BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR GAMBAR
SPESIFIKASI TEKNIS
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN REHAB GEDUNG BENGKEL TEKNIK SIPIL A.
LINGKUP PEKERJAAN PEKERJAAN PENDAHULUAN 1. Pembersihan lokasi 2. Air kerja dan listrik kerja 3. Administrasi dan Dokumentasi PEK BENGKEL TEHNIK SIPIL
1. Pasangan atap 2. Penggantian Plafond 3. Pas. Partisi 4. Pas. Kawat Harmonica +List 5. Pas.Pintu double Plywood + Accessories Accessories 6. Pas.Pintu 2 daun + Accessories 7. Perapian Lisplank 8. Pembongkaran Talang 9. Pas. Dudukan dan Tiang 3" + Cat 10. Pas. Rangka +Cat 11. Pas.Atap Parkir 12. Pengecatan Dinding PEK GEDUNG DESAIN PRODUK
1. 2. 3. 4. 5.
Perbaikan atap Penggantian Plafond Pengecatan plafond Pengecatan Dinding Pas. Keramik
PEK. GEDUNG PERPUSTAKAAN DLL
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pas. Rangka dan Partisi(2 Ruangan) Pas. Pintu Almunium (R.DPM) Pas. Pintu Almunium KM/WC Pengecatan Dinding Partisi Km/Wc Security saluran buntu Bak mandi bocor Km/Wc Auditorium
7. Perbaikan atap Auditorium 8. Pengecoran parit Auditorium (uk. 1.3x 7)
B.
URAIAN /PENJELASAN PEKERJAAN 1.
PEMBERSIHAN LOKASI Sebelum PEKERJAAN REHAB GEDUNG BENGKEL TEKNIK SIPIL
pe r mu la an pe ke rjaa n pe nda hu l ua n per lu ad an ya pem ber si ha n lo ka si ke rja .
MEMBUAT SEROBONG KERJA
Untuk lebih memudahkan dalam proses pelaksanaan proyek ini hal yang perl u dipikirkan adalah penempatan material maupun kantor sementara untuk Pelaksanaan. Hal ini perlu agar bongkar muat material untuk pelaksanaan proyek dapat dilakukan dengan mudah dan sebisa mungkin tempat kerja sementara maupun tempat penyimpanan
material tidak mengganggu aktifitas kerja kantor yang di
bangun, dan yang paling penting mempercepat kerja. 2. PENYEDIAAN AIR KERJA Air yang digunakan untuk semua pekerjaan dilapangan adalah air bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan kimia (asam, alkali) dan tidak mengandung bahan organik atau bahan lain yang dapat memberikan efek merusak beton dan
tulangan dan tidak mengandung minyak atau lemak. Selain itu air kerja tersebut haruslah memenuhi syarat-syarat: -
Tata Cara Perancangan dan Pelaksanaan Konstruksi Beton 1989 (SK.BI1.4.53.1989).
-
Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982.
-
Di uji dilaboratorium yang diakui sah oleh yang berwenang, di mana air yang digunakan dalam pembuatan beton pratekan yang didalamnya akan tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida lebih besar dari 0,06% dalam masa dari semen. Sedangkan untuk beton lainnya maksimum ion klorida adalah 0,30%
Adukan dan Campuran
Perbandingan dari berbagai adukan ( specie) diberikan sesuai dengan daftar prop orsi adukan dan campuran dibawah ini : -
lantai kerja = 1 pc : 3ps : 5 kr
-
pondasi batu kali = 1 pc : 3 ps
angka – angka tersebut dinyatakan dalam perbandingan jumlah isi ditakar dalam keadaan kering. Pelaksana pekerjaan/ kontraktor bertanggung proporsi adukan dan campuran itu.
jawab
penuh
atas
terlaksananya
Pekerjaan / kontraktor harus membuat takaran-takaran yang sama ukurannya dan harus mendapat persetujuan konsultan pengawa s.
Adukan dan campuran untuk semen bertulang dan pekerjaan-pekerjaan
khusus
lainnya, akan ditentukan dalam pasal sendiri. Bahan campuran tambahan ( Admixtural )
Dalam keadaan tertentu boleh dipakai bahan campuran tambahan untuk memperbaiki suatu sifat campuran beton. jenis,jumlah bahan yang ditambahkan dan cara penggunaan bahan campuran tambahan tersebut harus disetujui terlebih dahulu oleh konsultan pen gawas.
Pada dasarnya suatu bahan campuran tambahan harus mampu memperlihatkan komposisi dan untuk kerja yang sama sepanjang waktu pekerjaan selama baha n tersebut digunakan dalam racikan beton. Bahan campuran tambahan yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencamp ur, memperlambat pengikatan dan atau pengerasan beton, mengurangi jumlah air dan sekaligus mempercepat pengikatan dan atau pengerasan beton harus memenuhi Standard Umum Bahan Bangunan Indonesia 1986 atau Specification for Chemical Admixture for Concrete (ASTMC 5.
PENYEDIAAN LISTRIK KERJA
Meliputi penyediaan listrik untuk kebutuhan PEK ERJA AN REHA B GEDU NG BENGKEL TEKNIK SIPIL DAN DESAIN PRODUK 6.
