MATERI MENGGAMBAR MESIN
Terdiri dari: 1.Toleransi ukuran 2.Toleransi geometric 3.Kekasaran permukaan 4.Penyederhanaan gambar 5.Gambar sambungan las 6.Pemipaan 7.Gambar kerja
Di susun oleh : Nama : Hisbulloh. Abdul. Aziz Aziz Nim : 1316023077
1. Toleransi ukuran (Toleransi linier) Pengertian toleransi ukuran adalah suatu dua batas an garis ukur yang diizinkan pada setiap elemen. Toleransi sangat berperan penting mengingat mengingat pada setiap proses produksi sangat sulit membuat suatu alat atau benda benda sesuai dengan ukuran yang tepat. karena menyangkut ketelitian dalam proses pengerjaanya. Untuk lebih jelasnya kita lihat pada contoh gambar gambar toleransi ukur tersebut dibawah ini.
Keterangan: Yang di toleransikan pada gambar diatas adalah suatu lingkarang dengan diameter 9 dengan toleransi 0,02, batas maksimal pada toleransi yang akan dikerjakan pada benda tersebut adalah 9.02 dan dan minimal pada pengerjaan benda kerja kerja tersebut adalah 9.00. Untuk lebih mengenal toleransi secar a umum. berikut ini gambar
tabel toleransi umum.
1. Toleransi ukuran (Toleransi linier) Pengertian toleransi ukuran adalah suatu dua batas an garis ukur yang diizinkan pada setiap elemen. Toleransi sangat berperan penting mengingat mengingat pada setiap proses produksi sangat sulit membuat suatu alat atau benda benda sesuai dengan ukuran yang tepat. karena menyangkut ketelitian dalam proses pengerjaanya. Untuk lebih jelasnya kita lihat pada contoh gambar gambar toleransi ukur tersebut dibawah ini.
Keterangan: Yang di toleransikan pada gambar diatas adalah suatu lingkarang dengan diameter 9 dengan toleransi 0,02, batas maksimal pada toleransi yang akan dikerjakan pada benda tersebut adalah 9.02 dan dan minimal pada pengerjaan benda kerja kerja tersebut adalah 9.00. Untuk lebih mengenal toleransi secar a umum. berikut ini gambar
tabel toleransi umum.
Toleransi memegang peranan yang vital pada proses produksi produksi dikarenakan sangat sulitnya membuat suatu alat atau benda sesuai dengan ukuran yang tepat, karena menyangkut ketelitian dalam proses pengerjaannya. Selanjutnya toleransi ukuran dibedakan lagi menjadi: Toleransi Standar (Toleransi (Toleransi Internasional/IT) Internasional/IT) Besarnya toleransi ditentukan oleh ISO /R286 (sistem ISO untuk limit dan suaian) agar sesuai dengan persyaratan fungsional dan untuk keseragaman. ISO menetapkan 18 toleransi standar, yakni mulai dari IT 01, IT 0, IT 1, IT 2, sampai dengan IT 16. Sedangkan untuk dasar satuan toleransi dari kualitas 01 – 1, harga toleransi standarnya dapat dihitung dengan rumus pada tabel berikut: IT 01 IT 0 IT 1 Nilai dalam µm untuk D dalam µm 0,3 + 0,008 D 0,5 + 0,012 D 0,8 + 0,0 20 D
Secara garis besar, gambaran secara umum dari hubungan antara pengelompokan kualitas toleransi ini dengan proses pengerjaannya adalah sbb. 1. Kualitas 1 – 1 – 4 4 adalah untuk pengerjaan yang sangat teliti. Misalnya pembuatan alat ukur, instrumen optik, dll. 2. Kualitas 5 – 5 – 11 11 untuk proses pengerjaan dengan permesinan biasa, termasuk untuk komponen-komponen yang mampu tukar. 3. Kualitas 12 – 12 – 16 16 untuk proses pengerjaan yang kasar, seperti pengecoran, penempaan, pengerolan, dsb. Definisi dari toleransi ukuran adalah dua batas penyimpangan yang diijinkan pada setiap ukuran elemen. Toleransi memegang peranan yang vital pada proses produksi dikarenakan sangat sulitnya membuat suatu alat atau benda sesuai dengan ukuran yang tepat, karena menyangkut ketelitian dalam proses pengerjaannya. Selanjutnya toleransi ukuran dibedakan lagi menjadi: a) Toleransi Standar (Toleransi Internasional/IT) Besarnya toleransi ditentukan oleh ISO /R286 (sistem ISO untuk limit dan suaian) agar sesuai dengan persyaratan fungsional dan untuk keseragaman. ISO menetapkan 18 toleransi standar, yakni mulai dari IT 01, IT 0, IT 1, IT 2, sampai dengan IT 16. Sedangkan untuk dasar satuan toleransi dari kualitas 01 – 1, harga toleransi standarnya dapat dihitung dengan rumus pada tabel berikut:
Nilai dalam µm untuk D dalam µm
IT 01 0,3 + 0,008 D
IT 0 0,5 + 0,012 D
IT 1 0,8 + 0,0 20 D
Secara garis besar, gambaran secara umum dari hubungan antara pengelompokan kualitas toleransi ini dengan proses pengerjaannya adalah sbb.
1. Kualitas 1 – 4 adalah untuk pengerjaan yang sangat teliti. Misalnya pembuatan alat ukur, instrumen optik, dll. 2. Kualitas 5 – 5 – 11 11 untuk proses pengerjaan dengan permesinan biasa, termasuk untuk komponen-komponen komponen-komponen yang mampu tukar. 3. Kualitas 12 – 16 untuk proses pengerjaan yang kasar, seperti pengecoran,
Toleransi umum diberikan untuk ukuran yang tidak memerlukan ketelitian atau bukan merupakan bagian dari benda berpasangan (suaian). Nilai toleransi umum selalu memilki batas penyimpangan atas dan batas penyimpangan bawah yang sama. Besarnya toleransi ini ditentukan oleh tingkat kualitas (kekasaran permukaan) dan ukuran dasar. 1. Toleransi Khusus Toleransi khusus merupakan suatu toleransi yang nilainya di luar toleransi umum dan suaian. Nilai toleransinya lebih kecil daripada nilai toleransi umum, namun lebih besar daripada nilai toleransi suaian. c) Toleransi suaian Suaian adalah suatu istilah untuk menggambarkan tingkat kekekatan atau kelonggaran yang mungkin dihasilkan dari penggunaan kelegaan atau toleransi tertentu pada elemen mesin yang berpasangan. Ada empat macam suaian pada elemen mesin, yakni: 1. Suaian longgar (clearance fit) Suaian ini selalu menghasilkan kelonggaran (celah bebas) dengan daerah toleransi lubang selalu terletak di atas daerah toleransi poros. 2. Suaian sesak (interference fit) Suaian yang selalu menghasilkan kesesakan, dengan daerah toleransi lubang selalu terletak di bawah daerah toleransi poros. 3. Suaian pas (transition fit) Suaian ini dapat menghasilkan celah bebas atau interferensi, namun poros harus dipaksakan masuk ke dalam lubang dengan kelegaan negatif.
