MENGUKUR KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT Mengukur kebersihan gigi dan mulut merupakan upaya untuk menentukan keadaan kebersihan gigi dan mulut seseorang. Pada umumnya untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut digunakan suatu I nde ndeks.
I nde ndeks adalah suatu angka yang menunjuukkan keadaan klinis yang diidapat pada waktu dilakukan pemeriksaan, dengan cara mengukur luas dari permukaan gigi yang ditutupi oleh plak maupun kalkulus, dengan demikian angka yang diperoleh berdasarkan berdasarkan penilaian yang objektif. Apabila kita sudah mengetahui
nilai atau angka kebersihan kebersihan gigi dan mulut dari
seseorang pasien kita dapat memberikan pendidikan dan penyuluhan, motivasi dan evaluasi yaitu dengan melihat kemajuan ataupun kemunduran kebersihan gigi dan mulut seseorang atau sekelompok orang, ataupun kita dapat melihat perbedaan keadaan klinis seseorang atau sekelompok orang.
Kita dapat membedakan penilaian apabila penilaian yang dilakukan oleh pemeriksaan seragam. oleh karena itu pada saat pengukuran diperlukan sekali ketelitian dan keseragaman penilaian diantara pemeriksaan sehingga diperoleh nilai yang akurat dan seragam dari setiap pemeriksaan. Untuk mendapatkan nilai yang akurat
tentunya diantara pemeriksaan harus mempunyai pandangan yang sma dalam penilaian, oleh karena itu perlu sekali dilakukan kalibrasi terlebih dahulu.
1
A. Pengukuran Kebersihan Gigi dan Mulut Menurut Greene dan Vermillion
Untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut, Greene dan Vermilion menggunakan indeks yang dikenal dengan Oral Hygiene Index (OHI) dan Simplified Oral Hygiene Index (OHI-S). Pada awalnya indeks ini digunakan untuk menilai penyakit peradangan gusi dan penyakit periodontal, periodontal, akan tetapi dari data yang diperoleh ternyata kurang berarti atau bermakna. bermakna. Oleh karena itu indeks ini hanya digunakan untuk mengukur tingkat kebersihan gigi dan mulut dan menilai efektivitas dari penyikatan gigi. 1. Oral Hygiene Index (OHI)
Oral hygiene index adalah cara untuk mengukur atau menilai kebersihan gigi dan mulut seseorang yang diperoleh dengan cara menjumlahkan debris indeks dan calculus indeks. Setiap segmen diperiksa dan dipilih permukaan yang paling buruk. Setiap indeks menggunakan skala nilai dari 0-3.
Rumus OHI= Debris Index (DI) + Calculus Index (IC)
Deb De bri s I nde ndex (DI ( DI ) Adalah skor nilai dari endapan lunak yang terjadi karena adanya sisa makanan yang melekat pada gigi penenti.
Calculu Calculuss Ind I nde ex (CI (C I ) Adalah
skor nilai dari endapan keras (karanga gigi) terjadi karena debris yang
mengalami pengapuran yang melekat pada gigi penentu.
Pada penilaian semua ini semua gigi diperiksa baik gigi-gigi pada rahang atas maupun rahang bawah. Setiap rahang dibagi menjadi tiga segmen yaitu:
2
1. Segmen pertama, mulai dari distal kaninus sampai molar ketiga kanan rahang atas. 2. Segmen kedua, diantara kaninus kanan dan kiri. 3. Segmen ketiga, mulai dari mesial kaninus sampai molar ketiga kiri. Setelah semua gigi diperiksa, pilih gigi yang paling kotor dari setiap segmen. Pada Oral Hygiene Index, penentuan skor untuk tiap gigi dilakukan sebagai berikut:
Gigi bersih dari debris atau tidak ada debris dalam pewarnaan ekstrinsik Skor 0
(stain). Apabila gigi ditutupi oleh debris lebih dari 1/3 dari permukaan gigi atau Skor 1
tidak ada debris tetapi terdapat stain baik pada bagian fasial maupun lingual. Apabila gigi ditutupi oleh debris lebih dari 1/3 tetapi kurang dari 2/3 dari
Skor 2
luas permukaan gigi. Apabila gigi ditutupi oleh debris lebih dari 2/3dari luas permukaan gigi. Skor 3
Skor debris indeks yaitu jumlah skor seluruh rahang.
