaca buruk lainnya yang dapat
mengganggu frekuensi radio lain. 2)
X-band, Ku-band, Ka-Band dan V-band Merupakan spectrum frekuensi satelit berdaya lebih tinggi. Diperlukan piringan antena parabola berdiameter yang lebih kecil berdiameter 45 cm (18 inchi) pada Ku-band. Pada Ka-band diperlukan ukuran diameter antena yang jauh lebih kecil lagi yaitu bervariasi 2-5 inchi untuk menerima dan mengirimkan sinyal. Frekuensi yang lebih tinggi dari Ka band signifikan lebih rentan terhadap masalah kualitas sinyal yang disebabkan oleh curah hujan, yang dikenal sebagai rainfade. Oleh karenanya Ku-band dan Ka-band merupakan spectrum frekuensi yang ideal untuk penyiaran Direct To Home (DTH) seperti broadband komunikasi data, telepon seluler dan aplikasi data, layanan Internet. Masing-masing jenis rentang frekuensi atau daya spectrum frekuensi memiliki
ukuran set frekuensi tertentu untuk frekuensi uplink dan frekuensi downlinknya. Pada dasarnya rentang frekuensi yang tinggi digunakan untuk uplink, rentang frekuensi yang lebih rendah digunakan untuk downlink. Rentang frekuensi atau d aya spectrum frekuensi yang sering digunakan adalah C-band ,Ku-band dan Ka Band, dengan set frekuensi uplink dan downlink Secara umum ukuran 2 jenis spektrum frekuensi transmisi yang biasa sering digunakan tersebut dituliskan sebagai berikut : 1. Ku-band (11/14 GHz)
8
Pita frekuensi Ku-band merupakan kelas pertama dari K-band. Ku-band adalah bagian dari spektrum elektromagnetik dengan jarak frekuensi dalam gelombang mikro mencapai 11,7 hingga 12,7 GHz ( downlink frequencies) dan 14 hingga 14,5 GHz (uplink frequencies). Ku-band atau Kurtz-under band terutama digunakan pada satelit komunikasi, khususnya untuk penerbitan dan penyiaran satelit televisi atau Direct Broadcast Television. Ku-band juga digunakan untuk sinyal telepon dan layanan komunikasi bisnis. Adapun kelebihan dan kekurangan dari Ku-band adalah : a. Kelebihan •
Sistem Ku-band memiliki energi yang lebih besar untuk mencegah campur aduknya dengan sistem gelombang mikro bumi dibandingkan sistem C band, dan besarnya energi untuk melakukan pengiriman sinyal balik ke bumi juga dapat lebih ditingkatkan. Dengan sistem ini energi pengiriman sinyal berhubungan dengan ukuran piringan penangkap sinyal. Jadi semakin besar energinya maka ukuran piringan yang dibutuhkan untuk menangkap sinyal tersebut akan semakin kecil.
•
Sistem Ku-band menawarkan fleksibilitas yang lebih besar. Selain itu, Ku band juga lebih tahan terhada p hujan dibandingkan dengan Kaband. Sistem Ku-band juga lebih terjangkau dari segi biaya karena hanya memakai satu piring saja dan dapat menggunakan antena yang kecil.
b. Kekurangan •
Sistem Ku-band amat rentan terhadap gangguan cuaca, terutama ketika hujan lebat. Badai hujan yang besar dapat mengganggu jalannya proses penerimaan dan pengiriman sinyal bagi satelit yang memakai sistem Ku band. Namun untuk penerimaan sinyal televisi, sinyal dapat terganggu jik a curah hujan lebih dari 100mm per jam.
•
Ketika musim salju proses penerimaan dan pengiriman sinyal sistem Ku band juga mudah terganggu oleh adanya fenomena yang disebut snow fade, yaitu ketika akumulasi jumlah salju secara signifikan mengubah titik fokal dari piringan.
•
Jika dibandingkan dengan sistem C-band, sistem Ku-band membutuhkan lebih banyak energi untuk melakukan pengiriman sin yal.