4. Suaian garis Batas – batas ukuran ditentukan sedemikian sehingga celah bebas atau kontak antar permukaan akan terjadi apabila elemen mesin yang berpasangan dirakit. Berikut ini dicantumkan beberapa istilah toleransi untuk elemen tunggal dan suaian yang seringkali dipakai : Ukuran dasar atau ukuran nominal adalah ukuran pokok yanag ditulis sebelum disertai angka-angka batas penyimpangan yang diijnkan. Jenis Jenis Penyimpangan:
Penyimpangan atas
adalah penyimpangan ke arah atas ukuran maksimum. Ukuran maksimum adalah ukuran terbesar yang masih diperbolehkan. Besarnya ukuran maksimum = ukuran dasar + penyimpangan pen yimpangan atas.
Penyimpangan bawah
adalah penyimpangan ke arah bawah penyimpangan minimum.
Garis nol Garis nol adalah garis dasar atau garis dengan penyimpangan nol. nol. Ukuran sesungguhnya Ukuran sesungguhnya sesungguhnya adalah ukuran jadi ja di atau ukuran yang didapat setelah benda selesai dibuat, yang dapat diketahui dengan menggunakan alat ukur. Kelonggaran (Clearance) Kelonggaran adalah selsih kelonggaran antara luna gdengan poros dimana ukuran lubang lubang lebih besar daripada ukuran poros. poros.
Kelonggaran maksimum adalah seliisih antara lubang terbesar dengan poros terkecil dalam suatu suaian longgar. Kelonggaran minimum adalah selisih ukuran lungan terkecil dengan poros terbesar dalam suatu suaian longgar.
Kesesakan (Interference) Kesesakan adalah suatu nilai selisih ukuran antara lubang dengan poros, dimana ukuran poros lebih besar daripada ukuran lubang.
Kesesakan maksimum adalah selisih ukuran antara lubang terkecil dengan poros terbesar pada suaian sesak. Kesesakan minimum adalah selisih ukuran antara lubang terbesar dengan poros terkecil pada suaian sesak.
Contoh pemberian toleransi pada sebuah lubang dan poros: a. 30H7 b. 40g6 Keterangan: a. Suatu lubang denganukuran dasar 30 mm, posisi daerah toleransinya H, dan kualitasnya 7. b. Suatu poros dengan ukuran dasar 40 mm, posisi daerah toleransinya g, dan kualitasnya 6.
2. Toleransi bentuk dan posisi (Toleransi geometrik) Pengertian toleransi geometrik adalah toleransi yang membatasi suatu bentuk, posisi, tempat, dan penyimpangan putar terhadap suatu elemen geometris. Toleransi ini biasanya memberikan kesempatan untuk memperlebar persyaratan toleransi ukur. toleransi geometrik ini diperlukan jika untuk meyakinkan ketepatan komponen menurut fungsinya. berikut ini tabel toleransi geometrik
Toleransi geometrik adalah toleransi yang membatasi penyimpangan bentuk, posisi tempat, dan penyimpangan putar terhadap suatu elemen geometris. Toleransi geometrik pada dasarnya memberikan kesempatan untuk memperlebar persyaratan dari toleransi ukuran. Pemakaian toleransi geometrik hanya dianjurkan apabila memang perlu untuk meyakinkan ketepatan komponen menurut fungsinya. Sebuah toleransi geometrik dari suatu elemen menentukan daerah di mana elemen tersebut harus berada. Maka, sesuai dengan sifat dari daerah yang akan diberi toleransi dan cara memberi ukuran, daerah toleransi dikelompokkan menjadi berikut. 1. Luas dalam lingkaran (selanjutnya dilambangkan dengan #1) 2. Luas antara dua lingkaran sepusat (selanjutnya dilambangkan dengan #2) 3. Luas antara dua garis yang berjarak sama, atau dua garis lurus sejajar (selanjutnya dilambangkan dengan #3) 4. Ruang dalam bola (selanjutnya dilambangkan dengan #4) 5. Ruang dalam silinder (selanjutnya dilambangkan dengan #5) 6. Ruang antara dua silinder bersumbu sama (selanjutnya dilambangkan dengan #6) 7. Ruang antara dua permukaan berjarak sama atau dua bidang sejajar (selanjutnya dilambangkan dengan #7) 8. Ruang dalam sebuah kubus (selanjutnya dilambangkan dengan #8) Berikut ini gambaran mengenai hubungan antara sifat yang diberi toleransi dan daerah toleransi diberikan dalam suatu tabel. Daerah Toleransi #1 #2 #3 #4 #5 #6 #7 #8 Sifat-sifat yang Simbol diberi toleransi Kelurusan • • • • Kedataran • Kebulatan • Kesilindrisan • Profil garis • Profil permukaan • Kesejajaran • • • • Ketegaklurusan • • • • Ketirusan • • • Posisi • • • • • • Konsentrisitas • • dan koaksialitas Kesimetrisan • • Putar tunggal • • Putar total • • Hubungan antara toleransi geometrik dengan toleransi ukuran ada dua macam dibedakan
Definisi Prinsip Ketidakbergantungan adalah,“Tiap persyaratan yang diperinci dalam gambar, seperti misalnya toleransi ukuran dan toleransi bentuk atau posisi harus ditentukan secaa bebas tanpa menghubungkan pada ukuran, toleransi atau sifat manapun kecuali ditentukan oleh suatu hubungan khusus.” Maka bila tidak ditemukan adanya hubungan antara ukuran dan toleransi bentuk atau posisi, toleransi bentuk atau posisi itu dianggap tidak memiliki hubungan.
Menurut Prinsip Bahan Maksimum
Definisi Prinsip Bahan Maksimum adalah,”Pemberian toleransi yang memperhitungkan ketergantungan timbal balik antara toleransi ukuran dengan toleransi bentuk atau posisi serta adanya tambahan harga toleransi dari bentuk atau posisi pada bagian tertentu yang menyimpang asalkan tidak melanggar batas- batas maksimum dan minimumnya” Prinsip bahan maksimum mengsumsikan bahwa terdapat hubungan timbal balik antara toleransi ukuran dengan toleransi bentuk atau posisi. Kondisi bahan maksimum pada sebuah poros adalah ukuran batas terbesar dari poros tersebut.
Toleransi bentuk
Toleransi Bentuk merupakan penyimpangan bentuk yang dii zinkan dibandingkan
terhadap bentuk yang ideal.
Toleransi Posisi Toleransi posisi merupakan merupakan penyimpangan posisi yang diizinkan dibandingkan terhadap posisi yang dianggap sebagai acuan. Berikut contoh gambar dibawah ini.