3
Cara pemeriksaan :
Pemeriksaan dimulai bagian A3, kalau ada “debris” pada sonde diberi nilai 3.
Bila bagian A3 bersih pindahkan ke A2, kalau ada “debris” pada sonde diberi nilai 2.
Bila bagian A2 bersih pindahlah ke A1, kalau ada “debris” pada sonde diberi nilai 1.
Bila bagian A1 bersih maka diberi nilai 0.
Debris index adalah jumlah seluruh skor segmen dibagi jumlah segmen (=6)
4
Untuk pengukuran kalkulus sama dengan pengukuran debris, yaitu sebagai berikut:
Skor 0
Gigi bersih dari kalkulus.
Apabila terdapat kalkulus tidak lebih dari1/3 permukaan gigi mulai dari Skor 1
servikal.
Apabila terdapat kalkulus supragingival lebih dari 1/3 tetapi kurang dari Skor 2
2/3 dari permukaan gigi atau terdapat sedikit subgingival kalkulus.
Apabila terdapat kalkuklus lebih dari 2/3 dari permukaan gigi atau terdapat Skor 3
subgingival kalkulus yang melingkari servikal.
Cara pemeriksaan:
Pemeriksaan dimulai dari bagian insisal gigi dan untuk penilaiannya perhatikan gambar-gambar berikut ini:
1.
2.
Permukaan gigi bersih, nilai 0.
Kurang dari sepertiga permukaan gigi (dihitung dari batas gusi) tertutup dengan karang gigi. Nilai= 1
3.
Lebih dari sepertiga tetapi kurang dari dua
5
pertiga permukaan gigi (dihitung dari batas gusi) tertutup dengan karang gigi. Nilai = 2
4.
Lebih dari dua pertiga gigi (dihitung dari batas gusi) tertutup dengan karang gigi. Nilai = 3.
Untuk memeriksa adanya karang gigi dan subgingival selalu dilakukan pada bagian AL dari permukaan gigi, dan untuk penilaiannya perhatikan gambar-gambar berikut ini: 5.
Permukaan gigi bersih tetapi pada bagian servikal ada bercak-bercak karang gigi. Nilai = 2
6.
Permukaan gigi bersih tetapi pada bagian servikal karang gigi yang melingkari gigi seperti sebuah pita. Nilai = 3.
Kalkulus indeks adalah jumlah seluruh skor segmen dibagi jumlah segmen (=6) 2. ORAL HYGIENE INDEX SIMPLIFIED (OHI-S)
6
Untuk penilaian oral hygiene yang melibatkan banyak populasi maka menggunakan OHI-S (Oral Hygiene Index – Simplified), 6 gigi yang diperiksa adalah molar pertama kanan kiri bawah (bagian lingual), molar pertama kanan kiri atas (bagian palatal), dan incicivus kanan atas (labial), serta incicivus kiri bawah (lingual) untuk dapat mewakili segmen depan maupun belakang dari seluruh pemeriksaan gigi yang ada dalam rongga-rongga mulut.
