BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
Keterlibatan siswa dalam dalam kegiatan pembelajaran memberi makna bahwa kegiatan pembelajaran dilakukan bersama dalam suasana kelompok belajar, dan rasa kebersamaan yang tumbuh diantara anggota kelompok memungkinkan siswa untuk mengerti dan memahami pelajaran dengan lebih baik, sehingga siswa sharring dalam belajar untuk menguasai bahan belajar melalui pertukaran pikiran dan pengalaman diantara mereka. Pembelajaran partisipasi merupakan salah salah satu upaya pendidik untuk mengikutsertakan siswa dalam kegiatan pembelajaran (Sudjana, 2000:176). Berdasarkan pernyataan diatas, siswa sebagai peserta didik adalah suatu organisme yang hidup dan sedang berkembang. Dalam diri masingmasing siswa tersebut terdapat prinsip aktif yakni berperan serta dan berbuat sendiri. Untuk mencapai keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran ini, dalam penerapan pembelajaran mensyaratkan tersedianya berbagai metode dan metode pembelajaran yang cocok dan sesuai. Hal ini terjadi karena metode-metode pembelajaran yang dipilih disesuaikan dengan metode pembelajaran, cocok dengan langkah-langkah dalam pembelajaran dapat menumbuhkan keikutsertaan siswa dalam kegiatan pembelajaran guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Knowles (dalam Sudjana, 2001:2) mengungkapkan bahwa metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran partisipatif dapat digolongkan ke dalam tiga kategori, diantaranya adalah metode pembelajaran perorangan (individual methods), metode pembelajaran kelompok (group methods), dan metode
pembelajaran
massal
(community
brainstorming merupakan salah satu contoh
methods),
metode dalam
dan
metode
pembelajaran
partisipasif.
1
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian metode Brainstorming (curah pendapat) ? 2. Bagaimana langkah-langkah metode Brainstorming (curah pendapat) ? 3. Apa saja kelebihan dan kekurangan metode Brainstorming (curah pendapat) ? C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian metode Brainstorming (curah pendapat). 2. Untuk mengetahui langkah-langkah metode Brainstorming (curah pendapat) 3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan metode Brainstorming (curah pendapat)
D. Manfaat
Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin sehingga dapat memenuhi tugas yang diberikan dan sebagai sarana media pembelajaran serta menambah wawasan pengetahuan.
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Brainstorming (curah pendapat)
Brainstorming adalah suatu strategi atau metode pemecahan masalah kreatif yang diluncurkan oleh Alex F. Osborn pada tahun 1953. Metode yang menitikberatkan pada pengungkapan pendapat ini bermula dengan keinginan Osborn untuk mendorong karyawannya supaya dapat berpikir kreatif mencari solusi dari permasalahan yang ada pada perusahaannya dengan cara berdiskusi dimana setiap karyawannya bebas mengungkapkan pendapat. Pada waktu itu, setelah iklan dari agen periklanan yang dipimpin Osborn dapat disukseskan, ia berencana untuk menciptakan iklan baru yang lebih nyata. Dalam memutuskan strategi, ia memilih cara yang berbeda dengan meminta semua karyawannya untuk menyampaikan gagasannya yang dimiliki oleh mereka untuk kemudian didiskusikan hingga didapatkan keputusan yang terbaik. Osborn menampung semua
gagasan
dan
mendiskusikannya
dengan
menggunakan
metode
brainstorming. Lebih lanjut, gagasan ini memiliki dasar bahwa pendapat yang ada dikumpulkan tanpa mempedulikan pendapat tersebut muncul dari siapa yang mengeluarkan pendapat (Dahlan, 2006:11). Keberadaan anggota dalam mengungkapkan untuk menyatakan buah pikirannya sangatlah jelas diperlukan dalam pelaksanaan branstorming. Dalam kenyataannya, ide yang muncul mengenai penggunaan metode branstorming sangat afektif untuk mendapatkan suatu gagasan yang baik dalam mengatasi permasalahan secara kreatif. Pemikiran-pemikiran dan gagasan yang dimiliki oleh setiap anggotanya mampu mendorong mengatasi permasalahan yang dihadapi secara kreatif. Metode ini dapat digunakan pada dunia bisnis maupun keuangan, kemudian berkembang seiring dengan banyaknya inovasi di dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan juga dalam bidang pendidikan yang memerlukan pertukaran
di
gagasan
di
dalamnya.