3. Konfigurasi Kekasaran Permukaan Menurut ISO 1302 – 1978 yang dimaksud dengan kekasaran permukaan adalah penyimpangan rata-rata aritmetik dari garis rata-rata profil. Definisi ini digunakan untuk menentukan harga dari rata-rata kekasaran permukaan. Ada 3 parameter yang digunakan untuk menentukan kekasarna permukaan, yakni 1. Ra adalah penyimpangan rata-rata dari garis rata-rata profil 2. Rz adalah ketidak rataan ketinggian pada sepuluh titik 3. Rmax adalah ketidak rataan ketinggian maksimun Lambang parameter-parameter untuk menentukan kekasaran permukaan Ra adalah penyimpangan rata-rata dari garis rata-rata profil
Rz adalah ketidak rataan ketinggian pada sepuluh titik
Rmax adalah ketidak rataan ketinggian maksimun
Lambang konfigurasi kekasaran permukaan
Setiap permukaan dari benda kerja yang telah mengalami proses permesinan, baik itu proses pembubutan,penyekrapan, pengefraisan, akan mengalami kekasaran permukaan dimana untuk besarnya di nyatakan dalam huruf N, dari N 1 yang paling halus sampai N 12 yang paling kasar dengan arah bekas pengerjaan yang tertentu dengan simbol tertentu pula,dari hal tersebut diatas dapat ditentukan nilai kekasaran permukaan pada level tertentu, apakah benda kerja tersebut mengkilap,halus, maupun kasar Tabel nilai kekasaran permukaan
Simbol arah pengerjaan
4. Gambar sambungan las
Jenis Jenis Sambungan Las Pelat dan Pipa Dengan Gambarnya - Setiap proses pengelasan pasti memiliki desain sambungan yang berfungsi untuk mendapatkan hasil sambungan yang baik atau lolos pengujian sesuai standart atau code yang dianut. Oleh karena itu pemilihan jenis sambungan pengelasan sangat penting sebelum melakukan proses pengelasan. Jenis sambungan pada pengelasan sangat banyak macamnya, mulai dari sambungan Butt Joint atau sambungan tumpul, Sambungan T Joint atau sambungan Fillet, Sambungan sudut atau Corner Joint atau juga sambungan tumpang atau Lap Joint. Jenis-jenis sambungan las tersebut mempunyai tujuan tertentu. Namun sebelum itu Anda harus mengetahui lebih dahulu jenis-jenis gambar sambungan las tersebut. Pada kesempatan ini Pengelasan.com akan berbagi dengan Anda tentang Jenis Sambungan dan Posisi Pengelasan untuk Pelat & Pipa. Untuk Posisi pengelasan terdapat hingga empat posisi pada pelat sedangkan pada Pipa hingga 6. Berikut ini Macam macam sambungan pengelasan dan Posisi Pengelasan beserta gambarnya . Jenis Sambungan & Posisi Pengelasan Pelat dan Pipa Beserta Gambarnya :
Dalam merencanakan konstruksi yang memiliki sambungan pengelasan, harus dipilih secara benar dan tepat mengenai jenis-jenis sambungan las, yang disesuaikan dengan fungsi dan kegunaannya. Yang perlu dipertimbangkan bahwa sambungan pengelasan harus mampu menerima beban dinamis maupun beban stat is. Ditinjau dari cara persiapan yang dilakukan pada bagian-bagian yang akan di las, jenis jenis sambungan pengelasan dapat dibedakan menjadi 3 yakni : 1. Pengelasan alur 2. Pengelasan sudut 3. Pengelasan sumbat
Istilah -istilah yang di gunakan pada tahap persiapan B. SIMBOL-SIMBOL SAMBUNGAN PENGELASAN Dalam gambar kerja, cara – cara proses pengelasan yang diinginkan perencana diitunjukan dengan simbol-simbol yang ditetapkan, di dalam ISO 2553 tentang penunjukan simbol dasar pengelasan
Simbol dasar pengelasan pada gambar kerja
Jenis Sambungan Pengelasan adalah tipe sambungan material atau plat yang digunakan untuk proses pengelasan. Jenis sambungan las mempunyai beberapa macam yang menjadi jenis sambungan utama yaitu Butt Joint, Fillet (T) Joint, Corner Joint, Lap Joint dan Edge
2. Fillet (T) Joint 3. Corner Joint 4. Lap Joint 5. Edge Joint Butt Joint Sambungan butt joint adalah jenis sambungan tumpul, dalam aplikasin ya jenis sambungan ini terdapat berbagai macam jenis kampuh atau groove yaitu V groove (kampuh V), single bevel, J groove, U Groove, Square Groove untuk melihat macam macam kampuh las lebih detail silahkan lihat gambar berikut ini.
T (Fillet) Joint T Joint adalah jenis sambungan yang berbentuk seperti huruf T, tipe sambungan ini banyak diaplikasikan untuk pembutan kontruksi atap, konveyor dan jenis konstruksi lainnya. Untuk tipe groove juga terkadang digunakan untuk sambungan fillet adalah double bevel, namun hal tersebut sangat jarang kecuali pelat atau materialnya sangat tebal. Berikut ini gambar sambungan T pada pengelasan .
Corner Joint Corner Joint mempunyai desain sambungan yang hampir sama dengan T J oint, namun yang membedakannya adalah letak dari materialnya. Pada sambungan ini materialnya yang disambung adalah bagian ujung dengan ujung. Ada dua jenis corner joint, yaitu close dan open. Untuk detailnya silahkan lihat pada gambar di bawah ini.
Lap Joint Tipe sambungan las yang sering digunakan untuk pengelasan spot atau seam. Karena materialnya ini ditumpuk atau disusun sehingga sering digunakan untuk aplikasi pada bagian body kereta dan cenderung untuk plat plat tipis. Jika menggunakan proses las SMAW, GMAW atau FCAW pengelasannya sama dengan sambungan fillet.
Edge Joint Jenis jenis Sambungan Las di atas semoga dapat menambah ilmu pengetahuan Anda tentang pengelasan, jika ada yang kurang jelas atau ada pertanyaan. Silahkan tulis di kolom komentar atau hubungi kami lewat kolom kontak yang sudah disediakan.
Pemipaan 2.1
Sistem Pemipaan
Pipa adalah media tempat mengalirnya fluida proses dari suatu unit yang satu ke unit lainnya. Secara umum karakteristiknya ditentukan berdasarkan material (bahan) penyusunnya. Ukuran diameter pipa didasarkan pada diameter ”Nominal” antara diameter luar (OD) atau diameter dalam (ID). Tubing adalah pipa dengan ukuran diameter yang lebih kecil dari pipa, kegunaannya (secara umum) adalah untuk penghubung antara alat ukur dengan pipa proses an dari instrumen ke sistem kontrol. Ukuran standar untuk tubing selalu diameter luar (OD). 2.1.1
∑
Tujuan Perancangan Sistem Pemipaan
Menentukan jenis material yang sesuai dengan kondisi kerja seperti, tekanan external/internal, suhu, korosi dll.
∑
Standard Code mana yang sesuai untuk diaplikasikan pada sistem perpipaan yang akan dirancang. Pemilihan standard code yang benar akan menentukan arah perancangan secara keseluruhan, baik dari segi biaya, reliabilitas, safety design, dan stress analisis.
∑
Perhitungan dan pemilihan ketebalan pipa. Pemilihan ketebalan pipa ( schedule number ) sebaiknya memenuhi kriteria cukup, aman, dan ketersediaan stok di pasaran
∑
Dengan cara bagaimana sistem perpipaan akan dikoneksikan satu sama lain, jenis sambungan, dan material sambungan seperti apa yang sesuai.