2. Ka – band (18/31 GHz)
9
Pita frekuensi Ka (Inggris: Ka Band atau Kurtz-above band) adalah pita gelombang mikro dar i spektrum elektromagnetik dengan jangkauan antara 18 GHz – 40 GHz. Pita frekuensi Ka uplink memiliki jangkauan frekuensi antara 27.5 GHz - 31 GHz dan pita frekuensi Ka downlink memiliki jangkauan frekuensi antara 18,3 GHz -18,8 GHz dan 19,7 GHz – 20,2 GHz. Standar frekuensi ini dikeluarkan oleh IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers). Saat ini pita frekuensi Ka diaplikasikan untuk telekomunikasi satelit, antara lain untuk keperluan internet, video conference, video telephone, data broadcasting, voice (telepon) rural/remote area, telemedecine, tele-education, SCADA, local television (broadcasting) satellite data relay services, Inter Satellite Links (ISL), news gathering dan PC Network s[3]. Namun demikian sebagian besar aplikasi yang akan dilayani oleh pita
frekuensi Ka adalah aplikasi Internet dan Multimedia. Adapun kelebihan dan kekurangan dari Ka-band adalah : a. Kelebihan •
Tersedianya lebar pita frekuensi yang cukup besar, berkisar 27,5 GHz s/d 31 GHz.
•
Tidak memerlukan antena berukuran besar. Kecilnya diameter antena pada sisi pengguna akhir, berkisar 60 cm s/d 70 cm membuat biaya yang dikeluarkan pengguna lebih rendah
•
Mampu menurunkan secara drastis latency/keterlambatan data yang biasa terjadi ketika data dikirimkan ke satelit dan ditransmisikan kembali ke bumi.
b. Kekuarangan •
Satelit yang menggunakan pita frekuensi Ka memerlukan l ebih banyak tenaga untuk mentransmisikan sinyal jika dibandingkan dengan satelit yang menggunakan pita frekuensi C.
•
Semakin tinggi frekuensi Ka maka semakin rentan terhadap perubahan kondisi atmosfer, khususnya hujan, dimana d aya emisi yang diterima akan teredam dan suhu sistem noise meningkat di sisi penerima. Hal ini menyebabkan kualitas hubungan, rasio sinyal terhadap noise akan menurun akibat nilai temperatur , suhu sistem pada sisi penerima meningkat dan penguatan pada antena penerima menurun.
10
BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Adapun kesimpulan yang didapatkan dari pembahasan tentang Sist em Komunikasi Satelite adalah : 1)
Satelite terdiri dari satelite alami dan satelite buatan manusia.
2)
Satelite buatan manusia dibuat untuk melakukan berbagai hal yang dapat membantu manusia dalam berbagai bidang.
3)
Satelite komunikasi adalah sebuah satelit buatan yang ditempatkan di angkasa dengan tujuan telekomunikasi menggunakan radio pada frekuensi gelombang mikro.
4)
Kebanyakan satelit komunikasi menggunakan orbit geosinkron atau orbit geostasioner, meskipun beberapa tipe terbaru menggunakan satelit pengorbit Bumi rendah.
5)
Terdapat beberapa macam jenis ketinggian dalam pengorbitan satelit; orbit rendah, orbit menengah, orbit Geosinkron, orbit Geostasioner, orbit tinggi juga ada orbit khusus: orbit Molniya ,orbit sunsynchronous, orbit polar.
6)
Walaupun satelit diciptakan dengan teknologi canggih, satelite selalu memiliki keunggulan dan kekurangan. Selain itu setelite juga memiliki berbagai inter ferensi.
11
DAFTAR PUSTAKA http://srinencymymy.blogspot.co.id/2014/03/satelit.html http://klikfisikaku.blogspot.co.id/2014/09/pengetian-satelit-dan-satelit.html http://www.vsat.id/content/3-info-cband-kuband http://jhukung.blog.st3telkom.ac.id/2016/12/
12