Dalam
perkembangannya
metode
brainstorming ini kemudian dikenal juga dengan metode curah pendapat. “Curah pendapat adalah metode pembelajaran yang dilakukan dalam kelompok yang
3
peserta didiknya memiliki latar belakang dan pengetahuan yang berbeda- beda” (Sudjana, 2001:86). Kegiatan ini dilakukan untuk menghimpun gagasan atau pendapat dalam rangka menentukan dan memilih berbagai pernyataan sebagai jawaban terhadap pertanyaan yang berkaitan dengan kebutuhan belajar, sumbersumber, hambatan dan lain sebagainya. Setiap siswa diberi kesempatan secara bergiliran untuk menyampaikan pernyataan tentang pendapat atau gagasannya. Namun menurut Roestiyah dibukunya Strategi Belajar Mengajar bahwa Metode Brainstorming adalah suatu metode atau mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Ialah dengan melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat, atau komentar sehingga mungkin masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru, atau dapat diartikan pula sebagai satiu cara untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang singkat (Roesti yah 2001: 73). Sejalan dengan Roestiyah, Hatimah (2003:32) menyebutkan bahwa “curah pendapat atau branstorming merupakan suatu cara untuk menghimpun gagasan atau pendapat dari setiap warga belajar tentang suatu permasalahan. Metode branstorming mendorong siswa untuk mengembangkan dan menemukan sebanyak mungkin gagasan untuk memecahkan masalah. Kemudian pada tahap berikutnya dinilai gagasan mana yang paling mungkin untuk dilaksanakan. Ada 4 aturan dasar yang harus diperhatikan dalam proses pengungkapan pendapat, yaitu: 1. Kritik dan penilaian yang merugikan pemunculan gagasan untuk sementara
ditunda
(deferred-judgement).
Aturan
ini
sebenarnya
menyiratkan bahwa kritikan dapat membuat orang lain spontan dalam berfikir, tetapi jika kritikan yang ada ternyata dapat menimbulkan seseorang menjadi kurang percaya diri sebaiknya kritikan dihindari saja. 2. Sambut gagasan yang kelihatan liar dan bebas. Aturan ini menyatakan bahwa kita harus menyambut gagasan, terutama yang terasa berbeda atau bahkan hampir mendekat solusi. 3. Semakin banyak gagasan semakin bagus dan semakin besar kemungkinan didapatkannya gagasan yang baik. Aturan ini menyiratkan bahwa kuantitas dari gagasan juga diperlukan.
4
4. Lakukan kombinasi dan perbaikan gagasan para siswa hingga menjadi gagasan yang terbaik. (Dahlan, 2006:12). Berdasarkan pernyataan diatas, jelaslah bahwa keikutsertaan siswa dalam berpendapat dan berdiskusi dengan kelompoknya untuk menghasilkan solusi yang baik dapat mengembangkan potensi dan keberanian siswa, karena mereka memiliki latar belakang yang berbeda dan potensi yang dimilikinya pun berbeda. Setiap siswa memiliki potensi yang tinggi asalkan mereka berani menuangkan seluruh ide dan gagasan yang dimilikinya. Pengetahuan siswa pun akan menjadi lebih berkembang. Dalam metode brainstorming, guru harus dapat menampung dan mengkombinasikan gagasan-gagasan yang ada sehingga tercipta gagasan yang benar. Hal ini tentu akan memuat pemahaman siswa terhadap pembelajaran sejarah yang lebih utuh dan integratif.