∑
Bagaimana planning dan routing dari sistem perpipaan akan dilakukan. General
arrangement ,
dan
routing
sebaiknya
dilakukan
dengan
memperhatikan aspek inherent safety design, konsumsi pipa seminimum mungkin tanpa mengorbankan dan mengurangi kemampuan, fungsi dan operasional dari peralatan yang terkoneksi
2.1.2
Standarisasi Pipa Internasional
a. Diameter Standar
∑
Diameter dalam
: (ID = Inside Diameter)
Diameter luar
: (OD = Outside Diameter)
Diameter Nomonal
: (NPS = Nominal Pipe Size)
NPS: Nominal Pipe Size, diameter, ID) satuannya Inchi (pendekatan dalam bentuk diameter bagian dalam (inside dari pipa).
∑
DN: Diameter Nominal, digunakan oleh Negara di daratan Eropa, dengan satuan milimeter.
∑
Sch atau Schedule adalah menunjukan ukuran ketebalan dinding pipa atau wall-thickness (seringkali merupakan data ID dan wall thickness)
∑ Sebagai
tambahan
beberapa
standart
memberikan
metode
untuk
menentukan ketebalan suatu pipa. Salah satu cara yang umum adalah dinyatakan dengan beratnya yang diklasifikasikan sebagai berikut,
¸
STD-Standard atau Standart Weight untuk tebal dinding normal pada tekanan pipa 150 psi
¸ ¸
XS-Extra strong atau Extra Heavy dengan tekanan diatas 300 psi XXS - Double extra strong untuk tekanan diatas 600 psi
Gambar 1. Diameter Nominal Pipa
Menurut ANSI ( American National Standard Institute) dan ASME ( American Society of Mechanical Engineer ), ukuran diameter pipa ditentukan sebagai berikut : 1. Untuk ukuran pipa ⅛ ” – 12” nominal diameter pipa tidak sama dengan diameter luarnya, yang diukur adalah ID atau inside diameter.
2. Untuk ukuran pipa >12 ” – 24” nominal diameter pipa sama dengan OD (diameter luar).
Gambar 2. Diameter Pipa Menurut ANSI dan ASME
Untuk pipa yang memiliki OD- outside diameter sama , namun bisa memiliki tebal dinding yang berbeda beda sesuai dengan schedule number -nya. b. Material Satandar
Standar bahan yang dipakai biasanya memakai standard amerika, yaitu yang dikenal dengan nama : ∑
ASTM
=
American Society for Testing Material
∑
API
=
American Petroleum Institute
∑
ANSI
=
American National Standard Institute
1. Pipa Baja Karbon (Carbon Steel Pipe)
∑ ASTM – A. 53 (Grade A and B) ∑ ASTM – A. 106 (Grade A,B,C ) ∑ ASTM – A. 155 2. Pipa Baja Stainless ( Stainless Steel Pipe)
∑ ASTM – A.132 Type 304 (AISI 304) ∑ ASTM – A.312 Type 321 (NASI 321) ∑ ASTM – A.358 Type 321 (AISI 321) 3. Pipa Baja Tuang
∑
ANSI – A.211
4. Pipa Lapisan Seng (Galvanized Pipe)
∑ ASTM – A. 53 Galvanized
∑ ASTM – A. 120 Galvanized Standar bentuk pipa berdasarkan ujungnya
∑ PLAIN END ∑
THREADED END
∑ BEVELED END
‡
Sambungan pipa dengan socket welding
‡
Sistim sambungan pipa berulir
‡
Sistim sambungan butt welding
2.1.3 Macam-macam Pipa Berdasarkan Kegunaannya
a. Carbon Steel Pipe Pipa baja karbon atau steel pipe banyak digunakan pada industri migas. Pipa ini memiliki kekuatan yang tinggi, kenyal, dapat dilas dan tahan lama. Kelemahannya adalah tidak tahan terhadap serangan korosi (H2SO4) Carbonate (K 2CO3) dan air laut. Karena itu untuk pipa yang dipasang dibawah laut maupun dalam tanah akan menggunakan lapisan khusus (coating) agar tidak di serang zat yang korosif. b. (Pipa Baja) Stainless Steel Pipe
Pipa jenis ini mempunyai sifat tahan terhadap oksidasi dan zat yang korosif, untuk fasilitas LNG jenis pipa ini dipakai pada CO 2-removal unit, untuk menyalurkan carbonate, dan untuk flare stack. Stailess steel pipe memiliki thermal strength yang tingi (1,5 x carbon steel ). c. Pipa Basi Tuang (Cast iron)
Pipa besi tuang golongan kelas yang tahan akan korosi, besi tuang memiliki kekerasan tinggi tetapi memiliki kerapuhan yang tinggi pula, besi tuang tidak baik dipakai untuk fasilitas yang memiliki kontraksi dan getaran tinggi. d. Pipa Galvanized (Galvanized Pipe)
Pipa jenis ini adalah jenis carbon steel namun bagian luar dan dalam pipa dilapisi dengan seng agar tahan terhadap karat, digunakan untuk saluran air dan conduit.
2.1.4
Komponen Pemipaan
Komponen perpipaan harus dibuat berdasarkan spesifikasi standar yg terdaftar
dalam
simbol
dan
kode
yg
telah
dibuat
sebelumnya.Komponen perpipaan yg dimaksud disini meliputi :
atau
dipilih
a. Flanges ( flens-flens) b. Fittings (sambungan) c. Valves (katup-katup) d. Boltings (baut-baut) e. Gasket f. Support/ Instalasi g. Specials items
1. Gate valve
Gate Valve adalah valve yang paling sering dipakai pada sistem perpipaan. Fungsinya hanya untuk menutup dan membuka aliran ( fully closed & fully opened position), on/off control dan isolation equipment .Gate valve tidak bisa digunakan untuk mengatur besar kecilnya aliran (regulate atau trotthling ). Karena akan merusak posisi disc nya dan mengakibatkan valve bisa passing pada saat valve ditutup ( passing = aliran tetap akan lewat, walaupun valve sudah menutup ). Pada saat Gate valve terbuka sebagian (misal 50% opening ), maka aliran fluida akan sebagian lewat dibawah disc yang menyebabkan turbulensi ( turbulensi = aliran
Gambar 8. Gate Valve 2. Globe valve
Globe valve merupakan salah satu jenis valve yang dirancang untuk mengatur besar kecilnya aliran fluida (regulate atau trotthling ). Pada dasarnya bagian utama dari Globe valve ini sama saja dengan Gate valve. Yaitu terdiri dari body, seat, disc, bonnet, stem, packing dan gland.
