LAMPIRAN 9 PENAWARAN
METODE PELAKSANAAN Nama Pekerjaan Nama Penawar Tahun Anggaran I.
: PERBAIKAN BADAN JALAN SUKANAGA - SINDANG BARANG KM.BDG. 159+300 : CV. PUTRA TANGGEUNG : 2011
METODOLOGI TAHAPAN PELAKSANAAN A. Network Planning
Start
Divisi 4
Divisi 3 Start : 2
Start : 10
Finish : 9
Finish : 11
Finish
Divisi 7 Start : 3 Finish : 7
Keterangan : Divisi 1 : Umum Divisi 2 : Drainase Divisi 3 : Pekerjaan Tanah Divisi 4 : Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan Divisi 5 : Perkerasan Berbutir Divisi 6 : Perkerasan Aspal Divisi 7 : Struktur Divisi 8 : Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor Divisi 9 : Pekerjaan Harian Divisi 10 : Pekerjaan Pemeliharaan Rutin B. Tahapan Pelaksanaan
1. Divisi 3 – Pekerjaan Tanah
1) Galian Batu Pemakaian Tenaga Kerja Pemakaian Bahan Pemakaian Alat
: Pekerja, Mandor :: Compressor, Jack Hammer, Dump Truck, Alat Bantu
Waktu Pelaksanaan
: 1 Minggu
Prosedur Pelaksanaan : Penggalian dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan mencakup pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu dan bahan perkerasan lama, yang tidak digunakan untuk pekerjaan permanen.
Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian. Bilamana bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi dalam keadaan lepas atau lunak atau kotor atau menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus seluruhnya dipadatkan atau dibuang dan diganti dengan timbunan yang memenuhi syarat, sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan. 2) Timbunan Biasa dari Selain Galian Sumber Bahan Pemakaian Tenaga Kerja Pemakaian Bahan Pemakaian Alat
: Pekerja, Mandor : Material Timbunan : Whell Loader, Dump Truck, Motor Grader, Vibratory Roller, Water Tank dan Alat Bantu
Waktu Pelaksanaan
: 2 Minggu (setelah pekerjaan pasangan batu)
Prosedur Pelaksanaan : Penghamparan : Timbunan ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal lapisan yang disyaratkan. Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama tebalnya. Pemadatan : Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Direksi Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan. Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas, harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau timbris (tamper) manual dengan berat minimum 10 kg. Pemadatan di bawah maupun di tepi pipa harus mendapat perhatian khusus untuk mencegah timbulnya ronggarongga dan untuk menjamin bahwa pipa terdukung sepenuhnya. 2. Divisi 7 – Struktur
1) Baja Tulangan U-24 Polos Pemakaian Tenaga Kerja Pemakaian Bahan Pemakaian Alat Waktu Pelaksanaan
: Pekerja, Tukang, Mandor : Baja Tulangan, Kawat Beton : Alat Bantu : 2 Minggu
Prosedur Pelaksanaan
:
Pembengkokan : Terkecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, seluruh baja tulangan dibengkokkan secara dingin dan sesuai dengan prosedur ACI 315, menggunakan batang yang pada awalnya lurus dan bebas dari lekukan-lekukan, bengkokanbengkokan atau kerusakan. Bila pembengkokan secara panas di lapangan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, tindakan pengamanan harus diambil untuk menjamin bahwa sifat-sifat fisik baja tidak terlalu berubah banyak. Batang tulangan dengan diameter 2 cm dan yang lebih besar harus dibengkokkan dengan mesin pembengkok.
Penempatan dan Pengikatan : Tulangan ditempatkan akurat sesuai dengan Gambar dan dengan kebutuhan selimut beton minimum yang disyaratkan dalam Pasal 7.3.1.(5) di atas, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga tidak tergeser pada saat pengecoran. Pengelasan tulangan pembagi atau pengikat (stirrup) terhadap tulangan baja tarik utama tidak diperkenankan.