PENGGALIAN PONDASI / URUGAN
Sebelum Pekerjaan galian dilakukan, seluruh areal yang akan dipakai untuk tempat kerja harus dibersihkan dari pohon, tanggul kayu, bekas-bekas bangunan, dan ben da benda yang tidak diperlukan sebelum mulai pekerjaan. Kontraktor harus memeriksa dengan teliti mengenai posisi bangunan untuk mengamankan patok-patok sumbu bangunan sebelum memulai pekerjaan pondasi khususnya penentuan poto k-patok untuk galian ponda si. 1.
Semua penggalian pondasi dapat diklarifikasikan sebagai berikut a.
Penggalian Biasa Penggalian biasa adalah penggalian pada jenis-jenis tanah seperti tanah liat, lanau, pasir, campuran tanah dengan koral atau batu yang agak besa r (boulders), tetapi bukan tipe rock atau weathered rock.
b.
Penggalian pada weathered rock (batuan pelap ukan) Penggalian pada weathered rock adalah penggalian pada semua material yang memerlukan penghancuran terlebih dahulu, dengan alat berat atau alat pemecah khusus lainn ya, untuk dapat dilakukan penggalian dengan effisien.
c.
Penggalian pada rock Penggalian pada rock adalah penggalian pada material yang tidak dapat di gali
tanpa
melakukan
peledakan
(Blasting)
untuk
memecah
dan
menghaluskan batuan tadi (rock foundation atau rock fragment). Khusus untuk proyek ini, semua jenis penggalian adalah termasuk type (a). 2.
Penggalian harus dilakukan dengan teliti sesuai gambar dan syarat-syarat yang sudah ditentukan, baik mengenai kedalaman ataupun dimensinya harus sesuai dengan gambar rencana yang disetujui Engineer. Lubang galian harus digali
dengan kemiringan yang seperlunya stabilitas lereng galian, atau ditentukan lain oleh Engineer. 3.
4.
Penggalian pada kedalaman dibawah muka air tanah, harus dilakukan dengan bantuan turap-turap kayu atau besi untuk menjaga kemungkinan longsornya dinding galian. Harga satuan untuk penggalian jenis ini harus sudah termasuksemua material, upah dan semua biaya untuk penurapan pompa dll. Semua ukuran-ukuran dan dasar galian harus diselesaikan dengan teliti hingga mencapai ukuran –ukuran, ketinggian-ketinggian, dan kemiringan –ke miringan yang direncanakan. a. Permukaan dasar galian pondasi harus bersih dan bebas dari materialmaterial yang dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan tanah dalam mendukung beban yang direncanakan. Kondisi dari dasar galian ini, bila dianggap perlu harus diperiksa oleh Engineer. b.
Semua perubahan volume dalam pekerjaan penggalian pondasi yang dilakukan modifikasi rencana pondasi, dapat mempengaruhi jumlah nilai pekerjaan untuk pekerjaan –pekerjaan galian, beton, begisting, dan urugan
kembali,
tetap didasarkan pada harga satuan pekerjaan yang
tercantum dalam Bill Of Quantitas. c.
d.
Bila Kondisi tanah pada kedalaman rencana ternyata tidak baik dari segi daya dukung tanah, Engginer dapat memerintahkaan penggalian diteruskan atau memperbaiki kondisi tanah tadi dengan batu pecah atau lapisan koral tebal 15 cm yang dipadatkan dengan bai k. Bila Kontraktor melakukan penggalian pondasi melebihi kedalaman rencana atau ukuran lebar yang melebihi rencana, maka terhadap dasar galian pondasi ataupun dinding galian pondasi harus dilakukan langkah perbaikan dengan lapisan garvel seperti tersebut diatas atau memperbesar dimensinya dengan beban bia ya Kontraktor sendiri.
URUGAN 1.
Seluruh pengurugan dan pemadatan harus di bawah pengawasan
Engineer,
yang harus menyetujui seluruh bahan pengisi lebih dahulu sebelum digunakan. Engineer juga akan mempersiapkan macam-macam test yang diperlukan sesuai standart ASTM dibawah pengawasan seorang ahli atau loboratorium Mekanika Tanah yang di tunjuk. Coordinator tidak dipernankan melakukan pengurukan tanpa seijin dari Enginner. 2.
Kecuali ditentukan lain oleh Engineer, urugan kembali dari galian pon dasi baru dapat dimulai paling cepat 48 Jam setelah pembongkaran be kisting
beton pondasi selesai dilakukan. 3. Material untuk urugan kembali bekas galian pondasi harus bermutu bai k untuk bahan urugan, yang di dapat dari bekas galian itu sendiri ataupun mendatangkan dari tempat lain yng kesemuanya harus mendapat persetuj uan terlebih dahulu dari Engineer. Urugan harus dilakukan dengan lapis demi lapis yang dipadatkan dengan baik, dan tebal lapisan maximum 30 Cm. Pemadatan harus dilakukan dengan menggunakan peralatan mekanis yang disetujui Engginer, dengan pemadatan minimumnya mencapai 90 % standar Proktor.
4.
7.
Kontraktor harus memperhatikan secara benar peil rencana urugan dengan gambar rencana.
sesuai
PEKERJAAN PANCANG Tiang Pancang Ulin 10/10 Umum
1.
Scope pekerjaan yang harus dikerjakan oleh Kontraktor adalah : Menyediakan semua perlengkapan kerja, Tenaga Kerja, Peralatan, baha n-bah an dan melaksanakan semua pekerjaan sehungan dengan : a. b.
2.