Gambar 9. Globe Valve 3. Rotation valve
Dikatakan rotation valve karena valve membuka dan menutup dengan cara rotasi pada disc. Valve – valve dibawah ini berbeda dengan gate valve dan globe
valve dalam hal cara membuka dan menutup valve. Pada gate valve dan globe valve, kita diharuskan memutar handwell , namun untuk rotation valve, kita bisa membuka dan munutup valve hanya dengan memutar handle valve sebesar 90 derajat. Oleh karena itu valve jenis ini bisa membuka dan menutup lebih cepat dari gate valve ataupun globe valve. Handle pada valve tipe ini adalah pengganti handwell pada gate valve dan globe valve. Hal penting yang harus diperhatikan adalah, pada posisi valve fully open maka handle akan searah dengan aliran atau pipa, namun jika posisi valve fully close maka posisi handle tidak searah dengan aliran atau pipa, melainkan akan membentuk sudut 90 derajat dengan aliran atau pipa. Yang termasuk jenis ini adalah: Plug valve, Ball valve dan Butterfly valve. 4. Diaphgram valve
Diaphgram valve bisa digunakan untuk mengatur aliran (trhottling ) dan bisa juga digunakan sebagai on/off valve. Diaphgram valve handal dalam penanganan material kasar seperti fluida yang mengandung pasir, semen, atau lumpur, serta fluida yang mempunyai sifat korosif. 5. Pinch valve
Pinch valve digunakan untuk menangani fluida yang berlumpur, endapan, dan yang mempunyai partikel-partikel solid yang banyak serta fluida-fluida yang mempunyai kecenderungan untuk terjadi kebocoran (leak). 6. Check valve
Check valve digunakan untuk membuat aliran fluida hanya mengalir kesatu arah saja atau agar tidak terjadi reversed flow/back flow. Bentuk check valve sama saja dengan gate valve tapi valve ini tidak mempunyai handwell/handle maupun stem. 7. Relieve valve dan Safety valve
Kedua valve ini digunakan untuk melepaskan ( release) tekanan ( pressure) pada suatu sistem agar tidak membahayakan alat (equipment ), personnel yang sedang bekerja, dan untuk kepentingan proses itu sendiri. Relieve valve akan membuka perlahan-lahan apabila terjadi kelebihan (excess) pressure dan akan menutup kembali apabila pressure telah kembali normal. cocok diaplikasikan ke fluida liquid. Sedang Safety valve, akan membuka
secara sangat cepat langsung 60% opening apabila terjadi excess pressure. Dan akan menutup kembali hanya apabila pressure telah berada dibawah pressure normal (set point). Digunakan untukfluida gas. 3 Pompa 2.3.1 Klasifikasi Pompa
Berdasarkan klasifikasi standart yang sering dipakai. Ada tiga kelas yang digunakan sekarang ini, sentirifugal, rotari, dan torak reciprocating. Istilah ini hanyak berlaku pada mekanik fluida bukan pada desain pompa itu sendiri, Ini penting karena banyak pompa yang dijual untuk keperluan yang khusus, hanya dengan melihat detail dan desain yang terbaik saja, sehingga masalah yang berdasarkan kepada kelas dan jenis pompa menjadi sejumlah yang berbeda – beda sesuai dengan pompa tersebut. Untuk lebih jelas dapat dilihat klasifikasi pompa, di bawah ini : a. Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal mempunyai konstruksi sedemikian rupa sehingga aliran zat cair yang keluar dari mupller akan melalui sebuah bidang tegak lurus pompa impeller dipasang kopling untuk meneruskan daya dari pengerak. Poros dan pada ujung yang lain dipasang kopling untuk meneruskan daya dari penggerak. Ada beberapa jenis pompa sentrifugal : ∑
Pompa Sentrifugal Rumah Keong
Pada jenis pompa ini, impeler membuang cairan ke dalam rumah spiral yang secara berangsur – angsur berkembang. Ini dibuat sedemikian rupa untuk mengurangi kecepatan cairan dapat diubah menjadi tekanan statis. Rumah keong pompa ganda menghasilkan kesimetrisan yang hampir radial pada pompa bertekanan tinggi dan pada pompa yang dirancang untuk operasi aliran yang sedikit. Rumah keong
akan
menyeimbangkan beban – beban radial pada poros pompa sehingga beban akan saling meniadakan.
Gambar 10. Pompa Senrtifugal Rumah Keong ∑
Pompa Sentrifugal Diffuser
Baling – baling pengarah yang tetap mengelilingi runner atau impeler pada pompa jenis diffuser. Laluan – laluan yang berangsur – angsur
mengembang
ini
akan
menngubah
arah
aliran
dan
mengkonversikannya menjadi tinggi – tekanan.
Gambar 11. Pompa Sentrifugal Diffuser ∑
Pompa Sentrifugal Turbin
Dikenal juga dengan pompa vorteks ( vortex ), periperi periphery, dan regeneratif, cairan pada jenis pompa ini dipusar oleh baling – baling impeler dengan kecepatan yang tinggi selama hampir dalam satu putaran di dalam saluran yang berbentuk cincin ( annular ), tempat impeler tadi berputar. Energi ditambahkan ke cairan dalam sejumlah impuls. Pompa sumur jenis diffuser sering disebut pompa turbin.
Gambar 12. Pompa Sentrifugal Turbin
b. Pompa Rotari
Pompa jenis rotari terdiri dari casing tetap yang didalamnya terdapat roda roda gigi (gerak), sudu-sudu (vanes), torak-torak, bumbungan (cam), segmen, sekrup-sekrup dan lain-lain yang beroperasi dengan jarak ruangan (regangan /clerence) yang minimum. Pada pompa rotari cairan diperangkap atau dijebak, di dorong ke casing yang tertutup, sama seperti torak pada pompa torak. Jenis – Jenis Pompa Rotari
1. Pompa bumbungan dan torak. 2. Pompa roda gigi luar. 3. Pompa roda gigi dalam. 4. Pompa laburar (sudu tebal). 5. Pompa sekrup (poros cilin). 6. Pompa sudu.
Gambar 13. Pompa Rotari Roda Gigi Luar Bila kipas itu sekarang diputar dengan cepat, maka sudu kemudian akan memberikan gerak putar terhadap rumah pompa pada zat cair yang berbeda dalam kipas. Gaya sentrifugal atau gaya pusingan yang terjadi disini mendorong zat cair kejurusan keliling sebuah kipas. Karena itu pada lubang aliran masuk dari kipas, timbul ruang kosong dengan kata lain ruang hampa udara. Akan tetapi diatas permukaan zat cair dalam sumber atau sumur, bekerja tekanan atmosfir. Jadi sekarang terdapat perbedaan tekanan, sehingga kolom zat cair dalam saluran isap bergerak dan zat cair masuk kedalam kipas dengan tekanan dan kecepatan tertentu. Dengan demikian ruang yang menjadi kosong pada lubang aliran masuk kipas, langsung zat cair terisi kembali. Pada keliling luar kipas, zat cair mengalir
dalam rumah pompa dengan tekanan dan kecepatan tertentu. Dalam rumah pompa ini zat cair disalurkan sedemikian rupa sehingga terdapat kecepatan kedalam tekanan yang sempurna. Oleh tekanan ini, kolom zat cair dalam saluran kempa digerakkan. c. Pompa Torak (Reciprocating)
Pompa reciprocating mempunyai torak, plunger, diafragma yang bergerak maju mundur didalam sebuah silinder. Silinder dilengkapi dengan katup – katup isap dan buang. Gerakan dari torak, plunger, diafragma bersama – sama dengan gerak yang sesuai dari katup – katup yang menyebabkan cairan mengisi dan tersalur secara silih berganti dari silinder. Jenis – jenis pompa torak (reciprocating)
1. Pompa Aksi Langsung 2. Pompa Tenaga 3. Pompa Jenis Tenaga Kapasitas Kecil 4. Pompa Jenis Diafragma 2.3.2
Gangguan Kerja Pompa
Pada setiap keterpasangan peralatan di pabrik terdapat gangguan kerja baik gangguan yang datang dari luar peralatan maupun gangguan yang ada pada peralatan tersebut. Gangguan kerja mempengaruhi kondisi peralatan sehingga peralatan tidak beroperasi sesuai dengan standart yang ditentukan. Pada pompa reciprocating, gangguan sering terjadi/terdapat adalah sebagai berikut : ∑
Turunnya tekanan pompa.