Spesifikasi Teknis : a) Baja tulangan harus baja polos atau berulir dengan mutu yang sesuai dengan Gambar dan memenuhi Tabel 7.3.2.(1) b) Bila anyaman baja tulangan diperlukan, seperti untuk tulangan pelat, anyaman tulangan yang di las yang memenuhi AASHTO M55 dapat digunakan. 2) Beton K-250 Pemakaian Tenaga Kerja Pemakaian Bahan Pemakaian Alat Waktu Pelaksanaan
: Pekerja, Tukang, Mandor : Semen (PC), Pasir, Agregat Kasar, Kayu Perancah , Paku : Bacthing Plant, Concrete Truck, Concrete Vibrator, Alat Bantu : 3 Minggu
Prosedur Pelaksanaan : Pencampuran : Seluruh komponen beton harus ditakar menurut beratnya Sebelum penakaran, agregat harus dibasahi sampai jenuh dan dipertahankan dalam kondisi lembab, pada kadar yang mendekati keadaan jenuh-kering permukaan, dengan menyemprot tumpukan agregat dengan air secara berkala.Pertama-tama alat pencampur harus diisi dengan agregat dan semen yang telah ditakar, dan selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan. Pengecoran : Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain yang harus dimasukkan ke dalam beton (seperti pipa atau selongsong) harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran. Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan yang dapat dicapai pada posisi akhir beton untuk mencegah pengaliran yang tidak boleh melampaui satu meter dari tempat awal pengecoran. Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton yang akan dicor, harus terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas dan rapuh dan telah disiram dengan air hingga jenuh. Sesaat sebelum pengecoran beton baru ini, bidang-bidang kontak beton lama harus disapu dengan adukan semen dengan campuran yang sesuai dengan betonnya. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari luar yang telah disetujui. Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan, penggetaran harus disertai penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai. Beton harus dirawat, sesegera mungkin setelah beton mulai mengeras, dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapat menyerap air. Lembaran bahan penyerap air ini yang harus dibuat jenuh dalam waktu paling sedikit 3 hari. Spesifikasi Teknis : 1) Semen a) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah jenis semen portland yang memenuhi AASHTO M85 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IV. Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, bahan tambahan (aditif) yang dapat menghasilkan gelembung udara dalam campuran tidak boleh digunakan.
2)
b) Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, hanya satu merk semen portland yang dapat digunakan di dalam proyek. Air Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organik. Air akan diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO T26. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan tanpa pengujian. Bilamana timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen + pasir dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air suling atau minum. Air yang diusulkan dapat digunakan bilamana kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan mortar dengan air suling atau minum pada periode perawatan yang sama. Ketentuan Gradasi Agregat a) Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang diberikan dalam Tabel 7.1.2.(1), tetapi bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut tidak perlu ditolak bila Kontraktor dapat menunjukkan dengan pengujian bahwa beton yang dihasilkan memenuhi sifat-sifat campuran yang yang disyaratkan dalam Pasal 7.1.3.(3). b) Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebih dari ¾ dari jarak minimum antara baja tulangan atau antara baja tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya di mana beton harus dicor Sifat-sifat Agregat a) Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih, keras, kuat yang diperoleh dengan pemecahan batu (rock) atau berangkal (boulder), atau dari pengayakan dan pencucian (jika perlu) dari kerikil dan pasir sungai. b) Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh pengujian SNI 03-2816-1992 dan harus memenuhi sifat-sifat lainnya yang diberikan dalam Tabel 7.1.2.(2) bila contoh-contoh diambil dan diuji sesuai dengan prosedur SNI/AASHTO yang berhubungan.