Pemancangan Tiang Pancang Pengetesan baha n
Pelaksanaan pekerjaan seperti pada poin 1 memerlukan ketepatan, ketelitian dan pengetahuan pelaksanaan yang cukup tinggi. Kontraktor harus mampu menyediakan peralatan yang baik lengkap dan pekerja-
pekerja / pengawas pengawas ahli yang terampil dan berp engala man. 3. Sebelum pemancangan dimulai, Kontraktor harus mengajukan proposal metode pelaksanaan pekerjaan berikut urut-urutan pelaksanaan untuk disetujui konsultan Pengawas. 4. Jaminan Pelaksanaan Tiang Pancangan. Kontraktor harus menjamin segala efek-efek, gangguan getaran dan suara akibat pemancangan antara l ain : a.
Apabila terjadi keru sakan-kerusakan besar maupun kecil pada bang unan disekitarnya akibat getaran –getaran tadi harus diganti dan diperbaiki atas biaya Kontraktor.
b.
Apabila Kantor / Tetangga disekitarnya mengajukan claim akibat terganggu jam kerjanya akibat pelaksanaan pemancangan tiang pancang tersebut, Kontraktor harus mengatasi hal tersebut.
Bahan-bahan
Kayu Ulin 10/10-4 m dan Ulin 10 /10 – 2 m Dimensi Tiang dan Daya Dukung 1.
Berdasarkan hasil penyelidikan tanah maka diambil : - Dipakai Tiang Pancang Ulin 10/10 kedalaman sampai dengan tanah keras.
2.
Berdasarkan data penyelidikan tanah yang merupakan bagian dokumen kontrak terlampir, kontraktor harus mengevaluasi panjang tiang yang dibutuhkan pada tiap kolom.
Panjang yang tercantum pada butir 1 (satu) adalah perkiraan. Apabila diperlukan, kontraktor dapat menambah sondir atas biaya sendiri untuk mengetahui dengan pasti panjang tiang. 3.
Penawaran dari kontraktor untuk panjang tiang adalah menjadi resiko sendiri,tidak ada pekerjaan tambah dalam hal panjang tiang. Panjang minimum 3.5 m dan harus tembus pada l ensa-lensa yang diatasn ya, bila perlu dilakukan pre boring untuk menembus lensa-lensa tersebut.
4.
Untuk menentukan panjang tiang mendekati kenyataan, kontraktor harus melakukan Indikator pile sebanyak 10 % dan disebar keseluruh kelompok tiang ditentukan oleh konsultan Pengawas / perenca na.
8.
PEMADATAN Untuk mendapatkan hasil pemadatan sebesar 90 % Strandar Proctor maka perlu disediakan alat-alat percobaan : Speedy moisture set b. Cone Penetrometer a.
Pengambilan sempel pada setiap jarak 10 (sepuluh) meter dengan jumlah minimal 2 (dua) buah 9.
PEMBUANGAN, MENDATANGKAN MATERIAL
1.
Material yang dinyatakan tidak memenuhi syarat sebagai bahan urugan, harus segera dibuang ke luar sesuai pengarahan Enginner.
2.
Kelebihan material bekas galian setelah pengurukan kembali, harus diratakan dengan mengaturnya secara baik sekitar pondasi. Sedangkan kelebihan material yang di datangkan untuk urukan kembali harus dikeluarkan dari daerah tersebut atas biaya kontraktor sendiri.
3.
Kontraktor diwajibkan membuat saluran darurat selama pelaksanaan pek erjaa n untuk mengalirkan air dari lokasi proyek dengan tidak mengganggu lingkungan setempat, sesuai gambar rencana Ataupun sebagaimana diintruksikan
oleh
engineer. 10. PEKERJAAN KONTRUKSI BETON 1.
LINGKUP PEKERJAAN
1.
Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
2. 2.
pekerjaan ini dengan baik dan sempurna.
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan kontruksi beton.
SEMEN 1.
Semen dalam kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari dua meter. Tiap-tiap penerimaan semen harus disimpan sedemikian rupa sehingga dapat dibedakan dengan penerimaan –penerimaan sebelumnya. Pengeluaran semen harus diatur secara kronologis sesuai dengan penerimaa n. kantung - kantung semen yang kosong harus segera dikeluarkan dari lapangan.
2.
Kontraktor harus mengambil pengelola gudang yang cakap, yang mengawasi gudang-gudang semen dan mengadakan catatan-catatan yang cocok dari penerimaan dan pemakaian semen seluruhnya. Tindasan dari catatan-catatn harus disediakan untuk Engineer bila dikehendaki, yaitu jumlah semen ynag digunakan selama hari itu ditiap bagian kerja.
3.