∑
Adanya getaran bunyi yang tidak wajar.
∑
Turunnya kapasitas pompa.
∑
Berkurangnya daya motor penggerak.
∑
Adanya kebocoran pada pompa. Gangguan – gangguan kerja tersebut diatas dapat terjadi sewaktu – waktu,
untuk itu perlu direncanakan bagaimana penanganggulangan yang dilakukan terhadap setiap gangguan tersebut.
2.3.3 Tinggi Tekan Pompa
Selama perencanaan sistem pemompaan ada sejumlah elemen yang harus diperhatikan tanpa memandang kelas dan jenis pompa apa yang dipilih untuk instalasi tersebut. Elemen ini termasuk tinggi tekan (head ), kapasitas, sifat cairan yang dipompakan, pemipaan, penggerak dan ekonomi. Jadi, secara umum, pembahasan salah satu faktor ini sama-sama berlaku untuk pompa sentrifugal, rotari atau torak. Dengan demikian, tinggi tekan pompa biasanya tidak akan diubah oleh kelas unit yang dipilih. Beberapa perkecualian yang timbul umumnya terbatas pada jenis pompa tertentu dan akan ditunjukkan nanti. Yang kadang-kadang dilalaikan selama perencanaan sisten adalah konsep penting ekonomi desain yang bermula dari proyek dan berkelanjutan selama pemakaiannya. Misalnya pengkajian tentang kondisi tinggi tekan dan lokasi pompa dapat menghasilkan penghematan daya yang berharga dalam periode yang lama tanpa memperbesar harga awal proyek tersebut. Pemilihan ukuran pipa yang bijak, yang didasarkan pada beban yang dapat ditaksir atau beban masa mendatang yang dihitung, adalah contoh lain tentang bagaimana perencanaan pendesainan
dapat
dilaksanakan
untuk
mengimbanginya
dalam
bentuk
keekonomian operasi. Jadi sementara bab ini membahas tinggi tekan ( head ) pada pompa, ditinjau juga dari segi hidraulik praktis, juga diperhatikan bagaimana persiapan pemilihan dapat mempengaruhi keseluruhan instalasi. 2.4
Kompresor
Kompresor adalah mesin atau alat mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan atau memampatkan fluida gas atau udara. Kompresor biasanya menggunakan motor listrik, mesin diesel atau mesin bensin sebagai tenaga penggeraknya. Udara
bertekanan hasil dari
kompresor biasanya
diaplikasikan atau digunakan pada pengecatan dengan teknik spray/ air brush, untuk
mengisi
angin
ban,
pembersihan,
pneumatik,
gerindaudara
(airgerinder)danlainsebagainya. Prinsip kerja kompresor dapat dilihat mirip dengan paru-paru manusia. Misalnya ketika seorang mengambil napas dalam – dalam untuk meniup api lilin, maka ia akan meningkatkan tekanan udara di dalam paru-paru, sehingga
menghasilkan udara bertekanan yang kemudian digunakan atau dihembuskan untuk meniup api lilin tersebut.
2.4.1
Jenis-Jenis Kompresor
a. Kompresor Perpindahan Positif
Kompresor perpindahan positif dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu kompresor piston (reciprocating compressor) dan kompresor putar (rotary). ∑
Kompresor piston/torak (Reciprocating) 1) Kompresor Piston Kerja tunggal
Kompresor
piston
kerja
tunggal
adalah
kompresor
yang
memanfaatkan perpindahan piston, kompresor jenis ini menggunakan piston yang didorong oleh poros engkol (crankshaft) untuk memampatkan udara/ gas. Udara akan masuk ke silinder kompresi ketika piston bergerak pada posisi awal dan udara akan keluar saat piston/torak bergerak pada posisi akhir/depan.
Gambar 14. Kompresor piston/torak ( Reciprocating )
2) Kompresor Piston Kerja ganda
Kompresor piston kerja ganda beroperasi sama persis dengan kerja tunggal, hanya saja yang menjadi perbedaan adalah pada kompresor kerja ganda, silinder kompresi memiliki port inlet dan outlet pada kedua sisinya. Sehingga meningkatkan kinerja kompresor dan menghasilkan udara bertekanan yang lebih tinggi dari pada kerja tunggal.
Gambar 15. Kompresor piston kerja ganda 3) Kompresor Diafragma
Kompresor diafragma adalah jenis klasik dari kompresor piston, dan mempunyai kesamaan dengan kompresor piston, hanya
yang
membedakan adalah, jika pada kompresor piston menggunakan piston untuk memampatkan udara, pada kompresor diafragma menggunakan membran fleksible atau difragma.
Gambar 16. Kompresor diafragma
∑
Kompresor putar (Rotary ) 1) Kompresor Screw ( Rotary Screw Compressor )
Kompresor screw merupakan jenis kompresor dengan mekanisme putar perpindahan positif, yang umumnya digunakan untuk mengganti kompresor piston, bila diperlukan udara bertekanan tinggi dengan volume yang lebih besar.
Gambar 17. Kompresor putar ( Rotary) 2) Lobe 3) Vane 4) Liquid Ring 5) Scrol
b. Kompresor Dinamis
Kompresor dinamis dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kompresor sentrifugal dan kompresor aksial. ∑
Kompresor Sentrifugal
Kompresor sentrifugal merupakan kompresor yang memanfaatkan gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh impeller untuk mempercepat aliran fluida udara (gaya kinetik), yang kemudian diubah menjadi peningkatan potensi tekanan (menjadi gaya tekan) dengan memperlambat aliran melalui diffuser.
Gambar 18. Kompresor Sentrifugal
∑
Kompresor Aksial
Kompresor aksial adalah kompresor yang berputar dinamis yang menggunakan serangkaian kipas air foil untuk semakin menekan aliran fluida. Aliran udara yang masuk akan mengalir keluar dengan cepat tanpa perlu dilemparkan ke samping seperti yang dilakukan kompresor sentrifugal. Kompresor aksial secara luas digunakan dalam turbin gas/udara seperti mesin jet, mesin kapal kecepatan tinggi, dan pembangkit listrik skala kecil.