3)
4)
3) Pasangan Batu Pemakaian Tenaga Kerja Pemakaian Bahan Pemakaian Alat Waktu Pelaksanaan
: Pekerja, Tukang, Mandor : Batu Belah, Semen, Pasir : Concrete Mixer, Water Tanker, Alat Bantu : 2 Minggu
Prosedur Pelaksanaan : Sebelum pemasangan, batu dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang. Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya dipasang pada pondasi yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada lapisan pertama. Batu besar pilihan digunakan untuk lapis dasar dan pada sudut-sudut. Perhatian harus diberikan untuk menghindarkan pengelompokkan batu yang berukuran sama. Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang tampak harus dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang. Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau memindahkan batu yang telah terpasang. Peralatan yang cocok harus disediakan untuk memasang batu yang lebih besar dari ukuran yang dapat ditangani oleh dua orang.
Menggelindingkan atau menggulingkan batu pada pekejaan yang baru dipasang tidak diperkenankan. Spesifikasi Teknis : 1) Batu a) Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis yang diketahui awet. Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah. b) Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci bila dipasang bersama-sama. c) Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, batu harus memiliki ketebalan yang tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari satu setengah kali tebalnya dan panjang yang tidak kurang dari satu setengah kali lebarnya. 2) Adukan Adukan haruslah adukan semen yang memenuhi kebutuhan dari Seksi 7.8 dari Spesifikasi ini. 3) Drainase Porous Bahan untuk membentuk landasan, lubang sulingan atau kantung penyaring untuk pekerjaan pasangan batu harus memenuhi kebutuhan dari Seksi 2.4 dari Spesifikasi ini. 3. Divisi 4 – Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan
1) Lapis Pondasi Agregat Kelas B Pemakaian Tenaga Kerja Pemakaian Bahan Pemakaian Alat Waktu Pelaksanaan
: Pekerja, Mandor : Agregat Kasar, Agregat Halus, Sirtu : Wheel Loader, Dump Truck, Motor Grader, Tandem Roller, Water Tanker, Alat Bantu : 2 Minggu
Prosedur Pelaksanaan : Persiapan tempat untuk penghamparan bahan-bahan bahu jalan, termasuk galian pada bahan yang ada, pencampuran bahan yang baru dan lama (bilamana diijinkan oleh Direksi Pekerjaan), pemangkasan tepi perkerasan pada jalur lalu lintas lama, dan penyiapan formasi sebelum bahan dipasang, harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan dari Spesifikasi ini. Penghamparan dan pemadatan bahan bahu jalan harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan dari Spesifikasi ini, untuk Lapis Pondasi Agregat. Spesifikasi Teknis : 1) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri dari partikel atau pecahan batu atau kerikil yang keras dan awet. Bahan yang pecah bila berulangulang dibasahi dan dikeringkan tidak boleh digunakan. Untuk Lapis Pondasi Agregat kelas B agregat kasar yang berasal dari kerikil, tidak kurang dari 50 % berat agregat kasar ini harus mempunyai paling sedikit satu bidang pecah. 2) Fraksi Agregat Halus Agregat halus yang lolos ayakan 4,75 mm harus terdiri dari partikel pasir alami atau batu pecah halus dan partikel halus lainnya. 3) Sifat-sifat Bahan Yang Disyaratkan Seluruh Lapis Pondasi Agregat harus bebas dari bahan organik dan gumpalan lempung atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan setelah dipadatkan harus memenuhi ketentuan gradasi (menggunakan pengayakan secara basah) yang diberikan dalam Tabel 5.1.2.(1) dan memenuhi sifat-sifat yang diberikan dalam Tabel 5.1.2.(2).
4)
Pencampuran Bahan Untuk Lapis Pondasi Agregat Pencampuran bahan untuk memenuhi ketentuan yang disyaratkan harus dikerjakan di lokasi instalasi pemecah batu atau pencampur yang disetujui, dengan menggunakan pemasok mekanis yang telah dikalibrasi untuk memperoleh aliran yang menerus dari komponen-komponen campuran dengan proporsi yang benar. Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan melakukan pencampuran di lapangan.
Cianjur, 8 Agustus 2011 CV. PUTRA TANGGEUNG
Ny. DENI SUMIATI
Direktris