B. Langkah-langkah Metode Brainstorming (curah pendapat)
Tugas guru dalam pelaksanaan metode ini adalah memberikan masalah yang mampu merangsang pikiran siswa, sehingga mereka menanggapi, dan guru tidak boleh mengomentari bahwa pendapat siswa itu benar/ salah, juga tidak perlu disimpulkan, guru hanya menampung semua pernyataan pendapat siswa, sehingga semua siswa di dalam kelas mendapat giliran, tidak perlu komentar atau evaluasi. Siswa bertugas menanggapi masalah dengan mengemukakan pendapat, komentar atau bertanya, atau mengemukakan masalah baru, mereka belajar dan melatih merumuskan pendapatnya dengan bahasa dan kalimat yang baik. Siswa yang kurang aktif perlu dipancing dengan pertanyaan dari guru agar turut berpartisipasi aktif, dan berani mengemukakan pendapatnya. Berikut ini adalah langkah-langkah pembelajaran yang menggunakan metode brainstorming : a. Pemberian informasi dan motivasi Guru menjelaskan masalah yang dihadapi beserta latar belakangnya dan mengajak peserta didik aktif untuk menyumbangkan pemikirannya.
5
b. Identifikasi Pada tahap ini peserta didik diundang untuk memberikan sumbang saran pemikiran sebanyak-banyaknya. Semua saran yang masuk ditampung, ditulis dan tidak dikritik. Pimpinan kelompok dan peserta hanya boleh bertanya untuk meminta penjelasan. Hal ini agar kreativitas peserta didik tidak terhambat. c. Klasifikasi Semua saran dan masukan peserta ditulis. Langkah selanjutnya mengklasifikasikan berdasarkan kriteria yang dibuat dan disepakati oleh kelompok. Klasifikasi bisa berdasarkan struktur/ faktor-faktor lain. d. Verifikasi Kelompok secara bersama melihat kembali sumbang saran yang telah diklasifikasikan.
Setiap
sumbang
saran
diuji
relevansinya
dengan
permasalahannya. Apabila terdapat sumbang saran yang sama diambil salah satunya dan sumbang saran yang tidak relevan bisa dicoret. Kepada pemberi sumbang saran bisa diminta argumentasinnya. e. Konklusi (Penyepakatan) Guru/pimpinan
kelompok
beserta
peserta
lain
mencoba
menyimpulkan butir-butir alternatif pemecahan masalah yang disetujui. Setelah semua puas, maka diambil kesepakatan terakhir cara pemecahan masalah yang dianggap paling tepat. Selain itu, juga ada beberapa langkah dari kegiatan belajar mengajar yang menggunakan metode brainstorming sebagai berikut: 1. Pendidik menyusun pertanyaan-pertanyaan tentang kebutuhan belajar, sumber-sumber dan kemungkinan-kemungkinan hambatan pembelajaran. Sebagai contoh adalah sebagai a. Untuk peningkatan kemampuan melaksanakan tugas, pekerjaan, atau kegiatan peserta didik, menurut pendapat anda pengetahuan, n sikap, dan keterampilan apakah yang ingin dipelajarai peserta didik. b. Untuk menyelenggarakan kegiatan belajar agar kebutuhan belajar itu dapat tercapai, sumber-sumber belajar apa saja yang dapat digunakan.