Gambar 19. Kompresor Aksial 2.5
Kondensor
Kondensor merupakan alat penukar kalor (Heat Exchanger) yang berfungsi mengkondensasikan
uap bekas dari turbin menjadi air (air
kondensat). Selanjutnya air tersebut disirkulasikan kembali keboiler untuk diproses kembali menjadi uap. Condensor dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Direct Contact Condensor/Jet Condensor Prinsipnya mencampur uap dan air pendingin yang di sprey kan dalam satu tabung sehingga terbentuk air kondensate dan biasanya campuran air yang terbentuk diinjeksikan lagi keperut bumi untuk menjaga kelestarian alam. Direct-contact atau open condenser digunakan pada beberapa kasus khusus seperti Geothermal power plant, Pada power plant yang menggunakan perbedaan temperatur di air laut (OTEC) 2. Surface Condensor Prinsip
kerja
surface
shell kondensor melalui
condenser
Steam
masuk
ke
dalam
steam inlet connection pada bagianatas
kondensor. Steam kemudian bersinggungan dengan tube kondensor yang bertemperatur rendah sehingga temperatur steam turun dan terkondensasi,
menghasilkan kondensat yang terkumpul pada hotwell. Temperatur rendah pada tube dijaga dengan cara mensirkulasikan air yang menyerap kalor dari steam pada proses kondensasi. Kondensat yang terkumpul di hotwell kemudian dipindahkan dari kondensor dengan menggunakan pompa kondensat ke exhaust kondensat. Ketika meninggalkan kondensor, hampir keseluruhan steam telah terkondensasi kecuali bagian yang jenuh dari udara yang ada di dalam sistem. Udara yang ada di dalam sistem secara umum timbul akibat adanya kebocoran pada perpipaan, shaft seal, katup-katup, dan sebagainya. Udara dijenuhkan oleh uap air, kemudian melewati air cooling section dimana campuran antara uap dan udara didinginkan untuk selanjutnya dibuang dari kondensor dengan menggunakan air ejectors yang berfungsi untuk mempertahankan vacuum di kondensor. Untuk menghilangkan udara yang terlarut dalm kondensat akibat adanya udara di kondensor, dilakukan de-aeration. De-aeration dilakukan di kondensor dengan memanaskan kondensat dengan steam agar udara yang terlalut pada kondensat akan menguap. Udara kemudian ditarik ke air cooling section dengan memanfaatkan tekanan rendah yang terjadi pada air cooling section. Air ejector kemudian akan memindahkan udara dari sistem. Pada Surface Condensor terdapat 2 jenis, yaitu :
a. Horizontal Kondensor Air pendingin masuk konddensor melalui bagian bawah, kemudian masuk ke dalam pipa-pipa pendingin dan keluar pada bagian atas Sedangkan arus panas masuk lewat bagian tengah kondenser dan keluar sebagai kondensat pada bagian bawah kondensor.
Gambar 20. Penampung Horizontal kondensor
b. Vertical Kondensor Air pendingin masuk kondensor melalui bagian bawah, kemudian masuk ke dalam pipa-pipa pendingin dan keluar pada bagian atas Sedangkan arus panas masuk lewat bagian atas kondenser dan keluar sebagai kondensat pada bagian bawah kondensor.
Gambar 21. Penampung Vertikal Kondensor Fungsi Utama Kondensor
∑
Merubah uap bekas dari turbin menjadi air embun.
∑
Dengan vakum kondensor yang bagus, maka efisiensi turbin bagus.
∑
Menampung dan mengontrol air kondensat.
∑
Mengeluarkan udara atau gas yang tidak terkondensasi.
8. gambar kerja a) Fungsi Gambar Gambar merupakan sebuah alat untuk menyatakan maksud, terutama bagi orang-orang teknik. Oleh karena itu gambar sering juga disebut sebagai bahasa Teknik. Sebagai bahasa teknik, diharapkan sebuah gambar dapat meneruskan keterangan-keterangan secara tepat & obyektif. Dalam bidang otomotif, gambar proyeksi, gambar potongan sering digunakan untuk menunjukkan bentuk dan nama komponen bagian luar, menunjukkan bentuk dan nama komponen bagian dalam serta membantu menjelaskan prinsip-prinsip kerja mesin. Simbol-simbol, kode-kode dan diagram kerja/rangkaian sistem kelistrikan juga digunakan pada bidang otomotif. Bahkan pada mobil-mobil baru selalu disertakan buku manual (manual book) yang berisi gambar-gambar dan keterangan tentang mobil tersebut. Penunjukkan gambar-gambar dalam buku manual dapat mempermudah para mekanik dan pemiliki kendaraan untuk memelihara/servis serta memperbaiki kendaraan. Gambar teknik mempunyai beberapa fungsi yaitu : (1) Penyampaian Informasi Gambar mempunyai tugas menyampaikan maksud dari perancang dengan tepat kepada pihak lain misalnya perencanaan proses, pembuatan, pemeriksaan dan perakitan produk/ komponen. Apabila kita mengamati proses pembuatan produk/komponen mesin, selalu kita temukan gambar. Gambar tersebut digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan bentuk dan ukuranukuran produk/komponen mesin yang akan dibuat. Simbol-simbol, kode-kode dalam bentuk diagram rangkaian kelistrikan digunakan untuk menyampaikan informasi tentang komponen-komponen kelistrikan, jalur-jalurpengawatan dan sebagainya. Apabila rangkaian kelistrikan digambar den gan gambar aslinya, maka ilustrasinya akan menjadi rumit dan sulit untuk dimengerti.
pada persoalan khusus dalam bidang teknik. 2) Memahami alat-alat gambar & cara penggunaannya Untuk dapat menggambar teknik dengan baik diperlukan alat-alat gambar yang lengkap dan cara menggunakan, membersihkan dan menyimpan alat-alat dengan baik. Alat-alat gambar yang bisa digunakan dalam mengambar teknik antara lain : a) Kertas gambar dengan standarnya (ukurannya) b) Pensil, pena atau rapido c) Jangka dan kelengkapannya d) Macam-macam mistar (mistar segitiga, mistar) e) Macam-macam mal f) Papan gambar dan Meja gambar g) Penghapus dan pelindung penghapus h) Mesin gambar
a) Kertas gambar dengan standarnya (ukurannya) Macam-macam kertas gambar yang digunakan sesuai dengan tujuan gambar meliputi : - Kertas gambar untuk tata letak. Untuk gambar tata letak dengan pensil dipergunakan kertas gambar putih biasa, kertas sketsa atau kertas milimeter. - Kertas gambar untuk gambar asli. Gambar asli digambar pad a kertas kalkir, karena gambar cetak biru (blueprint) atau cetak kontak dibua t langsung dari gambar tersebut. Kualitas kertas yang baik adalah tahan lama, tahan lembab, mudah untuk menggambar pensil/tinta dan mudah dicetak kembali. - Film gambar dipergunakan untuk gambar yang teliti, dapat disimpan untuk jangka waktu yang lama dan tidak boleh memuai maupun menyusut. Kertas gambar mempunyai ukuran panjang dan lebar yang sudah terstandar. Sesuai dengan sistem ISO(International Standardization for Organization) dan NNI (Nederland Normalisatie Instituet), ukuran kertas gambar ditentukan sebagai berikut (lihat tabel 1). b) Standar Gambar Teknik Standar gambar teknik merupakan suatu keseragaman yang telah disepakati bersama dengan tujuan untuk menghindari salah pengertian dalam komonikasi teknik. Orang-orang terkait dalam bidang gambar teknik perlu mengetahui tentang standar. Orang-orang terkait tersebut antara lain siswa pada kelompok teknologi dan industri, para perencana produk, operator mesin, operator perakitan, mekanik dan pengontrol mutu dari suatu produk/mesin. Standar gambar teknik dapat diberlakukan di dalam lingkungan perusahaan, antar perusahaan/industri di dalam suatu negara, bahkan standar gmbar teknik dapat diberlakukan pada industri antar negara yang dikenal dengan Standar Internasional atau disingkat S 1. Negara-negara yang sudah membuat standar antara lain : (1) Jepang ( JIS ) (2) Belanda ( NEN ) (3) Jerman ( DIN ) (4) Indonesia ( SII ) (5) Standar Internasional ( ISO ) ISO (Internasional Standardization for organization)bertujuan untuk menyatukan pengertian teknik antar bangsa dengan jalan membuat standar. Standar yang dibuat tersebut kemudian dibawa ke forum internasional dengan tujuan : (1) Memudahkan perdagangan nasional maupun internasional (2) Memudahkan komunikasi teknik (3) Bagi negara-negara berkembang, dapat memberi petunjuk-petunjuk praktis pada persoalan khusus dalam bidang teknik.