AIR UNTUK ADUKAN 1. Air yang digunakan bahan adukan beton, adukan pasangan dan grouting,
bahan pencuci agregat, dan untuk curing beton, harus air tawar yang bersih dari bahan-bahan yang berbahaya bagi penggunanya seperti minyak, Alkali, sulfat, bahan organis, garam, silt (lanau), kadar silt (lanau) yang terkandung dalam air tidak boleh lebih dari dari 2 % dalam perbandingan beratnya. Kadar sulfat maksimum yang diperkenankan adalah 0,5 % atau 5 gr/lt, sedangkan kadar color maximum 1.5 % atau 15 gr/lt. 2.
kontraktor tidak diperkenankan menggunakan air dari rawa, sumber air yang berlumpur. Tempat pengambilan harus menjaga kemungkinan terbawanya material-material
3.
yang tidak diinginkan tadi. Sedikitnya harus ada jara k
vertical 0.5 meter dari permukaan atas air kesisi tempat pengambilan tadi. Apabila diadakan perbandingan tes beton yang diaduk dengan aquadest dibandingkan dengan beton yang di aduk menggunakan air suatu sumber, dan hasilnya menunjukkan indikasi ketidakpastian dalam mutu beton walaupun telah digunakan semen yang sama telah disetujui, maka air dari sumber tadi tidak dapat dipakai bila hasil perbandingan test tadi menunjukkan hargaharga yang berbeda lebil kecil dari 10 persen. Test tadi dapat dibandingkan dari mutu kekuatan, dan juga dari waktu pengerasannya. Dalam keadaan ditolak ini, pemborong diwajibkan mencari sumber lain yang lebih baik dan dapat diterima dan disetujui Enginner.
4.
AGREGAT HALUS (PASIR) a. Didalam spesifikasi ini dipakai bermacam-macam
jenis untuk pek erjaa n
bangunan yang ditetapkan sebagai berikut : 1. 2.
Pasir Buatan
: Pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu. Pasir Alam : Pasir yang disediakan oleh kontraktor dari sungai atau pasir alam yang didapat dari persetujuan Engineer.
3.
Pasir
Paduan
:
Paduan pasir buatan dan pasir alam dengan
perbandingan campuran sehingga dicapai gradasi (susunan but iran ) yang dikehendaki. b.
Semua pasir yang dibutuhkan untuk pekerjaan pembangunan harus disediakan oleh Kontraktor dan dapat diperoleh dari sungai atau tempat lainsumber alam yang disetujui. Jika pasir alam didapat dari sumber-sumber yang tidak dimiliki atua tidak dikuasai Kontraktor, Kontraktor harus mengadakan persetetujuan yang perl u dengan pemiliknya dan harus membayar semua sewa atau lain-lain bia ya yang bersangkutan dengan hal tersebut.
c.
Pasir untuk beton, adukan dan grouting harus merupakan pasir alam, pasir hasil pemecahan batu dapat pula digunakan untuk mencampur agar didapat gradasi pasir yang baik. Pasir yang dipakai harus mempuyai kadar air yang merata dan stabil, dan harus terdiri dari butiran yang keras, padat, tidak terselaput oleh material lain.
d.
Pasir yang ditolak oleh Engineer harus segera disingkirkan dari lapangan kerja. Dalam membuat adukan baik untuk beton, plesteran atupun grouting,
pasir tidak dapat digunakan sebelum mendapat persetujuan Engineer mengenai mutu dan jumlahn ya. e. Pasir harus bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan tanah liat, alkali, bahan-bahan organic dan kotoran-kotoran lainnya yang nerusak. Berat subtansi yang merusak tidak boleh lebih dari 5 %. 5.
AGREGAT KASAR (KORAL)
1.
Agregat kasar untuk beton dapat berupa koral alam, batu pecah, atau campuran dari keduanya. Koral yang dipakai harus mempuyai kadar air yang merata dan stabil. Sebagaimana juga pada pasir, koral keras, padat, tidak porous, dan tidak terselaput material lain.
2.
Koral yang sudah tersedia tidak dapat langsung digunakan sebelum mendapat persetujuan dan Engineer baik mengenai mutu ataupun jumla hnya.
3.
Batu untuk pasangan batu kosong (Pitching) harus mempuyai berat antar 10 kg sampai 25 kg sebuah, dan dibelah paling tidak ada satu sisi serta dibuat menurut ukuran dan bentuk sebagaimana dikehendaki Engginer.
4.
kontraktor diwajibkan memperhatikan pengaturan komposisi material untuk adukan, baik dengan menimbang ataupun volume, agar dapat
dicapai
mutubeton yang direncanakan, memberikan kepadatan maximum, bai k workabilitynya, dan memberikan kondisi watercement ratio yang minimum. 6.
PENGECORAN a.
Sebelum Adukan beton dituangkan pada acuannya, kondisi permukaan dalam dari bekisting atau tempat beton dicorkan harus benar-benar bersih dari segala macam kotoran. Semua bekas-bekas beton yang tercecer pada baja tulangan dan bagian dalam bekisting harus dengan segera dibersihkan.
b.
Juga air tergenang pada acuan beton atau pada tempat beton akan dicorkan harus segera dihilangkan. Aliran air yang dapat mengalir ketempat bet on dicor, harus dicegah dengan mengadakan drainase yang baik atau dengan metode lain yang disetujui Engineer, untuk mencegah jangan sampai bet on yang baru dicor menjadi terkikis pada saat atau setelah proses pe ngecor an.
c.
Pengecoran tidak boleh dimulai sebelum kondisi bekisting, tempat beton dicor, kondisi permukaan beton yang berbatasan dengan daerah yang akan dicor, juga kesadaan pembersihan selesai diperiksa dan disetujui olehEngineer. Setelah diperksa dan disejutui oleh Engineer, maka pek erjaa n yang dapat dilakukan hanyalah pekerjaan dalam terhadap bekisting sampai selesainya pengecoran beton pada daerah yang telah disetujui, kecuali dengan seijin Engineer.
d.