Maksud:
Mengumpulkan data kebersihan gigi dan mulut sasaran
Merencanakan tindakan promotif preventif
Persiapan:
Menyiapakan sasaran dan tempat
Menyiapakan fomulir OHI-S (terlampir)
Menyiapkan alat pemeriksaan dan bahan desinfektan
Pelaksanaan: Menetukan gigi penentu untuk pemeriksaan Debris Index (DI) dan Calculus
Index (CI) Rahang atas:
gigi 6 kanan kiri permukaan bukal gigi1 kanan permukaan bukal
Rahang bawah: gigi 6 kanan kiri permukaan lingual
gigi
1 kiri permukaan labial
7
Gigi penentu
: buc
labial
-
buc
Rahang atas
6
1
-
6
Rahang bawah
6
-
1
6
ling
-
lab
ling
Gigi 16 pada permukaan bukal Gigi 11 pada permukaan labial Gigi 26 pada permukaan bukal Gigi 36 pada permukaan lingual Gigi 31 pada permukaan labial Gigi 46 pada permukaan lingual
Permukaan yang diperiksa adalah permukaan gigi yang jelas terlihat dalam mulut, yaitu permukaan klinis bukan permukaan anatomis. Apabila gigi indeks pada suatu segmen tidak ada, maka dilakukan penggantian gigi tersebut dengan ketentuan sebagai berikut:
Apabila gigi molar pertama tidak ada maka penilaian dilakukan pada gigi molar kedua, apabila gigi molar pertama dan kedua tidak ada penilaian dilakukan pada molar ketika akan tetapi bila gigi molar pertama, kedua dan ketiga tidak ada maka tidak ada penilaian untuk segmen tersebut.
8
Apabila gigi incisivus pertama kanan atas tidak ada, maka dapat diganti oleh gigi incisivus kiri dan bila apalagi gigi incisivus kiri bawah tidak ada, dapat diganti dengan gigi incisivus pertama kanan bawah, akan tetapi bila gigi incisivus pertama kiri atau kanan tidak ada, maka tidak ada penilaian untuk segmen tersebut.
Gigi indeks dianggap tidak ada pada keadaan-keadaan seperti: gigi hilang karena dicabut, gigi yang merupakan sisa akar, gigi yang merupakan mahkota jaket baik yang terbuat dari akrilik maupun logam, mahkota gigi sudah hilang atau rusak lebih dari ½ bagian pada permukaan index akibat karies maupun fraktur, gigi yang erupsi belum mencapai ½ tinggi mahkota klinis.
Penilaian dapat dilakukan apabila minimal ada dua gigi index yang dapat diperiksa.
Untuk mempermudah penilaian, sebelum melakukan penilaian debris, kita dapat membagi permukaan gigi yang akan dinilai garis khayal menjadi 3 bagian sama besar/luasnya secara horizontal.
9
a.
Mencatat Skor Debris
Oral debris adalah bahan lunak di permukaan gigi yang dapat merupakan plak, material alba dan food debris. Kriteria skor debris terdapat pada tabel berikut:
Skor
Kondisi
Tidak ada debris atau stain
Skor 0
10
Plak menutup tidak lebih dari 1/3 permukaan servikal, atau terdapat stain ekstrensik di permukaan yang diperiksa
Skor 1
Plak menutup lebih dari 1/3 tapi kurang dari 2/3 permukaan yang diperiksa
Skor 2
11
Plak menutup lebih dari 2/3 permukaan yang diperiksa
Skor 3
Cara pemeriksaan debris dapat dilakukan dengan menggunakan disclosing solution ataupun tanpa menggunakan disclosing solution. Jika digunakan disclosing solution, alangkah baiknya sebelum penetesan disclosing bibir pasien dibersihkan dari lipstik kemudian ulasi bibir dengan vaselin agar disclosing tidak menempel pada bibir. Pasien diminta untuk mengangkat lidahnya keatas teteskan disclosing sebanyak sebanyak tiga tetes dibawah lidah. Dalam keadaan mulut terkatup sebarkan disclosing dengan lidah keseluruh permukaan gigi. Setelah disclosing tersebar, pasien diperbolehkan meludah, diusahakan tidak kumur. Periksalah gigi indeks pada permukaan indeksnya dan catat skor sesuai dengan kriteria. Jika tidak menggunakan disclosing solution, maka gunakansonde biasa atau dental probe untuk pemeriksaan debris. Gerakkan sonde secara mendatar pada
12
permukaan gigi, dengan demikian debris akan terbawa oleh sonde. Periksalah gigi indeks mulai dengan menelusuri mulai dari 1/3 bagian incisal/oklusal, apabila pada bagian ini tidak ditemukan debris lanjutkan terus pada 2/3 bagian gigi, apabila disinipun tidak dijumpai teruskan sampai ke 1/3 bagian servikal.