Tabel 1 ukuran kertas gambar Ukuran Ukuran
A0
Lebar
Panjang
841 mm
1189 mm
Sisi Kiri
C (Constant )
20 mm
10 mm
A1
594 mm
841 mm
20 mm
10 mm
A2
420 mm
594 mm
20 mm
10 mm
A3
297 mm
420 mm
20 mm
10 mm
A4
210 mm
297 mm
20 mm
5 mm
A5
148 mm
210 mm
20 mm
5 mm
Keterangan : C (Constan) pada tabel adalah ukuran tepi bawah, tepi atas dan tepi kanan. Sedangkan tepi kiri untuk setiap ukuran kertas gambar ditetapkan 20 mm hal ini di maksudkan agar gambar-gambar yang akan dibundel tidak terganggu gambarnya. Dari ukuran kertas pada tabel maka untuk mendapatkan ukuran kertas A 1 didapat dari A 0 dibagi dua, ukuran kertas A 2 didapat dari A 1 dibagi dua, ukuran kertas A 3 didapat dari A 2 dibagi dua dan ukuran kertas A 4 didapat dari A 3 dibagi dua. Kertas gambar Ukuran A 0 Ukuran kertas gambar dengan garis tepi
b) Pensil, Pena atau Rapido dan Penggunaannya Pensil yang dipakai untuk menggambar ada tiga macam yaitu pensil biasa, pensil yang dapat diisi kembali, dan pensil mekanik. Ketiga jenis pe nsil ini memiliki tingkat kekerasan tertentu mulai dari yang lunak sampai keras. Adapun tingkat kekerasan pensil dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2 Tingkat Kekerasan Pensil Lunak
Sedang
Keras
2B
B
4H
3B
HB
5H
4B
F
6H
5B
H
7H
6B
2H
8H
7B
3H
9H
Angka di depan huruf H menunjukkan tingkat kekerasannya (semakin besar angkanya semakin keras). Sedangkan angka di depan huruf B menunjukkan kelunakannya (semakin lunak, angkanya semakin besar).
3) Etiket (kepala gambar) dan Skala Gambar. Setiap gambar kerja selalu ada etiketnya. Etiket dibuat di sisi kanan bawah kertas gambar. Yang dicantumkan pada etiket meliputi: a) Nama yang membuat gambar, b) nama gambar, c) nama instansi/departemen/sekolah, d) nomor gambar, e) tanggal menggambar atau selesainya gambar, f) tanggal diperiksanya gambar dan nama yang memeriksa, g) ukuran kertas gambar yang dipakai, h) skala gambar, i) proyeksi yang dipakai pada gambar tersebut, j) satuan ukuran yang digunakan, k) berbagai data yang diperlukan untuk kelengkapan gambar. Contoh etiket seperti pada gambar 1.27
Gb 1.27 Etiket
Skala gambar adalah perbandingan ukuran linier pada gambar terhadap ukuran linier dari unsur yang sama dari benda. Ada 3 (tiga) macam skala gambar, yaitu : ukuran penuh, skala pembesaran, dan skala pengecilan. Skala pembesaran digunakan jika gambarnya di buat lebih besar daripada benda sebenarnya, misalnya ; 10 : 1, 5 : 1, 2 : 1. Skala penuh digunakan bilamana gambarnya di buat sama besar dengan benda sebenarnya ( 1 : 1 ). Skala pengecilan digunakan bilamana gambarnya di buat lebih kecil dari benda yang sebenarnya, misalnya : 1 : 2, 1 : 5, 1 : 10. a) Garis-garis gambar b) Gambar perspektif dan proyeksi c) Pemberian ukuran pada gambar (1) Penunjukan bagian benda (2) Penunjukan ukuran besaran Ukuran besaran benda terdiri dari ukuran panjang, lebar, tinggi secara keseluruhan. (3) Tanda anak panah (4) Penunjukan ukuran radius
Garis yang menunjukkan ukuran radius dari suatu benda, mengarah ke atau dari titik pusat radius tersebut. (5) Penunjukan ukuran ulir Ukuran ulir seperti gambar berikut ditulis dengan kod e ukuran M untuk ulir Metrik atau W untuk ulir Witworth (6) Penunjukan ukuran sejajar Ukuran sejajar memberikan pengertian bahwa bidang lain selalu diukur dari bidang patokan. (7) Penunjukan ukuran gabungan (8) Penunjukan ukuran berstep (9) Penunjukan ukuran sistim koordinat (10) Champer Untuk champer yang ukurannya melebihi 1 x 45 0 pada umumnya dicantumkan pada gambar kerja benda. (11) Penunjukan ketirusan Bidang tirus ditunjukkan dengan lambing . (12) Penunjukan pendakian Bidang mendaki ditunjukkan dengan lambang d) Toleransi Dalam penegerjaan pengepasan, bagian-bagian benda yang satu dengan yang lainnya harus dapat dipasang-pasang menjadi suatu susunan benda jadi yang lengkap. Ukuran masing-masing benda tersebut mempunyai ukuran toleransi, yakni batas ukuran yang menyimpang dari ukuran yang dipersyaratkan. Beberapa pengertian mengenai ukuran toleransi ini adalah: Ukuran Nominal (N) : adalah ukuran yang tertulis pada gambar yang dibaca tanpa toleransi Toleransi (T) adalah batasan penyimpangan ukuran dari ukuran nominal, penyimpangan tersebut dapat membesar atau mengecil dari ukuran nominal Penyimpangan Mengecil (L) adalah batasan ukuran terkecil yang diperbolehkan dari ukuran nominal Penyimpangan Membesar (U) adalah batasan ukuran terbesar yang diperbolehkan dari ukuran nominal Garis Penunjukan Dasar adalah semua standar suaian menggunakan dasar pada garis batas dasar yaitu nol yang dinyatakan dengan ukuran nominal ± 0,000