Pada tiap pengecoran, kontraktor diwajibkan menempatkan seorang tenaga pelaksananya yang berpengalaman baik dalam pekerjaan beton, dan pelaksanaini harus hadir, mengawasi dan bertanggung jawab atas pek erjaa n pengecoran. Sedang semua pekerjaan pengecoran harus dilakukan tenaga-
tenaga pekerja yang terlatih, yang jumlahnya harus mencukupi menangani pekerjaan pengecoran yang dilakukan. e.
Tidak
diperkenankan
melakukan
pengecoran
untuk
untuk
suatu bagian
dari
pekerjaan beton yang bersifat permanen tanpa dihadiri Enginner atau wakil dari engineer (inspector). f.
Kontraktor harus mengatur kecepatan kerja dalam menyalurkan adukan bet on agar didapat suatu rangkaian kecepatan baik mengangkut, meratakan, dan mendapatkan adukan beton dengan suatu kecepatan yang sama dan menerus.
g.
Mengencerkan adukan beton yang sudah di angkut sama sekali tidak diperkenankan. Adukan beton yang sudah terlanjur agak mengeras tapi bel um dicorkan, harus segera dibuang.
h.
Seluruh pekerjaan pengecoran beton harus diselesaikan segera sebelum adukan betonnya mulai mengeras. Dan segala langkah perlindungan harus segera dilakukan terhadap beton yang baru dicor. Dimulai saat-saat beton belum mengeras. Dalam hal terjadi kerusakan alat pada saat pengecoran, atau dalam hal pelaksanaan suatu pengecoran tidak dapat dilaksanakan dengan menerus. Kontraktor harus segera mendapatkan adukan yang sudah dicorkan sampai suatu batas tertentu dengan kemiringan yang merata dan stabil saat beton masih dalam keadaan plastis. bidang pengakhiran ini harus dalam keadaan bersih dan harus di jaga agar berada dalam keadaan
lembab
sebagaimana juga pada kondisi untuk construction joint, sebelum nantinya dituangkan adukan yang masih baru. Bila tercadi penyetopan pek erjaa n pengecoran yang lebih lama dari satu jam , pekerjaan harus ditangguhkan sampai suatu keadaan dimana beton sudah dinyatakan
mulai mengeras yang
ditentukan oleh pihak Engineer. i.
Beton yang baru selesai dicor, harus dilindungi terhadap rusak atau terganggu akibat sinar matahari ataupun hujan, juga air yang mungkin menggagu beton yang sudah dicorkan harus ditanggulanngi sampai suatu batas waktu yang disetujui Engineer terhitung mulai pengecoran. Tidak sekalipun diperkenankan melakukan pengecoran beton dalam kondisi cuaca yang tidak baik u ntuk proses pengerasan beton tanpa suatu upaya perlindungan terhadap adukan beton, hal ini terjadi baik dalam keadaan cuaca yang panas sekali, atau dalam keadaan hujan. Perlindungan yang dilakukan untuk mencegah halhal ini harus mendapat persetujuan Engineer.
7.
PEMADATAN DAN ADUKAN BETON
a.
Adukan beton harus dipadatkan hingga mencapai kepadatan yang mexsimum sehingga didapat beton yang terhindar dari rongga-rongga yang timbul antaracelah-celah koral, gelembung udara, dan adukan tadi harus benar -benar memenuhi ruang yang dicor dan menyelimuti seluruh benda yang seharusnya tertanam dalam beton. Selam proses pengecoran, adukan beton harus dipadatkan
dengan
menggunakan
vibrator
yang
mencukupi
keperluan
pekerjaan pengecoran yang dilakukan. Kekentalan adukan beton dan lama proses pemadatan harus diatur sedemikian rupa agar dicapai beton yang bebas dari rangga, pemisahan unsure-unsur pembentuk beton. b.
Beton yang sedang mengerasharus
selalu dibasahi
mulai dari selesai
pengecoran dengan sedikitnya selam 2 (dua) hari. Pembasahan
harus
dilakukan dengan menutup permukaan beton dengan kain atau material lain yang basah agar tetap lembab. Air yang digunakan untuk keperluan ini harus sama mutunya denganair untuk bahan adukan beton. 8.
PERBAIKAN BETON
a.
Segera setelah bekisting di buka, kondi beton harus di buka diperiksa Engineer. Bila dianggap oleh engineer perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan atau pembongkaran, maka dikerjakan atas beban biaya Kontraktor.
b.
langkah
tadi
harus
sepenuhnya
Langkah-langkah perbaikan beton harus dilakukan oleh tenaga yang bener benerahli. Hal-hal yang perlu diperbaiki antara lain yang menyangkut hal-hal yang kurang baik pada permukaan beton terutama untuk kebutuhan finishing. Kecuali dinyatakan lain, maka pelaksanaan pekerjaan perbaikan ini harus diselesaikan dalam waktu 24 jam semenjak pembukaan bikisting.tonjolan di permukaan beton har us di hilangkan.
c.
Kondisi beton yang ternyata rusak akibat adanya ronggayang membahayakan dan permukaan cekung yang berlebihan, dapat mengakibatkan peri ntah dibongkarnya
beton
tadi
untuk
kemudian
dilakukan
pembersihan
dan
pengecoran ualang. Batas-batas daerah yang harus dibongkar tadi akan ditentukan oleh pihak Engineer, begitu juga langkah pengecoran dan material yang akan digunakan. 10. BEKISTING ( ACUAN BETON ) 1.
2.
LINGKUP PEKERJAAN
1.
Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan baik dan sembpurna.
2.
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan bekistin g.
PEMBONGKARAN BEKISTING
1.
Secara umum, kecuali dinyatakan lain oleh Engineer, semua bekisting harus disingkirkan dari permukaan beton. Untuk memungkinkan tidak terganggunya kemajuan pekerjaan dan dapat dengan segera dilakukan langkah perbaikan, bila perlu bekisting harus secepatnya di bongkar segera setelah beton mempuyai kekerasan dan kekuatan seperlunya. Bekisting untuk bagian atas dari bidang beton yang miring, harus harus segera dibongkar setelah beton mempunyai kekuatan untuk mencegah berubahnya bent uk permukaan beton. Bilamana diperlukan perbaikan pada atas beton yang miring, maka perbaikan tadi harus segera mungkin, dan dilanjutkan dengan langkah-langkahpenjagaan pada proses pengerasan beton (curing).
2.
Pembukaan bekisting tidak diperkenankan dilakukan sebelum bet on mencapai umur sesuai daftar di bawah ini setelah pengecorannya dan sebelum beton mengeras untuk menhan gaya-gaya yang akan ditahannya. Pembongkaran bekisting harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah timbulnya kerusakan pada beton. Bila mana timbul kerusakan pada beton pada saat pembongkaran bekisting, maka langkah perbaikannya harus sesegera mungkin dilakukan. Daftar ketentuan diperkenankannya suatu bekisting bila dihitung sejak selesai pengecoran : -
Sisi – sisi balok, dinding & kolom tidak dibebani 2 hari
-
Plat beton (penyangga ) tidak dibuka 3 hari
-
Tiang-tiang penyangga plat bila plat tidak mendapat beban 14 hari
-
Tiang-tiang penyangga bolok yang tidak dibebani 21 hari
-
Tiang-tiang penyangga cant ilever 28 hari
dibuka
11. PEKERJAAN BESI BETON 1.
2.
LINGKUP PEKERJAAN
1.
Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
2.
melaksanakan pekerjaan ini dengan baik dan sempurna. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan besi beton.
PERSYARATAN BAHAN 1.
Baja Tulangan
Semua baja tulangan yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat sbb : a.
Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak/ minyak, karat, dan tidak cacat Seperti retak dll.
b.
Untuk mutu U-39 harus digunakan baja tulangan deformed (defor med-bar).
2.
Pemasangan 1.
Besi beton harus dipasang dengan teliti agar sesuai dengan gambar rencana, dan harus diikat dengan kuat dengan menggunakan kawat pengikat dan didudukkan pada support dari beton atau besi ataupun dengan hanger agar posisinya tidak berubah selama proses pemasangan . Pengikat dan tumpuan dari besi tadi tidak boleh menyentuh bida ng bekisting dalam hal beton yang dicor adalah beton exposed. Bila besi tulangan didudukkan pada bolak kecil, balok tadi harus dibuat dari beto n yang mutunya sama dengan beton rencana dan bentuknya harus menjamin
didapatnya
permukaan
beton
yang
bai k.
2.
Kekakuan pada pemasangan besi beton harus menjamin agar tidak berubah bentuk dan tempat bila pekerja berjalan atau memanjat pembesian tadi.
3.
Ujung-ujung dari kawat pengikat harus ditekuk kearah dalam beton dan tidak diperkenankan mengarah keluar. Selama proses pengecoran bet on, Kontraktor
harus
menyediakan
tenaga-tenaga
pekerja
yang
khusus
mengawasi dan memperbaiki pembersihan dari kemungkinan tergeser atau berubah bentuk karena hal-hal yang mungkin timbul dan hal-hal tadi harus cepet diperbaiki sebelum pengecoran mencapai daerah tersebut. D. PEKERJAAN FINISHING DINDING 1. UM UM Sebel um p ekerjaa n fi ni s hi ng di nd ing dila kuka n, bag ia n-bagian yang di s yara t ka n
ha rus wa t erproof, harus di b eri lapisan wa t erproofi ng t er leb ih dahulu. Bagian-ba gian ter seb ut di ant ar a nya : 1. 2. 3.
Dinding bangunan luar yang b er t emu dengan l apisan ta na h; Dinding di s ekeliling K M/W C termas uk di nd ing bak kama r ma ndi; Bahan da n j enis ba ha n wat erproofi ng tersebut s esuai dengan RKS ini,
4.
dipas ang ses uai dengan ga mbar da n menurut i n struksi p ab ri k, serta mendapat per set uj uan K ons ul tan Pengawas.
5.
Me s ki p un b eb erap a mat e rial fi nishing t elah di tentukan warnan ya, namun sebelum dilaksanaka n harus di p er sen tasikan terl e bi h dahulu kepada P emberi Tugas un tuk menent uka n warna ya ng a ka n dipakai.
Pelaks anaan : Sebel um p ekerjaa n fi nsihing t er sebut dila kuka n, P el aksana P ekerjaa n/Kontrakt or ha rus me n yera hkan sample ket erangan t eknis
te nt ang cara p e masanga nn ya,
un tuk mendapat p erset ujua n K onsulta n Menejem e n K onstruksi. Adapun yang a kan t er j adi s esuda h pemas a ngan fi nishing di nd ing t er s eb ut s el esai menj adi tanggung ja wab sepenu hnya dari Pe l a ks a na P ekerjaa n/Kont raktor Ut ama. 2.