b. Mencatat Skor Kalkulus
Kalkulus adalah deposit keras yang terjadi akibat pengendapan garam-garam anorganik yang komposisi utamanya adalah kalsium karbonat dan kalsium fosfat yang bercampur dengan debris, mikroorganisme dan sel-sel epitel deskuamasi.Kriteria skor kalkulus terdapat pada tabel berikut:
Skor
Kondisi
Tidak ada kalkulus
Skor 0
13
Kalkulus supra gingiva menutup tidak lebih dari 1/3 permukaan servikal yang diperiksa
Skor 1
Kalkulus supragingiva menutup lebih dari 1/3 tapi kurang dari 2/3 permukaan yang diperiksa, atau ada bercak-bercak kalkulus subgingiva disekeliling servikal gigi
Skor 2
14
Kalkulus supragingiva menutup lebih dari 2/3 permukaan atau ada kalkulus subgingiva yang kontinyu disekelilimg servikal gigi.
Skor 3
15
c.
Menghitung Skor Debris Indeks, Skor Kalkulus Indeks dan Skor OHI-S
Skor Debris Indeks maupun skor Kalkulus Indeks ditentukan dengan cara menjumlahkan seluruh skor kemudian membaginya dengan jumlah segmen yang diperiksa. Cara menghitung Debris Indeks:
Cara menghitung Kalkulus Indeks:
Misalkan pada suatu pencatatan indeks debris dan indeks kalkulus didapat hasil sebagai berikut: 2
1
3
2
0
2
2
2
3
2
1
2
DI
CI
Maka Skor DI =
Skor CI =
3 6 9 6
= 2,17
= 1,50
Sedangkan skor OHIS adalah jumlah Skor Debris dan Skor Kalkulus, sehingga pada perhitungan diatas Skor OHIS didapat 3,67.
16
d.
Menentukan Kriteria Debris Indeks, Kalkulus Indeks dan OHI-S
Menurut Greene dan Vermillion, kriteria penilaian debris dan kalkulus sama, yaitu: Baik
: Apabila nilainya antara 0 – 0,6
Sedang
: Apabila nilainya antara 0,6 – 1,8
Buruk
: Apabila nilainya antara 1,9 – 3,0
OHI-S mempunyai kriteria tersendiri yaitu mengikuti ketentuan sebagai berikut: Baik
: Apabila nilainya antara 0,0 – 1,2
Sedang
: Apabila nilainya antara 1,3 – 3,0
Buruk
: Apabila nilainya antara 3,1 – 6,0
Dengan demikian, untuk contoh perhitungan diatas, kriteria Debris Indeks untuk pasien dengan nilai 2,17 adalah buruk, kriteria Kalkulus Indeks dengan nilai 1,50 adalah sedang dan kriteria OHI-S dengan nilai 3,67 adalah buruk.
17
B.
Penilaian Plak Indeks Menurut Modifikasi Turesky - Gilmore – Glickman Dari Quigley – Hein
Menurut Quigley dan hein (1962), pengukuran plak indeks, dilakukan dengan membagi gigi menjadi 3 bagian, dan yang diperiksa hanyalah permukaan fasial dari gigi anterior, setelah mempergunakan obat kumur berbahan dasar fuchsin sebagai disclosing, rentang penilaian dari 0-5. Turesky dan kawan-kawan memodifikasi penilaian dari Quigley dan Hein, penilaian dilakukan pada seluruh gigi pada bagian permukaan fasial dan lingual setelah pemberian disclosing. Plak skor perorangan diperoleh dari jumlah total dari nilai yang diperoleh dibagi jumlah permukaan yang diperiksa. Kriteria plak indeks modifikasi Turesky – Gilmore – Glickman dari Quigley – Hein adalah sebagai berikut:
Skor PI 0
Kondisi
Tidak ada plak Terdapat bercak-bercak plak yang terpisah pada bagian margin servikal
1
dari gigi Terdapat lapisan tipis plak sampai setebal 1 mm pada bagian margin
2
3
servikal dari gigi Terdapat lapisan plak lebih dari 1 mm tetapi mencapai 1/3 bagian mahkota Terdapat lapisan plak, lebih dari 1/3 akan tetapi tidak lebih dari 2/3 bagian
4
5
mahkota Terdapat lapisan plak, menutupi seluruh permukaan gigi
18
C.