6
c. Dalam melakukan kegiatan belajar itu hambatan apakah yang mungkin timbul. 2. Pendidik menyampaikan pertanyaan-pertanyaan 1a, 1b dan 1c secara berurutan kepada seluruh peserta didik dalam kelompok. Sebelum menjawab pertanyaan, peserta didik diberi waktu sekitar 3 menit untuk memikirkan mengenai alternatif jawaban. 3. Pendidik menjelaskan aturan-aturan yang harus diperhatikan oleh peserta didik, seperti: setiap orang menyampaikan satu pendapat atau gagasan dengan
cepat,
menyampaikan
jawaban
secara
langsung
dan
menghindarkan diri untuk mengkritik, menyela pendapat orang lain. 4. Pendidik memberitahukan waktu yang akan digunakan, misalnya sekitar 15 menit, yaitu untuk menyampaikan masing-masing pertanyaan dan meminta peserta didik mengajukan pendapat yang telintas dalam pikirannya dan dilakukan secara bergiliran dan ber urutan dari samping kiri ke samping kanan atau sebaliknya, atau dari baris depan ke belakang atau sebaliknya. 5. Pendidik boleh menunjuk seorang penulis untuk mencatat pendapat dan jawaban yang diajukan peserta didik dan dapat pula menunjuk sebuah tim untuk mengevaluasi bagaimana proses dan hasil penggunaan metode ini. Serta pendidik dapat memimpin kelompok agar kelompok itu dapat mengevaluasi
jawaban
dan
pendapat
yang
terkumpul.
Pendidik
menghindarkan dominasi seorang peserta menyampaikan gagasan dan pendapat (Sudjana: 2001:87). Berdasarkan dari langkah-langkah diatas, maka melalui metode pembelajaran Brainstorming aktifitas siswa tidak hanya duduk dengan tenang dan mendengarkan penjelasan guru, atau menyibukkan diri dengan hal-hal yang tidak berhubungan dengan kegiatan pembelajaran. Siswa secara berkelompok mendiskusikan permasalahan yang telah diberikan pada awal pertemuan kemudian pendapat-pendapat atau ide yang dihasilkan ditulis tanpa mempedulikan pendapat-pendapat itu benar atau salah karena selain mendiskusikan dalam kelompok tahap selanjutnya
7
mendiskusikannya dengan kelompok lainnya dalam sesi pengumpulan gagasan dan kesimpulan.
C. Kelebihan dan Kelemahan Metode Brainstorming (curah pendapat)
1. Kelebihan Metode Brainstorming Metode Brainstorming memiliki banyak kelebihan. Beberapa ahli seperti Sudjana (2001:88) mengungkapkan kelebihan dari metode brainstorming sebagai berikut:
Merangsang semua peserta didik untuk mengemukakan pendapat dan gagasan,
Menghasilkan jawaban atau atau pendapat melalui reaksi berantai,
Penggunaan waktu dapat dikontrol dan metode ini dapat digunakan dalam kelompok besar atau kecil,
Tidak memerlukan banyak alat atau tenaga professional
Senada dengan Sudjana, Subana yang dikutip oleh Tuti Indrayani (2005:13) mengungkapkan banyak sekali kelebihan dari metode Brainstorming. Diantaranya sebagai berikut:
Mendorong siswa untuk aktif berfikir cepat dan tersusun logis,
Mendorong siswa untuk menyatakan pendapatnya dan merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan masalah yang diberikan oleh guru
Terjadi persaingan yang sehat,
Suasana demokratis dan disiplin dapat ditumbuhkan.
Roestiyah (1985:74) mengungkapkan beberapa kelebihan metode Brainstorming lainnya, yaitu sebagai berikut:
Anak-anak aktif berfikir untuk menyatakan pendapat,
Melatih siswa bepikir dengan cepat dan tersusun logis,
Meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima pelajaran,
8
Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannnya
yang pandai atau dari guru,
Terjadi persaingan yang sehat,
Anak merasa bebas dan gembira,
Suasana demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan.
2. Kelemahan Metode Brainstorming Selain memiliki banyak kelebihan, metode Brainstorming juga memiliki
kelemahan.
Berikut
kelemahan-kelemahan
metode
Brainstorming yang dikemukakan oleh (Sudjana, 2001:88) adalah sebagai berikut:
Peserta
didik
yang
mengemukakan
kurang
pendapat
perhatian akan
dan
merasa
kurang
berani
terpaksa
untuk
menyampaikan buah pikirannya.