Dindin g Pasan gan Batu Bata Pers yaratan ba ha n : - Ukuran
: ± 10 x 10 x 18 cm
- Produksi
: Lokal
- Kualitas
: Baik
- Persyaratan
lain
:
- Matang, keras - Ukuran sama rata, saling tegak lurus - Tidak mengandung batu, tidak berlubang, tidak retak-retak - Memenuhi persyaratan-persyaratn PUBI 1982
Pemasanga n/ Pela ks a na an : 1. Seb el um pek er j aan di mul a i, Pela ks ana Pekerjaa n / K ontraktor harus menyer a hkan sa mp le dari bat a yang a kan dipa kai unt uk mendap a t p er set uj ua n dari K onsulta n Penga wa s 2.
Bat u bata yang ter yat a ti dak memenu hi s y arat ha rus s egera dikel uarkan dari site.
3.
Pada wa kt u p emasangan, s emua bat a ya ng di p ergunaka n harus dibas ahi/direnda m dengan ai r dan bat u-batu tersebut h arus b ebas dari ko tor an yang me l ekat.
4.
Bat u bata harus dipas ang denga n bai k, rata, horiz o ntal, samb ungansamb ungann ya har us sama ra ta, sudut p er s egi, da n teg ak ti da k segaris
(silang), permuka an ba ik da n rata. 5. Pada p enghentia n-penghenti an pa sangan harus dipak ai pengigi an miring . Pada hu b unga n -hubungan dengan ti ang-tiang b et on at a u pa da uj ung pasan ga n harus b ergr igi . S emua p as angan harus t er ikat kuat dengan kolo m, di ndi ngdi nd ing beto n, ba lok atau bet on da n b agi an stru kt ur la innya, 6.
Adukan 1 pc : 2 ps di pergu nakan ut nuk : Di nd ing dalam sa mpai ti nggi 3 0 cm dari lanta i dalam. -
Di nd ing luar sa mpai t inggi 30 cm da ri la nt ai dalam
7.
Di nd ing K M /WC luar da n da lam sa mpai ti nggi 15 0 cm da ri la nt ai dalam. 1 pc : 4 ps Sement ara untuk di nd ing yang la in memp erguna kan a duka n Pemasa ng an dilakukan s ecara b erta hap, di ma na tiap tahapan tidak bo leh
mel eb ihi ketinggia n 1 m, kecual i bil a ada pe rs et uj ua n dari 8.
K o nsulta n
Menej e men K onstruksi. Penguat an un tuk pa sangan bata dilakuka n menurut kebutuhan atau atas p etunj uk-pet unjuk konsultan P enga was. K ol om pra ktis untuk p en gu at p as angan ba ta harus dibua t sedemi ki an rupa, seh i ngga ma ks i mum s e tiap lua s 2 12 m bi da ng pasa nga n bat a harus di kelili ngi oleh peng uat (kolom -ko lo m pr akt is ) te rs eb ut.
9.
Pada sisi tega k yang b e rhubungan dengan b eton / ko lom haru s di p as ang angkur 10 mm (3/8”) dan sepanjang sisi teg ak t er seb ut harus di cor dengan adukan 1 p c :2 ps, se t ebal mi ni mal 5 cm.
10. Penguat an beton j uga diberi ka n pada daerah- daerah pembukaan, seperti bag ian atas pin t u jendela dan lubang-lub ang la i n nya, ses uai denga n pet unjuk Konsultan Menej emen K o nstruksi. 11. Bila pemasanga n se les ai, maka adukan -a dukan semen yang mene mpel pa d a pas a ngan bat a-bata harus segera dibuang. 12. Aduka n yang t umpah keba wah pa da wa kt u p emasangan bata , adukan bekas dan yang sudah ditinggal kan l eb ih dari 2 ja m tidak bol eh dipakai/di ca mpur ka n denga n aduka n yang b ar u. 13. Unt uk pl es ter (fi ni shi ng) di s ya r atkan mema kai : Campur 1 pc : 2 ps dinding bata trasra m da n di nd ing bata . Campur 1 pc : 4 ps untuk di nding bi as a K et ebalan pl es ter adalah 1 -2 cm, kemu di a n dirapikan dengan ha lus den ga n Portland cement murni. Pela ks ana P ekerjaan/K ontra kt or harus menj a mi n bahw a pl et er terseb ut bena r - benar rapi, ra ta da n tidak b ergelombang.
di ndi n g
3. Lantai Din ding Keramik Pers ya ra tan ba ha n
- Ukuran Keramik
: 30 x 30 cm lantai
- Kualitas
: Nomor satu
- Type
: Ditentukan kemudian
- Persyaratan
lain
:
- Bahan keramik tidak boleh ada cacat/retak-retak. Pemasanga n/ Pelaksanaan - di nd ing bata , be ton da n kol om - ko lom b et on di b ersi hka n dari ko t or a n -kotora n dan sisa-sisa s emen ya ng men em p el, ke mudian per mukaa n ya ng t er tera da la m gamb ar hi ngga ra ta da n tidak be rge lo mb a ng . -
K emudi an permu kaa n p lest er an ter s ebut di kasar ka n (de ngan menyilangi) agar lapis an yang a kan di p asang t e rikat kuat.
menggar u k
-
K e rami k ti le di pa s a ng dengan menggunakan semen set ebal mi ni mal 1 cm . D engan l ebar s es uai dengan r ekomondasi dari pa b ri k ( ± 2 mm). Na ad ini diisi dengan semen putih hi ngga mencapai perm ukaa n ya ng r at a d an tega k lurus. K emudi an dibe rsi hkan dengan air keras.