Pengukuran Kebersihan Mulut Menurut Podshadley dan Haley (Patien H ygiene
Performance Index atau Indeks PHP) Indeks ini pertama kali dikembangkan dengan maksud untuk menilai individu/perorangan dalam pembersihan debris setelah diberi instruksi menyikat gigi. Cara pemeriksaan klinis berdasarkan indeks plak PHP adalah sebagai berikut: 1.
Digunakan bahan pewarna gigi yang berwarna merah (disclosing solution) untuk menerima plak yang terbentul pada permukaan gigi.
2.
Pemeriksaan dilakukan pada mahkota gigi bagian fasial atau lingual dengan membagi tiap permukaan mahkota gigi menjadi lima subdivisi (Gambar 5.3). yaitu: D: distal, G:1/3 tengah gingival, M: mesial, C:1/3 tengah, I/O: 1/3 tengah insisal atau oklusi.
19
INDEKS KARIES GIGI Karies merupakan suatu infeksi jaringan keras gigi yaitu email, dentin dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dan merupakan suatu proses demineralisasi yang progresif. Proses kerusakan yang dimulai dari email terus ke dentin dan merupakan suatu penyakit yang berhubungan dengan banyak faktor. Terdapat emapat faktor utama yang berperan dalam proses terjadinya karies yaitu host, mikroorganisme, substrat dan waktu.
Dalam melakukan sebuah penelitian kadang kala untuk menghitung jumlah karies kita menggunakan indeks karies gigi. Indeks karies gigi adalah angka yang menunjukkan jumlah karies gigi seseorang atau sekelompok orang. Penyakitgigidanmulutmerupakanpenyakitmasyarakat
yang
dapatmenyerangsemuagolonganumur.
20
Apabilatidakdirawat/diobatidapatmenjadisemakinparahkarenaadanyasifatprogresif.Status kesehatangigimeliputipemeriksaankariesdankebersihangigidanmulutolehkarenakeduakeadaan inidideritaolehmasyarakat Indonesia (Depkes RI, 2004).MenurutDepkes RI (2008), status kesehatangigidanmulutdapatdiukurdenganderajatkeparahanpenyakitgigidanmulutmasyarakat, untukitudiperlukanindikator-indikatordanstandarpenilaian sepertiindikatorkesehatangigidan
status
yang
periodontal.
sesuaidengan
WHO,
Indikator
status
kesehatangigiuntukmenilaikariesdigunakanindeks DMF-T . Menurut
Priyono (2000) DMF-T merupakan keadaan gigi geligi seseorang yang
pernah mengalami kerusakan, hilang, perbaikan, yang disebabkan oleh karies gigi, indikator ini digunakan untuk gigi geligi tetap. Gigi sulungdigunakanindeks decayed ectraction filled teeth (def-t).
Berbagai macam indeks karies gigi yang sering digunakan : 1. Indeks DMF-T (DMF-Teeth) Untuk Gigi Permanen
Tujuanpemeriksaan DMF-T perencanaanupayapromotifdanpreventif,
adalahuntukmelihat
status
kariesgigi,
merencanakankebutuhanperawatan,
membandingkan status pengalamankariesgigimasyarakatdarisatudaerahdengandaerah lain ataumembandingkanantarasebelumdansesudahpelaksanaan
program,
sertauntukmemantauperkembangan status pengalamankariesindividu.