Jawaban mudah cenderung mudah terlepas dari pendapat yang berantai.
Peserta didik cenderung beranggapan bahwa semua pendapatnya diterima,
Memerlukan evalusi lanjutan untuk menentukan prioritas pendapat yang disampaikan,
Anak yang kurang selalu ketinggalan,
Kadang-kadang pembicaraan hanya dimonopoli oleh anak yang pandai saja.
Sedangkan
menurut
(Roestiyah,
2001:74-75)
kekurangan
metode
Brainstorming adalah sebagai berikut:
Guru kurang memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir dengan baik,
Anak yang kurang pandai selalu ketinggalan,
Guru hanya menampung pendapat tidak pernah merumuskan kesimpulan,
9
Tidak menjamin hasil pemecahan masalah,
Masalah bisa berkembang ke arah yang tidak diharapkan. Dalam pelaksanannya setiap siswa dengan penerapan metode ini
dapat lebih terdorong motivasinya untuk mengikuti pelajaran, sehingga pelajaranpun dirasakan menjadi lebih bermakna. Untuk mengatasi kelemahan yang ada dalam penerapan metode ini, diperlukan suatu keterampilan dari guru dalam hal bertanya ataupun mengelola kelas agar kegiatan lebih dapat dirasakan maksimal. Dalam penelitian ini, misalnya dilakukan dengan penampilan media semaksimal mungkin agar pendapat yang ada tidaklah jauh menyimpang dari fokus masalah yang disajikan.
10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran partisipatif dapat digolongkan ke dalam tiga kategori, diantaranya adalah metode pembelajaran perorangan (individual methods), metode pembelajaran kelompok (group methods), dan metode pembelajaran massal (community methods), dan metode brainstorming merupakan salah satu contoh
metode dalam
pembelajaran partisipasif. Metode Brainstorming sendiri adalah suatu metode atau mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Ialah dengan melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat, atau komentar sehingga mungkin masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru, atau dapat diartikan pula sebagai satiu cara untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang singkat. Dalam pelaksanaan metode ini tugas guru adalah memberikan masalah yang mampu merangsang pikiran siswa, sehingga mereka bisa menanggapi, dan guru tidak boleh mengomantari bahwa pendapat siswa itu benar atau salah. Sedangkan peran siswa dalam metode brainstorming ini adalah bertugas memiliki bekal pengetahuan untuk menanggapi masalah, mengemukakan pendapat, bertanya, atau mengemukakan masalah baru melalui proses imajinasi yang dimilikinya. Mereka belajar dan melatih merumuskan pendapatnya dengan bahasa dan kalimat yang baik, sehingga mereka bisa memperoleh suatu kesimpulan yang tepat setelah pembelajaran. Metode Brainstorming mempunyai kelebihan antara lain untuk menguras habis segala seuatu yang dipikirkan oleh siswa dalam menanggapi masalah yang dilontarkan guru kepadanya serta untuk memperoleh berbagai kemungkinan pemecahan dari suatu masalah. Namun, kekurangan dari metode ini antara lain yaitu Peserta didik cenderung beranggapan bahwa semua
11
pendapatnya akan diterima serta guru juga dirasa kurang dalam memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir dengan baik. B. Saran
Diharapkan
setelah
mempelajari
mengenai
metode
brainstorming,
Mahasiswa dapat merancang strategi untuk metode yang kelak dapat digunakan dalam pembelajaran sehari-hari.
12
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2014. Makalah Brainstorming
(http://kanjensuga.blogspot.co.id/2014/09/makalah-brainstorming.html) diakses pada tanggal 2 mei, pukul 11.00 WITA Anonim. 2012. Makalah Brainstorming
(http://sainsedutainment.blogspot.co.id/2012/07/metode-brainstotming-curhat pendapat.html)
diakses pada tanggal 2 mei, pukul 11.00 WITA Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Ci pta Sudjana, D. 2001. Metode & Metode Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production.
13