-
Pemotongan kera mi k ha rus dilakukan dengan mes in . Pada b agian-ba gian sudut-sudut/poj ok-pojok/tekuka n- tekukan pendek, harus dipas anag bah an -b a han ya ng khusus dibu at un tuk itu (tile acc essories).
4.
PEKERJAAN PENGECATAN 1.
UMUM a. Pekerjaan pengecatan baru boleh dilaksanakan setelah : -
Dinding/bagian
-
Konsultan Pengawas. Dinding/bagian yang akan dicat tidak basah lembab atau ber debu.
b.
yang
akan dicat
selesai
diperiksa
dan disetujui
oleh
Didahului dengan membuat percobaan pengecatan pada bidang yang cukup luas dan disetujui Konsultan Pengawas.
Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga dimana cat tersebut diproduksi atau tenaga ahli pengecatan dengan pengawas/petunjuk dari pabrik cat tersebut.
c. d.
Sesuai dengan ketentuan-ketentuan NI-4. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggung jawab bahwa tidak palsu dan warna sesuai dengan petunjuk Perancang dan Pemberi Tugas.
e.
Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya namun sebelum dilaksanakan harus dipersentasikan kepada Pemberi Tugas untuk menentukan warna yang akan dipakai.
2. CAT DINDING DALAM/LUAR/PLAFON Persyaratan Bahan - Produksi
:
ICI, (Danabrite), Setara
- Warna
:
Ditentukan kemudian
- Kualitas
:
Vinyl Acrylic Emulsion
-
:
Persyaratan Lain
emulsion interor wall point
Pemasangan / Pelaksanaan a.
Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan dibawah pengawasan spesialis dari pabrik yang ditunjuk,dan disertai dengan bukti garansi tidak kurang dari 1
b.
tahun. Pekerjaan pengecatan baru boleh dikerjakan setelah : -
Dinding
Plester
yang
akan
dicat
betul-betul
kering
dan
tidak
berdebu,bagian-bagian yang retak dan pecah diperbaiki, sedang bagian yang kotor dibersihkan,dimana hal itu telah selesai diperiksa dan c.
disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi. Semua permukaan dinding diplamir. Didahului dengan percobaan-percobaan pengecatan pada dinding atau bagian-bagian yang akan dicat.
Bila persyaratan-persyaratan tersebut diatas telah dipenuhi,maka dilakukan persiapa n-persiap an -
Membersihkan permukaan tembok tersebut terhadap pengkristalan dan pengapuran (efflorescence) yang biasanya terdapat pada tembok baru,dengan amplas (emerald Paper), kemudian dibersihkan dengan lap yang benar-benar bersi h.
6.
-
Pada bagian-bagian dimana banyak reaksi dengan alkali,dipakai lapisan Alkali Resisting Primer
-
Pada bagian-bagian dimana terdapat rembesan air dipakai lapisan pla mur Acrylic Wall filter.
d.
Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi dengan amplas halus.
e.
Pengecatan akhir dilakukan berulang kali (2-3 kali ) sampai mencapai warna yang dikehendaki dengan memakai semprot / roller.
PEKERJAAN DRAINASE 1.
UMUM Pekerjaan drainase meliputi pembuatan dan pemasangan saluran terbuka, pembuangan air kotor, saluran tertutup pembuangan air kotor, dan banguna n drainase lainnya sesuai dengan arah kemiringan dan dimensi seperti tercantum pada gambar rencana.
2.
PEKERJAAN SALURAN Saluran Terbuka Pasangan Batu Gunung
Dibawah dasar saluran dipasang anstamping batu gunung, lapisan pasir urug yang dipadatkan dan di cor beton. Untuk pasangan batu kali dipakai pasir pasa ngan dan portland cement. Sebelum diadakan galian harus diadakan pengukura n kemiringan dasar saluran. Hasil galian rapi dan kemiringan mengalirkan air sebagai ketetapan rencananya.
dasar saluran harus bisa
Pada tepi badan jalan yang merupakan batas dengan saluran harus dibuat kemiringan 1 : 1 untuk mencegah longsoran dari badan jalan. Tanah galian saluran yang tidak terpakai harus dibuang ketempat lain. 3.
PEKERJAAN GALIAN Pekerjaan galian yang dimaksud disini adalah untuk pembuatan saluran-saluran dan
bangunan-bangunan untuk drainase. Pekerjaan ini termasuk pekerjaan untuk mengisi kembali lubang-lubang galian selebihnya dengan material yang baik,
5. PEKERJAAN ATAP Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun sebelum dilaksanakan harus dipersentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi Tuas untuk menentukan warna yang akan dipakai. 5. ATAP GENTANG METAL Pemasangan dikerjakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman, sesuai dengan petunjuk pabrik dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas Pemasangan genteng metal harus memenuhi persyaratan dari pabrik dalam hal : Cara pemotongan bahan atap Penentuan jarak dan ukuran reng, kasau dan gording. Cara pemasangan pada nok, jurai dan sebagainya, sehingga dapat dipertanggung jawabkan
PENUTUP Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut dari pihak Direksi/pengguna jasa, bilamana perlu diadakan perbaikan dalam peraturan ini.