21
Indeks DMF-T terdiriatas: a. Decay (kariesgigi)
Indekskariesuntukgigidewasasampaisaatinimasihmenggunakan DMF-T Indeks.Decay
(D)
adalahjumlahgigikariesdalammulutsubyekatausampel,
dankariestersebutmasihbisaditambal (Priyono, 2000). b. Missing Missing
ataukehilangangigi
yang
dimaksuddalampemeriksaan DMFT adalahkehilangangigiolehkarenakaries.Komponen mi ssing
(M)
adalahgigihilangolehkarenakaries,
danhilangnyagigiolehsebablainataubukankarenakaries. c. Filling (tumpatan) Filling
(F),
dalamhalini
dimaksudadalahtumpatan,
termasuk
didalamnyatumpatantanpakaries, sealant. adalahgigi
yang
seperti fissure
Yang termasukdalamkriteria filling ( F ) yang
sudahditumpat,
dantumpatanmasihdalamkeadaanbaik.
22
Angka
DMF-T
menggambarkan
banyaknya
karies
yang
diderita
seseorangdaridulusampaisekarang. DMF-T maksudnya karies dihitung per gigi, artinya gigi yang memiliki karies lebih dari 1 (misal karies pada gigi molar 1 permanen terdapat karies di oklusal dan di bukal maka karies tetap dihitung ”satu”). Beda dengan indeks karies DMF-S (Surface) maka karies dihitung perpermukaan, jadi pada kasus diatas karies/dcay dihitung ”dua”). Pada indeks DMF -T juga tidak membedakan kedalam karies, misalnya karies superficial, media atau profunda.
contoh:
DMF-T : 2,artinyasetiaprespondenmempunyai 2 gigi yang terserangkaries
DMF-T : 0,artinyagigirespondentersebutsehat
Rumus yang digunakan untuk menghitung DMF-T : DMF-T = D + M + F
Kategori DMF-T menurut WHO :
0,0 – 1,1 = sangat rendah
1,2 – 2,6 = rendah
2,7 – 4,4 = sedang
4,5 – 6,5 =tinggi
6,6 >
= sangat tinggi
23
24
Kekurangan indeks DM F -T:
Tidak dapat menggambarkan banyaknya karies yang sebenarnya. Karena jika pada gigi tersebut terdapat 2 karies atau lebih, karies dihitung adalah tetap 1.
Indeks DMF-T tidak dapat membedakkan kedalaman dari karies, misalnya karies superficialis, media, profunda.
Tidak valid untuk gigi yang hilang karena penyebab lain selain karies.
Tidak valid untuk pencabutan perawatan ortodonti.
Tidak dapat digunakan untuk karies akar.
Special Rules:
Tidak ada gigi yang dihitung lebih dari 1 kali, baik decay, missing maupun filled.
D,M,F teeth harus dicatat secara terpisah.
Gigi dianggap erupsi saat permukaan oklusal/insisalnya terbuka/terlihat atau terpapar di atas jaringan gingiva.
Gigi dianggap ada/dipertimbangkan meskipun crown telah rusak dan hanya akar yang tertinggal di soketnya.
Supernumerary tooth tidak termasuk / tidak dihitung.
Jika gigi desidui tertanam dan gigi permanen penggantinya, diklasifikasikan sebagai gigi permanen.
Gigi desidui tidak dimasukkan dalam perhitungan "dmf" begitu juga dengan gigi permanen di perhitungan def dan harus dihitung secara terpisah.
2. Indeks def-t Untuk Gigi Sulung
25
Indeks ini sama dengan DMF-T hanya saja indeks def-t digunakan untuk gigi sulung. e disini maksudnya eksfoliasi = jumlah gigi sulung yang hilang karena karies atau harus dicabut karena
karies.
eksofoliasi
Namun
tidak
beberapa
digunakan
penelitian
df-t
karena
mencegah kemungkinan terjadinya kesalahan, sebab apakah karies tersebut benar-benar hilang karena karies atau bukan. Pada gigi sulung sering kali gigi hilang karena faktor resobsi fisiologis atau trauma.Rumus untuk def-t sama dengan yang digunakan pada DMF-T.
3. Indeks Untuk Melihat Tingkat Keparahan Karies
Untuk melihat kedalaman atau tingkat keparahan karies gigi kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :
C0 = belum terjadi karies
C1 = karies hanya mengenai email saja
C2 = karies telah mencapai dentin
C3 = karies telah mencapai pulpa
C4 = karies telah mengenai akar gigi.
26
4.
Indeks UTN
Indeks ini untuk melihat kebutuhan perawatan dalam suatu populasi. Rumus yang digunakan :
UTN =
Rerata D
Rerata D+Rerata F
x100%
Untuk menghitung prevalensi terjadinya karies dalam suatu populasi :
Prevalensi karies =
Jumlah DMF−T Jumlah Responden yang diperiksa
x100%
Indeks kebersihan mulut PHP-M (Personal Hygiene Performance-Modified) Indeks kebersihan gigi dan mulut PHP-M (Personal Hygiene Performance-Modified) dari Martin dan Meskin (1972) merupakan indeks yang telah dimodifikasi dari Indeks PHP (Patient Hygiene Performance Index) dari Podshadley dan Haley (1986), metode dari indeks PHP-M ini sering digunakan untuk pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut pada masa geligi campuran. Prinsip pemeriksaan hampir sama dengan indeks PHP, permukaan yang diperiksa adalah bagian bukal dan lingual. Indek PHP ini untuk menilai debris, sedangkan indeks PHP-M untuk mengukur plak secara obyektif. Pemeriksaan PHP-M menggunkan disclousing agent sebagai indicator plak pada gigi. PHP-M bila di pakai sebagai alat ukur kebersihan mulut yang dikombinasikan dengan instruksi pada individu, maka akan dapat diketahui hasil dari tingkat kebersihan mulut (Sriyono dan Sudibyo, 2011) Berdasarkan Sriyono dan Sudibyo (2011) gigi yang diperiksa pada metode PHP-M ini diantaranya adalah: 1) Gigi paling posterior yang tumbuh di kwadran kanan atas 2) Gigi kaninus atas kanan sulung atau permanen, bila gigi ini tidak ada dapat digunakan gigi anterior lainnya 3) Gigi molar satu atas kiri sulung atau premolar satu at as kiri 4) Gigi paling posterior yang tumbuh di kwadran kiri bawah
27
5) Gigi kaninus kiri bawah sulung atau permanen, bila gigi ini tidak ada dapat dipakai gigi anterior lainnya. 6) Gigi molar satu kanan bawah sulung ata premolar satu kanan bawah.
28
Daftar Pustaka:
Anthonie,
A.
Kejadian
2013.
Gingivitis.
(Online).
Tersedia:
http://akbaranthonie.blogspot.com/2013/02/kejadian-gingivitis-ditinjaudari_13.html [14 Mei 2014] Anthonie,
A.
2013.
Analisis
Kari es
Gigi.
(Online).
Tersedia:
http://akbaranthonie.blogspot.com/2013/02/analisis-karies-gigi-molar-pertama.html [14 Mei 2014] Alrista,
R.
I ndeks
2012.
Kari es
DM F .
(Online).
Tersedia:
http://choealrista.blogspot.com/2012/11/indeks-karies-dmf.html [14 Mei 2014] Bakar, A. 2012. Kedokteran Gigi Klinis. Cetakan II. Yogyakarta: Quantum Sinergis Media. Departemen Kesehatan Indonesia.1993. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Gigi. Jakarta: Departemen Kesehatan. Panda.
2008.
I ndeks
Karies
Gigi.
(Online).
Tersedia:
http://pandatitit.blogspot.com/2008/04/indeks-karies-gigi-karies-merupakan.html [14 Mei 2014] PDGI.
2013.
Tata
Cara
Penilaian
Status
Kesehatan.
(Online).
Tersedia:
http://pdgicabwngr.blogspot.com/2013/02/tata-cara-penilaian-status-kesehatan.html [14 Mei 2014] PutriMH.,Herijulianti
E.,
Nurjannah
N.
I lmuPencegahanPenyakitJaringanKerasdanJaringanPendukung
2010.
Gigi .
Editor
LilianJuwono. Jakarta: EGC.
29